TNI Sita Panah, Hp, dan Bendera Bintang Kejora dari Tokoh OPM Enos Tipagau
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Satuan gabungan
TNI
menyita 6 anak panah hingga
bendera bintang kejora
setelah menembak mati Komandan Batalyon Kodap VIII Soanggama Organisasi
Papua
(OPM),
Enos Tipagau
.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan, Enos ditembak mati di jalur pelariannya, pada kawasan dataran tinggi Kampung Baitapa, Distrik Baitapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Sabtu (5/7/2025).
Saat menjemput jenazah Enos, tim gabungan menemukan sejumlah barang bukti berupa satu busur panah, enam anak panah, dua telepon genggam, satu
speaker
, satu noken, satu kalung, dan satu
bendera Bintang Kejora
.
Menurut Kristomei, operasi militer ini dilakukan dengan hati-hati dan melindungi masyarakat sipil.
“TNI tetap menjunjung tinggi prinsip legalitas, kehati-hatian, serta perlindungan terhadap warga sipil dalam setiap operasi di wilayah Papua,” ujar Kristomei, dalam keterangan resminya, Minggu (6/7/2025).
Menurut Kristomei, Enos merupakan tokoh OPM yang bertanggung jawab atas sejumlah aksi kekerasan.
Kelompoknya disebut kerap melancarkan serangan mendadak ke pos TNI/Polri dengan remaja dan anak-anak.
Enos juga disebut bertanggung jawab atas penyerangan sekolah, puskesmas, pembakaran hanoi adat, hingga penembakan warga sipil yang terdiri dari petani dan kuli proyek.
Berkat informasi masyarakat, kata Kristomei, Enos berhasil dilumpuhkan dengan serangan terukur, hingga tewas di tempat.
“Operasi ini dilakukan secara terukur, berdasarkan informasi dari masyarakat yang akurat,” tutur Kristomei.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kasus: penembakan
-
/data/photo/2025/06/20/6854f509dbff8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
TNI Sita Panah, Hp, dan Bendera Bintang Kejora dari Tokoh OPM Enos Tipagau
-
/data/photo/2025/06/24/685a9c396740b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dugaan Intervensi Saksi Anak dalam Kasus Tewasnya Gamma Ditembak Aipda Robig Regional 4 Juli 2025
Dugaan Intervensi Saksi Anak dalam Kasus Tewasnya Gamma Ditembak Aipda Robig
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Dugaan intervensi terhadap saksi anak bernisial V mengemuka saat video yang memperlihatkan dua orang dewasa memperebutkan remaja berstatus pelajar tersebut di halaman Pengadilan Negeri Semarang, Jawa Tengah, viral di Media Sosial, Rabu (2/7/2025).
V adalah saksi dari perkara penembakan yang dilakukan anggota Polrestabes Semarang
Aipda Robig
Zaenuddin terhadap seorang pelajar SMK N 4 Semarang Gamma Rizkynata November 2024.
V adalah seorang pelajar yang diduga berselisih dengan Gamma di jalan sebelum kejadian penembakan yang dilepaskan Aipda Robig.
Menurut Kuasa hukum keluarga Gamma sekaligus pendamping saksi V, Zainal Petir, sehari sebelum persidangan atau Senin, (30/6/2025), V sempat didatangi oleh seseorang yang mengaku sebagai anggota Polrestabes Semarang.
Orang tersebut, kata Zainal, meminta V untuk hadir di persidangan.
“Jadi, Senin sore itu dia didatangi oleh orang yang mengaku dari Polrestabes Semarang. Orang itu menyampaikan bahwa besok akan ada sidang dan V diminta hadir sebagai saksi. Lalu anak itu menjawab, ‘Waduh, saya enggak bisa, Pak. Saya dulu pernah dipanggil jadi saksi tapi batal. Dan saya juga sudah memberikan kuasa ke Pak Zainal Petir,’” kata Zainal menirukan keterangan V, Kamis (3/7/2025).
Meskipun V menolak, orang tersebut tetap bersikeras agar V hadir di persidangan.
“Berkata, ‘Enggak apa-apa, datang saja. Tapi enggak usah kasih tahu Zainal Petir,’” ucap Zainal.
Zainal menilai peristiwa tersebut mencurigakan dan menunjukkan adanya maksud terselubung dari oknum yang mengaku sebagai polisi.
“Menurut saya, ini ada yang janggal. Apalagi kabarnya, pagi harinya anak itu juga akan dijemput untuk dibawa ke pengadilan,” katanya.
V akhirnya bersaksi dalam sidang Robig dengan pendampingan kuasa hukumnya. Sidang berlangsung tertutup.
Zainal memastikan tidak ada intervensi siapa pun saat V bersaksi.
Sementara itu, Kuasa hukum Aipda Robig, Bayu Arif, pria yang berbaju hitam dalam video viral tersebut adalah seorang stafnya.
Bayu membantah adanya intimidasi yang dilakukan oleh staf timnya—yang juga merupakan sopir—terhadap saksi V.
“Saksi anak yang kemarin hadir itu atas permintaan penasihat hukum Aipda Robig. Kami tahu saksi anak harus dijaga. Tidak langsung dimasukkan ke pengadilan,” ujar Bayu di Mapolrestabes Semarang, Kamis (3/7/2025).
Menurutnya, staf tersebut bertugas mendampingi saksi anak hingga masuk ke ruang sidang.
“Driver kami saya minta menjaga saksi anak. Nanti saya telepon untuk diantar masuk, lalu ditinggal. Di ruang sidang saya yang melanjutkan,” jelasnya.
“Bagaimana intimidasi? Kami yang menghadirkan, kami tidak mungkin melarang masuk ke ruang sidang,” tegasnya.
Terkait keributan yang sempat terekam dalam sebuah video viral, Bayu enggan mengomentari lebih lanjut.
“Soal tarik-menarik, ya sesuai yang di video sajalah. Kami tidak mendeskripsikan,” ucapnya singkat.
Di sisi lain, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, membantah bahwa pria yang muncul dalam video tersebut adalah anggotanya.
“Dalam video yang ada di media sosial bukan anggota Polri,” ucap Artanto.
Terkait pernyataan Zainal mengenai kedatangan sejumlah polisi ke rumah saksi, Artanto menyatakan bahwa informasi tersebut akan didalami lebih lanjut.
“Hal tersebut informasi tersebut harus dilakukan pendalaman,” ujarnya.
Polda Jawa Tengah terus memantau perkembangan kasus ini dan berkomitmen untuk memastikan kebenaran informasi yang beredar.
Penembakan terhadap Gamma terjadi pada Minggu dini hari, 24 November 2024, saat Aipda Robig diduga menembaki sekelompok pemuda yang sedang melintas dengan sepeda motor di Jalan Candi Penataran Raya, Semarang.
Tembakan tersebut mengenai tiga siswa SMKN 4 Semarang.
Peluru yang dilepaskan Robig mengenai pinggul Gamma. Ia dinyatakan meninggal dunia. Dua rekannya, AD dan ST, mengalami luka tembak di dada dan tangan, namun berhasil selamat.
Di persidangan, Robig mengaku saat melepaskan tembakan ia mengira Gamma adalah begal.
(Penulis: Kontributor Kota Semarang: Muchammad Dafi Yusuf)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Video Sosok Pria Viral Adang Saksi Kasus Penembakan Gamma Oleh Aipda Robig
Video Sosok Pria Viral Adang Saksi Kasus Penembakan Gamma Oleh Aipda Robig
Video Diogo Jota dalam Angka
789 Views | Jumat, 04 Jul 2025 05:59 WIB
Seoorang pria berpakaian hitam tampak berupaya mengadang remaja berinisial V, yang merupakan saksi anak di bawah umur kasus polisi tembak siswa SMK hingga tewas. Kejadian itu terjadi di depan PN Semarang, sebelum sidang dimulai.
Sosok tersebut ternyata merupakan kuasa hukum dari terdakwa penembak Gamma, Aipda Robig Zaenudin.
Dian Fitriyanah – 20DETIK
-

Viral Pria Hadang Saksi di Sidang Gamma Ditembak Robig, Ini Sosoknya
Jakarta –
Viral seorang pria diduga menghadang saksi anak di bawah umur, V, saat hendak bersidang dalam kasus penembakan Gamma oleh Aipda Robig Zaenudin. Terungkap, ternyata pria yang menarik-narik saksi merupaka tim kuasa hukum Aipda Robig.
Dilansir detikJateng, video tersebut viral di media sosial, salah satunya diunggah akun @beritasemaranghariini. Tampak terjadi tarik-menarik antara kuasa hukum V, Zainal Petir, dan pria berbaju hitam di depan area pengadilan.
Dimintai konfirmasi, kuasa hukum keluarga Gamma sekaligus kuasa hukum V, menceritakan kronologi tarik-menarik yang terjadi sebelum sidang kasus penembakan Gamma oleh Terdakwa Aipda Robig, Selasa (1/7) lalu.
“Saksi ini anak di bawah umur, sudah menguasakan ke saya sebagai pendamping, maka saya ajak masuk ke sidang,” kata Zainal saat dihubungi, Kamis (3/7).
“Tapi untuk masuk pengadilan, saksi tidak diperbolehkan oleh orang itu, harus dengan dia. Lah kan aneh, makanya saya bawa, saya rangkul anaknya, tapi tetap digondeli, megangi,” lanjutnya.
Namun pada akhirnya, setelah kuasa hukumnya diperlihatkan, saksi diizinkan masuk dan memberi kesaksian.
“Setelah kita lakukan klarifikasi yang bersangkutan bukan anggota Polri. Yang bersangkutan merupakan staf dari lawyer-nya Saudara Robig,” kata Andika di Polrestabes Semarang.
Baca berita lengkapnya di sini.
(maa/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

2 Geng Saling Tembak, 3 Orang Terluka di Mal Georgia
JAKARTA – Polisi di Savannah, Georgia, menangani penembakan di mal yang menyebabkan tiga orang terluka. Insiden itu terjadi di Oglethorpe Mall, yang terletak di sisi selatan kota.
Polisi menyebut korban termasuk dua orang dewasa muda dan satu orang remaja. Penyelidikan atas insiden itu masih berlangsung.
Dilansir ABC News, Kamis, 3 Juli, Kepala Polisi Savannah Lenny Gunther mengatakan diduga ada dua kelompok yang saling tembak.
Dalam update informasi, Kepolisian Savannah mengatakan pada Rabu malam, mal tersebut telah disisir dan tidak ada lagi ancaman aktif.
-

Komisi I kutuk kebrutalan Israel yang tewaskan DirekturRS Indonesia
“Saya mengutuk kebrutalan Israel ini dan menyerukan semua pihak berupaya menghentikan genosida yang dilakukan Israel,”
Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta mengutuk kebrutalan Israel yang melakukan serangan terhadap bangunan perumahan di barat daya Kota Gaza yang turut menewaskan Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Dr. Marwan Al-Sultan pada Rabu (2/7).
“Saya mengutuk kebrutalan Israel ini dan menyerukan semua pihak berupaya menghentikan genosida yang dilakukan Israel,” kata Sukamta dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, Israel terus menerus menunjukkan kejahatannya yang luar biasa (extraordinary) dan tidak tunduk pada hukum maupun komitmen kemanusiaan.
“Ini jelas terlihat dari serangan-serangan brutal tentara Israel selama ini terhadap objek yang tidak boleh dijadikan target serangan, seperti warga sipil, fasilitas sipil, rumah sakit dan tenaga medis,” ujarnya.
Dia menilai serangan Israel terhadap RS Indonesia hingga menewaskan direkturnya telah jelas-jelas melanggar sejumlah aturan dan hukum internasional.
Dia memaparkan di antaranya Pasal 18 Konvensi Den Haag tahun 1907 tentang Hukum dan Kebiasaan Perang di Darat, yang melarang serangan terhadap rumah sakit, tempat medis, dan tenaga medis yang mengumpulkan, merawat, dan mengevakuasi orang yang terluka dan sakit dalam konflik bersenjata.
Selain itu, dia menyebut Israel telah melanggar Konvensi Jenewa keempat tahun 1949 dan Protokol Tambahan I tahun 1977, yang secara eksplisit menekankan perlindungan bagi rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya dari serangan.
“Pasal 18 Konvensi Jenewa keempat menyatakan fasilitas kesehatan harus dihormati dan dilindungi di semua waktu dan tidak boleh menjadi sasaran serangan, sedangkan Protokol Tambahan I menyatakan serangan terhadap fasilitas kesehatan yang tidak digunakan untuk aktivitas militer merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional yang cukup serius,” tuturnya.
Dia pun menekankan bahwa di samping menyerang fasilitas kesehatan dan tenaga medis, Israel juga melakukan serentetan kejahatan di Gaza. Misalnya, penyaluran bantuan hanya diperbolehkannya satu-satunya lewat Gaza Humanitarian Foundation (GHF).
Sukamta memandang kondisi tersebut sangat memprihatinkan sebab bantuan itu disebut-sebut sebagai “dead trap”, di mana ratusan jiwa melayang karena sedang mengantri bantuan makanan karena penembakan brutal penjajah Israel.
“Ditambah adanya kabar ditemukannya obat terlarang dalam bantuan makanan, semakin menambah penderitaan warga Gaza. Mereka sudah kelaparan tapi merasa khawatir untuk memakan karena ada kandungan obat terlarang,” ucapnya.
Dia lantas berkata, “Ini cara yang sangat keji dari penjajah Israel, menyiksa psikologis warga Palestina. Hingga aktivis kemanusiaan dunia menyebut kondisi seperti ini lebih buruk dari Holocaust.”
Oleh sebab itu, dia terus mendukung Pemerintah Indonesia agar bersikap lebih proaktif untuk mendesak Perserikatan Bangsa-Banga (PBB) dan seluruh negara di dunia untuk menghentikan genosida yang terjadi di Gaza, serta mendesak segera dibuka akses bantuan kemanusiaan seluas-luasnya.
Tak hanya itu, dia berharap kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto ke Arab Saudi yang dilanjutkan menghadiri pertemuan BRICS di Brasil membawa pula misi utama untuk penghentian genosida di Palestina.
“Termasuk, segera menunjuk Duta Besar RI untuk PBB di New York dan Jenewa karena upaya diplomasi yang proaktif sangat membutuhkan peran Dubes sebagai ujung tombaknya,” ujar dia.
Menurut laporan kantor berita Palestina WAFA, Rabu (2/7), dr. Marwan Al Sultan gugur bersama istri dan beberapa anaknya akibat serangan Israel terhadap gedung apartemen kediamannya di Gaza barat. Jenazah mereka telah dibawa ke RS Al-Shifa di Gaza.
Senada, organisasi kemanusiaan MER-C Indonesia memastikan bahwa dr. Marwan beserta keluarganya meninggal dalam serangan langsung terhadap kediaman mereka.
Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza sudah berulang kali menjadi sasaran tembak tentara Zionis Israel sejak memulai agresi terhadap wilayah kantong itu pada 7 Oktober 2023.
Fasilitas kesehatan tersebut terakhir diserang Israel pada akhir Mei lalu, sehingga menyebabkan kerusakan struktural parah dan menghambat layanan kesehatan warga setempat.
Sementara, sudah lebih dari 56.500 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, terbunuh dan 133.419 lainnya terluka dalam serangan brutal Zionis Israel terhadap Gaza.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Dalih Tentara Israel soal Perintah Tembak Warga Gaza Antre Bantuan
Jakarta –
Surat kabar Israel, Haaretz menyampaikan bahwa tentara Israel telah diperintah oleh komandan militer untuk menembaki kerumunan warga Palestina untuk membubarkan mereka. Pembubaran bertujuan untuk mebersihkan are lokasi distribusi bantuan di Gaza.
Ratusan tentara Israel yang melakukan penyerangan mengklaim bahwa mereka diperintahkan untuk menembaki warga sipil di sana. Para tentara tersebut menggunakan kekuatan mematikan yang tidak perlu terhadap orang-orang yang tampaknya tidak menimbulkan ancaman.
Advokat Jenderal Militer Israel mengatakan bahwa ia memerintahkan penyelidikan atas kemungkinan kejahatan perang atas tuduhan ini. Demikian dilaporkan Haaretz, dilansir dari Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (28/6/2025).
Bantahan Militer Israel
Militer Israel mengatakan kepada Reuters bahwa mereka tidak memerintahkan tentara untuk dengan sengaja menembaki warga sipil. Militer Israel menambahkan bahwa mereka ingin meningkatkan “respons operasional” di area bantuan dan baru-baru ini memasang pagar dan rambu baru, dan membuka rute tambahan untuk mencapai zona pembagian bantuan.
Haaretz mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, yang mengatakan bahwa unit militer yang dibentuk untuk meninjau insiden yang mungkin melibatkan pelanggaran hukum internasional itu, telah ditugaskan untuk memeriksa tindakan tentara di dekat lokasi bantuan selama bulan lalu.
Kepada Reuters, militer mengatakan bahwa beberapa insiden sedang ditinjau oleh otoritas terkait. Ditambahkannya: “Setiap tuduhan penyimpangan dari hukum atau arahan (militer Israel) akan diperiksa secara menyeluruh, dan tindakan lebih lanjut akan diambil sebagaimana diperlukan.”
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz juga membantah laporan media Israel, bahwa tentara-tentara Israel diperintahkan untuk menembaki warga Palestina yang mendekati lokasi bantuan di Gaza.
Dilansir kantor berita The Associated Press dan Al Arabiya, Sabtu (28/6/2025), Netanyahu dan Katz menyebut laporan harian Israel yang condong ke kiri, Haaretz tersebut sebagai “kebohongan jahat yang dirancang untuk mencemarkan nama baik militer”.
Ratusan Orang Tewas
Foto: Reuters
Lebih dari 500 warga Palestina telah tewas dan ratusan lainnya terluka saat mencari bantuan makanan sejak Yayasan Kemanusiaan Gaza yang baru dibentuk mulai mendistribusikan bantuan di wilayah itu sekitar sebulan yang lalu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Pada Jumat (27/6) ribuan orang berkumpul di sekitar pusat distribusi, menunggu pengiriman bantuan makanan. Tetapi hampir setiap hari ada laporan penembakan dan pembunuhan di rute menuju pusat distribusi bantuan.
Yang terbaru, para petugas medis mengatakan enam orang tewas akibat tembakan pada hari Jumat (27/6) waktu setempat saat mereka berusaha mendapatkan makanan di Jalur Gaza selatan.
Secara keseluruhan, lebih dari 500 orang tewas di dekat pusat bantuan yang dioperasikan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Amerika Serikat atau di area tempat truk-truk makanan PBB akan lewat sejak akhir Mei lalu, kata otoritas kesehatan Gaza
Halaman 2 dari 2
(dek/dek)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Tentara Israel Klaim Diperintah Tembaki Warga Gaza yang Antre Bantuan
Jakarta –
Sejumlah tentara Israel dilaporkan mengklaim bahwa mereka diperintahkan untuk menembaki warga sipil di lokasi distribusi bantuan di Gaza untuk membubarkan mereka. Para tentara tersebut menggunakan kekuatan mematikan yang tidak perlu terhadap orang-orang yang tampaknya tidak menimbulkan ancaman.
Ratusan warga Palestina telah tewas selama bulan lalu di sekitar area tempat makanan dibagikan, kata rumah sakit dan pejabat setempat.
Tentara-tentara Israel yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan kepada surat kabar Israel, Haaretz bahwa komandan militer telah memerintahkan pasukan untuk menembaki kerumunan warga Palestina guna membubarkan mereka dan membersihkan area tersebut.
Menyusul laporan tersebut, Advokat Jenderal Militer Israel mengatakan bahwa ia memerintahkan penyelidikan atas kemungkinan kejahatan perang atas tuduhan ini. Demikian dilaporkan Haaretz, dilansir dari Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (28/6/2025).
Militer Israel mengatakan kepada Reuters bahwa mereka tidak memerintahkan tentara untuk dengan sengaja menembaki warga sipil. Militer Israel menambahkan bahwa mereka ingin meningkatkan “respons operasional” di area bantuan dan baru-baru ini memasang pagar dan rambu baru, dan membuka rute tambahan untuk mencapai zona pembagian bantuan.
Haaretz mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, yang mengatakan bahwa unit militer yang dibentuk untuk meninjau insiden yang mungkin melibatkan pelanggaran hukum internasional itu, telah ditugaskan untuk memeriksa tindakan tentara di dekat lokasi bantuan selama bulan lalu.
Militer mengatakan kepada Reuters bahwa beberapa insiden sedang ditinjau oleh otoritas terkait.
Ditambahkannya: “Setiap tuduhan penyimpangan dari hukum atau arahan [militer Israel] akan diperiksa secara menyeluruh, dan tindakan lebih lanjut akan diambil sebagaimana diperlukan.”
Sebelumnya, ribuan orang berkumpul di sekitar pusat distribusi, menunggu pengiriman bantuan makanan, tetapi hampir setiap hari ada laporan penembakan dan pembunuhan di rute menuju pusat distribusi bantuan. Yang terbaru, para petugas medis mengatakan enam orang tewas akibat tembakan pada hari Jumat (27/6) waktu setempat saat mereka berusaha mendapatkan makanan di Jalur Gaza selatan.
Secara keseluruhan, lebih dari 500 orang tewas di dekat pusat bantuan yang dioperasikan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Amerika Serikat atau di area tempat truk-truk makanan PBB akan lewat sejak akhir Mei lalu, kata otoritas kesehatan Gaza.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5267446/original/042441800_1751104950-FotoJet__4_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)