Kasus: pengangguran

  • Prediksi Harga Emas di Tahun 2025, Antam Naik jadi Rp2.000.000 per Gram?

    Prediksi Harga Emas di Tahun 2025, Antam Naik jadi Rp2.000.000 per Gram?

    JABAR EKSPRES – Berikut ini adalah prediksi harga emas Antam, UBS dan lainnya di tahun 2025. Benarkah menjadi Rp2.000.000 per gram?

    Kondisi ekonomi Indonesia diperkirakan akan menghadapi tantangan berat pada 2025. Berbagai faktor seperti inflasi, deflasi, dan meningkatnya pengangguran berkontribusi pada situasi yang suram. Namun, di tengah ketidakpastian ini, emas kembali menjadi pilihan utama investasi yang aman.

    Mengapa Ekonomi 2025 Diprediksi Sulit?

    Beberapa pengamat ekonomi menyebutkan bahwa 2025 akan lebih sulit dibandingkan 2024. Faktor global seperti ketidakpastian ekonomi dunia, resesi di negara besar seperti Amerika Serikat, Cina, dan Uni Eropa, serta krisis energi dan pangan menjadi penyebab utama. Tekanan inflasi global yang tinggi turut memengaruhi daya beli masyarakat Indonesia, memperburuk kondisi ekonomi dalam negeri.

    Tak hanya itu, kebijakan moneter global, seperti kenaikan suku bunga, berpotensi memicu keluarnya aliran modal dari negara berkembang seperti Indonesia. Ini berdampak pada melemahnya nilai tukar rupiah dan memperberat beban ekonomi.

    Baca Juga: Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.491.000 per Gram 19 November 2024, Ini Sebab dan Prediksinya!

    Sektor investasi dan konsumsi domestik juga diperkirakan melambat, memengaruhi sektor penting seperti manufaktur, jasa, dan teknologi. Ditambah lagi, pemulihan pasca-pandemi yang lambat masih membayangi sektor tenaga kerja dan pariwisata.

    Emas, Investasi “Safe Haven” yang Tetap Bersinar

    Di tengah ketidakpastian ini, emas kembali menjadi pilihan investasi favorit. Sebagai aset safe haven, emas terbukti mampu menjaga nilainya di atas inflasi. Harga emas bahkan cenderung naik saat pasar saham melemah atau mata uang terdevaluasi.

    Saat ini, harga emas Antam telah mencapai Rp1,5 juta per gram. Para ahli memprediksi harga ini bisa melonjak hingga Rp2 juta per gram pada 2025, seiring meningkatnya permintaan sebagai aset lindung nilai.

    Strategi Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi

    Untuk bertahan di tengah kondisi ekonomi yang menantang, beberapa langkah strategis bisa diterapkan:

    Diversifikasi Investasi: Jangan letakkan seluruh dana pada satu jenis investasi. Gabungkan emas fisik, emas digital, reksadana, atau obligasi sesuai profil risiko.Amankan Penghasilan: Hindari resign dan pastikan hak normatif, seperti pesangon, tetap diterima jika terkena PHK.Strategi Bertahan untuk Pengusaha: Fokus pada efisiensi, tunda ekspansi, dan hindari pengambilan utang baru.

  • Kasus Percobaan Bunuh Diri di Kalangan Pelajar Naik, Ini Penyebab dan Cara Mencegah

    Kasus Percobaan Bunuh Diri di Kalangan Pelajar Naik, Ini Penyebab dan Cara Mencegah

    Jakarta: Bunuh diri hingga percobaan bunuh diri merupakan masalah serius yang terjadi berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Fenomena ini dapat terjadi jika adanya gangguan kesehatan mental hingga tekanan sosial dan ekonomi yang sering sekali menjadi pemicu munculnya pikiran atau keinginan bunuh diri.  

    Menurut World Health Organization (WHO) Indonesia, angka percobaan bunuh diri meningkat di kalangan pelajar. Jumlah pelajar yang pernah serius mempertimbangan untuk bunuh diri naik dari 5,6 persen pada tahun 2015 menjadi 8,5 persen pada tahun 2023.

    Angka ini menunjukkan peningkatan yang memprihatinkan dan menggarisbawahi pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, khususnya di kalangan pelajar dan generasi muda. 

    Masalah ini tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat luas, sehingga memerlukan langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif.

    Dalam artikel ini, Medcom.id akan membahas mengenai memahami faktor penyebab bunuh diri serta pencegahannya.

    Faktor penyebab bunuh diri

    1. Gangguan kesehatan mental

    Depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, dan skizofrenia adalah beberapa kondisi kesehatan mental yang sering dikaitkan dengan pikiran bunuh diri. Seseorang yang mengalami hal ini sering merasa putus asa, kehilangan semangat, dan sulit menemukan solusi untuk keluar dari masalah yang sedang dialami.

    2. Tekanan sosial dan ekonomi

    Masalah seperti kemiskinan, pengangguran, utang yang menumpuk, atau kehilangan pekerjaan dapat menjadi beban yang berat. Dalam beberapa kasus, tekanan dari masyarakat, seperti bullying atau stigma sosial, juga dapat memperburuk situasi seseorang.

    3. Trauma dan kehilangan

    Pengalaman traumatis seperti pelecehan, kekerasan, atau kehilangan orang yang dicintai seringkali menjadi pemicu munculnya pikiran untuk bunuh diri. Perasaan kehilangan dan kesedihan yang mendalam dapat membuat seseorang merasa sulit untuk melanjutkan hidup.

    4. Masalah hingga konflik dalam hubungan

    Konflik dalam hubungan, perceraian, atau kehilangan hubungan dekat juga menjadi faktor signifikan. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan konflik atau menerima perubahan sering kali dapat mengarah pada perasaan tidak berharga.

    5. Pengaruh lingkungan dan media

    Lingkungan yang tidak mendukung atau paparan terhadap konten media yang memuat bunuh diri tanpa memberikan edukasi yang tepat dapat mempengaruhi seseorang untuk mempertimbangkan tindakan serupa. 
     

     

    Pencegahan bunuh diri

    1. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan

    Edukasi mengenai pentingnya kesehatan mental dan bagaimana cara mendukung orang-orang yang sedang mengalami masalah emosional harus ditingkatkan di masyarakat.

    2. Menciptakan lingkungan yang mendukung

    Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas dapat memberikan rasa aman dan membantu mengurangi perasaan kesepian.

    3. Mengakses bantuan profesional

    Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda membutuhkan bantuan, segera arahkan mereka untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater.

    4. Mengurangi stigma

    Stigma terhadap kesehatan mental sering kali menjadi penghalang bagi individu untuk mencari bantuan. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan budaya dimana berbicara tentang kesehatan mental dianggap normal dan diterima.

    (Nithania Septianingsih)

    Jakarta: Bunuh diri hingga percobaan bunuh diri merupakan masalah serius yang terjadi berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Fenomena ini dapat terjadi jika adanya gangguan kesehatan mental hingga tekanan sosial dan ekonomi yang sering sekali menjadi pemicu munculnya pikiran atau keinginan bunuh diri.  
     
    Menurut World Health Organization (WHO) Indonesia, angka percobaan bunuh diri meningkat di kalangan pelajar. Jumlah pelajar yang pernah serius mempertimbangan untuk bunuh diri naik dari 5,6 persen pada tahun 2015 menjadi 8,5 persen pada tahun 2023.
     
    Angka ini menunjukkan peningkatan yang memprihatinkan dan menggarisbawahi pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, khususnya di kalangan pelajar dan generasi muda. 
    Masalah ini tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat luas, sehingga memerlukan langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif.
     
    Dalam artikel ini, Medcom.id akan membahas mengenai memahami faktor penyebab bunuh diri serta pencegahannya.

    Faktor penyebab bunuh diri

    1. Gangguan kesehatan mental
     
    Depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, dan skizofrenia adalah beberapa kondisi kesehatan mental yang sering dikaitkan dengan pikiran bunuh diri. Seseorang yang mengalami hal ini sering merasa putus asa, kehilangan semangat, dan sulit menemukan solusi untuk keluar dari masalah yang sedang dialami.
     
    2. Tekanan sosial dan ekonomi
     
    Masalah seperti kemiskinan, pengangguran, utang yang menumpuk, atau kehilangan pekerjaan dapat menjadi beban yang berat. Dalam beberapa kasus, tekanan dari masyarakat, seperti bullying atau stigma sosial, juga dapat memperburuk situasi seseorang.
     
    3. Trauma dan kehilangan
     
    Pengalaman traumatis seperti pelecehan, kekerasan, atau kehilangan orang yang dicintai seringkali menjadi pemicu munculnya pikiran untuk bunuh diri. Perasaan kehilangan dan kesedihan yang mendalam dapat membuat seseorang merasa sulit untuk melanjutkan hidup.
     
    4. Masalah hingga konflik dalam hubungan
     
    Konflik dalam hubungan, perceraian, atau kehilangan hubungan dekat juga menjadi faktor signifikan. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan konflik atau menerima perubahan sering kali dapat mengarah pada perasaan tidak berharga.
     
    5. Pengaruh lingkungan dan media
     
    Lingkungan yang tidak mendukung atau paparan terhadap konten media yang memuat bunuh diri tanpa memberikan edukasi yang tepat dapat mempengaruhi seseorang untuk mempertimbangkan tindakan serupa. 
     

     

    Pencegahan bunuh diri

    1. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan
     
    Edukasi mengenai pentingnya kesehatan mental dan bagaimana cara mendukung orang-orang yang sedang mengalami masalah emosional harus ditingkatkan di masyarakat.
     
    2. Menciptakan lingkungan yang mendukung
     
    Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas dapat memberikan rasa aman dan membantu mengurangi perasaan kesepian.
     
    3. Mengakses bantuan profesional
     
    Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda membutuhkan bantuan, segera arahkan mereka untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater.
     
    4. Mengurangi stigma
     
    Stigma terhadap kesehatan mental sering kali menjadi penghalang bagi individu untuk mencari bantuan. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan budaya dimana berbicara tentang kesehatan mental dianggap normal dan diterima.
     

    (Nithania Septianingsih)
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Satu Rumah Satu Pekerjaan, Program Fallas-Ridwan agar Masyarakat Batang Tak Bekerja di Luar Daerah

    Satu Rumah Satu Pekerjaan, Program Fallas-Ridwan agar Masyarakat Batang Tak Bekerja di Luar Daerah

    TRIBUNJATENG.COM, BATANG – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Batang nomor urut 1, Fauzi Fallas dan Ahmad Ridwan, menyatakan komitmennya untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Batang jika terpilih untuk periode 2024-2029. 

    Salah satu program unggulan mereka adalah “Satu Rumah, Satu Pekerjaan” yang dirancang untuk memastikan setidaknya satu anggota keluarga di setiap rumah memiliki pekerjaan.

    Menurut Fallas, inisiatif ini muncul dari urgensi mengatasi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang masih cukup tinggi di Kabupaten Batang. 

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2024, TPT Batang mencapai 5,67 persen, menurun sedikit sebesar 0,39 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat angka 6,06 persen.

    “Angka pengangguran di Batang masih relatif besar jika dibandingkan dengan beberapa wilayah lain. Oleh karena itu, kami merasa perlu mengusulkan langkah strategis melalui program ‘Satu Rumah, Satu Pekerjaan’. Kami ingin memastikan setiap keluarga di Batang memiliki penghasilan yang memadai,” jelas Fallas, Senin 18 November 2024.

    Fallas menyebutkan, pihaknya akan fokus pada penguatan kompetensi sumber daya manusia melalui pelatihan terstruktur. Pelatihan ini dirancang untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompetitif, siap ditempatkan di sektor formal baik di perusahaan swasta maupun di instansi pemerintah. 

    “Kami akan menyeleksi minimal satu anggota dari setiap keluarga untuk diberikan pelatihan. Dengan keterampilan yang sesuai, mereka bisa mengisi kebutuhan tenaga kerja di perusahaan-perusahaan, khususnya di dua kawasan industri besar yang ada di Batang,” kata Fallas.

    Program pelatihan ini, lanjutnya, akan mengoptimalkan peran Balai Latihan Kerja (BLK) di Batang. BLK tersebut akan ditingkatkan fungsinya untuk melatih calon tenaga kerja, sehingga memiliki sertifikasi keahlian yang diakui. 

    “Kami tidak hanya ingin melatih, tetapi memastikan para peserta pelatihan memiliki kemampuan yang sesuai dengan permintaan pasar tenaga kerja,” tambah Fallas.

    Dalam salah satu sesi dialog dengan masyarakat di Desa Reban, seorang warga, Sutrisno (45), mengungkapkan harapannya terhadap program ini. “Saya sudah lama berharap anak saya yang lulus SMK bisa bekerja di Batang. Selama ini, banyak lulusan yang akhirnya merantau ke kota lain karena sulitnya mencari kerja di sini,” ujarnya.

    Menanggapi aspirasi tersebut, Fallas menegaskan bahwa ke depan, tidak hanya kuantitas lapangan kerja yang akan ditingkatkan, tetapi juga kualitas pekerjaannya. “Kami berkomitmen menghadirkan pekerjaan yang layak dan menghidupkan industri lokal agar masyarakat Batang bisa menjadi tuan di tanah kelahirannya sendiri,” katanya.

    Lebih lanjut, Fallas menjelaskan bahwa pendekatan ini juga menyasar penurunan angka kemiskinan. Dengan memastikan satu anggota keluarga memiliki pekerjaan tetap, diharapkan tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat. “Tidak hanya angka pengangguran yang berkurang, tetapi kami juga berharap ini berdampak positif pada peningkatan daya beli masyarakat dan mengurangi ketimpangan sosial,” imbuhnya.

    Sementara itu, Ahmad Ridwan, calon Wakil Bupati yang mendampingi Fallas, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan pihak swasta dalam menciptakan lapangan pekerjaan. 

    “Salah satu prioritas kami adalah menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Batang. Perusahaan tersebut wajib memberikan prioritas kepada warga lokal dalam rekrutmen tenaga kerja,” ujarnya.

    Ridwan menambahkan, selain meningkatkan kapasitas tenaga kerja, program “Satu Rumah, Satu Pekerjaan” juga diharapkan mampu menekan praktik-praktik tidak terpuji seperti pungutan liar yang kerap terjadi dalam proses perekrutan. 

    “Tenaga kerja yang sudah kami latih dan sertifikasi akan kami sodorkan langsung ke perusahaan-perusahaan. Ini bisa mengurangi peluang adanya oknum yang memanfaatkan pencari kerja,” tegas Ridwan.

    Untuk mewujudkan program ini tentu bukan tanpa tantangan. Fallas-Ridwan menyadari bahwa implementasi memerlukan pengawalan ketat dan sinergi dengan berbagai pihak, mulai dari Dinas Tenaga Kerja, BLK, hingga asosiasi industri. 

    “Kami akan membentuk tim khusus yang akan memonitor jalannya program ini secara berkala, agar sesuai target dan dapat segera dikoreksi jika ada kendala,” ujar Ridwan.

    Ia juga menekankan komitmen untuk menjadikan Batang sebagai daerah yang mandiri dalam penyediaan tenaga kerja. “Batang harus bisa membuktikan bahwa putra-putri daerahnya mampu bersaing di pasar kerja dan tidak perlu merantau jauh untuk mendapatkan pekerjaan. Ini adalah misi kami untuk lima tahun ke depan,” tutupnya. (*)

     

  • Penusukan Massal di SMK, 8 Tewas-17 Terluka

    Penusukan Massal di SMK, 8 Tewas-17 Terluka

    Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan penusukan di sekolah kejuruan terjadi di China. Ini menjadi kejadian fatal kedua setelah sebelumnya, penabrakan massal terjadi di Zhuhai, China Selatan, awal pekan lalu.

    Mengutip Reuters, kejadian ini terjadi Sabtu waktu setempat di Sekolah Kejuruan Seni dan Teknologi Wuxi (Wuxi Vocational College) di Yixing, bagian dari kota Wuxi di provinsi timur Jiangsu. Tersangka merupakan seorang pria 21 tahun, ditangkap di tempat kejadian, merupakan mantan siswa sekolah tersebut.

    “Menurut penyelidikan awal, tersangka … menyerang orang lain setelah tidak lulus ujian dan tidak menerima sertifikat kelulusannya, serta tidak puas dengan kompensasi magangnya,” kata Biro Keamanan Publik Yixing dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Senin (18/11/2024).

    Secara rinci, saksi mata mengatakan sempat melihat para siswa berlarian dengan membawa koper mereka. Tersangka disebut datang kala kelas masih berlangsung.

    “Mereka baru berusia 18, 19 tahun. Sungguh disayangkan dan menyedihkan,” kata seorang pria yang datang untuk meletakkan karangan bunga krisan di dekat salah satu gerbang sekolah, dengan nama belakangnya Duan.

    “Kita benar-benar harus memberikan bimbingan psikologis yang lebih baik kepada kaum muda,” tambahnya.

    Sementara itu seorang profesor Universitas Fudan, mengatakan kasus-kasus balas dendam tanpa pandang bulu terhadap masyarakat di China kini mulai terjadi. Ciri umumnya sama, di mana tersangka merasa kurang beruntung dan memiliki masalah kesehatan mental, di mana mereka percaya telah diperlakukan tidak adil dan tak memiliki cara untuk didengar.

    “Penting untuk membangun jaring pengaman sosial dan mekanisme konseling psikologis,” kata Qu memosting di platform media sosial China, Weibo.

    “Tetapi untuk meminimalkan kasus-kasus seperti itu, cara yang paling efektif adalah membuka saluran publik yang dapat memantau dan mengungkap penggunaan kekuasaan,” tambahnya.

    Wuxi Vocational College di China merupakan sekolah untuk mempersiapkan siswa guna bekerja di berbagai industri termasuk manufaktur kawat dan kabel, desain interior, pemasaran, dan bidang lainnya. Perguruan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengarahkan lebih banyak anak muda ke pelatihan khusus pekerjaan, bukan ke universitas yang kelebihan peminat karena pengangguran kaum muda yang meningkat.

    (sef/sef)

  • Bekali Peserta dengan Keterampilan dan Pengetahuan, BRI Peduli Berdayakan Eks Pekerja Migran Indonesia

    Bekali Peserta dengan Keterampilan dan Pengetahuan, BRI Peduli Berdayakan Eks Pekerja Migran Indonesia

    Indramayu: Pemberdayaan bagi eks Pekerja Migran Indonesia (PMI) menjadi langkah penting dalam membantu beradaptasi dan mengembangkan kehidupan baru setelah PMI kembali ke tanah air. Setelah bekerja di luar negeri, eks PMI banyak menghadapi tantangan untuk membangun kembali kehidupan dan mencapai stabilitas ekonomi di kampung halaman. BRI melalui program BRI Peduli berkomitmen untuk membantu eks PMI yang telah menyelesaikan masa kontrak kerjanya di luar negeri melalui Program Pemberdayaan Eks PMI.
     
    Kali ini, Program Pemberdayaan Eks PMI menyasar Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Tercatat sebanyak 25 eks pekerja migran mendapatkan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, pemasaran dan branding produk perikanan, serta kegiatan pelatihan lainnya di Indramayu pada 4-5 November 2024.
     
    Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan bahwa program ini bertujuan membekali eks PMI dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan, seperti kompetensi untuk memulai usaha atau bagaimana agar mendapatkan pekerjaan yang layak di tanah air.
     

    “Dengan dukungan mentor yang berpengalaman, eks PMI akan memiliki kesempatan dalam mengembangkan usahanya atau memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bidang atau keterampilan mereka. Hal ini nantinya dapat mendorong perekonomian serta kesejahteraan,” ujar Catur.
    “Tidak sedikit eks PMImemulai usaha dengan bermodalkan pengalaman yang mereka peroleh selama bekerja di luar negeri dan belum dilengkapi pengetahuan mendalam tentang aspek-aspek tertentu dari bisnis. Itulah kenapa, program diharapkan dapat menciptakan kestabilan finansial untuk diri sendiri dan keluarganya serta menyumbang peningkatan ekonomi lokal dan mengurangi ketergantungan atas ketersediaan lapangan pekerjaan,” kata Catur menambahkan.
     
    Melalui program ini, diharapkan eks PMI dapat berkontribusi secara aktif dalam pembangunan ekonomi di Indramayu. Kabupaten Indramayu sendiri merupakan salah satu daerah asal PMI terbanyak di Indonesia.
     
    Berdasarkan laporan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), pada tahun 2023 terdapat 19.178 eks Pekerja Migran Indonesia yang berasal dari Kabupaten Indramayu dan masih menghadapi sejumlah tantangan setelah kembali ke tanah air, seperti reintegrasi ke masyarakat, pengangguran, dan kurangnya akses ke modal dan sumber daya.
     
    Selama kegiatan pelatihan, eks PMI dari Kab. Indramayu mendapatkan pembekalan tentang membangun mental wirausaha, validasi produk sesuai kebutuhan konsumen, pencegahan pemberangkatan CPMI ilegal, inovasi pengembangan produk berbasis ikan, pemasaran dan branding, legalitas usaha, manajemen keuangan serta demo pembuatan produk olahan perikanan.
     

    Salah satu peserta yang ikut program Pemberdayaan Eks PMI adalah Rosidah. Perempuan berusia 32 tahun ini dulu pernah menjadi pekerja migran di Malaysia selama 4 tahun. Sejak 2017 silam, Rosidah telah memiliki usaha secara legal yang memanfaatkan hasil tangkapan nelayan menjadi produk yang mempunyai nilai dan inovasi.
     
    “Selain faktor ekonomi, awalnya saya memulai usaha ini karena melihat banyak bahan baku melimpah dari hasil tangkapan nelayan yang tidak dimanfaatkan. Dari situ, saya kemudian berinovasi dengan membuat produk olahan. Awalnya saya jual dengan menitipkan ke warung-warung tetangga, kini sudah mulai titip ke tempat oleh-oleh dan swalayan,” tutur Rosidah.
     
    Hal senada juga disampaikan oleh peserta lain dari Desa Eretan Kulon, Kandanghaur, Kabupaten Indramayu bernama Siti Saniyah. Perempuan berusia 31 tahun ini sebelumnya pernah bekerja sebagai tenaga migran di Yordania selama 4 tahun dan Dubai selama 2 tahun. Kini ia telah memiliki usaha jual ikan segar dari tangkapan suami dari laut yang digelutinya sejak 2017 silam.
     
    “Ikan-ikan segar itu dijual di Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Namun, tak jarang kadang ada pengunjung yang datang langsung untuk membeli ikan segar. Berkat adanya program Pemberdayaan Eks Pekerja Migran Indonesia dari BRI ini, saya dapat pengalaman yang sangat berharga tentang cara menjalankan usaha hingga motivasi agar tak gampang menyerah. Semoga BRI terus memberikan beragam bentuk bantuan dan pendampingan agar usaha kami terus berkembang,” katanya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Kenaikan PPN 12 Persen Bakal Picu Gelombang PHK Besar pada 2025

    Kenaikan PPN 12 Persen Bakal Picu Gelombang PHK Besar pada 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Ekonom menilai keputusan pemerintah menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% mulai 1 Januari 2025 dari saat ini 11% akan memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) semakin besar.

    Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menjelaskan, kenaikan PPN akan memberi efek domino, seperti harga kebutuhan meningkat, inflasi terkerek, daya beli masyarakat melemah seiring penurunan pendapatan, hingga penurunan permintaan.

    “Potensinya ke arah sana (gelombang PHK makin besar), karena kenaikan PPN menjadi 12% ini juga akan cenderung menurunkan ekspor sekitar 1,41%. Kemudian, pendapatan riil akan menurun sebesar 0,96%, angka pengangguran akan meningkat 0,94%. Ini adalah hasil hitungan dari Indef,” ungkapnya, saat dihubungi Beritasatu.com, Minggu (17/11/2024).

    Esther mengungkapkan, potensi gelombang PHK ini akan terjadi merata di seluruh sektor. Pasalnya, kenaikan PPN sebesar 1% dari 11% menjadi 12% ini akan menambahkan biaya produksi perusahaan, sehingga memengaruhi harga produk dan permintaan masyarakat.

    “Berdampak ke semua sektor karena tarif pajak 1% itu ditambahkan ke harga produk tersebut. Nah ini dampaknya ke sektor jasa perusahaan misalnya 0,81%. Kemudian ke sektor akomodasi makanan minuman itu 0,71%. Ke manufaktur industri ya itu 0,60%, d an seterusnya,” ujarnya.

    Menurut Esther, kenaikan PPN ini memicu perekonomian semakin terkontraksi. Berkaca pada keputusan pemerintah pada April 2022, kenaikan PPN dari 10% menjadi 11% mendorong inflasi sebesar 0,95%. “Jadi peningkatan PPN 1% itu berpotensi mendorong inflasi pada tahun 2025 nanti,” katanya.

    Kemudian, tingginya inflasi berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat terpangkas karena masyarakat cenderung menahan belanja.

    “Pada akhirnya pertumbuhan ekonomi yang didorong konsumsi rumah tangga akan melambat karena ada kenaikan PPN menjadi 12%,” tambahnya.

    Apabila konsumsi rumah tangga menurun, pengangguran berpotensi bertambah karena perusahaan tidak mampu bertahan.

    “Perusahaan demand-nya akan turun, karena daya beli masyarakat, mereka akan mengurangi produksi dan kemungkinan akan melakukan lay off tenaga kerja atau efisiensi dalam bentuk lain,” jelasnya.

  • Ridwan Kamil siap jabarkan solusi tata kota pada debat ketiga

    Ridwan Kamil siap jabarkan solusi tata kota pada debat ketiga

    Jakarta (ANTARA) – Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil menyatakan sudah siap menjabarkan solusi tata kota di Jakarta di debat ketiga Pilkada Jakarta 2024 yang berlangsung di Jakarta Pusat pada Minggu (17/11).

    “Kita sudah latihan kemarin dan akan latihan lagi saat simulasi besok. Sehingga, di debat terakhir mudah-mudahan dilancarkan,” kata Ridwan Kamil usai menghadiri Pasar Rakyat Tebus Murah RIDO di Kembangan, Jakarta Barat, Sabtu.

    Dia juga mengatakan sudah melakukan berbagai persiapan. “Mudah-mudahan fisik sehat, suara mantap dan bisa meyakinkan warga di sisa waktu kampanye yang ada,” katanya.

    Pada debat nanti, Ridwan Kamil akan menyampaikan berbagai pengalaman yang dilakukan kala Ridwan Kamil mendapatkan kepercayaan sebagai Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat (Jabar).

    “Kami juga akan menyampaikan pengalaman saat menata kota di luar negeri, menata kota di Bandung dan daerah lainnya,” katanya.

    Dia berharap pengalaman yang telah dimilikinya bisa menjadi bukti bahwa pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) adalah pasangan yang benar-benar bisa menjawab semua keluhan warga Jakarta.

    “Pengalaman ini telah kami eksekusi dan programnya sangat realistis. Itu yang ditawarkan oleh pasangan RIDO,” katanya.

    Kapasitas dan kualitas pengalaman, menurut Kang Emil, menjadi pembeda pasangan RIDO dengan pasangan calon (paslon) lainnya.

    “Perbedaan kami dengan yang lain adalah kami sudah berpengalaman dalam menata kota dan lingkungan. Ini yang ingin kami tawarkan, termasuk dalam menata kota Jakarta selama lima tahun ke depan,” ujarnya.

    Menurut dia, program yang diusung pasangan RIDO bisa mengatasi berbagai persoalan yang ada di Jakarta, termasuk banjir, polusi, kemacetan, pengangguran dan meningkatkan ekonomi warga.

    “Harapannya dalam lima tahun ke depan banjir bisa berkurang maksimal, kemacetan berkurang, polusi berkurang drastis, ekonomi kerakyatan kita lindungi, ekonomi besar juga kita perluas sebagai kota global. Itulah cita-cita Jakarta Baru, Jakarta Maju,” katanya.

    Debat ketiga Pilkada 2024 DKI Jakarta dijadwalkan digelar pada 17 November 2024 pukul 19.00 WIB di Golden Ballroom-The Sultan Hotel&Residence Jakarta. KPU DKI Jakarta mengusung tema “Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim” pada debat ketiga.

    Ada 6 sub tema pada debat ketiga, yaitu penanganan banjir, penataan pemukiman, penurunan emisi dan polusi udara serta transisi energi terbarukan. Lalu pengelolaan sampah, ketersediaan air bersih, kota layak huni dan penataan ruang terbuka hijau.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Rupiah merosot menjelang rilis data neraca perdagangan Indonesia

    Rupiah merosot menjelang rilis data neraca perdagangan Indonesia

    Ilustrasi – Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta. ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom

    Rupiah merosot menjelang rilis data neraca perdagangan Indonesia
    Dalam Negeri   
    Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 15 November 2024 – 12:15 WIB

    Elshinta.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan Jumat merosot menjelang rilis data neraca perdagangan Indonesia Oktober 2024. Pada awal perdagangan Jumat, rupiah turun 77 poin atau 0,48 persen menjadi Rp15.939 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.862 per dolar AS.

    “Investor menantikan data perdagangan Indonesia siang ini,” kata analis mata uang Lukman Leong saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Lukman memperkirakan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sekitar 3,05 miliar dolar AS. Selain itu, ia memproyeksikan hari ini rupiah akan kembali melemah terhadap dolar AS yang melanjutkan penguatan setelah data klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan.

    Data klaim pengangguran AS untuk pekan yang berakhir 9 November 2024 berada di angka 217 ribu dibandingkan perkiraan 223 ribu. Penguatan dolar AS juga didukung oleh pernyataan hawkish Ketua Bank Sentral AS Jerome Powell yang mengatakan bahwa suku bunga tidak perlu terburu-buru diturunkan karena ekonomi AS masih sangat kuat dan terkuat di antara negara ekonomi maju.

    Lukman memprediksi dalam perdagangan hari ini, rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.850 per dolar AS sampai dengan Rp16.000 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Aturan Terkait Produk Tembakau Diminta Libatkan Semua Pihak

    Aturan Terkait Produk Tembakau Diminta Libatkan Semua Pihak

    Jakarta: Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) tidak dilibatkan dalam penyusunan pasal-pasal Pengamanan Zat Adiktif dalam PP No 28 Tahun 2024 dan Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) mengenai Produk Tembakau dan Rokok Elektronik. Padahal aturan ini dapat dibahas bersama pemangku kepentingan terdampak, termasuk tenaga kerja.
     
    Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Kemnaker Indah Anggoro Putri mengusulkan agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai inisiator regulasi melibatkan dan mengakomodir masukan dari elemen hulu hingga hilir ekosistem pertembakauan. 
     
    “Kami dikritik kurang public hearing, tidak meaningfull participation. Mari, sama-sama kita bahas, kami siap diundang dalam rapat. Kami, Kemnaker sangat concern dengan aturan ini, kami lintas kementerian/lembaga memang seyogyanya tidak boleh gaduh. Sesama regulator harus bekerjasama, berkolaborasi,” kata dia dalam diskusi dilansir, Kamis, 14 November 2024.
    Ia menyebut, dampak dari PP Kesehatan dan Rancangan Permenkes  berpotensi menambah beban PHK yang saat ini jumlahnya 63.947 orang. Jika aturan ini disahkan maka Indah khawatir akan ada tambahan 2,2 juta tenaga kerja yang terkena PHK, bukan hanya industri rokok namun juga meliputi industri kreatif. 
     
    “Jangan dilupakan, ada 725 ribu pekerja kreatif yang merupakan bagian dari industri pendukung. Nah, dengan adanya penyeragaman rokok polos tanpa merek dan industri, 725 ribu tenaga kerja kreatif ini akan terdampak pula. Ketika mereka ter-PHK, anak-anak muda kreatif ini menghadapi tantangan besar,” ujar dia.
     

     
    Dengan tidak ada keberpihakan dalam Rancangan Permenkes terkait tembakau tersebut, Indah juga mengingatkan bahwa 89 persen tenaga kerja di sektor pertembakauan merupakan perempuan yang menghidupi keluarganya. Ia mengingatkan jangan sampai dampak sosio-ekonomi dari aturan ini lebih buruk. 
     
    Salah satu elemen masyarakat yang akan menanggung dampak Rancangan Permenkes terkait penyeragaman kemasan tanpa merek, yaitu petani tembakau. Padahal saat ini ada 2,5 juta petani tembakau yang tersebar di 15 provinsi di seluruh Indonesia menggantungkan hidupnya pada komoditas tembakau. 
     
    “PP Kesehatan dan R-Permenkes Ini adalah hantaman dan pukulan bagi petani. Kami menolak keras adanya aturan ini, kami mohon ditinjau ulang dan dihentikan pembahasannya,” tegas Ketua Dewan Perwakilan Cabang Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPC APTI) Bondowoso Muhammad Yazid.
     
    Sementara itu, Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya menekankan agar pemerintah tidak mengedepankan ego sektoral dalam Menyusun aturan melainkan harus bersama-sama menghasilkan solusi bagi negeri. Khususnya terkait penyeragaman kemasan rokok tanpa merek yang akan melahirkan praktik rokok ilegal. 
     
    “Ingat, kontribusi cukai yang disumbangkan Rp213 triliun, sementara industri farmasi, kita hanya konsumen. Kita hanya pasar, konsumer semata-mata. Mau jadi apa negeri ini?  Kita harus belajar dari Sritex, sudah banyak pengangguran. Terus kita mau buat peraturan semena-mena? Ojo pak, jangan,” jelas Willy.
     
    Sementara Kementerian Kesehatan diwakili staf ahli Menteri Kesehatan Sundoyo berjanji akan melibatkan kementerian terkait dalam pembahasan Rancangan Permenkes pengendalian tembakau dan rokok elektronik tersebut. Ia memastikan Kemenkes menyerap aspirasi pemangku kepentingan dalam membuat aturan.
     
    “Termasuk salah satunya melalui proses public hearing. Dan, dalam menyusun Rancangan Permenkes ini kami tidak akan keluar dari tata cara perundangan, partisipasi masyarakat harus dikedepankan, sebab ada dua kepentingan yang harus dicari titik tengahnya. Yang satu sisi ekonomi, satu lagi kesehatan,” ujar Sundoyo.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (END)

  • Kisah Alumni Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, Dirumahkan Saat Pandemi, Kini Buka Kedai Kopi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        15 November 2024

    Kisah Alumni Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, Dirumahkan Saat Pandemi, Kini Buka Kedai Kopi Nasional 15 November 2024

    Kisah Alumni Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, Dirumahkan Saat Pandemi, Kini Buka Kedai Kopi
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Pandemi Covid-19 menyisakan cerita pilu bagi banyak orang, termasuk Budi Septiono (33). Saat itu, ia harus rela kehilangan pekerjaan sebagai teknisi di kawasan industri Tangerang, Banten.
    Masa-masa sulit usai dirumahkan dihadapi. Budi berupaya dengan melamar pekerjaan kesana-sini, tetapi tak kunjung membuahkan hasil. 
    Namun, tak ingin terperosok dalam keterpurukan, daya juang Budi untuk belajar bersambut dalam secangkir kopi. 
    Bersama kawan-kawan senasib, Budi mulai bereksperimen dengan memanggang dan menyeduh kopi dari sebuah teras rumah. Namun,  ia semakin penasaran akan lebih banyak pengetahuan dan keahlian.
    “Mengenal kopi dari kecil, suka ikut cicipi kopi orang tua. Inspirasinya sebelum pandemi bermula dari mendapat
    job
    untuk
    repair
    mesin kopi dari klien yang merupakan perusahaan kopi yang cukup besar di Indonesia,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (15/11/2024). 
    Dia menyebutkan, dari coba-coba itu, muncul ketertarikan minum kopi enak. Dia pun mulai belajar, membeli, dan menyimpan ragam peralatan/mesin pembuat kopi sederhana untuk menikmati kopi di rumah. 
    “Suatu waktu saya dan teman-teman sedang ngopi di teras rumah, tiba-tiba ada orang datang dan pesan kopi ke saya,” ungkapnya. 
    Budi tidak menyangka orang tersebut ingin membeli kopi di teras rumahnya. Namun, dari situ, dia menjadi terpicu untuk menekuni usaha kopi.
    Dia pun mulai berjualan
    roasted bean
    dan mencoba
    supply
    ke beberapa
    kedai kopi
    .
    Dari situ, dia banyak belajar dan diskusi dengan teman-temannya yang sudah bergelut di bidang kopi. 
    “Saya coba jual
    roasted bean
    dan
    supply
    ke kedai kopi di Bandung, dapat sampai 2 kilogram (kg) per pekan,” jelasnya.
    Dengan modal diskusi dan praktik mandiri, Budi memutuskan untuk lebih serius menggeluti usaha kopi. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan keterampilan melalui program pelatihan barista di Institut Kemandirian (IK)
    Dompet Dhuafa

    Bersama fasilitator Saiful Bari, pelatihan intensif selama enam hari tersebut tidak hanya mengasah keterampilan teknisnya, tetapi juga menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam dirinya.
    “Pelatihan ini mengubah segalanya. Pelatihan ini bukan hanya tentang aspek teknis pembuatan kopi, pelatihan ini juga tentang pemahaman nuansa rasa, seni penyajian, dan pentingnya layanan pelanggan,” katanya.
    Berbekal pengetahuan dan keyakinan baru, Budi semakin percaya diri meluaskan aktivitas perkopiannya. 
    Budi pun bermitra dengan seorang teman-yang menyukai racikan kopinya untuk membuka kedai kopi di Jatinangor. 
    Lokasi kedai itu dikelilingi universitas sehingga sangat cocok untuk target pasarnya. 
    Kedai yang baru saja diluncurkan pada Oktober 2024 itu merupakan mimpi yang menjelma menjadi sebuah gerbang kenyataan untuk memasuki era baru dalam hidupnya.
    “Melihat orang-orang menikmati kopi yang kami sajikan merupakan kepuasan tersendiri. Sampai kami bertemu dengan teman dan orang baik yang suka dengan kopi kita sehingga jadilah seperti ini (kedai kopi),” ungkapnya.
    Budi menambahkan, tempat itu bukan hanya sebatas untuk menikmati kopi, tetapi berdiskusi juga wadah belajar bagi siapa pun, seperti halnya saya yang juga belajar dari banyak orang.
    “Enggak pernah terpikirkan sama sekali saya hari ini akan duduk disini sebagai seorang pelaku bisnis, karena
    basic
    saya memang seorang pegawai, teknisi,” ucapnya.
    Kisah perjalanan Budi merupakan bukti nyata dampak pengelolaan zakat produktif melalui program pendidikan dan pelatihan dalam memberdayakan individu serta perubahan masyarakat. 
    Direktur Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Abdurrahman Usman menekankan bahwa Institut Kemandirian (IK) berkomitmen menyediakan kesempatan bagi kelompok terpinggirkan. 
    Kehadiran sekolah vokasi IK melalui pelatihan itu merupakan upaya untuk mendobrak pola pikir dari bertahan hidup dan fabrikasi, mental bisnis menjadi tanggung jawab, dampak, serta konsekuensi. 
    “Melalui program pelatihan IK, kami bertujuan untuk membekali individu dengan keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk meraih kesuksesan,” katanya.
    Usman mengatakan, kisah Budi adalah contoh cemerlang tentang bagaimana pendidikan dapat memberdayakan orang untuk terbebas dari kemiskinan dan membangun masa depan yang lebih baik. 
    “Mencari instruktur bukan sekedar beri pengajaran dan tersertifikasi, tetapi juga punya dampak, menarik ke
    circle
    yang sama, kesamaan visi dan
    value
    (
    social and sustainable
    ).
    Value
    tentang kebermanfaatan, ada di alumni kita termasuk mas Budi,” ujarnya.
    Sebagai informasi, pada Oktober 2024 lalu, IK Dompet Dhuafa juga menerima apresiasi dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
    Penghargaan itu adalah anugerah Indonesia’s SDGs Action Awards 2024 “Terbaik Ketiga dalam Kategori Filantropi” untuk program IK. 
    Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Ma’ruf Amin dalam seremoni Pembukaan Konferensi Tahunan SDGs atau SDGs Annual Conference (SAC) ke-7 yang digelar di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat.
    IK lahir dari isu kemiskinan dan pengangguran. Di sisi lain, angka putus sekolah kian tinggi dan menyebabkan orang-orang muda tak punya kegiatan positif. 
    Oleh karenanya, kelompok pemuda rentan terjerumus pada aktivitas kriminal yang dapat menimbulkan masalah sosial baru. 
    Sejak berdiri pada 2005, IK Dompet Dhuafa mulai bergerak dengan melakukan intervensi program berupa pengajaran dan pelatihan vokasional.
    IK bertujuan menjadikan para peserta yang mengikuti pelatihan memiliki modal berupa keterampilan dan mental yang siap untuk masuk dunia kerja dan industri, serta wirausaha. 
    Dengan demikian, program itu dapat berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Sejak itu, IK telah meluluskan 8.031 alumni penerima manfaat.
    Sembari terus mengembangkan usahanya, Budi tetap bersyukur atas kesempatan yang datang padanya. 
    Ia bercita-cita untuk memperluas jaringan kedai kopinya dan membagikan hasratnya kepada khalayak yang lebih luas. 
    Perjalanannya dari seorang teknisi menjadi penikmat kopi menjadi inspirasi bagi semua orang, membuktikan bahwa dengan dedikasi dan dukungan yang tepat, siapa pun dapat meraih impiannya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.