Kasus: penganiayaan

  • Pengeroyokan Madiun Bikin 7 Pemuda Luka, Pelaku Sudah  Ditangkap?

    Pengeroyokan Madiun Bikin 7 Pemuda Luka, Pelaku Sudah  Ditangkap?

    Madiun (beritajatim.com) – Sekelompok orang tak dikenal melakukan pengeroyokan dan pengrusakan, di Kelurahan Patihan, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Minggu dini hari (19/5/2024). Akibatnya tiga orang mengalami luka imbas kejadian itu. 

    Sebelum terjadi penganiayaan, sekelompok pemuda menggelar syukuran di sebuah cafe di Kota Madiun. Ketiga korban  mengalami luka luka dilarikan ke IGD RSUD Sogaten Kota Madiun. Kejadian tersebut juga mengakibatkan 3 bangunan seperti warung dan pos kamling di lokasi setempat, mengalami kerusakan parah.

    Sementara itu, pihak kepolisian telah  Penanganan perkara kejadian penganiayaan dan pengerusakan di sejumlah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Jalan Yos Sudarso, Jalan Kalasan dan Jalan Puspo Warno Kota Madiun itu 

    Kasi Humas Polres Madiun Kota Ipda  Ahmad Ubaydilah menerangkan bahwa Polres Madiun Kota telah melakukan beberapa upaya untuk mengungkap kejadian tersebut, diantaranya melakukan Olah TKP, melakukan pemeriksaan beberapa orang dan barang guna memperoleh fakta yang ada ditempat kejadian maupun terhadap saksi korban dan juga mengamankan barang bukti.

    Sampai saat ini penyidik dari Satreskrim Polres Madiun Kota masih intensif melakukan penyidikan perkara ini baik pemeriksaan keterangan dari saksi-saksi maupun penyelidikan di lapangan. 

    “ Alhamdulillah, tiga pelaku sudah ditangkap dan diamankan di Polres Madiun Kota, diperkirakan jumlahnya akan bertambah, mohon bantuan doa dan dukungan dari masyarakat semua supaya semua pelaku bisa segera ditangkap dan mempertanggung jawabkan perbuatan yang telah dilakukan,’’ kata Ahmad. 

    Diketahui, terduga pelaku diduga merupakan salah satu geng yang bernama Sakura. Namun, pihak kepolisian masih belum mau menerangkan lebih detail terkait hal tersebut. [fiq/ted]

  • Kesaksian Mengejutkan Pengantar Korban Penganiayaan yang Dilaporkan Kecelakaan di Ponorogo

    Kesaksian Mengejutkan Pengantar Korban Penganiayaan yang Dilaporkan Kecelakaan di Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Yunus Indarwan, warga Desa Ngumpul Kecamatan Balong Ponorogo itu tak menyangka bahwa, Jiono yang diantarkan ke Puskesmas Balong merupakan korban pembunuhan. Pada tanggal 6 April 2024 dini hari itu, Ia ditelepon yang memberitahukan bahwa korban Jiono mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal. Yunus disuruh untuk mengantarkan korban ke layanan kesehatan terdekat.

    “Waktu itu saya ingat baru pulang mancing, sekitar pukul 01.00 dini hari sampai rumah. Nah, selang  sejam kemudian ditelepon. Ya saya sepontan datang, karena sudah menjadi pekerjaan saya mengantarkan orang sakit di lingkungan,” kata Yunus, ditulis Rabu (22/05/2024).

    Sampai di lokasi kejadian, dirinya bertanya kepada 5 orang teman korban terkait dengan kronologis kejadian. Mereka kompak bilang tidak tahu. Mereka mengeklaim ketika pulang dari warung kopi, kondisi korban sudah jatuh di jalan dengan sepeda motornya.

    “Ya langsung saya ajak untuk segera dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan medis,” katanya.

    Ketika Yunus mengangkat ke dalam mobil itu, keadaan korban denyut nadinya masih ada tetapi sedikit. Ia juga melihat ada luka di pelipis kanan dan kiri serta bagian belakang kepala mengeluarkan darahnya.

    “Waktu itu ya saya tidak curiga sama sekali. Saya berpikirnya bagaimana korban ini bisa selamat dengan segera dibawa ke puskesmas,” katanya.

    Sampai puskesmas  petugasnya pun juga bertanya, kenapa lukanya bisa separah ini. Yunus pun menjawab bahwa korban jatuh, sesuai dengan informasi yang diterimanya dari 5 orang teman korban tersebut. Petugas puskesmas itu kemudian langsung mengecek kondisi korban. Dari pengecekan itu, petugas menyatakan bahwa korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.

    “Saat ditanya petugas puskesmas ya saya bilang korban jatuh. Ketika dicek oleh petugas, ternyata korban sudah meninggal dunia. Saya awalnya tidak percaya, dan meminta petugas untuk melakukan pengecekan ulang,” katanya.

    Selang beberapa hari dari kematian korban itu, pihak keluarga merasa ada kejanggalan-kejanggalan. Hal itu setelah pihak keluarga mendapatkan masukan dari masyarakat. Merasa ada yang kurang pas, jika jatuh dari motor, namun motornya tidak mengalami kerusakan atau lecet di bodi motor.

    “Ya keluarga minta diusut dan dilaporkan ke Polsek Balong. Akhirnya 5 orang teman korban itu dimintai keterangan oleh polisi. Ya ternyata ada penganiayaan, korban bukan terjatuh,” pungkas Yunus.

    Untuk diketahui sebelumnya, diberikan bahwa kasus Vina Cirebon yang akhir-akhir ini viral, nampaknya juga terjadi di Kabupaten Ponorogo. Kemiripan itu, terkait adanya korban meninggal dunia yang diduga dianiaya, namun dilaporkan kecelakaan lalu lintas tunggal. Peristiwa itu terjadi di Desa Ngumpul Kecamatan Balong Ponorogo. Kasus yang menimpa korban yang bernama Jiono itu, terkuak setelah 40 hari peringatan kematiannya.

    “Jadi kronologis singkat pada laporan masyarakat, yaitu adanya laporan kecelakaan tunggal. Namun, pihak keluarga korban merasa ada kejanggalan-kejanggalan akhirnya melaporkan ke polisi,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Ryo Perdana.

    Petugas kepolisian pun langsung melakukan tindak lanjut, dengan mengumpulkan barang bukti, dan penggalian keterangan. Selain itu, polisi juga melakukan pembongkaran makam untuk dilakukan ekshumasi terhadap jasad korban. Dengan mendatangkan tim dokter forensik dari RS Bhayangkara Kediri.

    “Hari ini juga kita lakukan pembongkaran makam untuk dilakukan ekshumasi terhadap jasad korban. Dengan mendatangkan tim dokter forensik RS Bhayangkara Kediri,” katanya. [end/aje]

  • Ini Hasil Ekshumasi Korban Penganiayaan di Ponorogo

    Ini Hasil Ekshumasi Korban Penganiayaan di Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Meski sudah dikubur lebih dari 40 hari, Satreskrim Polres Ponorogo tetap melakukan ekshumasi terhadap jenazah Jiono, korban penganiayaan yang sebelumnya dilaporkan meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Pengeluaran jenazah dari kubur dan dilanjutkan dengan tindakan autopsi itu, dilakukan oleh tim forensik dari Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Kediri.

    Proses ekshumasi dilaksanakan pada hari Selasa  pagi di tempat pemakaman umum (TPU) di Desa Poko Kecamatan Jambon Ponorogo. Proses ekshumasi hingga tindakan autopsi selesai, memerlukan waktu selama kurang lebih 1,5 jam. Prosesnya dilakukan secara tertutup, sekitar makam dipasang terop dengan penutup tirai warna hijau.

    “Kondisinya sudah mengalami dekompos, beberapa organ juga sudah membusuk,” kata Dokter Forensik RS Bhayangkara Kediri, Titik Purwanti, saat ditemui awak media usai melakukan autopsi, Selasa (21/05/2024).

    Dalam proses autopsi yang dilakukan oleh timnya itu, Titik menyebutkan bahwa ada kesesuaian dengan laporan puskesmas setempat. Yakni ada kesesuaian luka memar di kepala, paha kiri dan dada. Sementara untuk bagian tubuh yang lain,  masih dilakukan pemeriksaan lanjutan.

    “Kalau resapan darah atau memar itu, ya karena kekerasan tumpul,” katanya.

    Namun, Titik menggarisbawahi bahwa dirinya tidak bisa memastikan kekerasan tumpul yang dialami korban itu, karena jatuh atau dipukul. Dari tim forensik hanya memastikan bahwa resapan darah atau memar itu karena kekerasan tumpul. Kekerasan itu utamanya dilakukan di beberapa bagian kepala.

    “Luka tumpul itu, yang parah di sekitaran kepala,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, keluarga almarhum Jiono hanya bisa pasrah dan menerima saat dikasih kabar bahwa anaknya itu meninggal karena kecelakaan tunggal. Dalam berita yang disebarkan di masyarakat, korban mengalami kecelakaan tunggal di pertigaan Dusun Bandung Desa Ngumpul Kecamatan Balong Ponorogo pada hari Sabtu (06/04/2024) dini hari. Padahal, ada saksi dari masyarakat yang menyatakan bahwa korban mengalami penganiayaan.

    “Saat diberi kabar kalau korban meninggal karena kecelakaan, keluarga korban menerima. Namun, setelah beberapa hari berlalu ada desas-desus dari warga bahwa meninggalnya karena penganiayaan,” kata Kepala Desa (Kades) Ngumpul, Supriono. [end/beq]

  • Penguak Penganiayaan di Ponorogo Dilaporkan Kecelakaan

    Penguak Penganiayaan di Ponorogo Dilaporkan Kecelakaan

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kasus penganiayaan yang sempat dilaporkan kecelakaan ke polisi di Ponorogo akhirnya terkuak. Hal itu berkat kabar yang beredar di masyarakat bahwa korban atas nama Jiono meninggal tidak karena kecelakaan namun dianiaya, dan ada lebih dari satu saksi yang menyaksikan peristiwa itu.

    Awalnya, keluarga almarhum Jiono hanya bisa pasrah dan menerima saat mendapat kabar anaknya meninggal karena kecelakaan tunggal. Dalam berita yang disebarkan di masyarakat, korban mengalami kecelakaan tunggal di pertigaan Dusun Bandung, Desa Ngumpul, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo pada Sabtu (6/4/2024) dini hari.

    Padahal, ada saksi dari masyarakat yang menyatakan korban meninggal akibat kekerasan, bukan kecelakaan tunggal. Saksi itu melihat sendiri fakta yang terjadi.

    “Saat diberi kabar kalau korban meninggal karena kecelakaan, keluarga korban menerima. Namun, setelah beberapa hari berlalu ada desas-desus dari warga bahwa meninggalnya karena penganiayaan,” kata Kepala Desa (Kades) Ngumpul, Supriono, Selasa (21/5/2024).

    Tabir yang membuka bahwa korban meninggal dunia diduga penganiayaan dan bukan kecelakaan, berawal dari warga. Kemungkinan, warga itu memberitahukan kesaksian sebagian masyarakat bahwa korban dianiaya saat kejadian itu.

    Selain itu, tersangka dan beberapa saksi pada kejadian itu, menunjukkan sikap-sikap yang aneh dalam kesehariannya pasca kejadian. Ada yang mengalami ketakutan maupun keadaan hatinya yang selalu tidak tenang.

    “Pelaku dan teman-temannya sampai saat inj mengalami ketakutan dan hatinya tidak tenang, ” katanya.

    Untuk diketahui sebelumnya, kasus Vina Cirebon yang akhir-akhir ini viral, nampaknya juga terjadi di Kabupaten Ponorogo. Kemiripan itu, terkait adanya korban meninggal dunia yang diduga dianiaya, namun dilaporkan kecelakaan lalu lintas tunggal.

    Peristiwa itu terjadi di Desa Ngumpul Kecamatan Balong Ponorogo. Kasus yang menimpa korban yang bernama Pujiono itu, terkuak setelah 40 hari peringatan kematiannya.

    “Jadi kronologis singkat pada laporan masyarakat, yaitu adanya laporan kecelakaan tunggal. Namun, pihak keluarga korban merasa ada kejanggalan-kejanggalan akhirnya melaporkan ke polisi,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Ryo Perdana. [end/beq]

  • Kesaksian Mengejutkan Pengantar Korban Penganiayaan yang Dilaporkan Kecelakaan di Ponorogo

    Mirip Kasus Vina Cirebon, Korban Penganiayaan Ponorogo Dilaporkan Kecelakaan

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kasus Vina Cirebon yang akhir-akhir ini viral nampaknya juga terjadi di Kabupaten Ponorogo. Kemiripan itu terkait adanya korban meninggal dunia yang diduga dianiaya namun dilaporkan kecelakaan lalu lintas tunggal.

    Peristiwa itu terjadi di Desa Ngumpul Kecamatan Balong Ponorogo. Kasus yang menimpa korban yang bernama Pujiono itu, terkuak setelah 40 hari peringatan kematiannya.

    “Jadi kronologis singkat pada laporan masyarakat, yaitu adanya laporan kecelakaan tunggal. Namun, pihak keluarga korban merasa ada kejanggalan-kejanggalan akhirnya melaporkan ke polisi,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Ryo Perdana, Selasa (21/05/2024).

    Petugas kepolisian pun langsung melakukan tindak lanjut, dengan mengumpulkan barang bukti, dan penggalian keterangan. Selain itu, polisi juga melakukan pembongkaran makam untuk dilakukan ekshumasi terhadap jasad korban. Termasuk mendatangkan tim dokter forensik dari RS Bhayangkara Kediri.

    “Hari ini juga kita lakukan pembongkaran makam untuk dilakukan ekshumasi terhadap jasad korban. Dengan mendatangkan tim dokter forensik RS Bhayangkara Kediri,” katanya.

    Dari kasus ini, petugas sudah menetapkan 1 tersangka dan 4 saksi yang salah satunya merupakan anak dibawah umur. Saat ini tersangka dan para saksi pun. Asih digali keterangannya.

    Tersangka mengaku bahwa awalnya keduanya cekcok dan terjadi penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia. Namun, tersangka dan para saksi itu menutupi peristiwa itu dengan menyebarkan berita korban meninggal mengalami kecelakaan tunggal.

    “Awalnya dari cekcok, kemudian berkelahi dan pelaku menutupinya dengan menyebar berita jika itu kecelakaan tunggal,” pungkasnya. [end/but]

  • Polisi Sampang Temukan Senjata Mirip Pistol di Jok Motor

    Polisi Sampang Temukan Senjata Mirip Pistol di Jok Motor

    Sampang (beritajatim.com) – Berawal dari mengamankan sepeda motor sebagai barang bukti kasus penganiayaan yang melibatkan oknum anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

    Jajaran Kepolisian Resor Sampang, menemukan senjata tajam, id card dan diduga sepucuk pistol di dalam jok sepeda motor.

    [irp]

    “Kami masih melakukan lidik lebih lanjut atas temuan barang tersebut,” terang Kasi Humas Polres Sampang, Ipda Dedy Dely Rasidie, Selasa (21/5/2024).

    Dedy juga belum menjelaskan secara detail apakah benda yang ditemukan tersebut merupakan senjata api atau sejenis replika lainya. Karena ia menilai kasus penganiayaan dan penemuan sejumlah benda itu berbeda.

    “Awalnya penganiayaan dialami anggota LSM kemudian korban meninggalkan sepeda motornya,” imbuhnya.

    [irp]

    Dedy menambahkan, kejadian dugaan penganiayaan itu berlangsung di antara wilayah Desa Anggersek hingga Sampang kota. Motor korban ditinggalkan di daerah tersebut.

    “Kasus penganiayaan dan penemuan benda sajam serta sepucuk mirip senjata api itu masih kita kembangkan,” pungkasnya. [sar/aje]

  • PM Lee Hsien Loong Mundur, Berakhirnya Dinasti Lee di Singapura

    PM Lee Hsien Loong Mundur, Berakhirnya Dinasti Lee di Singapura

    Jakarta

    Setelah 20 tahun berkuasa, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, mengundurkan diri sekaligus menandai berakhirnya era politik keluarga Lee di negara pulau tersebut.

    Lee secara resmi menyerahkan kendali kepada Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Keuangan, Lawrence Wong, pada Rabu (15/05) malam.

    Sejak menjadi negara merdeka pada 1965, Singapura hanya memiliki empat perdana menteri semuanya dari Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa.

    Yang pertama adalah ayah Lee Hsien Loong, Lee Kuan Yew. Dia dianggap sebagai pendiri Singapura modern dan memimpin negara tersebut selama 25 tahun.

    Para analis mengatakan transisi ini menandai sebuah evolusi dalam kepemimpinan politik Singapura ketika negara itu keluar dari bayang-bayang keluarga Lee, meskipun Lee akan tetap berada di kabinet sebagai menteri senior.

    Dalam wawancara terakhirnya sebagai perdana menteri dengan media lokal pada akhir pekan lalu, dia berterima kasih kepada masyarakat Singapura atas dukungan mereka.

    “Saya tidak mencoba berlari lebih cepat dari orang lain. Saya mencoba mengajak semua orang untuk berlari bersama saya,” katanya. “Dan menurut saya, kami berhasil.”

    Lee Hsien Loong masuk ke dunia politik pada 1984 sebagai anggota parlemen ketika ayahnya masih berkuasa.

    Ia naik pangkat di bawah Perdana Menteri kedua Singapura, Goh Chok Tong, sebelum mengambil alih kepemimpinan pada 2004.

    Tahun-tahun pertama karier politiknya ditandai dengan sorotan tajam. Sejumlah kritikus menuduh keluarga Lee melakukan nepotisme dan menciptakan dinasti politik, yang berulang kali dibantah oleh keluarga Lee.

    Itu tak membuat sejumlah warga Singapura berhenti bercanda tentang “politik fami-Lee” serta trinitas “ayah, anak, dan Goh yang suci”.

    Namun setelah dua dekade menjabat sebagai pemimpin Singapura, Lee berhasil mencapai kesuksesan.

    Di bawah kepemimpinannya, perekonomian Singapura tumbuh. Pulau tersebut juga menjadi pusat keuangan internasional dan salah satu tujuan wisata utama dunia. PDB per kapitanya meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir. Pemerintahan Lee juga dinilai kompeten dalam mengarahkan negaranya melalui beberapa resesi, krisis keuangan global, dan pandemi Covid.

    Getty ImagesDi bawah kepemimpinan Lee Hsien Loong, perekonomian Singapura tumbuh. Pulau tersebut juga menjadi pusat keuangan internasional dan salah satu tujuan wisata utama dunia.

    Dalam geopolitik internasional, Lee dengan hati-hati menyeimbangkan hubungan Singapura dengan AS dan China di tengah tarik-menarik persaingan yang semakin ketat antara dua negara adidaya itu untuk mendapatkan loyalitas di Asia.

    Pemerintahannya juga akhirnya mencabut undang-undang anti-seks gay yang kontroversial, setelah bertahun-tahun dilobi kelompok LGBTQ – meskipun kebebasan berbicara masih sangat dibatasi.

    Dengan garis keturunan politik dan citra akademisnya, Lee secara umum sangat disukai oleh warga Singapura. Dia menduduki peringkat teratas dalam survei politisi paling populer di Singapura dan daerah pemilihannya secara konsisten menerima perolehan suara tertinggi dalam pemilu.

    Namun dia tidak luput dari kritik atau kontroversi.

    Baca juga:

    Keputusan Singapura untuk menerima imigran dalam jumlah besar untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja pada akhir tahun 2000-an memicu ketidakbahagiaan yang mendalam. Ketika Singapura menjadi lebih kaya, kesenjangan sosial meningkat dan kesenjangan pendapatan semakin melebar. Di bawah kepemimpinan Lee, PAP memperoleh perolehan suara terendah pada tahun 2011 dan sekali lagi pada tahun 2020.

    “Warisan utama Lee Hsien Loong adalah caranya meningkatkan perekonomian,” kata pakar tata kelola Singapura, Donald Low, yang merupakan akademisi di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong.

    “Tetapi pada paruh pertama masa jabatannya, hal ini mengakibatkan peningkatan ketidakbahagiaan karena kenaikan kesenjangan, semakin tingginya kehadiran orang asing, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan, kemacetan, dan potensi terkikisnya identitas kewarganegaraan,” tambahnya.

    Pengamat politik, Sudhir Vadaketh, mengatakan pemerintahan Lee “sama sekali tidak siap mengakomodasi tingginya imigrasi yang mereka anggap perlu untuk menjadi kota global”.

    Lantaran “gagal mendapatkan dukungan” dari warga Singapura, kebijakan pemerintah Singapura justru menyebarkan “bentuk rasisme dan kefanatikan yang sangat buruk” yang masih bertahan hingga hari ini, kata Vadaketh yang mengelola majalah berita independen Jom.

    Survei menunjukkan, secara eksternal, semakin banyak warga Singapura yang merasa rasisme adalah sebuah masalah dan hal ini semakin meningkat secara eksternal selama pandemi.

    Beberapa analis juga mengatakan bahwa pemerintahan Lee belum cukup menyelesaikan masalah rumit jangka panjang yang melibatkan perumahan umum, yang merupakan tempat tinggal sebagian besar warga Singapura.

    Banyak tabungan masyarakat yang diinvestasikan di rumah susun yang disewa dari pemerintah selama 99 tahun dan nilainya akan terdepresiasi seiring bertambahnya usia.

    Pemerintah telah mengakui permasalahan ini dan mencoba mengatasinya dengan peraturan yang lebih ketat mengenai imigrasi, skema perumahan baru, dan usulan pembaruan undang-undang anti-rasisme.

    Di sisi pribadi, perselisihan keluarga yang memanas atas rumah milik Lee Kuan Yew terungkap pada tahun 2016, setahun setelah dia meninggal. Lee Hsien Loong terlibat dalam perselisihan publik selama bertahun-tahun dengan saudara-saudaranya, dan masyarakat Singapura menyaksikan sengketa keluarga Lee.

    Baca juga:

    Saudara-saudara Lee pernah menyebutnya sebagai “anak yang tidak terhormat” dan menuduh dia memanfaatkan warisan ayah mereka untuk membangun dinasti politik. Mereka juga menuduh dia menyalahgunakan kekuasaan dan memakai “alat negara” untuk melawan mereka. Beberapa anggota keluarga Lee, termasuk saudara laki-lakinya, sekarang tinggal di luar negeri dalam pengasingan dan mengaku mengalami penganiayaan.

    Lee membantah semua tuduhan ini. Ia juga mengatakan anak-anaknya tidak tertarik terjun ke dunia politik.

    Wajah yang familiar

    Getty ImagesLawrence Wong adalah mantan ekonom dan pegawai negeri.

    Lee kini telah menyerahkan kekuasaan kepada Lawrence Wong, mantan ekonom dan pegawai negeri yang pernah menjabat sebagai sekretaris pribadinya.

    Ini adalah situasi yang belum terpetakan tidak hanya bagi Wong tetapi juga bagi Singapura, yang telah dipimpin oleh keluarga Lee selama 45 dari 59 tahun kemerdekaannya. “Dia adalah PM pertama tanpa menunggu seorang anggota keluarga Lee yang hendak berkuasa, dan ini memungkinkan Singapura menjadi negara demokrasi yang lebih normal,” kata Low.

    “Keluarga Lee selalu mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap Singapura, dan fakta bahwa kita berhasil membalikkan keadaan adalah hal yang baik bagi transisi sosiopolitik kita yang lebih luas,” tambah Vadaketh.

    Bagi PAP, dipilihnya Wong sebagai pengganti Lee sudah diindikasikan dua tahun lalu ketika ia diangkat menjadi wakil PM.

    Namun pria berusia 51 tahun itu bukanlah pilihan yang tepat sejak awal. Ketika dia dan rekan-rekan seangkatannya memulai debut sebagai politisi lebih dari satu dekade yang lalu yang dikenal sebagai “4G” atau kepemimpinan PAP generasi keempat ia dipandang sebagai kuda hitam.

    Menteri lainnya, Heng Swee Keat, dijadwalkan untuk mengambil alih jabatan PM, namun dia mengundurkan diri karena usia dan kesehatannya.

    Baca juga:

    Ketika pandemi melanda Singapura, sudah jelas bahwa Wong akan menjadi pemimpin Singapura. Sebagai salah satu ketua gugus tugas pemerintah, ia menjadi sosok yang akrab di mata warga Singapura dan muncul dalam konferensi pers mingguan dengan tenang menjelaskan langkah-langkah anti-Covid yang berbelit-belit.

    Timnya dan media lokal memuji citranya sebagai orang biasa. Seperti kebanyakan warga Singapura, dia dibesarkan di perumahan umum, dan dia adalah PM pertama yang belajar di sekolah lokal non-elite.

    Seraya mengumandangkan pesan persatuan setelah melakukan konsultasi nasional, ia berjanji untuk membangun Singapura yang lebih inklusif.

    “Ini bukan tentang pengurangan, tapi selalu tentang penambahan. Ini bukan tentang pengurangan, tapi selalu tentang perluasan,” katanya dalam pidato pengukuhannya sebagai perdana menteri pada Rabu malam.

    Dalam wawancara sebelumnya dengan The Economist, ia berjanji bahwa warga negaranya “tidak akan” menjadi minoritas di Singapura dan bahwa imigrasi akan terus dikontrol.

    Dia juga mengisyaratkan tidak ada penyimpangan dalam pendekatannya terhadap salah satu masalah kebijakan luar negeri terbesar bagi Singapura, yaitu hubungan AS-Tiongkok. Dia menegaskan bahwa pemerintah tidak memihak kedua negara adidaya tersebut sebaliknya, katanya, pemerintah akan selalu “pro-Singapura”.

    Pada hari Rabu, ia menjanjikan gaya kepemimpinan “yang akan berbeda dari generasi sebelumnya, kami akan memimpin dengan cara kami sendiri”.

    Pakar tata kelola Singapura, Donald Low, menggambarkan Wong sebagai seorang “konservatif yang berpikiran terbuka” dan bersedia melakukan perubahan “secara bertahap, secara marginal, dan bukan dalam ‘ledakan besar’.”

    Inilah sebabnya mengapa para analis melihat Wong sebagai pilihan aman PAP yang dirancang untuk menekankan kesinambungan sebuah kualitas yang ingin ia tunjukkan juga.

    “Kesinambungan dan stabilitas adalah pertimbangan utama, terutama karena kita mendekati akhir masa pemerintahan ini,” kata Wong pada hari Senin ketika ia mengumumkan susunan kabinetnya.

    Dia mengacu pada fakta bahwa pemerintah harus mengadakan pemilu pada bulan November tahun depan. Ini akan menjadi ujian politik terbesar bagi Wong, yaitu melakukan pemilu untuk pertama kalinya sebagai PM, ketika masyarakat Singapura memutuskan masa depan mereka di era pasca-Lee.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Dituduh Aniaya Tahanan Palestina, AS Serukan Penyelidikan

    Israel Dituduh Aniaya Tahanan Palestina, AS Serukan Penyelidikan

    Washington DC

    Israel dituduh melakukan penganiayaan terhadap para tahanan Palestina, yang disebut ditutup matanya dan dipukuli. Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu dekat mengakui prihatin dan menyerukan Tel Aviv menyelidiki laporan yang disampaikan oleh media terkemuka CNN tersebut.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (14/5/2024), CNN dalam laporannya menyebut pihaknya berbicara dengan tiga whistleblower Israel di pangkalan Sde Teiman di gurun Negev, yang menjadi tempat menahan atau menampung warga Palestina yang luka-luka selama operasi militer di Jalur Gaza.

    Salah satu whistleblower yang dikutip CNN menunjukkan sejumlah foto dan berbicara soal para tahanan Palestina yang ditutup matanya dan diperintahkan duduk tegak serta tidak boleh berbicara, dengan para penjaga meneriakkan “diam” kepada mereka dalam bahasa Arab.

    Laporan CNN menyebut bahwa bagian lainnya dari kamp itu merupakan fasilitas medis di mana para dokter mengamputasi anggota tubuh tahanan yang luka-luka akibat diborgol terlalu lama.

    Disebutkan CNN dalam laporannya bahwa kamp itu menampung sekitar 70 tahanan yang berada dalam situasi penahanan ekstrem, serta menjadi lokasi sebuah rumah sakit lapangan, di mana beberapa tahanan yang terluka “diikat” ke tempat tidur dengan menggunakan popok dan diberi makan melalui sedotan.

    Salah satu whistleblower yang enggan disebut namanya mengatakan kepada CNN bahwa para tahanan dipukuli bukan untuk mengumpulkan informasi intelijen, tetap “sebagai balas dendam” atas serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu yang memicu perang.

    Menanggapi laporan itu, Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengatakan pihaknya sedang memeriksa setiap tuduhan pelanggaran dan mengaku tidak mengetahui adanya insiden “pemborgolan yang melanggar hukum”.

    Sementara itu, saat dimintai tanggapan soal tuduhan itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel menyampaikan keprihatinannya.

    “Kami prihatin dengan tuduhan itu, dan kami sedang menyelidiki tuduhan itu dan tuduhan-tuduhan pelecehan lainnya terhadap warga Palestina di dalam tahanan,” ucap Patel dalam pernyataan kepada wartawan setempat.

    Dia mengatakan bahwa AS telah memberitahu Israel jika mereka memiliki “kewajiban untuk menyelidiki secara menyeluruh” tuduhan-tuduhan pelanggaran hukuman kemanusiaan internasional yang kredibel.

    “Kami sudah memperjelas dan konsisten dengan negara mana pun, termasuk Israel, bahwa mereka harus memperlakukan semua tahanan secara manusiawi, secara bermartabat, dan sesuai dengan hukum internasional dan harus menghormati hak asasi para tahanan,” sebut Patel.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mancing di Rawa, Pria Lamongan Meninggal Tenggelam

    Mancing di Rawa, Pria Lamongan Meninggal Tenggelam

    Lamongan (beritajatim.com) – Seorang pria meninggal dunia akibat tenggelam di rawa Desa Plososetro, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan, Selasa (7/5/2024). Saat kejadian, korban sedang memancing ikan dan diduga tidak bisa berenang.

    “Iya, kami menerima laporan kejadian tenggelam di rawa Desa Plososetro, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan, sekira pukul 08.00 WIB, tadi pagi,” kata Kapolsek Pucuk, AKP Suwandi.

    Korba diketahui bernama Slamet Winarto (43), warga Desa Waruwetan, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan. Kejadian ini dilaporkan ke polisi pertama kali oleh Perangkat Desa Waru Wetan.

    Mengenai kronologinya, Suwandi menjelaskan, korban sebelumnya pamit untuk pergi memancing di rawa setempat. Setibanya di lokasi, korban yang diduga tak bisa berenang tersebut tercebur hingga tenggelam ke dasar rawa.

    Berdasarkan keterangan lain yang dihimpun kepolisian, ungkap Suwandi, terdapat saksi yang kala itu memancing di tengah rawa sempat mendengar suara orang tenggelam. Sayangnya, saksi yang berusaha untuk menemukan sumber suara itu sudah tak lagi mengetahui keberadaan korban.

    Saksi kemudian keluar dari rawa dan naik ke atas tanggul rawa. Di situ, saksi melihat ada sepeda motor milik korban serta melihat timba yang berisikan alat pancing mengapung di atas air. Saksi bergegas pulang dan melaporkan kejadian tersebut ke Pemerintahan Desa Waru Wetan.

    “Mendapat laporan itu, kemudian Ka SPKT beserta anggota dan Kanit Reskrim datang ke TKP bersama petugas kesehatan Puskesmas Pucuk dan Petugas BPBD Kabupaten Lamongan ke TKP,” ujar Suwandi.

    Lebih lanjut, setelah dilakukan pencarian korban yang dibantu masyarakat sekitar selam kurang lebih satu jam, akhirnya korban ditemukan di dasar rawa dalam keadaan sudah meninggal dunia. Jasad korban lantas dievakuasi dan dilakukan pemeriksaan yang disaksikan oleh pihak keluarga.

    “Petugas juga memeriksa para saksi dan membuat permohonan VER Mayat. Tidak ditemukan luka akibat penganiayaan di tubuh korban. Pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi dan membuat surat peryataan. Korban diduga tidak bisa berenang saat tenggelam,” pungkasnya. [riq/beq]

  • Siram Bawang Merah, Petani Ponorogo Tiba-tiba Meninggal

    Siram Bawang Merah, Petani Ponorogo Tiba-tiba Meninggal

    Ponorogo (beritajatim.com) – Petani asal Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Kardiman (60) membuat geger warga Desa Ngadisanan, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo. Dia ditemukan terduduk namun sudah tidak bernapas, diduga meninggal secara tiba-tiba.

    Kapolsek Sambit, AKP Baderi, mengatakan pihaknya menerima laporan terkait penemuan petani yang meninggal secara mendadak. Berdasarkan keterangan beberapa saksi, Kadiman meninggal dunia setelah menyiram tanaman bawang merah di area persawahan.

    “Tadi memang ada laporan kejadian orang meninggal dunia secara mendadak, dilaporkan oleh salah satu perangkat desa dari Desa Grogol, Kecamatan Sawoo,” kata Baderi, Selasa (7/5/2024).

    Korban ditemukan dalam keadaan lemas dan terduduk di tengah tanaman bawang merah oleh saksi yang bernama Sugiarto (30) dan Jemangun (69), warga setempat. Menurut keterangan saksi, korban bersama dengan Sugiarto pergi ke sawah untuk menyirami tanaman bawang merah.

    Baru 1 jam bekerja, korban tiba-tiba lemas dan terduduk di selokan tengah pematang sawah. Saksi Sugiarto pun berteriak minta bantuan kepada warga sekitar.

    Beserta dengan Jemangun, keduanya mengangkat korban ke tempat yang teduh. Namun, sayangnya, korban telah meninggal dunia.

    “Korban lemas di tengah-tengah sawah, kemudian diangkat ke tempat yang lebih teduh. Namun, sayangnya korban sudah dalam keadaan meninggal dunia,” katanya.

    Langkah-langkah kepolisian langsung dilakukan usai mendapatkan laporan. Yakni dengan mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), berkoordinasi dengan tenaga kesehatan setempat, dan mencatat keterangan saksi-saksi. Hasil pemeriksaan awal, tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan pada jenazah korban.

    “Pemeriksaan oleh petugas puskesmas, juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada korban,” katanya.

    Hasil pengecekan oleh petugas, menunjukkan bahwa korban pernah berobat dan dirawat inap karena sakit jantung. Keluarga korban pun menerima kejadian tersebut sebagai musibah.

    “Hasil pemeriksaan luar terhadap jenazah korban, tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan maupun perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga korban menerima atas kejadian tersebut sebagai musibah,” pungkasnya. [end/beq]