Kasus: penembakan

  • Italia Kirim Kapal Militer Bantu Perahu Flotilla yang Diserang Israel

    Italia Kirim Kapal Militer Bantu Perahu Flotilla yang Diserang Israel

    Dunia Hari Ini kembali dengan rangkuman sejumlah informasi utama dari berbagai negara selama 24 terakhir.

    Edisi Kamis, 25 September 2025, kita awali dari Italia.

    Italia bantu kapal flotilla

    Italia mengirimkan kapal perang angkatan laut mereka untuk membantu perahu yang membawa sejumlah bantuan ke Gaza.

    Sebelumnya, awak Global Sumud Flotilla dan aktivis pro-Palestina mengatakan mereka mendengar beberapa ledakan dan melihat sejumlah drone yang menargetkan perahu mereka.

    Tidak disebutkan apakah ada korban jiwa di perahu-perahu yang berada di lepas pantai Yunani itu.

    Kementerian Luar Negeri Italia dalam sebuah pernyataannya mengatakan sudah meminta pemerintah Israel jika setiap operasi pasukan Israel “harus dilakukan sesuai dengan hukum internasional dan prinsip kehati-hatian mutlak.”

    Topan Ragasa tewaskan 17 orang

    Topan Super Ragasa, yang disebut sebagai siklon tropis terkuat di dunia tahun ini, menerjang kota Yangjiang di China selatan, setelah menewaskan sedikitnya 17 orang di Taiwan dan menghantam Hong Kong dengan angin kencang disertai hujan lebat.

    Perdana Menteri Taiwan, Cho Jung-tai, meminta penyelidikan setelah warga mengeluhkan kurangnya peringatan dari otoritas Taiwan tentang Topan Ragasa.

    Sementara itu, otoritas maritim China mengeluarkan peringatan gelombang “merah” tertingginya untuk pertama kalinya tahun ini, dengan perkiraan gelombang mencapai hingga 2,8 meter di beberapa wilayah provinsi Guangdong.

    Mereka juga memperingatkan risiko banjir besar di Shenzhen, terutama di daerah dataran rendah, dengan peringatan badai diperkirakan akan berlaku hingga Kamis ini (25/09).

    Satu orang tewas dalam penembakan di pusat imigrasi AS

    Departemen Keamanan Dalam Negeri di Amerika Serikat (DHS) mengatakan seorang tahanan dari Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) tewas dan dua lainnya luka-luka setelah insiden penembakan di kantornya di Dallas, Texas.

    DHS mengatakan tersangka menembak “tanpa pandang bulu” ke gedung ICE, termasuk ke sebuah van di pintu masuk gedung yang dijaga ketat.

    Direktur FBI Kash Patel mengatakan selongsong peluru tersangka yang masih utuh dengan tulisan “ANTI-ICE” di sisinya.

    “Sementara penyelidikan masih berlangsung, bukti-bukti awal menunjukkan adanya motif ideologis di balik serangan ini,” tulis Patel.

    Presiden Xi Jinping umumkan target iklim baru

    Untuk pertama kalinya, China berkomitmen tidak hanya menghentikan peningkatan emisi karbon, tapi juga untuk benar-benar menguranginya sebesar 7 hingga 10 persen pada tahun 2035.

    Presiden Xi Jinping mengumumkannya dalam panggilan video pada KTT Iklim di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Ia mengatakan negaranya akan meningkatkan penggunaan tenaga surya, angin, dan air untuk menjalankan lebih dari 30 persen sistem kelistrikannya selama satu dekade mendatang.

    Ia juga berkomitmen untuk menjadikan “kendaraan dengan energi yang terbarukan sebagai pemain utama dalam penjualan kendaraan baru.”

    Lihat Video ‘Israel Larang Kapal Bantuan Aktivis Pro-Palestina Datangi Gaza!’:

  • 4 Hari Pasca Penembakan Pendulang Emas di Yahukimo Papua Pegunungan, Jenazah Belum Bisa Dievakuasi

    4 Hari Pasca Penembakan Pendulang Emas di Yahukimo Papua Pegunungan, Jenazah Belum Bisa Dievakuasi

    Liputan6.com, Yahukimo – Empat hari pasca penembakan terhadap 5 orang pendulang emas di Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, aparat keamanan belum bisa mengevakuasi jenazah.

    Pada Rabu 24 September 2025, direncanakan dilakukan evakuasi jenazah, namun terhalang cuaca buruk.

    “Sejak pagi, hujan deras mengguyur Yahukimo. Evakuasi terhalang cuaca. Kondisi ini membuat tim evakuasi sulit menyeberangi sungai yang arusnya menjadi deras,” ujar Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol. Faizal Ramadhani.

    Hujan deras juga membuat jarak pandang minim, karena kabut yang turun.

    Dua hari setelah penembakan pada Selasa 23 September 2025, aparat keamanan juga batal mengevakuasi 5 jenazah karena rombongan aparat justru ditembaki oleh KKB pimpinan Elkius Kobak.

    Aksi penembakan terhadap penambang emas di Distrik Seradala berlangsung sejak Minggu (20/9/2025) hingga Senin (21/9/2025).

    Saksi berinidial DA menyebutkan pada Minggu malam sekitar pukul 19.00 WIT, dua pekerja ditemukan tewas dengan luka kekerasan dan tembakan. Kedua jenazah tergelak di Jalan Poros Kampung Bingki, Distrik Seradala.

    Mengetahui adanya penembakan, sejumlah penambang berencana menuju Dekai untuk menyelamatkan diri, namun batal dilakukan karena cuaca buruk.

    Keesokan harinya, Senin sekitar pukul 08.00 WIT, KKB kembali melancarkan serangan di Camp Kali Kulum. Kelompok tersebut menggunakan panah dan senjata api, menyebabkan kepanikan di antara para penambang. Dalam aksi ini, 3 orang pekerja tambang kembali menjadi korban keganasan KKB.

    Kelima korban bernama Desem Dominggus dan Marselinus Manek yang meninggal dunia pada penyerangan pertama. Lalu, atas nama Roberto, Yunus, dan Unu pada kasus penembakan kedua.

    “Sampai sekarang kami belum sampai TKP. Informasi yang kami dapatkan, terdapat 5 jenazah, namun masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut,” jelas dia.

    Brigjen Faizal menjelaskan data para korban masih dalam proses penyelidikan.

     

    Teror kelompok kriminal bersenjata Papua kembali memakan korban. Penyerangan dari KKB kali ini menewaskan 11 orang di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

  • Penembak Jitu Serang Kantor Imigrasi AS di Dallas, 3 Orang Terluka

    Penembak Jitu Serang Kantor Imigrasi AS di Dallas, 3 Orang Terluka

    Jakarta

    Aksi penembakan terjadi di fasilitas penahanan Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) Amerika Serikat (AS) di kota Dallas, AS. Tiga orang dilaporkan terluka.

    “Detailnya masih terus bertambah, tetapi kami dapat mengkonfirmasi adanya beberapa korban luka dan kematian,” kata Menteri Dalam Negeri AS, Kristi Noem, dilansir AFP, Rabu (24/9/2025).

    Aparat setempat masih melakukan penyelidikan terkait motif kasus penembakan tersebut. Saat ini petugas masih berada di lokasi.

    “Meskipun kami belum mengetahui motifnya, kami tahu bahwa aparat penegak hukum ICE menghadapi kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap mereka,” tambah Noem.

    Informasi awal pelaku diduga merupakan penembak jitu. Pelaku tewas usai melakukan penembakan.

    “Informasi awal menunjukkan kemungkinan penembak jitu,” kata Pelaksana Tugas Direktur ICE, Todd Lyons.

    Lihat juga Video: Penembakan di Sekolah Menengah Dallas, 3 Siswa Terluka Kotak Masuk

    (ygs/maa)

  • KKB Elkius Kobak Kembali Tebar Teror, Tembak Warga Sipil Hingga Bakar Rumah

    KKB Elkius Kobak Kembali Tebar Teror, Tembak Warga Sipil Hingga Bakar Rumah

    JAKARTA – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Elkius Kobak kembali menebar teror. Mereka menembak seorang warga sipil di Distrik Kolf Braza, Kabupaten Asmat.

    Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani menyebut korban aksi penembakan bernama Indra Guru Wardana. Aksi teror KKB terjadi pada Minggu, 21 September.

    “Setelah penembakan, para pelaku juga membakar rumah korban hingga rata dengan tanah,” ujar Faizal dalam keterangannya, Selasa, 23 September.

    Kendati demikian, mengenai rangkaian atau kronologi penembakan hingga pembakaran belum bisa disampaikan secara rinci. Sebab, hingga kini masih dalam pendataan karena akses menuju lokasi cukup sulit.

    “TKP berjarak cukup jauh dari Polsek Suator dan komunikasi juga tidak terlalu baik, sehingga kami masih terus mengumpulkan data lengkap terkait kejadian ini,” ucapnya.

    Menambahkan, Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Adarma Sinaga menuturkan dari pendalaman sementara pelaku penembakan diperkirakan lebih dari tiga orang.

    “Jumlah pelaku diperkirakan enam orang, salah satunya membawa senjata panjang dengan teleskop,” ungkap Adarma.

    Satgas Damai Cartenz saat ini terus melakukan upaya pengamanan dan penyelidikan lanjutan. Polri menegaskan bahwa negara tidak akan kalah dengan aksi kejahatan bersenjata, dan keselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.

  • Heboh Mayat Pria Ditemukan Dalam Mobil di Polewali Mandar, Diduga Jadi Korban Penembakan

    Heboh Mayat Pria Ditemukan Dalam Mobil di Polewali Mandar, Diduga Jadi Korban Penembakan

    Sementara itu, Tim Dokter Forensik RS Bhayangkara Mamuju AKBP Mauluddin membenarkan, pada tubuh korban ditemukan satu buah luka.

    “Sampai saat ini masih kami lakukan pendalaman,” katanya.

    Dirinya juga mengatakan, ada satu benda yang perlu pemeriksaan laboratorium forensik untuk menentukan jenis benda tersebut, diduga proyektil.

    Polisi saat ini telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk dua rekan korban yang berada di mobil. Saat ini, kasus tersebut ditangani oleh Satreskrim Polres Polman. Mobil yang menjadi tempat korban ditemukan juga telah diamankan sebagai barang bukti.

    Polisi masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi, antara lain dua orang warga yang diketahui sempat bersama warga di dalam mobil.  

  • Australia Selidiki Jasad Warganya Dipulangkan dari Bali Tanpa Jantung

    Australia Selidiki Jasad Warganya Dipulangkan dari Bali Tanpa Jantung

    Canberra

    Otoritas Australia menuntut jawaban dari Indonesia setelah jenazah seorang warganya yang meninggal saat berlibur ke Bali dipulangkan tanpa jantungnya. Otoritas Canberra sedang menyelidiki lebih lanjut hal tersebut.

    Pemuda asal Queensland bernama Byron Haddow, yang berusia 23 tahun, ditemukan meninggal dunia di kolam renang di villa tempatnya menginap saat berlibur di Bali pada tahun ini.

    Jenazah Haddow, seperti dilansir AFP, Selasa (23/9/2025), dipulangkan ke Australia sekitar empat minggu setelah kematiannya, di mana autopsi kedua mendapatkan bahwa jenazah pemuda Australia itu kehilangan jantungnya.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Australia mengatakan pada Selasa (23/9) bahwa mereka memberikan bantuan konsuler kepada keluarga Haddow, namun tidak dapat berkomentar lebih lanjut karena kewajiban privasi.

    “Mereka hanya menelepon kami untuk menanyakan apakah kami mengetahui bahwa jantungnya disimpan di Bali,” tutur ibunda Haddow, Chantal, saat berbicara kepada media lokal Australia, Channel Nine.

    “Saya merasa seperti ada sesuatu yang tidak beres. Saya pikir sesuatu telah terjadi padanya sebelum berada di kolam renang,” kata ibunda Haddow dalam pernyataannya.

    Sejumlah pejabat senior Australia yang ada di Bali dan Jakarta telah menyampaikan pernyataan kepada pemerintah Indonesia terkait masalah ini.

    Konsulat Jenderal Australia di Balik juga telah menyampaikan kekhawatiran keluarga Haddow kepada pihak rumah sakit, yang menjadi tempat autopsi pertama dilakukan.

    Namun, dokter forensik yang melakukan autopsi awal terhadap jenazah Haddow menolak klaim adanya kesalahan.

    “Untuk keperluan forensik, jantungnya telah diperiksa dan ditinggalkan saat keluarga memulangkan jenazahnya,” kata dokter Nola Margaret Gunawan kepada surat kabar The Sydney Morning Herald pada Senin (22/9).

    “Saya telah memberikan hasil autopsi dan penjelasannya kepada keluarga. Mereka telah menerima penjelasan saya,” ucapnya.

    Lihat juga Video: Rekonstruksi Penembakan WN Australia, 2 Eksekutor Pakai Jaket Ojol

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • KKB Pimpinan Elkius Kobak Bakar Rumah dan Tembak Warga di Asmat

    KKB Pimpinan Elkius Kobak Bakar Rumah dan Tembak Warga di Asmat

     

    Liputan6.com, Jayapura – Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB) Kodap XVI Yahukimo pimpinan Elkius Kobak kembali berbuat ulah. Seorang warga di Distrik Kolf Braza, Kabupaten Asmat, Papua Selatan, atas nama Indra Guru Wardana menjadi korban penembakan, pada Minggu (21/9/2025). 

    Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani mengatakan, setelah menembak korban, anggota KKB tersebut juga membakar rumah korban hingga rata dengan tanah.

    “Untuk kronologis kejadian masih dalam pendataan karena akses menuju lokasi kejadian itu cukup sulit,” kata Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani di Jayapura, Selasa (23/9/2025).

    Faizal juga mengatakan, tempat kejadian perkara (TKP) jaraknya cukup jauh dari Polsek Suator dan komunikasi juga terkendala komunikasi, sehingga pihaknya masih terus mengumpulkan data lengkap terkait peristiwa tersebut.

    Faizal menjelaskan saat insiden itu terjadi diperkirakan anggota KKB berjumlah enam orang dan salah satunya membawa senjata panjang dengan teleskop.

    “Satgas Damai Cartenz terus berupaya melakukan pengamanan dan penyelidikan lanjutan. Polri akan menindak tegas para pelaku yang melakukan kejahatan bersenjata aga rkeselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama,” ujarnya.

     

     

     

  • KKB Papua Pimpinan Elkius Kobak Tembak dan Bakar Rumah Warga di Asmat

    KKB Papua Pimpinan Elkius Kobak Tembak dan Bakar Rumah Warga di Asmat

    Liputan6.com, Jakarta – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua Kodap XVI Yahukimo pimpinan Elkius Kobak melakukan penembakan terhadap seorang warga bernama Indra Guru Wardana di Distrik Kolf Braza, Kabupaten Asmat, pada Minggu 21 September 2025. Tidak cukup di situ, para pelaku juga membakar rumah korban hingga rata dengan tanah.

    Kepala Operasi Damai Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani menyampaikan, kronologi kejadian masih dalam pendataan lantaran akses menuju lokasi cukup sulit.

    “TKP berjarak cukup jauh dari Polsek Suator dan komunikasi juga tidak terlalu baik, sehingga kami masih terus mengumpulkan data lengkap terkait kejadian ini,” tutur Faizal dalam keterangannya, Selasa (23/9/2025).

    Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Adarma Sinaga menambahkan, pelaku diperkirakan sebanyak enam orang, dengan salah satunya membawa senjata panjang dilengkapi teleskop.

    “Satgas Damai Cartenz saat ini terus melakukan upaya pengamanan dan penyelidikan lanjutan,” ujarnya.

     

  • Serangan Udara di Perbatasan Pakistan, 23 Orang Tewas

    Serangan Udara di Perbatasan Pakistan, 23 Orang Tewas

    Islamabad

    Serangan udara terjadi di wilayah perbatasan Pakistan. Dilaporkan 23 orang tewas akibat serangan tersebut.

    Dilansir AFP, Senin (22/9/2025), anggota parlemen oposisi menuduh militer melakukan serangan itu sebagai bagian dari operasi kontraterorisme. Namun belum ada pernyataan resmi yang dirilis pemerintah Pakistan maupun angkatan bersenjata.

    Militan Taliban Pakistan (TTP) dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan kampanye kekerasan terhadap pasukan keamanan di daerah pegunungan Provinsi Khyber Pakhtunkwa yang berbatasan dengan Afghanistan.

    “Pesawat pasukan keamananlah yang melakukan penembakan. Penembakan mereka lah yang menewaskan 23 orang,” ujar seorang anggota oposisi dari Majelis Nasional, Iqbal Afridi, dilansir AFP.

    Berbicara di majelis Khyber Pakhtunkwa, anggota parlemen provinsi Sohail Khan Afridi juga menuding militer Pakistan. “Serangan oleh pasukan keamanan ini tak lain adalah serangan terhadap warga sipil tak bersenjata,” ujarnya.

    Baik Iqbal maupun Sohail merupakan anggota partai mantan perdana menteri Pakistan, Imran Khan.

    Seorang perwira polisi senior yang bertugas di kota Tirah mengatakan kepada AFP bahwa tujuh perempuan dan empat anak-anak termasuk di antara 23 korban tewas. Meski begitu, ia tak menyebutkan siapa dalang di balik serangan ini.

    “Jet-jet tempur tersebut menargetkan empat rumah, yang hancur total,” kata perwira yang meminta untuk tidak disebutkan namanya itu.

    “Tirah terletak di dekat perbatasan Pakistan-Afghanistan dan merupakan rumah bagi beberapa tempat persembunyian TTP. Dalam beberapa bulan terakhir, telah terjadi beberapa serangan terhadap pasukan keamanan di daerah ini,” sambungnya.

    Seorang petugas keamanan yang bertugas di Peshawar mengatakan terdapat “puluhan tempat persembunyian TTP” di daerah tempat para militan tinggal bersama keluarga mereka. Ia juga menolak menyebutkan siapa yang melakukan serangan tersebut.

    Pada Senin (22/9) sore, sekitar 2.000 orang berkumpul untuk memprotes serangan mematikan tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (isa/jbr)

  • Apa Itu Antifa? Kenapa Trump Melabelinya Organisasi Teroris?

    Apa Itu Antifa? Kenapa Trump Melabelinya Organisasi Teroris?

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akan menetapkan Antifa sebagai “organisasi teroris besar” sebagai bagian dari upayanya untuk menargetkan “kaum kiri radikal”, menyusul pembunuhan aktivis konservatif Charlie Kirk.

    Dalam sebuah unggahan di platform Truth Social miliknya, Trump menyebut kelompok Antifa sebagai “kiri radikal yang sakit, berbahaya, dan malapetaka. Dia menjanjikan kepada publik bahwa kelompok tersebut akan “diselidiki secara menyeluruh”.

    Antifa, sebuah gerakan kiri terdesentralisasi yang menentang kelompok-kelompok sayap kanan, rasis, dan fasis telah lama memicu kemarahan Trump.

    Namun, para ahli mempertanyakan bagaimana Presiden Trump menargetkan kelompok yang tidak memiliki pemimpin, daftar keanggotaan, atau struktur yang jelas.

    Pada 2020, Direktur FBI saat itu, Christopher Wray, mengatakan kepada Kongres AS bahwa Antifa lebih tepat didefinisikan sebagai sebuah ideologi daripada sebagai organisasi formal.

    Sejumlah influencer dan politisi sayap kanan berkeras Antifa merupakan komponen kunci jaringan sayap kiri yang mereka klaim berusaha merongrong AS, kebebasan berbicara, dan hak kepemilikan senjata.

    Apa arti Antifa?

    Antifa merupakan akronim dari anti-fasis. Kelompok itu tidak punya pemimpin dan sebagian besar anggotanya terdiri dari aktivis sayap kiri ekstrem.

    Kata Antifa berasal dari kata bahasa Jerman “antifaschistisch”, yang merujuk pada kelompok anti-fasis Jerman pada era 1930-an.

    Bendera bergambar logo yang diasosiasikan dengan Antifa. (Getty Images)

    Meskipun keberadaan Antifa di AS telah berlangsung selama beberapa dekade, kelompok ini menjadi sorotan setelah Trump memenangi pilpres pertama pada 2016 dan peristiwa unjuk rasa kelompok sayap kanan ekstrem di Charlottesville pada 2017.

    Sejak itu, para aktivis yang menyatakan diri sebagai Antifa secara rutin bentrok dengan kelompok sayap kanan, baik dalam perdebatan sengit daring maupun dalam perkelahian fisik di berbagai tempat di AS.

    Karena tidak ada organisasi terpusat, Antifa cenderung terbentuk secara organik baik daring maupun luring. Para anggotanya mencakup kaum anarkis, komunis, dan sosialis garis keras yang secara umum memiliki pandangan anti-pemerintah, anti-kapitalis, pro-LGBTQ, dan pro-imigrasi.

    Namun, Antifa terkadang digunakan sebagai istilah umum oleh politisi dan komentator konservatif untuk menyebut kelompok liberal dan sayap kiri lain yang berseberangan dengan mereka.

    Apakah Antifa terlibat dalam aksi kekerasan?

    Menurut sejumlah kritikus, yang membedakan Antifa dari kelompok sayap kiri arus utama adalah kesediaan beberapa aktivisnya menggunakan kekerasan demi memperjuangkan tujuan mereka, yang mereka klaim sebagai pembelaan diri.

    Para aktivis Antifa seringkali mengenakan pakaian gelap dan menutupi wajah mereka di tempat umum.

    Video daring yang ditonton oleh BBC menunjukkan beberapa orang membawa tongkat, perisai, tongkat, dan semprotan merica dalam demonstrasi.

    Baca juga:

    Pada 2017, sekitar 100 aktivis bertopeng yang membawa spanduk dan bendera Antifa menyerang sekelompok pengunjuk rasa sayap kanan di Berkeley, California.

    Selama kerusuhan pascapembunuhan George Floyd pada 2020, seorang aktivis Antifa bernama Michael Reinoehl menembak mati seorang pendukung Patriot Prayersebuah kelompok sayap kanan di wilayah Portland. Pria berusia 48 tahun itu kemudian ditembak mati oleh polisi.

    Para aktivis antifa dalam sebuah aksi demonstrasi di Berkeley, California. (Getty Images)

    Aktivis anti-fasis juga secara rutin merilis identitas dan detail pribadi orang-orang yang mereka anggap sebagai aktivis sayap kanan. Taktik ini yang umumnya dikenal sebagai “doxxing”dilakukan untuk membuat orang-orang tersebut dipecat dari pekerjaan mereka dan dikucilkan secara sosial.

    Setelah pembunuhan Charlie Kirk, BBC Verify telah melihat pesan-pesan dari beberapa anggota Antifadi Reddit dan Xyang membela penembakan tersebut.

    Apakah Trump punya kewenangan hukum untuk melabeli Antifa sebagai organisasi teroris?

    Trump belum menjelaskan secara rinci mengenai rencananya menetapkan Antifa sebagai organisasi teroris. BBC telah meminta Gedung Putih untuk memberikan rincian lebih lanjut.

    Pemerintah AS dapat menetapkan suatu kelompok sebagai Organisasi Teroris Asing (FTO). “Kriteria hukum” untuk tindakan demikian adalah kelompok yang ditargetkan “harus organisasi asing”.

    Pelabelan FTO menyebabkan anggota kelompok tersebut dapat dilarang masuk ke AS atau dideportasi dari AS. Label itu juga memberi kewenangan kepada pemerintah AS untuk menyita dana dan menargetkan para donatur organisasi tersebut.

    Daftar FTO yang dimiliki Departemen Luar Negeri AS saat ini mencakup cabang-cabang ISIS dan kartel narkoba dari Amerika Latin.

    Namun, belum jelas bagaimana label ini dapat diperluas ke Antifa.

    Baca juga:

    “Setahu saya, tidak ada mekanisme hukum yang secara resmi menetapkan suatu kelompok sebagai organisasi teror domestik,” ujar Luke Baumgartner, seorang peneliti di Program Ekstremisme Universitas George Washington, kepada BBC.

    “Setahu saya, itu hanya proklamasi di Truth Social yang tidak berarti apa-apa. Kecuali Kongres mau mengambil langkah konkret, tapi saya rasa itu tidak akan terjadi,” ujarnya.

    Pakar hukum lain yang berbicara kepada BBC Verify menunjukkan bahwa hak kebebasan berbicara berdasarkan Amandemen Pertama Konstitusi AS dapat membatasi kemampuan Trump untuk menerapkan langkah tersebut.

    Getty ImagesSejumlah anggota Proud Boys bentrok dengan Antifa di Portland, Oregon.

    Profesor David Schanzer, direktur Triangle Center on Terrorism and Homeland Security di Universitas Duke, mengatakan: “Amandemen Pertama melindungi hak berserikat, yang mencakup hak individu untuk membentuk kelompok dan melarang pemerintah mencampuri kegiatan kelompok-kelompok tersebut, kecuali jika mereka melanggar hukum.”

    “Bahwa presiden mengatakan kelompok semacam itu sebagai ‘organisasi teroris besar’ tidak mengubah hak-hak konstitusional fundamental tersebut,” tambahnya.

    Baca juga:

    Brad Evansprofessor kajian kekerasan politik di Universitas Bathmemperingatkan bahwa ketiadaan struktur organisasi dan keanggotaan Antifa “memberikan peluang luar biasa untuk memperluas kewenangan [pemerintah] dan menerapkannya kepada siapa pun yang mungkin dianggap tergabung dalam organisasi yang tidak jelas”.

    “Ini berarti bahwa siapa pun yang dicurigai tergabung dalam Antifa perlu membuktikan bahwa mereka tidak berasosiasi. Bahaya penyalahgunaan wewenang sangat jelas.”

    Para pakar hukum lainnya mempertanyakan mengapa pemerintahan Trump tidak dapat menggugat Antifa berdasarkan undang-undang yang ada, seperti undang-undang mengenai hasutan melakukan kekerasan.

    Mengapa pemerintahan Trump menargetkan Antifa?

    Ini bukan pertama kalinya Trump menargetkan Antifa. Pada 2020 lalu, dia mengatakan bakal mendeklarasikan kelompok tersebut sebagai organisasi teroris, tetapi tidak ada tindak lanjut.

    Langkah terbaru Trump merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas melawan “kaum kiri radikal” setelah pembunuhan Charlie Kirk.

    Trump menyatakan bahwa: “Kekerasan politik kiri radikal telah melukai terlalu banyak orang tak berdosa dan merenggut terlalu banyak nyawa.”

    Pihak berwenang mengatakan bahwa Tyler Robinsonyang dituduh membunuh Kirkberhaluan “ideologi kiri”. Namun, aparat belum banyak memberikan rincian dan Tyler tidak terkait langsung dengan Antifa.

    Apa kata kajian mengenai kekerasan politik di AS?

    Pekan ini, Departemen Kehakiman AS (DoJ) menghapus sebuah studi tentang kekerasan politik di Amerika yang menyimpulkan bahwa ekstremisme sayap kanan melampaui “semua jenis ekstremisme kekerasan lainnya”.

    BBC bertanya kepada DoJ mengapa studi tersebut, yang diterbitkan pada 2024 oleh badan penelitian DoJ, dihapus. DoJ menyatakan “tidak ada komentar”.

    BBC Verify telah meninjau lima studi independen yang meneliti serangan bermotif politik di AS selama beberapa dekade terakhir. Semuanya menunjukkan bahwa ada lebih banyak kasus kekerasan politik di AS yang dilakukan oleh orang-orang yang dianggap para peneliti berideologi sayap kanan daripada orang-orang yang dianggap berideologi sayap kiri.

    Namun, karena tidak ada definisi yang konsisten atau universal tentang ideologi “kanan” atau “kiri”, sulit untuk mengukur tren kekerasan politik dari waktu ke waktu.

    Profesor Robert Pape, dari Universitas Chicago, mengatakan telah menyaksikan “peningkatan pembunuhan dan upaya pembunuhan politik” terhadap politisi Republik dan Demokrat selama beberapa tahun terakhir.

    “Yang kami lihat dari data kami adalah ketika seorang pemimpin politik menyalahkan satu pihak atas suatu aksi kekerasan, hal itu justru menghasilkan lebih banyak dukungan untuk kekerasan politik, bukan lebih sedikit,” tambahnya.

    Reportase tambahan oleh Mike Wendling, Matt Murphy, dan Lucy Gilder

    BBC

    Lihat juga Video ‘Heboh Ada yang Menayangkan Foto Trump-Epstein di Kastil Windsor’:

    (ita/ita)