Kasus: penembakan

  • Penembakan di Jerman Tewaskan 2 Orang, Pelaku Masih Diburu

    Penembakan di Jerman Tewaskan 2 Orang, Pelaku Masih Diburu

    Berlin

    Sedikitnya dua orang tewas dalam penembakan yang terjadi di kota Bad Nauheim, wilayah Jerman bagian tengah. Kepolisian Jerman pun melakukan operasi perburuan besar-besaran di wilayahnya untuk mencari pelaku penembakan maut tersebut.

    Kepolisian wilayah Giessen dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Senin (21/4/2025), mengatakan jenazah kedua korban ditemukan di depan sebuah alamat tempat tinggal di area Bad Nauheim, sebelah utara Frankfurt. Beberapa luka tembak ditemukan pada jenazah itu.

    Identitas kedua jenazah itu tidak diungkap ke publik, hanya disebutkan bahwa keduanya berjenis kelamin laki-laki.

    Sejauh ini belum ada tersangka yang ditangkap terkait penembakan ini. Motif di balik penembakan mematikan ini juga belum diketahui secara jelas.

    Kepolisian Giessen mengatakan “pengerahan pasukan secara besar-besaran” dari berbagai divisi kepolisian, mulai dari personel berseragam, personel berpakaian preman, dan pasukan khusus telah dilakukan untuk memburu pelaku penembakan itu.

    Sebuah helikopter turut dikerahkan untuk membantu perburuan itu.

    “Pemahaman saat ini adalah bahwa tidak ada bahaya untuk penduduk setempat atau orang-orang lainnya,” tegas kepolisian setempat dalam pernyataannya.

    Lihat juga Video ‘Penembakan di Sekolah Menengah Dallas, 3 Siswa Terluka Kotak Masuk’:

    Disebutkan Kepolisian Giessen bahwa sejauh ini belum ada informasi tentang “situasi, atau motif, atau pelaku” dalam penembakan maut itu.

    Pihak kepolisian dan jaksa Jerman telah memulai penyelidikan secara menyeluruh terhadap penembakan tersebut.

    Kota Bad Nauheim merupakan kota yang berjarak 25 kilometer sebelah utara Frankfurt dan berpenduduk sekitar 33.000 jiwa. Kota itu dikenal sebagai tempat mendiang Elvis Presley menjalani dinas militer Amerika Serikat (AS) antara tahun 1958-1960 silam dan tempat dia bertemu calon istrinya, Priscilla Presley.

    Lihat juga Video ‘Penembakan di Sekolah Menengah Dallas, 3 Siswa Terluka Kotak Masuk’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Akui Ada Kegagalan Profesional Saat Bunuh 15 Tenaga Medis Gaza

    Israel Akui Ada Kegagalan Profesional Saat Bunuh 15 Tenaga Medis Gaza

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah gelombang kecaman global dan desakan internasional untuk dilakukan penyelidikan kejahatan perang, militer Israel akhirnya mengakui terjadinya sejumlah “kegagalan profesional” serta pelanggaran perintah dalam insiden tragis yang menewaskan 15 petugas penyelamat di Gaza selatan pada 23 Maret lalu.

    Dalam pernyataan resmi yang dirilis Minggu (20/4/2025), militer Israel menyatakan bahwa penyelidikan internal menemukan bahwa peristiwa tersebut melibatkan “kesalahan operasional”, pelanggaran prosedur, dan kegagalan dalam pelaporan.

    “Investigasi telah mengidentifikasi beberapa kegagalan profesional, pelanggaran perintah, dan kegagalan untuk melaporkan insiden secara penuh,” kata militer Israel, dilansir The Guardian.

    Sebagai akibat dari temuan tersebut, wakil komandan Brigade Golani IDF yang memimpin operasi saat itu akan diberhentikan dari jabatannya karena dinilai bertanggung jawab di lapangan serta memberikan laporan yang “tidak lengkap dan tidak akurat” selama pengarahan.

    Sementara itu, seorang komandan lain yang unitnya juga beroperasi di Rafah, tempat kejadian berlangsung, akan dikenakan sanksi disipliner karena tanggung jawab keseluruhan atas insiden tersebut.

    Namun, meskipun mengakui kesalahan, militer Israel tidak merekomendasikan adanya tindakan pidana terhadap unit-unit yang terlibat. Mereka juga menyatakan tidak ditemukan pelanggaran terhadap kode etik militer IDF. Hasil penyelidikan tersebut kini telah diserahkan kepada Jaksa Militer Israel.

    Pernyataan ini memicu respons tajam, termasuk dari Menteri Keamanan Nasional Israel yang beraliran sayap kanan ekstrem, Itamar Ben-Gvir, yang menyebut keputusan untuk memecat wakil komandan sebagai “kesalahan besar”.

    Kuburan Massal

    Insiden ini menewaskan delapan paramedis Bulan Sabit Merah Palestina, enam petugas pertahanan sipil, dan satu staf PBB saat mereka tengah menjalankan misi penyelamatan di Gaza selatan.

    Jenazah mereka baru ditemukan beberapa hari kemudian dalam kuburan massal berpasir, bersama kendaraan mereka yang hancur. Seorang pejabat PBB mengatakan bahwa para korban “dibunuh satu per satu”.

    Awalnya, Israel mengeklaim bahwa kendaraan medis tersebut tidak menyalakan sinyal darurat saat terjadi penembakan. Namun, klaim itu terbantahkan setelah ditemukan rekaman video dari ponsel salah satu korban yang menunjukkan adanya lampu darurat menyala saat penembakan terjadi.

    Penyelidikan militer menemukan bahwa kejadian tersebut merupakan “kesalahpahaman operasional” akibat penglihatan malam yang buruk, yang menyebabkan komandan batalion menduga bahwa ambulans yang ada adalah milik kelompok Hamas.

    Namun, video dari lokasi menunjukkan bahwa ambulans jelas terlihat dengan lampu darurat menyala.

    “Kami mengatakan ini adalah kesalahan, namun bukan kesalahan yang terjadi setiap hari,” ujar Mayor Jenderal Yoav Har-Even, ketua tim investigasi militer.

    Selain itu, laporan militer juga menyatakan bahwa penembakan terhadap kendaraan PBB yang melintas 15 menit kemudian juga merupakan pelanggaran perintah langsung.

    Kecaman Internasional

    Bulan Sabit Merah Palestina secara tegas menolak hasil penyelidikan militer Israel.

    “Laporan itu penuh kebohongan. Tidak sah dan tidak dapat diterima karena mencoba membenarkan pembunuhan dan mengalihkan tanggung jawab kepada kesalahan pribadi komando lapangan, padahal kenyataannya sangat berbeda,” tegas Nebal Farsakh, juru bicara Bulan Sabit Merah kepada AFP.

    Para pengacara hak asasi manusia juga mengkritik keras proses penyelidikan, menyebutnya tidak independen karena dilakukan oleh militer Israel sendiri.

    “Tidak ada yang objektif atau netral dari penyelidikan ini. Kasus ini seharusnya langsung masuk ke penyidikan pidana. Tapi yang terjadi justru militer menyelidiki dirinya sendiri, dan lagi-lagi bukti pelanggaran hukum internasional serta kejahatan perang disapu di bawah karpet,” ujar Sawsan Zaher, pengacara HAM Palestina yang berbasis di Israel.

    Laporan tersebut juga menyatakan bahwa enam dari 15 korban adalah militan Hamas, meskipun tidak disertai bukti lebih lanjut. Klaim semacam ini sebelumnya juga kerap dibantah oleh Bulan Sabit Merah.

    Seorang pejabat forensik di Gaza, Ahmed Dhair, yang melakukan otopsi terhadap para korban, mengungkapkan bahwa para korban tewas akibat tembakan di kepala dan dada, serta luka-luka yang disebabkan oleh bahan peledak, termasuk dugaan peluru peledak.

    Namun, ia mengatakan tidak menemukan tanda-tanda korban diikat, sebagaimana dugaan dari sejumlah saksi dan keluarga korban.

    Organisasi HAM Israel, Yesh Din, menyebut insiden ini sebagai contoh lain dari impunitas hampir total yang diberikan kepada tentara dalam operasi di Gaza.

    “Ini contoh lain dari impunitas hampir total bagi tentara atas insiden di Gaza. Dalam kasus ini, mereka cepat bertindak karena menghadapi tekanan internasional. Tapi dengan hanya memberikan sanksi ringan pada satu komandan, mereka justru menggagalkan peluang untuk penyidikan pidana yang lebih luas,” ujar Ziv Stahl, Direktur Eksekutif Yesh Din.

    Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant sedang dalam proses penyelidikan atas dugaan kejahatan perang.

    Meski begitu, Israel yang bukan anggota ICC selalu menyatakan bahwa sistem hukumnya mampu menyelidiki pelanggaran militer secara internal. Netanyahu bahkan menuduh ICC bersikap antisemit.

    Sementara itu, satu dari dua paramedis yang selamat dalam insiden tersebut, Assad al-Nsasrah, dilaporkan masih ditahan oleh Israel hingga pekan lalu, menurut pernyataan Bulan Sabit Merah Palestina.

    (luc/luc)

  • Maling Motor Berpistol di Tebet Jaksel Lepaskan Tembakan Saat Aksinya Tepergok – Halaman all

    Maling Motor Berpistol di Tebet Jaksel Lepaskan Tembakan Saat Aksinya Tepergok – Halaman all

    Satu pelaku yang membonceng melakukan penembakan terhadap korban mengenai pinggul korban.

    Tayang: Senin, 21 April 2025 10:50 WIB

    HO/Polsek Metro Tebet

    MALING BERPISTOL – Polisi masih memburu para pelaku maling motor berpistol yang beraksi di wilayah Tebet Jakarta Selatan, Minggu (20/4/2025). Pelaku diduga berjumlah dua orang 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi masih memburu para pelaku maling motor berpistol yang beraksi di wilayah Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (20/4/2025).

    Kapolsek Tebet Murodih menuturkan pelaku diduga berjumlah dua orang.

    “Masih proses penyelidikan,” ucapnya Senin (21/4/2025).

    Kronologis kejadian saat korban MT (54) baru selesai menjalani salat subuh kemudian melihat istrinya berteriak.

    Peristiwa itu terjadi tepatnya di Gang Merpati 4 Rt 04/15 Kelurahan Menteng Dalam Kecamatan Tebet Jakarta Selatan pukul 05.10 WIB.

    Istri korban melihat pelaku hendak mendorong motor milik korban.

    Kemudian korban melakukan pengejaran kurang lebih 3-5 meter pelaku sebanyak 2 orang langsung naik motor.

    Satu di antara pelaku yang membonceng melakukan penembakan terhadap korban mengenai pinggul korban.

    Selanjutnya pelaku menembak kembali ke arah rumah warga hingga mengenai kaca.

    Proyektil peluru itu menembus lemari warga dan pelaku kabur. 

    “Korban saat ini sedang dalam perawatan di RSCM,” ungkap Kapolsek.

    Pihak kepolisian sudah melakukan olah TKP, menginterogasi korban serta. encari saksi saksi.

    Selain itu langkah pengecekan hasil rekaman CCTV pun sudah dilakukan.

    Ditemukan mata kunci letter T yang digunakan pelaku dalam melancarkan aksinya.

     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Ukraina: Ratusan Serangan Rusia Terjadi Beberapa Jam Seusai Putin Serukan Gencatan Senjata Paskah – Halaman all

    Ukraina: Ratusan Serangan Rusia Terjadi Beberapa Jam Seusai Putin Serukan Gencatan Senjata Paskah – Halaman all

    Ukraina: Ratusan Serangan Rusia Terjadi Beberapa Jam Seusai Putin Serukan Gencatan Senjata Paskah

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, Minggu (20/4/2025) mengatakan pasukan Rusia melanjutkan tembakan dan serangan mereka di sepanjang garis depan meskipun Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata singkat Paskah.

    Gencatan senjata selama 30 jam akan menjadi jeda paling signifikan dalam pertempuran dalam konflik lebih dari tiga tahun.

    Tetapi hanya beberapa jam setelah perintah itu seharusnya mulai berlaku, sirene serangan udara berbunyi di Kiev dan beberapa wilayah Ukraina lainnya.

    Atas hal ini, Zelensky menuduh Rusia mempertahankan serangannya.

    “Di berbagai arah garis depan, telah terjadi 59 kasus penembakan Rusia dan lima serangan oleh unit Rusia,” kata Zelensky di media sosial, mengutip laporan dari panglima tertinggi Ukraina Oleksandr Syrsky pada pukul 6:00 pagi waktu setempat.

    Ia mengatakan kalau dalam enam jam menjelang tengah malam Sabtu, terjadi “387 penembakan dan 19 serangan oleh pasukan Rusia,”.

    Dijelaskan, ada sebanyak 290 kali serangan menggunakan pesawat tanpa awak oleh Rusia

    “Secara keseluruhan, hingga pagi Paskah (Minggu), kita dapat menyatakan bahwa tentara Rusia berupaya menciptakan kesan umum gencatan senjata, sementara di beberapa wilayah masih melanjutkan upaya terisolasi untuk maju dan menimbulkan kerugian di Ukraina,” kata postingan Zelensky.

    Namun, angkatan udara Ukraina pada Minggu pagi tidak melaporkan adanya serangan pesawat tak berawak atau rudal.

    Wartawan AFP melaporkan, mendengar ledakan pada Minggu pagi sekitar belasan kilometer (tujuh mil) dari garis depan di Ukraina timur.

    Ukraina akan menanggapi serangan apa pun secara “simetris”, kata Zelensky, menuduh Rusia “berusaha menciptakan kesan umum gencatan senjata” sambil terus melakukan serangan terisolasi.

    Meriam howitzer Ukraina menyalak menembak pasukan Rusia di Donetsk (Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina via Ukrinform)

    Rusia: Ukraina Geruduk Donetsk Pada Malam Hari

    Sebaliknya, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, “meskipun gencatan senjata Paskah telah diumumkan, unit-unit Ukraina pada malam hari berupaya menyerang” posisi-posisinya di wilayah Donetsk, yang diklaim telah berhasil dipukul mundur.

    Dalam semalam, katanya, Ukraina menembaki posisi Rusia 444 kali dan melancarkan 900 serangan dengan pesawat tak berawak.

    Serangan-serangan ini mengakibatkan warga sipil “meninggal dan terluka,” kata kementerian tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Mereka menegaskan pasukannya telah “mematuhi gencatan senjata dengan ketat dan tetap berada di garis depan serta posisi yang sebelumnya mereka duduki.”

    Perintah Putin untuk menghentikan pertempuran selama akhir pekan Paskah muncul setelah berbulan-bulan upaya Presiden AS Donald Trump untuk membuat Moskow dan Kyiv menyetujui gencatan senjata.

    Pada hari Jumat, Washington bahkan mengancam akan menarik diri dari pembicaraan jika tidak ada kemajuan yang dicapai.

    ZELENSKY RAYAKAN PASKAH – Foto ini diambil dari kantor Presiden Ukraina pada Minggu (20/4/2025), memperlihatkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memberikan ucapan selamat hari raya Paskah pada hari Minggu. (Kantor Presiden Ukraina)

    Beri Kesempatan pada Perdamaian

    “Hari ini mulai pukul 18.00 hingga tengah malam Minggu, pihak Rusia mengumumkan gencatan senjata Paskah,” kata Putin dalam komentar yang disiarkan televisi selama pertemuan dengan kepala staf umum Rusia Valery Gerasimov.

    Zelensky menanggapi dengan mengatakan Ukraina akan melakukan hal yang sama, dan mengusulkan perpanjangan gencatan senjata setelah hari Minggu, meskipun menuduh Rusia telah mengingkari janjinya.

    “Rusia harus sepenuhnya mematuhi ketentuan gencatan senjata. Usulan Ukraina untuk melaksanakan dan memperpanjang gencatan senjata selama 30 hari setelah tengah malam ini masih dalam pembahasan,” demikian pernyataan Zelensky pada, Minggu.

    Sebelumnya, ia menyarankan kalau “30 hari dapat memberikan kesempatan bagi perdamaian” — sambil menunjukkan bahwa Putin telah menolak usulan gencatan senjata penuh dan tanpa syarat selama 30 hari.

    Putin mengatakan gencatan senjata untuk liburan Paskah yang dirayakan pada hari Minggu dimotivasi oleh “alasan kemanusiaan.”

    Sementara ia mengharapkan Ukraina untuk mematuhinya, ia mengatakan kalau pasukan Rusia “harus siap untuk melawan kemungkinan pelanggaran gencatan senjata dan provokasi oleh musuh.”

    Putin mengatakan usulan gencatan senjata terbaru akan menunjukkan “seberapa tulus kesiapan rezim Kiev, serta keinginan dan kemampuannya untuk mematuhi perjanjian dan berpartisipasi dalam proses perundingan damai.”

    Upaya sebelumnya untuk mengadakan gencatan senjata untuk Paskah pada April 2022 dan Natal Ortodoks pada Januari 2023 tidak dilaksanakan setelah kedua belah pihak gagal menyetujuinya.

    Di Kiev pada hari Minggu, saat lonceng Paskah berbunyi, orang-orang menyatakan keraguan mengenai apakah Rusia akan mematuhi gencatan senjata sambil menyambut usulan Zelensky untuk memperpanjangnya.

    “Mereka sudah mengingkari janjinya. Sayangnya, kita tidak bisa mempercayai Rusia saat ini,” kata Olha Grachova, 38 tahun, yang bekerja di bidang pemasaran.

    “Presiden kami telah dengan jelas mengatakan bahwa jika mereka mengumumkan gencatan senjata selama 30 jam, kami akan mengumumkan gencatan senjata selama 30 hari. Jadi biarkan saja mereka melakukannya… agar perang yang mengerikan ini berakhir, agar rakyat kami, tentara kami, dan anak-anak kami berhenti mati,” kata Serhiy Klochko, 30 tahun, seorang pekerja kereta api.

    Namun Natalia, seorang dokter berusia 41 tahun, mengatakan tentang usulan Zelensky selama 30 hari: “Semua yang kami tawarkan, sayangnya, hanyalah tawaran kami. Tidak ada yang menanggapinya.”

    Tentara di kota Kramatorsk, Ukraina timur, dekat garis depan, menyambut pengumuman gencatan senjata dengan skeptis.

    Putin “mungkin melakukannya untuk memberi harapan atau menunjukkan kemanusiaannya,” kata Dmitry, seorang tentara berusia 40 tahun. “Namun, tentu saja, kami tidak percaya [pada Rusia].”

    Prajurit Vladyslav, 22 tahun, menambahkan: “Saya merasa hal ini akan terjadi lagi setelah beberapa saat, dan akan terus berlanjut.”

    Di jalan-jalan Moskow, Yevgeny Pavlov, 58, tidak berpikir Rusia akan memberi Ukraina waktu istirahat.

    “Tidak perlu memberi mereka kelonggaran. Jika kami menekan, itu berarti kami harus menekan sampai akhir,” katanya kepada AFP.

    TAWANAN PERANG UKRAINA – Foto ini diambil dari Facebook Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina pada Kamis (20/3/2025), memperlihatkan tawanan perang Ukraina yang dibebaskan oleh Rusia dalam pertukaran 350 tawanan (masing-masing pihak 175 orang) yang ditengahi oleh Uni Emirat Arab pada Rabu (19/3/2025). (Facebook Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina)

    Rusia dan Ukraina Bertukar Tawanan Perang pada Sabtu

    Tanda-tanda gencatan senjata temporer antara Rusia dan Ukraina sebetulnya menunjukkan prospek baik saat kedua militer melakukan pertukaran tawanan perang menjelang Paskah.

    Sebanyak 246 tentara Rusia dan Ukraina kembali ke pasukan mereka di lokasi yang tidak disebutkan di perbatasan dengan Belarus, menurut Kementerian Pertahanan di Moskow, Sabtu.

    “Selain itu, sebagai tanda niat baik, 31 tawanan perang yang terluka ditukar dengan 15 tentara Rusia yang terluka yang sangat membutuhkan perawatan medis,” kata pernyataan itu.

    Pertukaran tersebut dimediasi oleh Uni Emirat Arab.

    Pihak yang bertikai telah bertukar tawanan perang beberapa kali dalam lebih dari tiga tahun sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia.

    Menurut Presiden Volodymyr Zelensky, 4.552 tentara Ukraina telah dapat kembali ke rumah dengan cara ini.

    Tepat pada Jumat Agung, Ukraina dan Rusia bertukar ratusan jenazah tentara.

    Pihak Ukraina menerima 909 jenazah, menurut staf yang bertanggung jawab atas urusan tawanan perang di Kiev.

    Para prajurit tersebut dilaporkan tewas dalam pertempuran di wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhya, Sumy, dan Kharkiv.

    Beberapa dibawa dari kamar mayat di Rusia.

    Pasukan Ukraina menguasai sebagian wilayah perbatasan Rusia bagian barat di Kursk selama berbulan-bulan.

    Sebagai balasannya, pihak Rusia menerima jenazah 41 prajuritnya sendiri.

    Pertukaran tersebut berlangsung di bawah mediasi Palang Merah Internasional, menurut sumber-sumber Ukraina.

     

    (oln/tmt/*)

  • Zelensky: Gencatan Senjata Paskah yang Diperintahkan Putin Hanya Tipu Muslihat – Halaman all

    Zelensky: Gencatan Senjata Paskah yang Diperintahkan Putin Hanya Tipu Muslihat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menilai bahwa pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai gencatan senjata selama perayaan Paskah hanyalah upaya untuk menciptakan kesan positif di mata dunia.

    Hal ini disampaikan Zelensky setelah Panglima Tertinggi Ukraina, Oleksandr Syrskyi, melaporkan bahwa serangan Rusia tetap berlangsung meskipun gencatan senjata diumumkan pada Sabtu (19/4/2025), sehari menjelang Paskah.

    Serangan Terus Berlanjut

    Zelensky mengungkapkan bahwa pada malam sebelum Paskah, terdapat 59 serangan dari pasukan Rusia, dengan 387 penembakan dan 19 serangan yang diluncurkan antara pukul 18.00 hingga tengah malam.

    “Pesawat nirawak digunakan oleh Rusia sebanyak 290 kali,” ujarnya pada Minggu (20/4/2025) pagi.

    Lebih lanjut, Zelensky menegaskan bahwa meskipun Rusia berusaha menciptakan kesan gencatan senjata, di beberapa lokasi, mereka tetap melanjutkan upaya untuk maju dan menimbulkan kerugian di Ukraina.

    “Pasukan Ukraina akan merespons serangan tersebut sesuai dengan situasi pertempuran,” tambahnya.

    Sebelumnya, Zelensky menyatakan bahwa Ukraina akan mempertimbangkan untuk mengikuti gencatan senjata jika Rusia benar-benar berniat melakukannya.

    “Usulan untuk gencatan senjata selama 30 hari penuh dan tanpa syarat tetap ada di atas meja. Jawabannya harus datang dari Moskow,” tulisnya di platform X pada Sabtu malam.

    Zelensky juga menegaskan bahwa serangan Rusia terhadap Ukraina belum mereda, meskipun Putin mengumumkan gencatan senjata.

    “Kami tidak memiliki kepercayaan pada kata-kata yang keluar dari Moskow,” tegasnya.

    Gencatan Senjata yang Diumumkan Putin

    Di sisi lain, Putin mengumumkan gencatan senjata sementara pada pertemuan dengan Kepala Staf Umum Militer Rusia, Valery Gerasimov. “Saya memerintahkan penghentian semua kegiatan militer untuk periode ini,” kata Putin.

    Ia berharap Ukraina akan mengikuti langkah Rusia dalam menghentikan pertempuran.

    Kementerian Pertahanan Rusia juga menyatakan bahwa pasukan mereka akan mematuhi gencatan senjata, asalkan saling menghormati oleh Ukraina.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Hari ke-1.152 Perang Rusia-Ukraina: Gencatan Senjata dan Pertempuran Berlanjut – Halaman all

    Hari ke-1.152 Perang Rusia-Ukraina: Gencatan Senjata dan Pertempuran Berlanjut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang antara Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1152 pada Minggu, 20 April 2025, dengan perkembangan signifikan di garis depan dan pernyataan resmi dari kedua pemimpin negara.

    Ukraina dan Rusia melakukan pertukaran lebih dari 500 tahanan perang pada Sabtu, 19 April 2025.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengonfirmasi bahwa 277 personel militer Ukraina telah kembali ke rumah dari penahanan Rusia.

    Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan bahwa 246 prajurit telah diserahkan oleh Ukraina, termasuk 31 tawanan perang yang terluka.

    Zelensky mengucapkan terima kasih kepada Uni Emirat Arab atas peran mereka dalam mediasi, mencatat bahwa total 4.552 warga Ukraina, baik militer maupun sipil, telah dikembalikan sejak invasi Rusia dimulai pada Februari 2022.

    Gencatan Senjata Paskah

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata untuk Paskah, yang dimulai pukul 18.00 waktu Moskow pada hari Sabtu hingga tengah malam.

    Namun, Zelensky meragukan efektivitas gencatan senjata ini, menyatakan bahwa pertempuran di wilayah perbatasan Rusia, khususnya di Kursk dan Belgorod, tetap berlangsung meskipun pernyataan Putin.

    “Pertempuran terus berlanjut, dan serangan Rusia tidak berhenti,” ungkap Zelensky melalui akun X-nya.

    Aktivitas Militer di Kursk

    Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov, melaporkan bahwa pasukan Rusia telah mengusir pasukan Ukraina dari hampir seluruh wilayah Kursk.

    Namun, Panglima Tertinggi Ukraina, Oleksandr Syrskyi, menyatakan bahwa pasukan Kyiv tetap melanjutkan aktivitas militer dan memperluas zona kendali di wilayah Belgorod.

    Serangan Berlanjut

    Meskipun pengumuman gencatan senjata, Zelensky mengungkapkan bahwa tembakan artileri Rusia masih terus berlangsung.

    Pada hari Sabtu, pasukan Ukraina melaporkan 59 penembakan dan lima upaya penyerangan di sepanjang garis depan.

    Angkatan Udara Ukraina juga melaporkan bahwa Rusia meluncurkan delapan rudal dan 87 pesawat nirawak dalam serangan semalam, yang menyebabkan kerusakan di lima wilayah.

    Permintaan Perpanjangan Gencatan Senjata

    Zelensky meminta Rusia untuk memperpanjang gencatan senjata setelah akhir pekan. “Usulan untuk diam total dan tanpa syarat selama 30 hari masih ada di atas meja,” tegasnya.

    Ia menegaskan bahwa Ukraina siap untuk bergerak menuju perdamaian, tetapi mengharapkan respons yang sama dari Rusia.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Saling Klaim Diserang, Rusia Tuduh Ukraina Langgar ‘Gencatan Senjata Paskah’

    Saling Klaim Diserang, Rusia Tuduh Ukraina Langgar ‘Gencatan Senjata Paskah’

    Jakarta

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina melanggar gencatan senjata Paskah yang dideklarasikan Presiden Rusia Vladimir Putin. Imbas serangan itu, Rusia menyebut mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur dan menyebabkan kematian warga sipil.

    Dilansir Reuters, Minggu (20/4/2025), Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukan Ukraina telah menembaki posisi Rusia sebanyak 444 kali, sementara itu telah menghitung lebih dari 900 serangan pesawat tak berawak Ukraina.

    Berdasarkan pernyataan Kemhan Rusia, distrik perbatasan wilayah Bryansk, Kursk dan Belgorod telah diserang dan mengakibatkan sejumlah korban tewas dan bangunan rusak.

    “Akibatnya, ada kematian dan cedera di antara penduduk sipil, serta kerusakan pada objek sipil,” katanya dalam sebuah pernyataan yang diunggah di aplikasi perpesanan Telegram.

    Namun tidak dapat diverifikasi laporan tersebut di medan perang. Selain itu Kementerian pertahanan juga mengatakan bahwa militer Rusia telah menguasai Novomikhailivka di Ukraina timur sebelum deklarasi gencatan senjata.

    Ukraina Klaim Masih Diserang Meski Rusia Umumkan Gencatan Senjata Paskah

    Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata Paskah secara singkat terkait perang dengan Ukraina. Pihak Ukraina mengklaim wilayahnya masih diserang pascagencatan senjata itu.

    Dilansir CNN, Minggu (20/4/2025), Putin mengatakan “semua permusuhan” akan terhenti antara pukul 6 sore waktu Moskow pada Sabtu (11 pagi ET) dan tengah malam pada Senin (5 sore Minggu ET).

    Namun, hanya beberapa jam setelah pengumuman tersebut, pejabat Ukraina menuduh pasukan Rusia terus bertempur.

    “Menurut laporan panglima tertinggi, operasi penyerangan Rusia berlanjut di beberapa bagian garis depan dan artileri Rusia terus menembak,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidatonya pada Sabtu malam.

    Namun, Zelensky mengatakan telah terjadi ratusan penembakan pada Sabtu malam. Pada Minggu pagi, pasukan Ukraina melaporkan ada 59 penembakan dan lima upaya penyerangan di sepanjang garis depan. Ia meminta agar Rusia mematuhi gencatan senjata.

    “Rusia harus sepenuhnya mematuhi ketentuan untuk diam,” kata Zelensky.

    Zelensky menegaskan kembali bahwa Ukraina bersedia memperpanjang gencatan senjata selama 30 hari, tetapi mengatakan bahwa jika Rusia terus bertempur pada Minggu, Ukraina juga akan melakukannya.

    “Ukraina akan terus bertindak seperti itu,” katanya.

    Lihat juga Video: Rusia-Ukraina Memanas, Zelensky Tuding Putin Ingin Memperpanjang Perang

    (yld/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Zelensky Nilai Putin Caper soal Gencatan Senjata Paskah, Sebut Rusia Masih Serang Ukraina – Halaman all

    Zelensky Nilai Putin Caper soal Gencatan Senjata Paskah, Sebut Rusia Masih Serang Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin hanya ingin membuat dunia terkesan dengan mengatakan Rusia menerapkan gencata senjata selama hari raya Paskah.

    Ia memulai laporannya dengan mengungkapkan laporan dari Panglima Tertinggi Ukraina, Oleksandr Syrskyi yang mengatakan ada 59 serangan pada Sabtu (19/4/2025) malam hingga perayaan Paskah pada hari Minggu (20/4/2025).

    “Antara pukul 6.00 sore kemarin dan tengah malam hari ini, terjadi 387 penembakan dan 19 serangan oleh pasukan Rusia. Pesawat nirawak digunakan oleh Rusia sebanyak 290 kali,” kata Zelensky pada Minggu pagi.

    Presiden Ukraina menyimpulkan bahwa Rusia hanya berusaha untuk menciptakan kesan umum bahwa mereka memerintahkan gencatan senjata selama Paskah.

    “Secara umum, pada pagi Paskah, kita dapat mengatakan tentara Rusia berusaha menciptakan kesan umum gencatan senjata, tetapi di beberapa tempat tidak menghentikan upaya individu untuk maju dan menimbulkan kerugian di Ukraina,” jelasnya.

    Ia menegaskan pasukan Ukraina akan membalas serangan tersebut.

    “Para prajurit kami akan merespons sebagaimana yang seharusnya dilakukan musuh, berdasarkan situasi pertempuran tertentu,” lanjutnya.

    Sebelumnya, beberapa jam setelah Putin mengumumkan gencatan senjata kemarin, Zelensky mengatakan Ukraina akan mengikuti langkah tersebut jika Rusia berniat melakukannya.

    “Jika Rusia sekarang tiba-tiba siap untuk benar-benar terlibat dalam format diam penuh dan tanpa syarat, Ukraina akan bertindak sesuai dengan itu – mencerminkan tindakan Rusia,” tulisnya melalui akun @ZelenskyyUa di platform X pada Sabtu (19/4/2025) malam.

    “Tindakan kami simetris dan akan simetris. Usulan untuk tidak bersuara (gencatan senjata) selama 30 hari penuh dan tanpa syarat tetap ada di atas meja — jawabannya harus datang dari Moskow,” lanjutnya.

    Ia mengungkapkan pada hari Sabtu bahwa serangan Rusia terhadap Ukraina belum mereda meski Putin telah mengumumkan gencatan senjata selama Paskah.

    “Sampai saat ini, menurut laporan Panglima Tertinggi, operasi penyerangan Rusia terus berlanjut di beberapa sektor garis depan, dan tembakan artileri Rusia belum mereda,” ungkapnya.

    “Oleh karena itu, tidak ada kepercayaan pada kata-kata yang keluar dari Moskow. Kami tahu betul bagaimana Moskow memanipulasi, dan kami siap untuk apa pun,” ujarnya, seperti diberitakan Pravda.

    Zelensky juga mengatakan Ukraina siap untuk memperpanjang gencatan senjata setelah 20 April 2025, merujuk pada usulan sebelumnya dari Amerika Serikat (AS) untuk gencatan senjata terhadap fasilitas energi selama 30 hari yang telah disetujui Ukraina.

    Putin Umumkan Gencatan Senjata selama Paskah, Berharap Ukraina Ikuti Langkahnya

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata sementara pada pertemuan dengan kepala staf umum militer Rusia, Valery Gerasimov.

    “Berdasarkan pertimbangan kemanusiaan… pihak Rusia mengumumkan gencatan senjata Paskah. Saya memerintahkan penghentian semua kegiatan militer untuk periode ini,” kata Putin kepada Gerasimov pada Sabtu malam, beberapa jam sebelum menuju ke kebaktian Paskah Ortodoks.

    Putin berharap Rusia akan mengikuti langkah mereka untuk melakukan gencatan senjata selama Paskah.

    “Kami berasumsi bahwa Ukraina akan mengikuti contoh kami. Pada saat yang sama, pasukan kami harus siap untuk menangkal kemungkinan pelanggaran gencatan senjata dan provokasi oleh musuh, serta tindakan agresif apa pun,” katanya, seperti diberitakan BBC.

    Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya akan mematuhi gencatan senjata asalkan saling menghormati oleh Ukraina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Houthi Tembak Jatuh Drone MQ-9 Reaper ke-21 AS, Kerugian Amerika Tembus Rp 12,3 Triliun – Halaman all

    Houthi Tembak Jatuh Drone MQ-9 Reaper ke-21 AS, Kerugian Amerika Tembus Rp 12,3 Triliun – Halaman all

    Houthi Tembak Jatuh Drone MQ-9 Reaper ke-21 AS, Kerugian Tembus Rp 12,3 T

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok bersenjata Houthi di Yaman mengklaim telah menembak jatuh pesawat nirawak militer AS MQ-9 Reaper hari ini, Minggu (20/4/2024)

    Ini merupakan pesawat nirawak ke-21 yang ditembak jatuh sejak 7 Oktober 2023, tanggal Israel memulai serangan militer besar-besaran terhadap Jalur Gaza yang terkepung.

    Penembakan jatuh pesawat tak berawak MQ-9 Reaper ke-21 terjadi hanya beberapa jam setelah petempur Houthi berhasil menembak jatuh pesawat tak berawak ke-20 di wilayah udara Sanaa, yang kemudian dikonfirmasi oleh pejabat senior militer AS.

    Penembakan jatuh drone MQ-9 Reaper ke-21 dikonfirmasi oleh juru bicara kelompok Houthi.

    Drone MQ-9 Reaper ke-21 yang ditembak jatuh oleh pejuang Houthi adalah drone Reaper ke-6 yang berhasil ditembak jatuh sejak 15 Maret ketika jet tempur AS memulai serangan udara harian terhadap posisi kelompok bersenjata itu di Yaman.

    Setiap drone MQ-9 Reaper yang dikembangkan oleh perusahaan Amerika, General Atomics Aeronautical Systems (GASI), diperkirakan berharga US$35 juta (atau setara Rp 590 M) tiap unitnya.

    Ini adalah drone MALE (Medium Altitude Long Endurance) yang tidak hanya mampu melakukan misi pengawasan, intelijen dan pemantauan, tetapi juga dapat dilengkapi dengan rudal dan sistem persenjataan lainnya untuk melakukan serangan udara.
     
    “Dengan ditembak jatuhnya pesawat nirawak MQ-9 Reaper ke-21, militer AS diperkirakan menderita kerugian sebesar US$735 juta (Rp 12,3 Triliun) setelah 21 pesawat nirawak canggihnya ditembak jatuh oleh pejuang Houthi,” menurut seorang pengamat militer dilansir DSA, Minggu.

    Drone canggih MQ-9 Reaper milik pasukan Amerika Serikat dibidik sistem pertahanan udara Houthi Yaman. Ini menjadi drone ke-13 yang ditembak jatuh. Houthi juga menyerang Bandara Ben Gurion, Tel Aviv Israel dan pembangkit listrik di Yerusalem, Israel. (DSA/Tangkap Layar)

    Seputar MQ-9 Reaper

    Militer AS menggunakan drone MQ-9 Reaper yang dikembangkan oleh General Atomics Aeronautical Systems (GASI) untuk memastikan bahwa perairan di lepas pantai Yaman aman untuk digunakan oleh kapal komersial, selain untuk mencari target di daratan Yaman.

    MQ-9 Reaper canggih buatan AS mampu terbang selama 27 jam tanpa henti pada ketinggian 50.000 kaki dan membawa muatan seberat lebih dari 1,7 ton termasuk sistem sensor dan komponen elektronik sensitif.

    Drone MQ-9 Reaper, yang dioperasikan terutama untuk operasi dan misi Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian (ISR), juga dapat dilengkapi dengan rudal “Hellfire”, GBU-12 Paveway II, GBU-38 Joint Direct Attack Munition (JDAM) untuk tujuan serangan.

    Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2021, militer Amerika Serikat (terutama Angkatan Udara Amerika Serikat – USAF) dilaporkan mengoperasikan lebih dari 300 drone MQ-9 Reaper, yang pertama kali diperkenalkan ke militer Amerika Serikat pada tahun 2007.

    Militer AS dilaporkan berencana untuk memensiunkan pesawat tak berawak MQ-9 Reaper pada tahun 2035.

    Pesawat tak berawak MQ-9 Reaper AS diyakini ditembak jatuh menggunakan rudal mode ganda Saqr-358.

    Rudal Saqr 358 dikembangkan oleh Iran, diyakini melalui Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dan pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 2019.

    Industri pertahanan Iran biasanya menggunakan metode rekayasa balik dan keahlian lokal untuk memproduksi sistem persenjataan yang efektif dengan biaya rendah, seperti yang terlihat pada desain Saqr 358 yang juga menggunakan komponen komersial yang tersedia secara luas.

    Rudal ini secara resmi diluncurkan di Teheran pada tahun 2023 saat kunjungan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, meskipun pada kenyataannya telah digunakan secara aktif oleh kelompok proksi Iran setidaknya sejak tahun 2019.

     

    (olan/dsa/*)

     

     

  • Putin Umumkan ‘Gencatan Senjata Paskah’ Singkat, Ukraina Klaim Masih Diserang

    Putin Umumkan ‘Gencatan Senjata Paskah’ Singkat, Ukraina Klaim Masih Diserang

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata Paskah secara singkat terkait perang dengan Ukraina. Pihak Ukraina mengklaim wilayahnya masih diserang pascagencatan senjata itu.

    Dilansir CNN, Minggu (20/4/2025), Putin mengatakan “semua permusuhan” akan terhenti antara pukul 6 sore waktu Moskow pada Sabtu (11 pagi ET) dan tengah malam pada Senin (5 sore Minggu ET).

    “Kami berasumsi bahwa pihak Ukraina akan mengikuti contoh kami,” katanya, seraya menambahkan bahwa gencatan senjata akan membantu Rusia menentukan seberapa tulus Kyiv ingin mencapai gencatan senjata.

    Namun, hanya beberapa jam setelah pengumuman tersebut, pejabat Ukraina menuduh pasukan Rusia terus bertempur.

    “Menurut laporan panglima tertinggi, operasi penyerangan Rusia berlanjut di beberapa bagian garis depan dan artileri Rusia terus menembak,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidatonya pada Sabtu malam.

    Ukraina menanggapi deklarasi gencatan senjata Putin tersebut dengan skeptis. Zelensky menyoroti Putin yang masih belum menyetujui usulan AS untuk gencatan senjata selama 30 hari.

    “Ini akan menunjukkan niat Rusia yang sebenarnya, karena 30 jam cukup untuk menjadi berita utama, tetapi tidak untuk langkah-langkah membangun kepercayaan yang nyata. Tiga puluh hari dapat memberi kesempatan bagi perdamaian,” katanya.

    Waktu pada pengumuman tersebut juga memicu beberapa pertanyaan karena muncul satu hari setelah pemerintahan Trump yangmengindikasikan kehabisan kesabaran terhadap Rusia dan Ukraina.

    Pengumuman Putin itu juga dilakukan hanya beberapa jam setelah Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa pasukannya telah mengusir pasukan Ukraina dari salah satu tempat persembunyian terakhir mereka di wilayah Kursk Rusia, tempat Ukraina melakukan serangan mendadak tahun lalu. Namun Ukraina tetap skeptis dengan pengumuman tersebut.

    “Sayangnya, kami memiliki sejarah panjang tentang pernyataan (Putin) yang tidak sesuai dengan tindakannya… Rusia dapat menyetujui kapan saja proposal untuk gencatan senjata penuh dan tanpa syarat selama 30 hari, yang telah dibahas sejak Maret,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha di X.

    Serangan Terus Berlanjut

    Zelensky mengatakan pada Sabtu malam waktu setempat bahwa serangan terus berlanjut. Ia menyebut gencatan senjata Paskah Putin belum meluas ke wilayah Kursk dan Belgorod Rusia, tempat pasukan Ukraina beraksi.

    “Permusuhan terus berlanjut, dan serangan Rusia terus berlanjut. Artileri Rusia masih dapat terdengar di beberapa arah garis depan, terlepas dari janji pemimpin Rusia untuk tidak bersuara,” kata Zelensky dalam sebuah posting di X. “Pesawat nirawak Rusia sedang digunakan. Di beberapa daerah, situasinya menjadi lebih tenang.”

    Kepala administrasi militer regional Kherson, Oleksandr Prokudin, mengatakan pada Sabtu malam waktu setempat bahwa sebuah gedung tinggi di distrik Dniprovskyi di Kherson terbakar setelah diserang pesawat nirawak. Pesawat nirawak Rusia juga menyerang desa Urozhayne dan Stanislav, katanya.

    “Penembakan terus berlanjut dan warga sipil kembali diserang,” kata Prokudin. “Ini adalah konfirmasi lain bahwa Rusia tidak memiliki sesuatu yang sakral.”

    CNN telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Rusia untuk memberikan komentar.

    Sirene serangan udara berbunyi di Kyiv dan beberapa daerah lain segera setelah pengumuman Putin, dengan administrasi militer kota tersebut memperingatkan adanya serangan pesawat nirawak Rusia. Para pejabat mendesak orang-orang untuk tidak meninggalkan tempat perlindungan sampai peringatan berakhir.

    (yld/gbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini