Kasus: penembakan

  • Akal-akalan Israel Tak Ada Kelaparan di Gaza Tak Masuk Akal

    Akal-akalan Israel Tak Ada Kelaparan di Gaza Tak Masuk Akal

    Gaza City

    Kelaparan hebat terjadi di Jalur Gaza, Palestina yang terus dibombardir oleh Israel. Namun, Israel membuat klaim tak masuk akal soal tak ada kelaparan di Gaza.

    Dilansir AFP, situasi krisis di Jalur Gaza semakin memprihatinkan, dengan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam beberapa pekan terakhir memperingatkan akan terjadinya kelaparan yang mengancam jiwa seiring menipisnya pasokan bantuan.

    Tekanan internasional juga semakin meningkat untuk gencatan senjata guna memungkinkan operasi penyaluran bantuan secara besar-besaran.

    Namun pemerintah Israel, di bawah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, dengan tegas membantah tuduhan bahwa mereka menggunakan kelaparan sebagai senjata perang.

    Sementara itu, dilansir BBC pada Senin (28/7), menyebut kondisi saat ini sebagai “masa paling berat yang pernah saya alami sejak lahir. Ini adalah krisis dahsyat yang penuh penderitaan dan kondisi penuh kekurangan.”

    Pakar ketahanan pangan global belum mengklasifikasikan situasi di Gaza sebagai bencana kelaparan, tapi badan-badan di bawah PBB telah memperingatkan bahwa situasi kelaparan massal akibat perbuatan manusia tengah berlangsung di wilayah tersebut. Israel membantah atas kesalahan kontrol pangan berlebihan terhadap wilayah Palestina.

    Mereka–identitas para jurnalis disenyumbinyakan atas alasan keselamatan–menuturkan, kondisi paling menyakitkan saat ini adalah ketidakmampuan mereka memberi makan orang-orang terdekat, terutama anak kecil dan kelompok rentan.

    “Anak saya yang mengidap autisme tidak menyadari situasi yang tengah terjadi. Dia tidak bisa bicara dan tidak paham bahwa kami sedang terjebak di tengah peperangan,” ujar salah seorang juru kamera di Gaza yang memiliki empat anak.

    “Hari-hari belakangan dia sangat kelaparan, bahkan sampai memukul-mukul perutnya untuk mengisyaratkan bahwa dia ingin makan.”

    Jurnalis muda yang bertugas di Gaza selatan mengisahkan bahwa dia merupakan tulang punggung keluarga yang harus menghidupi orang tua dan saudaranya. “Saya terus memikirkan cara mendapatkan makanan untuk keluarga,” ujarnya.

    Israel Klaim Kirim Bantuan

    Israel mengatakan pihaknya telah mengirimkan bantuan melalui udara ke Jalur Gaza usai menghadapi kecaman internasional atas krisis kelaparan yang semakin dalam di wilayah Palestina. Israel juga akan membuka koridor kemanusiaan buntut kecaman tersebut.

    Dilansir AFP, Minggu (27/7/2025), sebelumnya Israel memberlakukan blokade total terhadap Gaza pada 2 Maret setelah perundingan gencatan senjata gagal. Pada akhir Mei, Israel mulai mengizinkan sedikit bantuan untuk dilanjutkan.

    Sebelum Israel mengumumkan pengiriman tujuh paket bantuan, Uni Emirat Arab telah mengatakan akan memulai kembali pengiriman bantuan dan Inggris mengatakan akan bekerja sama dengan mitra termasuk Yordania untuk membantu mereka.

    Keputusan untuk melonggarkan aliran bantuan muncul ketika badan pertahanan sipil Palestina mengatakan lebih dari 50 warga Palestina tewas dalam serangan dan penembakan Israel, beberapa di antaranya saat mereka menunggu di dekat pusat distribusi bantuan.

    “Ini akan memperbaiki situasi kemanusiaan, dan membantah “klaim palsu tentang kelaparan yang disengaja di Jalur Gaza”, tambahnya.

    PM Australia Heran dengan Klaim Israel

    Dilansir ABC Australia, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyatakan heran atas klaim Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang mengatakan “tidak ada kelaparan di Gaza.”

    Kepada anggota parlemen Partai Buruh yang dipimimpinnya, PM Albanese mengatakan pernyataan tersebut “tidak masuk akal.”

    Albanese melontarkan komentar tersebut menanggapi pertanyaan dari seorang anggota parlemen dari Partai Buruh tentang kapan Australia akan mengakui kenegaraan Palestina.

    PM Albanese sepertinya secara langsung mengkritik PM Netanyahu, yang mengunggah sebuah video ke X dengan mengatakan “tidak ada kelaparan di Gaza, tidak ada kebijakan kelaparan di Gaza.”

    PM Australia Heran dengan Pernyataan Israel yang Menyangkal Tidak Ada Kelaparan di Gaza (Foto: ABC Australia)

    Pernyataan tersebut juga pernah diucapkan oleh Wakil Duta Besar Israel untuk Australia, Amir Meron.

    “Klaim bahwa tidak ada kelaparan di Gaza tidak masuk akal,” kata PM Albanese kepada anggota Partai Buruh, menurut seorang juru bicara.

    Ia kemudian menjelaskan prasyarat Australia untuk mengakui Palestina, salah satunya “reformasi demokratis” di wilayah tersebut.

    Tapi ia mengindikasikan adanya hambatan yang bukannya tidak dapat diatasi, merujuk pada kutipan terkenal dari Nelson Mandela yang mengatakan “segalanya selalu tampak mustahil sampai terwujud.”

    Pemimpin Oposisi di Australia, Sussan Ley dari Partai Liberal, mengatakan ia “sangat terpukul melihat gambar-gambar” yang muncul dari Gaza, tetapi menolak mengatakan apakah menurutnya kelaparan sedang terjadi.

    “Ini adalah situasi yang kompleks di lapangan … saya senang melihat bantuan mengalir lebih jauh dan lebih baik,” ujarnya kepada para wartawan di Canberra.

    Belanda Bakal Panggil Dubes Israel

    Pemerintah Belanda mengatakan pihaknya akan memanggil Duta Besar (Dubes) Israel yang bertugas di wilayahnya. Pemanggilan itu dimaksudkan untuk menyampaikan kecaman terhadap situasi yang “tak tertahankan” di wilayah Jalur Gaza, yang terus dilanda perang.

    Rencana pemanggilan itu, seperti dilansir Reuters, Selasa (29/7/2025), diumumkan melalui sebuah surat pernyataan yang dirilis oleh pemerintah Belanda pada Senin (28/7) tengah malam waktu setempat.

    Disebutkan pemerintah Belanda dalam pernyataannya bahwa Duta Besar Israel akan dipanggil untuk mendengarkan kecaman terhadap situasi yang “tak tertahankan dan tak dapat dimaafkan” di wilayah Jalur Gaza, yang diselimuti perang antara Israel dan Hamas selama 21 bulan terakhir.

    Pemerintah Belanda, dalam pengumumannya, juga mengatakan akan memberlakukan larangan perjalanan terhadap dua menteri kontroversial Israel, yakni Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir, dan Menteri Keuangan, Bezalel Smotrich.

    Kedua menteri dalam kabinet pemerintah Israel, yang beraliran sayap kanan itu, tidak akan lagi diizinkan memasuki wilayah Belanda.

    Otoritas Belanda menuduh Ben-Gvir dan Smotrich telah berulang kali memicu kekerasan terhadap warga Palestina dan menyerukan “pembersihan etnis” di wilayah Jalur Gaza.

    Keputusan Belanda ini menyusul langkah serupa yang diambil terlebih dahulu oleh beberapa negara lainnya, seperti Inggris, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Norwegia, bulan lalu.

    Halaman 2 dari 4

    (rdp/rdp)

  • 4
                    
                        TNI Lumpuhkan 2 Anggota OPM, Sita Dokumen hingga Uang Puluhan Juta Rupiah
                        Nasional

    4 TNI Lumpuhkan 2 Anggota OPM, Sita Dokumen hingga Uang Puluhan Juta Rupiah Nasional

    TNI Lumpuhkan 2 Anggota OPM, Sita Dokumen hingga Uang Puluhan Juta Rupiah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Satuan Tugas Gabungan
    TNI
    melumpuhkan dua anggota Organisasi
    Papua
    Merdeka (
    OPM
    ) dalam operasi penindakan yang digelar di dua lokasi berbeda di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Selasa (22/7/2025) dan Rabu (23/7/2025).
    “Operasi ini merupakan bagian dari pelaksanaan tugas pokok TNI dalam
    Operasi Militer
    Selain Perang (OMSP) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025 tentang Perubahan atas UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI,” kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi dalam keterangannya, Selasa (29/7/2025).
    Dalam operasi ini, aparat juga mengamankan sejumlah dokumen penting, senjata, serta uang tunai puluhan juta rupiah yang diduga berkaitan dengan aktivitas separatis.
    Kedua anggota OPM yang dilumpuhkan adalah Lison Murib alias Limar Elas di Kampung Kunga, Distrik Ilaga, dan Alena Murib alias Alerid Murib di Kampung Gunalu, Distrik Onerik.
    Mereka diketahui aktif dalam aksi-aksi bersenjata dan teror terhadap masyarakat di wilayah pegunungan tengah Papua.
    Lison Murib diketahui masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak April 2020 usai terlibat dalam penembakan warga sipil di Mimika.
    Pada 2021, ia menjabat sebagai Danyon Kunga dan memperkuat struktur bersenjata OPM di Kabupaten Puncak.
    Dari lokasi operasi di Kampung Kunga, aparat menyita sejumlah barang bukti, antara lain uang tunai jutaan rupiah, lima unit telepon seluler, satu unit handy talky, teropong, senjata tajam, amunisi kaliber 5,56 mm, serta dokumen dan barang pribadi lain yang menunjukkan keterlibatan dengan jaringan separatis.
    Sementara dari lokasi di Kampung Gunalu, TNI menemukan uang tunai puluhan juta rupiah, empat magazen, amunisi kaliber 7,62 mm dan 5,56 mm, bendera Bintang Kejora, cap stempel TPNPB, serta dokumen berisi permintaan dana.
    Aparat juga menemukan perlengkapan komunikasi dan logistik yang dinilai memperkuat dugaan adanya aliran dana ilegal untuk mendukung aksi kelompok separatis.
    Temuan ini disebut mengindikasikan adanya praktik pemaksaan terhadap aparat pemerintah maupun masyarakat untuk mendanai kegiatan bersenjata di wilayah tersebut.
    “Namun di luar aspek penindakan, TNI tetap konsisten menjalankan pendekatan teritorial yang humanis dan dialogis, sebagai bagian dari upaya jangka panjang membangun stabilitas keamanan nasional, terutama di Papua,” ujar Kristomei.
    Ia menyebutkan, TNI akan terus menjalankan tugasnya untuk menjaga kedaulatan serta melindungi segenap masyarakat di Papua.
    Kapuspen juga menegaskan bahwa TNI dengan tangan terbuka akan menerima siapa pun dari kelompok separatis yang ingin kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Thailand dan Kamboja Bertemu di Malaysia, Sepakat Gencatan Senjata

    Thailand dan Kamboja Bertemu di Malaysia, Sepakat Gencatan Senjata

    Bisnis.com, JAKARTA — Para pemimpin Thailand dan Kamboja menggelar pertemuan di Putrajaya, Malaysia, dalam upaya mendesak untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di hari kelima konflik mematikan yang meletus di sepanjang perbatasan kedua negara pada Senin (28/7/2025).

    Dikutip melalui Reuters, pertemuan penting tersebut diinisiasi oleh Perdana Menteri Malaysia sekaligus Ketua Asean saat ini Anwar Ibrahim, dan dihadiri oleh Perdana Menteri Kamboja Hun Manet serta Pelaksana Tugas Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai.

    Turut hadir pula perwakilan dari dua kekuatan global, yakni Duta Besar Amerika Serikat dan China untuk Malaysia.

    Hun Manet melalui unggahan di platform X sebelumnya Twitter juga menyebut bahwa pertemuan ini bertujuan untuk menyepakati ceasefire atau gencatan senjata sesegera mungkin, yang juga didorong oleh intervensi diplomatik dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Dalam unggahannya, dia memperlihatkan foto meja pertemuan berbentuk U, dengan dirinya dan Phumtham duduk saling berhadapan, serta Anwar Ibrahim di posisi tengah sebagai tuan rumah.

    Pertemuan ini terjadi setelah konflik yang telah berlangsung sejak Kamis (24/7/2025) menciptakan krisis terburuk antara kedua negara dalam lebih dari satu dekade. Kedua pihak saling menuding sebagai pemicu awal bentrokan, yang kemudian meningkat dengan tembakan artileri berat dan serangan udara dari Thailand di sepanjang garis perbatasan sepanjang 817 kilometer.

    Kekerasan terbaru ini bermula dari insiden penembakan yang menewaskan seorang prajurit Kamboja pada Mei lalu, yang memicu pengerahan militer skala besar di wilayah perbatasan dan membuat runcing krisis diplomatik. Pemerintah koalisi Thailand bahkan sempat di ambang keruntuhan akibat ketegangan ini.

    Presiden Donald Trump, dalam panggilan telepon akhir pekan lalu kepada para pemimpin kedua negara, menyatakan bahwa dirinya tidak akan melanjutkan kesepakatan dagang dengan Thailand maupun Kamboja jika konflik tidak segera diakhiri.

    Namun menjelang pertemuan, Phumtham menyuarakan keraguan atas niat baik dari pihak Kamboja.

    “Kami tidak yakin dengan ketulusan Kamboja, tindakan mereka sejauh ini tidak mencerminkan upaya menyelesaikan masalah,” ujarnya kepada wartawan sebelum berangkat ke Malaysia, Senin (28/7/2025).

    Dia juga menegaskan bahwa Kamboja telah melanggar hukum internasional dan menyasar warga sipil, meski Kamboja membantah keras tuduhan itu dan justru menuding Thailand sebagai pihak yang menempatkan nyawa penduduk sipil dalam bahaya.

    Kendati perundingan perdamaian tengah berlangsung, laporan bentrokan masih terus terjadi di sejumlah titik perbatasan. Salah satunya, kondisi sebuah desa di Provinsi Sisaket, Thailand, sekitar 20 km dari garis batas, yang tampak hancur oleh tembakan artileri.

    Rumah-rumah penduduk rusak, toko-toko tutup, dan hanya kendaraan militer yang terlihat melintas di jalan utama, sementara dentuman artileri terdengar sesekali di kejauhan.

    Masyarakat internasional berharap pertemuan tingkat tinggi ini dapat menghasilkan langkah konkret menuju penghentian kekerasan dan dimulainya dialog damai yang berkelanjutan. Asean, sebagai organisasi kawasan, kini berada di bawah sorotan untuk membuktikan perannya dalam menjaga stabilitas dan perdamaian regional.

  • 10 Update Perang Thailand-Kamboja, Gencatan Senjata-Penembakan Massal

    10 Update Perang Thailand-Kamboja, Gencatan Senjata-Penembakan Massal

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kamboja dan Thailand sepakat melakukan gencatan senjata “segera dan tanpa syarat”, dalam langkah diplomatik penting yang dimediasi oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur, Senin (28/7/2025).

    Berikut update terbaru perang yang meletus antara dua negara tetangga ASEAN tersebut, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber:

    1. Thailand & Kamboja Resmi Gencatan Senjata di Malaysia

    Thailand dan Kamboja resmi menyetujui gencatan senjata, Senin (28/7/2025). Pengumuman resmi diberikan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim dan akan berlaku tengah malam nanti.

    “Baik Kamboja maupun Thailand mencapai kesepahaman bersama sebagai berikut,” ujar Anwar yang menjadi tuan rumah pertemuan di Putrajaya, Malaysia.

    “Pertama, gencatan senjata segera dan tanpa syarat yang berlaku mulai 24 jam waktu setempat, tengah malam tanggal 28 Juli 2025, malam ini,” tambahnya.

    PM Kamboja Hun Manet mengatakan gencatan senjata tanpa syarat yang disepakati dengan Thailand menawarkan peluang untuk “kembali normal”. Dalam update ini, belum ada pernyataan dari Penjabat PM Thailand Phumtham Wechayachai.

    “Solusi yang baru saja diumumkan oleh Perdana Menteri Anwar akan menjadi syarat bagi diskusi bilateral kita untuk kembali normal dalam hubungan,” kata Hun Manet.

    Sebelumnya pertempuran di perbatasan sudah terjadi sejak Kamis. Kedua negara berebut sejumlah kuil kuno. Hal ini menyebabkan 35 orang tewas. Sementara 200.000 orang lainnya mengungsi.

    2. Isi Lengkap Joint Press Release Gencatan Senjata Thailand-Kamboja

    “Pemerintah Malaysia, Kamboja, dan Thailand mengeluarkan Siaran Pers Bersama ini setelah Pertemuan Khusus yang dipimpin, diselenggarakan, dan disaksikan oleh Perdana Menteri Dato’ Seri Anwar Ibrahim di Putrajaya, Malaysia, serta dihadiri oleh Perdana Menteri Kamboja Samdech Moha Borvor Thipadei HUN Manet dan Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai. Pertemuan ini juga turut diselenggarakan bersama oleh Amerika Serikat dengan partisipasi aktif dari Republik Rakyat China untuk mendorong penyelesaian damai atas situasi yang sedang berlangsung.

    PM Hun Manet dan Penjabat PM Phumtham Wechayachai menyatakan posisi dan kesiapan mereka untuk segera melakukan gencatan senjata dan kembali ke kondisi normal.

    Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump telah melakukan kontak langsung dengan para pemimpin kedua negara dan mendesak mereka untuk mencari solusi damai terhadap situasi tersebut.

    Pihak China juga telah menjaga komunikasi erat dengan Kamboja, Thailand, Malaysia, serta negara terkait lainnya untuk secara aktif mendorong dialog, gencatan senjata, dan pemulihan perdamaian.

    Kehadiran dan kolaborasi semua pihak menegaskan komitmen bersama terhadap perdamaian, dialog, dan stabilitas kawasan.

    Kamboja dan Thailand telah mencapai kesepahaman bersama sebagai berikut:

    – Gencatan senjata segera dan tanpa syarat, yang mulai berlaku pukul 24.00 waktu setempat pada 28 Juli 2025. Ini merupakan langkah awal penting menuju penurunan ketegangan dan pemulihan perdamaian serta keamanan;

    – Mengadakan pertemuan informal para komandan militer regional (Militer Regional 1 dan 2 dari pihak Thailand serta Militer Regional 4 dan 5 dari pihak Kamboja) pada pukul 07.00 tanggal 29 Juli 2025, yang kemudian akan dilanjutkan dengan pertemuan para Atase Pertahanan yang dipimpin oleh Ketua ASEAN, jika disetujui kedua pihak; dan

    – Mengadakan pertemuan Komite Perbatasan Umum (GBC) pada 4 Agustus 2025 yang akan diselenggarakan oleh Kamboja.

    Sebagai Ketua ASEAN saat ini, Malaysia siap mengoordinasikan tim pengamat untuk memverifikasi dan memastikan pelaksanaan kesepakatan tersebut. Malaysia juga akan berkonsultasi dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya untuk berpartisipasi dalam upaya pengamatan ini, mencerminkan komitmen kawasan dalam mendukung perdamaian di lapangan.

    Kedua pihak juga sepakat untuk melanjutkan komunikasi langsung antara Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Pertahanan masing-masing negara.

    Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan dari Malaysia, Kamboja, dan Thailand telah diberikan mandat untuk mengembangkan mekanisme rinci terkait implementasi, verifikasi, dan pelaporan atas gencatan senjata ini. Mekanisme tersebut akan menjadi dasar untuk perdamaian jangka panjang dan akuntabilitas.

    Pertemuan ini menegaskan kembali tekad bersama Malaysia, Kamboja, dan Thailand untuk menjunjung prinsip hukum internasional, hidup berdampingan secara damai, serta kerja sama multilateral dalam mewujudkan penyelesaian yang adil dan berkelanjutan atas situasi ini.”

    Foto: CNBC INDONESIA
    Deal! Thailand -Kamboja Setuju Gencatan Senjata Mulai Tengah Malam

    3. China Sambut Upaya Damai Akhiri Konflik Kamboja-Thailand

    China menyatakan dukungannya terhadap upaya diplomatik untuk mengakhiri ketegangan militer antara Kamboja dan Thailand, menyusul perundingan damai yang digelar di Malaysia.

    “Kami menyambut baik dimulainya dialog antara Kamboja dan Thailand yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers, Senin (28/7/2025).

    Guo menegaskan pentingnya kedua negara menjaga stabilitas kawasan dengan menahan diri dan mengedepankan kepentingan rakyat masing-masing.

    “Kami berharap kedua belah pihak berlandaskan pada kepentingan bersama rakyat, menjunjung tinggi semangat perdamaian dan hubungan bertetangga yang baik. Tetap tenang dan menahan diri, melakukan gencatan senjata, dan mengakhiri konflik sesegera mungkin,” ujarnya.

    Pertemuan di Malaysia tersebut menjadi langkah lanjutan setelah serangkaian bentrokan di wilayah perbatasan yang memicu kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut di kawasan Asia Tenggara.

    China, sebagai salah satu kekuatan besar di kawasan, berperan aktif mendorong penyelesaian damai dalam konflik regional dan menyerukan stabilitas demi kelangsungan pembangunan dan kerja sama regional.

    4. Trump Inisiasi Gencatan Senjata

    Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengaku telah melakukan panggilan telepon larut malam kepada penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, untuk mendesak penyusunan gencatan senjata.

    “Kedua pemimpin sepakat untuk segera menyusun kerangka gencatan senjata,” kata Trump, Sabtu (26/7/2025) waktu setempat.

    Trump juga memperingatkan kedua negara terkait sanksi ekonomi. Ia mengancam akan menerapkan tarif tinggi apabila Thailand dan Kamboja tidak menyetujui perjanjian dagang bilateral yang ditawarkan.

    “Saya menantikan penandatanganan tarif setelah perdamaian,” ujarnya.

    5. Baku Tembak Masih Terjadi

    Menjelang pertemuan dan gencatan senjata, baik Thailand dan Kamboja masih saling serang, baik secara verbal maupun militer.

    “Kami tidak yakin Kamboja bertindak dengan itikad baik, berdasarkan tindakan mereka dalam menangani masalah ini,” kata Phumtham kepada wartawan di Bandara Bangkok.

    “Mereka perlu menunjukkan niat yang tulus, dan kami akan menilai itu selama pertemuan.”

    Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, menuduh Thailand melakukan invasi militer.

    “Pada hari kelima pertempuran, Thailand menginvasi wilayah Kamboja dengan senjata berat dan pengerahan pasukan besar-besaran,” ujarnya.

    6. Kondisi di Perbatasan Memburuk

    Militer Thailand menuduh pasukan Kamboja menempatkan penembak jitu di kuil perbatasan yang disengketakan serta membombardir wilayah Thailand dengan roket.

    “Situasi masih sangat tegang. Kami menduga Kamboja sedang mempersiapkan operasi militer besar sebelum masuk ke meja perundingan,” demikian pernyataan resmi militer Thailand.

    Pertempuran kini berlangsung di tujuh titik di sepanjang kawasan perbatasan pedesaan, termasuk wilayah hutan lebat dan lahan pertanian.

    7. Warga Sipil Jadi Korban

    Konflik telah menyebabkan lebih dari 138.000 warga Thailand mengungsi dari wilayah perbatasan. Di sisi lain, sekitar 80.000 warga Kamboja juga telah kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran.

    Di kota Surin, Thailand, yang jaraknya sekitar 30 km dari perbatasan, warga menyambut skeptis proses negosiasi.

    “Saya harap negosiasi berjalan lancar dan berakhir dengan gencatan senjata,” kata Lamduan Chuenjit, seorang petugas kebersihan berusia 58 tahun kepada AFP.

    “Tapi saya masih bertanya-tanya, seberapa bisa dipercaya Kamboja.”

    8. Perayaan Ulang Tahun Raja Dibatalkan

    Situasi genting ini bahkan berdampak pada institusi kerajaan. Perayaan ulang tahun ke-73 Raja Thailand Maha Vajiralongkorn yang dijadwalkan hari ini, resmi dibatalkan.

    Sebuah pengumuman di Lembaran Negara Kerajaan menyebut bahwa acara publik di Istana Agung Bangkok ditiadakan karena krisis keamanan yang sedang berlangsung.

    Foto: Kerabat korban menangis di dekat lokasi kejadian penembakan di sebuah pasar, yang menewaskan banyak orang, termasuk seorang pria bersenjata yang bunuh diri, di Bangkok, Thailand, Senin (28/7/2025). (REUTERS/Patipat Janthong)
    Kerabat korban menangis di dekat lokasi kejadian penembakan di sebuah pasar, yang menewaskan banyak orang, termasuk seorang pria bersenjata yang bunuh diri, di Bangkok, Thailand, Senin (28/7/2025). (REUTERS/Patipat Janthong)

    9. Penembakan Maut di Pasar Bangkok Thailand, 6 Tewas

    Penembakan massal mengguncang pasar yang biasa dipenuhi turis Or Tor Kor, di Bangkok, Thailand, Senin siang waktu setempat. Dalam update terbaru Reuters, dilaporkan enam orang tewas akibat peristiwa tersebut.

    “Setidaknya enam orang tewas ketika seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di sebuah pasar di ibu kota Thailand, Bangkok, pada hari Senin,” kata polisi Thailand dalam sebuah pernyataan.

    “Korban tewas termasuk pria bersenjata yang bunuh diri,” tambah Wakil Komisaris Biro Kepolisian Metropolitan, Charin Gopatta.

    Dalam keterangan lanjutan, polisi masih terus menyelidiki identitas pelaku, termasuk motifnya. Selain pelaku, lima orang yang tewas oleh pria bersenjata itu adalah petugas keamanan di pasar tersebut.

    “Tidak ada turis yang tewas atau terluka dalam insiden penembakan tersebut, ” kata seorang pejabat polisi di distrik Bang Sue, Sanong Saengmani, tempat pasar yang sebagian besar menjual hasil pertanian tersebut berada.

    Dalam rekaman video yang dibagikan polisi, tersangka menggunakan topi putih dan ransel di dadanya saat beraksi. Potretnya terlihat saat berjalan di area parkir pasar.

    Mengutip AFP kejadian terjadi tepat pukul 12.31 waktu Bangkok. Polisi juga mencari tahu apakah ada keterkaitan dengan pertempuran yang pecah di perbatasan, antara Thailand dan Kamboja.

    Pada Oktober 2023, seorang tersangka berusia 14 tahun menggunakan pistol modifikasi untuk membunuh dua orang dan melukai lima lainnya di sebuah mal mewah di pusat kota Bangkok. Setahun sebelumnya, seorang mantan polisi menewaskan 36 orang, termasuk 22 anak-anak, dalam serangan senjata api dan pisau di sebuah tempat penitipan anak di Thailand timur.

    10. Thailand Bantah Keras Tuduhan Senjata Kimia oleh Kamboja

    Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Thailand, pemerintah menyatakan bahwa Thailand tetap memegang teguh komitmennya terhadap Konvensi Senjata Kimia (CWC). Bangkok juga menegaskan tidak pernah mengembangkan, memproduksi, memiliki, maupun menggunakan senjata kimia dalam bentuk apa pun.

    “Thailand tidak pernah mengadopsi kebijakan untuk mengembangkan, memproduksi, memiliki, atau menggunakan senjata kimia dalam keadaan apa pun. Thailand tidak akan membiarkan kebohongan menutupi kebenaran,” tegas pernyataan Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand, Senin.

    Pernyataan ini disampaikan menyusul tudingan dari Letnan Jenderal Maly Socheata, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, yang mengklaim bahwa Thailand menggunakan gas beracun dalam insiden bentrokan terbaru di wilayah perbatasan yang disengketakan.

    Kementerian Luar Negeri Thailand menyebut tuduhan dari pihak Kamboja sebagai “kampanye disinformasi” yang disengaja dan tidak memiliki dasar fakta.

    “Tuduhan ini tidak berdasar. Ini adalah upaya untuk memutarbalikkan fakta di lapangan dan dengan sengaja merusak kredibilitas serta posisi Thailand di mata komunitas internasional,” tulis pernyataan resmi Kementerian tersebut.

    Sementara itu, belum ada komentar lanjutan dari pihak Kamboja terkait bantahan tersebut. Ketegangan antara Thailand dan Kamboja di wilayah perbatasan memang kerap memanas, namun ini kali pertama muncul isu dugaan penggunaan senjata kimia dalam konflik tersebut.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Potret Penembakan Massal di Bangkok Thailand, Mayat Ditutup Kain Putih

    Potret Penembakan Massal di Bangkok Thailand, Mayat Ditutup Kain Putih

    HOME

    MARKET

    MY MONEY

    NEWS

    TECH

    LIFESTYLE

    SHARIA

    ENTREPRENEUR

    CUAP CUAP CUAN

    CNBC TV

    Loading…

    `

    $(‘#loaderAuth’).remove()
    const dcUrl=”https://connect.detik.com/dashboard/”;

    if (data.is_login) {
    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    My Profile

    Logout

    ${suffix}
    `);

    $(“#alloCardIframe”).iFrameResize();

    } else {
    prefix = “

    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    REGISTER

    LOGIN
    ${suffix}
    `);
    }
    }

  • Geger Penembakan Massal di Bangkok Tewaskan 5 Orang, Inikah Motifnya?

    Geger Penembakan Massal di Bangkok Tewaskan 5 Orang, Inikah Motifnya?

    Jakarta

    Penembakan massal jarang terjadi di Thailand, tetapi belakangan semakin kerap dilaporkan. Pada Senin (28/7/205), seorang pria bersenjata menewaskan lima petugas keamanan dan melukai satu orang lainnya dalam penembakan massal di sebuah pasar makanan segar populer ibu kota Thailand.

    Tersangka melepaskan tembakan dengan senjata jenis pistol di Pasar Or Tor Kor di distrik Bang Sue, Bangkok, pukul 12.31 siang waktu setempat, menurut kepolisian Thailand, sebelum akhirnya tersangka juga bunuh diri.

    “Polisi sedang menyelidiki motifnya. Sejauh ini, ini adalah penembakan massal,” kata Wakil Kepala Polisi Bang Sue, Worapat Sukthai, kepada AFP.

    Dikutip dari Wion, Thailand juga memiliki sejarah penembakan massal dan seringkali melibatkan penyerang tunggal. Dalam beberapa dekade terakhir, Thailand telah menyaksikan beberapa serangan mematikan terkenal oleh pelaku tunggal.

    Insiden tersebut sebagian besar melibatkan senjata api, pisau. Pemerintah Thailand telah melakukan diskusi panjang mengapa beberapa orang memutuskan untuk melakukan kekerasan seperti itu di negara yang dikenal ‘happy place’ atau tempat yang bebas dengan kesenangan.

    Pada 2000-an, setidaknya 30 insiden kekerasan massal dilaporkan, seringkali melibatkan pemberontak, penjahat, dan teroris. Pada 2010-an, lebih dari dua lusin penembakan, pengeboman, dan serangan bersenjata dilaporkan, seringkali melibatkan banyak pelaku yang berafiliasi dengan kelompok teror atau pemberontak, atau kejahatan terorganisir.

    Namun, serangan tunggal untuk perampokan atau yang dikaitkan dengan masalah kesehatan mental mulai bermunculan pada 2020-an.

    Kaitan Motif dengan Narkoba-Kesehatan Mental

    Ketersediaan senjata, penggunaan narkoba, dan masalah kesehatan mental diyakini menjadi faktor-faktor di balik kasus tersebut.

    Negara ini memiliki kepemilikan senjata sipil tertinggi di Asia Tenggara, diperkirakan sekitar 15 senjata per 100 orang. Meskipun undang-undangnya ketat, penegakan hukumnya tidak konsisten. Senjata api ilegal diselundupkan ke Thailand dari zona konflik di negara-negara tetangga.

    Penyalahgunaan narkoba metamfetamin terus meningkat. Baik pelaku penyerangan yang terjadi sebelumnya di 2020 maupun 2022 memiliki riwayat penyalahgunaan narkoba. Kedekatan Thailand dengan kawasan perdagangan narkoba yang dikenal sebagai ‘Segitiga Emas’ berkontribusi terhadap meluasnya perdagangan, penggunaan, dan kecanduan narkoba.

    Investigasi telah mengungkapkan sebagian besar pelaku penyerangan memiliki keluhan pribadi, seperti ketidakharmonisan rumah tangga, konflik di tempat kerja, dan kondisi kesehatan mental. Keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan mental di Thailand merupakan masalah yang terus berulang.

    Pemerintah dan masyarakat prihatin dengan meningkatnya kekerasan di Thailand.
    Serangan-serangan baru-baru ini telah menyebabkan peningkatan pengawasan terhadap pengendalian senjata api. Masyarakat telah menuntut peningkatan fasilitas perawatan kesehatan mental. Reformasi kepemilikan senjata api dan penegakan hukum narkoba merupakan area perhatian utama.

    (naf/kna)

  • Israel Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Via Udara Usai Panen Kecaman

    Israel Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Via Udara Usai Panen Kecaman

    Jakarta

    Israel mengatakan pihaknya telah mengirimkan bantuan melalui udara ke Jalur Gaza usai menghadapi kecaman internasional atas krisis kelaparan yang semakin dalam di wilayah Palestina. Israel juga akan membuka koridor kemanusiaan buntut kecaman tersebut.

    Dilansir AFP, Minggu (27/7/2025), sebelumnya Israel memberlakukan blokade total terhadap Gaza pada 2 Maret setelah perundingan gencatan senjata gagal. Pada akhir Mei, Israel mulai mengizinkan sedikit bantuan untuk dilanjutkan.

    Sebelum Israel mengumumkan pengiriman tujuh paket bantuan, Uni Emirat Arab telah mengatakan akan memulai kembali pengiriman bantuan dan Inggris mengatakan akan bekerja sama dengan mitra termasuk Yordania untuk membantu mereka.

    Keputusan untuk melonggarkan aliran bantuan muncul ketika badan pertahanan sipil Palestina mengatakan lebih dari 50 warga Palestina tewas dalam serangan dan penembakan Israel, beberapa di antaranya saat mereka menunggu di dekat pusat distribusi bantuan.

    “Ini akan memperbaiki situasi kemanusiaan, dan membantah “klaim palsu tentang kelaparan yang disengaja di Jalur Gaza”, tambahnya.

    Sementara itu, militer Israel melalui Telegramnya mengumumkan bahwa mereka “melaksanakan pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengizinkan dan memfasilitasi masuknya bantuan ke Jalur Gaza,”.

    Israel sebelumnya mengatakan koridor kemanusiaan bagi konvoi bantuan PBB untuk mengirimkan makanan dan obat-obatan juga akan ditetapkan.

    Ini akan memperbaiki situasi kemanusiaan, dan membantah “klaim palsu tentang kelaparan yang disengaja di Jalur Gaza”, tambahnya.

    Kementerian Luar Negeri Israel juga menambahkan pihaknya akan melakukan jeda kemanusiaan.

    “Jeda kemanusiaan akan berlaku di beberapa wilayah Gaza pada Minggu pagi untuk memfasilitasi pengiriman bantuan,” katanya.

    Truk Bantuan Mulai Bergerak dari Mesir ke Gaza

    Dilasir Reuters, puluhan truk yang membawa berton-ton bantuan kemanusiaan mulai bergerak menuju perlintasan Karam Abu Salem (Kerem Shalom) di Gaza selatan. Hal itu dilaporkan kata koresponden Al Qahera dari perlintasan perbatasan Rafah antara Mesir dan Gaza.

    Organisasi-organisasi bantuan internasional mengatakan terjadi kelaparan massal di antara 2,2 juta penduduk Gaza, dengan persediaan makanan menipis setelah Israel memutus semua pasokan ke wilayah tersebut pada bulan Maret, sebelum melanjutkannya pada bulan Mei dengan pembatasan baru.

    Israel mengatakan telah membiarkan cukup banyak makanan masuk ke Gaza dan menuduh Perserikatan Bangsa-Bangsa gagal mendistribusikannya. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan mereka beroperasi seefektif mungkin di bawah pembatasan Israel.

    (yld/gbr)

  • Gunakan Senpi Laras Pendek, KKB di Intan Jaya Papua Tengah Tembak Warga Sipil Saat Melayani Pembeli
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 Juli 2025

    Gunakan Senpi Laras Pendek, KKB di Intan Jaya Papua Tengah Tembak Warga Sipil Saat Melayani Pembeli Regional 26 Juli 2025

    Gunakan Senpi Laras Pendek, KKB di Intan Jaya Papua Tengah Tembak Warga Sipil Saat Melayani Pembeli
    Tim Redaksi
    INTAN JAYA, KOMPAS.com
    – Kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali melakukan aksi kekerasan. Mereka menembak seorang warga sipil, Joni Hendra, hingga tewas di Kampung Wandoga, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Jumat (25/7/2025).
    Kepala Operasi Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) Faizal Ramadhani, mengungkapkan bahwa penembakan terjadi dari jarak dekat menggunakan senjata api laras pendek.
    “Saat itu, korban sedang melayani pembeli pinang. Pelaku yang merupakan anggota KKB mendatangi kios dari jarak sekitar 7 meter dan langsung menembak korban,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (26/7/2025).
    Setelah melakukan penembakan, pelaku melarikan diri ke arah perbukitan di atas Kampung Wandoga.
    Korban segera dilarikan ke Puskesmas Bilorai, namun sayangnya tidak dapat diselamatkan.
    “Korban langsung dilarikan ke Puskesmas, tetapi tidak tertolong,” kata Faizal.
    Faizal mengecam keras aksi penembakan yang dilakukan anggota KKB terhadap warga sipil di wilayah tersebut.
    “Kami mengutuk aksi penembakan ini. Satgas telah bergerak cepat dan melakukan pengejaran terhadap pelaku yang merupakan anggota KKB,” tegasnya.
    Sebelumnya, penembakan terjadi sekitar pukul 13.40 WIT dan mengakibatkan korban meninggal dunia meskipun sempat dilarikan untuk mendapatkan perawatan medis.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gunakan Senpi Laras Pendek, KKB di Intan Jaya Papua Tengah Tembak Warga Sipil Saat Melayani Pembeli
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 Juli 2025

    Seorang Warga Sipil Tewas Ditembak KKB di Intan Jaya Papua Tengah Regional 26 Juli 2025

    Seorang Warga Sipil Tewas Ditembak KKB di Intan Jaya Papua Tengah
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Kelompok kriminal bersenjata (
    KKB
    ) kembali melakukan aksi kekerasan di Kabupaten
    Intan Jaya
    , Papua Tengah, Jumat (25/7/2025).
    Seorang warga sipil bernama
    Joni Hendra
    tewas ditembak anggota KKB di Kampung Wandoga, Distrik Sugapa, sekitar pukul 13.40 WIT.
    Kepala Operasi Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) Faizal Ramadhani, membenarkan peristiwa penembakan tersebut.
    “Iya benar, korban merupakan warga sipil yang ditembak oleh KKB di Kampung Wandoga,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (26/7/2025).
    Faizal menjelaskan, korban sempat dilarikan ke Puskesmas Bilorai pada pukul 13.45 WIT, namun nyawanya tidak tertolong akibat luka tembak serius yang dideritanya.
    “Korban sempat dievakuasi untuk mendapatkan pertolongan, namun karena luka tembak yang dialami sangat serius, sehingga korban dinyatakan meninggal dunia,” ujarnya.
    Personel Satgas Damai Cartenz langsung merespons dengan bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan identifikasi dan pengejaran terhadap pelaku yang merupakan anggota KKB di wilayah Puncak Jaya.
    “Sekitar 15 menit pascapenembakan, anggota kami dari Satgas Damai Cartenz langsung mendatangi lokasi kejadian dan mengamankan situasi, sekaligus melakukan upaya pengejaran terhadap pelaku,” ujarnya.
    Faizal menegaskan, pihaknya tidak akan memberikan ruang bagi kelompok bersenjata yang terus melakukan kekerasan terhadap warga sipil di Papua.
    “Kami terus melakukan pengejaran terhadap pelaku yang merupakan KKB di wilayah Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Periksha gambarkan adegan penembakan nyata dalam inovasi baru

    Periksha gambarkan adegan penembakan nyata dalam inovasi baru

    Ini bukan hanya tentang memiliki izin, tetapi juga bagaimana menggunakan senjata dengan bijak dan sesuai hukum

    Denpasar (ANTARA) – Perkumpulan Pemilik Izin Khusus Senjata Api Bela Diri Indonesia (Periksha) menggambarkan suasana-suasana penembakan nyata yang pernah terjadi di Indonesia dalam inovasi baru yang disampaikan saat asah keterampilan di Bali.

    Ketua Umum DPP Periksha Bambang Soesatyo atau Bamsoet di Denpasar, Sabtu, mengatakan pembuatan adegan tiga dimensi ini inovasi baru bagi pemilik izin senjata api di Indonesia itu untuk mengingatkan pemilik senjata api terkait langkah mengantisipasi dan merespons setiap ancaman.

    “Kalau yang pertama di Jakarta kita buat seadanya, sekarang luar biasa dengan tiga dimensi, ada mobil Mercy, ada mobil Jeep, ada Harley dan seterusnya, dibuat ini kejadian yang sebenarnya pernah terjadi di Indonesia,” kata Bamsoet.

    “Seperti misalnya perampokan dengan korban tujuh yang tewas, lalu kemudian perampokan di ATM dan banyak lainnya,” katanya.

    Wakil Ketua Asah Keterampilan Periksha 2025 Hadi Susilo menjelaskan skenario dalam setiap bilik merupakan kejadian kriminalitas yang direkomendasikan Polri untuk dijadikan bahan berlatih.

    Organisasi sengaja membuat latihan senyata mungkin tidak sekadar menggunakan papan, ini demi efektivitas membentuk kesigapan dan keterampilan para pemilik senjata api bela diri, tidak hanya sekadar memiliki senjata untuk arogansi.

    “Misalnya perampokan di dalam rumah sehingga terjadi penyekapan dan tujuh orang anggota keluarga dalam rumah itu meninggal, lalu perampokan selagi di dalam mobil, kita dikepung tiga orang begal, dan skenario saat kita ngambil uang di ATM ditodong pembegal,” ujar Hadi Susilo.

    Sebanyak seratus lebih pemilik senja api dari seluruh Indonesia datang langsung ke Lapangan Tembak Tohpati Denpasar untuk mengasah kemampuan.

    Hadi Susilo mengatakan para peserta datang membawa senjata apinya masing-masing dengan didominasi jenis pistol berpeluru tajam, karet, dan optik.

    Ketua DPD Periksha Bali Made Muliawan Arya menambahkan bahwa ajang yang digelar di Bali ini sekaligus menjadi tempat belajar dan mengumpulkan lagi pemilik-pemilik senjata api untuk diajak bergabung dalam organisasi.

    Dengan bergabung dalam organisasi pemilik izin khusus, maka mereka paham aturan dalam menggunakannya dan menjadi pemilik yang legal.

    “Latihan ini kami gelar untuk mengasah keterampilan, memperkuat rasa tanggung jawab, dan memastikan para pemilik senjata api bisa menggunakannya dengan aman dan sesuai aturan, bukan untuk bergaya koboi di jalanan,” kata Made Muliawan.

    “Ini bukan hanya tentang memiliki izin, tetapi juga bagaimana menggunakan senjata dengan bijak dan sesuai hukum,” lanjutnya.

    Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.