Kasus: penembakan

  • Bara Kamboja Vs Thailand Belum Reda

    Bara Kamboja Vs Thailand Belum Reda

    Jakarta

    Perang Kamboja dan Thailand masih belum reda. Pertempuran bahkan meluas ke daerah pesisir di wilayah perbatasan yang disengketakan.

    Dirangkum detikcom, Senin (15/12/2025), kabar mengenai perdamaian sebelumnya sempat disampaikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia mengatakan Thailand dan Kamboja telah sepakat untuk menghentikan pertempuran di sepanjang perbatasan yang mereka sengketakan.

    AFP memberitakan pertempuran terbaru antara negara tetangga di Asia Tenggara ini, yang berakar dari perselisihan yang telah berlangsung lama mengenai penetapan batas wilayah sepanjang 800 kilometer (500 mil) pada era kolonial, juga telah menyebabkan sekitar setengah juta orang mengungsi di kedua sisi. Masing-masing pihak saling menyalahkan atas kembali berkobarnya konflik tersebut.

    “Saya telah melakukan percakapan yang sangat baik pagi ini dengan Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, dan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, mengenai kembali berkobarnya perang yang telah berlangsung lama di antara mereka,” kata Donald Trump di platform Truth Social miliknya.

    Trump menyampaikan bahwa kedua negara setuju untuk menghentikan pertempuran. Selain itu, Kamboja dan Thailand juga disebut siap melanjutkan negosiasi perdagangan dengan AS.

    “Mereka telah setuju untuk menghentikan semua penembakan mulai malam ini, dan kembali ke perjanjian perdamaian awal yang dibuat dengan saya, dan mereka, dengan bantuan Perdana Menteri Malaysia yang hebat, Anwar Ibrahim,” katanya, merujuk pada kesepakatan yang dibuat pada bulan Juli.

    “Kedua negara siap untuk perdamaian dan perdagangan berkelanjutan dengan Amerika Serikat,” kata Trump, seraya berterima kasih kepada Anwar atas bantuannya.

    Perang Masih Berlanjut

    Namun telepon dari Trump itu tak menghentikan begitu saja ketegangan Thailand dan Kamboja. Perdana Menteri (PM) Thailand Anutin Charnvirakul menyampaikan pasukan Kamboja telah menewaskan empat tentara mereka dalam serangan pada hari Sabtu (13/12).

    PM Anutin pun membantah klaim Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa gencatan senjata telah disepakati untuk mengakhiri pertempuran mematikan selama beberapa hari.

    Kekerasan antara negara-negara tetangga di Asia Tenggara ini telah menyebabkan sekitar setengah juta orang mengungsi di kedua belah pihak.

    Setidaknya 24 orang tewas pekan ini, termasuk empat tentara Thailand yang menurut Kementerian Pertahanan Thailand tewas di daerah perbatasan pada hari Sabtu ini.

    Kedua pihak saling menyalahkan atas kembali berkobarnya konflik, sebelum Trump mengatakan gencatan senjata telah disepakati.

    Namun, PM Anutin mengatakan Trump “tidak menyebutkan apakah kami harus melakukan gencatan senjata” selama percakapan telepon mereka pada hari Jumat (12/12) kemarin.

    Kedua pemimpin “tidak membahas” masalah tersebut, kata Anutin kepada wartawan pada hari Sabtu.

    Perang Meluas

    Di sisi lain, Thailand mengumumkan pemberlakuan jam malam di provinsi Trat bagian tenggara. Aturan jam malam ini diberlakukan karena pertempuran dengan Kamboja meluas ke daerah pesisir di wilayah perbatasan yang disengketakan.

    Dilansir Reuters, aturan jam malam ini diumumkan pada Minggu (14/12). Negara-negara tetangga di Asia Tenggara ini telah beberapa kali kontak senjata tahun ini sejak seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan pada bulan Mei lalu.

    “Secara keseluruhan, telah terjadi bentrokan terus-menerus sejak Kamboja kembali menegaskan keterbukaannya terhadap gencatan senjata pada hari Sabtu,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Laksamana Muda Surasant Kongsiri, dalam konferensi pers di Bangkok setelah mengumumkan jam malam.

    Thailand menyatakan terbuka untuk solusi diplomatik. Namun, mereka mendesak Kamboja untuk menghentikan serangan dahulu.

    “Kamboja harus menghentikan permusuhan terlebih dahulu sebelum kita dapat bernegosiasi,” katanya.

    Pasukan Thailand pada hari Sabtu (13/12) mengatakan mereka telah menghancurkan sebuah jembatan yang digunakan Kamboja untuk mengirimkan senjata berat dan peralatan lainnya ke wilayah tersebut dan meluncurkan operasi yang menargetkan artileri yang telah dipersiapkan sebelumnya di provinsi pesisir Koh Kong, Kamboja.

    Jam malam Thailand mencakup lima distrik di provinsi Trat yang berbatasan dengan Koh Kong, tidak termasuk pulau-pulau wisata Koh Chang dan Koh Kood. Militer sebelumnya telah memberlakukan jam malam di provinsi Sakeo bagian timur, yang masih berlaku.

    Lihat Video: Jembatan Kamboja Hancur Usai Dibombardir Thailand

    Halaman 2 dari 3

    (knv/knv)

  • Update Korban Penembakan di Pantai Bondi Australia: 15 Orang Tewas

    Update Korban Penembakan di Pantai Bondi Australia: 15 Orang Tewas

    Jakarta

    Korban tewas penembakan di Pantai Bondi, Australia bertambah. Kini dilaporkan ada 15 orang tewas dalam peristiwa tersebut.

    Dilansir CNN, Senin (15/12/2025) perdana menteri New South Wales (NSW), Chris Minns mengatakan 40 orang masih dirawat di rumah sakit. Korban paling muda berusia 10 tahun, sementara paling tua 87 tahun.

    Polisi telah mengungkap dua pelaku penembakan di Pantai Bondi Australia. Keduanya yakni seorang ayah bersama anaknya.

    Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon, saat jumpa pers menyampaikan sang ayah berusia 50 tahun. Para pelaku langsung ditembak polisi di lokasi kejadian.

    Sementara, anak nya berusia 24 tahun saat ini berada dalam kondisi kritis tetapi stabil di rumah sakit. Polisi tidak mencari tersangka tambahan.

    “Kami yakin bahwa ada dua pelaku yang terlibat dalam insiden kemarin,” kata Lanyon.

    Lanyon menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang motif para penembak, dengan alasan penyelidikan yang masih berlangsung.

    “Kami ingin memahami motif di balik kedua orang ini,” katanya.

    (dek/dek)

  • Polisi Ungkap Pelaku Penembakan di Pantai Bondi Australia Ayah dan Anak

    Polisi Ungkap Pelaku Penembakan di Pantai Bondi Australia Ayah dan Anak

    Jakarta

    Polisi mengungkap dua pelaku penembakan di Pantai Bondi Australia. Keduanya yakni seorang ayah bersama anaknya.

    Dilansir CNN, Senin (15/12/2025) Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon, saat jumpa pers menyampaikan sang ayah berusia 50 tahun. Para pelaku langsung ditembak polisi di lokasi kejadian.

    Sementara, anak nya berusia 24 tahun saat ini berada dalam kondisi kritis tetapi stabil di rumah sakit. Polisi tidak mencari tersangka tambahan.

    “Kami yakin bahwa ada dua pelaku yang terlibat dalam insiden kemarin,” kata Lanyon.

    Lanyon menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang motif para penembak, dengan alasan penyelidikan yang masih berlangsung.

    Sebelumya, dua pria bersenjata melakukan penembakan pada Minggu (14/12) waktu setempat. Polisi menyebut penembakan itu sebagai serangan teroris terhadap sebuah pertemuan untuk perayaan festival Yahudi Hanukkah.

    “Ini adalah serangan yang ditargetkan terhadap warga Yahudi Australia pada hari pertama Hanukkah, yang seharusnya menjadi hari sukacita, perayaan iman — sebuah tindakan jahat, antisemitisme, terorisme yang telah menyerang jantung bangsa kita,” kata Albanese.

    Polisi menyatakan penembakan itu sebagai “insiden teroris” dan mengatakan mereka telah menemukan dugaan “perangkat peledak rakitan” di sebuah kendaraan dekat pantai yang terkait dengan tersangka yang tewas.

    Salah satu terduga pelaku penembakan tewas, dan yang kedua dalam kondisi kritis, tambah mereka.

    (dek/dek)

  • 5 Fakta Ngeri Penembakan Maut di Brown University

    5 Fakta Ngeri Penembakan Maut di Brown University

    Jakarta

    Insiden penembakan terjadi di Universitas Brown, Amerika Serikat (AS). Sebanyak dua orang tewas dan delapan mengalami luka parah.

    Penembakan terjadi pada Sabtu (13/12) malam waktu setempat. Pihak kampus telah mengeluarkan peringatan darurat agar semua orang mencari tempat aman.

    “Saya dapat memastikan bahwa ada dua orang yang meninggal dan ada delapan orang lainnya dalam kondisi kritis,” kata Wali Kota Providence, Rhode Island, Brett Smiley, dilansir AFP, Minggu (14/12/2025).

    Sebagian besar korban penembakan merupakan mahasiswa. Sejumlah pasien dirawat di Rumah Sakit Rhode Island dengan luka akibat tembakan senjata api.

    1. Trump Sebut Peristiwa Mengerikan

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump buka suara terkait penembakan yang terjadi di area Universitas Brown, AS. Trump mengatakan saat ini fokus petugas ialah menolong para korban yang terluka.

    “Saya telah diberi pengarahan lengkap tentang situasi di Universitas Brown, betapa mengerikannya hal itu,” kata Trump dilansir CNN International, Minggu (14/12/2025).

    Trump mengatakan aparat kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan. Dia meminta publik Amerika untuk berdua bagi korban yang terluka.

    “Dan yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah berdoa untuk para korban dan bagi mereka yang tampaknya terluka,” katanya.

    “Kami akan memberi tahu Anda nanti tentang apa yang terjadi, tetapi ini sangat disayangkan,” sambung Trump.

    Wakil Presiden AS JD Vance juga telah berkomentar melalui akun X miliknya. Dia mengatakan pemerintah terus memantau intens situasi yang terjadi Universitas Brown.

    “Berita buruk dari Rhode Island malam ini. Kita semua memantau situasi dan FBI siap melakukan apa pun untuk membantu,” tulis Vance.

    2. Pelaku Masih Buron

    Pelaku penembakan di Universitas Brown, Amerika Serikat masih buron. Pelaku diketahui merupakan seorang pria yang diperkirakan berusia sekitar 30 tahun.

    “Saat ini kami belum menahan pelaku penembakan,” kata Wali Kota Providence, Rhode Island, Brett Smiley, dilansir AFP.

    Universitas Brown merupakan salah satu kampus bergengsi di AS. Kampus tersebut masuk dalam kategori Ivy League, atau sematan kepada delapan kampus swasta di wilayah timur AS yang memiliki reputasi akademik dan jaringan alumni prestisius.

    3. Ciri-ciri Pelaku Penembakan

    Dilansir CNN Internasional, Minggu (14/12/2025), pelaku digambarkan mengenakan pakaian gelap dan diperkirakan berusia 30-an. Pria itu terlihat dalam video berjalan di Hope Street, dekat tempat serangan terjadi. Saksi melaporkan bahwa ia mungkin mengenakan masker kamuflase abu-abu.

    Perintah untuk tetap berada di dalam rumah tetap berlaku bagi warga di dalam dan sekitar kampus Universitas Brown. Dalam pengumuman pihak kampus, disebutkan bahwa polisi akan memasuki beberapa bangunan non-perumahan untuk mengawal orang-orang ke lokasi yang aman.

    “Aparat penegak hukum akan ditempatkan di sekitar kota pada hari Minggu (14/12),” ujar Walikota Providence Brett Smiley.

    Ia juga mengatakan bahwa ia “tidak menyarankan” warga untuk membatalkan rencana akhir pekan mereka sementara pencarian tersangka masih berlangsung.

    4. FBI Bikin Situs Pelaporan

    Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) meluncurkan situs pelaporan bagi masyarakat untuk mengumpulkan bukti terkait pelaku penembakan di Universitas Brown. Hingga saat ini, pelaku penembakan itu masih buron.

    Dilansir CNN Internasional, Minggu (14/12/2025), melalui situs itu, masyarakat bisa mengirimkan bukti foto dan video yang mungkin mereka miliki tentang tersangka penembakan Universitas Brown. Layanan ini ada di bagian tips di laman situs resmi FBI.

    Selain itu, Kepolisian Providence juga meluncurkan nomor telepon bagi masyarakat untuk memberikan informasi.

    “Kami telah membagikan gambar individu yang kami yakini sebagai pelaku penembakan, tetapi kami tahu bahwa tidak ada gambar wajah yang jelas,” kata Walikota Providence Brett Smiley pada konferensi pers Sabtu malam.

    5. Kesaksian Detik-detik Penembakan

    Salah seorang mahasiswi kampus itu menceritakan detik-detik saat suara tembakan terdengar. Dilansir CNN Internasional, Sophia Holman, seorang mahasiswi Universitas Brown, awalnya sedang mencari ruang kelas untuk belajar di gedung teknik sekolah Ivy League tersebut. Ia lantas mendengar suara tembakan.

    Awalnya ia mengira itu suara dari bengkel kayu sekolah. Namun kemudian ia melihat seseorang berlari melewatinya–jadi ia pun ikut berlari.

    Holman berlari satu blok ke timur dan kemudian menghubungi polisi. Ia mengatakan bahwa polisi kampus merespons penembakan tersebut dengan cepat.

    “Semua orang cukup tegang,” kata Holman.

    “Saat ini ada banyak kekacauan dan ketakutan, tetapi saya pikir ada juga banyak kepercayaan, kepercayaan bahwa mereka (polisi) berada di sana secepat mungkin, dan bahwa, Anda tahu, staf medis melakukan semua yang mereka bisa untuk semua orang yang terluka.”

    Halaman 2 dari 3

    (kny/idn)

  • Australia Kibarkan Bendera Setengah Tiang Usai Penembakan di Pantai Bondi

    Australia Kibarkan Bendera Setengah Tiang Usai Penembakan di Pantai Bondi

    Jakarta

    Australia akan mengibarkan bendera setengah tiang usai penembakan massal di Pantai Bondi yang menewaskan 11 orang. Bendera setengah tiang sebagai bentuk duka cita nasional.

    Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese mengatakan langkah itu dilakukan untuk mengenang para korban tewas serta mereka yang mengalami luka dalam insiden tersebut.

    “Bendera akan dikibarkan setengah tiang di seluruh negeri hari ini sebagai penghormatan kepada semua korban tewas dan semua yang terluka,” kata Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese dilansir AFP, Senin (15/12/2025).

    Seperti diketahui, sebanyak 11 orangt tewas dalam peristiwa penembakan di Pantai Bondi, Sydney, Australia. Sementara 29 orang luka dibawa ke rumah sakit.

    Dua pria bersenjata melakukan penembakan pada Minggu (14/12) waktu setempat. Polisi menyebut penembakan itu sebagai serangan teroris terhadap sebuah pertemuan untuk perayaan festival Yahudi Hanukkah.

    “Ini adalah serangan yang ditargetkan terhadap warga Yahudi Australia pada hari pertama Hanukkah, yang seharusnya menjadi hari sukacita, perayaan iman — sebuah tindakan jahat, antisemitisme, terorisme yang telah menyerang jantung bangsa kita,” kata Albanese.

    Polisi menyatakan penembakan itu sebagai “insiden teroris” dan mengatakan mereka telah menemukan dugaan “perangkat peledak rakitan” di sebuah kendaraan dekat pantai yang terkait dengan tersangka yang tewas.

    Salah satu terduga pelaku penembakan tewas, dan yang kedua dalam kondisi kritis, tambah mereka.

    (dek/dek)

  • Trump Kecam Penembakan di Pantai Bondi Australia Tewaskan 11 Orang

    Trump Kecam Penembakan di Pantai Bondi Australia Tewaskan 11 Orang

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengecam penembakan massal yang menewaskan banyak orang di sebuah festival Yahudi di Pantai Bondi, Sydney, Australia. Menurutnya peristiwa tersebut sebagai “serangan anti-Semit murni.”

    “Itu adalah serangan yang mengerikan, 11 orang tewas, 29 orang terluka parah. Dan itu jelas merupakan serangan anti-Semit,” kata Trump saat perayaan Natal di Gedung Putih dilansir AFP, Senin (15/12/2025).

    Seperti diketahui, sebanyak 11 orang tewas dalam peristiwa penembakan di Pantai Bondi, Sydney, Australia. Sementara 29 orang luka dibawa ke rumah sakit.

    Dua pria bersenjata melakukan penembakan pada Minggu (14/12) waktu setempat. Polisi menyebut penembakan itu sebagai serangan teroris terhadap sebuah pertemuan untuk perayaan festival Yahudi Hanukkah.

    “Ini adalah serangan yang ditargetkan terhadap warga Yahudi Australia pada hari pertama Hanukkah, yang seharusnya menjadi hari sukacita, perayaan iman — sebuah tindakan jahat, antisemitisme, terorisme yang telah menyerang jantung bangsa kita,” kata Albanese.

    Polisi menyatakan penembakan itu sebagai “insiden teroris” dan mengatakan mereka telah menemukan dugaan “perangkat peledak rakitan” di sebuah kendaraan dekat pantai yang terkait dengan tersangka yang tewas.

    (dek/dek)

  • Korban Tewas Penembakan di Pantai Bondi Australia Jadi 11 Orang

    Korban Tewas Penembakan di Pantai Bondi Australia Jadi 11 Orang

    Jakarta

    Sebanyak 11 orang tewas dalam peristiwa penembakan di Pantai Bondi, Sydney, Australia. Sementara 29 orang luka dibawa ke rumah sakit.

    Dilansir AFP, Senin (15/12/2025) dua pria bersenjata melakukan penembakan pada Minggu (14/12) waktu setempat. Polisi menyebut penembakan itu sebagai serangan teroris terhadap sebuah pertemuan untuk perayaan festival Yahudi Hanukkah.

    “Ini adalah serangan yang ditargetkan terhadap warga Yahudi Australia pada hari pertama Hanukkah, yang seharusnya menjadi hari sukacita, perayaan iman — sebuah tindakan jahat, antisemitisme, terorisme yang telah menyerang jantung bangsa kita,” kata Albanese.

    “Serangan terhadap warga Yahudi Australia adalah serangan terhadap setiap warga Australia,” tambahnya, memuji warga biasa yang menangkap dan melucuti senjata salah satu pelaku sebagai “pahlawan”.

    Polisi menyatakan penembakan itu sebagai “insiden teroris” dan mengatakan mereka telah menemukan dugaan “perangkat peledak rakitan” di sebuah kendaraan dekat pantai yang terkait dengan tersangka yang tewas.

    Sebelumnya, dilansir DW, kejadian itu terjadi pada Minggu (14/12/2025). Kepolisian New South Wales mengatakan bahwa dua orang telah ditahan setelah beberapa tembakan terdengar di Pantai Bondi yang terkenal di Sydney.

    Polisi memperingatkan bahwa operasi masih berlangsung dan menginstruksikan masyarakat untuk mematuhi arahan polisi dan menghindari melewati garis polisi.

    Video yang beredar di X tampaknya menunjukkan orang-orang berhamburan di Pantai Bondi saat beberapa tembakan dan sirene polisi terdengar.

    (dek/dek)

  • Pelaku Penembakan Festival Yahudi di Sydney Diduga Pakai Senapan Berburu Hewan

    Pelaku Penembakan Festival Yahudi di Sydney Diduga Pakai Senapan Berburu Hewan

    GELORA.CO – Penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney, Australia, sangat mengerikan sekaligus mengejutkan.

    Mengerikan karena dua pelaku melepaskan tembakan secara brutal ke arah kerumunan  festival Yahudi di pantai hingga  dilaporkan menewaskan 11 orang dan melukai 29 orang.

    Satu pelaku tewas. Sementara pelaku lainnya dalam kondisi kritis dan dalam penjagaan ketat di rumah sakit.

    Dan yang mengejutkan, pemembakan itu terjadi di negara yang memiliki undang-undang super ketat mengenai kepemilikan dan penggunaan senjata api, National Firearms Agreement.

    Undang-undang tersebut dibuat setelah tragedi berdarah di Port Arthur, Tasmania, Australia, pada 1996. 

    Penembakan yang dilakukan oleh Martin Bryant, seorang dengan keterbelakangan mental ini, menewaskan 35 orang dan melukai 18 orang lainnya.

    Sejak undang-undang tersebut diberlakukan pada 1996, peristiwa di Pantai Bondi menjadi yang terburuk dalam sejarah penembakan massal di Australia.

    Pertanyaannya, apa jenis senjata api pelaku penembakan di Pantai Bondi dan bagaimana mereka mendapatkan senjata tersebut?

    Polisi negara bagian New South Wales (NSW) belum secara resmi mengkonfirmasi jenis senjata yang tepat yang digunakan oleh dua pria bersenjata yang melepaskan tembakan di Pantai Bondi siang ini.

    Hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan berkait hal itu. Oleh karenanya belum bisa memastkan detail spesifok senjata yang digunakan.

    Tapi, polisi NSW mengatakan kepada news.com.au, rekaman pascakejadian dari dekat jembatan penyeberangan di atas Taman Bondi menunjukkan, yang berserakan adalah selongsong peluru senapan  atau shotgun warna merah.

    Termasuk selongsong logam yang lebih tipis, umumnya digunakan untuk senapan berburu seperti senjata api bolt-action. 

    Senapan tersebut dirancang untuk akurasi dan daya bunuh pada jarak yang lebih jauh. 

    Meskipun memerlukan pengoperasian manual untuk setiap tembakan dan menembak lebih lambat daripada senjata api semi-otomatis, senapan ini masih dapat menembakkan beberapa peluru terarah dan presisi per menit di tangan orang berpengalaman.

    Beberapa pihak kini mempertanyakan bagaimana kedua pria tersebut bisa mendapatkan akses ke senjata mematikan tersebut, mengingat Australia memiliki undang-undang senjata api terketat di dunia.

    Undang-undang itu mewajibkan warga negara memiliki lisensi kepemilikan senjata api. Kemudian mendaftarkan senjata api tersebut. Termasuk alasan kuat dan spesifik seseorang memiliki senjata.

    Alasan yang diperbolehkan, yakni untuk olahraga, koleksi, dan pekerjaan dalam hal ini petugas kemanan atau polisi. Bahkan alasan untuk membela diri, tidak diperbolehkan.

    Jenis senjata juga tak boleh sembarangan. Umumnya petani atau peternak yang diizinkan memiliki senapan bolt-action untuk berburu hewan hama. 

  • Rebut Senjata Penembak, ‘Pahlawan’ di Teror Berdarah Sydney Ternyata Seorang Muslim?

    Rebut Senjata Penembak, ‘Pahlawan’ di Teror Berdarah Sydney Ternyata Seorang Muslim?

    GELORA.CO – Rekaman viral menggambarkan sesorang mencegah penembakan di Sydney, Australia memakan lebih korban beredar di media sosial. Sosok tersebut kini dipuji sebagai “pahlawan” oleh banyak pihak di Australia.

    Ketika kepanikan menyebar di Pantai Bondi Sydney selama penembakan mematikan pada perayaan Hanukkah, Ahad ini, seorang pria mempertaruhkan nyawanya untuk menghentikan tembakan.

    Media-media Australia melansir, namanya adalah Ahmed al Ahmed, seorang pemilik toko buah berusia 43 tahun yang kini dipuji sebagai pahlawan karena berhasil mengatasi dan melucuti senjata salah satu penyerang. Aksi heroik tersebut terekam kamera dan menjadi viral usai penembakan. 

    Ahmed adalah ayah dua anak yang berasal dari selatan Sydney. Dia sedang berjalan melewati area tersebut ketika dua pria bersenjata melepaskan tembakan di dekat acara Chanukah By The Sea, sebuah perayaan Yahudi pada hari Ahad. Pertemuan tersebut diadakan di dekat taman bermain anak-anak dan ratusan keluarga hadir untuk menghadiri acara tersebut.

    Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan Ahmed, mengenakan kemeja putih, mengendap-endap di belakang mobil yang diparkir saat tembakan terdengar. Pada saat yang tepat, dia bergegas maju dan menangkap salah satu pria bersenjata dari belakang, dan memelintirnya. Setelah perjuangan sengit yang berlangsung beberapa detik, Ahmed merebut senapan dari penyerang, memaksanya mundur.

    Ahmed al Ahmed dilaporkan mengalami dua luka tembak, satu di lengan dan satu lagi di tangan, namun kini sudah pulih dengan baik di rumah sakit, kata kerabatnya. Seorang anggota keluarga yang diwawancarai di luar rumah sakit besar di Sydney, tempat para korban serangan dibawa, mengatakan bahwa keluarga tersebut akan segera diizinkan untuk menemuinya. “Kami berharap dia baik-baik saja, dia adalah pahlawan, 100 persen, dia adalah pahlawan,” kata sepupunya Mustafa kepada media Australia 7News.

    Chris Minns, premiere negara bagian New South Wales, tempat Sydney berada, mengatakan itu adalah “kejadian paling luar biasa yang pernah saya lihat”. “Seorang pria berjalan ke arah seorang pria bersenjata yang telah menembaki komunitas tersebut dan seorang diri melucuti senjatanya, mempertaruhkan nyawanya sendiri demi menyelamatkan nyawa banyak orang lainnya.”

    “Orang itu adalah pahlawan sejati, dan saya yakin ada banyak sekali orang yang hidup malam ini berkat keberaniannya.”

    Perdana Menteri Anthony Albanese memuji tindakan warga Australia yang “berlari menuju bahaya demi membantu orang lain”. “Warga Australia ini adalah pahlawan dan keberanian mereka telah menyelamatkan nyawa,” katanya pada konferensi pers.

    Peristiwa penembakan terjadi Pantai Bondi, Sydney, Australia, Ahad (14/12/2025). Sedikitnya 12 orang tewas dan hampir 30 lainnya luka-luka akibat insiden tersebut.

    Aksi penembakan tersebut dilakukan dua pria. Mereka melepaskan tembakan ke arah komunitas Yahudi yang tengah merayakan hari raya Hanukah di Pantai Bondi. 

    Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon, mengungkapkan, dua pelaku penembakan berhasil ditembak oleh aparat kepolisian Australia. Satu pelaku dilporkan tewas, sedangkan satu lainnya dalam keadaan kritis. 

    Lanyon mengatakan, selain 12 orang tewas, termasuk pelaku, penembakan juga menyebabkan 29 orang luka-luka. Dua di antaranya merupakan petugas kepolisian. Peristiwa penembakan di Pantai Bondi menjadi yang terburuk sejak 1995. 

    Menurut keterangan saksi mata, aksi penembakan berlangsung selama sekitar 10 menit. Kedua pelaku mengarahkan tembakannya ke komunitas Yahudi yang tengah merayakan Hanukah di Pantai Bondi. Menurut kepolisian, acara tersebut dihadiri setidaknya 1.000 orang. 

    Rentetan suara tembakan menyebabkan ratusan orang di tepi Pantai Bondi berlari berhamburan. Kami semua panik dan mulai berlari juga. “Jadi kami meninggalkan semuanya, seperti sandal jepit, semuanya. Kami langsung berlari melewati bukit. Saya pasti mendengar, entah berapa, mungkin sekitar 40, 50 tembakan,” ungkap seorang warga di lokasi, Marcos Carvalho (38 tahun).

    Sejumlah video penembakan di Pantai Bondi telah viral di media sosial. Terdapat pula video yang memperlihatkan dua pelaku penembakan. Mereka tampak mengenakan jaket berwarna hitam dan menenteng senjata laras panjang. 

    Merespons insiden itu, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese segera mengadakan pertemuan dewan keamanan nasional. Dia mengutuk aksi penembakan tersebut. “Ini adalah serangan yang ditargetkan terhadap warga Yahudi Australia pada hari pertama Hanukkah, yang seharusnya menjadi hari sukacita, perayaan iman,” ujarnya.

    “Pada saat yang kelam bagi bangsa kita ini, polisi dan badan keamanan kita sedang berupaya untuk menentukan siapa pun yang terkait dengan kekejaman ini,” tambah Albanese. 

    Dewan Imam Nasional Australia atau the Australian National Imams Council (ANIC), salah satu organisasi Muslim terbesar di Australia, turut mengutuk aksi penembakan di Pantai Bondi. “Tindakan kekerasan dan kejahatan ini tidak memiliki tempat di masyarakat kita. Mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban sepenuhnya dan menghadapi hukuman yang setimpal,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    ANIC pun menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan semua warga yang terdampak penembakan di Pantai Bondi. “Hati, pikiran, dan doa kami bersama para korban, keluarga mereka, dan semua orang yang menyaksikan atau terkena dampak serangan yang sangat traumatis ini,” ucapnya. 

    “Ini adalah momen bagi semua warga Australia, termasuk komunitas Muslim Australia, untuk bersatu dalam persatuan, kasih sayang, dan solidaritas,” tambah ANIC

  • Rabi Pendukung Penjajahan Palestina jadi Korban Tewas Penembakan Pantai Bondi Australia

    Rabi Pendukung Penjajahan Palestina jadi Korban Tewas Penembakan Pantai Bondi Australia

    GELORA.CO –  Setidaknya 11 orang tewas, dan 29 lainnya terluka dalam penembakan massal di Pantai Bondi Australia, tempat ratusan orang berkumpul untuk merayakan hari pertama Hanukkah, pada hari Ahad. Dari mereka yang terbunuh, korban pertama diidentifikasi sebagai Rabbi Eli Schlanger. 

    Aljazirah melaporkan, rabi itu tergabung dalam kelompok ultra-Ortodoks Chabad. Kelompok itu dikenal sangat terlibat dalam pemukiman ilegal dan bekerja sama erat dengan tentara Israel. 

    Pada Oktober 2023, Eli Schlanger bertolak ke wilayah yang dikuasai Israel untuk memberikan semangat bagi para tentara penjajah yang bersiap menyerang Gaza. Dia bercerita tentang kunjungan tentara di sebuah pangkalan dekat perbatasan Gaza di mana pasukan “benar-benar siap menerima panggilan memasuki Gaza”. 

    “Kami membuat daging panggang besar-besaran untuk mereka dan menabuh musik. Kami hanya berdansa sepanjang malam bersama mereka, memeluk mereka, dan mereka sangat bersyukur karena kami datang jauh-jauh dari luar negeri untuk bisa memberi mereka kekuatan itu,” ujarnya kala itu dilansir Australian Jewish News.

    The Guardian melansir, Eli Schlanger juga diketahui sempat berurusan dengan hukum Australia pada 2018. Ia satu dari para rabi senior yang digambarkan seorang penyintas meremehkan pelecehan seksual terhadap anak-anak di komunitas Yahudi Ortodoks.

    Ia bersama tiga rabi lainnya zempat didesak untuk mengundurkan diri dari lembaga tertinggi para rabi Ortodoks di Australia setelah dinyatakan bersalah karena menghina pengadilan karena menekan anggota komunitas untuk mengabaikan otoritas sekuler. 

    Tahun itu, pengadilan banding New South Wakes menguatkan putusan mahkamah agung NSW, yang memutuskan bahwa empat rabi dari Dewan Rabinik Australia dan Selandia Baru termasuk presidennya, Rabbi Moshe Gutnick, bersalah atas tindak pidana penghinaan terhadap pengadilan setelah berusaha mengganggu pelaksanaan peradilan. 

    Pengadilan menemukan bahwa Gutnick bersama dengan Rabbi Eli Schlanger, Rabbi Yehoram Ullman dan Rabbi Michael Chriqui telah menekan anggota komunitas mereka, Reuven Barukh, untuk tidak menghadiri pengadilan sekuler untuk menyelesaikan perselisihan bisnis komersial dan sebaliknya agar kasus tersebut disidangkan sesuai dengan hukum agama Yahudi di Beth Din. 

    Dewan Rabinik Australia dan Selandia Baru didirikan menggantikan Organisasi Rabi Australasia. Organisasi itu dibubarkan setelah komisi khusus Australia menemukan bahwa para rabi telah menutupi pelecehan seksual terhadap anak-anak, gagal melaporkan pelecehan tersebut kepada otoritas sekuler dan menyerang para korban dan keluarga mereka karena berani angkat bicara.

    Terkait penembakan di Australia, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa anti-Semitisme seperti kanker yang tumbuh jika tidak ditangani. Hal ini ditujukan kepada pemerintah Australia, yang memiliki hubungan yang semakin tegang dengan Israel setelah negara tersebut mengakui Palestina. 

    Semua politisi Israel, apapun afiliasi politiknya, mengaitkan pengakuan Australia atas Palestina dengan bangkitnya apa yang mereka katakan sebagai anti-Semitisme. Banyak dari mereka mengatakan Israel telah menyampaikan informasi kepada pemerintah Australia mengenai aktivitas anti-Semit.

    Penembakan massal di Pantai Bondi di kota Sydney, Australia, telah menewaskan sedikitnya 11 orang dan melukai 29 orang, termasuk dua petugas polisi, kata polisi. Seorang pria yang diyakini sebagai salah satu penembak juga tewas, sementara tersangka penembak kedua berada dalam kondisi kritis.

    Pihak berwenang menyebut penembakan itu sebagai insiden “teroris”, dan mengatakan bahwa penembakan itu “dirancang untuk menargetkan komunitas Yahudi Sydney pada hari pertama Hanukkah”.