Kasus: penembakan

  • Memanas! Pakistan Tembak Jatuh 25 Drone yang Dikirim India

    Memanas! Pakistan Tembak Jatuh 25 Drone yang Dikirim India

    Jakarta

    Militer Pakistan menyatakan telah menembak jatuh 25 drone India, sehari setelah kekerasan terburuk antara kedua negara berkekuatan nuklir itu dalam dua dekade.

    Sebelumnya, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif berjanji untuk membalas setelah India melancarkan serangan rudal mematikan pada Rabu (7/5) pagi waktu setempat, yang meningkatkan baku tembak selama berhari-hari di sepanjang perbatasan kedua negara.

    “Kami akan membalas setiap tetes darah para martir ini,” kata Sharif, dalam pidatonya kepada rakyat.

    Setidaknya 45 kematian dilaporkan dari kedua belah pihak setelah kekerasan hari Rabu tersebut, termasuk anak-anak.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (8/5/2025), militer Pakistan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (8/5), bahwa mereka “sejauh ini telah menembak jatuh 25 drone Harop buatan Israel” di beberapa lokasi di seluruh negeri.

    “Tadi malam, India menunjukkan aksi agresi lainnya dengan mengirim drone-drone ke beberapa lokasi,” kata juru bicara militer Pakistan, Ahmed Sharif Chaudhry dari markas besar militer di Rawalpindi, di mana sebuah drone jatuh.

    “Satu drone berhasil menyerang target militer di dekat Lahore,” katanya, seraya menambahkan bahwa empat tentara di kota itu terluka.

    Otoritas Penerbangan Sipil mengatakan bandara Karachi ditutup hingga pukul 6 sore waktu setempat, sementara bandara Islamabad dan Lahore ditutup sebentar “karena alasan operasional”.

    Pakistan dan India telah berperang beberapa kali memperebutkan wilayah Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim — terbagi antara keduanya tetapi diklaim sepenuhnya oleh kedua negara.

    – ‘Hak untuk menanggapi’ –

    Berbicara setelah serangan rudal India hari Rabu, Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengatakan New Delhi memiliki “hak untuk merespons” menyusul serangan terhadap wisatawan di Pahalgam di Kashmir pada 22 April lalu, ketika orang-orang bersenjata menewaskan 26 orang.

    New Delhi menyalahkan kelompok Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan atas penembakan di Pahalgam, dan kedua negara saling melontarkan ancaman sejak itu.

    Pakistan telah membantah terlibat dan menyerukan penyelidikan independen atas serangan di Pahalgam pada 22 April tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mengapa Masjid Kami Jadi Sasaran?

    Mengapa Masjid Kami Jadi Sasaran?

    Jakarta

    India menyatakan telah meluncurkan serangan rudal ke sembilan lokasi di Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan. Pakistan menyatakan telah menembak jatuh lima pesawat India.

    Warga di Muzaffarabad, Kashmir, yang dikuasai Pakistan, terbangun oleh ledakan besar pada Rabu (07/05) pagi.

    Pakistan melaporkan tiga lokasi menjadi sasaran serangan dan delapan orang tewas.

    Sementara India mengeklaim tiga warga sipil tewas akibat penembakan oleh Pakistan di sisi perbatasan Kashmir yang dikuasai India.

    Pakistan menyatakan telah menembak jatuh lima pesawat India, termasuk tiga Rafale, satu SU-30, satu MiG-29, dan satu drone Heron.

    Juru bicara militer Pakistan, Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhary, dalam sebuah video yang dibagikan oleh kantor berita Reuters, mengonfirmasi bahwa mereka telah menembak jatuh lima pesawat India, yaitu tiga Rafale, satu SU-30, satu MiG-29, dan satu drone Heron.

    Ketegangan antara kedua negara yang memiliki nuklir ini meningkat tajam setelah serangan mematikan terhadap wisatawan India oleh kelompok milisi di Pahalgam bulan lalu.

    India berkukuh memiliki “bukti yang mengarah pada keterlibatan teroris yang berbasis di Pakistan ” dalam serangan tersebut. Namun Pakistan membantah keterkaitan apa pun.

    ‘Saya tidak mengerti mengapa masjid kami menjadi sasaran’

    Beberapa saksi mata memberikan kesaksian mengenai serangan India terhadap sasaran-sasaran di wilayah Pakistan.

    Muhammad Waheed, yang tinggal dekat Masjid Bilal di Muzaffarabad, ibu kota Kashmir yang dikelola Pakistan, menceritakan kepada BBC, “Saya sedang tertidur lelap ketika ledakan pertama mengguncang rumah saya.”

    “Saya langsung lari ke jalan, orang-orang sudah berkumpul. Belum sempat kami menyadari apa yang terjadi, tiga rudal lagi ditembakkan, menyebabkan kepanikan dan kekacauan yang meluas.”

    Waheed mengatakan puluhan orang, termasuk perempuan, terluka dan telah dibawa ke rumah sakit terdekat.

    “Saya tidak mengerti mengapa masjid kami menjadi sasaran,” kata Waheed.

    “Ini adalah masjid lingkungan biasa tempat kami beribadah lima kali sehari. Kami tidak pernah melihat aktivitas mencurigakan di sekitarnya.

    “Orang-orang sekarang mengungsi dari rumah mereka dan rasa ketidakpastian sangat tinggi.”

    Pemandangan Masjid Bilal di Kashmir yang dikuasai Pakistan yang hancur setelah serangan India. (Getty Images)

    Buava Singh, seorang warga distrik Poonch, menceritakan sebuah peluru mortir menghantam rumah keponakannya, Ruby Kaur, larut malam.

    “Dia baru saja bangun untuk membuatkan teh bagi suaminya yang sedang sakit. Pecahan peluru mengenai kepalanya, menyebabkan pendarahan hebat.

    Kami segera membawanya ke rumah sakit terdekat, tetapi dia dinyatakan meninggal dunia,” kata Singh. Putri Ruby Kaur juga mengalami luka parah.

    Singh mengatakan bahwa tidak ada bunker komunal di daerah tersebut, memaksa warga untuk berlindung di rumah mereka.

    “Sejauh ini, kami belum pernah melihat penembakan sehebat ini,” tambahnya.

    Setelah serangan, tentara paramiliter Pakistan terlihat memeriksa bangunan yang roboh di sebuah kompleks di Muridke. (Getty Images)

    Muhammad Younis Shah, warga Muridke di Provinsi Punjab, Pakistan, menceritakan kepada BBC bahwa empat rudal yang ditembakkan India jatuh di sebuah kompleks pendidikan di sana.

    Menurutnya, tiga rudal pertama mendarat berurutan dengan cepat, sementara rudal keempat datang selang lima hingga tujuh menit kemudian.

    Kompleks tersebut, yang terdiri dari sekolah dan perguruan tinggi, asrama, kompleks medis, serta masjid, mengalami kerusakan sebagian.

    Shah mengatakan kompleks itu juga memiliki area perumahan yang ditempati sejumlah keluarga.

    Ia menambahkan bahwa tim SAR, pemadam kebakaran, dan polisi hadir di area yang dilanda ketakutan dan kepanikan.

    “Semua orang sudah pindah dari sini ke tempat yang lebih aman,” ujarnya.

    Asap mengepul setelah sebuah peluru artileri mendarat di kota utama distrik Poonch di wilayah Jammu, India, pada 7 Mei 2025. (Getty Images)

    Pakistan kecam ‘agresi terang-terangan India’

    Menteri Luar Negeri Pakistan, Muhammad Ishaq Dar, menyatakan bahwa delapan warga sipil tewas dan 35 lainnya luka-luka akibat serangan India.

    Beliau menambahkan bahwa jumlah korban tertinggi dilaporkan terjadi di kota Ahmedpur Timur.

    Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan bahwa Islamabad telah memberitahu Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mengenai “agresi terang-terangan oleh India dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap perdamaian dan keamanan internasional”.

    Dalam pernyataannya, kementerian tersebut menambahkan bahwa “DK PBB telah diberitahu bahwa Pakistan memiliki hak untuk merespons agresi ini secara tepat pada waktu dan tempat yang dipilihnya, sesuai dengan hak membela diri yang diabadikan dalam Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.”

    Getty ImagesPerempuan Kashmir di Wuyan, dekat kota utama Srinagar di Kashmir yang dikuasai India, setelah suara ledakan keras terdengar pada 7 Mei 2025.

    Partai Rakyat Pakistan (PPP) mengecam “agresi India terhadap Pakistan dengan menargetkan penduduk sipil di seberang perbatasan.”

    PPP, salah satu dari tiga partai politik utama di Pakistan, yang dipimpin oleh Bilawal Bhutto Zardari, putra presiden negara itu, Asif Ali Zardari, menyatakan melalui unggahan di X bahwa serangan “tanpa provokasi” India melanggar “hukum internasional, Piagam PBB, dan kedaulatan Pakistan.”

    “Provokasi India akan dilawan dengan kekuatan penuh dan tekad yang tak tergoyahkan untuk melindungi kedaulatan dan integritas wilayah Pakistan,” tambahnya.

    India menyatakan bahwa mereka meluncurkan “serangan terarah pada sembilan lokasi infrastruktur teroris” di Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan, dan tidak ada fasilitas militer, sipil, atau ekonomi yang menjadi sasaran.

    Mereka juga menjelaskan bahwa serangan tersebut merupakan respons terhadap serangan kelompok milisi pada April di Pahalgam yang mengakibatkan 26 orang tewas.

    ‘Seluruh dunia tidak boleh menoleransi terorisme’

    Menteri Luar Negeri India, S Jaishankar, melalui unggahan di X, menyatakan bahwa dunia “harus menunjukkan sikap tanpa toleransi terhadap terorisme.”

    Ia juga menyertakan sebuah gambar dengan tulisan ‘Operasi Sindoor’nama yang digunakan India untuk menggambarkan serangan pada Rabu (07/05) terhadap Pakistan.

    Gambar tersebut memiliki latar belakang hitam dengan tulisan ‘Operasi Sindoor’ berwarna putih.

    Salah satu huruf O dalam Sindoor digambarkan sebagai pot bundar berisi bubuk vermilion yang dikenakan oleh perempuan Hindu yang sudah menikah di belahan rambut mereka.

    Menteri Luar Negeri India, S Jaishankar (Getty Images)

    Penggambaran ini dibaca sebagai referensi terhadap para perempuan yang menjadi janda setelah suami mereka ditembak mati oleh milisi di Pahalgam bulan lalu.

    Sebanyak 26 orang yang tewas dalam serangan itu adalah laki-laki.

    Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, memuji angkatan bersenjata negara itu dalam sebuah unggahan di X, menyatakan bahwa ia bangga terhadap mereka.

    Operasi Sindoor, nama yang digunakan India untuk serangan-serangannya terhadap Pakistan adalah respons negara itu terhadap “pembunuhan brutal saudara-saudara tak bersalah kita di Pahalgam,” tulisnya.

    “Pemerintahan Modi bertekad untuk memberikan respons yang setimpal terhadap setiap serangan terhadap India dan rakyatnya. Bharat [nama India dalam bahasa Hindi] tetap berkomitmen kuat untuk memberantas terorisme dari akarnya,” tambahnya.

    ‘Ini adalah momen yang tepat untuk mediasi’

    Pengamat Asia Selatan di Washington, Michael Kugelman, berpendapat bahwa inilah saat yang tepat untuk melakukan mediasi antara India dan Pakistan.

    Menurutnya, dengan India yang telah menyerang dan Pakistan yang memperingatkan serangan balasan, risiko peningkatan konflik saat ini lebih tinggi dibandingkan beberapa tahun terakhir.

    Mengingat ketegangan mereka kian memanas, kata Kugelman, kemungkinan terjadinya permusuhan lebih lanjut sangat besar.

    “Komunitas internasional tampaknya sepakat bahwa serangan di Pahalgam bulan lalu harus dikutuk keras, tetapi de-eskalasi sangat penting.”

    “Tidak ada yang menginginkan perang di tengah kondisi dunia yang sudah tegang, terutama perang antara dua negara rival bersenjata nuklir,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Kugelman bilang ini adalah saatnya bagi negara-negara yang memiliki hubungan baik dengan India dan Pakistan, seperti AS dan negara-negara Teluk Arab, untuk melakukan diplomasi dan mendesak kedua negara untuk mencari jalan keluar sebelum risiko eskalasi nuklir terjadi.

    Berita ini akan terus diperbaiki secara berkala

    Lihat juga Video: Masjid dan Sekolah di Pakistan Dirudal India, 3 Orang Tewas

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tembak Jatuh 5 Jet Tempur India, Pakistan Gunakan Pesawat Buatan China

    Tembak Jatuh 5 Jet Tempur India, Pakistan Gunakan Pesawat Buatan China

    Jakarta

    Pemerintah Pakistan mengklaim telah menggunakan jet tempur J-10C buatan China untuk melawan angkatan udara India dalam pertempuran militer singkat pada hari Rabu (7/5) waktu setempat.

    Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dan militer negara itu mengatakan lima jet tempur India telah ditembak jatuh dalam konflik bersenjata terbaru di Kashmir dan wilayah sengketa lainnya di sepanjang perbatasan kedua negara tetangga Asia Selatan tersebut.

    Dilansir South China Morning Post (SCMP), Kamis (8/5/2025), jika keterlibatan dalam penembakan jatuh lima pesawat tempur India itu terkonfirmasi, maka ini akan menjadi penyerangan pertama jet tempur J-10C buatan China yang tercatat dalam pertempuran langsung.

    Sebelumnya, Angkatan Udara Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima jet tempur India menyusul rentetan serangan rudal dari New Delhi, yang disebut menewaskan sedikitnya 8 orang di negara tersebut.

    Perkembangan situasi ini semakin meningkatkan ketegangan yang menyelimuti kedua negara yang bertetangga itu, setelah serangan mematikan di wilayah sengketa Kashmir beberapa waktu lalu.

    Menteri Pertahanan (Menhan) Pakistan, Khawaja Asif, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (7/5/2025), mengonfirmasi hal tersebut saat berbicara kepada televisi lokal Geo TV pada Rabu (7/5) pagi waktu setempat.

    “Angkatan Udara Pakistan telah menembak jatuh sedikitnya lima jet tempur India sebagai respons atas agresi lintas perbatasan oleh India baru-baru ini,” ucap Asif dalam pernyataannya.

    Lihat Video ‘PM Pakistan: India Pengecut, Targetkan Orang Tak Bersalah’:

    Juru bicara militer Pakistan, Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry, secara terpisah melaporkan berbagai kerusakan yang ditimbulkan oleh pasukan Pakistan, di darat maupun udara.

    Disebutkan oleh sumber keamanan Pakistan, jet-jet tempur India itu ditembak jatuh “saat berupaya menyerang Pakistan menggunakan wilayah udara India”.

    Jet-jet tempur India yang ditembak jatuh, menurut sumber keamanan itu, terdiri atas tiga jet tempur jenis Rafale, satu jet tempur jenis MiG-29, dan satu jet tempur jenis SU-30.

    Lihat Video ‘PM Pakistan: India Pengecut, Targetkan Orang Tak Bersalah’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sosok AKBP Oloan Siahaan, Kapolres Belawan Dinonatifkan Usai Tembak Mati Remaja Tawuran

    Sosok AKBP Oloan Siahaan, Kapolres Belawan Dinonatifkan Usai Tembak Mati Remaja Tawuran

    GELORA.CO –  Inilah sosok AKBP Oloan Siahaan, Kapolres Belawan, Medan, Sumatera Utara (Sumut).

    Seperti diketahui, nama AKBP Oloan Siahaan belum lama ini ramai jadi sorotan publik di media sosial.

    Bukan tanpa sebab, hal ini dikarenakan lantaran dirinya baru saja dinonaktifkan sebagai Kapolres Belawan.

    Tidak lain, penonaktifan ini dilakukan usai AKBP Oloan Siahaan telah tembak mati pelaku tawuran remaja MS (15).

    Sebagaimana yang dikutip Pojoksatu.id dari akun media sosial platform X milik @Heraloebss pada Rabu (7/5/2025).

    Dalam unggahannya, publik ramai menyoroti kasus tersebut yang menyeret sosok Kapolres Belawan.

    Beberapa di antaranya justru mencecar sikap yang diambil Oloan dalam menangani kasus tawuran tersebut.

    “Wajar untuk menyelamatkan diri masyarakat melihat tawuran yang terjadi hampir tiap hari juga masa bodoh,” cuit @kiwalipitu.

    “Unreasonable, kalaupun nembak itu pilih bagian yg melumpuhkan bukan yang menewaskan,” ketik @l0veis_You.

    “Ditembak disalahkan, ga ditembak meresahkan. Emang lu yakin korban bener2 tawuran?,” cuitan @AliviaNaylaw dan ion1positif.

    Insiden penembakan ini bermula ketika Oloan tengah bertugas memantau beberapa wilayah pada Sabtu (3/5/2025).

    Sebab, wilayah yang menjadi perhatian Kapolres Belawan ini disinyalir rentan terjadi aksi kejahatan berupa tawuran.

    Namun, hal yang tidak diinginkan terjadi saat dirinya diadang oleh sekelompok remaja pelaku tawaran pada saat malam hari.

    Seperti diketahui, Oloan bertugas menjaga keamanan wilayah usai memimpin apel malam pukul 19.30 hingga 02.00 WIB.

    Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Kabid Humas Polda Sumut Kombes Ferry Walintukan terkait pengadangan tersebut.

    Ferry menjelaskan bahwa mobil dinas yang ditumpangi atasannya itu dijegat oleh sekelompok pemuda di lintasan Tol Balmera.

    Bukan main, para pelaku ini juga disebut melakukan pemberontakan dengan melempar batu ke mobil dinas Oloan.

    “Mereka sekitar 10 orang dan mengayunkan klewang ke mobil dinas Kapolres Pelabuhan Belawan. Selain itu, mobilnya juga terkena tiga lemparan batu,” jelasnya.

    Menyikapi hal ini, Oloan sontak mengambil langkah tegas dengan memberikan peringatan melalui tembakan udara.

    Alih-alih demikian, hal tersebut justru semakin memicu para pelaku melancarkan aksinya hingga berulang kali.

    Tidak tinggal diam, Oloan langsung mengarahkan tembakan ke arah sekelompok pemuda tersebut. ***

  • Update Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Dadang Iskandar Tak Cuma Incar Nyawa AKP Ulil

    Update Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Dadang Iskandar Tak Cuma Incar Nyawa AKP Ulil

    TRIBUNJAKARTA.COM – Masih ingat kasus polisi tembak polisi di Solok Selatan? Kasus yang sempat menggemparkan publik di akhir tahun 2024 itu kini memasuki tahap persidangan.

    Sidang perdana kasus penembakan yang melibatkan anggota Polres Solok Selatan berlangsung di Pengadilan Negeri Padang, Sumatera Barat, pada Rabu (7/5/2025). 

    Sidang  dipimpin Ketua Majelis Hakim Adityo Danur Utomo dengan agenda pembacaan dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU). 

    Dalam dakwaannya, JPU Moch Taufik Yanuarsah menyebutkan bahwa terdakwa Dadang Iskandar, yang sebelumnya menjabat sebagai Kabag Ops Polres Solok Selatan, berencana melakukan pembunuhan terhadap dua petinggi Polres Solok Selatan, yaitu Kapolres AKBP Mukti Arief dan Kasat Reskrim AKP Ulil Riyanto. 

    Namun, dalam pelaksanaannya, hanya AKP Ulil yang dibunuh setelah ditembak dari jarak dekat di Mapolres Solok Selatan. 

    “Terdakwa didakwa dengan dakwaan pembunuhan berencana,” kata JPU Taufik dalam sidang tersebut. 

    Ia merinci bahwa dakwaan primer dijerat dengan Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), subsidair Pasal 338 KUHP, dan dakwaan kedua primair Pasal 340 KUHP jo Pasal 53 KUHP, subsidair Pasal 338 KUHP jo Pasal 53 KUHP. 

    Pada sidang tersebut, terdakwa Dadang Iskandar tidak mengajukan eksepsi, sehingga sidang akan dilanjutkan pada minggu depan dengan agenda pembuktian. 

    Kasus penembakan ini terjadi pada 21 Maret 2024, sekitar pukul 00.45 WIB. 

    Saat itu, Dadang menembak AKP Ulil Riyanto hingga tewas. 

    Dadang meminta bantuan Ulil terkait kasus tambang ilegal di Solok Selatan, namun korban menolak. 

    Penolakan itu membuat Dadang naik pitam dan menembak Ulil.

     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Bagaimana Pakistan akan Merespons Serangan Udara India? Berikut Ini Empat Pertanyaan Kunci – Halaman all

    Bagaimana Pakistan akan Merespons Serangan Udara India? Berikut Ini Empat Pertanyaan Kunci – Halaman all

    Bagaimana Pakistan akan Menanggapi Serangan Udara India? Berikut Ini Empat Pertanyaan Kunci

    TRIBUNNEWS.COM- Dalam operasi semalam, India mengatakan pihaknya meluncurkan serangan rudal dan serangan udara di sembilan lokasi di Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan, menargetkan apa yang disebutnya posisi militan berdasarkan “intelijen yang kredibel”.

    Serangan tersebut, yang berlangsung hanya selama 25 menit antara pukul 01:05 dan 01:30 waktu India, mengirimkan gelombang kejut ke seluruh wilayah, yang membuat penduduk terbangun karena ledakan yang menggelegar.

    Pakistan mengatakan hanya enam lokasi yang terkena serangan dan mengklaim telah menembak jatuh lima jet tempur India dan sebuah pesawat tak berawak – sebuah klaim yang belum dikonfirmasi oleh India.

    Islamabad mengatakan 26 orang tewas dan 46 orang terluka akibat serangan udara dan penembakan India di Garis Kontrol (LoC) – perbatasan de facto antara India dan Pakistan. 

    Sementara itu, militer India melaporkan bahwa 10 warga sipil tewas akibat penembakan Pakistan di sisi perbatasan de factonya.

    Eskalasi tajam ini terjadi setelah serangan militan mematikan bulan lalu terhadap wisatawan di Pahalgam di Kashmir yang dikelola India, yang mendorong ketegangan antara kedua negara yang memiliki senjata nuklir itu ke tingkat yang berbahaya. 

    India mengatakan memiliki bukti yang jelas yang menghubungkan teroris yang bermarkas di Pakistan dan aktor eksternal dengan serangan itu – sebuah klaim yang dibantah tegas oleh Pakistan. Islamabad juga telah menunjukkan bahwa India belum memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya.

     

     

     

    PETA PAKISTAN-INDIA. – Gambar merupakan tangkap layar dari nationsonline.org, Rabu (7/5/2025). Peta topografi menunjukkan wilayah Kashmir yang lebih luas dengan wilayah administrasi India dan Pakistan, negara-negara tetangga, perbatasan internasional, kota-kota besar, jalan raya utama, bandara utama, dan fitur geografis yang penting. (Tangkap layar nationsonline.org)

     

     

     

    Apakah serangan ini menandai eskalasi baru?

    Pada tahun 2016, setelah 19 tentara India tewas di Uri , India melancarkan “serangan bedah” melintasi LoC.

    Pada tahun 2019, pengeboman Pulwama , yang menewaskan 40 personel paramiliter India, memicu serangan udara jauh ke Balakot – tindakan pertama di Pakistan sejak 1971 – yang memicu serangan balasan dan pertempuran udara.

    Para ahli mengatakan pembalasan atas serangan Pahalgam menonjol karena cakupannya yang lebih luas, yang menargetkan infrastruktur tiga kelompok militan utama yang berbasis di Pakistan secara bersamaan.

    India mengatakan pihaknya menyerang sembilan target militan di seluruh Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan, menghantam jauh ke pusat-pusat utama Lashkar-e-Taiba (LeT), Jaish-e-Mohammed , dan Hizbul Mujahideen .

    Di antara target terdekat adalah dua kamp di Sialkot, hanya 6-18 km dari perbatasan, menurut juru bicara India.

    India mengatakan, serangan terparah terjadi di markas besar Jaish-e-Mohammed di Bahawalpur, 100 km di dalam wilayah Pakistan. Sebuah kamp LeT di Muzaffarabad, 30 km dari LoC dan ibu kota Kashmir yang dikelola Pakistan, dikaitkan dengan serangan baru-baru ini di Kashmir yang dikelola India, kata juru bicara tersebut.

    Pakistan mengatakan enam lokasi telah diserang, tetapi membantah tuduhan adanya kamp teror.

    “Yang mencolok kali ini adalah perluasan target India melampaui pola sebelumnya. Sebelumnya, serangan seperti Balakot difokuskan pada Kashmir yang dikelola Pakistan di seberang Garis Kontrol – perbatasan yang dimiliterisasi,” kata Srinath Raghavan, seorang sejarawan yang berbasis di Delhi, kepada BBC.

    “Kali ini, India telah menyerang Punjab Pakistan, melintasi Perbatasan Internasional, menargetkan infrastruktur, markas besar, dan lokasi yang diketahui di Bahawalpur dan Muridke yang terkait dengan Lashkar-e-Taiba. Mereka juga menyerang aset Jaish-e-Mohammed dan Hizbul Mujahideen. Ini menunjukkan respons yang lebih luas dan lebih luas secara geografis, yang menandakan bahwa banyak kelompok kini menjadi sasaran India – dan mengirimkan pesan yang lebih luas,” katanya.

    Perbatasan Internasional India-Pakistan adalah batas resmi yang diakui yang memisahkan kedua negara, membentang dari Gujarat hingga Jammu.

    Ajay Bisaria, mantan komisaris tinggi India untuk Pakistan, mengatakan kepada BBC bahwa apa yang dilakukan India adalah “respons Balakot plus yang dimaksudkan untuk membangun pencegahan, menargetkan pusat-pusat teroris yang diketahui, tetapi disertai dengan pesan de-eskalasi yang kuat”.

    “Serangan-serangan ini lebih tepat sasaran, lebih terarah, dan lebih terlihat dibandingkan sebelumnya. Oleh karena itu, [serangan-serangan ini] tidak dapat disangkal oleh Pakistan,” kata Tn. Bisaria.

    Sumber-sumber India mengatakan serangan itu ditujukan untuk “membangun kembali pencegahan”.

    “Pemerintah India menganggap pencegahan yang ditetapkan pada tahun 2019 sudah menipis dan perlu dibangun kembali,” kata Prof. Raghavan.

    “Hal ini tampaknya mencerminkan doktrin Israel bahwa pencegahan memerlukan serangan berkala dan berulang. Namun, jika kita berasumsi bahwa serangan balik saja akan mencegah terorisme, kita berisiko memberi Pakistan banyak insentif untuk membalas – dan hal itu dapat dengan cepat lepas kendali.”

     

    Akankah ini Berubah Menjadi Konflik yang Lebih Luas?

    Mayoritas pakar sepakat bahwa pembalasan dari Pakistan tidak dapat dihindari – dan diplomasi akan berperan.

    “Respons Pakistan pasti akan datang. Tantangannya adalah mengelola eskalasi tingkat berikutnya. Di sinilah diplomasi krisis akan menjadi penting,” kata Tn. Bisaria.

    “Pakistan akan mendapatkan saran untuk menahan diri. Namun kuncinya adalah diplomasi setelah tanggapan Pakistan untuk memastikan bahwa kedua negara tidak dengan cepat meningkatkan eskalasi.”

    Para pakar yang bermarkas di Pakistan seperti Ejaz Hussain, analis politik dan militer yang bermarkas di Lahore, mengatakan serangan bedah India yang menargetkan lokasi seperti Muridke dan Bahawalpur “sangat diantisipasi mengingat ketegangan yang terjadi”.

    Dr Hussain yakin serangan balasan mungkin terjadi.

    “Mengingat retorika media militer Pakistan dan tekad yang dinyatakan untuk menyelesaikan masalah, tindakan pembalasan, mungkin dalam bentuk serangan bedah melintasi perbatasan, tampaknya mungkin terjadi dalam beberapa hari mendatang,” katanya kepada BBC.

    Namun Dr. Hussain khawatir serangan bedah di kedua belah pihak dapat “meningkat menjadi perang konvensional yang terbatas”.

    Christopher Clary dari Universitas Albany di AS percaya, mengingat skala serangan India, “kerusakan yang terlihat di lokasi-lokasi utama”, dan korban yang dilaporkan, Pakistan kemungkinan besar akan membalas.

    “Melakukan hal sebaliknya pada dasarnya akan memberikan izin kepada India untuk menyerang Pakistan setiap kali Delhi merasa dirugikan dan akan bertentangan dengan komitmen militer Pakistan untuk membalas dengan ‘quid pro quo plus’,” kata Clary, yang mempelajari politik Asia Selatan, kepada BBC.

    “Mengingat target yang ditetapkan India berupa kelompok dan fasilitas yang terkait dengan terorisme dan militansi di India, saya pikir ada kemungkinan – tetapi masih jauh dari pasti – bahwa Pakistan akan membatasi diri pada serangan terhadap target militer India,” katanya.

    Meskipun ketegangan meningkat, beberapa ahli masih berharap terjadinya de-eskalasi.

    “Ada peluang yang cukup besar bahwa kita bisa lolos dari krisis ini hanya dengan satu putaran serangan balasan dan satu periode peningkatan tembakan di sepanjang Garis Kontrol,” kata Tn. Clary.

    Namun, risiko eskalasi lebih lanjut masih tinggi, menjadikan ini krisis India-Pakistan yang “paling berbahaya” sejak 2002 – dan bahkan lebih berbahaya daripada kebuntuan tahun 2016 dan 2019, tambahnya.

     

    Apakah Pembalasan Pakistan Kini Tak Terelakkan?

    Para ahli di Pakistan mencatat bahwa meskipun tidak ada histeria perang menjelang serangan India, situasi dapat berubah dengan cepat.

    “Kita memiliki masyarakat politik yang sangat terpecah belah, dengan pemimpin paling populer di negara ini yang berada di balik jeruji besi. Pemenjaraan Imran Khan memicu reaksi keras dari masyarakat yang anti-militer,” kata Umer Farooq, seorang analis yang berdomisili di Islamabad dan mantan koresponden Jane’s Defence Weekly.

    “Saat ini, masyarakat Pakistan jauh lebih enggan mendukung militer dibandingkan tahun 2016 atau 2019 – gelombang histeria perang yang biasa terjadi tidak terlihat jelas. Namun, jika opini publik bergeser di Punjab bagian tengah, tempat sentimen anti-India lebih menonjol, kita dapat melihat peningkatan tekanan sipil terhadap militer untuk mengambil tindakan. Dan militer akan kembali populer karena konflik ini.”

    Dr Hussain menyuarakan sentimen serupa.

    “Saya yakin kebuntuan saat ini dengan India memberikan kesempatan bagi militer Pakistan untuk mendapatkan kembali dukungan publik, khususnya dari kelas menengah perkotaan yang baru-baru ini mengkritiknya karena dianggap melakukan campur tangan politik,” katanya.

    “Postur pertahanan aktif militer sudah diperkuat melalui media arus utama dan sosial, dengan beberapa media mengklaim bahwa enam atau tujuh jet India ditembak jatuh.

    “Meskipun klaim-klaim ini memerlukan verifikasi independen, klaim-klaim ini berfungsi untuk memperkuat citra militer di antara segmen masyarakat yang secara konvensional mendukung narasi pertahanan nasional di masa ancaman eksternal.”

     

    Bisakah India dan Pakistan keluar dari jurang perpecahan?

    India sekali lagi berjalan di garis tipis antara eskalasi dan menahan diri.

    Tak lama setelah serangan di Pahalgam, India segera membalas dengan menutup perbatasan utama, menangguhkan perjanjian pembagian air, mengusir diplomat, dan menghentikan sebagian besar visa bagi warga negara Pakistan. 

    Pasukan di kedua belah pihak saling tembak-menembak dengan senjata ringan, dan India melarang semua pesawat Pakistan memasuki wilayah udaranya, mengikuti langkah Pakistan sebelumnya. 

    Sebagai tanggapan, Pakistan menangguhkan perjanjian damai tahun 1972 dan mengambil tindakan balasannya sendiri.

    Hal ini mencerminkan tindakan India setelah serangan Pulwama 2019, ketika negara itu dengan cepat mencabut status negara paling disukai Pakistan, mengenakan tarif tinggi, dan menangguhkan hubungan perdagangan dan transportasi utama.

    Krisis meningkat ketika India melancarkan serangan udara di Balakot, diikuti oleh serangan udara balasan Pakistan dan penangkapan pilot India Abhinandan Varthaman, yang semakin meningkatkan ketegangan. 

    Namun, saluran diplomatik akhirnya berhasil meredakan ketegangan, dengan Pakistan melepaskan pilot tersebut sebagai isyarat niat baik.

     

    SUMBER: BBC

  • India Mengebom Pakistan Setelah Serangan Teror, Tak Lama Berselang, Pakistan Membalas Serangan – Halaman all

    India Mengebom Pakistan Setelah Serangan Teror, Tak Lama Berselang, Pakistan Membalas Serangan – Halaman all

    India Mengebom Pakistan Setelah Serangan Teror, Tak Lama Berselang, Pakistan Membalas Serangan

    TRIBUNNEWS.COM- India melancarkan serangan udara terhadap Pakistan pada Selasa (6/5/2025) malam dan Rabu (7/5/2025) dini hari, membawa kedua negara bersenjata nuklir itu ke ambang perang.

    Kementerian Pertahanan India mengumumkan pihaknya telah melakukan serangan terhadap sembilan lokasi di seluruh negeri, dua minggu setelah militan bersenjata membunuh 26 turis di Kashmir yang dikelola India.

    Islamabad berjanji akan menanggapi apa yang disebutnya sebagai serangan “pengecut dan memalukan” yang dilancarkan oleh pesawat-pesawat di wilayah udara India.

    “Saya tegaskan: Pakistan akan menanggapi ini di waktu dan tempat yang dipilihnya sendiri. Provokasi keji ini tidak akan dibiarkan begitu saja,” kata juru bicara militer.

    “Pakistan sepenuhnya memiliki hak untuk menanggapi dengan tegas tindakan perang yang dipaksakan oleh India ini, dan tanggapan tegas sedang diberikan.”

    Militer Pakistan mengatakan rudal India menghantam dua kota di wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan, Kotli dan Muzaffarabad, serta sebuah masjid di kota Bahawalpur di provinsi Punjab. Pakistan mengklaim delapan warga sipil tewas dan 35 orang terluka.

    Namun, pernyataan dari militer India yang mengumumkan peluncuran Operasi Sindoor, yang merujuk pada bubuk merah yang dikenakan oleh wanita Hindu yang sudah menikah, mengatakan: “Tindakan kami terfokus, terukur, dan tidak bersifat eskalatif. Tidak ada fasilitas militer Pakistan yang menjadi sasaran.”

    PTV, layanan media pemerintah, melaporkan bahwa tentara Pakistan telah menembak jatuh dua jet India, mengutip sumber keamanan. Delhi belum menanggapi klaim tersebut pada Selasa malam.

    Presiden Donald Trump mengatakan ia berharap pertempuran akan segera berakhir ketika ia ditanya tentang serangan di Ruang Oval.

    India menuduh Pakistan mendalangi serangan teror Kashmir, salah satu serangan terburuk yang dialami negara itu dalam beberapa dekade.

    Islamabad membantah terlibat, sementara para pejabat mengatakan Delhi belum memberikan bukti apa pun atas keterlibatannya.

    Kedua negara bersenjata nuklir ini telah berperang beberapa kali memperebutkan Kashmir, yang dibagi selama Pemisahan tahun 1947.

    Serangan India menghantam masjid Subhanullah di Bahawalpur, yang diklaim intelijen India sebagai markas besar Jaish-e-Mohamed, kelompok teror yang bermarkas di Pakistan yang telah melakukan serangan di Kashmir.

    Rekaman yang diunggah di media sosial menunjukkan ledakan besar berwarna oranye yang menerangi malam sementara para penonton menyaksikannya dari pinggir jalan. Para pejabat Pakistan mengklaim seorang anak tewas dalam serangan itu.

    Daerah pedesaan dekat Muzaffarabad yang pernah digunakan oleh Lashkar-e-Taiba, kelompok teror di balik serangan tahun 2008 yang menewaskan 166 orang juga menjadi sasaran.

    Badan mata-mata Pakistan yang kuat, Inter-Services Intelligence (ISI), membantu mengatur pembantaian yang menghancurkan itu, menurut interogasi dalang Pakistan-Amerika, David Headley.

    Negara ini telah memelihara hubungan dekat dengan kelompok teror yang menarget India, terkadang menyalurkan para pejuang melintasi perbatasan ke Kashmir yang dikelola India. 

    Namun, Bapak Sharif menolak klaim Delhi bahwa Islamabad berada di balik serangan Pahalgam dan menyerukan “penyelidikan yang netral”. 

    Serangan rudal India terjadi pada hari yang sama ketika Narendra Modi, Perdana Menteri India, mengumumkan penandatanganan perjanjian perdagangan dengan Inggris. 

    Amerika Serikat juga semakin dekat dengan Delhi dalam beberapa bulan terakhir, dengan JD Vance, wakil residen, berkunjung menjelang kesepakatan tarif potensial. 

    Ketegangan di kawasan tersebut meningkat sejak serangan teror Kashmir pada tanggal 22 April, dengan Delhi mengumumkan berakhirnya partisipasinya dalam perjanjian air Indus tahun 1960, yang mengatur aliran sungai Indus antara kedua negara. 

    Sebelum pemogokan, Bapak Modi mengatakan bahwa “air India akan digunakan untuk kepentingan India” dan keputusan tersebut tidak akan dibatalkan.

    India terakhir kali melancarkan serangan udara melintasi perbatasan Pakistan pada tahun 2019, menghantam apa yang digambarkannya sebagai kamp pelatihan teror di Balakot setelah militan menewaskan 40 tentara India. 

    Putaran pertempuran ini mungkin lebih sulit dikendalikan, karena lebih banyak lokasi yang menjadi sasaran di Pakistan. 

    Para pejabat India mengatakan kepada The Telegraph dalam beberapa hari terakhir bahwa negara itu masih sangat trauma dengan serangan Mumbai dan merasa keseimbangan keamanan perlu dinilai ulang untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. 

    Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, mengatakan pada Selasa malam: “Kami akan memberikan respons yang jauh lebih hebat daripada serangan mereka sendiri. Mereka tidak hanya menyerang warga sipil, tetapi mereka melakukannya dari wilayah udara mereka sendiri.” 

    Mark Rutte, Sekretaris Jenderal PBB, meminta kedua pihak untuk menahan diri. “Dunia tidak mampu menanggung konfrontasi militer antara India dan Pakistan,” katanya. 

    Sadanand Dhume, seorang peneliti di lembaga pemikir American Enterprise Institute (AEI), mengatakan bahwa konflik yang meletus ini berpotensi meningkat melampaui aksi saling balas pada tahun 2019. 

    “Pada tahun 2019 dan 2025, India secara eksplisit mengisyaratkan pengekangan diri. Pesannya kepada Pakistan dan dunia: Kami harus melakukan sesuatu, tetapi kami tidak ingin ini menjadi tidak terkendali. Perbedaannya: Pada tahun 2019 Pakistan ikut bermain. Mereka melancarkan serangan balasan simbolis, menunjukkan kemurahan hati dengan memulangkan pilot MiG-21 India yang ditembak jatuh, dan tidak melakukan eskalasi lebih lanjut,” tulisnya di X. 

    Masjid Hancur di Wilayah Kashmir yang Dikelola Pakistan

    Beredar foto-foto sebuah masjid di Muzaffarabad, ibu kota Kashmir yang dikuasai Pakistan, yang dihancurkan oleh serangan India yang melukai sedikitnya seorang anak.

    Sisa puing-puing masjid terlihat di wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan.

    Seorang tentara berjaga di atap masjid yang hancur di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan.

    Orang-orang berdiri di dekat reruntuhan masjid di wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan.

     

    Pesawat tak dikenal jatuh di Kashmir

    Sebuah pesawat terbang jatuh di gedung sekolah dekat kota utama Kashmir yang dikelola India, AP melaporkan.

    Jet tersebut, yang asal usulnya tidak diketahui, jatuh pada Rabu pagi di desa Wuyan dekat Srinigar, ibu kota yang indah di wilayah Jammu dan Kashmir.

    Foto-foto di lokasi kejadian menunjukkan pesawat itu pecah menjadi beberapa bagian.

    Kecelakaan itu dilaporkan menyebabkan kebakaran besar yang memerlukan waktu beberapa jam bagi petugas pemadam kebakaran untuk memadamkannya.

    Jumlah korban tidak diketahui.

     

    Berikutnya Apa yang Akan Terjadi?

    Tak lama setelah melancarkan serangan militer terhadap sembilan lokasi di Pakistan, India menyatakan bahwa “keadilan telah ditegakkan”.

    Negara itu memilih membalas dendam menyusul pembantaian turis India di Kashmir pada bulan April oleh teroris, dan mereka menyalahkan Islamabad.

    Saat dunia dengan cemas menyaksikan bentrokan tersebut, pertanyaannya tetap: seberapa jauh eskalasi ini akan berlangsung dan mungkinkah ini merupakan perang antara dua musuh bebuyutan yang memiliki senjata nuklir?

    Dari semua pesan militer yang disampaikan Delhi, bahasa yang digunakannya dengan hati-hati tidak mengarah pada konflik terbuka yang tak terkendali, tetapi pada sejarah aksi saling balas dan konfrontasi yang terkendali.

     

    Sekolah ditutup di beberapa wilayah di India dan Pakistan

    Sekolah akan ditutup pada hari Rabu di beberapa wilayah di India dan Pakistan, BBC melaporkan.

    Pakistan telah menutup sekolah-sekolah di ibu kota Islamabad dan provinsi Punjab, dan otoritas di Kashmir yang dikelola India telah menutup semua lembaga pendidikan di lima wilayah.

     

     

    Tiga warga sipil India tewas, kata militer India

    Tiga warga sipil India tewas akibat penembakan Pakistan di Kashmir, klaim tentara India.

    Hal ini menambah jumlah korban tewas warga sipil menjadi 11 orang sejak konflik meningkat pada hari Selasa. Delapan orang lainnya di Pakistan, termasuk sedikitnya satu anak, tewas.

     

     

    Pakistan: ‘Balasan sudah dimulai’

    Pembalasan Pakistan terhadap serangan India “telah dimulai”, kata menteri pertahanan negara itu.

    Khawaja Muhammad Asif mengatakan kepada AFP: “Balasan sudah dimulai. Kami tidak akan butuh waktu lama untuk menyelesaikan masalah ini.”

    Tuan Asif juga menuduh Narendra Modi, Perdana Menteri India, menyerang Pakistan untuk “menopang” popularitasnya.

    Sebelumnya, Pakistan menyatakan akan membalas serangan itu, kata menteri kepada BBC

    Seorang menteri Pakistan mengatakan kepada BBC bahwa India telah “melewati batas kami” dan mengatakan Pakistan akan membalas.

    Attaullah Tarar, menteri informasi Pakistan, bereaksi terhadap berita bahwa India melancarkan serangan udara terhadap Pakistan.

    Menteri tersebut mengisyaratkan bahwa Pakistan akan menanggapi serangan India, yang disebutnya sebagai “agresi yang tidak dapat dibenarkan” dan “agresi yang benar-benar buta”. 

    Tarar berkata: “Kami tentu akan membalas. Respons kami adalah melalui darat dan udara.”

     

     

    India kehilangan lima pesawat, kata militer Pakistan

    Pakistan telah menembak jatuh lima pesawat India, kata juru bicara militer Pakistan.

    Juru bicara itu mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada pesawat Pakistan yang hilang pada malam pertempuran itu, yang menyebabkan kedua belah pihak saling tembak di sepanjang garis kontrol yang memisahkan kedua negara.

    Menteri Informasi Pakistan sebelumnya mengklaim bahwa tentara negara itu menembak jatuh tiga jet India dan satu pesawat tak berawak.

    Telegraph tidak dapat memverifikasi klaim tersebut secara independen.

     

     

     

    SUMBER: TELEGRAPH

  • Kapolres Belawan Dinonaktifkan karena Penembakan Pengadang Bersajam, Ini Respons Kompolnas

    Kapolres Belawan Dinonaktifkan karena Penembakan Pengadang Bersajam, Ini Respons Kompolnas

    MEDAN – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menilai tindakan Polda Sumatera Utara (Sumut) melakukan nonaktif terhadap Kepala Kepolisian Resor (Polres) Pelabuhan Belawan AKBP Oloan Siahaan dari jabatannya sebagai langkah positif terkait penembakan yang menyebabkan meninggal dunia remaja berinisial MS yang diduga pelaku tawuran.

    “Menurut saya, ini langkah positif sebagai catatan karena untuk menjamin bahwa semua proses yang kami lakukan tidak ada pengaruh dari kapolres,” ujar Anggota Kompolnas Choirul Anam dilansir ANTARA.

    Ia mengatakan dengan penonaktifan Kapolres Pelabuhan Belawan yang dilakukan pihak Polda Sumut itu juga sebagai langkah untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi.

    Menurut dia, tindakan yang dilakukan pihak Polda Sumatera Utara patut menjadi panutan untuk semua polda atau polres yang lain.

    Termasuk, kata Anam, ketika Kompolnas datang ke Polda Sumatera Utara sangat terbuka yang dinilai sebagai langkah positif jaminan proses tersebut dalam menunjukkan akuntabilitas dan transparansi institusi.

    Ia menjelaskan pihaknya masih melakukan penelitian secara detail terkait penembakan yang dilakukan Kapolres Belawan tersebut, sehingga dapat diketahui persoalan sebenarnya.

    “Kalau ada ancaman tindakan seperti apa, tindakan terukur apa tidak, kalau terukur bagaimana akuntabilitas pertanggungjawaban dalam terkait pelaporan penggunaan senjata dan lainnya, itu yang kami dalami,” ucapnya.

    Sebelumnya, Kapolda Sumatera Utara Irjen Whisnu Hermawan Februanto mengatakan kronologi tindakan penembakan yang menyebabkan terduga pelaku tawuran remaja berinisial MS, berawal dari tawuran antarkampung di kawasan Kecamatan Medan Labuhan, Medan, hingga sampai tol pada Minggu (4/5) dini hari.

    “Ketika itu Kapolres melintasi tol, terjadi pelemparan terhadap beberapa kendaraan yang melintasi di tempat tersebut,” kata dia.

    Kapolres Pelabuhan Belawan turun di lokasi untuk melerai tindakan tawuran itu, tetapi masyarakat itu melakukan perlawanan

    “Sehingga, Kapolres melakukan diskresi menembak kerumunan masyarakat yang mencoba mengganggu sekitar tol, ada korban. Kami turut berduka cita karena ada yang meninggal tadi pagi di rumah sakit,” ucapnya.

    Kemudian dilakukan penyisiran oleh Polres Pelabuhan Belawan yang dapat mengamankan kelompok yang diduga melakukan penghadangan dan tawuran sebanyak 20 orang.

    “Dari 20 orang tersebut, ada 14 orang positif ganja,” ujarnya.

    Dia menyebut sebanyak dua orang yang tertembak remaja berinisial MS yang meninggal dunia, dan satu orang berinisial B masih dilakukan perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara, Medan.

     

  • Polisi Didesak Transparan soal Remaja Tewas Ditembak Kapolres Belawan
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        6 Mei 2025

    Polisi Didesak Transparan soal Remaja Tewas Ditembak Kapolres Belawan Medan 6 Mei 2025

    Polisi Didesak Transparan soal Remaja Tewas Ditembak Kapolres Belawan
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Sumut menyoroti kasus penembakan yang menewaskan remaja berinisial MS (15) oleh Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Oloan Siahaan di Jalan Tol Belmera, Kota
    Medan
    .
    Penembakan tersebut terjadi pada Minggu (4/5/2025) dini hari.
    Kepala Operasional
    KontraS Sumut
    , Adinda Zahra Noviyanti, meminta agar penembakan yang dilakukan oleh Oloan terhadap MS diusut secara transparan dan profesional.
    “Jangan sampai korban (MS) dibunuh dua kali. Satu kali dibunuh nyawanya oleh peluru polisi,” kata Adinda melalui saluran telepon kepada Kompas.com pada Selasa (6/5/2025).
    “Kedua kali dibunuh karakternya melalui stigma yang dilekatkan, bahwa MS pelaku tawuran yang pantas mendapatkan tindakan tegas dan terukur,” lanjutnya.
    Adinda menegaskan bahwa seharusnya polisi melakukan penembakan untuk menghentikan aksi terduga pelaku, bukan untuk merenggut nyawa.
    Adinda juga mengapresiasi langkah Kapolda Sumut yang membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini, namun ia menekankan agar proses tersebut dilakukan secara transparan dengan standar dan ukuran yang jelas.
    Hal ini, katanya, dapat mengacu pada beberapa aturan konkret, seperti PERKAP 1/2009 tentang Penggunaan Kekuatan, PERKAP 8/2009, dan PERPOL 1/2022.
    “Kami juga ingin mengajak publik untuk mengawal kasus ini. Agar aparat tidak ringan tangan menggunakan senjata api serta lainnya,” sebut Adinda.

    Ia menegaskan bahwa penolakan penggunaan senjata api dalam pengendalian massa tawuran tidak berarti KontraS Sumut mendukung kejahatan.
    Sebaliknya, ia menilai bahwa penggunaan kekerasan tidak akan menyelesaikan akar persoalan utama tawuran.
    “Atas banyaknya letusan senjata api kepolisian yang menyebabkan hilangnya nyawa, sudah sepatutnya penggunaan senjata api oleh personel kepolisian dievaluasi secara total,” tambahnya.
    Insiden penembakan ini bermula ketika Oloan, yang sedang berada di posko pengamanan tawuran, melewati Tol Balmera dan mendapati para pelaku tawuran menyerangnya dengan senjata tajam.
    Oloan melepaskan tiga tembakan peringatan, namun diduga para pelaku menyerang balik dengan melempar mercon dan batu.
    Dalam situasi tersebut, Oloan melepaskan tiga tembakan ke arah kaki, namun tembakan tersebut meleset dan mengenai perut MS serta tangan D (17).
    MS kemudian meninggal dunia, sementara D masih dirawat di RS Bhayangkara.
    Oloan saat ini dinonaktifkan untuk sementara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jangan Biarkan Korban Dibunuh Dua Kali

    Jangan Biarkan Korban Dibunuh Dua Kali

    GELORA.CO – MS alias Syuhada (16), remaja asal Belawan, tewas dengan luka tembak di perut. Penembakan diduga dilakukan oleh Kapolres Belawan AKBP Oloan Siahaan saat membubarkan tawuran di sekitar Jalan Tol Belawan, Minggu, 4 Mei 2025. Namun hingga kini, belum ada bukti yang menyebut Syuhada terlibat dalam tawuran tersebut. 

    Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara mengecam keras kejadian ini dan menuntut pengusutan tuntas. “Pengusutan harus transparan, profesional, dan berpihak pada keadilan korban. Jangan sampai Syuhada dibunuh dua kali: oleh peluru polisi, lalu oleh stigma yang menuduhnya pelaku tawuran,” tegas Kepala Operasional KontraS Sumut, Adinda Zahra Noviyanti, Selasa, 6 Mei 2025. 

    Ia menyebut, terlalu sering polisi mencari pembenaran atas kekerasan dengan membangun citra negatif korban. “Tindakan tegas bukan berarti menembak mati. Penggunaan kekuatan harus melumpuhkan, bukan menghabisi nyawa,” ungkapnya.

    KontraS juga menuntut agar pengusutan ini disertai penerapan standar HAM yang ketat dan terbuka. Mereka mendesak agar proses ini mengacu pada regulasi yang ada seperti PERKAP 1/2009, PERKAP 8/2009, dan PERPOL 1/2022. Menurut mereka, pembentukan tim penyelidikan harus dibarengi dengan komitmen nyata untuk mempertanggungjawabkan setiap tembakan senjata api. 

    “Dukungan publik terhadap kekerasan dalam penegakan hukum hanya akan menormalisasi tindakan brutal aparat. Asas legalitas, proporsionalitas, dan nesesitas sering kali diabaikan hanya dengan dalih ‘tindakan tegas dan terukur’,” ujar Dinda. 

    KontraS juga mengingatkan bahwa kekerasan aparat tidak menyentuh akar persoalan tawuran yang marak di Medan, terutama di Belawan. “Mayoritas pelaku tawuran adalah anak-anak. Penggunaan senjata api tidak menyelesaikan masalah, justru memperpanjang siklus kekerasan,” tegasnya. 

    KontraS mendesak evaluasi menyeluruh terhadap penggunaan senjata api oleh aparat. “Kapolri harus memperketat pengawasan dan memastikan setiap prosedur kepolisian berjalan sesuai hukum.”tegas Dinda 

    Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto menyatakan telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini. Oloan Siahaan telah dinonaktifkan dari jabatannya untuk kelancaran penyelidikan. “Kami transparan. Kapolres sudah kami laporkan ke Mabes Polri untuk diperiksa secara menyeluruh,” kata Whisnu.