Kasus: penembakan

  • Rebut Senjata Penembak Bondi, Ahmed Tak Menyesal Meski Diberondong Peluru

    Rebut Senjata Penembak Bondi, Ahmed Tak Menyesal Meski Diberondong Peluru

    Sydney

    Ahmed al Ahmed, seorang warga sipil Australia yang menuai pujian global karena merebut senjata pelaku penembakan massal di Pantai Bondi, sedang dalam pemulihan di rumah sakit setelah menjalani operasi untuk mengeluarkan peluru-peluru dari tubuhnya.

    Ahmed, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Selasa (16/12/2025), mengakui tidak menyesal telah menyergap pelaku penembakan dengan tangan kosong meskipun kini dia merasakan sakit yang luar biasa. Ahmed bahkan mengatakan akan melakukan hal yang sama meskipun diberondong peluru.

    Pernyataan terbaru Ahmed itu disampaikan melalui Sam Issa, seorang pengacara imigrasi yang mendampinginya. Issa datang mengunjungi Ahmed di Rumah Sakit St George di Kogarah, Sydney bagian selatan, pada Senin (15/12) malam waktu setempat.

    “Dia (Ahmed-red) tidak menyesali apa yang telah dilakukannya. Dia mengatakan akan melakukannya lagi. Tetapi rasa sakitnya mulai membebani dirinya,” kata Issa.

    “Dia sama sekali tidak sehat. Tubuhnya penuh luka tembak. Pahlawan kita sedang berjuang saat ini,” ucapnya menceritakan kondisi Ahmed di rumah sakit.

    Dituturkan Issa bahwa Ahmed menderita lima luka tembak yang tersebar di lengan kirinya, dengan satu peluru yang menembus hingga ke bagian belakang tulang belikat sebelah kiri belum berhasil dikeluarkan.

    Sebelumnya dilaporkan bahwa Ahmed terkena dua tembakan saat bergulat dengan pelaku untuk merebut senjatanya saat penembakan massal berlangsung di area Pantai Bondi pada Minggu (14/12) waktu setempat. Sedikitnya 15 orang tewas dan lebih dari 40 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Saat Ahmed sedang dalam pemulihan dari operasi pertamanya di rumah sakit, Issa mengkhawatirkan kliennya akan kehilangan lengan kirinya. Dalam foto yang diambil di rumah sakit, terlihat lengan kiri Ahmed diperban sepenuhnya.

    “Kondisinya jauh lebih buruk dari yang diperkirakan. Ketika Anda membayangkan sebuah peluru di lengan, Anda tidak membayangkan cedera serius, tetapi dia telah kehilangan banyak darah,” tutur Issa.

    Kondisi Ahmed di rumah sakit setelah menjalani operasi untuk mengeluarkan peluru dari tubuhnya Foto: AFP PHOTO/NSW Premier’s Department/HANDOUT

    Ahmed, yang seorang Muslim dan berasal dari Suriah, tiba di Australia pada tahun 2006. Dia mendapatkan status kewarganegaraan Australia pada tahun 2022, dengan Issa menyebut Ahmed berjuang keras untuk bisa memperoleh kewarganegaraan Australia setelah melarikan diri dari perang sipil di Suriah.

    Di Sydney, Ahmed yang berusia 44 tahun ini menjadi pemilik toko tembakau. Dia juga seorang ayah dari dua anak perempuan yang berusia 5 tahun dan 6 tahun.

    Dituturkan Issa bahwa Ahmed merasa “berhutang budi” kepada masyarakat Australia setelah dia berhasil mendapatkan status kewarganegaraannya.

    “Ahmed adalah seorang pria yang rendah hati, dia tidak tertarik pada pemberitaan, dia hanya melakukan apa yang harus dia lakukan sebagai manusia pada hari itu,” kata Issa dalam penuturannya.

    “Dia merasa bersyukur karena berada di Australia. Ini adalah caranya untuk menyampaikan rasa terima kasihnya karena bisa tinggal di Australia, karena telah diberikan kewarganegaraan,” sebutnya.

    “Dia benar-benar menghargai masyarakat ini, dan dia merasa bahwa sebagai anggota masyarakat, dia harus bertindak seperti itu dan berkontribusi,” ucap Issa.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/dhn)

  • 8
                    
                        Ibu Penembak Bondi Beach Beberkan Rencana Pelaku Sebelum Beraksi
                        Internasional

    8 Ibu Penembak Bondi Beach Beberkan Rencana Pelaku Sebelum Beraksi Internasional

    Ibu Penembak Bondi Beach Beberkan Rencana Pelaku Sebelum Beraksi
    Penulis
    SYDNEY, KOMPAS.com –
    Ibu Naveed Akram, salah satu pelaku penembakan dalam acara Hanukkah di Bondi Beach, Sydney, mengaku sempat berkomunikasi dengan putranya beberapa jam sebelum tragedi terjadi.
    Percakapan itu berlangsung pada Minggu (14/12/2025) pagi, ketika Naveed menghubunginya dari rumah.
    Dalam pembicaraan singkat tersebut, tidak ada tanda-tanda yang mengarah pada rencana penyerangan. Sang ibu pun mengaku terpukul dan tidak percaya anaknya terlibat dalam aksi mematikan itu.
    Kepada
    Sydney Morning Herald
    , ibu Naveed yang bernama Verena menceritakan percakapan terakhirnya dengan sang anak.
    Ia mengatakan, Naveed menelepon untuk memberi kabar bahwa dirinya baru selesai berenang dan menyelam, lalu berencana mencari makan sebelum beristirahat di rumah.
    “Ia bilang akan tetap di dalam karena cuaca sedang panas,” ujar Verena, seperti dikutip
    Sydney Morning Herald
    .
    Sebelumnya, Naveed dan ayahnya, Sajid Akram, sempat menyampaikan kepada keluarga bahwa mereka berencana menghabiskan akhir pekan dengan memancing di Jervis Bay, sekitar 200 kilometer di selatan Sydney. Namun, rencana tersebut tidak terwujud.
    Naveed Akram dan ayahnya, Sajid Akram, telah diidentifikasi sebagai pelaku serangan yang menewaskan 16 orang pada Minggu (14/12/2025).
    Sajid, yang berusia 50 tahun dan dikenal sebagai pemilik toko buah, tewas setelah ditembak polisi di lokasi kejadian.
    Sementara itu, Naveed yang berusia 24 tahun dilarikan ke rumah sakit dan hingga kini masih berada dalam kondisi kritis.
    Verena menegaskan, ia sama sekali tidak percaya putranya terlibat dalam aksi teror. Menurutnya, Naveed adalah anak yang baik dan tidak pernah menunjukkan perilaku bermasalah.
    “Siapa pun pasti ingin memiliki anak seperti anak saya. Dia anak yang baik,” kata Verena.
    Dalam wawancara tersebut, Verena juga membantah anggapan bahwa Naveed memiliki senjata api.
    Ia menyebut putranya jarang keluar rumah dan tidak pernah terlibat dalam aktivitas seperti pesta, mengonsumsi alkohol, atau merokok.
    Rutinitas Naveed sehari-hari, menurut sang ibu, hanya berkisar pada bekerja, pulang ke rumah, dan berolahraga. “Dia jauh dari masalah,” ujarnya.
    Berdasarkan laporan
    The Telegraph
    , Naveed Akram pernah mengenyam pendidikan di Al-Murad Institute di Heckenberg, Sydney.
    Ia tinggal bersama orang tua, seorang adik perempuan, dan seorang saudara laki-laki di rumah tiga kamar yang dibeli keluarga tersebut pada 2024.
    Verena juga mengungkapkan bahwa Naveed kehilangan pekerjaannya di sektor konstruksi sekitar dua bulan lalu. Perusahaan tempatnya bekerja diketahui bangkrut, sehingga ia terpaksa berhenti bekerja.
    Hingga saat ini, polisi masih berjaga di sekitar rumah keluarga Akram untuk mengamankan lokasi dari kerumunan warga.
    Aparat berwenang terus melakukan penyelidikan terkait serangan di Bondi Beach.
    Motif di balik penembakan tersebut belum diungkap secara resmi, dan proses pengusutan masih berlangsung untuk merangkai kronologi kejadian secara menyeluruh.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Aksi Berani Ahmed Rebut Senjata Penembak di Pantai Bondi

    Aksi Berani Ahmed Rebut Senjata Penembak di Pantai Bondi

    Jakarta

    Momen heroik tertangkap kamera saat insiden penembakan di Pantai Bondi, Sydney, Australia. Pria dengan tangan kosong berani merebut senjata api dari salah satu pelaku penembakan.

    Adalah Ahmed Al Ahmed (43) yang berani menyergap pelaku penembakan dan merebut senjata penembak. Pujian mengalir untuk Ahmed atas kesigapannya meredam brutalnya penembakan yang melukai 15 orang.

    Dalam video viral terlihat Ahmed berkaus putih datang dengan sigap mengambil senjata milik pelaku.

    “News.com.au dapat mengkonfirmasi bahwa pahlawan tersebut bernama Ahmed al Ahmed, 43 tahun, warga lokal Sydney yang memiliki toko buah di Sutherland,” kata laporan itu dilansir Anadolu Agency, Senin (15/12/2025).

    Akibat keberaniannya itu, Ahmed juga tertembak. Dia menjalani perawatan di rumah sakit dan akan menjalani operasi.

    Kerabat Ahmed, Mustafa, mengatakan Ahmed merupakan ayah dari dua anak. Pria tersebut disebut tidak memiliki pengalaman dengan senjata api.

    Perdana Menteri New South Wales, Chris Minns memuji Ahmed sebagai pahlawan.

    “Ini adalah pemandangan paling luar biasa yang pernah saya lihat. Seorang pria berjalan menghampiri seorang pria bersenjata yang telah menembaki masyarakat dan seorang diri melucuti senjatanya, mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan nyawa banyak orang lain,” kata Chris.

    “Pria itu adalah pahlawan sejati, dan saya tidak ragu bahwa ada banyak sekali orang yang selamat malam ini berkat keberaniannya,” tambahnya.

    Ahmed Mengira Bakal Tewas

    Ahmed sempat mengira dirinya akan tewas saat memutuskan untuk bertindak demi menyelamatkan nyawa banyak orang. Ahmed bahkan telah memberikan pesan terakhir untuk keluarganya, jika dirinya tidak selamat saat melawan pelaku bersenjata dengan tangan kosong.

    Jozay Alkanj, sepupu Ahmed, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Senin (15/12/2025), mengatakan bahwa dirinya dan Ahmed sedang minum kopi bersama ketika penembakan terjadi di area Pantai Bondi.

    “Dia sangat takut, dan berkata saya akan mati,” tutur Alkanj.

    “Dia berkata saya akan mati, tolong temui keluarga saya (dan katakan) bahwa saya akan turun untuk menyelamatkan nyawa orang-orang,” ucap Alkanj menceritakan perkataan Ahmed sebelum dia mendekati pelaku untuk merebut senjatanya.

    Sepupunya yang lain, bernama Mostafa, mengatakan bahwa Ahmed merupakan ayah dari dua anak yang masih kecil-kecil.

    “Itu sangat gila, kami bersembunyi di balik mobil. Kami melihat orang-orang itu … menembak sangat dekat dengan kami,” ujarnya.

    Ahmed terkena dua tembakan di bagian atas bahu kirinya dan telah menjalani operasi untuk mengeluarkan peluru dari tubuhnya. Ahmed didampingi oleh Mostafa dan kedua orangtuanya di St George Hospital.

    Mostafa, saat berbicara kepada media lokal Australia, 7News, menuturkan bahwa para dokter telah memberitahu pihak keluarga jika Ahmed dalam kondisi stabil setelah menjalani operasi dan kini dalam pemulihan.

    Ayah Ahmed berbicara kepada wartawan di luar rumah sakit tempat anaknya dirawat. Berbicara dalam bahasa Arab, Ahmed memuji putranya sebagai pahlawan. Dia menuturkan bahwa Ahmed dalam keadaan baik saat dirinya menemuinya sebelum operasi dilakukan.

    “Dia (Ahmed-red) mengatakan dia bersyukur kepada Tuhan karena dia mampu melakukan ini, untuk membantu orang-orang tidak bersalah dan menyelamatkan orang-orang dari monster-monster itu, para pembunuh itu,” kata ayah Ahmed.

    “Dia adalah pahlawan,” sebutnya.

    Trump dan Netanyahu Puji Aksi Ahmed

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan pujian untuk Ahmed. Trump memuji Ahmed sebagai “orang yang sangat berani”.

    Trump, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Senin (15/12/2025), mengomentari penembakan massal di Pantai Bondi, yang disebutnya sebagai situasi yang mengerikan. Dalam pernyataannya, Trump juga memuji keberanian Ahmed, yang viral di media sosial dengan aksinya yang heroik.

    “Ada seseorang yang sangat, sangat berani, yang bergerak dan menyergap langsung salah satu penembak dan menyelamatkan banyak nyawa,” ucap Trump dalam pernyataannya.

    “Orang yang sangat berani ini sekarang berada di rumah sakit, terluka cukup serius. Jadi, rasa hormat yang besar kepada orang yang melakukan hal itu,” katanya.

    Pujian juga datang dari Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu menyebut Ahmed sebagai “pria Muslim pemberani”.

    “Kita melihat tindakan seorang pria pemberani — ternyata seorang pria Muslim pemberani, dan saya salut kepadanya — yang menghentikan salah satu teroris ini dari membunuh orang-orang Yahudi yang tidak bersalah,” kata Netanyahu dalam pernyataannya, seperti dilansir ABC News.

    Pujian mengalir untuknya, termasuk dari PM Australia Anthony Albanese, yang menyebut Ahmed “merebut senjata dari pelaku dengan mempertaruhkan nyawanya”. Premier negara bagian New South Wales, Chris Minns, memuji Ahmed sebagai “pahlawan sejati” dan menyebut videonya yang viral sebagai “adegan paling luar biasa yang pernah saya lihat”.

    Miliarder Beri Ahmed ‘Hadiah’ Rp 1 Miliar

    Penggalangan dana dilakukan publik untuk Ahmed. Dia dijuluki sebagai ‘pahlawan’ atas tindakan beraninya yang menyelamatkan nyawa banyak orang.

    Ahmed, yang berusia 43 tahun dan merupakan pemilik kios buah di Sydney. Salah satu orang terkaya di dunia, Bill Ackman, seperti dilansir media lokal Australia, news.com.au, Senin (15/12/2025), turut memberikan sumbangan sangat besar, yakni sebesar AUS$ 99.999 atau setara Rp 1,1 miliar untuk Ahmed.

    Penggalangan dana via GoFundMe telah dibuka untuk Ahmed setelah aksi heroiknya, dalam penembakan massal pada Minggu (14/12) di Pantai Bondi, menjadi pemberitaan utama dan menuai banyak pujian. Penggalangan dana itu berhasil mengumpulkan lebih dari AUS$ 200.000 (Rp 2,2 miliar) hanya dalam beberapa jam saja.

    Ackman, yang dikenal sebagai bankir investasi Amerika Serikat (AS), yang juga seorang Yahudi, menjadi donatur terbesar. Dia menyumbangkan dana sebesar AUS$ 99.999 (Rp 1,1 miliar) untuk Ahmed dan membagikan link GoFundMe untuk kampanye penggalangan dana bagi Ahmed itu via media sosial X miliknya.

    Dia bahkan mengarahkan orang-orang di sekitarnya untuk ikut berdonasi. “Saya diberitahu oleh GoFundMe bahwa dana hanya akan disalurkan langsung kepada sang pahlawan,” tulis Ackman via akun media sosial X pribadinya.

    Ackman yang memiliki kekayaan lebih dari US$ 9,5 miliar, mengatakan dirinya ingin memberikan “hadiah” kepada Ahmed atas aksi heroiknya.

    Halaman 2 dari 3

    (idn/idn)

  • Gambaran PM Australia soal Penembakan di Pantai Bondi Australia

    Gambaran PM Australia soal Penembakan di Pantai Bondi Australia

    Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese menggambarkan penembakan di Pantai Bondi sebagai ‘tindakan antisemitisme yang mengerikan’. Pelaku berjumlah dua orang dan diduga merupakan ayah dan anak.

    “Kita perlu bersatu dan khususnya saat ini kita perlu merangkul anggota komunitas Yahudi yang sedang melewati masa yang sangat sulit,” kata PM Australia Anthony Albanese.

    Dari dua pelaku penembakan, sang ayah yang berusia 50 tahun tewas di tempat kejadian. Jumlah korban tewas pun menjadi 16, sedangkan anaknya yang berusia 24 tahun dalam kondisi kritis di rumah sakit.

    Tonton video lainnya di sini!

  • Kalimat Terakhir Ahmed Sebelum Lumpuhkan Pelaku Penembakan Umat Yahudi Australia

    Kalimat Terakhir Ahmed Sebelum Lumpuhkan Pelaku Penembakan Umat Yahudi Australia

    GELORA.CO –  Aksi heroik seorang muslim bernama Ahmed El Ahmed yang menghentikan pelaku penembakan massal di Pantai Bondi, Australia pada Minggu (14/12/2025) memicu simpati luas dunia internasional.

    Publik ramai-ramai menyalurkan donasi untuk pria yang terluka saat berusaha melucuti senjata pelaku penembakan massal tersebut.

    Dikutip dari Daily Mail, kampanye penggalangan dana melalui GoFundMe telah mengumpulkan lebih dari USD1 juta (sekitar Rp16,6 miliar) dengan total 18.000 donatur, termasuk sumbangan sebesar USD100.000 (sekitar Rp1,58 miliar) dari miliarder Amerika Serikat, Bill Ackman.

    Rekaman video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan momen Ahmed menerjang pelaku penembakan di area parkir Campbell Parade, tak lama setelah tembakan dilepaskan ke arah kerumunan.

    Dalam rekaman tersebut, ayah dua anak itu terlihat bersembunyi di balik mobil sebelum akhirnya berlari mendekati pelaku dan terlibat pergumulan sengit.

    Ahmed berhasil merebut senjata api dari tangan terduga pelaku, meski kemudian mengalami dua luka tembak di bahu dan lengan kirinya.

    Sebelum menjalankan aksinya, pria berusia 43 tahun itu sempat mengucapkan kalimat perpisahan kepada sepupunya.

    “Aku akan mati. Tolong sampaikan kepada keluargaku bahwa aku telah turun untuk menyelamatkan nyawa orang,” ujar Ahmed seperti yang dituturkan sepupunya, Jozay Alkanj.

    Keberanian Ahmed untuk menghentikan pelaku bahkan mendapat pujian dari Perdana Menteri negara bagian New South Wales, Chris Minns.

    “Tidak diragukan lagi lebih banyak nyawa akan hilang jika bukan karena keberanian tanpa pamrih Ahmed,” katanya.

    Ahmed El Ahmed adalah pria kelahiran Suriah yang telah menetap di Sydney selama lebih dari satu dekade. Sejak 2021, ia mengelola toko tembakau dan minimarket di kawasan Sutherland, Sydney selatan.

    Toko tersebut ditutup sementara karena Ahmed masih menjalani perawatan intensif dan telah menjalani satu operasi, dengan kemungkinan dua hingga tiga operasi lanjutan.

    Dia memiliki dua anak perempuan berusia lima dan enam tahun.

    Dalam aksi penembakan yang terjadi sekitar pukul 18.47 waktu setempat tersebut, pelaku bernama Sajid Akram (50), tewas ditembak polisi di lokasi kejadian. Sementara itu, putranya, Naveed Akram (24), dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis.

    Sementara sebanyak 16 korban dilaporkan tewas, termasuk satu pelaku. Sedangkan 40 lainnya luka-luka.

    Dilansir dari Al Jazeera, Senin (15/12/2025), penembakan tersebut diduga menargetkan umat Yahudi yang sedang merayakan Hanukkah (Chanukah) atau yang dikenal sebagai Festival Cahaya di Pantai Bondi.

    Sebagai informasi, Bondi adalah kawasan mayoritas Yahudi. Sehingga daerah tersebut sering menjadi pusat kegiatan dan perayaan keagamaan mereka. Saat peristiwa terjadi, ada sekitar 1.000 orang yang berkumpul. (*)

  • Paus Leo XIV Kecam Penembakan Tewaskan 15 Orang di Pantai Bondi Australia

    Paus Leo XIV Kecam Penembakan Tewaskan 15 Orang di Pantai Bondi Australia

    Jakarta

    Paus Leo XIV mengecam kasus penembakan massal di Pantai Bondi Australia yang menewaskan 15 orang. Ia mendesak kekerasan antisemitisme diakhiri.

    “Hari ini saya ingin mempercayakan kepada Tuhan para korban pembantaian teroris kemarin di Sydney terhadap komunitas Yahudi. Cukup sudah bentuk-bentuk kekerasan anti-semit ini, kita harus menghilangkan kebencian di dalam hati kita,” katanya selama audiensi di Vatikan, dilansir AFP, Senin (15/12/2025). Paus Leo XIV sekaligus mendoakan para korban insiden penembakan massal tersebut.

    Diketahui, penembakan massal itu terjadi pada Minggu (14/12) malam waktu setempat. Pelaku penembakan yang merupakan ayah dan anak yang melepas tembakan ke arah kerumunan orang yang memadati Pantai Bondi untuk memulai perayaan Hanukkah.

    Polisi mengkonfirmasi ayah berusia 50 tahun itu memiliki izin untuk memiliki enam senjata api yang mereka yakini digunakan dalam penembakan tersebut.

    Setidaknya, 15 orang tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka dalam penembakan yang terjadi saat acara perayaan festival Yahudi, Hanukkah, tersebut. Otoritas Kesehatan New South Wales, seperti dikutip Sydney Morning Herald, menyebut 27 orang masih menjalani perawatan medis di berbagai rumah sakit di kota Sydney akibat penembakan massal tersebut.

    Sajid Akram tewas ditembak polisi, sementara Naveed Akram dalam kondisi kritis. Berbagai negara kemudian menyampaikan kecaman terhadap pelaku dan peristiwa itu.

    Lihat Video ‘Detik-detik 2 Pelaku Penembakan di Australia Dilumpuhkan’:

    (eva/maa)

  • Dunia Mengutuk Penembakan Massal di Pantai Bondi Australia

    Dunia Mengutuk Penembakan Massal di Pantai Bondi Australia

    Sydney

    Penembakan massal terjadi di Pantai Bondi, Sydney, Australia, dan menyebabkan 15 orang tewas. Dunia pun mengutuk penembakan massal tersebut.

    Dirangkum detikcom, Senin (15/12/2025), pelaku penembakan yang merupakan ayah dan anak melepas tembakan ke arah kerumunan orang yang memadati Pantai Bondi untuk memulai perayaan Hanukkah pada Minggu (14/12) malam waktu setempat.

    Polisi mengkonfirmasi ayah berusia 50 tahun itu memiliki izin untuk memiliki enam senjata api yang mereka yakini digunakan dalam penembakan tersebut.

    Setidaknya, 15 orang tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka dalam penembakan yang terjadi saat acara perayaan festival Yahudi, Hanukkah, tersebut. Otoritas Kesehatan New South Wales, seperti dikutip Sydney Morning Herald, menyebut 27 orang masih menjalani perawatan medis di berbagai rumah sakit di kota Sydney akibat penembakan massal tersebut.

    Sementara, Kepolisian Australia mengidentifikasi kedua pelaku penembakan sebagai seorang ayah yang bernama Sajid Akram (50) dan anak laki-lakinya, Naveed Akram (24). Kepolisian meyakini tidak ada pelaku lainnya dalam penembakan massal itu.

    Sajid Akram tewas ditembak polisi, sementara Naveed Akram dalam kondisi kritis. Berbagai negara kemudian menyampaikan kecaman terhadap pelaku dan peristiwa itu.

    RI Kutuk Penembakan Massal

    Pemerintah Indonesia mengecam penembakan massal di Pantai Bondi tersebut. Kementerian Luar Negeri RI juga menyampaikan duka dan rasa solidaritas untuk para korban.

    “Pemerintah Republik Indonesia mengutuk keras aksi kekerasan yang terjadi di Pantai Bondi, Sydney, pada 14 Desember 2025, yang mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka,” tulis Kementerian Luar Negeri RI lewat akun X resminya, Selasa (15/12/2025).

    “Ungkapan belasungkawa kami yang mendalam kepada keluarga dan sahabat para korban, serta turut mendoakan para korban yang mengalami luka-luka. Indonesia menyampaikan rasa solidaritas kepada Pemerintah dan rakyat Australia di masa yang sulit ini,” ujar Kemlu.

    Arab Saudi Kecam Penembakan Massal

    Pemerintah Arab Saudi juga mengutuk serangan mematikan di Pantai Bondi. Saudi menyebut insiden tersebut sebagai ‘serangan teroris’.

    “Kerajaan menegaskan pendiriannya terhadap semua bentuk kekerasan, terorisme, dan ekstremisme,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Arabiya, Senin (15/12/2025).

    “Belasungkawa tulus kepada keluarga para korban dan kepada pemerintah serta rakyat Australia, dan mendoakan agar para korban luka segera pulih,” imbuh kementerian.

    Trump Sebut Serangan Teroris Anti-Yahudi

    Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, turut mengecam penembakan massal yang menewaskan total 15 orang di Pantai Bondi. Menurutnya, peristiwa tersebut sebagai ‘serangan anti-Semit murni’.

    “Itu adalah serangan yang mengerikan, 11 orang tewas, 29 orang terluka parah. Dan itu jelas merupakan serangan anti-Semit,” kata Trump dalam perayaan Natal di Gedung Putih dilansir AFP, Senin (15/12).

    Seperti diketahui, otoritas setempat awalnya menyebut korban tewas berjumlah 11 orang. Jumlah korban tewas kemudian bertambah menjadi 15 orang.

    Netanyahu Salahkan PM Australia

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyalahkan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese atas penembakan massal di Pantai Bondi. Netanyahu menuduh Albanese semakin ‘mengobarkan api antisemitisme’ dengan mengakui negara Palestina.

    Ini bukan pertama kalinya Netanyahu mengkritik Albanese. Netanyahu sebelumnya menyebut Albanese sebagai pemimpin yang lemah setelah Australia memberikan pengakuan resmi untuk negara Palestina pada September lalu.

    Dalam pidato yang berapi-api, seperti dilansir ABC News dan Sydney Morning Herald, Senin (15/12), Netanyahu mengatakan bahwa ‘antisemitisme adalah kanker’ dan ‘menyebar ketika para pemimpin tetap diam’.

    “Saya menyerukan kepada Anda untuk mengganti kelemahan dengan tindakan, sikap lunak dengan tekad. Sebaliknya, Perdana Menteri, Anda mengganti kelemahan dengan kelemahan dan sikap lunak dengan lebih banyak sikap lunak,” kata Netanyahu.

    Australia telah mengakui negara Palestina dalam rangkaian Sidang Umum PBB pada September lalu setelah Albanese mengumumkan rencana pengakuan itu pada 11 Agustus. Netanyahu, dalam pidatonya, menyinggung surat yang dikirimkannya kepada Albanese pada saat itu.

    “Saya menulis: ‘Seruan Anda untuk negara Palestina justru menyulut api antisemitisme. Itu memberikan hadiah kepada teroris Hamas. Itu memberikan keberanian kepada mereka yang mengancam orang Yahudi Australia dan mendorong kebencian terhadap Yahudi yang kini berkeliaran di jalanan Anda’,” ujar Netanyahu.

    Iran Kutuk Serangan di Pantai Bondi

    Pemerintah Iran mengutuk keras penembakan massal yang terjadi di Pantai Bondi, Sydney, Australia, pada Minggu (14/12) yang menargetkan acara perayaan Yahudi. Teheran menyebut penembakan itu sebagai ‘serangan kekerasan’.

    “Kami mengutuk serangan kekerasan di Sydney, Australia,” ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir AFP, Senin (15/12).

    “Teror dan pembunuhan manusia, di mana pun itu dilakukan, ditolak dan dikutuk,” tegas Baghaei

    Lihat juga Video ‘Detik-detik 2 Pelaku Penembakan di Australia Dilumpuhkan’:

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

  • Aksi Berani Ahmed Rebut Senjata Penembak di Pantai Bondi

    Terluka Saat Rebut Senjata Penembak di Bondi, Ahmed Selesai Dioperasi

    Jakarta

    Seorang warga Sydney, Australia yang merebut senjata dari salah satu pelaku penembakan massal di Pantai Bondi, sedang menjalani pemulihan di rumah sakit setelah menjalani operasi untuk luka tembak yang dialaminya.

    Ahmed al Ahmed, 43 tahun, yang bersembunyi di balik mobil yang diparkir, sebelum menyerang pelaku penembakan dari belakang, merebut senapannya, dan menjatuhkannya ke tanah. Ahmed terkena dua tembakan di bagian atas bahu kiri saat seorang diri merebut senjata api dari tangan pelaku penembakan.

    Polisi Australia pada hari Senin (15/12) mengatakan bahwa seorang ayah berusia 50 tahun dan putranya yang berusia 24 tahun melakukan penembakan tersebut. Penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney pada Minggu (14/12) sore waktu setempat itu menewaskan 15 orang. Ini merupakan penembakan massal terburuk di negara itu dalam hampir 30 tahun.

    Dilansir kantor berita Reuters, Senin (15/12/2025), Jozay Alkanji, sepupu Ahmed al Ahmed, mengatakan: “Dia telah menjalani operasi pertama. Saya pikir dia akan menjalani dua atau tiga operasi lagi, itu tergantung pada dokter,” ujarnya saat meninggalkan rumah sakit di Sydney pada Senin malam waktu setempat.

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut Ahmed sebagai “orang yang sangat, sangat berani yang menyelamatkan banyak nyawa”. Chris Minns, perdana menteri negara bagian New South Wales, tempat Sydney berada, juga memujinya sebagai “pahlawan sejati”.

    Pujian juga disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang menyebut Ahmed sebagai “pria Muslim pemberani”.

    “Kita melihat tindakan seorang pria pemberani — ternyata seorang pria Muslim pemberani, dan saya salut kepadanya — yang menghentikan salah satu teroris ini dari membunuh orang-orang Yahudi yang tidak bersalah,” kata Netanyahu dalam pernyataannya, seperti dilansir ABC News, Senin (15/12/2025).

    Meski memuji Ahmed, Netanyahu menyalahkan PM Australia Anthony Albanese yang dituduhnya “tidak melakukan apa pun untuk menghentikan penyebaran antisemitisme di Australia”. Netanyahu juga menuding Albanese semakin “mengobarkan api antisemitisme” dengan mengakui negara Palestina.

    Lihat Video ‘Momen Heroik Ahmed Rebut Senjata Pelaku Penembakan di Australia’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Iran Kutuk Keras Penembakan Massal di Pantai Bondi

    Iran Kutuk Keras Penembakan Massal di Pantai Bondi

    Teheran

    Pemerintah Iran mengutuk keras penembakan massal yang terjadi di Pantai Bondi, Sydney, Australia, pada Minggu (14/12) yang menargetkan acara perayaan Yahudi. Teheran menyebut penembakan itu sebagai “serangan kekerasan”.

    “Kami mengutuk serangan kekerasan di Sydney, Australia,” ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir AFP, Senin (15/12/2025).

    “Teror dan pembunuhan manusia, di mana pun itu dilakukan, ditolak dan dikutuk,” tegas Baghaei.

    Penembakan massal di area Pantai Bondi, yang merupakan salah satu daya tarik wisata terbesar di Sydney, menewaskan sedikitnya 15 orang tewas dan melukai puluhan orang lainnya.

    Kepolisian Australia mengidentifikasi dua pelaku penembakan sebagai seorang ayah yang bernama Sajid Akram (50) dan anak laki-lakinya, Naveed Akram (24).

    Sajid tewas ditembak polisi di lokasi kejadian, sedangkan Naveed mengalami luka kritis dan kini berada di bawah penjagaan kepolisian di sebuah rumah sakit setempat. Otoritas Australia menyebut Sajid memiliki enam senjata api secara legal.

    Motif pasti di balik penembakan massal itu masih diselidiki. Namun diketahui bahwa penembakan itu terjadi selama acara tahunan “Hanukkah by the Sea” yang digelar oleh umat Yahudi di Pantai Bondi. Kepolisian setempat menyebut acara itu dihadiri lebih dari 1.000 orang.

    Kepolisian Australia telah menetapkan penembakan massal itu sebagai “insiden teroris” dan mengungkapkan bahwa pihaknya telah menemukan dugaan “peledak rakitan” di dalam sebuah kendaraan terkait pelaku yang ditemukan terparkir di dekat area pantai.

    Kutukan Iran untuk penembakan di Australia itu dilontarkan saat hubungan kedua negara memburuk secara signifikan sepanjang tahun ini. Pada Agustus lalu, Canberra menyalahkan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) atas dua serangan pembakaran pada tahun 2024 yang menargetkan komunitas Yahudi setempat.

    Serangan pembakaran itu menargetkan sebuah restoran kosher di Sydney dan sebuah sinagoge di Melbourne, namun tidak memicu korban jiwa.

    Menyusul serangan itu, pemerintah Australia menyatakan Duta Besar Iran sebagai persona non grata. Canberra hanya memberikan waktu seminggu kepada sang Duta Besar beserta tiga diplomat Teheran untuk meninggalkan negara tersebut.

    Otoritas Australia juga menarik pulang Duta Besarnya dari Teheran dan menangguhkan aktivitas kedutaannya di ibu kota Iran.

    Iran pada saat itu mengecam tindakan Australia dan bersumpah akan melakukan “tindakan balasan”.

    Kemudian pada November lalu, pemerintah Australia menetapkan IRGC sebagai kelompok sponsor teror. Kementerian Luar Negeri Iran mengecam langkah tersebut sebagai “tindakan yang menghina dan tidak dapat dibenarkan”, serta merupakan “pelanggaran terhadap aturan dan norma hukum internasional yang berkaitan dengan kedaulatan nasional negara”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Aksi Berani Ahmed Rebut Senjata Penembak di Pantai Bondi

    Miliarder Beri Rp 1 M ke Ahmed yang Rebut Senjata Penembak di Bondi

    Sydney

    Penggalangan dana dilakukan oleh publik untuk Ahmed al Ahmed, seorang warga Australia yang menuai pujian global atas aksi heroiknya merebut senjata pelaku penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney. Ahmed dijuluki sebagai “pahlawan” atas tindakan beraninya yang menyelamatkan nyawa banyak orang.

    Ahmed, yang berusia 43 tahun dan merupakan pemilik kios buah di Sydney, menjadi simbol perlawanan setelah aksinya mengkonfrontasi dan dengan tangan kosong merebut senjata salah satu pelaku penembakan terungkap ke publik. Aksi Ahmed terekam video yang viral di media sosial di seluruh dunia.

    Salah satu orang terkaya di dunia, Bill Ackman, seperti dilansir media lokal Australia, news.com.au, Senin (15/12/2025), turut memberikan sumbangan sangat besar, yakni sebesar AUS$ 99.999 atau setara Rp 1,1 miliar untuk Ahmed.

    Penggalangan dana via GoFundMe telah dibuka untuk Ahmed setelah aksi heroiknya, dalam penembakan massal pada Minggu (14/12) di Pantai Bondi, menjadi pemberitaan utama dan menuai banyak pujian.

    Penggalangan dana itu berhasil mengumpulkan lebih dari AUS$ 200.000 (Rp 2,2 miliar) hanya dalam beberapa jam saja.

    Ackman, yang dikenal sebagai bankir investasi Amerika Serikat (AS), yang juga seorang Yahudi, menjadi donatur terbesar. Dia menyumbangkan dana sebesar AUS$ 99.999 (Rp 1,1 miliar) untuk Ahmed dan membagikan link GoFundMe untuk kampanye penggalangan dana bagi Ahmed itu via media sosial X miliknya.

    Dia bahkan mengarahkan orang-orang di sekitarnya untuk ikut berdonasi. “Saya diberitahu oleh GoFundMe bahwa dana hanya akan disalurkan langsung kepada sang pahlawan,” tulis Ackman via akun media sosial X pribadinya.

    Ackman yang memiliki kekayaan lebih dari US$ 9,5 miliar, mengatakan dirinya ingin memberikan “hadiah” kepada Ahmed atas aksi heroiknya.

    Momen heroik Ahmed merebut senjata pelaku penembakan massal di Pantai Bondi Foto: Tangkapan Layar Video Viral

    Sebuah halaman GoFundMe yang dibuat untuk Ahmed, menyebutkan bahwa penggalangan dana secara online ini dilakukan untuk “mendukung pahlawan yang melucuti senjata penyerang Bondi”.

    Lebih dari AUS$ 320.000 (Rp 3,5 miliar) telah terkumpul hingga Senin (15/12) siang waktu Sydney. Jumlah itu termasuk donasi sebesar AUS$ 99.999 (Rp 1,1 miliar) dari Ackman. Target penggalangan dana awal sebesar US$ 300.000 kemudian direvisi menjadi AUS$ 709.000.

    Terlihat dalam video yang beredar luas secara online, Ahmed yang seorang ayah dua anak ini dengan berani mengkonfrontasi dan merebut senjata pelaku penembakan. Dia terkena dua tembakan dan telah menjalani operasi di Rumah Sakit St George, dengan kini dilaporkan dalam kondisi stabil.

    Kepolisian Australia mengidentifikasi dua pelaku sebagai seorang ayah yang bernama Sajid Akram (50) dan anak laki-lakinya, Naveed Akram (24).Sajid tewas ditembak polisi di lokasi kejadian, sedangkan Naveed mengalami luka kritis dan kini berada di bawah penjagaan kepolisian di sebuah rumah sakit setempat.

    Lihat Video ‘Momen Heroik Ahmed Rebut Senjata Pelaku Penembakan di Australia’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)