Datang ke Mal Tanpa Belanja, Pengunjung: Harga di E-Commerce Jauh Lebih Murah
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Fenomena rombongan jarang beli (
Rojali
) dan rombongan hanya nanya (
Rohana
) makin banyak didapati di sejumlah pusat perbelanjaan di Ibu Kota.
Meskipun mal-mal besar tampak ramai dikunjungi, tidak sedikit pengunjung yang datang hanya untuk berjalan-jalan dan melihat-lihat barang tanpa melakukan pembelian.
Salah satu alasan yang kerap diungkapkan para pengunjung adalah harga produk di
e-commerce
yang dinilai jauh lebih murah dibandingkan di toko fisik.
“Aku ke mal dulu buat lihat barangnya langsung. Tapi tetap belinya di
e-commerce,
karena harganya jauh lebih murah,” kata Dinda (21), mahasiswa tingkat akhir yang ditemui di Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (27/7/2025).
Menurut Dinda,
window shopping
ke mal justru menjadi semacam riset lapangan sebelum membeli barang di platform online.
Di mal, ia bisa melihat dan menyentuh barang secara langsung untuk memastikan kualitas dan kecocokan.
“Kalau belanja online kan kadang kita enggak tahu barangnya kayak apa. Tapi kalau sudah lihat fisiknya, bisa lebih yakin, baru deh beli online. Soalnya selisih harganya lumayan jauh,” jelas dia.
Rani (22) dan Roshi (25), karyawan swasta asal Malang, juga merasakan hal serupa.
Kalaupun tertarik pada suatu barang, keduanya memilih menunda pembelian sambil melihat kondisi keuangan.
“Kadang kita catat dulu, siapa tahu pas rezeki udah ada baru kita beli. Jadi semacam
self-reward
juga,” tambah dia.
Di balik banyaknya pengunjung yang hanya melihat-lihat, para pekerja retail justru menghadapi tantangan tersendiri.
Alro (27), penjaga toko optik di Grand Indonesia, yang sudah delapan tahun bekerja di sektor optik, mengaku tren Rojali dan Rohana semakin meningkat dalam dua tahun terakhir.
“Dulu orang kalau ke optik, pasti beli. Sekarang banyak yang cuma coba-coba. Bahkan ada yang cuma bikin konten doang,” kata dia.
Ia menyebut bahwa turunnya daya beli dan ketatnya persaingan harga dengan
e-commerce
menjadi penyebab utama.
“Diskon
e-commerce
itu gede banget. Harga lebih murah. Jadinya kita kalah,” ucap dia.
Sebelumnya Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono menilai,
fenomena Rojali
dan Rohana belum tentu menandakan kemiskinan.
Namun ini bisa jadi sinyal tekanan ekonomi, terutama pada kelas menengah bawah.
“Rojali ini gejala sosial yang layak dicermati. Konsumen menahan belanja. Ini terlihat juga dari kelompok pengeluaran atas yang mulai mengurangi konsumsi,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (25/7/2025).
Data BPS mencatat, jumlah penduduk miskin per Maret 2025 mencapai 23,85 juta orang.
Sementara itu, angka kemiskinan kota justru naik menjadi 6,73 persen, seiring meningkatnya setengah pengangguran dan tingginya harga bahan pokok.
“Rojali adalah sinyal penting bagi pembuat kebijakan. Kita perlu menjaga ketahanan konsumsi, bukan hanya menurunkan angka kemiskinan,” kata Ateng.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kasus: pengangguran
-
/data/photo/2024/10/27/671d84f5cec0f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Datang ke Mal Tanpa Belanja, Pengunjung: Harga di E-Commerce Jauh Lebih Murah Megapolitan 27 Juli 2025
-

Makin Banyak Pria Nganggur, Penyebab Kemiskinan Perkotaan Meningkat
Jakarta, Beritasatu.com– Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan tingkat kemiskinan di perkotaan meningkat dari 6,66% atau setara 11,05 juta jiwa pada September 2024 menjadi 6,73% atau setara 11,27 juta jiwa pada Maret 2025.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono mengatakan, Kondisi itu disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya tingkat pengangguran pada laki-laki perkotaan meningkat.
Dia menjelaskan, di tengah tren peningkatan jumlah kemiskinan di perkotaan, jumlah kemiskinan di perdesaan justru menurun dari 11,34% atau setara 13,01 juta jiwa pada September 2024, menjadi 11,03% atau setara 12,58 juta jiwa pada Maret 2025.
Ateng mengatakan, ada beberapa faktor yang memengaruhi meningkatnya kemiskinan di perkotaan. Pertama yaitu meningkatnya jumlah setengah pengangguran di perkotaan. Setengah pengangguran adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam dan masih mencari pekerjaan.
“Jumlah setengah pengangguran di perkotaan pada Februari 2025 meningkat 0,46 juta jiwa dibandingkan dengan Agustus 2024,” ucap Ateng dalam konferensi pers, Jumat (25/7/2025).
Kedua, disebabkan faktor naiknya harga komoditas pangan seperti minyak goreng, cabai rawit, dan bawang putih. Dia menjelaskan, sebagian besar penduduk kota bergantung pada harga pasar karena tidak memproduksi pangan sendiri. Kenaikan harga ini akhirnya memengaruhi daya beli masyarakat, terutama kelompok miskin dan rentan miskin.
Sementara faktor ketiga, kenaikan tingkat pengangguran terbuka untuk pekerja laki-laki di perkotaan. Dia menyebut, tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2025 menurun menjadi 4,76% dari yang sebelumnya 4,91% pada Agustus 2024.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5294024/original/082588800_1753348254-WhatsApp_Image_2025-07-24_at_15.57.52.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pemprov DKI Jakarta Aktif Gelar Job Fair, Efektif Serap Tenaga Kerja? – Page 3
Tahapan evaluasi pun dilakukan setiap kali penyelenggaraan job fair guna memastikan agar pelaksanaan berikutnya semakin efektif dalam mendekatkan pencari kerja dengan pemberi kerja.
“Konsep job fair akan terus dikembangkan menjadi education and training job fair, yang tidak hanya menawarkan lowongan pekerjaan tetapi juga memberikan ruang edukasi terkait keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja dan peluang pelatihan,” katanya.
Syarifuddin menyebut, pelaksanaan job fair juga terus diarahkan ke wilayah-wilayah yang lebih dekat dengan masyarakat, agar akses pencari kerja semakin mudah.
Dengan ini, job fair diharapkan menjadi instrumen strategis untuk meningkatkan keterampilan, memperluas jaringan, dan mendukung percepatan penyerapan tenaga kerja di DKI Jakarta.
Selain job fair, Disnakertransgi juga menggagas sejumlah program lain yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat guna menurunkan pengangguran, di antaranya menyediakan program pelatihan kompetensi dan peningkatan produktivitas.
-

Prabowo Colek Sri Mulyani buat Kasih Obat Gratis di Kopdes Merah Putih
Jakarta –
Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dirancang untuk menyediakan produk-produk yang terjangkau bagi masyarakat, termasuk obat. Presiden Prabowo Subianto meminta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani untuk dapat menyediakan obat-obat gratis di Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
Hal ini disampaikan Prabowo pada momentum peluncuran 80.000 kelembagaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten yang berlangsung hari ini. Prabowo menyebut pembentukan 80.000 Kopdeskel Merah Putih ini dapat memangkas rantai distribusi serta menyediakan akses produk-produk penting untuk masyarakat, termasuk obat-obatan.
Apotek desa atau klinik desa menjadi salah satu unit bisnis yang wajib dijalankan Kopdeskel Merah Putih. Bahkan Prabowo akan mengusahakan obat-obat itu dapat secara gratis diberikan kepada mereka yang tidak mampu. Lalu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani lah yang mengupayakan kehadiran obat gratis di Kopdeskel Merah Putih.
“Ya, kita upayakan nggak bayar. Kita upayakan, yang mengupayakan Menteri Keuangan semakin stress. Tapi nggak papa Bu ini mulia nama ibu kan Sri Mulyani jadi harus yang mulia mulia Bu. Ibu akan dicintai oleh semua desa seluruh Indonesia,” kata Prabowo, dikutip dari akun Youtube Kemenko Pangan, Senin (21/7/2025).
Prabowo menekankan layanan obat gratis bagi yang tidak mampu di Kopdeskel Merah Putih dapat dilaksanakan jika anggarannya tersedia. “Menteri Keuangan setiap kali saya panggil agak stress. Apalagi ini, idenya Presiden ini. Kalau nanti ada dananya, khusus untuk rakyat miskin, obatnya harus gratis,” tambah Prabowo.
Menurut dia, akses obat-obatan penting bagi rakyat kecil. Apalagi yang ekonominya masih lemah. Ia pun mengapresiasi Kementerian Pertahanan karena membentuk lembaga farmasi untuk membuat obat generik dengan harga murah.
“Obat-obat yang penting bagi rakyat kecil rakyat yang ekonominya masih lemah. Mereka harus punya akses kepada obat-obat penting dalam harga terjangkau dan untuk itu. Terima kasih Kementerian Pertahanan dengan inisiatif mereka bentuk lembaga farmasi pertahanan membuat obat generik dengan harga murah,” jelas Prabowo.
Peluncuran kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan kemandirian ekonomi rakyat, sebuah inisiatif besar yang diinisiasi langsung oleh Presiden Republik Indonesia.
Capaian ini tak lepas dari kerja serius dan kolaborasi solid Tim Satgas Koperasi Merah Putih yang terdiri dari unsur lintas kementerian, di antaranya Kementerian Koordinator Pangan, Kementerian Koperasi, Kementerian Desa, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Hukum, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Nasional, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, Kementerian Komunikasi dan Digital, Badan Pangan Nasional, Badan Gizi Nasional, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, para gubernur, serta para bupati dan wali kota.
Selain itu, pelaksanaan program ini juga berkolaborasi dengan sejumlah BUMN, seperti PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pertamina (Persero), Bank Mandiri, Bank BRI, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., Bank Syariah Indonesia, Pos Indonesia, PT Telkom Indonesia, InJourney, ID FOOD, dan Bulog.
Tonton juga video “Prabowo: BPS Lapor ke Saya, Angka Pengangguran-Kemiskinan Menurun” di sini:
(rea/kil)
-

110 warga dapat pekerjaan dari “job fair” di Jakarta Selatan
Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Sudin Nakertransgi) Jakarta Selatan menyebutkan 110 warga mendapat pekerjaan dari bursa kerja (job fair) di Cilandak dan Pancoran.
“Jadi, 110 peserta tersebut saat ini sudah masuk ke perusahaan yang mereka tuju,” kata Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Sudin Nakertransgi) Jakarta Selatan, Fidiyah Rohim di Jakarta, Senin.
Fidiyah mengatakan 110 warga itu terdiri dari 72 tenaga kerja itu berasal dari DKI Jakarta dan 38 lainnya berdomisili di luar DKI Jakarta.
Bursa kerja tahap satu itu dilaksanakan di Gelanggang Olahraga Cilandak dan Gelanggang Olahraga Pancoran dengan menyediakan sebanyak 5.457 lowongan.
“Lowongan dengan posisi yang tersedia di antaranya adalah teknisi, pengolah program teknologi informasi (IT), staf keuangan, pemasaran, administrasi, kasir, staf akuntan dan pajak, apoteker, dan lain-lain dari 40 perusahaan,” ucapnya.
Kemudian, untuk peserta yang hadir pada bursa kerja tersebut mencapai 4.528 pelamar di antaranya yang berkartu tanda penduduk DKI Jakarta sebanyak 2.811 pelamar dan KTP non DKI sebanyak 1.717 pelamar.
Lalu, dari jumlah tersebut ada 451 pelamar berkartu tanda penduduk DKI dan 341 pelamar ber-KTP non DKI lolos tahap kualifikasi sesuai persyaratan perusahaan.
Namun, lanjut dia, dari jumlah tersebut hanya 359 pelamar ber-KTP DKI dan 213 pelamar ber-KTP non DKI yang hadir dalam sesi wawancara di tempat kerja masing-masing.
“Sehingga hasil akhirnya ada 72 pelamar ber-KTP DKI dan 38 pelamar ber-KTP non DKI saat ini sudah diterima dan bekerja di perusahaan yang dituju,” jelasnya.
Ditambahkan, Sudin Nakertransgi Jakarta Selatan sudah berupaya semaksimal mungkin dalam menjalankan bursa kerja.
Namun, untuk mereka yang belum memanfaatkan hasilnya dengan baik karena beragam alasan, maka pihaknya tetap menghargai perjuangan para pelamar.
“Alhamdulillah kami membawa hasil yang baik, walaupun ada pelamar yang sudah lolos tidak hadir pada sesi berikutnya, kami tetap menghargai keputusan mereka. ‘Job fair’ ini memang komitmen kita untuk hadir di tengah-tengah masyarakat memberikan dampak positif,” ucapnya.
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Nakertransgi sebelumnya menjadwalkan penyelenggaraan kegiatan bursa tenaga kerja (job fair) setiap bulan sekali di setiap kecamatan untuk menekan angka pengangguran.
Di DKI Jakarta angka pengangguran mencapai 350.000 orang yang mana sebanyak 150.000 di antaranya berasal dari lulusan SMA dan SMK.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Dampak Ekonomi Koperasi Merah Putih Dinilai Hanya Temporer, Mengapa?
Bisnis.com, JAKARTA — Center of Economic and Law Studies atau Celios menyebut bahwa pelaksanaan program Koperasi Desa Merah Putih yang akan meluncur besok, Senin (21/7/2025), memang dapat mengerek ekonomi. Namun, hanya pada tahun pertama saja.
Direktur Ekonomi Celios Nailul Huda menilai penciptaan produk domestik bruto (PDB) positif hanya terjadi di tahun pertama pelaksanaan program Koperasi Merah Putih karena ada tambahan modal sebesar Rp 141,62 triliun yang disalurkan oleh Perbankan.
Sementara pada tahun-tahun berikutnya, Nailul melihat akan terjadinya penurunan PDB akibat opportunity cost dan risiko pembiayaan yang berpotensi terjadi.
“Kontraksi yang cukup tajam dan berkelanjutan dimulai dari penurunan Rp24,01 triliun di tahun kedua hingga mencapai minus Rp59,76 triliun di tahun keenam,” ujarnya dalam Laporan Dampak Ekonomi Koperasi Merah Putih, dikutip pada Minggu (20/7/2025).
Nailul memandang, kondisi itu menunjukkan efek positif program hanya terjadi di awal dan bersifat temporer. “Tidak ada aspek keberlanjutan program yang ditandai dengan risiko yang semakin membesar,” lanjutnya.
Lebih jauh lagi, akibat PDB yang diperkirakan menurun setelah tahun pertama, penyerapan tenaga kerja juga akan mengalami penurunan serupa.
Dia melanjutkan, memang pada tahun pertama program ini tampaknya menciptakan efek positif dengan tambahan lapangan kerja sebesar 621.800 jiwa, akibat aktivitas awal seperti pembentukan kelembagaan, pembangunan fasilitas, dan rekrutmen.
Kendati begitu, mulai tahun kedua hingga tahun keenam, terjadi tren penurunan penyerapan tenaga kerja secara konsisten dan tajam, mencapai 497.790 jiwa pada tahun keenam.
Bahkan, menurut Nailul, fenomena ini mengindikasikan bahwa program Koperasi Merah Putih tidak mampu mempertahankan atau memperluas penciptaan lapangan kerja dalam jangka menengah—panjang.
Turunnya kapasitas serapan tenaga kerja bisa mencerminkan gagalnya model bisnis koperasi dalam menghasilkan nilai ekonomi berkelanjutan.“Alih-alih menjadi solusi pengangguran, program ini justru menciptakan distorsi pasar tenaga kerja,” ujarnya.
Bagi perbankan, menurutnya juga berpotensi dirugikan dengan adanya opportunity cost selama masa pengembalian dana. Di mana program Koperasi Merah Putih dapat menyebabkan perbankan tidak dapat membiayai sektor yang lebih produktif dan dana desa tidak digunakan untuk perbaikan ekonomi masyarakat. Sementara, kedua kebijakan tersebut dapat menyerap tenaga kerja secara berkelanjutan.
Adapun, Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan Kopdes Merah Putih pada Senin (21/7/2025)—usai diundur dari rencana awal pada 19 Juli 2025. Menjelang peluncuran Kopdes Merah Putih, setidaknya sudah ada sekitar 80.048 unit yang sudah berbadan hukum per 20 Juli 2025.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4721215/original/050847100_1705711212-fotor-ai-2024012073921.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Harga Emas Hari Ini Melesat Tersengat Dolar AS Lesu – Page 3
Sebelumnya, harga emas sedikit melemah pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2025. Koreksi harga emas seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat dan data ekonomi AS yang positif. Di sisi lain, kehati-hatian tetap ada karena pasar menanti kejelasan mengenai perkembangan tarif.
Mengutip CNBC, Jumat (18/7/2025), harga emas spot turun 0,3% menjadi USD 3.337,43 per ounce setelah mencapai level terendah di posisi USD 3.309,59. Harga emas berjangka AS susut 0,4% menjadi USD 3.345,3.
Senior Market Strategist RJO Futures, Bob Haberkorn menuturkan, seiring data AS terbaru terdapat sedikit penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi. “Jadi ini sedikit melemahkan pasar emas,” kata dia.
Adapun dolar AS naik 0,3% membuat emas yang dinilai dalam dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.
Klaim pengangguran AS turun pekan lalu menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang stabil pada Juli. Sementara itu, data penjualan ritel melampaui ekspektasi, naik 0,6% bulan lalu meskipun sebagian kenaikan mencerminkan kenaikan harga yang didorong oleh tarif.
Di sisi lain, Gubernur the Federal Reserve (the Fed) Adriana Kugler menuturkan, the Fed seharusnya tidak memangkas suku bunga untuk beberapa waktu karena dampak tarif pemerintahan Trump mulai terasa pada harga.
Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian dan inflasi, tetapi suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tariknya, karena tidak menghasilkan bunga.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2978885/original/021436000_1574829308-20191127-Lowongan-Pekerjaan-Dibuka-di-Job-Fair-Jakarta-TALLO-1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/05/21/664c27d21fcfd.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
