Kasus: penganiayaan

  • Pasutri Mojokerto Dilinggis Tetangga Diduga Gara-gara Taman

    Pasutri Mojokerto Dilinggis Tetangga Diduga Gara-gara Taman

    Mojokerto (beritajatim.com) – Diduga penganiayaan yang menimpa pasangan suami-istri (pasutri) di Mojokerto karena taman depan rumah korban. Permintaan pelaku untuk membongkar taman kecil depan rumah korban tak diindahkan sehingga menyebabkan emosi.

    Anak korban, DAN (16) menuturkan, sebelumnya pelaku, Sutomo (53) meminta korban, Restu Juwono untuk membongkar taman kecil yang ada di depan rumah. “S (pelaku) minta agar taman dibongkar. Padahal tanaman itu sudah lama ditanam ibu di depan rumah sebelum ada jalan paving,” ungkapnya, Minggu (10/12/2023).

    Korban Teresia Samio Puji Trisnani menanam bunga di depan rumahnya lantaran ada program penghijauan di depan ruman. Namun pelaku meminta membongkar agar rapi dan bisa dilewati kendaraan. Ia mengaku jika jalan lingkungan rumahnya masih bisa dilewati kendaraan meski ada tanam kecil.

    “Dulu kan ada program penghijauan depan rumah, ibu sudah nanam lama terus S (pelaku) tadi minta itunya (tanam) dibongkar. Ibu tidak mau soalnya sudah bagus, sudah rapi. Katanya sih biar rapi, biar jalannya lebar, padahal sepeda bisa riwa-riwi, muter juga. Gara-gara masalah taman ini,” jelasnya.

    Sementara itu, Kapolsek Prajurit Kulon, Kompol Maryoko saat dihubungi terkait aksi penganianyaan warga Pangreman Lapangan Gg 5 No 25F, RT 5 Rw 3, Lingkungan Pangreman Lapangan, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto yang dilakukan tetangganya sendiri mengaku masih melakukan pengecekan.

    “Iya masih dilakukan pengecekan anggota di lapangan,” tegasnya.

    Sebelumnya, pasangan suami-istri (pasutri) di Mojokerto menjadi korban penganiayaan tetangga sendiri, Minggu (10/12/2023). Akibatnya, kedua korban harus menjalani perawatan di IGD RSU Dr Wahidin Sudoro Husodo Kota Mojokerto.

    BACA JUGA:

    Linggis Beraksi, Sutomo Aniaya Suami Istri Warga Mojokerto

    Aksi penganiayaan tersebut menimpa Restu Juwono dan Teresia Samio Puji Trisnani warga Pangreman Lapangan Gg 5 No 25F, RT 5 Rw 3, Lingkungan Pangreman Lapangan, Kelurahan Kranggan, Kota Mojokerto. Aksi penganiayan tersebut terjadi sekira pukul 11.30 WIB. [tin/but]

  • Purel 18 Tahun New Scorpion Cafe Surabaya Gigit Tangan Teman

    Purel 18 Tahun New Scorpion Cafe Surabaya Gigit Tangan Teman

    Surabaya (beritajatim.com) – Purel usia 18 tahun New Scorpion Cafe masuk penjara gara-gara menggigit tangan temannya sendiri, Minggu (03/12/2023) kemarin. Wanita berinisial TUL itu kini dititipkan di sel tahanan Polrestabes Surabaya.

    Kapolsek Simokerto, Kompol M. Irfan menyatakan bahwa tersangka masih berusia 18 tahun dan bekerja sebagai pemandu lagu di New Scorpion Cafe, Jalan Kenjeran Nomor 24 Kota Surabaya.

    “Prosesnya lanjut. Tersangka berumur 18 tahun lebih 8 bulan,” terang M. Irfan ketika dihubungi Beritajatim.com, Minggu (10/12/2023).

    Kejadian itu bermula dari cekcok antara korban dan TUL usai bekerja dan sama-sama dalam kondisi mabuk. Saat itu, TUL ingin tidur di salah satu ruangan New Scorpion Cafe, namun ada laptop milik korban yang ditaruh di sofa.

    Oleh tersangka, laptop itu ditaruh di lantai sambil ngomel-ngomel. Karena terus mengomel, korban tersinggung dan membalas omelan dari TUL. Tersangka TUL pun langsung menjambak rambut korban.

    “Sempat dipisah oleh dua temannya. Namun, pertengkarannya terjadi lagi,” kata M. Irfan.

    Cekcok yang kedua dipicu karena tersangka TUL terus mengoceh dan kembali menyerang korban. Tersangka TUL menjambak sekaligus menggigit tangan korban hingga luka. Setelah kejadian itu, korban lantas melapor ke Polsek Simokerto.

    BACA JUGA:

    Perkosa Purel M9, Oknum Satpol PP Ditahan Polisi

    “Dokter sempat kaget karena lukanya cukup dalam untuk luka gigitan. Sekarang tersangka sudah kami amankan dan titipkan di Polrestabes Surabaya,” imbuh M. Irfan.

    Polisi menjerat tersangka TUL dengan pasal 351 KUHP terkait penganiayaan dengan hukuman maksimal lima tahun kurungan penjara. [ang/but]

  • Tawuran di Surabaya, 1 Motor Ludes Dibakar

    Tawuran di Surabaya, 1 Motor Ludes Dibakar

    Surabaya (beritajatim.com)– Aksi tawuran kembali terjadi di Surabaya pada Minggu (10/12/2023) dini hari. Dua kelompok yang belum jelas identitasnya bentrok di Jalan Margomulyo. Dalam peristiwa itu, satu motor dibakar habis.

    Informasi yang dihimpun beritajatim, dua kelompok yang tawuran itu sempat menutup akses jalan Margomulyo. Tawuran bubar ketika petugas posko terpadu barat datang setelah mendapat laporan masyarakat.

    Petugas sempat melakukan penyisiran ke berbagai gang di Jalan Margomulyo. Saat itu, sudah ada motor yang dibakar di sisi jalan Margomulyo arah masuk ke Surabaya. Tidak hanya itu, petugas juga menemukan satu motor dalam kondisi rusak dan satu motor yang ditinggalkan pemiliknya.

    BACA JUGA:Pasutri di Mojokerto Korban Penganiayaan Tetangga

    Petugas posko terpadu barat lantas melaporkan kejadian itu ke Polsek Asemrowo. Kini barang bukti motor diamankan di Polsek Asemrowo.

    Kapolsek Asemrowo Kompol Hegy Renanta saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut dan saat ini tengah proses penyelidikan. “Benar, saat ini kami masih dalam proses penyelidikan,” katanya melalui pesan singkat.

    Sementara Kanit Reskrim Iptu Daniel Napitupulu juga membenarkan, ketiga motor tersebut telah diamankan di Polsek Asemrowo. “Satu motor Shogun dibakar, 2 sepeda motor dirusak dan diamankan di Polsek,” tambahnya.

    Namun pihaknya belum bisa memastikan kelompok yang terlibat tawuran. Menurutnya, hal ini perlu diselidiki mendalam guna mengungkap kejadian sebenarnya.

    “Tawuran belum jelas dari kelompok mana mas, dan kita juga belum bisa ngomong kalo tawuran mas. Masih di identifikasi,” pungkasnya.

    Diketahui, pada Sabtu (09/12/2023) dini hari, aksi tawuran juga terjadi di Jalan Kenjeran. Dalam peristiwa itu, satu pelajar tewas karena luka bacok di punggung. (Ang/Aje)

  • Viral Tentara Israel Tangkap-Telanjangi Puluhan Pria di Gaza

    Viral Tentara Israel Tangkap-Telanjangi Puluhan Pria di Gaza

    Gaza City

    Tentara-tentara Israel yang dikerahkan ke Jalur Gaza dilaporkan menangkap puluhan pria Palestina lalu menelanjangi mereka, sebelum membawa mereka ke sebuah lokasi yang dirahasiakan. Sejumlah foto yang viral di media sosial menunjukkan pria-pria dilucuti pakaiannya dengan mata ditutup dan tangan diikat ke belakang.

    Laporan sejumlah media Israel menyebut pria-pria yang ditangkap itu ‘kemungkinan’ merupakan anggota Hamas. Namun orang-orang yang mengenali kerabat dan teman mereka dalam foto yang beredar, membantah tuduhan keterlibatan dengan kelompok militan Palestina tersebut.

    Seperti dilansir Middle East Eye dan TRT World, Jumat (8/12/2023), pria-pria itu ditangkap dari rumah-rumah dan sekolah-sekolah yang menampung warga Palestina yang mengungsi dari perang di Jalur Gaza bagian utara.

    Salah satu penangkapan dilaporkan terjadi ketika pasukan Israel, pada Kamis (7/12) waktu setempat, menyerbu sekolah-sekolah Khalifa bin Zayed al-Nahyan dan Aleppo di area Beit Lahia setelah mengepungnya selama berhari-hari.

    Beberapa rekaman video yang diambil penduduk setempat dan wartawan menunjukkan para penembak jitu Israel mengambil posisi di atap-atap rumah dekat sekolah Khalifa. Video lainnya menunjukkan sejumlah mayat berjenis kelamin laki-laki tergeletak di halaman sekolah Aleppo.

    Middle East Eye menyatakan tidak bisa memverifikasi secara independen rekaman video itu.

    Setelah memaksa semua orang keluar dari sekolah, tentara Israel menangkap para pria yang bergerak keluar dan membiarkan para wanita juga anak-anak melarikan diri dengan berlari.

    Menurut Euro-Mediterranean Human Rights Monitor, para pria di Jalur Gaza itu ditangkap secara sewenang-wenang dan dipukuli oleh tentara Israel.

    Rekaman video yang dirilis sejumlah akun Telegram dan media lokal Israel menunjukkan puluhan pria ditangkap, dengan pakaian mereka dilucuti, mata ditutup dan tangan diikat ke belakang. Sejumlah video menunjukkan pria-pria itu berlutut dalam keadaan telanjang di area permukiman sebelum diangkut dengan truk.

    Salah satu foto yang beredar menunjukkan pria-pria yang dilucuti pakaiannya dan hanya mengenakan celana dalam itu berbaris di area terbuka di semacam gurun pasir. Tidak diketahui secara jelas ke mana pria-pria itu dibawa.

    Militer Israel tidak memberikan pernyataan resmi atas penangkapan massal tersebut.

    Penuturan seorang saksi mata, yang dilaporkan Euro-Mediterranean Human Rights Monitor, menyebut dirinya melihat sedikitnya tujuh pria ditembak mati oleh tentara Israel karena tidak segera mematuhi perintah yang diberikan, termasuk melucuti pakaian mereka.

    Warga Palestina Bantah Kerabat Mereka yang Ditangkap terkait Hamas

    Sejumlah media Israel menyebut pria-pria yang ditangkap ‘kemungkinan’ adalah anggota Hamas. Juru bicara militer Israel Daniel Hagari, ketika dimintai komentar soal foto-foto yang beredar, mengklaim bahwa ‘para teroris telah menyerah’. Israel biasanya menggunakan istilah ‘teroris’ untuk menyebut anggota Hamas.

    Namun sejumlah warga Palestina yang mengenali kerabat mereka dalam foto-foto yang beredar, membantah mereka terkait Hamas atau militan lainnya.

    Salah satunya Hani Almadhoun, seorang warga Amerika keturunan Palestina yang tinggal di Virgina, yang mengenali kerabatnya dalam foto itu dan menegaskan kepada Reuters bahwa mereka adalah ‘warga sipil tidak bersalah yang tidak ada kaitannya dengan Hamas atau faksi lainnya’.

    “Mereka membawanya dari sebuah rumah milik keluarga, di area pasar. Mereka menahan saudara laki-laki saya, Mahmoud (32), putranya Omar (13), keponakan saya lainnya Aboud (27), dan ayah saya yang berusia 72 tahun, dan beberapa saudara ipar saya,” tutur Almadhoun.

    Outlet media berbasis di London, Al-Araby al-Jadeed atau The New Arab, menyatakan salah satu jurnalis mereka bernama Diaa al-Kahlout, yang menjadi koresponden di Jalur Gaza, ada di antara pria-pria Palestina yang ditangkap tentara Israel. Bahkan beberapa anggota keluarga Al-Kahlout juga ikut ditangkap.

    Sosok Al-Kahlout juga dikenali oleh sahabatnya, Ramy Abdu, yang merupakan pendiri dan direktur Euro-Mediterranean Human Rights Monitor. Abdu bahkan menyebut dirinya juga mengenali seorang kepala sekolah dan seorang pegawai PBB di antara pria-pria yang ditangkap Israel tersebut.

    Disebutkan juga oleh Euro-Mediterranean Human Rights Monitor dalam laporannya bahwa terdapat sejumlah dokter, akademisi, jurnalis dan warga lanjut usia di antara pria-pria Palestina yang ditangkap pasukan Israel tersebut.

    Hamas Kecam Penangkapan Massal Warga Sipil Gaza oleh Israel

    Osama Hamdan, salah satu pejabat biro politik Hamas, membantah penangkapan massal telah dilakukan oleh pasukan Israel terhadap anggota kelompoknya.

    Dia menegaskan kepada Al Araby TV bahwa rekaman dan foto yang beredar menunjukkan ‘penangkapan dan penganiayaan terhadap warga sipil tidak bersenjata yang tidak ada hubungannya dengan operasi militer’.

    Hamdan juga menyamakan penangkapan massal oleh Israel di Jalur Gaza itu dengan ‘kamp konsentrasi Nazi’.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Polisi Tangkap Pelaku Pemukulan gara-gara Disorot Lampu Mobil

    Polisi Tangkap Pelaku Pemukulan gara-gara Disorot Lampu Mobil

    Surabaya (beritajatim.com) – Polisi menangkap pelaku pemukulan sepasang kekasih di Tambaksari gara-gara lampu mobil yang terlalu terang. Perlu diketahui, Pria bernama Viktor (57) itu memukuli tetangganya sendiri Melvil (30) dan Irene (30) gara-gara lampu mobil sepasang kekasih itu dianggap terlalu terang.

    Kanit Reskrim Polsek Tambaksari, AKP Aman Hasta mengatakan, bahwa polisi telah menetapkan Viktor sebagai pelaku atas tindak penganiayaan. “Tersangka terbukti melakukan penganiayaan terhadap dua korban, tetangga sebelah rumahnya,” ungkap Aman dikonfirmasi, Selasa (5/12).

    Saat ini Viktor sudah dijebloskan ke dalam penjara Polrestabes Surabaya. Hal ini dilakukan karena sel tahanan Polsek Tambaksari masih dalam tahap renovasi. “Sudah ditahan dititipkan di Mako Polrestabes Surabaya, karena sel tahanan Polsek Tambaksari saat ini masih renovasi,” pungkas Aman Hasta.

    Sebelumnya,  Alasan lampu mobil terlalu terang, seorang warga Lebak Arum berinisial VC (35) memukuli tetangganya pada Kamis (14/09/2023) pukul 7 malam. Aksi VC terekam CCTV dan sudah dilaporkan ke Polsek Tambaksari.

    Melville Nathaniel (32) korban pemukulan dari VC mengatakan bahwa kejadian itu bermula ketika ia dan teman wanitanya bernama irene Kusumawati (30) hendak pulang ke Jl. Lebak Arum IV. Saat melintas di depan rumah VC, Irene yang mengendarai mobilnya diteriaki oleh VC karena lampu mobilnya terlalu terang. Merasa diteriaki, Irene membuka jendela dan mempertanyakan sikap VC. Saling adu argumen sempat terjadi beberapa saat. VC juga menyemprotkan air ke dalam mobil.

    Irene yang kepalang basah langsung pulang ke rumahnya yang berjarak 4 rumah dari rumah VC. Melville heran karena Irene mengendarai mobil namun pulang dalam kondisi basah. Disitulah Irene bercerita jika VC baru saja menyemprotkan air dengan alasan lampu mobil terlalu terang

    “Saya tidak terima terus saya datangi rumah Victor. Ia sempat menjelaskan beberapa hal lalu tiba-tiba saya dipiting untuk melihat bagian mobil mana yang ia semprot,” ujar Melville diwawancarai awak media, Minggu (17/09/2023).

    Dalam kondisi dipiting, Melville kemudian dibanting saat sudah berjalan beberapa meter. Disitu, Melville langsung dipukuli oleh VC. Irene yang mengikuti dari luar kemudian berlari untuk memisahkan VC dan Melville. Namun sayang, Irene juga kena pukul di bagian wajahnya. (ang/kun)

    BACA JUGA: Lampu Mobil Terlalu Terang, Warga Lebak Arum Dihajar Tetangganya Sendiri

  • Druze, Suku Arab yang Banyak Direkrut Israel ke IDF untuk Pecah Belah

    Druze, Suku Arab yang Banyak Direkrut Israel ke IDF untuk Pecah Belah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel disebut lebih banyak merekrut orang-orang Druze yang merupakan salah satu suku berbahasa Arab di wilayah itu.

    Anggota Parlemen Knesset Arab-Israel, Hanin Zoabie, menilai langkah Israel merekrut orang-orang Arab termasuk Druze untuk memecah belah mereka.

    Sekitar 83 persen anak muda Suku Druze diperkirakan mendaftarkan diri dalam Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

    Suku Druze menempati pendaftar militer tertinggi di antara semua komunitas dan sektor masyarakat Israel, termasuk semua orang Yahudi, dikutip dari I24 News.

    Kenyataan ini menjadi sebuah kebanggaan bagi pemerintah Israel dan komunitas Druze.

    Suku Druze merupakan kelompok minoritas berbahasa Arab dengan populasi sebesar 150.000 jiwa atau 2 persen dari total populasi Israel.

    Dilansir dari Al Majalla, Suku Druze di Israel banyak menempati wilayah utara Galilea, Karmel, dan Dataran Tinggi Golan.

    Para pemimpin Druze menandatangani “perjanjian darah” dengan Israel pada 1956 yang mewajibkan komunitas tersebut untuk bergabung dengan IDF.

    Sudah lebih dari 50 tahun Suku Druze menjalankan perjanjian ini yang menewaskan ratusan warganya untuk melindungi Israel.

    Kewajiban wajib militer bagi masyarakat Druze menjadi perdebatan panjang di kalangan komunitas Druze di Israel.

    Perdebatan ini meningkat setelah konferensi di Amman pada 2001 yang disponsori ole Walid Jumblatt, pemimpin Druze Lebanon. Jumblatt meminta agar Suku Druze Israel tidak bergabung dengan IDF untuk berperang melawan saudara mereka Palestina.

    Jika mereka harus bertugas, Jumblatt berharap bahwa masyarakat Druze tidak menyerang Palestina yang sedang berjuang melawan pendudukan Israel.

    Namun, mayoritas masyarakat pendukung wajib militer Druze beranggapan bahwa keterlibatan dalam IDF sebagai bentuk kesetiaan Druze di Timur Tengah terhadap tanah air mereka, dilansir dari Jewish Virtual Library.

    Ketika dilihat dari keterikatan generasi secara berabad-abad, secara umum Suku Druze adalah komunitas Arab Timur Tengah. Populasi Druze saat ini bisa ditemui, terutama di Suriah, Lebanon, Yordania, Israel, dan Palestina.

    Diperkirakan lebih dari 1,5 juta suku Druze ada di dunia saat ini. Walaupun sebagian besar mereka tinggal di Timur Tengah, peristiwa konflik dan penganiayaan serta tekanan ekonomi dan politik membuat komunitas Druze tersebar di berbagai belahan dunia, dilansir dari Arab News.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Suku Druze sangat erat memegang nilai-nilai komunitasnya dan tertutup dari dunia luar. Sejak tahun 1043, masyarakat Druze tidak diperbolehkan berpindah agama. Bagi orang-orang yang bukan inisiat atau “juhhal” di kalangan Druze sendiri tidak mempunyai akses terhadap teks agama mereka.

    Sangat langka terjadi pernikahan antara orang Druze dengan orang luar. Pernikahan anak muda Druze dengan pihak luar akan menjadi pertanda buruk bagi masa depan masyarakat Druze dalam jangka panjang.

    Hingga saat ini, masih banyak misteri yang tersembunyi di balik Suku Druze.

    “Mustahil untuk memahami identitas etnis Druze tanpa membahas sejarah Timur Tengah dan mengingat bahwa ini adalah negeri dengan peradaban kuno dan saling tumpang tindih,” ungkap Eyad Abu Shakra, seorang pakar antropologi, geografi, dan sejarah Druze.

    “Ini adalah tempat lahirnya tiga agama Ibrahim di dunia, penghubung dua jalur perdagangan bersejarah, Jalur Dupa, dan Jalur Sutra, dan terletak di persimpangan Asia, Afrika, dan Eropa. Oleh karena itu, mengingat penaklukan, perkawinan campur, dan perpindahan penduduk sepanjang sejarah, antropologi Timur Tengah terlalu rumit untuk memungkinkan pembicaraan tentang ras murni.” imbuhnya.

    Imajinasi penulis dan sejarawan Barat menghubungkan Druze dengan Druid di Inggris kuno, bawahan Raja Hiram dari Tirus Fenisia, pembangun kuil Sulaiman, bahkan sebagai sisa orang Israel yang melarikan diri dari murka Musa setelah penghancuran anak lembu cair.

    Sulit untuk mengungkap dan memahami keyakinan Druze dengan sistemnya yang sangat tertutup.

    “Nenek moyang kami, Muwahhidun, menutup diri terhadap agama,” tulis Dr Anis Obeid, dalam bukunya berjudul The Druze and their Faith in Tawhid.

    “Banyak anggota Druze sendiri yang tidak tahu apa agama mereka, kecuali beberapa poin pembicaraan,” imbuhnya.

    Suku Druze dikenal memuja sejumlah nabi, seperti Yitro (Shu’aib) dan Ayub (Ayyub), tempat suci, serta pertemuan keagamaan yang disebut Laylet Al-Jum’a.

    Komunitas Suku Druze hingga saat ini tetap bertahan di seluruh dunia yang membuktikan kepatuhan mereka terhadap prinsip taqiyya untuk melindungi diri. Mereka telah beradaptasi dengan lingkungannya dan berjanji setia kepada negara mana pun yang ditinggali.

  • Horor Penjara Israel, Remaja Palestina Dipukuli Sampai Ada yang Tewas

    Horor Penjara Israel, Remaja Palestina Dipukuli Sampai Ada yang Tewas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sejumlah remaja Palestina mengungkapkan horor dan kekejaman di penjara Israel.

    Mereka mendapat perlakuan tidak manusiawi kerap dipukuli sipir penjara, bahkan ada pula remaja yang tewas diduga karena dipukuli sipir Israel.

    Mohammed Nazal, seorang remaja Palestina yang dibebaskan oleh Israel selama gencatan senjata berlangsung pekan lalu, menceritakan penderitaanya kerap digebuki oleh sipir Israel selama di penjara.

    Israel berusaha menyangkal segala pernyataan Nazal dan menggambarkannya sebagai pembohong.

    Remaja dari kota Qabatiya di Tepi Barat ini mengatakan kepada media Arab dan Barat bahwa ia dipukuli dan tidak diberi bantuan medis, dikutip dari Al Jazeera.

    Kesaksian dan catatan medis yang telah diverifikasi oleh lembaga pengecekan fakta memberikan bukti bahwa penganiayaan brutal yang dialami oleh warga Palestina di penjara Israel semakin memburuk sejak perang Israel-Hamas pada 7 Oktober.

    Nazal merupakan salah satu remaja dari 100 warga Palestina yang ditahan pada bulan Agustus lalu tanpa alasan yang jelas.

    “Dia terus memukuli saya selama delapan menit dengan tongkat dan tanpa peduli di mana tongkat itu mendarat,” ungkap Nazal.

    “Saya menutupi kepala saya. Tongkat itu diarahkan ke sini, ke kepalaku, tapi tanganku lah yang menerima pukulannya.” imbuhnya.

    Salah satu foto Nazal yang menunjukkan kedua tangannya dibalut perban menjadi viral. Nazal mengatakan bahwa kedua tangannya patah tulang dan beberapa jari di tangannya juga patah. Nazal mungkin memerlukan operasi dalam perjalanan menuju pemulihan.

    Nazal sakit selama sepekan di lantai akibat pemukulan sipir Israel tanpa adanya pertolongan medis. Nazal baru bisa menceritakan pengalamannya ini saat kembali dipertemukan dengan keluarganya oleh Palang Merah.

    Ofir Gendelman, pejabat media di kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menunjukkan video yang memperlihatkan tangan Nazal tidak dibalut dan baik-baik saja selama perjalanan di bus Palang Merah.

    Hal ini untuk membantah tuduhan kekerasan yang dilayangkan kepada Israel.

    Gendelman menyatakan masyarakat Palestina berbohong tentang kebenaran yang terjadi selama di penjara.

    Nazal bukan satu-satunya yang menceritakan pengalaman kekerasan yang dilakukan militer Israel di penjara.

    Khalil Mohamed Badr al-Zamaira, berusia 18 tahun, termasuk dalam 39 tahanan yang dibebaskan pada Minggu (26/11) bercerita tidak ada perlakuan yang berbeda bagi anak-anak.

    “Mereka tidak membedakan antara tua dan muda,” kata al-Zamaira, dilansir dari Middle East Eye.

    “Dua remaja dipindahkan dari penjara Ofer karena tulang rusuknya patah. Mereka tidak bisa bergerak.” imbuhnya.

    Para remaja yang dibebaskan mengatakan mereka secara rutin dipukuli, dipermalukan di penjara, dan persediaan air serta makanan sangat langka.

    Dipukuli hingga tewas

    Salah satu tawanan yang diidentifikasi bernama Thaer Abu Assab dilaporkan dipukuli hingga tewas di penjara.

    Praktik-praktik kekerasan di penjara Israel sebenarnya telah dipublikasikan sejak beberapa dekade lalu, saat wilayah tersebut dalam kendali Inggris.

    Misbar, platform pengecekan fakta Arab, menganalisis catatan medis yang dikeluarkan pada saat Nazal dibebaskan. Catatan tersebut menunjukkan bahwa tulang metakarpal atau tulang pipih di punggung tangan milik Nazal mengalami patah tulang.

    Nazal dan ribuan warga Palestina lainnya ditahan di bawah “penahanan administratif”. Hukum Israel memungkinkan penahanan warga Palestina selama enam bulan tanpa pengadilan dan tuduhan.

    Rentang itu sering diperpanjang dengan batas yang tidak jelas.

    Kelompok Hak Asasi Manusia juga melaporkan bahwa Layanan Penjara Israel membatasi akses terhadap air, makanan, perawatan medis, dan barang-barang komunal bagi para tahanan.

    Para tahanan tidak diperkenankan mendapat kunjungan dari keluarga atau pengacara mereka.

    Banyaknya jumlah tahanan memungkinkan penyediaan tempat tidur yang tidak layak. Anak-anak yang ditahan bahkan harus menghadapi pengadilan militer Israel.

    (cpa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Dua Personel Satpol PP Surabaya Dianiaya Alami Patah Tulang

    Dua Personel Satpol PP Surabaya Dianiaya Alami Patah Tulang

    Surabaya (beritajatim.com) – Dua personel Satpol PP Surabaya korban penganiayaan buruh pada Kamis (30/11/2023) kemarin mengalami patah tulang. Keduanya harus menjalani perawatan intensif di RS Soewandi.

    Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono mengatakan, pihaknya telah menerima laporan terkait penganiayaan itu dari Satpol PP Surabaya. Dua anggota Satpol PP Surabaya yang menjadi korban penganiayaan adalah Abdul Muid Kafi (25) dan Tareq Aziz (31). Kejadian itu terjadi di pedestrian jalan Ahmad Yani (depan JNE Taman Pelangi).

    “Para korban sedang menjalankan tugasnya untuk pengamanan unjuk rasa kemarin,” kata Hendro, Jumat (1/12/2023).

    Saat itu, akses Jalan Ahmad Yani tertutup oleh massa demonstran yang berjumlah ribuan. Kemudian di belakang demonstran ada beberapa pengendara jalan yang meminta untuk dibantu agar bisa melintasi Jalan Ahmad Yani.

    Muid dan Aziz yang mengetahui ada pengendara kesusahan pun langsung mendekati pendemo dan meminta agar jalan dibuka sedikit.

    BACA JUGA:
    Eri Cahyadi Minta Polisi Segera Tangkap Penganiaya Satpol PP

    Namun, bukannya membuka jalan, beberapa oknum buruh langsung melayangkan pukulan ke kepala Muid. Melihat temannya dipukuli, Aziz pun berusaha menyelamatkan temannya. Namun, Aziz juga ikut dikeroyok dan diinjak-injak oleh oknum buruh yang berdemo.

    “Korban mengalami retak tulang bawah, lalu juga ada di bagian rusuk dan kepala belakang,” tegas Hendro.

    Petugas kepolisian saat ini sudah melakukan penyelidikan dan mengamankan berbagai alat bukti termasuk rekaman CCTV di sekitar lokasi. Hendro berjanji bahwa petugas kepolisian akan bekerja secara maksimal untuk menangkap pelaku.

    BACA JUGA:
    DPRD Surabaya Kecam Penganiayaan Satpol PP oleh Buruh

    Sementara itu, Nuruddin Hidayat Juru Bicara massa demo buruh mengatakan bahwa pihaknya menyayangkan adanya aksi kekerasan saat demo. Ia pun akan mencari pelaku bersama dengan kawan-kawan buruh lainnya.

    “Kalau lihat dari seragamnya teman-teman Garda Metal, saya mau klarifikasi apa yang terjadi,” pungkasnya. [ang/beq]

  • Diselingkuhi, Suami di Surabaya Bakar Istri dan Anak Tiri

    Diselingkuhi, Suami di Surabaya Bakar Istri dan Anak Tiri

    Surabaya (beritajatim.com) – Sutikno, warga Sambikerep duduk di kursi pesakitan di PN Surabaya. Dia didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) telah melakukan penganiayaan terhadap istri siri dan anak tirinya dengan cara dibakar. Akibatnya, korban mengalami luka bakar hampir 90 persen.

    Dalam persidangan, terdakwa Sutikno didakwa melanggar Pasal 340, Pasal 351 ayat 3, Pasal 80 ayat 2 KUHP tentang perlindungan anak. Selain melukai istri sirinya, pembakaran tersebut juga melukai anak tirinya.

    Usai membacakan dakwaan, JPU menghadirkan tiga saksi yang salah satunya yaitu anak tiri terdakwa bernama Dimas. Dimas mengaku melihat ibunya tidur di ruang tamu dan tiba-tiba ada api yang menyambar sang ibu.

    “Waktu itu saya belum melihat api, ibu saya saat itu lagi tidur di ruang tamu. Tidak lama kemudian saya melihat sambaran api dan kaca pecah, dipecah terdakwa,” kata Dimas memberikan keterangan di persidangan.

    BACA JUGA:
    Pasangan Selingkuh Bunuh Istri di Surabaya Dituntut 12 Tahun

    Meskipun dirinya juga turut terbakar, Dimas mencoba untuk memadamkan api yang membakar ibunya. Dan mencoba keluar berteriak minta tolong. “Saya lompat keluar dari jendela yang pecah dan minta tolong pada warga,” tambahnya.

    Untuk diketahui, Peristiwa kebakaran itu terjadi di rumah di Dukuh Bulu Gang Kinco RT 01 RW 04 Kelurahan Lontar pada Jumat (13/4/2023) sekitar pukul 23.30 WIB malam hari. Kejadian itu bermula dari sakit hati karena dugaan perselingkuhan.

    Akibat kejadian itu, istri NNZ (37) dan kedua anak tirinya DR (17) dan AB (8) menderita luka bakar serius sehingga dilarikan ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Sementara pelaku juga menderita luka bakar sehingga dirawat di Rumah Sakit BDH.

    BACA JUGA:
    Surabaya Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi

    Sosok Sutikno dikenal warga sebagai salah satu juragan tanaman hias atau pedagang bunga hias atau penjual Kembang Hias di kawasan Jalan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis Surabaya.

    Sedangkan, istri sirinya dikenal sebagai penjual jajanan ringan gorengan yang memiliki lapak di Pasar Pradah, Kelurahan Lontar Surabaya. Sejak 2021, NNZ dipersunting oleh Sutikno yang berstatus duda usai bercerai dengan istri sahnya. [uci/beq]

  • Bonceng Istri Orang, Pria Sumenep Tewas Dianiaya

    Bonceng Istri Orang, Pria Sumenep Tewas Dianiaya

    Sumenep (beritajatim.com) – Kasus penganiayaan yang mengakibatkan nyawa melayang terjadi di depan SDN Pragaan Laok, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep. Penganiayaan terjadi karena dugaan perselingkuhan.

    “Pelaku penganiayaan berinisial TJ (32), warga Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan. Sedangkan korban berinisial ZH (30), warga Desa Jaddung, Kecamatan Pragaan,” kata Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S, Minggu (26/11/2023).

    Penganiayaan itu berawal ketika pelaku mendengar informasi bahwa istrinya telah menjalin hubungan asmara dengan korban. Saat itu pelaku mendapati istrinya tengah berboncengan dengan korban.

    Pelaku pun langsung mengejar korban. Dia melakukan penganiayaan terhadap korban dengan menggunakan senjata tajam (sajam).

    “Akibat penganiayaan itu, korban mengalami luka parah dan akhirnya meninggal,” ujar Widiarti.

    Mendengar informasi tersebut, Unit Resmob Polres Sumenep dipimpin Kanit Resmob Ipda Sirat langsung mendatangi TKP dan melakukan penyelidikan terhadap keberadaan pelaku.

    “Pelaku dibawa Kepala Desa Prenduan dan diserahkan kepada aparat Kepolisian untuk diproses hukum,” terang Widiarti.

    BACA JUGA:

    Gadis 25 Tahun di Sumenep Jadi Korban Rudapaksa Mantan Pacar

    Polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya baju korban. Sedangkan sepeda motor pelaku dan pisau yang digunakan menganiaya korban masih dalam pencarian.

    “Pelaku dijerat pasal 340 subsider 338 KUHP juncto 351 ayat 3 KUHP. Ancaman hukumannya di atas 5 tahun penjara,” pungkasnya. [tem/but]