Kasus: penganiayaan

  • Rezim 24 Tahun Tumbang, Presiden Menghilang

    Rezim 24 Tahun Tumbang, Presiden Menghilang

    Trump Sebut Ada Faktor Rusia di Balik Tumbangnya Rezim Assad

    Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad meninggalkan Suriah usai tak lagi mendapat dukungan dari Rusia. Trump menyebut Assad selama ini bertahan karena didukung Presiden Rusia Vladimir Putin.

    “Assad is gone (Assad telah pergi),” tulis Trump di akun Truth Social seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (8/12/2024).

    Dia mengatakan Rusia tak lagi tertarik melindungi Assad. Hal itu dianggapnya membuat pemberontak berhasil masuk ke ibu kota Suriah, Damaskus, dan mendeklarasikan berakhirnya rezim Assad yang telah berlangsung 24 tahun.

    “Pelindungnya, Rusia, Rusia, Rusia, yang dipimpin oleh Vladimir Putin, tidak tertarik lagi untuk melindunginya,” tulis Trump.

    Trump sebelumnya telah menyatakan tidak akan ikut campur dalam urusan Suriah. Dia mengatakan pertempuran yang terjadi di Suriah bukan urusan AS.

    “Tidak pernah ada banyak manfaat di Suriah bagi Rusia, selain membuat Obama terlihat sangat bodoh. Bagaimanapun, Suriah memang kacau, tetapi bukanlah teman kita, dan Amerika Serikat tidak harus terlibat dengan ini. Ini bukan perjuangan kita. iarkan saja terjadi. Jangan terlibat,” ujar Trump lewat akun X-nya pada Sabtu (7/12).

    Kedubes Iran di Suriah Diserang

    Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Damaskus, Suriah, dikabarkan diserang orang-orang bersenjata. Sejumlah ruangan rusak akibat peristiwa itu.

    Rekaman yang beredar menunjukkan ruangan-ruangan yang hancur di dalam kedutaan dan foto-foto yang dirobek dari para pemimpin yang dibunuh. Foto-foto itu termasuk foto Qassem Soleimani dari Iran dan Hassan Nasrallah dari Hizbullah.

    Serangan itu terjadi setelah pemberontak mendeklarasikan jatuhnya Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang merupakan sekutu Iran. Namun, belum ada informasi siapa yang menyerang Kedubes Iran tersebut.

    “Orang-orang tak dikenal telah menyerang kedutaan besar Iran, seperti yang dapat Anda lihat dalam gambar-gambar ini, yang dibagikan oleh berbagai jaringan,” kata seorang penyiar TV pemerintah, yang menunjukkan rekaman yang dikatakan berasal dari dalam kompleks diplomatik.

    Warga Penuhi Perbatasan untuk Kembali Pulang ke Suriah

    Pemberontak menyatakan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah berakhir. Warga Suriah yang sebelumnya kabur ke Lebanon untuk menghindari kekerasan rezim Assad pun mengantre di perbatasan untuk pulang kampung.

    Dilansir Al Jazeera dan BBC, Minggu (8/12/2024), 10 hari terakhir telah menjadi sejarah yang terus berkembang dengan cepat di Suriah. Para pemberontak keluar dari benteng mereka di Idlib barat laut dan bergerak maju dengan cepat, merebut Aleppo, Hama, dan Homs.

    Sekarang, mereka berada di dalam Damaskus, pusat kekuasaan Assad selama 24 tahun. Orang-orang terkejut dan tidak percaya dengan kecepatan pemberontak, tetapi juga gembira.

    Foto: Antrean warga Suriah yang hendak pulang kampung usai Assad tumbang (AFP/HASSAN JARRAH)

    Kegembiraan juga terlihat bagi ratusan ribu warga Suriah yang meninggalkan Suriah. Mereka melarikan diri untuk menghindari penganiayaan atau mencari kehidupan yang lebih baik, karena meskipun pemerintah Assad mengklaim kemenangan beberapa tahun lalu, mereka tidak dapat meningkatkan kondisi kehidupan warga Suriah.

    Sekitar 90 persen orang di Suriah hidup di bawah garis kemiskinan dan ada krisis kemanusiaan di negara itu. Orang-orang di sana membutuhkan bantuan internasional.

    Perbatasan Lebanon-Suriah di Masnaa telah dipenuhi orang-orang yang menunggu untuk menyeberang. Orang-orang Suriah yang berada di Lebanon telah lama menunggu momen ini untuk pulang dengan bebas.

    Beberapa pemuda telah berkumpul di persimpangan dan meneriakkan lagu-lagu revolusioner dan kebebasan sambil memegang bendera hijau milik oposisi. Warga Suriah yang hendak pulang dikabarkan tidak perlu melewati bea cukai hingga tidak ada stempel di paspor.

    Sementara, Yordania telah membuka kembali perbatasannya dengan Suriah yang sempat ditutup 2 hari terakhir. Pembukaan kembali perbatasan ini dilakukan agar warga Suriah bisa pulang.

    Otoritas Yordania telah mengizinkan warga negara Suriah dan mobil kembali ke negara asal mereka karena mereka tahu bahwa rezim Assad telah jatuh. Kedutaan Besar Suriah di Qatar juga merilis pernyataan yang mengatakan ‘fajar kebebasan telah muncul dan Suriah telah terbebas dari cengkeraman tirani’.

    “Rakyat kami menanggung ketidakadilan yang tak terlukiskan selama beberapa dekade, menolak untuk tunduk kepada para pelaku kejahatan paling parah yang merusak martabat manusia dan sumber daya bangsa,” demikian isi pernyataan itu seraya menambahkan rakyat sekarang akan membangun kembali negara itu sebagai tanah air bagi semua warga Suriah.

    Runtuhnya rezim Assad ini juga menjadi kabar baik bagi warga Suriah di Turki dan Pemerintah Turki. Selama ini, Turki telah menampung sekitar 3,5 juta pengungsi Suriah.

    Turki ingin Suriah yang stabil agar para pengungsi itu bisa pulang dan ekonomi mereka bisa tumbuh. Para pengungsi Suriah di Turki dan negara lain di Eropa kini telah mempertimbangkan untuk pulang usai rezim Assad runtuh.

    Keberadaan Presiden Assad Masih Misterius

    Presiden Suriah Bashar al-Assad telah kabur setelah pemberontak memasuki ibu kota Damaskus. Kini, keberadaannya misterius setelah pesawat terakhir yang terbang dari Bandara Damaskus menghilang dari radar.

    Dilansir Reuters, CNN dan Al Jazeera, Minggu (8/12/2024), pasukan pemberontak awalnya menyatakan Assad telah meninggalkan Suriah. Beberapa saat sebelum pemberontak menguasai bandara, pelacak penerbangan sumber terbuka Flightradar24 mencatat satu pesawat di wilayah udara Suriah.

    Sebuah pesawat Ilyushin76 dengan nomor penerbangan Syrian Air 9218 menjadi penerbangan terakhir yang lepas landas dari Damaskus. Pertama, pesawat itu terbang ke timur, lalu berbelok ke utara.

    Beberapa menit kemudian, sinyalnya menghilang saat berputar di atas Homs. Kini, pencarian aktif terhadap Bashar al-Assad dilakukan.

    Pemberontak melakukan interogasi terhadap perwira militer Suriah dan pejabat intelijen yang mungkin mengetahui pergerakannya. Pasukan pemberontak sendiri telah menyatakan Damaskus ‘bebas’.

    Rumah Mewah Assad di Suriah Dibajak Warga

    Puluhan warga Suriah menjelajahi rumah mewah Presiden Bashar al-Assad di Damaskus usai jatuhnya ibu kota ke tangan pasukan pemberontak. Assad kini menghilang dan meninggalkan Suriah.

    Dilansir AFP, Minggu (8/12/2024), sejumlah perempuan, anak-anak, dan laki-laki terlihat berkeliling rumah dan tamannya yang luas, dengan kamar-kamar yang benar-benar kosong. Terlihat beberapa perabotan dan foto Assad dilempar ke lantai.

    “Saya datang untuk membalas dendam; mereka menindas kami dengan cara yang luar biasa,” kata Abu Omar, 44 tahun, kepada AFP.

    “Saya mengambil gambar karena saya sangat senang berada di tengah-tengah rumahnya,” tambahnya, sambil menunjukkan foto-foto di telepon genggamnya.

    Warga Suriah terbangun dengan suasana negara yang berubah pada hari Minggu, saat pemberontak menyerbu Damaskus setelah 11 hari melancarkan serangan kilat. Mereka menyatakan bahwa mereka telah menggulingkan tirani Assad, yang keberadaannya saat ini tidak diketahui setelah ia dilaporkan meninggalkan negara itu.

    Hunian di lingkungan kelas atas al-Maliki terdiri dari tiga bangunan enam lantai. Seorang koresponden AFP juga melihat aula resepsi yang hangus di istana presiden Damaskus yang berjarak beberapa kilometer.

    Hingga pemerintahan Assad jatuh, kediamannya dan istana presiden tidak boleh dimasuki oleh warga biasa.

    Saat berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain, Abu Omar mengatakan bahwa ia merasa sangat gembira.

    “Saya tidak lagi merasa takut. Satu-satunya kekhawatiran saya adalah kita bersatu (sebagai warga Suriah) dan membangun negara ini bersama-sama,” katanya dengan nada penuh emosi.

    (ygs/ygs)

  • Masih Punya Belas Kasihan, Yusa Biarkan Anak Bungsu Korban Hidup Usai Menghabisi Nyawa 3 Orang

    Masih Punya Belas Kasihan, Yusa Biarkan Anak Bungsu Korban Hidup Usai Menghabisi Nyawa 3 Orang

    TRIBUNJATENG.COM – Terungkap alasan Yusa Cahyo Utomo (35), pelaku pembunuhan satu keluarga di Kediri membiarkan anak bungsu korban hidup. 

    Ternyata bukan tanpa alasan, nyawa anak bungsu korban masih hidup karena belas kasihan pelaku.

    Sehingga anak bungsu korban berinisial SPY (11) itu selamat dari percobaan pembunuhan.

    Dalam keterangannya kepada penyidik, Yusa mengaku menghabisi nyawa tiga anggota keluarga yang merupakan kakak kandung, kakak ipar, dan keponakannya. 

    Mereka adalah Agus Komarudin (41), Kristina (38), serta anak sulungnya Christian Agusta Wiratmaja Putra (14).

    Kasat Reskrim Polres Kediri, AKP Fauzy Pratama mengatakan, alasan Yusa membiarkan SPY tetap hidup karena merasa kasihan terhadap anak bungsu korban. 

    “Dia meninggalkannya dalam kondisi bernapas. Alasannya, dia merasa kasihan pada yang paling kecil,” ungkap Fauzy, seperti yang dilansir Tribun Mataraman. 

    Diketahui, Yusa nekat membunuh satu keluarga karena tersinggung tidak dipinjamkan uang Rp 16 juta. 

    Aksinya ini dilakukan di rumah korban di Dusun Gondang Legi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kediri.

    Setelah tidak mendapatkan uang pinjaman dari kakaknya itu, Yusa kembali datang rumah korban pada Rabu, 6 Desember 2024 dini hari. 

    Dia menunggu Kristina kelar menuju dapur lalu menghabisi nyawa kakaknya menggunakan palu. 

    Mendengar teriakan istrinya, Agus suami korban keluar namun nahas juga menjadi korban penganiayaan.

    Yusa berhasil ditangkap di Lamongan pada Kamis, 5 Desember 2024, setelah keberadaannya tercium pihak kepolisian.

    “Tindakan tegas dilakukan karena pelaku berusaha melawan saat ditangkap,” tegas AKBP Bimo.

    Atas perbuatannya, Yusa dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman maksimal pidana mati. 

    “Kasus ini merupakan pembunuhan berencana dengan motif yang sangat keji. Kami akan memprosesnya secara hukum dengan ancaman hukuman tertinggi,” tutup Kapolres Kediri. (*)

     

  • Warga Suriah Antre di Perbatasan untuk Pulang Usai Rezim Assad Tumbang

    Warga Suriah Antre di Perbatasan untuk Pulang Usai Rezim Assad Tumbang

    Damaskus

    Pemberontak menyatakan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah berakhir. Warga Suriah yang sebelumnya kabur ke Lebanon untuk menghindari kekerasan rezim Assad pun mengantre di perbatasan untuk pulang kampung.

    Dilansir Al Jazeera dan BBC, Minggu (8/12/2024), 10 hari terakhir telah menjadi sejarah yang terus berkembang dengan cepat di Suriah. Para pemberontak keluar dari benteng mereka di Idlib barat laut dan bergerak maju dengan cepat, merebut Aleppo, Hama, dan Homs.

    Sekarang, mereka berada di dalam Damaskus, pusat kekuasaan Assad selama 24 tahun. Orang-orang terkejut dan tidak percaya dengan kecepatan pemberontak, tetapi juga gembira.

    Kegembiraan juga terlihat bagi ratusan ribu warga Suriah yang meninggalkan Suriah. Mereka melarikan diri untuk menghindari penganiayaan atau mencari kehidupan yang lebih baik, karena meskipun pemerintah Assad mengklaim kemenangan beberapa tahun lalu, mereka tidak dapat meningkatkan kondisi kehidupan warga Suriah.

    Sekitar 90 persen orang di Suriah hidup di bawah garis kemiskinan dan ada krisis kemanusiaan di negara itu. Orang-orang di sana membutuhkan bantuan internasional.

    Perbatasan Lebanon-Suriah di Masnaa telah dipenuhi orang-orang yang menunggu untuk menyeberang. Orang-orang Suriah yang berada di Lebanon telah lama menunggu momen ini untuk pulang dengan bebas.

    Foto: Antrean warga Suriah yang hendak pulang kampung usai Assad tumbang (AFP/HASSAN JARRAH)

    Beberapa pemuda telah berkumpul di persimpangan dan meneriakkan lagu-lagu revolusioner dan kebebasan sambil memegang bendera hijau milik oposisi. Warga Suriah yang hendak pulang dikabarkan tidak perlu melewati bea cukai hingga tidak ada stempel di paspor.

    Otoritas Yordania telah mengizinkan warga negara Suriah dan mobil kembali ke negara asal mereka karena mereka tahu bahwa rezim Assad telah jatuh. Kedutaan Besar Suriah di Qatar juga merilis pernyataan yang mengatakan ‘fajar kebebasan telah muncul dan Suriah telah terbebas dari cengkeraman tirani’.

    “Rakyat kami menanggung ketidakadilan yang tak terlukiskan selama beberapa dekade, menolak untuk tunduk kepada para pelaku kejahatan paling parah yang merusak martabat manusia dan sumber daya bangsa,” demikian isi pernyataan itu seraya menambahkan rakyat sekarang akan membangun kembali negara itu sebagai tanah air bagi semua warga Suriah.

    Runtuhnya rezim Assad ini juga menjadi kabar baik bagi warga Suriah di Turki dan Pemerintah Turki. Selama ini, Turki telah menampung sekitar 3,5 juta pengungsi Suriah.

    Turki ingin Suriah yang stabil agar para pengungsi itu bisa pulang dan ekonomi mereka bisa tumbuh. Para pengungsi Suriah di Turki dan negara lain di Eropa kini telah mempertimbangkan untuk pulang usai rezim Assad runtuh.

    (haf/imk)

  • Ribuan Personel Polres Kudus Diterjunkan Perketat Laga Persiku Kudus vs Persipa Pati

    Ribuan Personel Polres Kudus Diterjunkan Perketat Laga Persiku Kudus vs Persipa Pati

    TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Kapolres Kudus, AKBP Ronni Bonic menerjunkan ribuan personelnya untuk mengamankan jalannya laga lanjutan Liga 2 yang mempertemukan Persiku Kudus vs Persipa Pati hari ini, Minggu (8/12/2024) di Stadion Wergu Wetan Kudus. 

    Pengetatan keamanan dilakukan menyusul kejadian penganiayaan yang diduga dilakukan supporter sepakbola asal Kabupaten Jepara terhadap warga Kudus pada 1 Desember lalu.

    Jajaran kepolisian disiagakan di sekitar Stadion Wergu Wetan untuk mengamankan pertandingan rencananya kick off pukul 15.00 WIB. 

    Selebihnya, personel disiagakan di beberapa titik, termasuk di perbatasan antara Kabupaten Kudus dengan daerah sekitar. 

    “Kami sudah koordinasi dengan Polresta Pati. Kami lakukan penyekatan di beberapa akses lokasi, dilakukan penutupan. Dengan harapan, semoga peristiwa kemarin (1 Desember) tidak terulang. Jadi pembelajaran kita semua agar lebih meningkatkan pengawasan dan pengamanan,” terangnya. 

    AKBP Ronni Bonic berupaya dengan menerjunkan personel lebih banyak untuk melakukan pengamanan lebih ekstra ketat. 

    Agar kejadian serupa yang terjadi pada 1 Desember lalu tidak terjadi lagi, apalagi kejadian tersebut berdampak pada masyarakat umum. 

    “Kami harap supporter menghormati bersama aturan yang berlaku. Semua harus diperhatikan untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat secara umum,” ujarnya. (Sam)

  • Alasan 2 Pemuda Jepara Menganiaya Warga Kudus Usai Nonton Sepak Bola Karena Diacungkan Jari Tengah

    Alasan 2 Pemuda Jepara Menganiaya Warga Kudus Usai Nonton Sepak Bola Karena Diacungkan Jari Tengah

    TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Dua remaja asal Kabupaten Jepara, MR (23) dan MA (23) diringkus jajaran Satreskrim Polres Kudus lantaran diduga terlibat dalam aksi penganiayaan terhadap IPA (23 ) warga Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus pada 1 Desember 2024. 

    MR dan MA bagian dari supporter sepakbola dari Persijap Jepara.

    Keduanya kini harus berurusan dengan kepolisian atas dugaan terlibat melakukan tindak pidana kekerasan yang dilakukan secara bersama-sama atau penganiayaan terhadap orang yang mengakibatkan luka.

    Selanjutnya dijerat Pasal 170 ayat (2) ke 1 KUHPidana Subsidar 351 ayat (1) KUHPidana dengan ancaman pidana penjara maksimal 5 tahun 6 bulan.

    Sebelumnya, pada Minggu 1 Desember 2024, ribuan pendukung tim sepakbola Persijap Jepara nekat bertolak dari Kabupaten Jepara menuju Kabupaten Pati untuk menyaksikan laga Persijap vs Persipa Pati.

    Meskipun sudah ada aturan supporter tim tamu tidak boleh datang pada setiap kompetisi Liga 2 digelar.

    Usai pertandingan selesai, ribuan sopporter Persijap kembali ke kabupaten asal melintasi Kabupaten Kudus dengan pengawalan kepolisian. 

    Sesampainya di Jalan Lingkar Timur, Desa Ngembalkulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus sekiranya pukul 19.00, segerombolan supporter menyalakan flare dan kembang api.

    Tiba-tiba menyerang korban IPA (23 ) warta Kedungdowo, Kaliwungu, Kudus yang saat itu mengendarai sepeda motor bersama temannya berpapasan dengan rombongan.

    MR ikut melakukan pengeroyokan dengan cara menendang dan melempari batu terhadap korban. 

    Akibatnya korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Aisyiyah Kudus untuk mendapatkan perawatan intensif dampak luka robek di belakang telingan kanan, telingi kiri, dahi, bibir atas, leher, tangan dan kaki.

    Sementara terduga pelaku penganiayaan lainnya masih dalam pengejaran Resmob Satreskrim Polres Kudus.

    Kapolres Kudus, AKBP Ronni Bonic mengungkapkan, sejauh ini baru dua tersangka yang berhasil diringkus oleh jajaran Polres Kudus atas kejadian penganiayaan yang terjadi pada awal Desember baru-baru ini. 

    Kedua tersangka memiliki peran masing-masing dalam aksi pengeroyokan terhadap korban.

    Satu di antaranya membawa tongkat baseball ketika berangkat ke Pati. 

    “Kami akan kembangkan kasus penganiayaan secara bersama-sama ini, karena masih ada pelaku dalam pengejaran. Termasuk kami akan dalami apakah tongkat baseball yang dibawa salah satu tersangka digunakan juga dalam aksi penganiayaan,” terangnya. 

    AKBP Ronni Bonic menyayangkan aturan yang berlaku di Liga 2 terkait supporter tim tamu tidak boleh datang ke stadion, justru dilanggar dan berdampak kegaduhan.

    Apalagi, lanjut dia, supporter tim tamu juga mendapatkan tiket menonton langsung pertandingan di stadion.

    Termasuk dua tersangka MR dan MA yang merupakan warga Jepara bisa mendapatkan tiket saat pertandingan digelar di Kabupaten Pati.

    Dia berharap, kejadian ini menjadi pengingat sekaligus evaluasi bagi pihak terkait, termasuk panitia pelaksana pertandingan sepakbola di Liga 2 agar lebih memperketat aturan yang berlaku. 

    Supaya kejadian serupa tidak terulang kembali pada pertandingan-pertandingan selanjutnya. 

    “Atas kejadian tersebut, semua harus diperhatikan untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat secara umum,” tegasnya. 

    Sementara itu, MR mengaku bahwa dia diajak temannya untuk nonton pertandingan sepakbola langsung di Pati. 

    Kata dia, sudah lama tidak nonton pertandingan langsung di stadion.

    Namun dengan iming-iming tiket ajakan temannya, akhirnya berangkat ke Kabupaten Pati bersama rombongan supporter lainnya. 

    “Saya dapat tiket di Pati, dari teman, yang ngajak juga teman. Enggak tahu asal tiketnya,” ujar dia. 

    Menurut MR, selama perjalanan pulang semua berjualan lancar. Situasi dan kondisi berubah drastis seketika saat melintas di Kabupaten Kudus. Tepatnya setelah berpapasan dengan warga Kudus yang menjadi korban di Jalan Lingkar Timur. 

    “Awalnya rombongan lewat, korban acungkan jari tengah, saya lihat sendiri. Kemudian massa emosi, mengeroyok korban. Ada banyak lebih dari 10, saya ikut nendang kaki dan melempar batu kena kepala korban. Saya dapat batu spontanitas di lokasi kejadian,” ungkapnya. 

    Kepada polisi, MR menegaskan bahwa tongkat baseball yang juga diamankan polisi bukan milik dirinya, melainkan temannya. 

    Kata dia, tongkat tersebut dibawa oleh temannya untuk berjaga-jaga jika dalam perjalanan diserang oleh supporter sepakbola di Kabupaten Kudus. (Sam)

  • Rentetan Drama yang Mengiringi Kasus Novel Baswedan

    Rentetan Drama yang Mengiringi Kasus Novel Baswedan

    JAKARTA – Rangkaian serangan yang ditujukan kepada penyidik senior KPK, Novel Baswedan terus dilancarkan. Padahal belum rampung, kasus penyiraman air keras yang melukai mata kirinya, sejak dua tahun lalu. Kini muncul beberapa perkara baru yang ingin menjatuhkan namanya. 

    Tim teknis yang dibentuk Kapolri Jenderal (purn) Tito Karnavian untuk menyelesaikan kasus ini pun tak memberikan hasil maksimal. Pelaku penyerangan Novel pun masih abu-abu, karena menyimpulkan kasus ini sebagai bentuk risiko pekerjaannya sebagai penyidik kasus korupsi di KPK.

    Kasus yang mengendap lama ini, juga memunculkan masalah baru. Tudingan kasus penyerangan air keras yang dialami Novel Baswedan sebagai bentuk rekayasa, mencuat di media masa. 

    Politikus PDIP, Dewi Tanjung menyebut Novel telah sengaja merekayasa kasus penyerangannya. Hal ini didasari dari kecurigaannya melihat proses pengobatan hingga bekas luka yang dialami oleh Novel. Merasa janggal, Dewi membuat laporan ke Polda Metro Jaya guna mengungkap kasus dugaan rekayasa dibalik penyerangan Novel Baswedan.  

    pic.twitter.com/MAvpJsjuhZ

    — Re (@Recht_Reo) November 8, 2019

    Selain itu, ada pula serangan berupa gugatan ke Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Negeri Bengkulu yang dilontarkan oleh pengacara senior sekaligus terpidana korupsi, Otto Cornelis Kaligis atau yang lebih dikenal dengan sebutan OC Kaligis.

    Dirinya ingin membuka kembali kasus penganiayaan pencuri sarang burung walet, yang terjadi pada 15 tahun silam.  Di mana saat itu, Novel masih menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu.

    Gugatan tersebut telah terdaftar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dengan nomor registrasi gugatan yakni 958/Pdt.G/2019/PN JKT.SEL soal klasifikasi perkara wanprestasi. Sidang perdana perkara itu akan digelar pada Rabu 4 Desember mendatang.

    Novel Angkat Bicara 

    Ditemui dalam acara Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Novel enggan mengomentari banyaknya serangan yang ditujukan untuk dirinya. Baik laporan yang dilayangkan Dewi Tanjung atau gugatan dari OC Kaligis. 

    Penyidik senior KPK ini menganggap tudingan Dewi Tanjung terhadap kasusnya tidak beralasan. Terlebih, tidak adanya pihak yang diperkarakan olehnya dalam pelaporan tersebut. 

    “Saya khawatir jangan jangan dia ini sebenarnya tahu bahwa yang diomongin gak benar. Dan saya khawatir dia ini laporan ke polisi dalam rangka ngerjain polisi. Kalau itu yang dia lakukan polisi tahu bahwa ada delik yang bisa menjerat orang berbuat begitu,” kata Novel saat ditemui VOI, Sabtu 9 November.

    Menurut Novel, ada motif lain dibalik pelaporan Dewi Tanjung kepada polisi. Sebab, konteks rekayasa yang diucapkan oleh Dewi Tanjung itu telah terklarifikasi oleh beberapa pihak yang menangani kasus tersebut. 

    “Saya tidak mengerti, yang mau dihina dia itu siapa. Apakah dia mau menghina rumah sakit besar yang merawat saya, atau polisi yang menginvestigasi kasus ini. Sebab Komnas HAM juga ikut melakukan pemeriksaan. Apakah dia mau menghina para tokoh yang bertemu saya dan melihat keadaan saya,” papar Novel.

    Novel kembali irit bicara, saat menanggapi pertanyaan awak media yang menanyakan sikap Presiden Joko Widodo terhadap kasusnya. “Pak jokowi Sudah tiga kali ngasih deadline. Kita tunggu saja kita lihat,” cetusnya.

    Hal serupa juga terjadi ketika disinggung soal gugatan OC Kaligis. Menurutnya, tak perlu ada yang ditanggapi lantaran telah diserahkan ke pihak koalisi. “Nanti kawan kawan koalisi sipil yang akan merespon itu,” pungkasnya.

  • Pemberontak Klaim Mulai Kepung Damaskus, Pukul Mundur Tentara Suriah

    Pemberontak Klaim Mulai Kepung Damaskus, Pukul Mundur Tentara Suriah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemberontak Suriah mengeklaim telah mulai mengepung ibu kota Damaskus pada Sabtu (7/12). Namun pemerintah Suriah membantah klaim tersebut.

    “Pasukan kami telah memulai tahap akhir pengepungan ibu kota Damaskus,” kata komandan pemberontak Hassan Abdel Ghani, dikutip AFP.

    Kementerian Pertahanan Suriah dengan tegas membantah bahwa tentara mereka telah meninggalkan posisi dekat kota Damaskus.

    “Tidak ada kebenaran dalam berita yang mengeklaim pasukan bersenjata kami, yang siaga di seluruh wilayah Damaskus, telah ditarik,” kata Ghani.

    Sebelumnya kelompok pemantau perang Observatorium Suriah untuk HAM mengatakan pemberontak berada dalam jarak 20 kilometer dari Damaskus, saat pasukan pemerintah mundur.

    Kelompok itu mengeklaim pasukan pemerintah Suriah telah menyerahkan lebih banyak wilayah penting di Damaskus, kehilangan kendali atas seluruh Provinsi Daraa selatan, dan mengevakuasi pos-pos di Quneitra dekat Dataran Tinggi Golan.

    Kelompok pemantau itu juga mengatakan pasukan pemerintah telah ditarik keluar dari kota-kota yang berjarak hanya 10 kilometer dari Damaskus.

    Abdel Ghani juga sebelumnya mengeklaim pasukannya berhasil menguasai cabang Saasaa di pedesaan Damaskus.

    Sebelumnya kemajuan yang dilakukan kelompok pemberontak Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan sekutunya semakin mengepung pemerintah Presiden Bashar al-Assad. Kelompok pemberontak juga mengeklaim telah merebut banyak wilayah di Suriah.

    Dalam sebuah pernyataan, Abdel Ghani mengakui bahwa pemberontak telah mengambil alih wilayah tempat tinggal “berbagai sekte agama dan kelompok minoritas”.

    “Kami meminta agar semua sekte diyakinkan, karena era sektarianisme dan tirani telah berakhir selamanya,” katanya.

    Kelompok minoritas sering kali mengalami penganiayaan selama konflik panjang di Suriah, dan pendahulu HTS, Front Al-Nusra, yang terkait dengan Al-Qaeda, melancarkan serangan mematikan terhadap minoritas Alawi Assad di Homs pada awal perang.

    (dna/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Petugas Bersenjata Lengkap Kawal Sudirman Saat ke Makam Ibu, Dedi Mulyadi: Hati Saya Tersayat – Halaman all

    Petugas Bersenjata Lengkap Kawal Sudirman Saat ke Makam Ibu, Dedi Mulyadi: Hati Saya Tersayat – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Kabar duka bagi Sudirman, terpidana kasus Vina Cirebon. Ibunda Sudirman meninggal dunia.

    Sairoh yang meninggal dunia pada Kamis malam (5/12/2024) di Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati, Cirebon, menjadi pukulan berat bagi Sudirman.

    Sudirman pun yang datang ke pemakaman ibunya menuai sorotan dari Dedi Mulyadi.

    Pria ini datang ke makam ibunya dengan dikawal oleh petugas yang mengenakan seragam lengkap dengan senjata laras panjang.

    Awalnya, menurut Dedi, Sudirman meminta agar diberi kesempatan untuk melihat pemakaman ibunya.

    “Sudirman memohon agar bisa menengok (ibunya). Dengan cekatan Peradi berusaha agar Sudirman bisa menengok ibunya yang meninggal,” ujar Dedi, melansir dari unggahan instagramnya.

    Namun, meski diizikan untuk keluar lapas, Dedi merasa miris melihat perlakuan yang diterim Sudirman.

    Menurut Dedi, Sudirman dikawal sejumlah personel aparat bersenjata laras panjang.

    “Saya melihat di berbagai media sosial, Sudirman dikawal dengan tangan diborgol dan aparat menggunakan senjata laras panjang. Hati saya tersayat” ujar Dedi.

    “Seorang manusia yang begitu lemah tanpa daya, jangankan melawan lari pun tak mampu. Mengapa perlakuannya seperti itu?” lanjut Dedi.

    Dedi menurutkan, meski demikian SOP nya, tapi harus melihat sisi kemanusiaannya.

    “Mungkin itu SOP nya, tapi juga harus menggunakan nalar kemanusiaan. Nalar kita bisa bekerja melihat seseorang berbahaya atau tidak” ujar Dedi.

    Diketahui, nasib miris menimpa Sudirman, salah satu terpidana kasus Vina Cirebon.

    Belum kesampaian lihat Sudirman bebas, sang ibu, Sairoh keburu meninggal dunia.

    Meski terus berjuang di persimpangan takdir, Sudirman harus menerima kenyataan bahwa ia tidak bisa berada di sisi ibunya saat masa-masa terakhirnya.

    Di tengah segala keterbatasannya sebagai tahanan, Sudirman diberi izin untuk menghadiri pemakaman sang ibu pada Jumat pagi (6/12/2024), yang berlangsung di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ki Gede Malang Sari, Kampung Saladara, Kelurahan Karyamula, Cirebon.

    Dengan pengawalan ketat dari petugas kepolisian bersenjatakan laras panjang, ia melangkah menuju pemakaman sambil memendam rasa kehilangan yang tak terungkapkan.

    Meski sedang berjuang menghadapi proses hukum yang masih berjalan di Mahkamah Konstitusi (MK), kepergian ibunya memberikan luka mendalam bagi Sudirman.

    Ibunda yang selama ini menjadi sumber kekuatan, kini tak bisa lagi menyaksikan perjuangannya untuk bebas.

    Sairoh, telah lama menderita penyakit yang membuatnya sering mengeluh sakit kepala.

    Meskipun begitu, dia selalu memberikan dukungan tak terhingga kepada Sudirman.

    Keinginan terakhir Sairoh adalah untuk berkumpul kembali bersama Sudirman setelah dia bebas.

    Namun, harapan itu tak terwujud karena Sairoh harus terlebih dahulu berpulang.

    Beni, kakak kandung Sudirman, mengenang kebersamaan mereka dalam momen perayaan ulang tahun Sudirman yang berlangsung pada 20 November 2024, saat seluruh keluarga datang mengunjungi Sudirman di Lapas. Kenangan tersebut kini menjadi momen terakhir mereka bersama.

    “Ibu yakin kalau Sudirman akan bebas. Ibu bilang mau kumpul bareng kalau Sudirman sudah keluar dari penjara,” ujar Beni, mengenang harapan yang kini telah pupus, melansir dari Tribun Jabar.

    Kepergian Sairoh menambah beban bagi Sudirman yang kini harus menjalani perjuangannya tanpa lagi mendapatkan dukungan fisik dari sosok yang selama ini menjadi pendukung utamanya.

    Perjalanan hukum yang terus berlanjut seakan terasa semakin berat dengan kehilangan ini.

    Namun, bagi Sudirman, perjuangan belum berakhir.

    Walaupun dengan rasa duka yang mendalam, ia tetap melangkah, menatap harapan akan masa depan yang lebih baik meski tanpa kehadiran ibunda tercinta di sisinya.

    Kondisi Terkini Sudirman

    Sebelumnya, terungkap kondisi terkini Sudirman, terpidana kasus Vina Cirebon, menjelang putusan PK yang tak kunjung diputuskan Mahkamah Agung (MA).

    Kondisi Sudirman ini diungkap oleh sang kakak, Benny Indrayana.

    mengungkap sang adik selalu menanyakan perkembangan PK nya setiap kali dia membesuknya.

    “Dia selalu menanyakan kalau besuk, gimana keputusannya?. Kadang kepikiran lama gitu, harus ke MA buat mohon,” kata Benny, melansir dari tayangan Nusantara TV.

    Benny mengaku sedih karena putusan PK sudah sangat diharapkan keluarga dan Sudirman. 

    Diakui Benny, saat ini kondisi Sudirman sehat, meski masih sering mengeluh kesakitan punggungnya akibat penganiayaan yang dialami saat proses penyidikan. 

    “Fisiknya sehat tapi punggungnya masih terasa sakit, masih biasa merasakan sakit kalau berbaring atau duduk terlalu lama,” akunya. 

    Untuk menenangkan Sudirman, keluarga biasanya membawakan makanan kesukaan setiap kali besuk.

    “Dan kita kasih saran untuk berdoa, salat, tahajud,” pungkas Benny. 

    Sementara itu, Kuasa hukum Saka Tatal, Titin Prialianti mengaku sudah berkoordinasi dengan kuasa hukum 7 terpidana kasus Vina Cirebon lainnya, Jutek Bongso untuk mendorong mengenai kemungkinan percepatan putusan perkara ini.

    Hal ini beralasan karena Titin melihat menderitaan panjang yang dialami Saka Tatal dan 7 terpidana kasus Vina Cirebon.  

    “Bagaimana menderitanya mereka di tahun 2016 dan 2017. Saya susah mengungkapkan apa yang terjadi sebenarnya. Sekarang setelah penantian panjang, tiba-tiba kondisi terbuka, didukung oleh seluruh masyarakat,” ungkap Titin di tayangan yang sama.

    Titin berharap majelis hakim PK di Mahkamah bisa melihat media yang menayangkan tentang bagaimana menderitanya para terpidana. 

    “Untuk apa nunggu, kalau berkas perkara sudah masuk,” katanya. 

    Apalagi, lanjut Titin, ada bukti luar biasa yang tidak pernah ditemukan pada tahun 2016-2017 dan berhasil dibuka dalam sidang PK.

    “Kenapa MA tidak membuka mata hatinya secara institusi maupun pribadi mengenai perkara ini karena anak-anak sudah lama menderita,” ujar Titin. 

    Titin berharap kekhawatiran bahwa MA tidak memiliki keberanian untuk melihat kenyataan sebenarnya di kasus ini, tidak terbukti. 

    Hal ini beralasan karena dalam sidang PK bukti dan saksi mengungkap tidak pernah ada pembunuihan dan pemerkosaan di kasus ini. 

    “Mudah-mudahan dibukakan mata hati siapa pun majelisnya,” katanya. 

    “Mudah-mudahan institusi yang besar ini, tidak melindungi oknum, sehingga vonis begitu berat dijatuhkan,” sambung Titin. 

    Titin juga berharap majelis hakim bisa mengikuti kasus ini melalui media untuk mengetahui dan memahami rangkaian dan konstruksi peristiwanya secara utuh.  

    “Masak sih segitu viralnya, tidak melihat, tidak mendengar. Hanya berdasarkan dari yang disampaikan pengadilan negeri. Masak sih sebegitu hebatnya, dari MA gak ada yang nonton tayangannya,” katanya.  (*)

  • Berkas Perkara Kasus Pembunuhan Ayah dan Nenek Dilimpahkan ke Jaksa, Pelaku Segera Jalani Sidang – Halaman all

    Berkas Perkara Kasus Pembunuhan Ayah dan Nenek Dilimpahkan ke Jaksa, Pelaku Segera Jalani Sidang – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi telah melimpahkan berkas perkara kasus pembunuhan ayah dan nenek yang dilakukan seorang anak MAS (14) ke Jaksa Penuntut Umum (PJU).

    Pembunuhan sadis tersebut terjadi di Cilandak, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

    “Penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan telah mengirim berkas perkara ke jaksa penuntut umum,” kata Kabid Humas Polda Metro Kaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Jumat (6/12/2024).

    Ade memastikan berkas perkara sudah diterima oleh JPU Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.

    “Pelimpahan berkas itu berarti proses penyidikan dugaan pembunuhan dan penganiayaan yang dilakukan tersangka MAS telah memasuki tahap 1.” Imbuh Ade Ary.

     

    Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi menuturkan jika hasil penelitian jaksa berkas perkara itu sudah dinyatakan lengkap, pihak kepolisian bakal menyerahkan tersangka untuk disidangkan.

     

    Namun sebaliknya, jika jaksa menyatakan berkas perkara belum lengkap, maka polisi akan melengkapi berkas perkara sesuai petunjuk jaksa. 

    Di sisi lain, Nurma belum mengungkap motif MAS melakukan pembunuhan tersebut. 

     

    Hal ini karena penyidik masih butuh pendalaman. Selain itu, polisi juga masih menunggu hasil tes kejiwaan MAS.

     

    “Ya kalau motif itu perkaranya, kita kan (menyelidiki) kejahatannya kalau polisi. Motif itu kan sebenarnya sebab akibat,” jelasnya.

    Diketahui, MAS  membunuh ayah dan neneknya secara sadis menggunakan senjata tajam pisau.

     

    Ibu pelaku juga ditikam, namun berhasil selamat dengan kondisi berlumuran darah.

     

    Peristiwa itu diketahui terjadi di Perumahan Taman Bona Indah Blok B6 Nomor 12, Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari.

     

    MAS sendiri sudah ditetapkan sebagai tersangka. MAS dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan subsider Pasal 351 KUHP dan/atau Pasal 44 ayat 2 dan 3 Undang-Undang KDRT.

  • Berkaca dari kasus Bayi Disiram Air Panas, Begini Tips Penting Pilih Daycare Anak

    Berkaca dari kasus Bayi Disiram Air Panas, Begini Tips Penting Pilih Daycare Anak

    Jakarta

    Baru-baru ini viral seorang bayi berusia 1 tahun 3 bulan disiram air panas di tempat penitipan anak (daycare) Sawangan, Depok, oleh salah satu pengasuhnya. Wanita bernama Seftyana (35) ditetapkan sebagai tersangka karena aksi kejinya.

    Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana mengungkapkan motif Setyafna. Setyafna mengaku kesal karena korban menangis saat dimandikan. Arya mengatakan penganiayaan ini terjadi pada Senin (2/12). Arya menjelaskan orang tua korban menitipkan anaknya di daycare tersebut sejak Agustus 2024. Orang tua korban menitipkan anaknya pada pukul 05.30-19.30 WIB.

    Orang tua tentu perlu berhati-hati dalam memilih tempat penitipan anak atau daycare untuk sang buah hati mereka.

    Di luar kasus tersebut, psikolog Samanta Elsener M Psi, Psikolog & Parenting Expert mengungkapkan sederet tips dalam memilih daycare untuk anak yang kredibel dan aman.

    Menurutnya, orang tua perlu mengecek background pengasuh atau orang yang bekerja di sana terlebih dahulu. Pengecekan berguna untuk mengetahui apakah pengasuh memiliki latar belakang atau rekam jejak yang berpotensi menimbulkan bahaya atau kerugian.

    Selain itu, orang tua perlu memantau interaksi pengasuh atau orang yang bekerja di daycare terhadap anak-anak.

    “Jadi semakin interaksinya baik, positif Insya Allah juga mereka bisa menjadikan tempat aman buat anak dititipkan selama orang tuanya bekerja,” saat ditemui di acara Bunda fest 2024 di Jakarta Selatan, Kamis (7/12/2024).

    Selain dari sisi pengasuhnya, Samantha juga meminta orang tua untuk mempertimbangkan dari sisi kesehatan dan kebersihan dari tempat penitipan tersebut. Termasuk juga kurikulum untuk memberikan stimulasi yang tepat pada anak, sehingga bukan sekadar tempat penitipan saja.

    “Harus cek apakah sesuai dengan budgetnya, jarak tempuh, jauh atau dekat dari rumah Terus sudah gitu menyediakan fasilitasnya apa aja. Terus kalau bisa gitu yang ada paket lengkapnya, ada dokternya, ada psikolognya. Terus ada laporan hariannya, di daycare itu ngapain aja, ” imbuhnya.

    “Jadi bukan cuma sekedar tempat penitipan,” imbuhnya lagi.

    Lihat juga Video: Viral Balita Diduga Dianiaya di Daycare Depok, Polisi Turun Tangan

    (suc/suc)