Kasus: penganiayaan

  • Aniaya Selebgram Surabaya, Agen Pemain Sepak Bola Diburu Polisi

    Aniaya Selebgram Surabaya, Agen Pemain Sepak Bola Diburu Polisi

    Surabaya (beritajatim.com) – Agen pemain sepak bola Rafi Rakasena diburu Unit Reskrim Polsek Sukolilo lantaran menganiaya pacarnya yang juga selebgram Surabaya Fika Putri. Akibat penganiayaan itu, Fika yang juga vokalis band ternama di Surabaya harus menderita luka parah di bagian wajah dan tidak bisa bekerja untuk sementara waktu.

    Renald Christoper kuasa hukum Fika menjelaskan, penganiayaan terhadap kliennya terjadi di lantai 11 Apartemen Puncak Kertajaya sekitar pukul 00.30 WIB. Saat itu, keduanya terlibat cekcok akibat utang piutang.

    Tensi cekcok kian panas. Rafi Rakasena yang sudah emosi lantas mendorong tubuh mungil Fika hingga terjatuh. Sebelum terjatuh, wajah Fika sempat menabrak gagang pintu yang menyebabkan hidungnya patah.

    “Badanya sampai nabrak pintu. Hidung dan giginya patah. Bibirnya juga sobek,” kata Renald, Sabtu (27/4/2024).

    Setelah wajahnya berdarah-darah, Fika sempat meminta tolong kepada rekannya dan berusaha kabur dari apartemen. Namun, Rafi menghadang Fika. Fika baru dilepaskan ketika ia mengancam akan berteriak minta tolong.

    “Akhirnya mereka berdua ke RS Haji. Di sana korban sempat ditemani oleh terlapor,” imbuh Renald.

    Namun karena terlapor enggan bertanggung jawab, ayah korban pun lantas melapor ke Polsek Sukolilo. Akibat peristiwa ini Fika harus menjalani operasi dan dirawat hingga beberapa hari di RS Haji.

    Dikonfirmasi terpisah, Kanit Reskrim Polsek Sukolilo Ipda Aan Dwi Satrio membenarkan laporan itu. Saat ini anggotanya tengah mengejar pria yang juga mengaku sebagai pemilik klub di Timor Leste itu.

    “Iya benar. Saat ini masih pendalaman. Kita sudah periksa 2 saksi dalam kasus ini,” kata Aan. [ang/beq]

  • Misteri Kematian Warga Palestina di Penjara Israel, Tulang Rusuk Patah

    Misteri Kematian Warga Palestina di Penjara Israel, Tulang Rusuk Patah

    Jakarta

    Beberapa hari setelah serbuan tak terduga Hamas ke Israel yang memicu perang di Gaza, telepon Umm Mohamed yang tinggal di Tepi Barat berdering. Di ujung sana, terdengar suara putranya yang dipenjara di Israel.

    “Bu, mohon doanya,” kata Abdulrahman Mari.

    “Keadaannya semakin keras. Mungkin mereka tidak akan mengizinkan kita bicara lagi.”

    Itu adalah yang terakhir kalinya Umm Mohamed mendengar suara sang buah hati.

    Komisi Tahanan Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat menyebut kondisi para tahanan Palestina di Israel memburuk setelah 7 Oktober 2023. Pada tanggal itu, Hamas tiba-tiba melancarkan serangan mematikan ke komunitas Israel yang tinggal dekat Jalur Gaza.

    Sejak insiden berdarah itu, 13 orang Palestina menghembuskan napas terakhir di penjara Israel.

    “Mayoritas dari mereka mati karena dipukuli atau tidak diberi obat,” ujar Ketua Komisi, Qadoura Fares, kepada BBC.

    Semasa hidupnya, dia bekerja sebagai tukang kayu di desa Qarawat Bani Hassan. Dalam perjalanan pulang dari Ramallah pada Februari tahun lalu, Abdulrahman ditangkap di sebuah pos pemeriksaan keliling.

    Dia kemudian menjadi tahanan administratif Israel dapat menahan orang tanpa batas waktu yang ditentukan tanpa penuntutan di penjara Megiddo.

    Saudara laki-laki Abdulrahman, Ibrahim, mengatakan pasal yang dikenakan otoritas sebenarnya minor seperti ambil bagian dalam demonstrasi atau membawa senjata.

    Namun, Abdulrahman juga dituduh sebagai anggota Hamas meski tidak ada penuntutan secara spesifik mengenai aktivitas di dalam kelompok milisi itu.

    Ibrahim masih berusaha mengulik bagaimana saudaranya itu bisa sampai mati. Dia harus bergantung kepada kesaksian mantan rekan satu sel Abdulrahman dan berita persidangan.

    Salah satu rekan satu sel Abdulrahman bersedia berbicara kepada BBC secara anonim.

    “Setelah 7 Oktober, kami mengalami penyiksaan secara total. Kami dipukuli tanpa alasan yang jelas. Mereka juga memeriksa kami tanpa alasan. Bahkan cara Anda melihat seseorang bisa dinilai salah,” ujarnya.

    Mantan tahanan yang meminta agar identitasnya disamarkan ini menggambarkan bagaimana Abdulrahman ditonjoki habis-habisan di depannya dan tahanan lain.

    “Pada jam 9 pagi, mereka masuk ke sel kami dan mulai menghajar kami. Salah satu penjaga mulai menghina orang tua Abdulrahman. Dia tidak terima dan mulai melawan.

    “Mereka menaboknya dengan parah. [Abdulrahman] dibawa ke ruang tahanan di lantai atas selama satu pekan. Suaranya terdengar melolong kesakitan.”

    Sumber ini mengaku kabar kematian Abdulrahman baru diterimanya setelah dia keluar dari penjara sepekan kemudian.

    Petugas penjara Israel tidak secara langsung menjawab pertanyaan BBC mengenai kematian Abdulrahman ataupun kematian 12 orang Palestina lain yang disebutkan Komisi Tahanan.

    “Kami tidak familier dengan klaim-klaim yang digambarkan dan sejauh pengetahuan kami ini tidak benar.”

    Baca juga:

    Profesor Danny Rosin, anggota Ikatan Dokter untuk Hak Asasi Manusia, ambil bagian dalam pemeriksaan jenazah Abdulrahman Mari. Pernyataan Rosin menguatkan apa yang dikatakan rekan satu sel Abdulrahman dan saudaranya kepada BBC.

    Laporan Prof Rosin menyebut luka memar terlihat di dada kiri Abdulrahman. Beberapa tulang rusuk almarhum juga patah. Memar luar terlihat di bagian punggung, pantat, tangan dan paha kiri, juga bagian kanan kepala dan leher tanpa adanya kerusakan di bawah permukaan kulit.

    Laporan Prof Rosin juga mengutip laporan tambahan kepolisian yang menyebut “penahanan paksa” diterapkan terhadap Mari pada enam hari sebelum kematiannya.

    Dalam laporannya, Profesor Rosin mengatakan meski tidak ada temuan penyebab kematian spesifik, “dapat diasumsikan bahwa kekerasan yang dialami almarhum terbukti nyata dari banyak memar dan tulang rusuk patah yang berkontribusi atas kematiannya”.

    Getty ImagesIsrael menahan ribuan orang Palestina di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023.

    Dia menambahkan bahwa “detak jantung yang tidak normal” atau “serangan jantung” juga bisa terjadi akibat cedera seperti ini tanpa adanya bukti fisik yang terlihat jelas.

    Israel saat ini menahan lebih dari 9.300 tahanan dengan pengamanan maksimum. Menurut kelompok HAM Israel, HaMoked, mayoritas dari jumlah ini adalah orang Palestina termasuk 3.600 tahanan administratif.

    Jumlah ini tidak termasuk tahanan dari Jalur Gaza yang berada di fasilitas terpisah di militer Israel.

    Qadoura mengemukakan bahwa perubahan yang terjadi setelah 7 Oktober 2023 “berdampak terhadap segala aspek dari kehidupan para tahanan.”

    Dia mengeklaim banyak tahanan sengaja dibuat lapar dan haus dan sebagian yang menderita penyakit kronis tidak diberikan obat-obatan. Pemukulan semakin sering terjadi dan tingkatnya kian brutal.

    “Saya bertemu dengan seorang tahanan yang berat badannya turun 20 kilogram dalam tiga bulan,” ujarnya.

    “Seolah-olah perang di Gaza juga menjadi perang terhadap tahanan orang Palestina. Semuanya adalah bentuk pembalasan dendam.”

    BBC sebelumnya telah mendengar dari para tahanan Palestina yang menjelaskan bagaimana mereka dihantam dengan kayu dan anjing yang moncongnya dikerangkeng dilepas ke arah mereka. Baju, makanan, dan selimut mereka juga diambil.

    Semua ini terjadi dalam pekan-pekan setelah 7 Oktober.

    Dinas pelayanan tahanan Israel menyanggah telah terjadi penganiayaan.

    “Semua tahanan diperlakukan sesuai hukum termasuk menghormati hak dasar mereka di bawah pengawasan staf yang profesional dan berkeahlian,” kata mereka.

    Dinas menambahkan bahwa mereka masuk ke dalam “mode darurat” setelah perang pecah dan “memutuskan untuk mengurangi kondisi hidup tahanan berkeamanan tinggi”.

    Contohnya seperti menyingkirkan peralatan elektronik, memutus aliran listrik ke sel-sel, dan mengurangi aktivitas tahanan di sayap-sayap fasilitas.

    BBCArafat Hamdan meninggal dua hari setelah ditangkap.

    Di desa Beit Sira di Tepi Barat, ayahanda Arafat Hamdan menunjukkan pintu rumahnya yang didobrak polisi Israel pada jam 4 pagi tanggal 22 Oktober 2023 demi mencari putranya.

    Polisi menutup muka Arafat Hamdan dengan kain hitam yang tebal dan mengikatnya di bagian leher dengan tali. Ayah Arafat Hamdan mencium bau yang keras dari kain itu buah hatinya terlihat sulit bernapas.

    “Saya terus berusaha menenangkannya,” Yasser Hamdan berkisah ke BBC.

    “Tidak apa-apa. Mereka tidak punya kasus terhadapmu. Mereka tidak punya kasus terhadap kita. Saya terus mengatakan ini selagi dia diikat di luar rumah. Mereka kemudian membawanya.”

    Dua hari kemudian, telepon Yasser Hamdan berdering. Arafat ditemukan tewas di selnya di penjara Ofer di Tepi Barat.

    Otoritas Israel tidak menjelaskan bagaimana Arafat meninggal. Arafat menderita diabetes Tipe 1 dan kadang dia mengalami gula darah rendah.

    Yasser mengatakan salah satu anggota kepolisian yang menangkap Arafat menyuruhnya membawa obat-obatan. Namun, tidak jelas apakah dia sebenarnya sempat membawanya.

    BBC mendapat berkas laporan dari Dr Daniel Solomon, ahli bedah yang hadir saat otopsi Arafat Hamdan setelah diminta Ikatan Dokter untuk Hak Asasi Manusia.

    Dr Solomon mengatakan otopsi dilakukan di Israel pada 31 Oktober 2023. Namun, dia menambahkan kondisi jenazah yang lama dimasukkan ke dalam peti pendingin mempersulit pembuktian penyebab kematian.

    Dia juga memperhatikan tidak adanya catatan apa pun yang memperlihatkan apakah obat diabetes Arafat diberikan berikut dosisnya.

    Laporan ini juga menyebut dibutuhkannya tes lain yang melampaui otopsi untuk menentukan penyebab kematian.

    “Sampai sekarang kami tidak tahu bagaimana dia meninggal. Tidak ada yang jelas,” ujar Yasser Hamdan.

    Jenazah Arafat dan Abdulrahman belum juga dikembalikan ke keluarga mereka. Orang-orang terdekat yang ditinggalkan ingin mengadakan otopsi mereka sendiri, menggelar pemakaman, dan mengucapkan selamat jalan untuk yang terakhir kalinya.

    “Dia darah daging saya. Kemudian dia lenyap,” ujar Yasser Hamdan.

    Foto-foto Arafat memenuhi tiap sudut apartemen Yasser.

    Umm Mohamed memperlihatkan foto-foto Abdulrahman di ponselnya.

    “Lihatlah dia,” tunjuk Umm ke satu foto Abdulrahman. “Ceria betul dia.”

    Abdulrahman, menurut Umm Mohamed, lambat laun menjadi pemimpin para tahanan yang dekat dengannya.

    “Lewat telepon, dia bercerita bagaimana dia menyiapkan sarapan untuk disantap bersama saat mereka tidur. Dia selalu yang paling aktif. Dia tidak pernah duduk santai, anak saya itu.”

    Tangis Umm Mohamed pecah.

    “Bawa dia pulang ke saya. Saya ingin melihatnya satu kali lagi. Sekali lagi saja.”

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Isa Bajaj Cabut Laporan Usai Saksi Akui Tak Sengaja Lukai Putrinya

    Isa Bajaj Cabut Laporan Usai Saksi Akui Tak Sengaja Lukai Putrinya

    Magetan (beritajatim.com) – Isa Bajaj, komedian ternama, mencabut laporan atas dugaan penganiayaan yang menimpa putrinya oleh Dimas, warga Kecamatan Ngariboyo, Magetan, seorang pria yang dinyatakan sebagai saksi, dan tidak sengaja menendang putri Isa Bajaj di Alun-Alun Kota Magetan, pada Kamis (18/42024) sore.

    Dalam konferensi pers di Warung Eropa yang dikelolanya, Isa Bajaj menjelaskan bahwa Dimas telah mengakui kronologi kejadian yang sebenarnya. Dimas mengaku bahwa kejadian tersebut adalah kecelakaan yang tidak disengaja.

    “Mas Dimas sudah mengakui dan menceritakan kronologi yang sebenarnya. Kejadian kemarin ini juga sudah kami ambil keterangan dari Kepolisian,” terang Isa Bajaj, Selasa(23/4/2024)

    Isa Bajaj menjelaskan jika Dimas keluar dari area lapangan beberapa saat sebelum kejadian. Dan tidak sengaja menabrak putrinya yang saat itu berjalan di trotoar Tugu Pancasila di sebelah utara lapangan basket Alun-Alun Magetan.

    “Saya juga melihat langkah-langkah hukum yang saat ini diproses di Polres. Tapi, karena Mas Dimas sudah mengakui kesalahannya dan menyesal, saya memutuskan untuk mencabut laporan,” jelas Isa Bajaj.

    Isa Bajaj menambahkan bahwa anaknya tidak lagi membahas soal ini. Putrinya pun sudah bisa beraktivitas dengan normal, sudah bisa buang air kecil seperti biasa.

    “Yang penting anak saya istilahnya tidak trauma dan tidak membahas itu lagi. Yang penting kesehatan anak saya sudah pulih dari lukanya dan mentalnya juga dia tidak ngebahas. Itu yang penting itu utama saya,” tutur Isa Bajaj

    Isa Bajaj juga menyampaikan bahwa Dimas telah meminta maaf dan penyesalannya atas kejadian ini.

    Terpisah, Dimas mengatakan bahwa murni tak ada unsur kesengajaan saat kejadian itu. Kejadian berawal saat dirinya menjemput anaknya usai bermain basket. Dia keluar dari sela pagar dekat Tugu Pancasila.

    “Karena si adik ini kecil ya, saya jadi gak lihat dan akhirnya kena kaki saya. Saya lihat dia menangis, dan saya pikir sudah ada temennya. Jadi saya ga hampiri, saya juga tidak melihat kalau ada luka ya,” kata Dimas.

    Kemudian, dia melihat ada pemberitaan terkait Isa Bajaj yang melaporkan dugaan tindak kekerasan pada putrinya. Dimas merasa, jika kronologinya hampir sama seperti yang dia alami.

    “Saya kemudian datang ke rumah mas Isa untuk meminta maaf atas kejadian itu. Dan saya juga datang ke pihak kepolisian untuk memberikan keterangan atas kejadian tersebut,” terang Dimas.

    Dimas lantas meminta maaf pada keluarga Isa Bajaj Karena kejadian tersebut. “Saya memohon maaf sebesarnya pada keluarga Mas Isa. Saya mohon kelapangan hatinya untuk memaafkan saya,” pungkas Dimas.

    Pencabutan laporan ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi dan memberikan pelajaran bagi semua pihak. [fiq/aje]

  • Sadis! Pembacokan di Sampang Duga Motif Asmara

    Sadis! Pembacokan di Sampang Duga Motif Asmara

    Sampang (beritajatim.com) – Seorang pria inisial H diamankan polisi karena diduga merupakan pelaku pembunuhan terhadap korban inisial IA yang dibacok saat di jalan raya Dusun Toragan, Desa Jelgung, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang.

    Kasi Humas Polres Sampang, Ipda Dedy Deli R, membenarkan bahkan pihaknya mengamankan satu tersangka inisial H.

    “Inisial H ini diamankan saat berada di jalan raya Kedungdung, Sampang,” terangnya, Rabu (17/4/2024).

    Dedy menjelaskan, selain tersangka H, kemungkinan akan ada tersangka lainya. Sebab, palaku diduga lebih dari satu orang.

    “Kita masih melakukan pengembangan, dagaan palaku lebih dari satu orang, dan berdasarkan keterangan H. Motifnya sakit hati atau cemburu,” imbuhnya.

    Informasi yang berkembang di kalangan masyarakat dugaan kuat mengarah pada motif asmara. Yakni korban diduga menjalin hubungan dengan istri tersangka.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, Warga Dusun Tarogan, Desa Jelgung, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura. Digegerkan oleh kasus penganiayaan dengan senjata tajam hingga mengakibatkan seorang pria mengalami luka bacok dan tergeletak di pingir jalan raya, sekitar pukul 17.00 WIB, Minggu (14/4/2024).

    Informasi yang berhasil dihimpun korban penganiayaan yakni inisial IA warga Desa Banyusokah, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang.

    Saat itu korban sedang mengendarai sepeda motor Scoopy dari arah timur ke barat, ternyata korban dibuntuti oleh mobil Avanza warna putih. Sesampainya di tempat kejadian perkara. Pelaku turun dari mobil lalu menganiaya korban.

    Korban sempat lari namun dikejar oleh pelaku lainya dan melakukan penganiayaan serupa. Setelah itu pelaku meninggalkan korban yang telah mengalami luka bacok.

    Warga yang berada di lokasi, kemudian menolong korban dan mengevakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis namun nyawanya tidak tertolong.[sar/aje]

  • Usai Pesta Miras, Pemuda di Kediri Tewas Tenggelam di Waduk

    Usai Pesta Miras, Pemuda di Kediri Tewas Tenggelam di Waduk

    Kediri (beritajatim.com) – Berinisial FS (22), pemuda asal Dusun Recoputul, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri ditemukan tewas tenggelam di Waduk Siman, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, pada Selasa (16/4/2024). Korban terjatuh di waduk, pada Senin (15/4/2024) lalu, dikabarkan usai pesta miras bersama EW, kakaknya.

    Kasubsipenmas Polres Kediri Iptu Anang Isandy membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, jenazah korban sudah dievakuasi dari Waduk Siman untuk diotopsi ke rumah sakit.

    “Korban bersama kakaknya datang ke Waduk SIman, pada hari Senin siang sekitar pukul 12.00 WIB,” kata Iptu Anang Isandy.

    Di dekat waduk, kakak beradik itu pesta miras. Mereka mengkonsumsi arak jowo.

    Dalam kondisi mabuk miras, korban tiba-tiba terjatuh ke waduk. Sang kakak berusaha menolong, tetapi tidak berhasil. Sehingga korban kemudian hanyut di waduk.

    EW kemudian pulang untuk memberitahu keluarga. Selanjutnya pihak keluarga sempat mencari keberadaan korban. Tetapi usaha mereka tidak membuahkan hasil.

    Sehari setelahnya, pada Selaa (16/4/2024) mereka kembali melakukan pencarian di Waduk Siman. Akhirnya jasad korban ditemukan, pada pukul 13.20 WIB.

    Iptu Anang memastikan tidak ada tanda-tanda bekas penganiayaan pada tubuh korban. Dan korban meninggal dunia karena tenggelam. [nm/ian]

  • Keponakan di Bangkalan Tega Aniaya Paman Hingga Meninggal

    Keponakan di Bangkalan Tega Aniaya Paman Hingga Meninggal

    Bangkalan (beritajatim.com) – Muslihin (44) warga Dusun Lebak, Desa Arosbaya, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Sampang tega menganiaya pamannya hingga meninggal dunia.

    Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya mengatakan, kejadian penganiayaan itu berlangsung tadi malam. Korban yakni Baihaki (58) warga Desa Glagga, Kecamatan Arosbaya.

    “Kejadiannya tadi malam sekitar pukul 19.00 WIB, untuk korban sudah dievakuasi dan kondisinya meninggal dunia,” ujarnya, Senin (16/4/2024).

    Ia mengatakan, kejadian itu bermula saat keduanya cekcok mulut. Pelaku diduga tersinggung dengan ucapan korban hingga akhirnya korban dianiaya oleh pelaku.

    “Diduga pelaku tersinggung dan sempat cekcok mulut dengan korban hingga terjadi penganiayaan itu,” tambahnya.

    Febri menjelaskan, korban dianiaya pelaku menggunakan senjata tajam. Namun, pelaku juga mengalami luka di bagian tangan dan keduanya dibawa ke rumah sakit.

    “Korban diautopsi dan pelaku dibawa ke RSUD Syamrabu karena sama mengalami luka,” terangnya.

    Febri juga menambahkan bahwa pihaknya masih melakukan pengembangan kasus penganiayaan keponakan kepada pamannya ini, termasuk mengungkap motif dibalik penganiayaan tersebut. [sar/beq]

  • Sadis! Pembacokan di Sampang Duga Motif Asmara

    Warga Sampang Dibuntuti Avanza Lalu Kepala Dibacok

    Sampang (beritajatim.com) – Warga Dusun Tarogan, Desa Jelgung, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura. Digegerkan oleh kasus penganiayaan dengan senjata tajam usai dibuntuti mobil jenis Avanza. Akibat aksi ini  mengakibatkan seorang pria mengalami luka bacok dan tergeletak di pingir jalan raya, sekitar pukul 17.00 WIB, Minggu (14/4/2024).

    Informasi yang berhasil dihimpun beritajatim.com, korban penganiayaan yakni inisial IA warga Desa Banyusokah, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang.

    Saat itu korban sedang mengendarai sepeda motor Scoopy dari arah timur ke barat, ternyata korban dibuntuti oleh mobil Avanza warna putih. Sesampainya di tempat kejadian perkara. Pelaku turun dari mobil lalu menganiaya korban.

    Korban sempat lari namun dikejar oleh pelaku lainya dan melakukan penganiayaan. Setelah itu pelaku meninggalkan korban yang telah mengalami luka bacok.

    Warga yang berada di lokasi, kemudian menolong korban dan mengevakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis namun nyawanya tidak tertolong.

    Kapolsek Robatal, AKP Siswanto membenarkan adanya penganiayaan tersebut dan korban telah meninggal.

    “Kita masih melakukan penyelidikan dan memburu pelaku,” pungkasnya.[sar/aje]

  • Viral Seorang Pria Pukul Pemotor Pakai Gitar di Malang

    Viral Seorang Pria Pukul Pemotor Pakai Gitar di Malang

    Malang (beritajatim.com)-  Aksi viral terjadi saat Aparat Kepolisian Resor Malang mengamankan seorang pria yang diduga melakukan penganiayaan kepada sejumlah pengendara motor yang melintas di Jalan Raya Depan Pabrik Gula Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Sabtu (13/4/2024).

    Video pemukulan tersebut menjadi viral dan tersebar di berbagai kanal media sosial usai salah seorang pengendara yang melintas, mengunggah kejadian tersebut ke dunia maya.

    Kasihumas Polres Malang, Ipda Dicka Ermantara mengatakan, identitas pria tersebut diketahui berinisial SG (52), warga Jalan S Supriadi Gang VII, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Pria lanjut usia tersebut diamankan tim Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Malang pada Minggu (14/4/2024) dini hari.

    “Pelaku berhasil kita amankan setelah melakukan penyelidikan di lapangan dan identifikasi melalui video yang beredar di media sosial,” kata Dicka saat dikonfirmasi di Polres Malang, Minggu (14/4/2024).

    Menurut Dicka, kronologi kejadian bermula saat pihaknya melakukan patroli media sosial untuk mendukung Operasi ketupat Semeru 2024 pada musim mudik lebaran 2024. Saat itu diketahui terdapat video pemukulan oleh seorang pria menggunakan sebuah gitar kepada dua orang perempuan yang melintas di wilayah Kecamatan Pakisaji.

    Dalam video yang beredar, nampak salah satu penumpang perempuan sampai turun dari sepeda motor hingga menangis akibat pukulan yang dilayangkan pelaku. Perempuan tersebut mengaku dipukul menggunakan gitar mengenai anggota badan korban tanpa alasan yang jelas.

    “Usai menerima aduan dari masyarakat di media sosial, kami melakukan penyelidikan dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa saksi-saksi,” tegasnya.

    Pelaku SG akhirnya dapat diamankan di pinggir jalan Simpang Tiga Rumah Sakit Dr Soepraoen, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Sebuah alat musik gitar yang dipakai sebagai sarana melakukan pemukulan juga turut dibawa ke Mapolsek Pakisaji guna proses lebih lanjut.

    Dari hasil penyelidikan, diketahui jika pelaku SG pernah mengalami gangguan jiwa dan sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat, Kecamatan Lawang pada pertengahan tahun 2023. Hal ini dibuktikan dengan surat keterangan berobat yang ditunjukkan oleh salah keluarga SG yang turut dimintai keterangan.

    Lansia yang hidup sebatang kara itu juga disebut telah lama tidak pulang ke rumahnya dan hidup menggelandang di jalanan. Keluarga sudah berupaya mencari namun tidak mengetahui keberadaannya hingga kejadian pemukulan tersebut menjadi viral.

    “Terduga pelaku SG ini sempat mendapatkan perawatan di RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat di Lawang, sekitar bulan Mei tahun 2023 lalu,” imbuhnya.

    Dicka menyebut, pihaknya masih mendalami kasus tersebut dengan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Kasus tersebut telah ditangani oleh penyidik Unit Reskrim Polsek Pakisaji.

    “Masih dilakukan pendalaman, nanti akan kita sampaikan kelanjutannya,” pungkasnya. [yog/aje]

  • 2 Anak TK Ponorogo Tewas Tenggelam di Sungai

    2 Anak TK Ponorogo Tewas Tenggelam di Sungai

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kejadian naas terjadi di Ponorogo, 2 anak perempuan yang masih duduk di Taman Kanak-kanak (TK) tewas tenggelam di sungai. Peristiwa itu terjadi pada Senin (01/04) sore di sungai Setono yang berada di Dusun Mirah Desa Nambangrejo Kecamatan Sukorejo Ponorogo. Kedua bocah malang itu, yakni berinisial SSD berumur 5 tahun dan inisial CAS berumur 6 tahun.

    “Saat dapat laporan dari warga, seketika petugas langsung meluncur ke TKP untuk melakukan evakuasi terhadap para korban,” kata Kapolsek Sukorejo Iptu Catur Juli Hernawan, Selasa (02/04/2024).

    Penemuan 2 jasad balita yang tenggelam di sungai Setono desa setempat itu, berawal dari seorang petani yang melintas di sekitar DAM sungai Setono. Petani itu curiga karena melihat ada 2 pasang sandal dan pakaian anak-anak di tepi sungai. Setelah ditelusuri, warga itu pun menemukan jasad anak perempuan yang sudah dalam keadaan tewas di sungai.

    Jasad pertama itu, berjarak 500 meter dari lokasi penemuan pakaian. Sementara untuk jasad satu korban lainnya ditemukan di sungai berjarak sekitar 1 kilometer dari titik awal. Disinyalir kedua anak TK itu berenang di sungai tersebut. Namun, karena tidak bisa berenang dan luput dari pengawasan orang dewasa, mereka akhirnya tenggelam.

    “Dam sungai Setono itu berkedalaman sekitar 1,5 meter dan saat kejadian arusnya cukup deras,” katanya.

    Usai dievakuasi petugas dari Polsek Sukorejo, jasad kedua korban pun diperiksa oleh tim medis. Dari pemeriksaan itu pun tidak ada tanda-tanda penganiayaan. Keduanya pun langsung dibawa ke rumah duka untuk dilakukan pemulasaraan. Untuk selanjutnya di makamkan tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat.

    “Supaya kejadian seperti ini tidak terjadi lagi, kami menghimbau kepada orangtua untuk selalu mengawasi anaknya ketika bermain di luar rumah,” pungkas Catur. [end/aje]

  • Dewan Pers Minta Dua Oknum Prajurit TNI di Halmahera Diproses Hukum

    Dewan Pers Minta Dua Oknum Prajurit TNI di Halmahera Diproses Hukum

    Jakarta (beritajatim.com) – Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu mengatakan, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Kepala Staf TNI AL Muhammad Ali menyusul kasus penganiayaan seorang wartawan oleh prajurit TNI AL di Halmahera Selatan. Ninik pun meminta dua oknum prajurit itu diproses hukum.

    “Kami melakukan komunikasi dengan Kepala Staf Angkatan Laut untuk memastikan bahwa satu, perlindungan kepada korban,” kata Ninik di gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024).

    Ninik meminta jaminan proses hukum pada pelaku pun harus diusut tuntas. Dia pun berharap, jangan sampai setelah ada peristiwa ini kemudian ada bentuk-bentuk intimidasi dan kekerasan lanjutan kepada wartawan ataupun keluarganya. Dewan pers pun akan terus memantau korban, termasuk keluarganya dan mengawal proses hukum terhadap korban.

    “Kami berharap, korban mendapatkan jaminan kesehatan untuk memulihkan kondisi fisiknya dan yang ketiga adalah kami meminta kepada pimpinan staf angkatan Laut untuk memastikan bahwa proses hukum terhadap pelaku dijalankan sebaik-baiknya,” katanya.

    Hal ini perlu ditekankan, karena Ninik memperoleh informasi bahwa korban mendapatkan intimidasi untuk melakukan perdamaian. Hal ini setelah keluarga korban dipaksa menandatangani surat perdamaian.

    “Kami memperoleh informasi bahwa ada indikasi-indikasi oknum yang ingin memaksa melakukan perdamaian secara paksa. Jadi keluarga korban diminta untuk menandatangani surat perdamaian,” katanya.

    Dia pun mengingatkan, apa pun bentuk keberatan terhadap pemberitaan dapat diselesaikan secara etik. Menurut Ninik, ada hak jawab yang bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang keberatan terhadap pemberitaan

    “Ini peristiwa yang patut kita kecam bersama, karena jurnalis adalah satu aktivitas yang baik dalam rangka mencari, mengolah, sampai mendistribusikan berita adalah salah satu kerja pers yang harus dilindungi dalam konteks pemberitaan, kebutuhan perlindungan fisik, dan sebagainya,” kata Ninik. [ian]