Kasus: penembakan

  • Oknum TNI Beking Sabung Ayam, Kodam Sriwijaya: Masih Diinvestigasi

    Oknum TNI Beking Sabung Ayam, Kodam Sriwijaya: Masih Diinvestigasi

    Palembang, Beritasatu.com – Komando Daerah Militer (Kodam) II/Sriwijaya menegaskan akan menindak sesuai aturan terhadap oknum anggota TNI yang diduga menembak hingga tewas tiga anggota polisi saat penggerebekan arena sabung ayam di Way Kanan, Lampung. 

    Kapendam/II Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar mengatakan dua oknum TNI yang ada lokasi kejadian di arena sabung ayam sudah menyerahkan diri ke Denpom II/3 Lampung. Dikatakannya, pihaknya masih melakukan investigasi kasus ini.

    “Dua oknum TNI yang berada di lokasi sabung ayam sudah menyerahkan diri di Denpon 23 Lampung. Apabila hasil investigasi membuktikan oknum TNI jadi pelakunya maka kami memastikan menindak tegas sesuai aturan,” katanya.

    Terkait adanya kabar kalau oknum anggota TNI menjadi beking arena sabung ayam tersebut, Eko mengatakan masih melakukan investigasi.

    Dituturkan Eko, penembakan terjadi setelah tim kepolisian yang melakukan penggerebekan dan mengeluarkan tembakan peringatan dan ada tembakan balik dari lokasi.

    “Tembakan balik itu yang masih dalam investigasi. Ini senjata yang digunakan apa dan siapa yang menembak masih dalam investigasi,” katanya.

    Menurutnya daerah lokasi sabung ayam itu dikenal daerah Texas atau hitam, artinya senjata yang beredar sudah menjadi perbincangan sehingga penembakan melalui senjata itu, masih dalam tahap investigasi.

    “Kami mohon bersabar untuk investigasi yang dilakukan,” kata Eko terkait investasi dugaan oknum TNI beking arena sabung ayam.

  • Polisi yang Tewas Pakai Rompi Anti Peluru Saat Gerebek Sabung Ayam, Krimonolog Ungkit Peran Intel

    Polisi yang Tewas Pakai Rompi Anti Peluru Saat Gerebek Sabung Ayam, Krimonolog Ungkit Peran Intel

    TRIBUNJAKARTA.COM – Kriminolog UI, Adrianus Meliala menyampaikan analisanya mengenai tiga polisi yang gugur saat menggerebek judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung.

    Ketiga polisi Polda Lampung yang menjadi korban penembakan yakni Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta.

    Adrianus mengungkit peran intelijen sebelum proses penggerebekan sabung ayam tersebut. Ia mengungkapkan seluruh polisi muda telah diajarkan bahwa pekerjaannya penuh dengan ketidakpastian.

    “Polisi tidak tahu apa yang dihadapinya di lapangan ya. Apakah bertemu dengan orang yang buas, orang yang damai dan seterusnya,” kata Adrianus dikutip TribunJakarta.com dari akun youtube Kompas.TV, Selasa (18/3/2025).

    Adrianus mengungkapkan polisi harus bersiap menghadapi situasi.  Satu diantaranya yakni mengedepankan peran intelijen polisi.

    “Dengan intel polisi maka kemudian berbagai kemungkinan-kemungkinan yang tidak diperkecil dan disiapkan langkah-langkah untuk memitigasinya jika ada,” kata Adrianus. 

    “Kelihatannya bahwa pada saat kasus ini, intelijen tidak dikedepankan atau bahkan mungkin juga sudah dikedepankan pada saat-saat yang lalu ya sehingga kemudian lalu diputuskan pada saat yang kali ini diadakan operasi penyergapan dengan jumlah anggota besar,” sambungnya.

    Berdasarkan foto korban, Adrianus melihat para anggota polisi sudah mempersiapkan diri adanya kemungkinan perlawanan dari orang yang hendak diamankan.

    Salah satunya yakni para polisi menggunakan body vest atau rompi anti peluru saat menggerebek sabung ayam.

    “Mungkin menghadapi ada tembakan dan seterusnya namun kelihatannya bahwa serangan atau balasan yang dihadapi itu jauh daripada yang diperkirakan gitu. Sehingga kemudian terjadi ada tiga anggota yang gugur,” ucapnya.

    Selain itu, Adrianus juga menilai proses penyelidikan dapat dimulai dari tempat kejadian perkara (TKP) agar kasus itu dapat terang benderang.

    KLIK SELENGKAPNYA: Lima Fakta Penemuan Mayat Ibu dan Anak Dalam Toren Air Rumah Mereka di Tambora, Jakarta Barat, Jumat (7/3/2025). Tetangga Bongkar Cekcok Soal Nikah.

    Lalu, kata Adrianus, penyelidikan dapat diperluas dengan memeriksa senjata yang digunakan untuk menembak korban.

    Pasalnya, Adrianus melihat berdasarkan foto para korban terkena tembakan di kepala. 

    Menurutnya, tembakan tersebut akurat. “Apakah tembakan yang  mengenai kepala itu dilakukan oleh senjata api laras pendek dalam jarak dekat kalau misalnya itu dilakukan maka artinya polisi sedang dalam posisi bengong gitu ya apa terdiam,” kata Adrianus.

    “Sehingga kemudian lalu tidak bergerak dan kemudian lalu tembakan bisa dilakukan secara tepat, apakah memang begitu?
    Apakah lalu kemudian polisi tidak ada semacam gerakannya sehingga kemudian Lalu tiga orang tumbang sekaligus misalnya begitu ya,” katanya.

    Adrianus menuturkan berbagai kemungkinan atau skenario mengemuka terkait kasus tewasnya tiga polisi saat menggerebek sabung ayam.

    Semisal kemungkinan jenis senjata laras panjang yang dipakai untuk menembak polisi. Sehingga, pelaku menembak dari jarak agak jauh.

    Sedangkan, polisi tidak mengetahui arah datangnya senjata.

    “Sehingga tiga anggota bisa tumbang, bisa gugur tanpa mengetahui di mana atau siapa yang menembakkannya mungkin begitu ya jadi jadi dengan kata lain memang perlu ada satu analisis forensik,” katanya.

    Adrianus menekankan pentingnya jenis senjata api yang digunakan. Hal itu juga dapat menjadi dasar investigasi bersama antara TNI dan Polri.

    Ia mengatakan pentinya semua pihak terbuka dalam proses penyelidikan kasus tersebut.

    “Menjadi krusial ya karena tadi apa misalnya sebagai contoh ketika sekarang belum jelas nih di mana senjata itu ya. Ada gambar yang mengatakan mengenai bahwa bahwa pelaku sudah ditangkap tapi senjatanya gimana?” tanya Adrianus.

    “Jangan sampai senjata ditukar ya ini kita ngomongnya jadi enggak enggak enak ini, senjata ditukar dan lalu yang kemudian diberikan kepada polisi adalah senjata yang bukan penembak bukan senjata yang ditembakkan sehingga enggak matching antara senjata dengan dengan peluru,” imbuhnya.

    “Lalu kemudian berkembang lagi anggapan bahwa bukan oknum kok yang melakukannya tapi orang lain. Nah itu kan lalu menjadi menjadi ketidakadilan atau kepastian hukum menjadi kemudian terkorbankan begitu,” tutupnya.

    Sedangkan, Komando Daerah Militer (Kodam) II/Sriwijaya menyatakan sedang mendalami mengenai keberadaan oknum TNI di lokasi judi sabung yang digerebek polisi.

    “Keberadaan dua anggota ini masih dalam investigasi bersama dengan rekan-rekan dari Polda Lampung,” kata Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar dilansir dari Facebook Tribun Sumsel, Selasa (18/3/2025).

    Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar mengatakan pihak dan Polda Lampung membentuk tim gabungan untuk mendalami lebih lanjut kasus tersebut.

    Terkait kabar oknum anggota TNI tersebut memiliki dan mengelola judi sabung ayam, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar menyatakan pihaknya sedang melakukan investigasi.

    Kronologi

    Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika mengungkap kronologi kasus penembakan itu.

    Menurutnya, kejadian itu diawali upaya pembubaran judi sambung ayam di Wilayah Way Kanan yang dipimpin oleh Kapolsek Negara Batin Way Kanan.

    “Begitu turun, terdengar beberapa kali letusan tembakan, sehingga tiga anggota, salah satunya kapolsek gugur dalam peristiwa itu,” kata Irjen Helmy Santika kepada awak media di RS Bhayangkara Polda Lampung, Selasa (18/3/2025).

    Menurut jenderal polisi bintang dua itu, karena hari sudah mulai gelap, anggota lainnya lalu fokus untuk mengevakuasi anggota polisi yang tertembak.

    Atas kasus meninggalnya anggota polisi tersebut, Irjen Helmy Santika berjanji mengusut tuntas secara terang dan transparan. 

    “Karena itu, saya menggandeng Danram 043 Garuda Hitam dan Pangdam Sriwijaya,” katanya. 

    Sementara itu, Komandan Korem (Danrem) 043 Garuda Hitam Brigadir Jenderal (Brigjen) Rikas Hidayatullah mengatakan pihaknya melakukan investigasi bersama dengan Polda Lampung untuk mengusut kasus penembakan yang merenggut nyawa tiga anggota Polda Lampung.

    Brigjen Rikas Hidayatullah menyampaikan bahwa pihaknya telah bertemu dengan Polda Lampung pada Senin (17/3/2025), dan sepakat untuk mengusut kasus tersebut secara transparan.

    Dia juga mengatakan pihaknya turut berduka cita atas meninggalnya 3 anggota Polda Lampung  terbaik tersebut.

    “Kami semua TNI yang ada di Lampung, maupun di Kodam Sriwijaya turut kehilangan sahabat-sahabat kami,” kata Brigjen Rikas Hidayatullah di RS Bhayangkara Polda Lampung, Selasa (18/3/2025). (TribunJakarta/TribunLampung/Kompas.com)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Kriminolog Ungkap 2 Skenario Penembakan 3 Polisi di Lampung, Headshot Laras Panjang atau Pendek?

    Kriminolog Ungkap 2 Skenario Penembakan 3 Polisi di Lampung, Headshot Laras Panjang atau Pendek?

    TRIBUNJAKARTA.COM – Sebanyak tiga anggota polisi tewas ditembak saat menggerebek judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025).

    Salah satu korban adalah Kapolsek Negara Batin Iptu Lusiyanto, sedangkan dua lainnya anggota Polsek Negara Batin, Bripka Petrus Ariyanto dan Bripda M. Ghalib Ganta.

    Dua anggota TNI menyerahkan diri sebagai pelaku penembakan ketiga polisi.

    “Benar sudah ditahan,” kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar kepada wartawan, Selasa (18/3/2025).

    Berdasarkan informasi yang diterima, terduga pelaku penembakan yang ditahan adalah Peltu Lubis selaku Dansubramil Negara Batin, dan Kopka Basarsyah selaku anggota Subramil Negara Batin.

    Sementara, proses penyidikan masih berlangsung guna mengetahui pasti kronologi penambakan.

    3 Headshot

    Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, menganalisis peristiwa penembakan itu.

    Dari foto yang ia dapat, ketiga polisi tewas dalam kondisi tertembak di kepala alias headshot.

    Adrianus pun merangkai dua skenario yang mungkin terjadi saat kejadian.

    “Kita mulai dulu dengan misalnya, apa senjata yang dipakai untyk menembak itu. Saya lihat dari foto-fotonya itu semua terkena di kepala ya, tembakan yang sangat akurat sekali,” kata Adrianus di Kompas TV, Selasa (18/3/2025).

    Skenario pertama, menurutnya, tembakan dilakukan dari jarak dekat menggunakan senjata laras pendek.

    “Apakah tembakan yang akurat itu dilakukan senjata api laras pendek jarak dekat? Kalau misalnya itu dilakukan, polisi sedang dalam posisi bengong, terdiam gitu ya, dan kemudian tembakan bisa dilakukan secara tepat,” kata Adrianus.

    Skenario kedua, Adrianus memperkirakan, ketiga polisi ditembak dari jarak jauh menggunakan senjata laras panjang.

    “Atau jangan-jangan, ini skenario-skenario ya, jangan-jangan  senjatanya laras panjang yang diambil dari agak jauh, sehingga kemudian kepolisian tidak tahu arah datangnya senjata sehingga tiga anggota bisa tumbang,” kata Adrianus.

    Ia menyarankan pihak penyidik bisa menemukan senjata yang digunakan pelaku terlebih dahulu sebagai petunjuk utama.

    “Sebaiknya memang ditemukan dulu senjatanya, lalu dilakukan pembandingan senjata tersebut dengan proyektil di tubuh korban,” ujarnya.

    Kronologi

    Sementara itu, dari informasi yang dihimpun Kompas.com, kronolgi penembakan bermula dari informasi masyarakat soal adanya judi sabung ayam.

    Senin siang, Polsek Negara Batin menerima informasi mengenai aktivitas judi sabung ayam di Kampung Karang Manik.

    Petugas kemudian melakukan penyelidikan. Setelah penyelidikan awal, sebanyak 17 personel dikerahkan untuk melakukan penggerebekan di lokasi.

    Penggerebekan dilakukan pada Senin sore, sekitar pukul 16.50 WIB dan Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto, memimpin langsung operasi tersebut.

    Situasi awal tampak normal saat tim kepolisian tiba di arena sabung ayam. Namun, tiba-tiba mereka diserang dengan tembakan oleh orang tak dikenal.

    Dalam insiden itu, Kapolsek Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus Apriyanto, dan Bripda Ghalib Surya Ganta tertembak dan meninggal dunia di lokasi.

    Jenazah ketiganya kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk diotopsi. Menurut hasil pemeriksaan sementara, ketiga anggota kepolisian meninggal dunia dengan luka tembak di bagian kepala.

    Usai kejadian, aparat kepolisian dan militer bergerak untuk mengusut pelaku, dan menyelidiki kemungkinan keterlibatan anggota TNI dalam insiden ini. Sebab sebelumnya, tersiar kabar bahwa judi sabung ayam itu merupakan milik oknum prajurit TNI.

    Penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan untuk mengungkap motif serta pihak-pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa ini.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Tragis! Kronologi Lengkap Anggota TNI AL Bunuh Agen Mobil di Aceh

    Tragis! Kronologi Lengkap Anggota TNI AL Bunuh Agen Mobil di Aceh

    Jakarta, Beritasatu.com – Seorang anggota TNI AL ditangkap karena diduga membunuh agen mobil bernama Hasfiani alias Imam (35) di Kabupaten Aceh Utara. Pelaku berinisial Kelasi Dua (Kld Eta) DI menembak korban lalu membuang jasadnya di kilometer 30 Gunung Salak, Kecamatan Nisan Antara.

    “Terduga tersangka saat ini sudah ditahan oleh Pomal, dalam hal ini masih dalam proses penyelidikan dan penyidikan masih dilakukan terus oleh anggota polisi militer TNI Angkatan Laut,” kata Dandenpomal Pangkalan TNI AL Lhokseumawe Mayor Laut (PM) Anggiat Napitupulu, Senin (17/3/2023).

    Anggiat mengatakan sesuai arahan pimpinan TNI AL, proses hukum kasus prajuritnya diduga membunuh Imam yang merupakan warga Gampong (Desa) Uteun Geulinggang, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara itu akan dilakukan transparan ke publik. 

    “Kami berjanji bahwa terduga pelaku nantinya akan diberikan sanksi dan hukuman yang seberat-beratnya sesuai perbuatan yang dilakukan oleh pelaku,” ujarnya dalam konferensi pers.

    Kasus pembunuhan itu terjadi di kompleks Perumahan ASEAN, Krueng Guekueh, Aceh Utara pada Jumat (15/3/2025) siang. Sedangkan mayat  Imam yang berprofesi perawat juga bekerja sebagai agen mobil ditemukan di kawasan Gunung Salak, Senin (17/3/2025) siang. Pada hari yang sama pelaku DI ditangkap.

    Kasus pembunuhan itu diduga karena pelaku ingin menguasai mobil Toyota Kijang Innova yang ditawarkan oleh Imam.

    Kronologi Anggota TNI AL Diduga Bunuh Agen Mobil di Aceh

    Berdasarkan informasi diperoleh dari kepolisian, kejadiannya bermula saat Kld Eta DI yang berdinas di Pangkalan TNI AL Lhokseumawe melihat postingan mobil Toyota Innova dijual di Facebook pada Kamis (13/3/2025). Kemudian dia menghubungi pihak penjual.

    Keesokannya, Jumat (15/3/2025) sekitar pukul 14.00 WIB, pelaku bertemu dengan Imam selaku agen atau sales yang akan menjual mobil Innova milik seorang warga di perumahan kompleks ASEAN, Krueng Geukueh. 

    Saat itu, pelaku meminta izin ke pemilik mobil untuk test drive berdua saja dengan korban. Posisi pelaku mengemudikan mobil dan korban duduk di samping kiri. 

    Sekitar 15 menit test drive, prajurit TNI AL itu seolah mengeluhkan kondisi kaki-kaki mobil sebelah kiri kurang nyaman lalu mengajak Imam turun dari mobil untuk mengecek, tetapi korban menolak. Pelaku kemudian menembak kepala korban hingga tewas. 

    Setelah melakukan penembakan, pelaku membawa jasad korban ke Pos Radar, Krueng Guekueh kemudian meminta juniornya membantu membersihkan darah dalam mobil. Pada sore hari, DI mengajak juniornya itu untuk membuang jasad Imam ke kawasan Gunung Salak. Mayat korban dibuang dengan cara dimasukkan dalam karung.

    Setelah membuang jasad korban di kilometer 30 Gunung Salak, pelaku pulang ke Bireuen dengan mobil Innova yang hendak dijual oleh korban. Dalam perjalanan di sekitar Gunung Salak, pelaku membuang pistol dan pelat nomor polisi asli mobil tersebut.

    Dua hari setelah kejadian, anggota TNI AL itu ditangkap oleh Pomal atas dugaan membunuh agen mobil di Aceh Utara.

  • Pelaku Penembakan 3 Polisi di Lampung Diduga Oknum TNI, Danrem Gatam Angkat Bicara

    Pelaku Penembakan 3 Polisi di Lampung Diduga Oknum TNI, Danrem Gatam Angkat Bicara

    PIKIRAN RAKYAT – Danrem 043/Garuda Hitam (Gatam) Brigjen TNI Rikas Hidayatullah angkat bicara soal terduga pelaku penembakan 3 polisi saat sabung ayam di Way Kanan.

    Menurut Danrem Rikas Hidayatullah, proses hukum akan dilakukan sesuai aturan jika ada indikasi dan pelanggaran dalam peristiwa ini di RS Bhayangkara, Bandarlampung.

    “Jika ada indikasi atau bukti pelanggaran, proses hukum akan dilakukan sesuai aturan yang berlaku,” ucap Rikas pada Selasa, 18 Maret 2025 seperti dikutip dari Antara.

    Transparan

    Ia memastikan, hasil investigasi yang dilakukan bersama Polda Lampung dalam peristiwa ini nanti akan dilakukan dengan transparan.

    “Kami mohon kepada semua pihak untuk bersabar, karena sampai saat ini investigasi masih berlangsung,” katanya.

    Menurutnya fokus utama bersama Polda Lampung yakni memastikan semua yang sebenarnya terjadi bisa terungkap dengan jelas.

    “Sejak kemarin sore, kami bertekad untuk mengungkap kasus ini dengan seterang-terangnya,” ujar Brigjen TNI Rikas Hidayatullah.

    Belasungkawa

    Pihaknya menyampaikan belasungkawa yang mendalam pada pihak keluarga yang tinggalkan, mudah-mudahan amal ibadah 3 Bhayangkara yang gugur diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

    “Kita semua merasa kehilangan. Kami semua berbelasungkawa atas kehilangan anggota Polri terbaik,” kata Rikas Hidayatullah.

    Tiga polisi yang gugur saat bertugas yakni Kapolsek Negara Batin Way Kanan Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus Apriyanto dan Bripda M. Ghalib Surya Nanta.

    “Kami, dari TNI yang berada di Provinsi Lampung maupun di Kodam II Sriwijaya, turut merasakan kehilangan sahabat-sahabat kami,” ujarnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 5
                    
                        Kodam Sriwijaya Angkat Bicara soal 2 TNI Tembak Mati 3 Polisi Lampung
                        Regional

    5 Kodam Sriwijaya Angkat Bicara soal 2 TNI Tembak Mati 3 Polisi Lampung Regional

    Kodam Sriwijaya Angkat Bicara soal 2 TNI Tembak Mati 3 Polisi Lampung
    Tim Redaksi
    PALEMBANG, KOMPAS.com
    – Kodam II/Sriwijaya angkat bicara terkait penembakan tiga polisi hingga tewas ketika melakukan penggerebekan di
    sabung ayam
    di Way Kanan, Lampung, pada Senin (17/3/2025) kemarin.
    Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar mengatakan, saat ini terdapat dua prajurit TNI yang telah menyerahkan diri ke Polisi Militer Angkatan Darat (Denpom II/3 Lampung).
    Keduanya diketahui adalah Peltu Lubis selaku Dansubramil Negara Batin dan Kopka Basarsyah anggota Subramil Negara.
    “Keberadaan dua orang anggota oknum yang diduga ada di lokasi (sabung ayam) memang saat ini sudah menyerahkan diri di (Denpom II/3 Lampung),” kata Eko, saat memberikan keterangan pers di Kodam II Sriwijaya, Selasa (18/3/2025).
    Eko enggan berspekulasi lebih jauh soal keterlibatan kedua anggotanya tersebut.
    Ia menjelaskan, tim gabungan dari Polda Lampung, Kodam II/Sriwijaya, dan Denpom saat ini masih melakukan investigasi terkait kasus tersebut, termasuk pelaku penembakan ketiga korban.
    “Saya ingin menjelaskan bahwa keberadaan dua orang anggota (TNI) ini masih dalam investigasi bersama. Kita juga dengan rekan-rekan polisi, Polda (Lampung) membentuk tim gabungan untuk mendalami lebih lanjut. Sehingga, pertanyaan seperti ini ada anggota yang mengelola (sabung ayam), ini anggota memiliki tempat. Saya menjawab pernyataan terkait ini masih proses investigasi,” tegas Eko.
    Diberitakan sebelumnya, tiga anggota kepolisian tewas akibat luka tembak saat menggerebek arena judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kabupaten Way Kanan, Lampung, pada Senin sore.
    Salah seorang sumber internal di Polda Lampung menyebutkan, ketiga anggota tersebut meninggal di lokasi saat menjalankan tugas penggerebekan.
    Arena judi sabung ayam itu diduga milik anggota TNI. “Penggerebekan dilakukan tadi sore, sekitar pukul 16.50 WIB,” kata sumber itu yang enggan disebutkan namanya saat dihubungi, Senin malam.
    Tiga anggota yang tewas adalah Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto selaku Kapolsek Negara Batin, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta.
    Jenazah mereka sudah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Lampung di Bandar Lampung untuk pemeriksaan lebih lanjut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Momen Oknum TNI AD Terduga Tembak Polisi di Lampung Diborgol, Rencana Korban Mudik Berubah Jadi Duka

    Momen Oknum TNI AD Terduga Tembak Polisi di Lampung Diborgol, Rencana Korban Mudik Berubah Jadi Duka

    TRIBUNJAKARTA.COM – Terekam momen personel gabungan Detasemen Polisi Militer, Kodim Way Kanan dan jajaran Polres Way Kanan menangkap satu oknum TNI terduga penembakan tiga anggota Polda Lampung.

    Ketiga polisi Polda Lampung yakni Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta  tewas tertembak saat gerebek judi sabung ayam di Way Kanan.

    Dalam tayangan Kompas TV pada Selasa (18/3/2025), Anggota Polisi Milter (PM) TNI AD menangkap terduga pelaku Kopral Kepala (Kopka) B di kediamannya.

    Kericuhan sempat terjadi saat pihak keluarga menghalangi petugas yang melakukan penangkapan.

    Meski demikian, anggota PM TNI AD berhasil membawa Kokpa B setelah keluarga menerima penjelasan petugas.

    Dari video amatir yang beredar, tampak pelaku yang berbadan tambun itu mengenakan kaos motif doreng hijau.

    Kopka B langsung diborgol dengan tangan di belakang.

    Kopka B akan dimintai keterangan terkait dengan siapa pelaku utama yang menembak para polisi yang hendak melakukan penggerebekan.

    KLIK SELENGKAPNYA: Misteri Jasad Pria Nyaris hancur di Beji, Kota Depok Mulai Menemui Titik Terang. Orang Dekat Kuat Aktivitas Korban Sebelum Ditemukan Tewas.

    Sementara itu rekan Kokpa B, Peltu L sudah lebih dulu menyerahkan diri ke polisi.

    Saat proses penangkapan, sejumlah masyarakat yang ada di sekitar kediaman terduga pelaku tersebut terlihat merekam peristiwa itu.

    Rencana Korban

    Sementara itu satu diantara korban Bripka Petrus Apriyanto ternyata telah berencana mudik ke Palembang.

    “Kemarin sebelum meninggal dunia ada rencana mau mudik dan kumpul bersama keluarga di Palembang,” kata kakak sepupu korban, Sarprosah (41) di depan RS Bhayangkara, Selasa (18/3/2025). 

    Saprosah terakhir kali berkomunikasi dengan korban sekitar lima bulan yang lalu.

    Sehari-hari, kata Saprosah, Bripka Petrus merupakan sosok polisi yang cenderung pendiam dan tidak banyak cerita.

    Bripka Petrus meninggalkan satu anak berusia 6 bulan. “Dia (korban) meninggalkan satu anak masih usia 6 bulan,” kata Sarprosah. 

    Sarprosah pun mengharapkan pelaku penembakan dihukum setimpal sesuai perbuatannya. 

    Ia mengatakan pada bada magrib mendapatkan informasi bahwa adik sepupunya meninggal dunia saat berdinas menggerebek judi sabung ayam di Way Kanan. 

    “Kami harap semoga pelaku segera terungkap dan mendapatkan hukuman setimpal sesuai Undang-Undang yang berlaku,” ucap Sarprosah, 

    Saat ditanya adanya kekhawatiran keterlibatan aparat, ia mengatakan keluarga banyak juga yang mengabdi ke negara baik TNI ataupun Polisi.

    “Dengan harapannya ini tidak ada benturan dan yang salah bisa mendapat hukuman sesuai aturan undang-undang,” ujarnya.

    Pihaknya pada bada magrib mendapatkan informasi bahwa adik sepupunya meninggal dunia saat berdinas menggerebek judi sabung ayam di Way Kanan. 

    Ia mengatakan, korban Bripka Petrus rencananya akan dimakamkan di OKU Timur yang mana anak dan istrinya juga berada di sana.

    Kenaikan Pangkat

    Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memberikan kenaikan pangkat Anumerta untuk tiga anggota kepolisian yang gugur saat menggerebek tempat judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung. 

    “Terhadap tiga personel diberikan pangkat luar biasa Anumerta,” kata Karo Penmas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko dalam konferensi pers, Selasa (18/3/2025)

    Kapolsek Negara Batin Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto diberikan kenaikan pangkat Anumerta menjadi Ajun Komisaris Polisi (AKP). 

    Kemudian, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto naik satu tingkat menjadi Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda). 

    Terakhir, Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta menjadi Brigadir Satu (Briptu). 

    “Maka terhadap ketiga personal tersebut telah dinaikannya oleh keputusan Kapolri ini menjadi pangkat yang setingkat lebih tinggi,” imbuhnya. 

    Selain itu, Trunoyudo menyampaikan kepada seluruh anggota Polri untuk mendoakan tiga almarhum yang gugur dalam tugas mereka. 
    Dia juga mengajak anggota Polri yang beragama Islam untuk melaksanakan shalat ghoib secara serentak sebagai bentuk doa terakhir kepada para korban.

    Sedangkan, Komando Daerah Militer (Kodam) II/Sriwijaya menyatakan sedang mendalami mengenai keberadaan oknum TNI di lokasi judi sabung yang digerebek polisi.

    “Keberadaan dua anggota ini masih dalam investigasi bersama dengan rekan-rekan dari Polda Lampung,” kata Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar dilansir dari Facebook Tribun Sumsel, Selasa (18/3/2025).

    Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar mengatakan pihak dan Polda Lampung membentuk tim gabungan untuk mendalami lebih lanjut kasus tersebut.

    Terkait kabar oknum anggota TNI tersebut memiliki dan mengelola judi sabung ayam, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar menyatakan pihaknya sedang melakukan investigasi.

    Kronologi

    Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika mengungkap kronologi kasus penembakan itu.

    Menurutnya, kejadian itu diawali upaya pembubaran judi sambung ayam di Wilayah Way Kanan yang dipimpin oleh Kapolsek Negara Batin Way Kanan.

    “Begitu turun, terdengar beberapa kali letusan tembakan, sehingga tiga anggota, salah satunya kapolsek gugur dalam peristiwa itu,” kata Irjen Helmy Santika kepada awak media di RS Bhayangkara Polda Lampung, Selasa (18/3/2025).

    Menurut jenderal polisi bintang dua itu, karena hari sudah mulai gelap, anggota lainnya lalu fokus untuk mengevakuasi anggota polisi yang tertembak.

    Atas kasus meninggalnya anggota polisi tersebut, Irjen Helmy Santika berjanji mengusut tuntas secara terang dan transparan. 

    “Karena itu, saya menggandeng Danram 043 Garuda Hitam dan Pangdam Sriwijaya,” katanya. 

    Sementara itu, Komandan Korem (Danrem) 043 Garuda Hitam Brigadir Jenderal (Brigjen) Rikas Hidayatullah mengatakan pihaknya melakukan investigasi bersama dengan Polda Lampung untuk mengusut kasus penembakan yang merenggut nyawa tiga anggota Polda Lampung.

    Brigjen Rikas Hidayatullah menyampaikan bahwa pihaknya telah bertemu dengan Polda Lampung pada Senin (17/3/2025), dan sepakat untuk mengusut kasus tersebut secara transparan.

    Dia juga mengatakan pihaknya turut berduka cita atas meninggalnya 3 anggota Polda Lampung  terbaik tersebut.

    “Kami semua TNI yang ada di Lampung, maupun di Kodam Sriwijaya turut kehilangan sahabat-sahabat kami,” kata Brigjen Rikas Hidayatullah di RS Bhayangkara Polda Lampung, Selasa (18/3/2025). (TribunLampung/Kompas.com)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • 1
                    
                        TNI Diminta Tak Lindungi Prajurit yang Tembak Mati 3 Polisi di Lampung, Terlalu Barbar
                        Nasional

    1 TNI Diminta Tak Lindungi Prajurit yang Tembak Mati 3 Polisi di Lampung, Terlalu Barbar Nasional

    TNI Diminta Tak Lindungi Prajurit yang Tembak Mati 3 Polisi di Lampung, Terlalu Barbar
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anggota Komisi III DPR Fraksi Nasdem Rudianto Lallo meminta kepada
    TNI
    untuk tidak melindungi prajurit yang menembak mati tiga polisi di Way Kanan, Lampung.
    Lallo menyebut, apa yang dilakukan oknum TNI tersebut sudah terlalu barbar.
    Bahkan, aksi keji itu dilakukan di bulan suci Ramadhan.
    “Ini terjadi di bulan Ramadhan, bulan puasa. Ini saya kira kami berharap tidak ada lagi perlindungan dari kesatuannya untuk melindungi perbuatan yang nyata-nyata sangat barbar,” ujar Lallo saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/3/2025).
    Menurut Lallo, keadilan harus ditegakkan, sehingga hukuman yang diberikan kepada pelaku harus setimpal dengan perbuatannya.
    Dia mengutuk keras perilaku barbar yang dilakukan prajurit TNI tersebut.
    Apalagi, kata Lallo, prajurit itu malah membekingi kejahatan, bukan menjaga keamanan.
    “Kita mengecam, kita mengutuk keras perilaku barbar yang melibatkan oknum TNI yang harusnya menjaga keamanan, tetapi malah menjadi beking, membekingi kejahatan atau tindak pidana. Tentu hukuman yang seberat-beratnya harus diberikan kepada yang bersangkutan,” jelasnya.
    Sementara itu, Lallo mendesak TNI memproses anggotanya secara transparan, berkeadilan, dan profesional.
    Dia menyebut para pelaku harus bertanggung jawab atas melayangnya tiga nyawa polisi.
    “Pertanggungjawabkan kejahatan yang telah mengakibatkan hilangnya nyawa 3 polisi yang bertugas untuk memberantas kejahatan sabung ayam,” imbuh Lallo.
    Sebelumnya, tiga anggota Polsek Negara Batin tewas ditembak saat melakukan penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025).
    Diketahui, satu dari tiga polisi yang tewas tersebut merupakan Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Negara Batin, Iptu Lusiyanto.
    Senin siang, Polsek Negara Batin menerima informasi mengenai aktivitas judi sabung ayam di Kampung Karang Manik.
    Petugas kemudian melakukan penyelidikan.
    Setelah penyelidikan awal, sebanyak 17 personel dikerahkan untuk melakukan penggerebekan di lokasi.
    Penggerebekan dilakukan pada Senin sore, sekitar pukul 16.50 WIB, dan Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto, memimpin langsung operasi tersebut.
    Situasi awal tampak normal saat tim kepolisian tiba di arena sabung ayam.
    Namun, tiba-tiba mereka diserang dengan tembakan oleh orang tak dikenal.
    Dalam insiden itu, Kapolsek Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus Apriyanto, dan Bripda Ghalib Surya Ganta tertembak dan meninggal dunia di lokasi.
    Jenazah ketiganya kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk diotopsi.
    Menurut hasil pemeriksaan sementara, ketiga anggota kepolisian meninggal dunia dengan luka tembak di bagian kepala.
    Belakangan, dua prajurit TNI telah ditahan atas insiden penembakan ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anak Bos Rental Merasa Disudutkan oleh Pembelaan Oknum TNI AL: Dia Membeli Mobil Bodong

    Anak Bos Rental Merasa Disudutkan oleh Pembelaan Oknum TNI AL: Dia Membeli Mobil Bodong

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG – Keluarga bos rental mobil, Ilyas Abdurrahman menanggapi pleidoi atau pembelaan oknum TNI Angkatan Laut terdakwa pembunuhan Ilyas.

    Anak Ilyas, Rizky Agam Syahputra mengatakan pembelaan yang disampaikan tim penasihat para terdakwa menyudutkan mereka sebagai korban yang kehilangan orangtua.

    Pasalnya dalam pleidoi, tim penasihat hukum menuding Ilyas dan saksi-saksi lain melakukan tindakan agresif saat mengamankan mobil Honda Brio di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak.

    Tim penasihat hukum juga menuding tindakan Ilyas yang mengamankan mobil tanpa pendampingan aparat keliru, padahal korban sudah berupaya meminta pendampingan kepolisian tapi ditolak.

    “Memang pleidoi tersebut sangat menyudutkan kami, korban atas tindakan kami pada saat kami ingin mengambil mobil kami,” kata Rizky di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Senin (17/3/2025).

    Menurut pihak keluarga perlu dicatat bahwa sejak awal terdakwa Kelasi Kepala Bambang Apri Atmojo, Sersan Satu Akbar Adli, Sersan Satu Rafsin Hermawan secara sadar membeli mobil bodong.

    Mobil Honda Brio tersebut mereka beli dari tangan warga sipil pelaku penggelapan yang sebelumnya berpura-pura menyewa pada usaha rental milik Ilyas Abdurrahman.

    Pihak keluarga juga menyatakan saat awal kejadian di Saketi, Pandeglang mendiang Ilyas sudah berupaya mengajak para terdakwa singgah ke warung untuk membahas masalah.

    Tapi ketiga terdakwa justru menolak dan memilih kabur, hingga akhirnya terjadi penembakan di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak saat Ilyas berupaya mengamankan mobil miliknya.

    “Pada saat awal kan kita sudah berupaya untuk baik-baik, tapi setelah itu dia meloloskan diri, bukan membela diri. Perlu digarisbawahi dia membeli mobil bodong, bukan menerima gadai,” ujarnya.

    Sementara terkait tangis permohonan maaf disampaikan ketiga terdakwa, Rizky menilai hal tersebut demi untuk memohon keringanan hukuman dari Majelis Hakim Pengadilan Militer II-08 Jakarta.

    Pasalnya berdasar tuntutan Oditur Militer terdakwa Bambang dan terdakwa Akbar dituntut hukuman penjara seumur hidup, sementara terdakwa Rafsin dituntut hukuman empat tahun penjara.

    Oditur selaku penuntut umum pada peradilan militer juga meminta Majelis Hakim menjatuhkan vonis tambahan berupa pemecatan dinas TNI bagi ketiga terdakwa.

    “Permohonan maaf yang selalu diucapkan terdakwa sambil menangis seolah hanya untuk meringankan hukuman, dan takut untuk diberhentikan dari institusi TNI,” tuturnya.

    Pihak keluarga juga menyoroti poin pembelaan terdakwa yang meminta Majelis Hakim Pengadilan Militer II-08 membebaskan mereka dari seluruh dakwaan dan tuntutan.

    Menurut Rizky pleidoi yang menolak mengakui melanggar Pasal 340 KUHP jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP, dan Pasal 480 KUHP juncto Pasal 55 KUHP berbeda dengan sikap tiga terdakwa.

    Pasalnya sejak awal pihak keluarga dihadirkan sebagai saksi dalam sidang perkara, ketiga terdakwa selalu berupaya meminta maaf atas tindakan mereka yang mengakibatkan Ilyas meninggal.

    “Kalau lah memang terdakwa merasa tidak bersalah kenapa terdakwa selalu berupaya meminta maaf kepada kami,” lanjut Rizky.

    Bagi pihak keluarga tuntutan pemecatan dinas diajukan Oditur sudah sesuai dengan pernyataan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto saat awal kasus bergulir.

    Bahwa bila oknum TNI AL tersebut terbukti melakukan kejahatan maka akan dihukum dan dipecat, sehingga pihak keluarga korban mendukung tuntutan Oditur Militer bagi tiga terdakwa.

    Anak pertama Ilyas, Agam Muhammad Nasrudin menilai tindak penembakan di KM 45 bukan pembelaan diri karena sejak awal para terdakwa sadar sudah membeli mobil secara bodong.

    Pihak keluarga menilai tindak penembakan yang mengakibatkan Ilyas tewas dan saksi korban Ramli Abu Bakar luka berat dilakukan agar para terdakwa dapat meloloskan diri dari kejahatan.

    “Kami pribadi mereka untuk meloloskan diri, karena mereka telah melakukan kejahatan di awal. Pada saat di KM 45 mereka upaya meloloskan diri dari kejahatan yang mereka buat,” kata Agam.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Prajurit TNI Diduga Tembak Mati 3 Polisi Way Kanan, Danrem Janji Proses Hukum Transparan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 Maret 2025

    Prajurit TNI Diduga Tembak Mati 3 Polisi Way Kanan, Danrem Janji Proses Hukum Transparan Regional 18 Maret 2025

    Prajurit TNI Diduga Tembak Mati 3 Polisi Way Kanan, Danrem Janji Proses Hukum Transparan
    Editor
    KOMPAS.com –
    Komandan Resor Militer (Danrem) 043/Garuda Hitam (Gatam), Brigjen TNI Rikas Hidayatullah, menegaskan bahwa proses hukum akan dilakukan sesuai aturan jika ditemukan indikasi pelanggaran dalam insiden meninggalnya tiga anggota kepolisian di Way Kanan, Lampung.
    Sebelumnya, seorang anggota TNI yang diduga sebagai pelaku penembakan terhadap tiga polisi saat penggerebekan arena judi sabung ayam di Way Kanan pada Senin (17/3/2025) sore telah menyerahkan diri dan kini ditahan.
    “Jika ada indikasi atau bukti pelanggaran, proses hukum akan dilakukan sesuai aturan yang berlaku,” ujar Brigjen Rikas di Bandarlampung, Selasa (18/3/2025), dikutip dari
    Antara
    .
    Ia memastikan bahwa investigasi yang dilakukan bersama Polda Lampung akan berlangsung secara transparan.
    “Sejak kemarin sore, kami bertekad untuk mengungkap kasus ini dengan seterang-terangnya,” ujarnya.
    Dia juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga tiga anggota kepolisian yang gugur dalam tugas.
    Tiga anggota kepolisian yang gugur dalam insiden ini mendapatkan kenaikan pangkat anumerta dari Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo sebagai bentuk penghormatan atas jasa mereka.
    Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto, naik pangkat menjadi Ajun Komisaris Polisi (AKP).

    Bripka Petrus Apriyanto naik pangkat menjadi Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda).

    Bripda M. Ghalib Surya Nanta naik pangkat menjadi Brigadir Satu (Briptu).
    Sebelumnya diberitakan, tiga polisi di Way Kanan, Lampung, meninggal saat menggerebek judi sabung ayam di Way Kanan, Senin sore.
    Awalnya, penggerebekan berjalan normal dan tanpa perlawanan. Namun, tiba-tiba, anggota polisi yang berjumlah 17 orang ditembaki dan mengenai 3 petugas hingga meninggal di tempat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.