Kasus: penembakan

  • Alasan Gencatan Senjata Israel-Hamas Berakhir sampai Gaza Dibom Lagi

    Alasan Gencatan Senjata Israel-Hamas Berakhir sampai Gaza Dibom Lagi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gencatan senjata Israel dan Hamas di Jalur Gaza Palestina akhirnya berakhir pada Jumat (1/12) setelah keduanya tak lagi mencapai kesepakatan soal perpanjangan jeda pertempuran.

    Israel pun segera melancarkan rentetan serangannya lagi ke Jalur Gaza tak lama setelah masa gencatan senjata habis pada Jumat pagi pukul 07.00 waktu lokal atau 12.00 WIB.

    Militer Israel menyalahkan Hamas atas kegagalan perpanjangan gencatan senjata. Tel Aviv menuding Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata terutama soal pembebasan sandera.

    Beberapa jam sebelum gencatan senjata selesai, Hamas mengklaim Israel menolak tawaran milisi tersebut soal pembebasan sejumlah sandera tambahan.

    Dilansir Al Jazeera, tiga dari beberapa sandera yang rencananya dibebaskan Hamas ini tewas akibat bombardir Israel selama masa tawanan dan kelompok penguasa Gaza itu berencana mengembalikan jasad mereka.

    Namun, Israel disebut menolaknya lantaran menganggap Hamas melanggar janji untuk membebaskan sandera dengan kondisi selamat.

    Senada dengan Israel, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony J. Blinken juga menyalahkan sikap Hamas yang mengingkari komitmennya menjadi alasan gencatan senjata berakhir tanpa ada perpanjangan lagi. 

    Blinken mengatakan sudah melihat tanda-tanda bahwa Israel telah mengambil langkah baru untuk melindungi warga sipil saat mereka melanjutkan operasi militernya.

    “Penting untuk dipahami mengapa jeda ini berakhir: Ini berakhir karena Hamas. Hamas mengingkari komitmen yang dibuatnya,” kata Blinken di akhir kunjungannya ke Timur Tengah seperti dilaporkan The New York Times.

    Dia mencatat bahwa beberapa jam sebelum gencatan tujuh hari berakhir, Hamas “melakukan serangan teroris yang mengerikan di Yerusalem”. Penembakan pada Kamis (30/11) itu menewaskan tiga orang dan melukai enam orang.

    Hamas memang mengakui bertanggung jawab atas penembakan di Yerusalem tersebut. Blinken juga menambahkan Hamas turut menembakkan roket ke Israel pada Jumat dan gagal membebaskan sandera yang telah dijanjikan untuk bebas.

    PM Netanyahu kian tertekan

    Gencatan senjata berakhir juga berlangsung kala Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus ditekan untuk terus melanjutkan peperangan di Gaza.

    Dikutip Al Jazeera, elite militer Israel telah lama mendesak agar perang di Gaza berlanjut. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bahkan menegaskan pasukannya telah siap menggempur Gaza lagi dari darat, udara, dan laut ketika gencatan selesai.

    Gallant memang sejauh ini yang paling agresif menyerukan agresi Israel ke Gaza berlanjut. Sementara itu, Netanyahu mempertahan sikap hawkish-nya selama konflik ini berlangsung dan memilih untuk tampil sebagai pemimpin secara umum dengan menyerahkan urusan pertahanan sepenuhnya pada militer Israel.

    Sikap ini diambil Netanyahu kala dirinya terus menghadapi tekanan untuk mundur tak hanya dari publik Israel tapi dari beberapa pendahulunya. Sejauh ini, setidaknya tiga mantan PM Israel telah mengkritik keras kepemimpinan Netanyahu yang dianggap gagal menyelamatkan keamanan nasional imbas serangan Hamas ke negara itu pada 7 Oktober lalu.

    Serangan Hamas itu menjadi pematik agresi brutal Israel ke Palestina hingga hari ini telah menewaskan lebih dari 15 ribu orang, termasuk lebih dari 6 ribu anak-anak dan 4 ribu perempuan.

    Sejak itu, sebagian publik Israel, terutama warga yang tinggal di perbatasan dekat Gaza dan keluarga korban sandera Hamas menganggap pemerintah Zionis kecolongan dan gagal melindungi keamanan nasional. Beberapa survei publik yang dibuat media lokal Israel juga memaparkan mayoritas warga ingin Netanyahu bertanggung jawab atas serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu.

    (els/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Rabi-Hakim Israel Pemberi ‘Fatwa’ Bom RS Gaza Tewas di Yerusalem

    Rabi-Hakim Israel Pemberi ‘Fatwa’ Bom RS Gaza Tewas di Yerusalem

    Jakarta, CNN Indonesia

    Rabi sekaligus hakim senior Israel Elimelech Wasserman yang memberi ‘fatwa’ terkait bom di rumah sakit Jalur Gaza Palestina, turut tewas dalam serangan penembakan di Yerusalem pada Kamis (30/11).

    Hamas kemudian mengklaim bertanggung jawab atas serangan penembakan tersebut yang menewaskan tiga orang, seperti dikutip dari AFP.

    Kabar kematian itu terungkap usai Menteri Pelayanan Keagamaan Michael Malchieli menyatakan satu dari tiga korban yang tewas di Yerusalem adalah Wasserman.

    Ia menerangkan insiden ini terjadi saat Rabi Wasserman dalam perjalanan menuju Pengadilan Rabbi di Ashdod. Malchieli pun menyampaikan duka cita untuk hakim senior ini.

    “Semoga jalan dia diberkati,” kata Malchieli, dikutip Jerusalem Post, Kamis (30/11).

    Kepala Rabi Yitzhak Yosef juga menyampaikan bela sungkawa untuk Wassermn.

    “[Saya] berduka atas pembunuhan tragis hakim rabi, Rabi Elimelech Wasserman, yang dibunuh secara brutal oleh pelaku kejahatan pagi ini di Yerusalem,” kata Yosef dalam pernyataan resmi.

    Wasserman merupakan salah satu korban dalam serangan yang dilakukan Hamas di Yerusalem pada Kamis.

    Semasa hidup, dia dianggap sebagai salah satu hakim senior. Wasserman juga berpengalaman dan memiliki pengetahuan yang luas soal Talmud atau kumpulan ajaran, hukum, hingga interpretasi sastra Yahudi, dan keputusan hukum Yahudi.

    Dia juga sempat menuai sorotan usai menjadi salah satu sosok yang mengeluarkan fatwa untuk mengizinkan pengeboman Rumah Sakit Al Shifa di Gaza.

    Menurut laporan Watan, sekitar 43 rabi telah mengeluarkan fatwa yang mengizinkan pengeboman di RS Al Shifa ke Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Keputusan itu muncul usai puluhan ribu warga Palestina mencari perlindungan di tempat tersebut imbas gempuran Israel yang mengenai rumah mereka.

    Israel melancarkan serangan ke Al Shifa pada pertengahan November. Mereka juga sempat mengepung rumah sakit tersebut.

    Tak hanya itu, Israel merangsek masuk ke RS dan melepas tembakan hingga menyebabkan korban luka.

    Sebelum menggempur habis-habisan RS itu, Israel menuduh Al Shifa menjadi markas Hamas. Di sana, kata mereka, terdapat terowongan yang menuju rumah pemimpin Hamas.

    Namun, pihak RS Al Shifa membantahnya. Terowongan yang dimaksud adalah jalur air untuk mengisi kolam.

    (isa/rds/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Israel Serang Bus Tawanan Palestina yang Akan Dibebaskan saat Gencatan

    Israel Serang Bus Tawanan Palestina yang Akan Dibebaskan saat Gencatan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasukan Israel meluncurkan gas air mata ke bus yang mengangkut tahanan Palestina yang akan dibebaskan saat gencatan senjata, Kamis (30/11).

    Saksi mata sekaligus jurnalis foto Isaam Rimawi mengatakan sebelum penembakan itu Israel mengerahkan pasukan di sekitar Penjara Ofer.

    “Mereka menembakkan gas air mata tepat ketika bus yang membawa para tahanan hendak berangkat,” kata Rimawi ke Al Jazeera, Jumat (1/12).

    Dia kemudian berujar, “Para tahanan merasa lemas, dan sopir harus menghentikan bus sampai kru Palang Merah datang membantu mereka.”

    Staf medis it lalu masuk ke bus. Rimawi lantas mendokumentasikan insiden tersebut.

    Jurnalis foto itu mengatakan Israel sengaja menembakkan gas air mata.

    “Mereka tak ingin orang-orang merayakan pembebasan para tahanan,” lanjut dia.

    Israel dan kelompok perlawanan di Palestina, Hamas, sepakat bertukar tahanan atau sandera di bawah kesepakatan gencatan senjata.

    Pada Kamis, Israel membebaskan 30 tahanan Palestina usai Hamas melepas delapan sandera.

    Gencatan senjata kedua pihak ini berlangsung sejak 24 November dan terus diperpanjang hingga akan berakhir hari ini.

    Israel dan Hamas juga disebut sepakat gencatan senjata selama satu hari. Artinya, jeda kemanusiaan ini akan berakhir Sabtu (2/12), jika tak diperpanjang.

    Perjanjian gencatan senjata ini mencakup pertukaran tahanan, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk, hingga jeda pertempuran.

    Namun, selama gencatan senjata Israel terus melancarkan serangan terutama ke Tepi Barat. Mereka juga menangkap warga di sejumlah area di Palestina.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Penembakan Yerusalem, Israel Kekeh Ingin Bekali Warga dengan Senapan

    Penembakan Yerusalem, Israel Kekeh Ingin Bekali Warga dengan Senapan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengatakan penembakan di Yerusalem menunjukkan pendistribusian senjata api kepada warga sipil adalah hal penting sebagai pertahanan diri.

    Ben-Gvir berjanji akan melanjutkan pemberian senjata kepada warga sipil Israel, terutama di saat Tel Aviv masih dalam status berperang dengan kelompok Hamas Palestina sejak 7 Oktober lalu.

    “Senjata menyelamatkan nyawa. Meskipun ada kritik dari berbagai pihak, saya akan melanjutkan kebijakan membagikan senjata di mana pun, baik ke ruang gawat darurat maupun warga sipil,” kata Ben-Gvir.

    “Kami punya pasukan koalisi yang kuat, kami punya tentara yang kuat, tapi tidak ada polisi di mana-mana, jadi jika ada senjata sipil, itu bisa menyelamatkan nyawa,” paparnya menambahkan seperti dikutip Al Jazeera pada Kamis (30/11).

    Beberapa hari setelah perang dengan Hamas pecah, Ben-Gvir telah mendistribusikan puluhan ribu senjata api kepada warga sipil Israel.

    Israel memprioritaskan mempersenjatai warga sipil yang tinggal di wilayah pendudukan Tepi Barat Palestina dan Yerusalem Timur yang menjadi wilayah rebutan Israel-Palestina.

    Warga Israel yang tinggal di “kota campuran” di wilayah Palestina juga turut dibekali senjata oleh pemerintah Zionis.

    Pernyataan Ben-Gvir itu datang merespons penembakan yang terjadi di sebuah halte bus di sisi barat Yerusalem pada Kamis. Dua pria bersenjata menembaki halte bus di wilayah tersebut hingga menewaskan tiga warga dan melukai 16 orang lainnya.

    Penembakan ini terjadi kala Israel dan Hamas tengah menerapkan gencatan senjata di Jalur Gaza Palestina.

    Menurut keterangan polisi Israel, dua orang pelaku tersebut berasal dari Yerusalem Timur. Mereka menembaki lokasi kejadian dengan senapan M-16 dan sebuah pistol.

    Tak lama usai kejadian, Hamas mengaku bertanggung jawab atas penembakan tersebut.

    Dalam sebuah pernyataan yang dirilis beberapa jam usai insiden, Hamas menyebut serangan itu merupakan “tanggapan alami terhadap kejahatan penjajah (Israel) yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza dan terhadap anak-anak di Jenin (Tepi Barat, Palestina).”

    Hamas menyebut dua pelaku penembakan yakni dua bersaudara Murad Nemr (38) dan Ibrahim Nemr (30). Mereka adalah anggota sayap bersenjata Hamas yang berbasis di Yerusalem Timur, demikian dikutip dari AFP.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Israel Beri Syarat Gencatan sampai Selandia Baru soal Pilot Susi Air

    Israel Beri Syarat Gencatan sampai Selandia Baru soal Pilot Susi Air

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza Palestina masih menjadi perhatian pemberitaan global.

    Tanggapan terbaru Selandia Baru soal penyanderaan pilot Susi Air, Philip Mehrtens, oleh KKB Papua juga tak luput dari sorotan. Berikut kilas berita internasional pada Kamis (30/1):

    Israel Sebut Syarat jika Gencatan Senjata Mau Terus Diperpanjang

    Israel mengungkapkan syarat-syarat yang diperlukan jika kelompok perlawanan Palestina, Hamas, ingin terus memperpanjang gencatan senjata.

    Penasihat senior Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Mark Regev mengatakan posisi mereka soal perpanjangan gencatan senjata “sangat jelas.”

    “Setiap hari, kami sepakat memperpanjang [gencatan senjata] untuk pembebasan 10 sandera. [Sebanyak] 10 sandera yang masih hidup,” kata Regev pada Kamis (30/11) kepada CNN.

    Hamas Klaim Tanggung Jawab atas Penembakan di Yerusalem

    Kelompok Hamas mengaku bertanggung jawab atas penembakan di Yerusalem yang menewaskan setidaknya tiga orang dan melukai belasan lainnya, Kamis (30/11).

    Dalam sebuah pernyataan yang dirilis beberapa jam usai insiden, Hamas menyebut serangan itu merupakan “tanggapan alami terhadap kejahatan penjajah (Israel) yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza dan terhadap anak-anak di Jenin (Tepi Barat, Palestina).”

    Hamas menyebut dua pelaku penembakan yakni dua bersaudara Murad Nemr (38) dan Ibrahim Nemr (30). Mereka adalah anggota sayap bersenjata Hamas yang berbasis di Yerusalem Timur, demikian dikutip dari AFP.

    Selandia Baru Buka Suara soal 9 Bulan Pilot Susi Air Disandera OPM

    Selandia Baru buka suara soal salah satu warganya yang merupakan pilot Susi Air, Philip Mehrtens, masih disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) sejak Februari 2022 atau sembilan bulan lalu.

    Mehrtens merupakan warga negara Selandia Baru yang menikah dengan warga negara Indonesia beberapa tahun lalu. Ia diculik OPMpada 7 Februari sesaat setelah mendaratkan pesawat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

    juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (MFAT) Selandia Baru mengatakan pihaknya masih terus mengupayakan segala cara untuk membebaskan Mehrtens dengan selamat dan aman, termasuk bekerja sama dengan otoritas Indonesia.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Penembakan di Yerusalem, 3 Orang Tewas dan 16 Luka-luka

    Penembakan di Yerusalem, 3 Orang Tewas dan 16 Luka-luka

    Jakarta, CNN Indonesia

    Setidaknya tiga orang meninggal dunia dan 16 lainnya luka-luka dalam insiden penembakan di Yerusalem, Kamis (30/11).

    Polisi Israel mengatakan tiga dari 16 orang yang terluka kini dalam kondisi serius.

    Penembakan itu terjadi di sebuah halte bus di pintu masuk Yerusalem. Berdasarkan penyelidikan awal, dua orang Palestina melepaskan tembakan dari senapan M-16 dan sebuah pistol ke arah warga sipil.

    “Dua teroris tiba di tempat kejadian dengan kendaraan bersenjatakan senjata api, para teroris ini melepaskan tembakan ke arah warga sipil di halte bus dan kemudian dinetralisir oleh pasukan keamanan dan warga sipil terdekat,” demikian keterangan polisi Israel, seperti dikutip Reuters, Kamis (30/11).

    Menurut Komandan Distrik Polisi Yerusalem Doron Turgemen, para penyerang ini berasal dari Yerusalem Timur.

    Keduanya kini tewas usai ditembak oleh aparat kepolisian.

    Dilansir dari Al Jazeera, ketiga warga sipil yang meninggal dunia di antaranya yakni seorang perempuan usia 24 tahun dan pria usia 73 tahun.

    Serangan ini terjadi di saat Israel dan kelompok Hamas sepakat memperpanjang gencatan senjata hingga Jumat (1/12). Israel dan Hamas telah melakukan jeda pertempuran sejak 24 November.

    Namun demikian, di saat gencatan senjata sementara tengah berlangsung di Gaza, pasukan militer Israel justru menyerbu habis-habisan Tepi Barat, Palestina.

    Pada Rabu (29/11), Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan Adam al-Ghul, anak berusia 8 tahun dan Bassem Abu el-Wafa yang berusia 15 tahun “terbunuh oleh peluru dari penjajah (Israel)”.

    (bac/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Bocah 8 Tahun di Tepi Barat Tewas Ditembak Peluru Pasukan Israel

    Bocah 8 Tahun di Tepi Barat Tewas Ditembak Peluru Pasukan Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Seorang anak laki-laki Palestina berusia delapan tahun dan seorang remaja dibunuh oleh pasukan Israel di kota Jenin, Tepi Barat, pada Rabu (29/11) waktu setempat.

    Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan Adam al-Ghul yang berusia 8 tahun dan Bassem Abu el-Wafa berusia 15 tahun, “terbunuh oleh peluru dari penjajah (Israel)”.

    Dilansir AFP, rekaman CCTV yang beredar di media online dan televisi setempat menunjukkan korban yang terkena peluru terjatuh di jalan. Anak-anak lain yang ada di sekitar lokasi juga langsung melarikan diri.

    Di video lain, terlihat korban berusia remaja yang terkena peluru juga terjatuh dan meminta bantuan dari sekitarnya. Korban sempat berjuang dalam kesakitan setidaknya selama setengah menit sebelum meninggal dunia.

    Seorang pejabat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan anak laki-laki dan remaja itu berada di pinggir jalan raya utama Jenin. Kawasan itu sebenarnya terlarang bagi militer Israel, karena berada di bawah kendali Otoritas Palestina.

    Israel berdalih penembakan itu karena “sejumlah tersangka” melemparkan alat peledak ke arah tentara Israel.

    Bulan Sabit Merah telah memberikan bantuan kepada enam warga Palestina lainnya yang juga terluka akibat tembakan dalam serangan itu.

    Meski sedang berada dalam masa gencatan senjata, tentara Israel disebut masih melakukan pengepungan dan penyerangan di beberapa titik di Tepi Barat.

    (dna/dan)

  • VIDEO: Melihat Wajah Pelaku Penembakan Mahasiswa Palestina di Vermont

    VIDEO: Melihat Wajah Pelaku Penembakan Mahasiswa Palestina di Vermont

    Jakarta, CNN Indonesia

    Tersangka penembakan 3 mahasiswa keturunan Palestina akhirnya ditangkap setelah mencoba melarikan diri.

    Tersangka, Jason J. Eaton, 48, hadir di sidang pengadilan dan mengaku tidak bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan tingkat dua.

    Hakim pengadilan di Burlington tetap menetapkan tersangka untuk menjalani sebagai tahanan tanpa jaminan.

    Eaton melakukan aksinya dengan pistol untuk menembak ketiga korban.

    Polisi pun masih mendalami motif penembakan, tapi dugaan kejahatan pelaku melakukan aksinya atas dasar hate crime.

    Penembakan ini terjadi di tengah maraknya insiden anti-Islam dan antisemit sejak konflik berdarah Israel-Hamas pada 7 Oktober.

  • VIDEO: Tiga Mahasiswa Palestina Ditembak, Pelaku Masih Buron

    VIDEO: Tiga Mahasiswa Palestina Ditembak, Pelaku Masih Buron

    Jakarta, CNN Indonesia

    Tiga mahasiswa keturunan Palestina ditembak pria tak dikenal di Vermont, Sabtu (25/11) malam.

    Pelaku penembakan langsung melarikan diri dan hingga kini belum ditemukan keberadaannya.

    Petugas kepolisian langsung mendatangi lokasi untuk memberikan pertolongan kepada korban.

    Ketiganya dilaporkan mengalami luka-luka dan kini sudah dirawat intensif di rumah sakit.

    Saat penembakan terjadi, dua korban sedang mengenakan syal tradisional khas Timur Tengah.

    Polisi pun masih mendalami motif penembakan, tapi dugaan awal pelaku melakukan aksinya atas dasar hate crime.

  • 3 Mahasiswa Palestina Ditembak di Vermont, Pelaku Masih Buron

    3 Mahasiswa Palestina Ditembak di Vermont, Pelaku Masih Buron

    Jakarta, CNN Indonesia

    Tiga mahasiswa asal Palestina jadi korban penembakan di Vermont, Amerika Serikat (AS). Ketiga mahasiswa itu ditembak di area dekat Universitas Vermont, Burlington, Sabtu malam (25/11).

    Kepala Polisi Burlington Jon Murad mengatakan mulanya petugas merespons permintaan bantuan dan menemukan dua korban, dengan korban ketiga berada tidak jauh dari lokasi penembakan, semuanya dekat dengan kampus Universitas Vermont.

    Menurut Jon setelah itu para korban langsung dibawa ke University of Vermont Medical Center, mengutip CNN.

    Polisi belum bisa mengidentifikasi pelaku penembakan, kata Jon, “dan departemen kepolisian sedang dalam tahap awal penyelidikan kejahatan ini.”

    Ketiga korban tersebut merupakan lulusan Ramallah Friends School, sebuah sekolah nirlaba swasta yang dikelola oleh Quaker di Ramallah, Palestina.

    Sekolah tersebut mengidentifikasi para siswa dalam sebuah unggahan di Facebook sebagai Hisham Awartani, Kinnan Abdelhamid dan Tahseen Ahmed.

    Menurut Ramallah Friends School, ketiganya adalah mahasiswa di perguruan tinggi Amerika. Haverford College di Pennsylvania mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa Abdelhamid adalah mahasiswa junior di perguruan tinggi tersebut, sedang dalam masa pemulihan dari luka tembak di sebuah rumah sakit.

    Husam Zomlot, duta besar Palestina untuk Inggris, memposting di X tentang insiden tersebut, menyebutkan nama-nama mahasiswa dan mengidentifikasi mereka sebagai “tiga pemuda Palestina.”

    “Kejahatan kebencian terhadap warga Palestina harus dihentikan. Warga Palestina di mana pun membutuhkan perlindungan,” tulis Zomlot di X (sebelumnya Twitter).

    Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab mengatakan dalam sebuah rilis berita bahwa mereka “memiliki alasan untuk meyakini bahwa penembakan ini terjadi karena para korban adalah orang Arab.” Organisasi hak-hak sipil tersebut menambahkan bahwa dua dari mahasiswa tersebut masih dalam perawatan intensif dan satu lainnya mengalami “luka yang sangat kritis dan serius.”

    Mereka juga mengumumkan bahwa ada hadiah sebesar US$10.000 untuk “informasi yang dapat membantu menangkap dan menghukum pelaku penembakan.”

    Penembakan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan kejahatan kebencian di AS dalam beberapa minggu sejak 7 Oktober, ketika Hamas melancarkan serangan mematikan di Israel dan Israel membalas dengan serangan udara yang menghancurkan di Gaza.

    Pada bulan Oktober, seorang anak laki-laki Amerika keturunan Palestina berusia 6 tahun ditikam hingga tewas oleh pemilik rumah keluarganya dalam sebuah kasus yang oleh pihak berwenang disebut sebagai kejahatan kebencian.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]