Kasus: pencurian

  • Satu Pelaku Penembakan Bos Rental Mobil Tangerang Ditangkap di Hotel Pandeglang, Diciduk Kamis Malam – Halaman all

    Satu Pelaku Penembakan Bos Rental Mobil Tangerang Ditangkap di Hotel Pandeglang, Diciduk Kamis Malam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PANDEGLANG – Polisi menangkap dua warga sipil terduga pelaku penembakan bos rental mobil di Pandeglang, Banten Jumat (3/1/2025).

    Diketahui bos rental mobil Ilyas Abdurahman tewas ditembak pelaku penggelapan kendaraan di Rest Area KM 45 Tol Jakarta-Merak, Banten, Kamis (2/1/2025). 

    Saat dikonfirmasi, KBO Satreskrim Polres Pandeglang, Ipda Beni Sukirman mengatakan, dua terduga pelaku tersebut ditangkap di tempat berbeda di Pandeglang. 

    Penangkapan pertama pada Kamis (2/1/2025) malam di hotel Rizky Pandeglang.

    Pelaku ditangkap Satresmob Polda Banten. 

    Sedangkan yang kedua, atas nama Ajat Sudrajat yang ditangkap di Kecamatan Cipicung, Pandeglang, pada Jumat 3 Januari 2025 di rumah saudaranya. 

    “Terduga pelaku ini ditangkap ditempat yang berbeda,” katanya, dalam sambungan telepon.

    “Kalau yang di Hotel Rizky saya kurang tahu namanya, karena langsung dari Polda Banten. Tapi kalau yang di Picung Ajat Sudrajat itu ditangkap setelah Dzuhur,” sambungnya.

    Menurutnya, satu terduga pelaku langsung dibawa Satresmob Polda Banten, sedangkan Ajat Sudrajat transit ke Polres Pandeglang. 

    Namun, satu orang atas nama Ajat Sudrajat langsungg diserahkan ke Polda Banten. 

    “Sudah diserahkan, karena kita hanya Backup saja,” ujarnya. 

    Sekadar informasi Ajat Sudrajat merupakan warga Desa Alam Jaya, Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten.

    Ajat diketahui orang yang menyewa mobil Honda Brio milik korban.

    Saat itu Ajat menyewa selama tiga hari mulai Selasa (31/12/2024) hingga Kamis (2/1/2025).

    Namun memasuki hari Rabu (1/1/2025), komunikasi dengan Ajat tiba-tiba terputus.

    Korban Ilyas mendapat notifikasi perangkat GPS di mobil Honda Brio yang dia sewakan ke Ajat Sudrajat diputus paksa.

    Upaya Ilyas menghubungi Ajat juga tak membuahkan hasil karena saat menghubungi dia melalui Whatsapp tak berhasil. Nomornya tak bisa lagi dihubungi.

    Dalam pengakuan kepada pihak Ilyas, Ajat menyewa mobil yaitu untuk menjemput mertuanya di Sukabumi, Jawa Barat.

    Selain warga sipil diketahui ada terduga anggota TNI ikut terlibat dalam kasus tersebut.

    Terduga pelaku dari TNI tersebut kini diamankan di Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Puspomal).

    “Pelaku sudah diamankan di Puspomal,” kata Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI, Mayjen TNI Yusri Nuryanto, kepada wartawan, Jumat (3/1/2025).

    Yusri tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai berapa anggota TNI yang diamankan, begitu juga asal satuannya.

    Kronologis Kejadian

    Ilyas Abdurahman, bos rental mobil asal Tangerang tewas ditembak di Rest Area KM 45 Tol Jakarta-Merak atau Tol Tangerang Desa Pabuaran, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (2/1/2025) sekira pukul 04.30 WIB.

    Peristiwa bermula ketika mobil Honda Brio yang disewakan korban diduga hendak dibawa kabur kawanan pelaku.

    Dugaan pencurian ini muncul karena perangkat GPS yang terpasang di mobil rental itu berhasil dilacak.

    Anak korban, Agam Muhammad Nasrudin yang menjadi saksi mata kejadian mengungkap dirinya terlibat dalam upaya pengejaran pelaku setelah mengetahui posisi mobil terdeteksi.

    “Saya dan ayah, bersama tim dari rental, memergoki mobil Honda Brio milik kami melaju dari arah Pandeglang menuju Labuan,” kata Agam dilansir dari kompas.com, Kamis (2/1/2025).

    Setelah mengetahui posisi mobil yang dipakai para pelaku, rombongan korban Ilyas Abdurahman berupaya menghentikan mobil Honda Brio tersebut.

    Kemudian, mobil yang ditumpangi Ilyas Abdurahman dan tim rental mobil mengadang laju mobil yang dikendarai pelaku.

    Pada saat itu, seorang pelaku mengaku sebagai anggota TNI sambil mengacungkan senjata api.

    “Dia bilang, ‘Siapa lo, saya dari anggota TNI AU nih, awas enggak loh,’ sambil nodong senjata,” ujar Agam menirukan kata-kata pelaku.

    Ketika situasi semakin tidak terkendali, tiba-tiba muncul mobil lain berwarna hitam yang mundur dan menabrak mobil korban.

    “Kita ikutin tuh dari belakang arah ke Cilegon. Ternyata pas sampai Cilegon dia ke arah Tangerang,” kata Agam.

    Dalam upaya untuk mendapatkan bantuan, Agam meminta pendampingan ke Polsek Cinangka, tetapi permohonannya ditolak.

    Bersama rekan-rekan pemilik rental lainnya, mereka terus memburu pelaku hingga terdeteksi berhenti di Rest Area Balaraja.

    Sebelum insiden penembakan terjadi, Agam menceritakan bahwa para pelaku sempat ditangkap ayahnya dan rekan-rekan lain.

    “Dipegang tangannya supaya enggak bisa bergerak, ternyata kawan yang di seberangnya itu yang pakai Sigra ada senpi juga,” kata Agam.

    Situasi semakin mencekam saat tembakan mulai terdengar.

    Agam menggambarkan suasana saat itu, di mana ia sempat mencari perlindungan.

    “Ada terdengar beberapa kali bunyi tembakan dan mengenai ayah saya dan rekannya,” ujarnya.

    Setelah serangkaian tembakan, para pelaku melarikan diri dengan dua mobil.

    “Saya menolong Pak R, tapi ternyata ada satu korban lagi di minimarket, ternyata ayah saya sendiri yang kena tembakan di dadanya dan tangannya,” kata Agam.

    Kedua korban langsung dibawa ke RSUD Balaraja, tetapi sayangnya Ilyas meninggal dalam perjalanan. 

    Sementara itu, R yang juga terkena tembakan kini menjalani perawatan di rumah sakit.

    Kasatreskrim Polresta Tangerang, Kompol Arif N Yusuf pun mengungkap kronologis yang sama.

    Insiden penembakan tersebut bermula dari mobil Honda Brio berwana oranye yang dirental.

    Ilyas Abdurahman bermaksud melacak mobil tersebut yang diketahui berada di Kabupaten Pandeglang.

    “Ketika ingin menghampiri mobil tersebut kendaraan tersebut melaju kencang,” kata Kompol Arif N Yusuf dikutip dari TribunBanten.com.

    Kemudian Ilyas bersama 7 orang rekannya kembali melakukan pelacakan dan diketahui mobil tersebut berada di Jalan Tol Tangerang-Merak. 

    Mobil Xpander yang dikendarai korban dan mobil Brio yang disewakan tersebut sempat terlibat aksi kejar-kejaran.

    “Saksi menemukan mobil Brio warna oranye milik keluarganya, berhenti di depan Indomaret Rest Area KM 45,” katanya.

    Namun nahas, saat korban akan mengecek mobil tersebut pelaku tiba-tiba menembak secara brutal dan melukai Ilyas dan R.

    “Akibat insiden ini, korban IA (Ilyas) meninggal dunia dan jenazahnya dibawa ke RSUD Balaraja, untuk dilakukan pemeriksaan forensik oleh dokter Polda Banten,” jelasnya.

    Sedang R yang terluka parah dirujuk ke RSCM Jakarta untuk mendapatkan perawatan intensif. 

    Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.

    Sedangkan pelaku penembakan berhasil melarikan diri.

    “Kami terus melakukan serangkaian Penyelidikan secara komperhensif,” ujarnya.

    (Tribunbanten.com/ Misbahudin/ kompas.com/ tribuntangerang.com)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Dua Orang Terduga Pelaku Penembakan di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak Ditangkap di Pandeglang

  • Penanganan Kasus di Sulut Tahun 2024: Kriminal Umum dan Khusus Menurun, Narkoba Meningkat

    Penanganan Kasus di Sulut Tahun 2024: Kriminal Umum dan Khusus Menurun, Narkoba Meningkat

    Liputan6.com, Manado – Polda Sulut mengungkap perkembangan penanganan kasus sepanjang tahun 2024. Untuk kasus kriminal umum dan khusus menurun, sedangkan narkoba meningkat.

    Hal ini disampaikan Wakapolda Sulut Brigjen Pol Bahagia Dachi saat jumpa pers di aula Tribrata Polda Sulut, Jalan Bethestda Manado pada Senin (30/12/2024).

    Turut hadir Irwasda Polda Sulut Kombes Pol Bayu, Kabid Humas Kombes Pol Michael Irwan Thamsil.

    “Penanganan kasus oleh Ditreskrimum Polda Sulut dan jajaran selama tahun 2023 sebanyak 9.232 kasus dengan penyelesaian kasus sebanyak 5.367 kasus atau 58 persen,” papar Bahagia Dachi.

    Sedangkan tahun 2024 penanganan kasus sebanyak 8.544 kasus dengan penyelesaian sebanyak 4.505 kasus atau 52,72 persen. Terjadi penurunan jumlah kasus di tahun 2024 dibandingkan tahun 2023 sebanyak 688 kasus atau 7,45 persen.

    Adapun kasus yang paling sering terjadi di wilayah hukum Polda Sulut di tahun 2024 adalah penganiayaan biasa 2669 kasus, pencurian biasa 778 kasus, perlindungan anak 681 kasus, pengeroyokan 562 kasus.

    Selanjutnya penipuan 490 kasus, penggelapan 448 kasus, pemerasan 431 kasus, KDRT 344 kasus, cabul 253 kasus, persetubuhan 214 dan penyalahgunaan senpi/sajam 208 kasus.

    Sementara itu untuk penanganan kasus oleh Ditreskrimsus dan Polres jajaran di sepanjang tahun 2023, sebanyak 430 kasus (Polda 98 dan Polres 332), sedangkan penyelesaian kasusnya sebanyak 207 (Polda 76 dan Polres 131) atau 48 persen.

    “Untuk tahun 2024, penanganan kasus oleh Ditreskrimsus Polda Sulut dan jajaran sebanyak 385 kasus terdiri dari Polda Sulut 86 kasus, Polres 299 kasus. Sedangkan penyelesaian kasusnya sebanyak 146, Polda 34 kasus dan Polres 112 atau 37,9 persen,” ujar Bahagia Dachi.

    Bahagia Dachi mengatakan, terjadi penurunan total jumlah kasus dari tahun 2023 sebanyak 430 kasus menjadi 385 kasus pada tahun 2024 atau turun 10,5 persen.

    Kasus korupsi tahun 2023 total 9 kasus (Polda 2 dan Polres 7), penyelesaian kasus 12 (Polda 8 dan Polres 4), sedangkan di tahun 2024, total kasus 4 (Polda 1 dan Polres), penyelesaian kasus 7 (Polda 5 dan Polres 2).

    Kasus Tipidter tahun 2023 total 44 kasus, penyelesaian kasus 34, sedangkan tahun 2024 total kasus 49 penyelesaian kasus 24. Kasus Siber tahun 2023 total 152 kasus, penyelesiaan kasus 86.

    “Sedangkan di tahun 2024 total kasus 163, penyelesaian kasus 73,” tuturnya.

    Selanjutnya untuk penanganan dan penyelesaian kasus narkoba oleh Ditresnarkoba Polda Sulut dan jajaran selama tahun 2023 sebanyak 211 kasus dengan penyelesaian kasus 100 persen. Jumlah tersangka sebanyak 253 orang.

    “Di tahun 2024, penanganan kasus narkoba sebanyak 231 kasus dengan penyelesaian sebanyak 156 kasus atau 67 persen, dengan jumlah tersangka 269 orang,” tuturnya.

    Dia mengatakan, terjadi tren kenaikan jumlah kasus dari tahun 2023 ke 2024 sebesar 9,5% dan kenaikan jumah tersangka sebesar 6,3%. Rincian jumlah kasus narkoba tahun 2024, narkotika 90 kasus, psikotropika 8 kasus, obat 113 kasus dan bahan berbahaya 20 kasus.

    Adapun barang bukti yang diamankan oleh Ditresnarkoba Polda Sulut sepanjang tahun 2024, sabu 670,18 gram, ganja 214,65 gram, MST Continus 52 butir, psiko 437 butir, obat keras 93.994 butir, miras 16.450 liter dan kosmetik 811 buah.

  • Warga Bangkalan Curi Motor Milik Kurir Shopee

    Warga Bangkalan Curi Motor Milik Kurir Shopee

    Bangkalan (beritajatim.com) – Salah satu warga Bangkalan melakukan pencurian di Surabaya. Pelaku mencuri motor beserta paket ekspedisi pelanggan shopee yang dibawa oleh kurir.

    Usai melakukan pencurian, pelaku pulang ke rumahnya di Bangkalan. Aksi itu terendus polisi dan membuat tim Opsnal Polres Bangkalan bergerak melacak keberadaannya.

    KBO Satreskrim Polres Bangkalan Iptu Achirul Anwar mengatakan, pihaknya berhasil meringkus pelaku pencurian motor itu berinisial MA (22) asal Desa Pacentan, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan.

    “Ya betul, setelah mendapatkan informasi adanya pencurian dan pelaku kabur ke Bangkalan, kami langsung melakukan pengejaran,” ujarnya, Jumat (3/1/2025).

    Ia menegaskan, pelaku diringkus di Jalan Desa Tanah Merah Laok, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan. Tak hanya menangkap pelaku, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti yang turut dicuri. “Pelaku dan barang bukti sudah kami amankan,” imbuhnya.

    Usai melakukan penankapan, petugas langsung menyerahkan pelaku ke Polrestabes Surabaya untuk diproses lebih lanjut. “Kami langsung serahkan ke Polrestabes Surabaya untuk proses lebih lanjut,” pungkasnya. [sar/suf]

  • Satu Pelaku Penembakan Bos Rental Mobil Tangerang Ditangkap di Hotel Pandeglang, Diciduk Kamis Malam – Halaman all

    Kasus Bos Rental Mobil Tewas Ditembak di Tol Tangerang: Polisi Tangkap Penyewa Ajat Sudrajat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG- Ajat Sudrajat, penyewa rental mobil berujung penembakan di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak, Banten, dikabarkan telah ditangkap.

    Informasi tersebut disampaikan Rizky Agam S (24), anak kedua Ilyas Abdurrahman (48), bos pemilik rental mobil.

    Rizky mengatakan bahwa pihak kepolisian sektor Rajeg telah meringkus terduga pelaku. 

    “Alhamdulilah saya sudah dapat kabar dari kawan-kawan Polsek Rajeg ya bahwa sodara Ajat Sudrajat sudah ditangkap,” ujar Rizky seperti dikutip dari TribunJakarta yang tayang pada Jumat (3/1/2025). 

    Polisi kantongi identitas 4 pelaku

    Identitas pelaku penembakan pemilik rental mobil di rest area Km 45 Tol Jakarta-Merak, Desa Pabuaran, Kecamatan Jayanti, Tangerang, Banten, Kamis (2/1/2025), telah diketahui polisi.

    Kepala Seksi Humas Polresta Tangerang Ipda Purbawa mengatakan, pelaku diduga ada empat orang.

    “Pelaku yang pasti sudah kita identifikasi, namun tidak bisa kita sampaikan ke publik, ” ujar Purbawa saat, Jumat (3/1/2025).

    Saat ini, polisi masih mengejar para pelaku.

    Purbawa mengatakan polisi membentuk tim khusus (timsus) mengungkap kasus penembakan tersebut. Timsus ini diketuai oleh Kasat Reskrim Polresta Tangerang Kompol Arief Nazaruddin Yusuf.

    “Ada timsus terkait ungkap kasus ini, dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim dengan Polsek Cisoka,” ujar Purbawa.

    Keempat pelaku ini mengendarai dua mobil saat terjadinya peristiwa penembakan tersebut yang menyebabkan IA (48) tewas dan RM (60) luka berat.

    Polisi juga telah memeriksa tujuh saksi, yakni empat orang yang berada di TKP dan tiga orang dari keluarga pemilik rental yang ikut saat kejadian.

    “Kami terus melakukan serangkaian penyelidikan secara komperhensif. Motifnya masih kita telusuri dan kami berkomitmen untuk segera menangkap pelaku,” kata Kapolresta Tangerang, Komisaris Besar Polisi Baktiar Joko Mujiono di Jakarta, Kamis.

    Berdasarkan keterangan anak korban, Agam Muhammad (26), awalnya IA dan tujuh anggota timnya menggunakan mobil Xpander untuk melacak Honda Brio tersebut. Pelacakan dimulai dari Pandeglang, Banten, dan berlanjut hingga ke Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak.

    “Di depan Indomaret rest area, kami berhasil menghadang kendaraan itu dan mencoba mengonfirmasi kepada pengemudi,” ujar Agam. Namun, situasi langsung berubah menegangkan.

    Pengemudi Honda Brio tersebut, yang bukan penyewa awal kendaraan, mengaku sebagai anggota TNI AU dan menodongkan senjata api.

    Pelaku kemudian melepaskan tembakan peringatan sebanyak dua kali sebelum menembak IA di bagian dada dan R di bagian bahu. Pelaku dan rekan-rekannya yang diduga berjumlah empat orang melarikan diri menggunakan mobil SUV setelah kejadian.

    Kapolsek diperiksa

    Selain itu, buntut dari penolakan aduan Ilyas di Polsek Cinangka, Kapolsek Cinangka diperiksa bagian profesi dan pengamanan (Propam) Polri. 

    Kapolsek Cinangka, AKP Asep Iwan Kurniwan, bersama sejumlah anggotanya saat ini sedang menjalani pemeriksaan oleh Propam Polres Cilegon, Polda Banten.

    Pemeriksaan ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari dugaan penolakan pendampingan terhadap korban penembakan yang terjadi di rest area 45 Tol Tangerang-Merak, arah Jakarta, Kamis (2/1/2025).

    “Iya, (Kapolsek dan Anggota Polsek Cinangka) lagi dilakukan klarifikasi dan pemeriksaan,” ungkap Kapolres Cilegon, AKBP Kemas Indra Natanegara, saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (3/1/2025).

     
    Kemas menambahkan, ada empat anggota Polsek Cinangka yang juga diperiksa pada hari itu.

    Sudah tunjukkan bukti kepemilikan mobil tetap ditolak

    Rizky Agam mengaku sudah menunjukkan bukti kepemilikan mobil yang dicuri oleh penyewa, saat meminta pendampingan ke Polsek Cinangka.  

    Namun, laporan mereka tetap ditolak hingga membuat ayah Agam, Ilyas Abdurrahman (43), tewas ditembak saat berusaha merebut mobil dari pencuri.  

    “Kami dikira pihak leasing, padahal kami sudah infokan bahwa itu mobil rental, mobil pribadi dan kami bawa bukti kepemilikan lengkap, BPKB, STNK, dan kunci satu,” ujar Rizky di Taman Pemakaman Umum (TPU) Mekarsari Dalam, Rajeg, Kabupaten Tangerang, Kamis (2/1/2025).

    Rizky menjelaskan bahwa pendampingan itu diminta lantaran pihaknya mengetahui bahwa pelaku membawa senjata api.

    “Jadi kami itu minta pertolongan ke Polsek Cinangka itu untuk mendampingi saya karena mereka bawa senjata api. Padahal mobil tersebut hanya berjarak 200 meter kurang lebih,” kata dia.

    Selain itu, permintaan pendampingan juga ditolak Polsek Cinangka dengan alasan pihak korban belum membuat laporan resmi ke kepolisian terkait masalah yang sedang dialaminya itu.

    Dibantah polisi

    Di sisi lain, polisi membantah menolak pendampingan korban dalam insiden penembakan di rest area Km 45 Tol Tangerang-Merak arah Jakarta.

    Kapolsek Cinangka, AKP Asep Iwan Kurniawan, mengatakan tidak gegabah demi keselamatan anggota dan korban. “Narasi menolak pendampingan itu tidak benar.

    Kami tidak mau gegabah untuk mendampingi,” kata Asep kepada Kompas.com melalui telepon, Kamis. Menurut Asep, petugas meminta dokumen kendaraan yang dikejar, tetapi mereka tidak dapat menunjukkannya.

    “Dia minta didampingi, tapi kami punya kewajiban menanyakan dokumen kendaraan dan hal ihwalnya,” kata Asep.

    Kronologis kejadian

    Agam menjelaskan, peristiwa pencurian berujung penembakan itu bermula ketika pelaku menyewa mobil Honda Brio pada 31 Desember 2024.

    Namun, pada 1 Januari 2025, dua dari tiga perangkat GPS mobil tersebut ditemukan dipotong.

    Agam bersama ayahnya dan tim rental mobil mulai melacak keberadaan mobil tersebut hingga ke daerah Pandeglang.

    Setelah memergoki mobil Brio di pertigaan Saketi, pelaku sempat menodongkan senjata api sambil mengaku sebagai anggota TNI AU.

    Situasi semakin kacau ketika sebuah mobil Sigra hitam yang diduga rekan pelaku menabrakkan kendaraannya ke tim rental. Kedua mobil, Brio dan Sigra, kemudian kabur.

    “Setelah itu kami melanjutkan pengejaran menggunakan GPS hingga ke daerah Anyer. Di sana, kami meminta pendampingan dari Polsek terdekat, tetapi mereka tetap menolak meski kami menjelaskan situasinya,” ujar Agam.

    Pengejaran terus dilakukan hingga rest area di KM 45 Tol Tangerang-Merak, tempat mobil Brio akhirnya berhenti. Saat itu, tim rental berhasil menangkap salah satu pelaku.

    Namun, situasi kembali memanas ketika rekan pelaku dari mobil Sigra kembali muncul dengan senjata api.

    “Terjadi tembakan sekitar empat sampai lima kali. Saya dan beberapa tim sempat kabur mencari perlindungan,” kata Agam.

    Dalam insiden itu, Ilyas Abdurrahman dan seorang anggota tim rental, Ramli, terkena tembakan.

    Ilyas mengalami luka di dada dan tangan, sementara Ramli terluka di tangan hingga tembus ke perut. Keduanya dilarikan ke RSUD Balaraja, namun nyawa Ilyas tidak tertolong.

    “Ayah saya masih kuat saat awal dibawa ke IGD, tetapi kondisinya terus menurun dan akhirnya meninggal dunia,” ujar Agam. 

     

     

  • Kecewanya Anak Bos Rental Korban Penembakan pada Polisi: Sudah Mohon-mohon Minta Tolong Pendampingan – Halaman all

    Kecewanya Anak Bos Rental Korban Penembakan pada Polisi: Sudah Mohon-mohon Minta Tolong Pendampingan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Anak bos rental Ilyas Abdurlrahman (49), Rizky Agam kecewa kepada pihak kepolisian, khususnya Polsek Cinangka, Kabupaten Serang, Banten.

    Ayah Rizky, Ilyas tewas ditembak di Rest Area KM 45 Tol Jakarta-Merak atau Tol Tangerang, Kamis (2/1/2025).

    Sebelum kejadian, Ilyas sempat meminta pendampingan kepada Polsek Cinangka. Namun, permintaan itu disebut ditolak.

    Rizky pun menyayangkan keputusan Polsek Cinangka tersebut, yang berakibat tewasnya sang ayah.

    “Ayah saya meminta tolong bantuan untuk pendampingan tapi sangat disayangkan sekali dari Polsek Cinangka keberatan untuk mendampingi,” katanya, dikutip dari YouTube tvOneNews, Jumat (3/1/2025).

    Bahkan, menurut Rizky, ayahnya sudah memohon-mohon kepada anggota polisi yang bertugas saat itu.

    “Padahal Bapak saya sudah mohon-mohon untuk minta tolong untuk pendampingan,” ungkapnya.

    Karena situasi mendesak, Ilyas sempat menawarkan sejumlah uang agar Polsek Cinangka bersedia memberikan pendampingan.

    Lagi-lagi, bujukan itu tak membuahkan hasil. Polsek Cinangka melalui Kapolseknya, AKP Asep Iwan Kurniawan, tak memberikan pendampingan kepada korban.

    “Karena kita enggak bawa apa-apa, warga sipil terus. Juga maaf Bapak saya sudah bilang dari awal, ‘Bapak (polisi) ikut saya nanti saya kasih uang kerja bapak’.”

    “Sudah ditawarkan seperti itu, tapi dari Polsek situ sudah menelepon ke Kapolsek tetap tidak dihiraukan,” tandasnya.

    Rizky mengatakan, pihaknya sengaja minta pendampingan ke Polsek Cinangka lantaran mengetahui pelaku membawa senjata api.

    “Jadi petugas yang piket pada malam hari itu sudah telepon juga ke Kapolsek Cinangka tapi tetap dari Kapolseknya juga tidak bersedia untuk menemani kita mengambil mobil tersebut,” kata Rizky.

    Alasannya karena korban belum membuat laporan kepada pihak kepolisian.

    Rizky juga menyebut pihak Polsek Cinangka sempat mengira mereka leasing mobil yang sedang mengincar mobil tersebut.

    “LP-nya belom ada, terus yang kedua itu dikira kita leasing. Padahal kita sudah infokan itu mobil rental, mobil pribadi, dan kita bawa bukti kepemilikan lengkap, BPKB, STNK, dan kunci,” ungkap Rizky.

    Sementara itu, Kopelsek Cinangka AKP Asep Iwan Kurniawan membantah tuduhan penolakan pendampingan tersebut.

    Ia berdalih enggan gegabah memberikan pendampingan karena menyangkut keselamatan semua pihak.

    “Itu narasi menolak pendampingan tidak benar. Kami hanya memastikan kondisi aman sebelum bertindak,” katanya melalui telepon kepada Kompas.com.

    Asep menjelaskan pada Kamis sekitar pukul 01.00 WIB ada tiga orang datang ke Polsek Cinangka.

    Mereka mengaku sebagai leasing yang hendak mengejar mobil.

    Petugas kemudian meminta dokumen kendaraan yang akan dikejar, tetapi mereka tak bisa menunjukkannya.

    “Karena mengaku leasing, kami meminta dokumen. Kami tidak mau sembarangan bertindak tanpa dasar yang jelas,” tegasnya.

    Petugas lantas menyarankan agar korban membuat laporan resmi, tetapi mereka pergi dengan alasan mengambil dokumen dan tidak kembali.

    Kronologi Kejadian

    Peristiwa penembakan bos rental itu terjadi sekira pukul 04.30 WIB.

    Kejadian bermula ketika mobil Honda Brio yang disewakan korban diduga hendak dibawa kabur komplotan pelaku penggelapan mobil.

    Dugaan pencurian muncul setelah perangkat GPS yang terpasang di mobil rental itu berhasil dilacak.

    Anak pertama korban, Agam Muhammad, turut dalam upaya pengejaran terhadap pelaku.

    Sosok Kapolsek Cinangka AKP Asep Iwan Kurniawan beri klarifikasi soal tuduhan tolak laporan dari korban penembakan di rest area Km 45 Tol Tangerang-Merak yang menewaskan bos rental pada Kamis (2/1/2025). (Instagram polsek_cinangka_polres_cilegon)

    Setelah mengetahui posisi mobil yang dipakai pelaku, rombongan korban berupaya menghentikan mobil Honda Brio tersebut.

    Ketika situasi semakin tak terkendali, tiba-tiba muncul mobil lain berwarna hitam yang mundur dan menabrak mobil korban.

    Pengejaran terus dilakukan hingga rest area di KM 45 Tol Tangerang-Merak, tempat mobil Brio akhirnya berhenti.

    Saat itu tim rental berhasil menangkap salah satu pelaku.

    “Dipegang tangannya supaya enggak bisa bergerak, ternyata kawan yang di seberang itu yang pakai Sigra dan senpi juga,” ujar Agam.

    Situasi pun makin mencekam saat suara tembakan mulai terdengar.

    “Ada terdengar beberapa kali bunyi tembakan dan mengenai ayah saya dan rekannya,” bebernya.

    Dalam insiden itu, Ilyas dan seorang anggota tim rental bernama Ramli terkena tembakan.

    Nyawa Ilyas tak tertolong setelah mengalami luka di dada dan tangannya.

    Sementara Ramli selamat, tetapi terluka di tangan hingga tembus ke perut.

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Adi Suhendi, Kompas.com/Acep Nazmudin)

  • 8
                    
                        Pemilik Rental Sudah Tunjukkan Bukti Kepemilikan Mobil, tapi Tetap Ditolak Polisi
                        Megapolitan

    8 Pemilik Rental Sudah Tunjukkan Bukti Kepemilikan Mobil, tapi Tetap Ditolak Polisi Megapolitan

    Pemilik Rental Sudah Tunjukkan Bukti Kepemilikan Mobil, tapi Tetap Ditolak Polisi
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Anak kedua korban penembakan di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak, Rizky Agam S (24), mengaku sudah menunjukkan bukti kepemilikan mobil yang dicuri oleh penyewa, saat meminta pendampingan ke Polsek Cinangka. 
    Namun, laporan mereka tetap ditolak hingga membuat ayah Agam, Ilyas Abdurrahman (43), tewas ditembak saat berusaha merebut mobil dari pencuri. 
    “Kami dikira pihak leasing, padahal kami sudah infokan bahwa itu mobil rental, mobil pribadi dan kami bawa bukti kepemilikan lengkap, BPKB, STNK, dan kunci satu,” ujar Rizky di Taman Pemakaman Umum (TPU) Mekarsari Dalam, Rajeg, Kabupaten Tangerang, Kamis (2/1/2025).
    Rizky menjelaskan bahwa pendampingan itu diminta lantaran pihaknya mengetahui bahwa pelaku membawa senjata api.
    “Jadi kami itu minta pertolongan ke Polsek Cinangka itu untuk mendampingi saya karena mereka bawa senjata api. Padahal mobil tersebut hanya berjarak 200 meter kurang lebih,” kata dia.
    Selain itu, permintaan pendampingan juga ditolak Polsek Cinangka dengan alasan pihak korban belum membuat laporan resmi ke kepolisian terkait masalah yang sedang dialaminya itu.
    Di sisi lain, polisi membantah menolak pendampingan korban dalam insiden penembakan di rest area Km 45 Tol Tangerang-Merak arah Jakarta.
    Kapolsek Cinangka, AKP Asep Iwan Kurniawan, mengatakan tidak gegabah demi keselamatan anggota dan korban.
    “Narasi menolak pendampingan itu tidak benar. Kami tidak mau gegabah untuk mendampingi,” kata Asep kepada Kompas.com melalui telepon, Kamis.
    Menurut Asep, petugas meminta dokumen kendaraan yang dikejar, tetapi mereka tidak dapat menunjukkannya.
    “Dia minta didampingi, tapi kami punya kewajiban menanyakan dokumen kendaraan dan hal ihwalnya,” kata Asep.

    Kronologi kejadian
    Agam menjelaskan, peristiwa pencurian berujung penembakan itu bermula ketika pelaku menyewa mobil Honda Brio pada 31 Desember 2024.
    Namun, pada 1 Januari 2025, dua dari tiga perangkat GPS mobil tersebut ditemukan dipotong.
    Agam bersama ayahnya dan tim rental mobil mulai melacak keberadaan mobil tersebut hingga ke daerah Pandeglang.
    Setelah memergoki mobil Brio di pertigaan Saketi, pelaku sempat menodongkan senjata api sambil mengaku sebagai anggota TNI AU.
    Situasi semakin kacau ketika sebuah mobil Sigra hitam yang diduga rekan pelaku menabrakkan kendaraannya ke tim rental. Kedua mobil, Brio dan Sigra, kemudian kabur.
    “Setelah itu kami melanjutkan pengejaran menggunakan GPS hingga ke daerah Anyer. Di sana, kami meminta pendampingan dari Polsek terdekat, tetapi mereka tetap menolak meski kami menjelaskan situasinya,” ujar Agam.
    Pengejaran terus dilakukan hingga rest area di KM 45 Tol Tangerang-Merak, tempat mobil Brio akhirnya berhenti. Saat itu, tim rental berhasil menangkap salah satu pelaku. Namun, situasi kembali memanas ketika rekan pelaku dari mobil Sigra kembali muncul dengan senjata api.
    “Terjadi tembakan sekitar empat sampai lima kali. Saya dan beberapa tim sempat kabur mencari perlindungan,” kata Agam.
    Dalam insiden itu, Ilyas Abdurrahman dan seorang anggota tim rental, Ramli, terkena tembakan. Ilyas mengalami luka di dada dan tangan, sementara Ramli terluka di tangan hingga tembus ke perut.
    Keduanya dilarikan ke RSUD Balaraja, namun nyawa Ilyas tidak tertolong. “Ayah saya masih kuat saat awal dibawa ke IGD, tetapi kondisinya terus menurun dan akhirnya meninggal dunia,” ujar Agam.
    Hingga saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut, termasuk peran para pelaku yang diduga membawa senjata api.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jaga Keamanan Data Nasabah, BRI Tegaskan Pentingnya Masyarakat Hindari Instalasi APK Ilegal

    Jaga Keamanan Data Nasabah, BRI Tegaskan Pentingnya Masyarakat Hindari Instalasi APK Ilegal

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman siber yang sering kali dimulai dari pemasangan aplikasi dari sumber yang tidak resmi. Pemasangan file APK (Android Package) dari luar Play Store resmi dapat membuka celah bagi serangan malware. Dalam beberapa kasus, perangkat yang terinfeksi malware ini berisiko mengalami pencurian data pribadi, termasuk informasi akun perbankan, yang dapat dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan berujung kepada kehilangan dana yang disimpan di perbankan.

    Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha, menyarankan masyarakat agar selalu mengunduh aplikasi dari situs terpercaya, “Keamanan digital menjadi prioritas utama bagi BRI. Kami menyadari bahwa ancaman siber terus berkembang, dan kami selalu berkomitmen untuk terus menjaga data nasabah dengan standar tertinggi. Oleh karena itu, kami mengimbau agar masyarakat selalu mengunduh aplikasi hanya dari sumber resmi seperti Google Play Store, terutama untuk aplikasi yang terkait dengan layanan perbankan. Hal ini merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk melindungi perangkat dan data pribadi dari ancaman yang semakin kompleks,” ujarnya.

    BRI juga menegaskan pentingnya melakukan verifikasi terhadap izin aplikasi sebelum mengunduh atau memasang aplikasi, serta rutin memperbarui aplikasi mobile banking untuk menjaga keamanan nasabah. Selain itu, BRI mendorong para pengguna untuk mengaktifkan fitur Play Protect yang disediakan oleh Google untuk mendeteksi dan mencegah aplikasi berbahaya yang dapat merusak perangkat.

  • Alasan Polsek Cinangka Tak Dampingi Bos Rental Korban Penembakan meski Diminta: Memastikan Kondisi – Halaman all

    Alasan Polsek Cinangka Tak Dampingi Bos Rental Korban Penembakan meski Diminta: Memastikan Kondisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ilyas Abdulrahman (49), bos rental mobil, tewas ditembak di Rest Area KM 45 Tol Jakarta-Merak atau Tol Tangerang, Banten, Kamis (2/1/2025).

    Sebelum kejadian, ternyata pihak Ilyas sempat meminta pendampingan kepada Polsek Cinangka.

    Tujuannya untuk melacak kendaraan yang disewakan korban. Namun, permintaan itu disebut ditolak oleh Polsek Cinangka.

    Kopelsek Cinangka AKP Asep Iwan Kurniawan membantah tuduhan penolakan pendampingan tersebut.

    Ia berdalih enggan gegabah memberikan pendampingan karena menyangkut keselamatan semua pihak.

    “Itu narasi menolak pendampingan tidak benar. Kami hanya memastikan kondisi aman sebelum bertindak,” katanya melalui telepon kepada Kompas.com.

    Asep menjelaskan pada Kamis sekitar pukul 01.00 WIB ada tiga orang datang ke Polsek Cinangka.

    Mereka mengaku sebagai leasing yang hendak mengejar mobil.

    Petugas kemudian meminta dokumen kendaraan yang akan dikejar, tetapi mereka tak bisa menunjukkannya.

    “Karena mengaku leasing, kami meminta dokumen. Kami tidak mau sembarangan bertindak tanpa dasar yang jelas,” tegasnya.

    Petugas lantas menyarankan agar korban membuat laporan resmi, tetapi mereka pergi dengan alasan mengambil dokumen dan tidak kembali.

    Sementara itu, anak korban, Rizky Agam S., mengatakan pihaknya sengaja minta pendampingan ke Polsek Cinangka lantaran mengetahui pelaku membawa senjata api.

    “Jadi petugas yang piket pada malam hari itu sudah telepon juga ke Kapolsek Cinangka tapi tetap dari Kapolseknya juga tidak bersedia untuk menemani kita mengambil mobil tersebut,” kata Rizky.

    Alasannya karena korban belum membuat laporan kepada pihak kepolisian.

    Rizky juga menyebut pihak Polsek Cinangka sempat mengira mereka leasing mobil yang sedang mengincar mobil tersebut.

    “LP-nya belom ada, terus yang kedua itu dikira kita leasing. Padahal kita sudah infokan itu mobil rental, mobil pribadi, dan kita bawa bukti kepemilikan lengkap, BPKB, STNK, dan kunci,” ungkap Rizky.

    Kronologi Kejadian

    Peristiwa penembakan bos rental itu terjadi sekitar pukul 04.30 WIB.

    Kejadian bermula ketika mobil Honda Brio yang disewakan korban diduga hendak dibawa kabur komplotan pelaku penggelapan mobil.

    Dugaan pencurian muncul setelah perangkat GPS yang terpasang di mobil rental itu berhasil dilacak.

    Anak pertama korban, Agam Muhammad, turut dalam upaya pengejaran terhadap pelaku.

    Setelah mengetahui posisi mobil yang dipakai pelaku, rombongan korban berupaya menghentikan mobil Honda Brio tersebut.

    Ketika situasi semakin tak terkendali, tiba-tiba muncul mobil lain berwarna hitam yang mundur dan menabrak mobil korban.

    Pengejaran terus dilakukan hingga rest area di KM 45 Tol Tangerang-Merak, tempat mobil Brio akhirnya berhenti.

    Saat itu tim rental berhasil menangkap salah satu pelaku.

    “Dipegang tangannya supaya enggak bisa bergerak, ternyata kawan yang di seberang itu yang pakai Sigra dan senpi juga,” ujar Agam.

    Situasi pun makin mencekam saat suara tembakan mulai terdengar.

    “Ada terdengar beberapa kali bunyi tembakan dan mengenai ayah saya dan rekannya,” bebernya.

    Dalam insiden itu, Ilyas dan seorang anggota tim rental bernama Ramli terkena tembakan.

    Nyawa Ilyas tak tertolong setelah mengalami luka di dada dan tangannya.

    Sementara Ramli selamat, tetapi terluka di tangan hingga tembus ke perut.

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Adi Suhendi, Kompas.com/Acep Nazmudin)

  • BRI Imbau Masyarakat Hindari Install APK Ilegal, Ini Alasannya!

    BRI Imbau Masyarakat Hindari Install APK Ilegal, Ini Alasannya!

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengimbau masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman siber dari pemasangan aplikasi yang sumbernya tidak resmi. Sebab pemasangan file APK (Android Package) dari luar PlayStore resmi dapat membuka celah bagi serangan malware.

    Dalam beberapa kasus, perangkat yang terinfeksi malware berisiko mengalami pencurian data pribadi. Termasuk informasi akun perbankan, yang dapat dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan berujung kepada kehilangan dana yang disimpan di perbankan.

    Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha, menyarankan masyarakat agar selalu mengunduh aplikasi dari situs terpercaya.

    “Keamanan digital menjadi prioritas utama bagi BRI. Kami menyadari bahwa ancaman siber terus berkembang, dan kami selalu berkomitmen untuk terus menjaga data nasabah dengan standar tertinggi. Oleh karena itu, kami mengimbau agar masyarakat selalu mengunduh aplikasi hanya dari sumber resmi seperti Google PlayStore, terutama untuk aplikasi yang terkait dengan layanan perbankan. Hal ini merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk melindungi perangkat dan data pribadi dari ancaman yang semakin kompleks,” ujarnya dikutip Jumat (3/1/2025).

    BRI juga menegaskan pentingnya melakukan verifikasi terhadap izin aplikasi sebelum mengunduh atau memasang aplikasi, serta rutin memperbarui aplikasi mobile banking untuk menjaga keamanan nasabah. Selain itu, BRI mendorong para pengguna untuk mengaktifkan fitur Play Protect yang disediakan Google untuk mendeteksi dan mencegah aplikasi berbahaya yang dapat merusak perangkat.

    Adapun berikut modus penipuan siber yang perlu diwaspadai

    -Penyamaran oleh Penjahat Siber

    Pelaku kejahatan digital seringkali berpura-pura menjadi perwakilan lembaga atau perusahaan terpercaya untuk mengelabui korban.

    -Pengunduhan Aplikasi Palsu

    Korban diarahkan untuk mengunduh file APK yang tampaknya berasal dari sumber terpercaya, namun sebenarnya adalah aplikasi berbahaya. Aplikasi palsu ini seringkali juga memperdaya nasabah untuk mengubah konfigurasi ponsel agar menjadi kurang aman atau meminta izin (permissions) yang berlebihan dan sebetulnya tidak diperlukan.

    -Pengaturan Keamanan yang Dimodifikasi

    Korban dipandu untuk menonaktifkan fitur keamanan seperti Play Protect atau mengaktifkan opsi instalasi dari sumber yang tidak dikenal, yang membuka potensi celah keamanan.

    -Akses ke Data Pribadi

    Setelah aplikasi berbahaya terinstal, penjahat siber dapat mengakses dan mencuri data pribadi korban, termasuk informasi perbankan.

    Langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan

    -Unduh aplikasi hanya dari sumber resmi seperti Google Play Store untuk memastikan keamanan aplikasi yang di-install

    -Aktifkan fitur Play Protect pada perangkat Android untuk memindai dan memblokir aplikasi berbahaya secara otomatis

    -Nonaktifkan opsi instalasi dari sumber tidak dikenal pada pengaturan perangkat untuk mencegah penginstalan aplikasi dari luar toko aplikasi resmi

    -Pastikan fitur Accessibility Services (Layanan Aksesibilitas) dinonaktifkan di pengaturan Android untuk mencegah penyalahgunaan

    -Periksa izin (permissions) aplikasi dengan teliti, terutama yang berhubungan dengan data sensitif dan fitur perangkat

    -Selalu perbarui aplikasi mobile banking ke versi terbaru untuk mendapatkan perlindungan tambahan dari potensi celah keamanan

    Tindakan darurat jika terindikasi terkena APK berbahaya

    -Segera nonaktifkan akses ke aplikasi mobile banking atau layanan keuangan pada perangkat

    -Hubungi Call Center BRI di 1500-017 untuk mendapatkan bantuan segera

    -Lakukan “Factory Reset” untuk mengembalikan perangkat ke kondisi aman dan meminimalkan kerusakan lebih lanjut

    “BRI mengajak seluruh masyarakat untuk lebih waspada dan proaktif dalam menjaga keamanan digital mereka. Dengan memahami dan mengimplementasikan langkah-langkah perlindungan yang tepat, masyarakat dapat mengurangi risiko dan melindungi diri dari ancaman siber yang semakin kompleks,” ujar Arga.

    (dpu/dpu)

  • Perangkat iOS Lebih Rawan Dibobol ketimbang Android

    Perangkat iOS Lebih Rawan Dibobol ketimbang Android

    Jakarta

    Lookout Mobile Threat Landscape Report untuk Q3 2024 menyebut perangkat iOS lebih rentan dibobol ketimbang Android. Analisis ini diperoleh dari kumpulan data seluler berbasis AI milik Lookout Security Cloud yang mencakup lebih dari 220 juta perangkat, 360 juta aplikasi, dan miliaran item web.

    Dari laman resminya disebut bahwa Lookout Security Cloud telah mengidentifikasi 473 juta situs phishing dan berbahaya sejak tahun 2019. Selain itu, Lookout Security Cloud memanfaatkan AI untuk menganalisis data dan mengidentifikasi malware, serangan phishing, dan ancaman berbasis jaringan canggih lainnya.

    “Peneliti di Lookout Threat Lab mencatat beberapa temuan yang sangat mengkhawatirkan, termasuk peningkatan 17% dalam pencurian kredensial dan upaya phishing yang berfokus pada perusahaan sejak kuartal terakhir, peningkatan 32% dalam jumlah deteksi aplikasi berbahaya, dan tren menarik di mana perangkat iOS lebih rentan terhadap phishing dan ancaman konten web daripada Android,” ujar perusahaan.

    Dalam laporan, 19% perangkat iOS perusahaan terkena setidaknya satu serangan phishing seluler di masing-masing tiga kuartal pertama tahun 2024. Sementara ancaman untuk Android lebih rendah, dengan persentase 10,9%.

    Lebih lanjut, Lookout menyatakan bahwa setiap sistem operasi (OS) dan aplikasi seluler memiliki kerentanan dalam kodenya seperti halnya perangkat lunak lainnya. Bahkan saat pengembang merilis patch, ada peluang antara saat kerentanan ditemukan dan saat patch dirilis yang memungkinkan penyerang memanfaatkan perangkat yang berisiko.

    Selain itu, masih ada pengguna yang tidak selalu langsung memasang pembaruan ketika update dirilis. Padahal, itu dapat menjadi celah yang dieksploitasi penyerang untuk mengakses root ke perangkat. Dalam kategori ‘Kesalahan konfigurasi perangkat teratas’, disebutkan bahwa 31,1% di antaranya (paling tinggi) disebabkan oleh OS yang sudah kuno.

    “Versi sistem operasi (OS) yang kedaluwarsa, terutama pada perangkat iOS, dapat membuat perangkat dan data di dalamnya rentan terhadap eksploitasi yang diketahui maupun tidak diketahui,” jelas Lookout.

    Secara global, phishing seluler dan konten web berbahaya sering menggunakan tipe serangan bypass MFA, peniruan identitas eksekutif, dan eksploitasi kerentanan. Serangan-serangan ini biasanya berbiaya rendah dan nilainya lebih tinggi.

    “Evolusi terbaru dalam vektor ancaman ini adalah penggunaan serangan peniruan identitas eksekutif, yang memanfaatkan senioritas seseorang dan keinginan bawaan karyawan tingkat bawah untuk saling membantu guna mendorong tingkat keberhasilan yang lebih tinggi. Dengan menciptakan situasi yang sangat mendesak dan mengandalkan kurangnya keakraban antara eksekutif dan karyawan, penyerang meyakinkan karyawan untuk berbagi data sensitif, mengunjungi halaman phishing, atau mengirimi mereka uang,” jelas Lookout.

    (ask/rns)