Kasus: pengangguran

  • Timor Leste Akan Jadi Anggota ASEAN pada Oktober

    Timor Leste Akan Jadi Anggota ASEAN pada Oktober

    Jakarta

    Timor Leste dijadwalkan menjadi anggota ke-11 blok regional ASEAN pada bulan Oktober mendatang. Demikian disampaikan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada hari Selasa (23/9) saat berkunjung ke negara Asia Tenggara tersebut.

    Aksesi ini akan diresmikan pada pertemuan para pemimpin dunia di Kuala Lumpur, Malaysia, ujar Anwar, yang negaranya saat ini menjadi ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN.

    Timor Leste adalah negara termuda di kawasan ini, setelah memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 2002.

    “Aksesi Timor-Leste ke ASEAN akan sangat bermanfaat bagi kita semua,” kata Anwar dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Presiden Timor Leste, Ramos-Horta, di ibu kota negara tersebut, Dili.

    “Kami pasti akan merayakan keikutsertaan Anda di ASEAN pada Oktober 2025,” ujarnya, dilansir kantor berita AFP, Selasa (23/9/2025).

    Anwar mengatakan kedua pemimpin juga membahas perdagangan, investasi, pariwisata, pendidikan, dan pertahanan selama pembicaraan bilateral.

    Ia juga dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao selama kunjungannya.

    Presiden Jose Ramos-Horta telah lama berkampanye untuk keanggotaan ASEAN, dan permohonannya pertama kali diajukan pada tahun 2011.

    “Diskusi kami telah menjadi fokus yang hangat dan konstruktif untuk masa depan seiring kami mempersiapkan aksesi bersejarah kami ke ASEAN pada bulan Oktober di Kuala Lumpur,” kata Horta.

    “Kami berkomitmen untuk bekerja sama erat dengan Malaysia dan seluruh anggota ASEAN untuk memenuhi tonggak-tonggak penting yang tersisa dalam perjalanan kami menuju keanggotaan penuh,” imbuhnya.

    Timor Leste saat ini terus bergulat dengan tingginya ketimpangan sosial, malnutrisi, dan pengangguran.

    Perekonomiannya masih sangat bergantung pada cadangan minyaknya.

    Awal bulan ini, ribuan pengunjuk rasa, yang dipimpin oleh mahasiswa, berunjuk rasa menentang rencana pembelian kendaraan SUV Toyota Prado untuk masing-masing dari 65 anggota parlemen negara itu dan program pensiun seumur hidup untuk mantan anggota parlemen.

    Para demonstran dan polisi bentrok selama dua hari berturut-turut. Setelah aksi protes tersebut, parlemen negara itu dengan suara bulat mengadopsi resolusi untuk membatalkan pengadaan kendaraan baru terse

    but. Parlemen juga tunduk pada tekanan publik terkait masalah pensiun.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • GDPS komitmen dukung pertumbuhan ekonomi lewat penyediaan TAD

    GDPS komitmen dukung pertumbuhan ekonomi lewat penyediaan TAD

    Ekspansi ini mempertegas kapasitas perusahaan dalam menyediakan solusi tenaga kerja yang relevan dengan kebutuhan industri yang terus berkembang,

    Jakarta (ANTARA) – PT Garuda Daya Pratama Sejahtera (GDPS), bagian dari Garuda Indonesia Group berkomitmen untuk terus memperkuat perannya sebagai mitra strategis dalam penyediaan tenaga kerja profesional atau tenaga alih daya (TAD) lintas industri.

    Direktur Utama PT GDPS Cornelis Radjawane menyatakan, sejak berdiri pada 2019 pihaknya telah mengembangkan layanan dari sektor aviasi ke berbagai sektor lain seperti Oil & Gas, logistik, teknologi, FMCG, energi, pendidikan hingga industri otomotif.

    “Ekspansi ini mempertegas kapasitas perusahaan dalam menyediakan solusi tenaga kerja yang relevan dengan kebutuhan industri yang terus berkembang,” ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, jumlah tenaga alih daya yang dikelola menunjukkan pertumbuhan signifikan dari 3.273 TAD pada 2022 meningkat 111 persen menjadi 6.927 TAD sampai dengan pertengahan 2025 tersebar di 194 kota seluruh Indonesia, dengan konsentrasi terbesar berada di kawasan Jabodetabek.

    Pertumbuhan tersebut, lanjutnya, mencerminkan peningkatan skala layanan sekaligus kepercayaan klien dari berbagai sektor terhadap kompetensi GDPS.

    “Saat ini kami tidak hanya berkomitmen mendukung kebutuhan customer semata, tetapi juga berfokus pada penciptaan ekosistem tenaga kerja yang tangguh dan berdaya saing global,” katanya.

    Cornelis menegaskan, peningkatan jumlah tenaga kerja yang signifikan tersebut juga menunjukkan kontribusi perusahaan terhadap perekonomian nasional.

    Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2025 mencapai 7,28 juta orang, meningkat sekitar 83 ribu orang atau 1,11 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

    Angka ini mencerminkan adanya gap antara suplai tenaga kerja terdidik dan ketersediaan lapangan pekerjaan tetap, lanjutnya, melalui model outsourcing yang adaptif, GDPS berperan sebagai jembatan antara kebutuhan industri dan ketersediaan tenaga kerja, sehingga customer dapat tetap fokus pada core business, sementara lapangan kerja baru tetap tercipta di berbagai sektor strategis.

    “Ke depan, kami berharap dapat memperluas kesempatan kerja di berbagai sektor dan wilayah, sehingga kontribusi terhadap perekonomian nasional semakin nyata. Langkah ini juga diharapkan mampu menciptakan tenaga kerja yang lebih produktif, kompetitif, dan siap menghadapi tantangan global,” katanya.

    Selain memperkuat posisi di pasar domestik, GDPS juga berhasil memperluas jangkauan layanan ke kancah internasional, yang ditandai dengan kerja sama strategis bersama PNG Air atau maskapai penerbangan Papua Nugini.

    Kemudian diperkuat dengan partisipasi pada MRO Asia Pacific 2025 di Singapura. Melalui forum ini, GDPS berhasil menjalin komunikasi dan membuka peluang kerja sama dengan berbagai perusahaan global di sektor Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) menjadi 6.746 TAD.

    Pewarta: Subagyo
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Said Abdullah: RAPBN 2026 Alat Perangi Kemiskinan dan Krisis Iklim – Page 3

    Said Abdullah: RAPBN 2026 Alat Perangi Kemiskinan dan Krisis Iklim – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah, menyatakan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 disepakati bersama pemerintah untuk menjadikan indikator kesejahteraan rakyat sebagai tolok ukur utama keberhasilan pembangunan.

    APBN, menurutnya, bukan sekadar instrumen fiskal, melainkan perangkat negara untuk menaikkan taraf hidup masyarakat.

    Pernyataan tersebut disampaikan Said dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-5 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2025-2026, yang membahas Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan terhadap RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2026. “APBN 2026 kita tempatkan sebagai perangkat negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, untuk itu Banggar DPR bersama pemerintah sepakat menetapkan target indikator kesejahteraan,” kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, pada Selasa (23/9/2025).

    “Hal ini sebagai ukuran kinerja bagi sukses atau tidaknya pelaksanaan pembangunan manusia ke depan,” imbuhnya.

    Said menjelaskan, indikator kesejahteraan tersebut mencakup tiga keseimbangan penting.

    Pertama, program pembangunan harus mampu menurunkan angka kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial. Kedua, meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar masyarakat semakin sehat dan terdidik. Ketiga, menjaga kelestarian alam sebagai faktor fundamental pembangunan jangka panjang.

     

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan Rancangan Undang Undang tentang APBN anggaran 2026, Selasa (23/9).

  • DPR RI sahkan RAPBN 2026, belanja negara ditetapkan Rp3.842 triliun

    DPR RI sahkan RAPBN 2026, belanja negara ditetapkan Rp3.842 triliun

    Jakarta (ANTARA) – DPR RI bersama Pemerintah resmi mengesahkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2026.

    Pengesahan itu diambil dalam Rapat Paripurna DPR ke-5 di Jakarta, Selasa, yang dipimpin oleh Ketua DPR RI Puan Maharani.

    “Apakah RUU APBN dapat disetujui untuk disahkan menjadi Undang-Undang?” tanya Puan kepada anggota dewan yang hadir.

    “Setuju”, ujar seluruh anggota rapat serentak.

    Kemudian, Puan mengetukkan palu sidang sebagai tanda pengesahan.

    Sebelum keputusan diambil, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah merinci postur APBN 2026 yang ditetapkan.

    Selain itu, Said juga membacakan pendapat seluruh fraksi DPR RI yang menyatakan persetujuan terhadap RAPBN 2026.

    Berdasarkan keputusan rapat, belanja negara pada 2026 ditetapkan sebesar Rp3.842,72 triliun.

    Anggaran itu terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp3.149,73 triliun dan transfer ke daerah Rp692,99 triliun.

    Rinciannya, belanja kementerian/lembaga (K/L) mencapai Rp1.510,55 triliun, sedangkan belanja non-K/L sebesar Rp1.639,19 triliun.

    Sementara itu, pendapatan negara ditargetkan sebesar Rp3.153,58 triliun, terdiri dari penerimaan perpajakan Rp2.693,71 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp459,2 triliun, dan hibah Rp0,66 triliun.

    Dengan postur tersebut, RAPBN 2026 diproyeksikan mengalami defisit Rp698,15 triliun atau setara 2,68 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

    Keseimbangan primer dipatok sebesar Rp89,71 triliun dan pembiayaan Rp689,15 triliun.

    DPR RI juga menyepakati sejumlah asumsi makro APBN 2026, di antaranya pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, inflasi 2,5 persen, nilai tukar Rp16.500 per dolar AS.

    Kemudian pemerintah menyepakati suku bunga SBN 10 tahun 6,9 persen, harga minyak mentah Indonesia (ICP) 70 dolar AS per barel.

    Target lifting minyak ditetapkan 610 ribu barel per hari dan gas bumi 984 ribu barel setara minyak per hari.

    Selain itu, RAPBN 2026 juga menargetkan tingkat pengangguran terbuka 4,44-4,96 persen, kemiskinan 6,5-7,5 persen, kemiskinan ekstrem 0-0,5 persen, dan Gini ratio 0,377-0,380.

    Indeks Modal Manusia dipatok 0,57, Indeks Kesejahteraan Petani 0,7731, penciptaan lapangan kerja formal 37,95 persen, serta Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita 5.520 dolar AS.

    Pemerintah juga menargetkan penurunan intensitas emisi gas rumah kaca 37,14 persen dan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 76,67 persen.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Manfaatkan Dana Cukai Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Kerja bagi Buruh Rokok
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 September 2025

    Manfaatkan Dana Cukai Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Kerja bagi Buruh Rokok Regional 23 September 2025

    Manfaatkan Dana Cukai Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Kerja bagi Buruh Rokok
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal, dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) menggelar pelatihan kerja administrasi perkantoran berbasis kompetensi bagi buruh pabrik rokok.
    Pelatihan digelar mulai 22-27 September 2025 di Hotel Pelangi, Kota Malang, dengan menggandeng Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) bersertifikasi nasional.
    Sekretaris Disnaker-PMPTSP Sugeng Prastowo menyatakan bahwa acara tersebut merupakan wujud alokasi dana bagi hasil cukai tembakau.
    Tujuannya untuk mendukung salah satu misi Wali Kota Malang dan Wakil Wali Kota Malang, yakni mewujudkan masyarakat yang mandiri dan sejahtera dengan meningkatkan produktivitas melalui pelatihan kerja.
    “Sasaran prioritas kegiatan ini tentunya sudah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan teknis, yakni untuk buruh pabrik rokok, baik yang masih aktif maupun yang berstatus terkena pemutusan hubungan kerja (PHK),” ujar Sugeng dalam keterangan resminya, Selasa (23/9/2025).
    Ia menambahkan, apabila buruh pabrik rokok tidak berkenan mengikuti pelatihan, maka kesempatan akan dibuka untuk masyarakat Kota Malang.
    Sugeng mengungkapkan bahwa pelatihan administrasi perkantoran ini merupakan rangkaian kedua dari total tujuh topik pelatihan, antara lain olahan pangan, administrasi perkantoran,
    content creator, digital marketing
    , barista,
    frontliner
    , dan
    housekeeper
    .
    Topik pelatihan ditentukan berdasarkan hasil survei yang dilakukan Disnaker-PMPTSP terkait bidang dan kompetensi keahlian yang paling dibutuhkan saat ini.
    Sugeng menekankan bahwa pelatihan yang diadakan oleh Disnaker-PMPTSP tidak hanya memfasilitasi peningkatan
    skill
    bagi peserta, tetapi juga memberikan sertifikat kompetensi berstandar nasional.
    Dengan bekal ini, peserta diharapkan mampu menjadi sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan memiliki daya saing berkualitas. 
    Selain menggelar pelatihan kerja, Pemkot Malang juga akan mengadakan
    job fair
    pada Oktober 2025 sebagai wujud langkah konkret dan berkelanjutan.
    Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Komisi A, Dony Victorius, menyarankan agar para peserta yang telah mengikuti pelatihan kerja diprioritaskan dalam penerimaan kerja supaya
    output
    lebih jelas dan terarah.
    Melalui upaya ini, diharapkan produktivitas masyarakat Kota Malang akan meningkat dan angka pengangguran menurun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Beda Pandangan, Gubernur The Fed Sekutu Trump Ingin Suku Bunga Turun Lebih Dalam

    Beda Pandangan, Gubernur The Fed Sekutu Trump Ingin Suku Bunga Turun Lebih Dalam

    Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur baru The Fed Stephen Miran mendesak pemangkasan agresif suku bunga acuan AS hingga 150 basis poin tahun ini, pandangan yang berbeda tajam dengan mayoritas pejabat bank sentral.

    Dalam pidato kebijakan perdananya di Economic Club of New York, Senin (22/9/2025) waktu setempat, Miran menilai neutral rate of interest atau tingkat suku bunga netral—di mana kebijakan moneter tidak merangsang maupun menekan ekonomi—telah turun signifikan tahun ini akibat tarif impor, pembatasan imigrasi, dan kebijakan pajak.

    “Implikasinya, kebijakan moneter saat ini terlalu ketat. Membiarkan suku bunga jangka pendek sekitar 2 poin persentase di atas netral berisiko menyebabkan PHK yang tidak perlu dan pengangguran lebih tinggi,” kata Miran dikutip dari Bloomberg, Selasa (23/9/2025).

    Miran ikut serta dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan lalu, yang memutuskan pemangkasan suku bunga 25 basis poin ke kisaran 4%–4,25%. Namun, dia memilih berbeda pendapat (dissent) dengan menginginkan pemangkasan lebih besar, yakni 50 basis poin.

    Dalam proyeksi suku bunga pekan lalu, Miran mengusulkan pemangkasan total 150 basis poin sepanjang 2025. Alasannya, suku bunga netral saat ini jauh lebih rendah sehingga pelonggaran sebaiknya dilakukan lebih cepat. 

    Sebagai perbandingan, median proyeksi 19 pejabat Fed menunjukkan pemangkasan tambahan hanya 50 basis poin.

    “Itu bukan langkah panik. Panik adalah jika kita memangkas 75 basis poin atau lebih. Saya tidak panik, hanya melihat risikonya akan semakin besar jika kita terlalu lama berada di atas netral,” ujarnya. 

    Miran menegaskan akan tetap bersikap berbeda dalam rapat-rapat Fed berikutnya.

    Sebelumnya, Miran menjabat Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih. Dia tidak mengundurkan diri dari jabatan itu, melainkan mengambil cuti tanpa bayaran. Masa jabatannya di Dewan Gubernur Fed berakhir Januari mendatang, meski belum jelas apakah akan bertahan hingga akhir.

    Adapun, pandangan Miran langsung menuai skeptisisme. Joe Brusuelas, Kepala Ekonom RSM, menilai kebijakan Fed saat ini tidak bisa disebut ketat. Kondisi keuangan masih akomodatif, sementara pasar tenaga kerja mendekati full employment.

    Miran berargumen turunnya imigrasi, pendapatan tarif impor, dan dorongan pertumbuhan akibat kebijakan pajak menjadi faktor penekan suku bunga netral. Menurutnya, perkiraan netral berada di level 2,5%, lebih rendah dari median proyeksi pejabat Fed sebesar 3%.

    Selain itu, Miran juga membuka kemungkinan mendukung penghapusan target inflasi 2% yang dinilai sulit diukur. Namun, dia menegaskan perubahan tersebut hanya mungkin dilakukan setelah target tercapai secara konsisten agar tidak menimbulkan kesan Fed mengubah aturan di tengah jalan.

    Pandangan Miran kontras dengan sejumlah pejabat Fed lain yang berbicara pada hari yang sama. Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem menyatakan siap mendukung pemangkasan suku bunga tambahan hanya dalam kondisi tertentu.

    “Jika muncul tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja lebih lanjut, saya akan mendukung pemangkasan tambahan, dengan catatan risiko inflasi di atas target tidak meningkat dan ekspektasi inflasi jangka panjang tetap terkendali,” ujar Musalem.

    Sementara itu, Presiden Fed Cleveland Beth Hammack menegaskan inflasi masih terlalu tinggi sehingga pejabat bank sentral perlu berhati-hati agar pelonggaran tidak memicu overheating ekonomi.

    “Kebijakan saat ini hanya ‘sangat sedikit’ restriktif setelah pemangkasan bulan ini. Kekhawatiran saya, jika pembatasan itu dicabut, perekonomian bisa kembali memanas,” jelas Hammack.

    Adapun Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, dalam wawancara dengan Wall Street Journal, mengaku belum siap menyatakan dukungan terhadap pemangkasan suku bunga berikutnya.

    “Saya khawatir inflasi sudah terlalu lama bertahan di level tinggi. Jadi untuk saat ini saya tidak akan mendukung langkah tersebut, meski kita lihat perkembangan selanjutnya,” kata Bostic.

  • Sebanyak 296 Pencari Kerja di Tuban Ikuti Pelatihan di BLK, Disnakerin Ungkap Ada 6 Jenis Pelatihan

    Sebanyak 296 Pencari Kerja di Tuban Ikuti Pelatihan di BLK, Disnakerin Ungkap Ada 6 Jenis Pelatihan

    Tuban (beritajatim.com) – Sebanyak 296 peserta asal Kabupaten Tuban mengikuti program pelatihan kerja oleh Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Tuban secara gratis.

    Adapun dalam pembukaan, turut hadir Sekretaris Daerah (Sekda) Tuban, Kadis Nakerin, kepala UPT BLK Tuban, perwakilan BPJS Ketenagakerjaan Tuban dengan diberikannya jaminan BPJS Ketenagakerjaan bagi peserta dalam pembukaannya.

    Kadis Nakerin Tuban, Rohman Ubaid mengatakan bahwa pelatihan kerja telah dibuka dan diikuti sebanyak 296 peserta yang sebelumnya telah lolos dalam seleksi.

    “Tujuannya untuk mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Tuban,” ucap Rohman Ubaid. Senin (22/09/2025).

    Pihaknya juga menjelaskan, sebelumnya peserta melakukan pendaftaran dan nantinya diseleksi melalui penggalian potensi peserta, sehingga bisa disesuaikan dengan program pelatihan yang ada dan sesuai kebutuhan.

    “Ada 6 jenis pelatihan, yaitu Las 3G dan Las 6G, Desain Grafis, Listrik Industri Otomatis, Pelatihan K3 Umum dan Garda Pratama,” terang Ubaid sapanya.

    Adapun untuk pelatihan las 3G dengan jumlah 20 peserta dengan lama pelatihan selama 41 hari kedepan. Lalu, untuk Las 6G diikuti 18 peserta dengan lama pelatihan 46 hari. Kemudian, desain grafis 15 peserta dengan lama pelatihan 36 hari. Sedangkan, listrik industri otomatis diikuti 17 orang selama 36 hari, pelatihan K3 umum sebanyak 141 orang selama 14 hari dan garda pratama 80 orang selama 11 hari.

    “Total seluruhnya ada 296 peserta yang terpilih dari seribu peminat, karena terbatasnya kuota, sehingga kami tidak bisa menampung semuanya,” kata Ubaid.

    Ia juga menambahkan, bahwa pemilihan peserta ini memang diprioritaskan kepada keluarga dari desil 1 hingga 5 dengan kuota 60 persen, sisanya desil 6 ke atas dengan sasaran pemuda asal Kabupaten Tuban.

    “Sesuai arahan Bapak Sekda jenis pelatihan ini relevan dengan peluang kerja, misal K3 umum dan garda pratama (satpam) ini bisa mencari kerja di Tuban dan luar Tuban,” pungkasnya. [dya/ian]

  • Upaya Tekan Angka Pengangguran, Pemkab Tuban Beri Pelatihan Kerja Gratis

    Upaya Tekan Angka Pengangguran, Pemkab Tuban Beri Pelatihan Kerja Gratis

    Tuban (beritajatim.com) – Upaya mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Tuban, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban berikan pelatihan keterampilan berbasis kompetensi secara gratis yang dilaksanakan di Balai Latihan Kerja (BLK) Tuban.

    Sekda Tuban, Budi Wiyana menyampaikan, tujuan dari program pelatihan keterampilan ini dalam rangka mengatasi angka pengangguran di Kabupaten Tuban dengan prioritas peserta dari keluarga desil 5 ke bawah.

    “Melalui program seperti ini juga 50 persennya untuk mengatasi angka kemiskinan di Kabupaten Tuban,” ungkap Budi Wiyana. Senin (22/09/2025).

    Ia juga menjelaskan, seluruh peserta sebelumnya telah mendaftarkan diri dan disesuaikan dengan potensi peserta yang terdiri dari keluarga desil 1 sampai 5. Kemudian, dilakukan seleksi dan mereka yang terpilih mengikuti pelatihan ini sesuai kebutuhan lapangan kerja.

    “Analisa dan identifikasi dari Disnakerin, misalkan potensi dan kebutuhannya apa?, tidak semua seperti pelatihan las, tapi ada banyak jenis pelatihan lainnya,” terang Budi sapanya.

    Pihaknya berharap peserta yang nantinya lulus dalam pelatihan ini dapat diserap di dunia kerja atau bisa membuka peluang wirausaha mandiri dengan modal sendiri sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

    “Kami tidak ingin ini hanya seremonial saja, usai pelatihan harus ada tindak lanjut,” tambahnya.

    Sementara itu, adapun pelatihan ini gratis yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Tuban. Namun, pihaknya berharap kedepan tidak hanya melalui APBD, namun Disnakerin bisa mengajak atau bermitra, kolaborasi dengan perusahaan melalui CSR maupun non-CSR nya.

    “Sebab, kompetensi dan kebutuhan yang tahu ya perusahaan itu sendiri, sehingga pelatihan lebih tepat sasaran. Sehingga, harapannya itu yang akan kita dorong ke depan,” tegas Budi.

    Terlebih saat ini, masih berlaku efisiensi, sehingga diharapkan Disnakerin mampu menjalin kemitraan dan kolaborasi dengan perusahaan untuk melaksanakan pelatihan kerja sama dengan BLK atau lembaga pelatihan lain.

    “Ini akan kita masifkan hingga berdampak mengatasi angka pengangguran dan kemiskinan,” tambahnya.

    Oleh karena itu, ia berpesan kepada peserta, agar memanfaatkan pelatihan keterampilan ini sebaik mungkin, sebab yang menginginkan pelatihan ini cukup banyak sekali. Namun, karena terbatasnya kuota maka harus melalui seleksi yang ketat hingga terpilih.

    “Diharapkan mereka sungguh-sungguh dan proaktif selama pelatihan kedepan, baik dengan para peserta maupun pembina atau tutor pelatihan,” pungkasnya. [dya/ian]

  • BI Malang sebut ekonomi 2025 bisa tumbuh 4,7-5,5 persen

    BI Malang sebut ekonomi 2025 bisa tumbuh 4,7-5,5 persen

    akan tumbuh cukup signifikan dibandingkan Jawa Timur dan nasional

    Jakarta (ANTARA) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Jawa Timur, menyebutkan perekonomian di wilayah kerjanya pada 2025 bisa tumbuh antara 4,7 persen hingga 5,5 persen year on year (YoY) atau lebih tinggi dibandingkan nasional di kisaran 4,6-5,4 persen.

    Deputi Kepala Perwakilan BI Malang Dedy Prasetyo mengemukakan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan dan tetap terjaga ini ditopang oleh sejumlah sektor, di antaranya pariwisata, kawasan ekonomi khusus (KEK) Singosari, Kabupaten Malang, industri pengolahan, dan sektor pertanian.

    “Kalau melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi di wilayah kerja BI Malang (Kota dan Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota dan Kabupaten Probolinggo, serta Kota dan Kabupaten Pasuruan), akan tumbuh cukup signifikan dibandingkan Jawa Timur dan nasional,” katanya di sela capacity building bagi wartawan pos BI Malang di Jakarta, Senin.

    Hanya saja, lanjutnya, di Kota Batu justru mengalami perlambatan pada triwulan II akibat melemahnya sektor pertanian dan akomodasi.

    “Kami tetap optimistis kinerja ekonomi di Kota Batu segera bangkit dan membaik dengan pulihnya berbagai kegiatan ekonomi dan pertanian,” ujarnya.

    Sementara itu, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II di wilayah kerja BI Malang mencapai 5,82 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,00 persen (YoY).

    Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang mencapai 64,6 persen dengan pertumbuhan 4,69 persen (YoY).

    Selain itu, investasi juga memberikan kontribusi besar dengan kontribusi 29,8 persen dan tumbuh signifikan 5,77% (YoY), naik tajam dibanding triwulan sebelumnya sebesar 2,43 persen (YoY).

    Namun demikian, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi yang tetap terjaga ini harus tetap diwaspadai, mengingatkan kondisi global masih diselimuti ketidakpastian.

    Perlambatan ekonomi terjadi di banyak negara dengan disparitas pertumbuhan yang cukup lebar. Amerika Serikat mengalami penurunan konsumsi rumah tangga dan meningkatnya angka pengangguran akibat kebijakan tarif resiprokal.

    Sementara itu, Tiongkok terdampak penurunan ekspor dan lemahnya permintaan domestik, sedangkan Eropa dan Jepang juga berada dalam tren melambat.

    “BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2025, berpotensi lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, yakni sekitar 3,0 persen. Ini harus diwaspadai sebagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perekonomian daerah,” ujarnya.

    Pewarta: Endang Sukarelawati
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Komnas Pengendalian Tembakau Kritisi Klaim Menkeu Purbaya soal Tarif Tinggi Cukai Rokok

    Komnas Pengendalian Tembakau Kritisi Klaim Menkeu Purbaya soal Tarif Tinggi Cukai Rokok

    Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Nasional Pengendalian Tembakau buka suara ihwal sederet pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terkait tarif cukai hasil tembakau (CHT) alias cukai rokok di Tanah Air.

    Organisasi koalisi kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang penanggulangan masalah konsumsi produk tembakau itu pun menilai pernyataan Menkeu Purbaya yang beredar masif di media itu membahayakan 270 juta rakyat Indonesia. 

    Salah satu pernyataan Menkeu yang menjadi sorotan Komnas Pengendalian Tembakau adalah keterkejutannya tentang pengenaan cukai rokok yang disebutnya sebagai kebijakan “firaun”. 

    “Komnas Pengendalian Tembakau sangat menyayangkan pernyataan ini, yang tidak hanya akan menarik mundur upaya bersama untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, namun juga pada kredibilitas penyelenggara negara dalam memperbaiki situasi terpuruknya ekonomi Indonesia saat ini yang seharusnya menjadi perhatian utama seorang menteri keuangan,” jelas  Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau Hasbullah Thabrany, dalam rilis, Senin (22/9/2025).

    Dalam catatan Bisnis, pernyataan itu diungkapkan Menkeu Purbaya saat konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jumat (19/9/2025).

    Saat itu, dia bahkan menyoroti tentang anomali kebijakan cukai rokok yang berlaku beberapa tahun belakangan. Dia turut mengomentari tarif rata-rata yang dikenakan untuk produk hasil tembakau mencapai sekitar 57%. 

    “Ada cara mengambil kebijakan yang agak aneh untuk saya. Saya tanya, cukai rokok gimana, sekarang berapa rata-rata? 57%. Wah tinggi amat. Fir’aun lu,” ungkap Menkeu.

    Hasbullah menilai, Menkeu memberi kesan bahwa cukai rokok sebesar 57% saat ini terlalu tinggi dan dianggap “firaun” atau jahat, zalim. Ia juga mempertanyakan mengapa tarif cukai rokok turun, pendapatan malah naik, dan bagaimana dengan langkah mitigasi terhadap pengangguran akibat PHK di industri rokok. 

    Dalam pernyataannya tersebut, Menkeu Purbaya juga seakan baru memahami bahwa cukai bukan hanya untuk income tapi juga untuk menekan konsumsi rokok. 

    Untuk itu, Hasbullah mengingatkan bahwa besaran cukai rokok 57% merupakan ketetapan dalam Undang-Undang No. 39/2007 tentang Cukai dan berlaku hingga saat ini. 

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan keterangan resmi/Dok

    Namun, pakar kesehatan publik dan ekonomi kesehatan ini menegaskan bahwa angka 57% itu adalah persentase maksimum. Angka itu pun sangat rendah dibandingkan besaran cukai negara-negara lain seperti Singapura dan Australia sehingga konsumsi rokok di dua negara tersebut sangat terkendali.

    Dia memerinci, prevalensi merokok usia dewasa di negara tersebut masing-masing sebesar 16,5% (WHO, 2024) dan 10,5% (Australian Institute of Health and Welfare, 2024). Sebab, cukai rokok di Singapura telah mencapai 67,5% dan Australia sebesar 72% sehingga harga rata-rata rokok masing-masing sebesar Rp170.000 dan Rp400.000 per bungkus. 

    Di Indonesia, sambungnya, harga eceran per bungkus rokok tertinggi sekitar Rp40.000. Akibatnya, keterjangkauan pada rokok di Indonesia masih tinggi dan prevalensi perokok masih sebesar 27% (Survei Kesehatan Indonesia, 2023). 

    “Ini membuktikan, cukai rokok di Indonesia belum berlaku efektif menjalankan tujuan utamanya sebagai alat pengendali konsumsi. Cukai rokok maksimum sebesar 57%, dengan kenaikan rata-rata 10%–11% per tahun masih belum mampu mengendalikan konsumsi rokok di Indonesia,” ungkap Hasbullah. 

    Kenaikan Tarif Cukai Rokok

    Menurut Hasbullah, pernyataan itu juga akan membahayakan seluruh rakyat Indonesia karena berpotensi mendorong Pemerintah RI untuk memutuskan tidak akan menaikkan cukai rokok dan bahkan menurunkannya. Keputusan itu akan mengancam upaya pengendalian konsumsi rokok yang merupakan faktor risiko utama penyakit-penyakit mematikan, yang akhirnya juga turut mengancam kondisi ekonomi makro Indonesia. 

    “Cukai diperlukan agar anak-anak tidak kecanduan. Sebanyak dua ratus ribu lebih rakyat Indonesia meninggal karena rokok setiap tahunnya, sehingga perlu kita tekan dengan cukai yang tinggi. Maka cukai rokok harus dinaikkan lagi, bukan diturunkan. Kebijakan publik bukan kebijakan dagang!” tegas Hasbullah.

    Sementara itu, ihwal pekerja industri rokok, Hasbullah menyebutkan bahwa tidak ada fakta cukai tinggi menyebabkan pekerja menganggur. Sebaliknya, jelas dia, pemutusan hubungan kerja (PHK) pada industri rokok disebabkan oleh mekanisasi atau penggantian pekerja tenaga manusia dengan mesin. 

    “Perbaiki nasib pekerja yang dibayar sangat kecil oleh industri rokok dengan memberikan upah yang pantas, itu dulu yang dibereskan.” 

    Di samping itu, Komnas Pengendalian Tembakau juga meminta Menkeu Purbaya berhati-hati atas informasi dari berbagai pihak yang memiliki kepentingan tertentu untuk menguntungkan industri. Penurunan tarif cukai yang membuat pendapatan cukai meningkat, misalnya, perlu ditanggapi dengan hati-hati karena peningkatan pendapatan cukai tersebut bisa jadi justru terjadi akibat meningkatnya konsumsi yang disebabkan harga rokok menjadi sangat terjangkau.