Kasus: penembakan

  • Saat TNI Lumpuhkan Pusat Komando OPM Soanggama, 14 Anggota KKB Tewas
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        17 Oktober 2025

    Saat TNI Lumpuhkan Pusat Komando OPM Soanggama, 14 Anggota KKB Tewas Nasional 17 Oktober 2025

    Saat TNI Lumpuhkan Pusat Komando OPM Soanggama, 14 Anggota KKB Tewas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    TNI melalui Komando Operasi (Koops) Habema Kogabwilhan III berhasil melumpuhkan kekuatan kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Rabu (15/10/2025).
    Dalam operasi itu, sebanyak 14 anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang tergabung dalam Kodap VIII/Soanggama tewas dalam kontak senjata dengan prajurit TNI.
    Aksi tersebut sekaligus menandai berakhirnya dominasi kelompok OPM di wilayah Soanggama yang selama ini menjadi salah satu pusat pergerakan mereka.
    Menurut keterangan resmi Satuan Tugas Media Koops Habema, operasi pembebasan Kampung Soanggama digelar secara terpadu dan terukur oleh pasukan TNI untuk memulihkan keamanan dan melindungi masyarakat dari tekanan KKB.
    Pada Selasa (14/10/2025) malam, prajurit TNI melakukan pergerakan taktis menuju wilayah Soanggama.
    Informasi menyebutkan bahwa sekitar 30 anggota OPM Kodap VIII/Soanggama telah lama menguasai kampung tersebut dan menekan warga.
    “Pada tanggal 15 Oktober 2025, sekitar pukul 05.30 WIT, kontak tembak terjadi saat pasukan TNI diserang oleh kelompok OPM. Menghadapi situasi tersebut, prajurit TNI dengan terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur sesuai prosedur pertempuran. Pada pukul 12.00 WIT situasi berhasil dikuasai dan kelompok OPM berhasil dipukul mundur,” ungkap Dansatgas Media Koops Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono dalam keterangannya, Kamis (16/10/2025).
    TNI juga melaporkan bahwa 14 orang anggota OPM tewas dalam baku tembak tersebut.
    Beberapa di antaranya adalah figur kunci dalam struktur Kodap VIII/Soanggama, misalnya Kepala Staf Operasi Kodap VIII/Soanggama Agus Kogoya, Ipe Kogoya selaku adik kandung Agus, dan Zakaria Kogoya yang merupakan pelaku penembakan anggota TNI di Mamba Bawah dan Gamagai.
    Kelompok OPM ini tercatat telah melakukan 12 aksi kekerasan bersenjata sepanjang Januari-Oktober 2025, baik terhadap aparat TNI maupun warga sipuk.
    Selain menewaskan sejumlah anggota OPM, TNI juga menguasai markas besar Kodap VIII/Soanggama yang selama ini menjadi pusat perencanaan serangan terhadap aparat keamanan dan warga sipil.
    Dari hasil penyisiran, TNI menemukan dan mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya satu pucuk senjata api rakitan dan empat senapan angin, munisi berbagai kaliber, satu alat bidik Simons, satu teropong Newcon, dokumen organisasi OPM, atribut bintang kejora, peralatan komunikasi, serta berbagai perlengkapan lapangan milik kelompok separatis.
    Untuk memastikan keamanan jangka panjang, wilayah tersebut kini ditetapkan sebagai Pos Taktis TNI Soanggama.
    Pasca penindakan, situasi di Kampung Soanggama dilaporkan aman dan kondusif.
    Iwan mengatakan bahwa warga kampung juga tidak ada yang mengungsi.
    “Masyarakat tidak melakukan pengungsian serta menyambut positif kehadiran TNI. Tokoh adat dan kepala desa setempat bahkan menghibahkan sebagian lahan dan fasilitas kampung untuk dijadikan Pos Taktis TNI Soanggama,” kata dia.
    Kepala Desa Soanggama menyampaikan bahwa seluruh korban tewas merupakan anggota kelompok bersenjata.
    Ia juga mengonfirmasi bahwa warga memberikan informasi tambahan tentang lokasi senjata lain yang disembunyikan kelompok tersebut.
    Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto menegaskan bahwa tindakan yang diambil prajurit TNI merupakan langkah tegas, terukur, dan sah secara hukum.
    “TNI akan terus melakukan penindakan terhadap kelompok bersenjata OPM yang mengancam keselamatan masyarakat. Kami berkomitmen menciptakan Papua yang aman, damai, dan sejahtera,” ujar Lucky.
    Ia menambahkan, pasukan saat ini masih melanjutkan pengejaran terhadap sisa kelompok yang melarikan diri ke hutan serta melakukan pembinaan teritorial terbatas bersama tokoh agama dan masyarakat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pangkoops: 14 KKB tewas dalam kontak tembak di Homeyo-Intan Jaya

    Pangkoops: 14 KKB tewas dalam kontak tembak di Homeyo-Intan Jaya

    “TNI juga berhasil menguasai markas KKB yang merupakan Kodap VIII/Soanggama pimpinan Undius Kogoya yang digunakan sebagai pusat perencanaan serangan terhadap aparat dan warga sipil,”

    Jayapura (ANTARA) – Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto mengatakan, tercatat 14 anggota KKB tewas dalam kontak tembak dengan prajurit di Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.

    14 Anggota KKB itu tewas dalam kontak tembak yang terjadi Selasa (15/10) di kampung Soanggama.

    “TNI juga berhasil menguasai markas KKB yang merupakan Kodap VIII/Soanggama pimpinan Undius Kogoya yang digunakan sebagai pusat perencanaan serangan terhadap aparat dan warga sipil,” kata Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto, Kamis malam.

    Dihubungi dari Jayapura, Pangkoops Habema mengatakan, 14 KKB yang tewas dalam kontak tembak termasuk Kepala Staf Operasi Kodap VIII/Soanggama Agus Kogoya, Ipe Kogoya, Zakaria Kogoya yang merupakan pelaku penembakan anggota TNI di Mamba Bawah dan Gamagai, Uripinus Wandagau, Sepi Kobogau, Kaus Lawiya, Napinus Kogoya, Roni Lawiya, Poli Kogoya,Aofa Kobogau, Pisen Kogoya, Meki Murib dan dua jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi.

    Kontak tembak berawal, saat prajurit menuju ke kampung Soanggama untuk membantu masyarakat yang berada dalam cengkraman KKB.

    Diperkirakan sebanyak 30 anggota KKB ada di kampung tersebut dan saat berupaya membebaskan warga terjadi kontak tembak.

    Prajurit TNI juga mengamankan satu pucuk senjata api rakitan dan empat senapan angin,

    amunisi berbagai kaliber, satu alat bidik Simons,satu teropong Newcon, peralatan komunikasi, atribut bintang kejora dan dokumen organisasi OPM.

    “Markas KKB di Soanggama dijadikan sebagai Pos Taktis TNI guna memastikan keamanan dan stabilitas di daerah tersebut tetap terjaga,” kata Mayjen TNI Lucky Avianto.

    Pewarta: Evarukdijati
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 3 Pria Australia yang Membunuh di Bali Terancam Hukuman Mati

    3 Pria Australia yang Membunuh di Bali Terancam Hukuman Mati

    Dunia Hari Ini telah merangkum kejadian dunia selama 24 jam terakhir.

    Edisi Kamis, 16 Oktober 2025 kami awali dengan perkembangan dari Bali, Indonesia.

    Ancaman hukuman mati tersangka pembunuh di Bali

    Tiga pria Australia yang dituduh membunuh seorang pria Melbourne di sebuah vila di Bali awal tahun ini, akan didakwa atas tuduhan pembunuhan dan bisa terancam hukuman mati.

    Ziva Radmanovic, 32, tewas tepat setelah tengah malam pada 13 Juni di sebuah vila dekat Pantai Munggu, utara Canggu.

    Polisi menuduh pembunuhan itu direncanakan oleh Darcy Jenson, Paea-I-Middlemore Tupou, dan Coskun Mevlut, dengan dua orang terakhir sebagai pelaku.

    Pada bulan Juli, ketiga pria dipaksa untuk memperagakan kembali penembakan yang dituduhkan saat polisi melakukan penyelidikan.

    “Kita akan dengar bersama di pengadilan. Saya belum bisa memberikan pernyataan apa pun sebelum fakta-fakta terungkap di persidangan,” kata Kapolres Badung, Arif Batubara.

    Pasokan bantuan dan sandera konflik Gaza

    Kamis kemarin, truk-truk bantuan memasuki Gaza, sementara Israel melanjutkan persiapan untuk membuka perlintasan utama Rafah.

    Hamas sudah menyerahkan lebih banyak tawanan menyusul pertikaian yang mengancam proses gencatan senjata. Israel memperingatkan mereka mungkin akan menutup Rafah dan mengurangi pasokan bantuan.

    Menurut Israel, Hamas mengembalikan jenazah terlalu lambat.

    Hamas mengembalikan empat jenazah yang dikonfirmasi sebagai tahanan tewas pada hari Senin, dan empat jenazah lainnya pada Selasa malam, meskipun otoritas Israel mengatakan salah satu jenazah tersebut bukan sandera.

    Gencatan senjata Taliban dan Pakistan

    Pemerintah Pakistan dan rezim Taliban Afghanistan menyepakati gencatan senjata selama 48 jam menyusul eskalasi kekerasan mematikan antara keduanya.

    Setelah lebih dari belasan warga sipil dan tentara tewas di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan, Pakistan melancarkan serangan udara di Provinsi Kandahar, Afghanistan.

    Konflik ini merusak perdamaian setelah bentrokan akhir pekan lalu juga menewaskan puluhan orang.

    Pertempuran akhir pekan tersebut merupakan yang terburuk antara kedua negara tetangga tersebut sejak Taliban merebut kekuasaan di Kabul pada tahun 2021.

    Taliban mengatakan lebih dari belasan warga sipil di Afghanistan tewas dan 100 orang terluka, ketika pasukan Pakistan melancarkan serangan pada Rabu dini hari di distrik Spin Boldak.

    Temuan tulang tangan di Kenya

    Seperangkat tulang tangan berusia 1,5 juta tahun, yang digali dari dasar danau di Kenya, adalah yang pertama kali menunjukkan kalau sepupu manusia yang mirip kera dapat menggunakan alat.

    Meskipun pemilik tangan tersebut adalah kerabat manusia modern bernama Paranthropus boisei, ia bukanlah nenek moyang langsung manusia modern.

    Namun, menurut sebuah studi oleh peneliti di Amerika Serikat dan Kenya yang diterbitkan di Nature, individu tersebut mungkin telah menggunakan alat.

    Penggunaan alat merupakan tonggak penting dalam evolusi manusia, kata Carrie Mongle, penulis utama studi dan antropolog Universitas Stony Brook.

    “Ini merupakan titik balik dalam kompleksitas perilaku dan kognitif kita.”

    Tonton juga video “Trump Berharap Sniper yang Membunuh Charlie Kirk Ditemukan” di sini:

  • Satgas Habema: 14 anggota OPM tewas saat kontak tembak dengan TNI

    Satgas Habema: 14 anggota OPM tewas saat kontak tembak dengan TNI

    Tindakan tersebut dilaksanakan secara terpadu dan terukur, dengan tujuan untuk menegakkan keamanan serta melindungi masyarakat dari aksi teror dan kekerasan yang selama ini dilakukan oleh kelompok bersenjata

    Timika (ANTARA) – Satuan Tugas Komando Operasi Habema Kogabwilhan III melaporkan bahwa para prajurit TNI berhasil menembak mati 14 anggota kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat terjadi kontak tembak di Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah pada Rabu (15/10).

    Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Timika, Kamis, Satgas Komando Operasi Habema Kogabwilhan III menyebut para prajurit TNI berhasil membebaskan wilayah Kampung Soanggama dari penguasaan kelompok separatis bersenjata OPM Kodap VIII/Soanggama.

    “Tindakan tersebut dilaksanakan secara terpadu dan terukur, dengan tujuan untuk menegakkan keamanan serta melindungi masyarakat dari aksi teror dan kekerasan yang selama ini dilakukan oleh kelompok bersenjata,” demikian keterangan Satgas Komando Operasi Habema.

    Disebutkan bahwa pada Selasa (14/10) malam, prajurit TNI melaksanakan pergerakan menuju wilayah Soanggama untuk membantu masyarakat agar terbebas dari tekanan kelompok bersenjata OPM yang diketahui berkekuatan sekitar 30 orang dan telah lama menguasai kampung tersebut.

    Selanjutnya pada Rabu (15/10) sekitar pukul 05.30 WIT, terjadi kontak tembak saat pasukan TNI diserang oleh kelompok OPM.

    Menghadapi situasi tersebut, prajurit TNI dengan terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur sesuai prosedur pertempuran.

    Hingga pukul 12.00 WIT situasi berhasil dikuasai dan kelompok OPM berhasil dipukul mundur.

    Dalam penyisiran setelah kontak tenbak, TNI menemukan 14 anggota OPM dalam kondisi tewas. Diantara yang tewas itu diketahui merupakan pimpinan dan pelaku penembakan terhadap aparat keamanan sebelumnya.

    Sementara sisanya melarikan diri ke arah hutan.

    Berikut daftar nama OPM yang tewas yaitu:
    1. Agus Kogoya, jabatan Kepala Staf Operasi Kodap VIII/Soanggama.
    2. Ipe Kogoya (Adik Kandung Pangkodap VIII/Soanggama)
    3. Zakaria Kogoya, pelaku penembakan anggota TNI di Mamba Bawah dan Gamagai
    4. Uripinus Wandagau
    5. ⁠Sepi Kobogau
    6. Kaus Lawiya
    7. Napinus Kogoya
    8. Roni Lawiya
    9. ⁠Poli Kogoya
    10. Aofa Kobogau
    11. Pisen Kogoya
    12. Meki Murib

    Sementara dua anggota OPM lainnya masih dalam proses identifikasi.

    Dari hasil penindakan tersebut, TNI berhasil menguasai dan merebut Markas Besar Kodap VIII/Soanggama pimpinan Undius Kogoya yang selama ini digunakan sebagai pusat perencanaan serangan terhadap aparat dan warga sipil.

    Aparat juga menemukan serta mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain: satu pucuk senjata api rakitan dan empat senapan angin, amunisi berbagai kaliber, satu alat bidik Simons, satu teropong Newcon. Selain itu juga ditemukan berbagai dokumen organisasi OPM, atribut bintang kejora, peralatan komunikasi, serta berbagai perlengkapan lapangan milik kelompok separatis.

    Pihak TNI kini menetapkan wilayah Soanggama sebagai Pos Taktis TNI guna memastikan keamanan dan stabilitas di daerah tersebut tetap terjaga.

    TNI menemukan dan mengamankan sejumlah barang bukti saat menguasai dan merebut Markas Besar Kodap VIII/Soanggama pimpinan Undius Kogoya di Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah pada Rabu (15/10/2025). ANTARA/HO-Satgas Operasi Habema

    Panglima Komando Operasi Habema Mayjen TNI Lucky Avianto mengatakan situasi di Kampung Soanggama kini sudah aman dan kondusif. Masyarakat tidak melakukan pengungsian serta menyambut positif kehadiran TNI. Tokoh adat dan kepala desa setempat bahkan menghibahkan sebagian lahan dan fasilitas kampung untuk dijadikan Pos Taktis TNI Soanggama.

    Berdasarkan keterangan Kepala Desa Soanggama, seluruh korban yang tertembak merupakan anggota kelompok bersenjata OPM. Masyarakat juga memberikan informasi tambahan terkait keberadaan beberapa pucuk senjata lain yang saat ini sedang dalam proses pencarian oleh aparat.

    Mayjen Lucky menegaskan bahwa tindakan tegas yang dilakukan prajurit TNI merupakan langkah terukur dan sah secara hukum untuk melindungi keselamatan warga serta menegakkan kedaulatan negara.

    “TNI akan terus melakukan penindakan terhadap kelompok bersenjata OPM yang mengancam keselamatan masyarakat. Kami berkomitmen menciptakan Papua yang aman, damai, dan sejahtera,” kata Pangkoops Habema.

    Saat ini pasukan masih melanjutkan pengejaran terhadap sisa kelompok OPM yang melarikan diri, sekaligus melaksanakan kegiatan pembinaan teritorial terbatas bersama tokoh agama dan masyarakat untuk memperkuat stabilitas keamanan di wilayah Intan Jaya.

    Pewarta: Evarianus Supar
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Saat TNI Lumpuhkan Pusat Komando OPM Soanggama, 14 Anggota KKB Tewas
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        17 Oktober 2025

    1 Kronologi TNI Tewaskan 14 Anggota OPM di Intan Jaya Nasional

    Kronologi TNI Tewaskan 14 Anggota OPM di Intan Jaya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komandan Satgas Media Komando Operasi (Koops) Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, mengungkapkan kronologi tewasnya 14 anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) oleh prajurit TNI di Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Rabu (15/10/2025).
    Peristiwa bermula pada Selasa (14/10/2025) malam, ketika prajurit TNI hendak menuju wilayah Soanggama untuk membebaskan masyarakat dari cengkeraman OPM yang disebut telah menguasai kampung tersebut sejak lama.
    Iwan mengatakan, setidaknya terdapat 30 orang anggota OPM yang menguasai kampung itu.
    “Pada tanggal 15 Oktober 2025 sekitar pukul 05.30 WIT, kontak tembak terjadi saat pasukan TNI diserang oleh kelompok OPM. Menghadapi situasi tersebut, prajurit TNI dengan terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur sesuai prosedur pertempuran,” kata Iwan, dalam keterangannya, Kamis (16/10/2025).
    Pada pukul 12.00 WIT, situasi berhasil dikuasai dan kelompok OPM dipukul mundur.
    Dalam penyisiran pasca-kontak, TNI berhasil menewaskan 14 anggota OPM, di antaranya sejumlah pimpinan dan pelaku penembakan terhadap aparat keamanan sebelumnya.
    “Sementara sisanya melarikan diri ke arah hutan,” tambah Iwan.
    Dari hasil penindakan tersebut, TNI berhasil menguasai dan merebut markas besar Kodap VIII/Soanggama pimpinan Undius Kogoya.
    Markas itu selama ini digunakan sebagai pusat perencanaan serangan terhadap aparat dan warga sipil.
    Kemudian, lanjut Iwan, TNI juga berhasil menemukan serta mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain satu pucuk senjata api rakitan dan empat senapan angin, munisi berbagai kaliber, satu alat bidik Simons, satu teropong Newcon, dokumen organisasi OPM, atribut bintang kejora, peralatan komunikasi, serta berbagai perlengkapan lapangan milik kelompok separatis.
    TNI juga menetapkan wilayah Soanggama sebagai Pos Taktis TNI guna memastikan keamanan dan stabilitas di daerah tersebut tetap terjaga.
    Berikut daftar nama anggota OPM yang tewas: 
    1. Agus Kogoya, jabatan Kepala Staf Operasi Kodap VIII/Soanggama.
    2. Ipe Kogoya (adik kandung Pangkodap VIII/Soanggama)
    3. Zakaria Kogoya, pelaku penembakan anggota TNI di Mamba Bawah dan Gamagai
    4. Uripinus Wandagau
    5. Sepi Kobogau
    6. Kaus Lawiya
    7. Napinus Kogoya
    8. Roni Lawiya
    9. Poli Kogoya
    10. Aofa Kobogau
    11. Pisen Kogoya
    12. Meki Murib
    Adapun dua OPM lainnya masih dalam proses identifikasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jenderal Militer AS Serukan Hamas Lucuti Senjata Tanpa Penundaan

    Jenderal Militer AS Serukan Hamas Lucuti Senjata Tanpa Penundaan

    Washington DC

    Jenderal militer top Amerika Serikat (AS), Laksamana Brad Cooper, menyerukan kelompok Hamas untuk “sepenuhnya” mundur dari Jalur Gaza dan melucuti persenjataan mereka “tanpa penundaan”. Cooper juga menyerukan Hamas untuk berhenti menembaki warga sipil Palestina di Jalur Gaza.

    Seruan itu, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (16/10/2025), disampaikan oleh Cooper, yang secara resmi menjabat sebagai Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM), setelah militan Hamas dilaporkan mengeksekusi mati beberapa warga Palestina di Jalur Gaza, yang dituduh sebagai “penjahat” dan membantu militer Israel.

    Laporan itu menyebut para petempur Hamas terlibat bentrokan dengan klan Dughmush, rivalnya di Jalur Gaza, hingga mengakibatkan puluhan kematian. Bentrokan berdarah ini terjadi saat gencatan senjata Gaza berlangsung sejak Jumat (10/10) lalu.

    “Kami sangat mendesak Hamas untuk segera menghentikan kekerasan dan penembakan terhadap warga sipil Palestina yang tidak bersalah di Gaza,” kata Cooper dalam pernyataannya pada Rabu (15/10).

    “Ini merupakan kesempatan bersejarah untuk perdamaian. Hamas harus memanfaatkannya dengan sepenuhnya mundur, mematuhi rencana perdamaian 20 poin Presiden (Donald) Trump, dan melucuti senjata tanpa penundaan,” tegas Cooper.

    Dia menambahkan bahwa kekhawatiran AS telah disampaikan kepada para mediator, “yang setuju untuk bekerja sama dengan kami guna menegakkan perdamaian dan melindungi warga sipil Gaza yang tidak bersalah”.

    “Kami tetap sangat optimistis terhadap masa depan perdamaian di kawasan ini,” ucap Cooper.

    Pernyataan ini disampaikan setelah Trump sebelumnya menyatakan keyakinan jika Hamas akan melucuti persenjataan mereka, sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    Namun jika Hamas menolak untuk melucuti senjata, Trump menegaskan: “Jika mereka tidak melucuti senjata, kita yang akan melucuti senjata mereka.”

    Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (14/10), Trump mengatakan dirinya telah menyampaikan pesan tersebut kepada Hamas, “melalui orang-orang saya, di tingkat tertinggi”.

    “Mereka tahu saya tidak main-main,” ucap Trump merujuk pada Hamas. “Itu akan terjadi dengan cepat, dan mungkin dengan kekerasan,” imbuhnya.

    Hamas sejauh ini menolak untuk melucuti senjata mereka, meskipun hal tersebut menjadi bagian penting dari tahap selanjutnya dari rencana perdamaian 20 poin yang diusulkan Trump untuk gencatan senjata dan perjanjian damai jangka panjang di Timur Tengah.

    Trump, selama berkunjung ke Israel dan Mesir pada awal pekan ini, bersikeras menyatakan bahwa perang antara Israel dan Hamas “telah berakhir”, dan bahwa kesepakatan damai yang dia mediasi akan mampu bertahan.

    Namun para pakar, dan bahkan beberapa sekutu Trump, merasa kurang yakin, dengan menekankan pada berbagai hambatan yang masih ada untuk memastikan perdamaian abadi di kawasan tersebut. Rencana perdamaian Trump itu mengharuskan Hamas untuk menonaktifkan persenjataannya, dan belum jelas apakah kelompok tersebut akan berubah sikap.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • AS Cabut 6 Visa Akibat Komentar di Medsos

    AS Cabut 6 Visa Akibat Komentar di Medsos

    Jakarta

    Pada Selasa (14/10), Departemen Luar Negeri AS mencabut enam visa setelah menemukan komentar di media sosial terkait pembunuhan aktivis sayap kanan, Charlie Kirk.

    Kirk tewas ditembak saat berpidato dalam sebuah acara di universitas di Utah pada September. Tersangka pelaku penembakan terancam hukuman mati jika terbukti bersalah.

    Pengumuman ini muncul bertepatan dengan pemberian penghargaan anumerta Presidential Medal of Freedom kepada Kirk oleh Presiden Donald Trump.

    Siapa saja yang visanya dicabut?

    Departemen Luar Negeri AS menyebut keenam pemegang visa tersebut berasal dari Argentina, Afrika Selatan, Meksiko, Brasil, Jerman, dan Paraguay.

    “Amerika Serikat tidak berkewajiban menampung orang asing yang mengharapkan kematian warga kami,” tulis departemen itu di platform X.

    “Mereka yang menikmati keramahan Amerika sambil merayakan pembunuhan warga kami akan segera dideportasi,” tambah pernyataan itu.

    Sejak menjabat pada Januari, pemerintahan Trump memang memperketat kebijakan imigrasi, termasuk pemeriksaan media sosial dan pencabutan ribuan visa. Pada Agustus lalu, Gedung Putih menambahkan poin terkait “aktivitas anti-Amerika” dan antisemitisme dalam proses penyaringan imigrasinya.

    Trump: Kirk ‘martir kebenaran dan kebebasan’

    Dalam acara pemberian penghargaan yang sama pada Selasa (14/10), Trump menyebut Kirk sebagai “martir bagi kebenaran dan kebebasan.”

    “Setelah pembunuhan Charlie, negara kita tidak boleh lagi menoleransi kekerasan, ekstremisme, dan teror dari sayap kiri radikal,” kata Trump.

    Trump berulang kali menuding kelompok “sayap kiri radikal” sebagai dalang pembunuhan tersebut. Pada 22 September, ia menandatangani perintah yang menetapkan gerakan Antifa sebagai organisasi teroris.

    “Kita sudah selesai dengan gerombolan marah itu, dan kita tidak akan membiarkan kota-kota kita menjadi tidak aman,” ujar Trump dalam upacara itu.

    Upacara tersebut juga dihadiri oleh Presiden Argentina Javier Milei dan sejumlah tokoh media sayap kanan.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Prita Kusumaputri

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • OPM Sebut ‘Laskar Kristus’ yang Tembak Sniper TNI AD di Papua

    OPM Sebut ‘Laskar Kristus’ yang Tembak Sniper TNI AD di Papua

    GELORA.CO – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) terus melakukan penyerangan terhadap personel Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kelompok separatis bersenjata itu juga melakukan pembakaran fasilitas umum, termasuk sekolahan di sejumlah wilayah di Bumi Cenderawasih.

    Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom menegeaskan, penyerangan dan pembakaran yang dilakukan kelompoknya itu sebagai respons peperangan yang dilakukan tentara di Papua. Sebby mengatakan, OPM bertanggung jawab atas semua aksi penembakan prajurit TNI dan pembakaran fasilitas-fasilitas umum di Papua.

    “Kami bertanggung jawab atas semua penembakan terhadap anggota-anggota militer Indonesia itu,” kata Sebby melalui pesan singkat di Jakarta, Senin (13/10/2025).

    Menurut dia, salah seorang personel TNI AD yang diincar OPM merupakan penembak runduk. “Sniper TNI tewas diterjang peluru pasukan Laskar Kristus TPNPB,” ujar Sebby.

    Dia menyebut, Kodap XVI Yahukimo yang dipimpin Elkius Kobak dan Kopitua Heluka pada hari yang sama, juga melakukan pembakaran kios-kios di Pasar Lama Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Sebby menyampaikan, pembakaran kios milik warga dilakukan karena lapak jualan itu dijadikan lokasi penempatan mata-mata maupun informan TNI dan Polri.

    “Markas Pusat TPNPB mengimbau kepada semua pihak bahwa seluruh warga imigran Indonesia yang berada di wilayah konflik bersenjata di Yahukimo agar segera kembali ke Jakarta, karena pasukan TPNPB telah mendeteksi banyak Banpol dan Komcad yang sedang mendirikan kios-kios untuk mencari tahu keberadaan pasukan TPNPB,” kata Sebby.

    Sementara itu, OPM menghanguskan gedung Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Kiwirok di Desa Sopamikma, Kabupaten Pegunungan Bintang. Pada Ahad (12/10/2025), TPNPB-OPM juga mengabarkan penyerangan di dua lokasi terpisah membuat dua personel TNI tewas dan tiga lainnya tertembak.

    Di Distrik Moskona Utara Jauh, Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat Daya, kata Sebby, TPNPB Kodap IV Sorong Raya di bawah komando Mafred Fatem menyerangkan pasukan TNI. Penyerangan dilakukan pada Sabtu (11/10/2025) sekitar pukul 12.00 WIT.

    Dalam penyerangan yang dilakoni Fatem bersama Ruftis Bernabas Muuk itu kelompok bersenjata tersebut menyerang empat prajurit TNI. “TPNPB melaporkan telah melakukan penyerangan dan mengeksekusi (menembak hingga meninggal dunia) satu aparat militer Indonesia, dan menembak tiga orang aparat militer lainnya hingga kritis,” kata Sebby.

    Satu prajurit TNI yang gugut atas nama Praka Amin Nurohman, personel Yonif 403/Wirasada Pratista yang tergabung dalam Satgas Pamtas Kewilayahan Yonif 410/Alugoro. “Selain mengeksekui satu aparat militer Indonesia, pasukan TPNPB juga menembak tiga orang aparat lainnya, dan berhasil merampas senjata laras panjang,” ujar Sebby.

    Dalam peristiwa lainnya pada Sabtu, Sebby mengungkapkan, OPM juga melakukan penyerangan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang. Penyerangan di tempat tersebut dilakukan oleh pasukan TPNPB Kodap XV Ngalum Kupel.

    “Bahwa kami juga bertanggung jawab atas penembakan satu orang aparat militer Indonesia hingga tewas atas nama Letda Fauzy A,” kata Sebby. Letda Fauzy dikatakan anggota Yonif 753/Arga Vira Tama (AVT).

  • Kisah Raja Faisal dari Arab Saudi Dibunuh Saat Ingin Peluk Keponakan

    Kisah Raja Faisal dari Arab Saudi Dibunuh Saat Ingin Peluk Keponakan

    Jakarta

    “Saya tidak akan pernah melupakan hari itu. Saya merasakan semua rasa sakit ayah saya.”

    Peristiwa penembakan Raja Faisal dari Arab Saudi pada 25 Maret 1975 itu membekas di ingatan Dr. Mai Yamani.

    Saat itu, ia berusia 18 tahun. Ia tengah duduk di apartemen ayahnya yang penuh buku.

    Tiba-tiba, ayahnya pulang dengan raut sedih dan ekspresi yang tidak biasa.

    Ayah Mai, Syekh Ahmed Zaki Yamani, yang selalu tenang serta berbicara pelan dan santun mendadak kehilangan kendali.

    “Dia langsung menuju ruang makan sambil berteriak, dan hanya bisa mengucapkan satu kata: ‘bencana!’” ujar Mai kepada BBC.

    Syekh Yamani yang duduk sebagai menteri selama 15 tahun dan setia pada raja menjadi saksi mata kejadian tersebut.

    “Bayangkan ia berdiri di samping mentornya, gurunya, temannya, dan melihatnya ditembak di sana, begitu dekat,” kata Mai.

    Meski sempat dilarikan ke rumah sakit secepat kilat dan para dokter berupaya optimal, tembakan jarak dekat yang mengenai kepalanya berakhir menewaskan sang raja.

    “Setelah itu, semuanya menjadi sunyi. Jalan-jalan di Riyadh kosong,” kenang Mai.

    Bagaimana kronologinya?

    Mai Yamani mengulang cerita ayahnya, Syekh Ahmed Zaki Yamani, yang menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi kala itu.

    Menurut ayahnya, Raja Faisal dijadwalkan berjumpa dengan delegasi minyak dari Kuwait pada pukul 10.00 pagi di istana.

    Ayah Mai turut mendampingi karena berkaitan dengan posisinya sebagai Menteri Perminyakan dan dibutuhkan raja untuk memberikan informasi yang diperlukan.

    Hulton Archive via Getty ImagesKorban adalah putra Raja Ibn Saud, di sini bersama Presiden AS Franklin D. Roosevelt. Setelah berjuang selama 30 tahun, dia menyatukan dan mendirikan Arab Saudi pada 1932.

    Sesuai jadwal, menteri dan delegasi dari Kuwait datang. Kedatangannya bersama dengan keponakan Raja Faisal yaitu Pangeran Faisal bin Musaed.

    “Pangeran itu, ironisnya bernama sama dengan raja. Ia masuk bersama menteri minyak Kuwait.”

    “Ketika raja membuka tangannya untuk memeluk keponakannya itu, ia malah mengeluarkan pistol kecil dari sakunya dan menembaknya,” ujar Mai.

    “Tiga tembakan di kepala.”

    Salah satu pengawal raja dengan sigap memukul pangeran dengan pedangnya. Namun menurut laporan, Syekh Yamani memerintahkan para pengawal untuk tidak membunuh pangeran saat itu.

    Laporan lain juga menyebutkan Pangeran Faisal mengatakan pada polisi bahwa Syekh berdiri begitu dekat dengan raja sehingga ia mengira Syekh Yamani juga ikut tertembak.

    Hal itu tidak terjadi, Syekh Yamani lah yang menemani Raja Faisal yang masih bernyawa untuk segera ke rumah sakit dan menerima pertolongan secepatnya.

    Namun, tembakan di kepala cukup fatal sehingga raja tidak terselamatkan.

    Apa yang terjadi setelah pembunuhan raja?

    Pangeran Faisal bin Musaed ditangkap segera setelah menyerang pamannya.

    Penyidikan segera digelar dan pangeran ini diinterogasi.

    Menurut laporan, kondisinya tetap tenang baik sebelum maupun setelah pembunuhan.

    Hasil akhir dari pemeriksaan yang dilakukan, dokter dan psikiater memastikan pangeran menderita “gangguan mental”.

    Meski secara resmi dinyatakan gila berdasarkan “kesepakatan yang dikeluarkan kabinet kerajaan”, Pangeran Musaed tetap dinyatakan bersalah atas pembunuhan raja dan menerima hukuman.

    Getty ImagesSyekh Ahmed Zaki Yamani, Menteri Urusan Minyak Arab Saudi, difoto selama embargo minyak Arab pada 1973.

    Sesuai dengan hukum Islam yang dianut Arab Saudi, Pangeran Musaed dipenggal di alun-alun umum Riyadh pada Juni 1975.

    “Kami tidak tahu apa alasan sebenarnya dari pembunuhan raja itu, selain fakta bahwa pembunuhnya adalah seorang pria yang mengalami gangguan jiwa,” ucap Mai.

    Meski alasan yang melandasi pembunuhan pamannya telah dibawa ke liang kubur, muncul spekulasi bahwa ia ingin membalas kematian kakak laki-lakinya, Khalid, yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan pada 1966.

    Ada juga beberapa teori konspirasi lain yang beredar. Walakin, penyelidikan lanjutan yang sempat dibuka kemudian menunjukkan Pangeran Faisal bin Musaed bertindak sendiri.

    Usai raja mangkat karena peristiwa tragis ini, Raja Khalid, saudara kandung Raja Faisal, menggantikan posisinya atas kesepakatan keluarga kerajaan Saudi.

    Syekh Yamani pun tetap menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi selama 11 tahun hingga tahun 1986.

    Bagaimana sepak terjang Raja Faisal?

    Faisal menjadi raja Arab Saudi pada 1964. Ia merupakan salah satu anak tertua dari Abdulaziz Al Saud yang merupakan raja Arab Saudi pertama.

    Setelah raja pertama mangkat, putra sulungnya yaitu Saud yang menggantikan posisinya.

    Namun karena intrik keluarga yang menimbulkan perebutan kekuasaan, Saud turun dari kursi raja dan memilih Faisal, yang merupakan adik tirinya, sebagai penggantinya.

    Sebelum menjadi raja, Faisal aktif berjuang dalam kampanye ayahnya untuk menyatukan Semenanjung Arab yang kemudian mewujud menjadi kerajaan yang dinamai, Arab Saudi, 30 tahun sebelumnya.

    Getty ImagesKrisis energi pada dekade 1970-an, yang disebabkan oleh kelangkaan minyak dan harga yang tinggi, mendorong perubahan pertama menuju teknologi hemat energi.

    Kemudian, Faisal juga menjabat sebagai perdana menteri ketika pimpinan kerajaan dipegang oleh kakak tirinya, Saud.

    Faisal menjadi raja ketiga yang memimpin negara dengan dominasi gurun seluas Eropa Barat.

    Sebagai raja, ia bertekad untuk memodernisasi salah satu negara paling terbelakang di Timur Tengah ini.

    Ia pun menjadi raja dengan reputasi sebagai politisi yang cerdas, saleh, pekerja keras, dan reformis.

    Di masa pemerintahannya pula, kekayaan minyak yang ditemukan di negaranya diolahnya untuk berbagai hal.

    Antara lain, ia mengarahkan hasil dari kekayaan minyak ini untuk dimanfaatkan bagi pengembangan pendidikan modern, kesehatan, dan sistem peradilan di Arab Saudi.

    Sebenarnya, ketertarikan terhadap pendidikan sudah terlihat ketika Faisal menjadi putra mahkota.

    Pada 1956, ia telah membuka sekolah untuk perempuan yang didirikan di bawah naungan istrinya, Iffat.

    “Ratu Iffat memulai pendidikan untuk anak perempuan di Kerajaan Arab Saudi, dan saya bangga mengatakan bahwa saya adalah salah satu dari sembilan siswa pertama di sekolahnya, yang bernama Dar Al Hanan, Sekolah Kasih Sayang,” kata Mai.

    “Raja Faisal meyakinkan kalangan agama bahwa dengan mendidik perempuan, mereka akan menjadi ibu yang lebih baik.”

    Meski memperoleh perlawanan, Faisal tetap melakukan kontribusi yang signifikan pada pendidikan perempuan dan bidang-bidang yang belum terjamah lainnya. Upaya ini makin gencar dilakukan saat telah menjabat sebagai raja.

    Tentu saja, pihak konservatif dari aliran Islam yang ketat dan dianut juga oleh keluarganya merasa gerah dengan reformasi yang dilancarkan Raja Faisal.

    Pada pertengahan 1960-an, Raja Faisal membuka stasiun televisi pertama di Arab Saudi.

    Serangan bersenjata sontak pecah menyasar gedung tersebut. Rupanya, serangan itu dipimpin oleh saudara laki-laki dari Pangeran Musaed yang membunuh Raja Faisal.

    Namun, Raja Faisal tetap melanjutkan upaya reformasinya.

    Keberanian melawan Israel dan negara pendukungnya

    Penunjukan ayah Mai Yamani, Syekh Ahmed Zaki Yamani, sebagai menteri juga di luar kelaziman.

    Sebab meskipun Syekh Yamani memiliki pendidikan tinggi dan berprofesi sebagai pengacara, ia hanya rakyat biasa yang bukan bagian dari keluarga kerajaan Saudi sehingga umumnya tidak akan bisa masuk menduduki jabatan penting di pemerintah.

    Syekh Yamani mulai bekerja untuk Raja Faisal pada 1960 hingga kemudian diangkat sebagai menteri. Faisal tertarik karena membaca beberapa artikel yang ditulis oleh Yamani.

    “Ayah saya membuka firma hukum pertama dan kemudian menulis beberapa artikel yang sangat provokatif yang menyerukan demokrasi dan pemerintahan yang baik.

    “Kemudian Faisal, yang saat itu merupakan putra mahkota dan sedang mencari penasihat hukum, berkata: Siapa pria ini?”

    Sesaat setelah naik tahta, Raja Faisal pun kemudian menunjuk Syekh Yamani, sebagai menteri perminyakannya.

    Bersama raja dan orang kepercayaan lainnya, ia ikut merumuskan kebijakan memberikan kerajaan kendali penuh atas aset minyaknya yang besar untuk pertama kali.

    Lewat kebijakan ini, Arab Saudi dan kekayaan minyaknya juga mengukuhkan diri sebagai kekuatan yang patut diperhitungkan di dunia Arab dan panggung internasional.

    Getty ImagesBanyak kepala negara menghadiri upacara pemakaman Raja Saudi Faisal. Di sini, di samping penerusnya, Raja Khalid, pemimpin PLO Yasser Arafat, dan Presiden Mesir Anwar al-Sadat.

    Setelah perang antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya pada 1973, Arab Saudi yang merupakan produsen minyak terbesar di dunia saat itu memimpin kampanye menggunakan minyak sebagai senjata politik untuk pertama kalinya.

    Pasokan minyak dikurangi ke negara-negara yang mendukung Israel. Hal ini menyebabkan harga minyak dunia melonjak. Syekh Yamani ditugaskan untuk menyampaikan pesan tersebut.

    “Yang kami inginkan adalah penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah Arab yang diduduki. Kemudian mereka akan mendapatkan pasokan minyak pada tingkat yang sama seperti pada September 1973,” jelasnya kepada BBC saat itu.

    Kenaikan harga minyak yang drastis berarti perubahan dalam keseimbangan kekuatan global antara negara-negara berkembangseperti yang disebut saat ituprodusen, dan negara-negara industri.

    Perubahan keseimbangan kekuatan itu diakui ketika, pada 1974, setahun sebelum kematiannya, Raja Faisal dinobatkan sebagai “Man of the Year” oleh majalah Time.

    Usai bersama mendampingi Raja Faisal dengan keberaniannya, Dr. Yamani yang tidak lagi menjadi menteri pada 1986 menulis beberapa buku tentang identitas Arab dan juga menjadi konsultan untuk bank-bank seperti Goldman Sachs dan perusahaan minyak seperti Shell.

    Sementara itu, Mai Yamani menempuh pendidikan sarjana di Amerika Serikat dan menjadi wanita pertama di Arab Saudi yang memperoleh gelar doktor dari Universitas Oxford.

    * Jika Anda ingin mendengarkan episode dari seri BBC Witness History, klik di sini

    Tonton juga video “Jasad di Sungai Citarum Ternyata Karyawan Minimarket Dibunuh Bosnya” di sini:

    (ita/ita)

  • Geger Penembakan Massal di Restoran AS, 4 Orang Tewas-20 Luka

    Geger Penembakan Massal di Restoran AS, 4 Orang Tewas-20 Luka

    Jakarta

    Penembakan massal kembali terjadi di Amerika Serikat. Empat orang tewas dan setidaknya 20 orang terluka dalam penembakan di sebuah restoran di South Carolina pada hari Minggu (12/10) waktu setempat.

    Kantor Sheriff Beaufort County mengatakan dalam sebuah pernyataan, para petugas polisi dipanggil ke Willie’s Bar and Grill di St. Helena Island tepat sebelum pukul 1 dini hari waktu setempat, dan menemukan beberapa orang menderita luka tembak.

    Dari mereka yang terluka, empat orang berada dalam kondisi kritis, kata pihak berwenang.

    Kantor sheriff mengatakan sedang menyelidiki insiden tersebut, tetapi menolak memberikan rincian lebih lanjut. Kantor tersebut menolak untuk merilis nama-nama korban tewas sambil menunggu pemberitahuan ke para anggota keluarga.

    Ratusan orang berada di sana pada saat penembakan, kata kantor sheriff.

    “Ini adalah insiden yang tragis dan sulit bagi semua orang,” kata kantor sheriff, dilansir kantor berita Reuters, Senin (13/10/2025).

    Penembakan massal, yang didefinisikan oleh Arsip Kekerasan Senjata sebagai insiden di mana empat orang atau lebih ditembak, telah menjadi lebih sering terjadi di AS dalam satu dekade terakhir.

    Masyarakat Amerika Serikat sebagian besar terbagi berdasarkan garis politik mengenai kemungkinan solusi kebijakan atas masalah penembakan massal tersebut. Partai Demokrat mendukung pembatasan senjata yang lebih ketat dan Partai Republik mendukung hak kepemilikan senjata dan penegakan hukum yang lebih baik terhadap kejahatan kekerasan.

    (ita/ita)