Kasus: pencurian

  • MIRIS JPO Depan DPR Tak Hanya Besinya Dicuri, Sampah Sebulan Lalu Dibiarkan Berserakan

    MIRIS JPO Depan DPR Tak Hanya Besinya Dicuri, Sampah Sebulan Lalu Dibiarkan Berserakan

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM – Kondisi sejumlah jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jakarta mengkhawatirkan.

    Utamanya karena sejumlah besi yang ada di JPO dicuri hingga membuat pejalan kaki yang melintas rawan celaka.

    Pemprov DKI Jakarta baru melakukan tindakan setelah temuan semacam ini viral.

    Setidaknya hal itu terlihat saat Pemprov memperbaiki JPO di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat dan di kawasan Cakung, Jakarta Timur.

    Rupanya, kondisi JPO mengkhawatirkan tak hanya dia dua titik tersebut.

    Di JPO yang ada di depan DPR RI atau di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Pusat juga mengkhawatirkan.

    Meski berada di jalan protokol dan depan kantor instansi pemerintah tak menjamin JPO tersebut mendapat perhatian.

    JPO DEPAN DPR – .Selain banyak besi yang dicuri, kondisi JPO di depan DPR RI, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Pusat juga dipenuhi banyak sampah. (TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA PUTRA)

    Pantauan TribunJakarta.com Minggu (27/4/2025), kondisi di JPO depan DPR sebagian besi pembatas di tangga JPO hilang diduga dicuri.

    Sebab, terlihat dari bekas potongan di sisa besi yang masih ada.

    Tak hanya itu, di besi yang masih tersisa juga terlihat karatan seakan sudah lama tak dirawat.

    Belum lagi kawat yang menutup area JPO agar tidak ada yang melemparkan benda ke arah jalan tol dalam kota juga banyak yang bolong.

    Kondisi kian memprihatinkan karena di JPO tersebut juga banyak sampah.

    Tak hanya sampah daun yang berguguran, tetapi banyak pula sampah plastik di area JPO.

    Bahkan, sampai pamflet bekas aksi demo tolak pengesahan UU TNI yang berlangsung lebih dari sebulan lalu masih terlihat berserakan di JPO tersebut.

    Tak terlihat juga adanya petugas dari Pemprov DKI Jakarta, baik itu petugas PJLP Dinas Pertamanan atau Satpol PP yang membersihkan JPO tersebut.

    Di JPO tersebut memang ada CCTV namun arahnya bukan ke JPO melainkan ke jalan tol dan jalan arteri yang ada di bawahnya.

    Lokasi JPO yang tak terhubung langsung dengan moda transportasi umum membuat JPO ini sepi dilintasi oleh para pejalan kaki.

    Malah JPO ini kerap dilalui oleh sepeda motor yang berputar arah karena pijakan JPO ini merupakan coran sehingga kuat dilalui motor.

    Respons Gubernur

    Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengatakan, pihaknya sudah menginstruksikan kepada Dinas Bina Marga dan juga Satpol PP untuk memperbaiki sekaligus mengawasi agar pencurian besi di sejumlah JPO, termasuk di depan DPR tak terulang.

    “Kami sudah meminta kepada Dinas Bina Marga dan juga trantib kita untuk melihat, mempelajari yang ada di CCTV,” kata Pram saat halal bihalal bersama pengurus PWNU DKI Jakarta di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Minggu (27/4/2025).

    Politisi PDIP itu mengklaim akan bertindak tegas kepada para pelaku yang kerap mencuri fasilitas umum di Jakarta.

    “Kalau memang kemudian ini kami akan tuntut sekeras-kerasnya. gaboleh lagi terjadi. Saya akan mengambil sikap tegas dan keras terhadap hal ini,” kata Pram.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Dua Kali Kotak Amal Dibobol Maling, Infak di Masjid Al Fatah Gumelem Kini Aman dengan QRIS

    Dua Kali Kotak Amal Dibobol Maling, Infak di Masjid Al Fatah Gumelem Kini Aman dengan QRIS

    TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA – Kasus pembobolan kotak amal di Masjid Al Fatah Desa Gumelem Kulon Kecamatan Susukan, Banjarnegara beberapa tahun lalu sempat menghebohkan. 

    Aksi pencurian terjadi malam atau dini hari saat warga sudah terlelap. Warga tak melihat ada gelagat mencurigakan sebelum kejadian.  Pun saat kejadian, tidak ada warga yang menyaksikan. 

    Kotak amal dibobol menggunakan alat manual. Uang infak jemaah yang sedianya untuk kepentingan umat hilang.

    Ketua 3 Takmir Masjid Al Fatah Desa Gumelem Kulon, Amin Yusuf mengatakan, peristiwa pencurian tersebut bukan yang pertama. Kejahatan itu berulang. 

    Di lain waktu, kotak amal masjid kembali dibobol maling dengan modus sama.  Uang tunai di dalam kotak sirna. 

    Kejadian itu membuat pengurus atau takmir Masjid Al Fatah meningkatkan kewaspadaan. 

    “Ada jariyah kemudian dipasang CCTV untuk antisipasi kejadian terulang,”kata warga RT 001 RW 001 Desa Gumelem Kulon tersebut, Jumat (25/4/2024)

    Hanya saja, kamera pengintai memiliki kelemahan. Closed Circuit Television (CCTV) hanya merekam kejadian atau yang terjangkau kamera. 

    Belum tentu maling bisa ditangkap kemudian, meski rekamannya bisa terbaca setelah kejadian. Sang maling tentunya lebih cerdik dan sudah mengantisipasi situasi yang jadi ancaman.

    “Pencuri tahu kalau ada CCTV, dia bisa menyiasati atau wjahnya ditutup,”katanya

    Karena itu, pihaknya tidak hanya mengandalkan CCTV, tapi juga melakukan berbagai upaya untuk mengamankan dana infak masjid.

    Tumpukan uang tunai di dalam kotak amal tentu rawan memancing tindak kejahatan. 

    Karenanya, selain memasang kotak amal untuk infak tunai, pihaknya juga menyediakan layanan pembayaran infak nontunai. 

    Iya, takmir Masjid Al Fatah melakukan terobosan dengan menyediakan layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk infak masjid.

    Lewat transaksi digital tersebut,  uang infak dari umat akan langsung masuk ke rekening Masjid Al Fatah sehingga tidak rawan kemalingan. 

    “Kotak amal nantinya juga akan dipasang QRIS,”katanya

     

    Bangun Masjid Pakai Infak Via QRIS

     Masjid Al Fatah di Desa Gumelem Kulon tampak megah dan elok dengan view sawah dan pegunungan Serayu Selatan. 

    Pagar putih dengan ornamen mewah yang mengelilingi masjid menambah sentuhan keindahan.

    Pagar cantik itu selesai dibangun baru-baru ini dari dana umat. Panitia menggalang donasi kepada warga atau jemaah untuk membiayai renovasi masjid, termasuk membangun pagar.

    Menariknya, tidak hanya dengan uang tunai, pantia juga menerima infak secara nontunai menggunakan QRIS.

    “Banyak yang infak menggunakan nontunai, pakai QRIS,”kata Yusuf

    Penggunaan QRIS di Masjid AL Fatah bermula ketika pihak takmir menjumpai teknologi sama sudah diterapkan lebih dulu di sebuah masjid di kota Banjarnegara. 

    Rafardhan Irfan Alaric, Panitia Pembangunan Masjid Al Fatah melihat cara modern itu memudahkan masyarakat untuk berinfak di masjid. 

    Ia kemudian berpikir bagaimana pembayaran infak digital itu bisa juga diterapkan di masjidnya.

    Meski Masjid Al Fatah sendiri berada di pelosok desa yang jauh dari kota.

    Sekarang ini, masyarakat desa banyak yang sudah melek teknologi, dan terpasang aplikasi perbankan di handphonenya.

    “Saya hubungi petugas BRI waktu itu untuk menanyakan persyaratannya,”katanya

    Oleh petugas bank, pihaknya dibantu mendaftar agar QRIS bisa segera dipasang di masjidnya. Ia diarahkan untuk melengkapi berbagai persyaratan, di antaranya melampirkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pengurus, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), hingga legalitas lembaga.

    Setelah semua persyaratan lengkap, tak butuh waktu lama, QRIS untuk Masjid Al Fatah pun jadi.

    Pihaknya membagikan QR code Masjid Al Fatah melalui platform media sosial yang bisa diakses umat.

    Penggunaan kode batang untuk infak Masjid Al Fatah mendapat sambutan positif dari jemaah atau umat.

    “Sambutannya bagus. Terutama yang muda-muda, mereka infak pakai QRIS,”katanya

     

    Kotak Amal Berganti Banner QRIS

     

    Memasuki Masjid Al Fatah, tidak tampak ada kotak amal yang terpajang di pintu masuk, seperti umumnya masjid.  

    Justru, banner QRIS setinggi 2 meter terpampang di sisi pintu masuk Masjid Al Fatah.

    Banner berukuran jumbo tersebut menampilkan kode batang dengan alamat rekening BRI atas nama Masjid Al Fatah Gumelem Banjarnegera.

    Keberadaan banner yang mencolok itu membuat langkah seorang jemaah terhenti. Keluar usai melaksanakan salat, pandangannya teralih ke banner QRIS di sisi pintu.

    Ia langsung mengeluarkan smartphone dari tasnya, lalu membuka aplikasi mobile banking.

    Ia menyalakan kamera untuk memindai QRIS, lalu memasukkan nominal uang yang ingin ia donasikan ke masjid.  Semudah itu, ia tak perlu mencari keberadaan kotak amal di masjid dan mengeluarkan uang tunai.

    “Misal tidak punya uang pecah (cash) untuk infak, pakai QRIS bisa masukin nominal sesukanya,”katanya

    Selain terpampang pada banner di pintu masuk, poster QRIS untuk infak juga tertempel di beberapa sudut masjid. Sehingga kode QR bisa terjangkau oleh jemaah yang masuk dari berbagai penjuru arah masjid.

    Ia mengungkapkan, mereka yang berinfak menggunakan QRIS bukan hanya warga sekitar, namun juga jemaah dari luar (musafir) yang singgah untuk beribadah.

    “Ada juga musafir kalau mampir, tahu ada QRIS lalu infak,”katanya

     

    Mudahkan Laporan Keuangan Masjid

     

    Penggunaan QRIS punya sejumlah kelebihan. Sebelum ada QRIS, sebagian donatur memang sudah menggunakan transaksi digital dengan cara transfer rekening Bank.

    Hanya jika rekening donatur dengan nomor tujuan beda bank, pentransfer akan dikenai biaya admin.

    Berbeda dengan QRIS, yang menurutnya, sejauh ini tidak ada biaya admin alias gratis. Wajar metode ini lebih disukai jemaah yang ingin memindahkan uang di rekeningnya untuk infak.

    Di samping cara mengaplikasikannya lebih mudah dan praktis.

    “Kan tidak perlu memasukkan nomor rekening seperti mau transfer. Tinggal scan QRIS lewat HP dan masukin angka,”katanya

    Meskipun begitu, pihaknya tetap melayani pembayaran infak tunai. Bagaimanapun tidak semua jemaah melek teknologi atau terbiasa menggunakan transaksi digital.  Sebagian umat masih memilih berinfak langsung dengan uang cash.

    Penggunaan QRIS di Masjid Al Fatah diharapkan bisa memaksimalkan penerimaan infak. Sebab cara itu lebih memudahkan dan bisa menjangkau jemaah lebih luas.

    Berbekal QRIS, mereka bisa berinfak dari manapun dan kapanpun.

    “Ada jemaah yang mengirim laporannya kalau sudah infak pakai QRIS. Ada transaksi masuk, tapi tidak dikenal,”katanya

    Untuk menunjang manajemen keuangan masjid yang lebih rapi, pihaknya menggunakan QLola Internet Banking BRI.

    QLola adalah platform dari BRI untuk memudahkan nasabah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau korporasi untuk mengakses berbagai layanan perbankan.

    Mirip dengan BRImo, hanya aplikasi ini memiliki fitur lebih lengkap sesuai kebutuhan korporasi. Irfan mencontohkan salah satu kemudahan dari aplikasi ini, yakni bisa mencatat transaksi secara otomatis dan rapi.

    Menariknya, laporan transaksi juga bisa dicetak dengan berbagai jenis file, seperti PDF dan Excel.

    Adanya catatan transaksi yang rinci dan rapi ini memudahkan takmir atau panitia pembangunan untuk melaporkannya ke jemaah sebagai bentuk transparansi.

    “Kalau mau dicetak juga bisa, karena bisa dibikin format PDF, Excel,” katanya.

  • Tampang Agus Pencuri Nekat Bobol Rumah Anggota Brimob Polda Aceh, Gondol Kulkas hingga AC – Halaman all

    Tampang Agus Pencuri Nekat Bobol Rumah Anggota Brimob Polda Aceh, Gondol Kulkas hingga AC – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Medan – Rumah seorang anggota Satuan Brimob Polda Aceh, Fahrial Hamdani, menjadi sasaran pencurian.

    Lokasi pencurian ini terletak di Jalan Seroja Gang Pribadi, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal.

    Pelaku pencurian ini bernama Agus Rianto, seorang pria berusia 44 tahun yang merupakan warga Jalan Telaga Sari Gang Ikhlas, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang.

    Bersama rekannya yang masih buron, Agus nekat melakukan tindakan kriminal ini saat Fahrial sedang tidak berada di rumah.

    Proses Pencurian

    Berdasarkan informasi dari Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Bambang Gunanti Hutabarat, Agus melakukan pencurian dengan cara yang cukup terencana.

    Ia telah mengamati rumah korban selama beberapa bulan sebelumnya, melihat bahwa rumah tersebut sering kosong.

    “Mereka ini mencuri kulkas dan mesin AC hanya untuk mengambil tembaganya lalu dijual,” jelas Kompol Bambang dalam wawancara yang dilakukan pada Sabtu, 26 April 2025.

    Setelah memastikan bahwa rumah tersebut sepi, Agus mulai melancarkan aksinya.

    Ia memanjat tembok belakang rumah dan memotong bagian atap untuk mengakses mesin AC.

    Tidak hanya mesin AC, Agus juga mencuri kulkas milik korban.

    Setibanya di dalam, ia membongkar kulkas untuk mengambil tembaga yang ada di dalamnya.

    Tembaga ini dijual ke pengepul barang bekas, dan hasil penjualannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta diduga untuk membeli narkoba.

    Satu pelaku masih diburu

    Setelah melakukan aksinya, Agus akhirnya ditangkap oleh Unit Reserse Kriminal Polsek Medan Sunggal.

    Pada saat interogasi, Agus, yang akrab dipanggil “Prada”, mengaku telah merencanakan pencurian ini jauh sebelumnya, berkat pengamatannya yang teliti terhadap kebiasaan pemilik rumah.

    Meski Agus sudah ditangkap, rekannya yang terlibat dalam pencurian masih dalam pengejaran pihak kepolisian.

    (ribun-Medan.com/Fredy Santoso)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Polisi Tangerang cari jasad supir taksi online yang dibuang ke kali

    Polisi Tangerang cari jasad supir taksi online yang dibuang ke kali

    Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho. ANTARA/Irfan

    Polisi Tangerang cari jasad supir taksi online yang dibuang ke kali
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 26 April 2025 – 06:15 WIB

    Elshinta.com – Kepolisian melibatkan Basarnas dan BPBD Kabupaten Tangerang, Banten untuk pencarian MR (35), supir taksi online yang menjadi korban pencurian dan jasadnya dibuang ke kali baru Tanjung Burung Teluknaga.

    “Upaya pencarian jasad korban terus kami upayakan untuk segara ditemukan, mohon doa nya dari keluarga korban dan masyarakat,” kata Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho di Tangerang, Jumat.

    Kapolres mengatakan, kepolisian telah menangkap dua orang tersangka IT alias Jefri dan NH alias Dayat. Pelaku membuang MR ke Kali Baru setelah dieksekusi dan dirampas kendaraannya.

    “Barang bukti berupa pisau, dompet korban berisi identitas korban berlumur darah dan stiker yang dilepas untuk menghilangkan barang bukti telah ditemukan,” ujarnya.

    Kapolres menjelaskan aksi yang dilakukan dua pelaku dinilai sadis dan telah direncanakan. Keduanya berpura-pura meminta bantuan orang lain yakni satpam RSUD Kabupaten Tangerang untuk memesan taksi online.  Di tengah perjalanan, belum sampai tujuan sesuai aplikasi korban dihabisi dengan cara dijerat menggunakan tambang dan dihujam pisau sebanyak empat tusukan.

    Hal tersebut berdasarkan pengakuan awal kedua pelaku usai ditangkap Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota, saat akan transaksi jual mobil yang dikemudikan korban kepada orang lain dan ternyata merupakan anggota polisi.

    “Berkat kecurigaan yang kuat, kita berhasil mengungkap dan menangkap dan menangkap pelaku utama kasus ini,” katanya.

    Kombes Zain mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati saat bertransaksi jual beli kendaraan bermotor. Apabila mencurigakan segera melapor dan melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum. Terlebih bila mengetahui atau menjadi korban tindak kejahatan. 

    “Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga, kami turut berdukacita kepada keluarga korban. Segera lapor dan berkoordinasi dengan petugas jika melihat, mengetahui dan mendengar tindak pidana kejahatan,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Pembunuh Keji Sopir Taksi di PIK 2 Ternyata dalam Pengaruh Narkoba

    Pembunuh Keji Sopir Taksi di PIK 2 Ternyata dalam Pengaruh Narkoba

    Tangerang

    Sopir taksi online dibunuh 2 pelaku begal secara keji di PIK 2, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten. Polisi mengungkap, tersangka melakukan aksi keji dalam keadaan terpengaruh narkoba.

    Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho mengatakan polisi melakukan tes urine terhadap kedua pelaku berinisial IT alias Jefri (45) dan NH alias Dayat (26) sesaat setelah ditangkap. Hasilnya, urine IT alias Jefri dinyatakan mengandung narkoba jenis methamfetamin atau sabu.

    “Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan penyidik, pelaku IT alias Jefri mengaku sebelum melakukan aksinya mengkonsumsi narkoba jenis sabu,” kata Kombes Zain didampingi Kasat Reskrim AKBP Dicky Fertopan dan Kasi Humas AKP Prapto Laksono, Sabtu (26/4/2025).

    Kasus pencurian mobil disertai dengan pembunuhan terhadap driver taksi online itu terjadi di Jalan Asia Afrika PIK 2, Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten pada Kamis (24/4) dini hari.

    Tersangka IT alias Jefri berperan menjerat leher korban MR (35). Jefri yang saat itu duduk di kursi pengemudi dari belakang menjerat korban menggunakan tali yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

    Hal ini diperkuat hasil Autopsi yang dilakukan Dokter Forensik RSUD Kabupaten Tangerang, yang salah satunya menyatakan bahwa otot pada leher kanan dan kiri terdapat resapan darah akibat kekerasan benda tumpul.

    “Para pelaku berawal dengan meminjam ponsel milik saksi seorang sekuriti yang sedang bertugas di RSUD Kabupaten Tangerang untuk memesan kendaraan melalui aplikasi,” kata Zain.

    Kedua pelaku dijerat pasal tindak pidana pembunuhan berencana sesuai pasal 340 KUHP, Pasal 365 ayat 3 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang menghilangkan nyawa orang lain dan UU Darurat 12/1951.

    (jbr/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pengelola ‘Curhat’ Pencurian Pelat Besi di Kolong Tol Harbour Tanjung Priok Terjadi Bertahun-tahun – Halaman all

    Pengelola ‘Curhat’ Pencurian Pelat Besi di Kolong Tol Harbour Tanjung Priok Terjadi Bertahun-tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus pencurian pelat besi di kolong Tol Harbour Road 1, Jakarta Utara, kembali mencuat. PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) selaku pengelola jalan tol, mengonfirmasi bahwa dua pelat besi hilang pada pertengahan April 2025 di KM 15+800.

    Kejadian ini bukanlah yang pertama kali, sebelumnya CMNP telah mengganti pelat besi yang hilang dengan material Fiber Reinforced Polymer (FRP).​

    Kabag Pelayanan PT CMNP, Joesoep H, menjelaskan pencurian ini telah berlangsung bertahap sejak beberapa tahun lalu.

    “Kasus pencurian ini telah terjadi secara bertahap sejak beberapa tahun silam dan telah kami lakukan penggantian pelat yang hilang dengan menggunakan metode FRP (Fiber Reinforced Polymer),” ungkap Joesoep, dalam keterangan persnya, Sabtu (26/4/2025).

    Ia menjelaskan, petugas kepolisian dari Polsek Tanjung Priok telah menangkap lebih dari satu terduga pelaku pencurian pelat besi tersebut. 

    Penangkapan pertama dilakukan pada 15 April, dan yang kedua pada 23 April 2025.

    Saat ini, kasus tersebut tengah dalam proses pemberkasan di Polres Jakarta Utara dan akan segera dilimpahkan ke Kejaksaan untuk proses hukum lebih lanjut.​

    Untuk mencegah kejadian serupa, CMNP berencana memperketat kerja sama dengan petugas keamanan, mulai dari Polsek, Polres, hingga Babinsa di lapangan.

    Selain itu, perusahaan juga sedang membangun pagar panel beton di kolong tol untuk menjaga keamanan wilayah tersebut.

    Langkah-langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan tol.​

    “Saat ini juga sedang dilakukan proses pembangunan pagar menggunakan panel beton,” pungkasnya.

    Pencurian pelat besi di kolong tol bukanlah masalah baru. 

    Sebelumnya, Dinas Bina Marga DKI Jakarta juga menghadapi kasus serupa di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Daan Mogot.

    Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Bina Marga berencana memasang 53 CCTV di lokasi rawan dan bekerja sama dengan Satpol PP untuk meningkatkan pengawasan.

    Kasus pencurian pelat besi ini menyoroti pentingnya pengawasan dan pemeliharaan infrastruktur jalan tol. Diharapkan, langkah-langkah yang diambil oleh CMNP dapat mencegah terulangnya kejadian serupa dan memastikan keselamatan pengguna jalan.​

    Bagi masyarakat yang memiliki informasi terkait pencurian pelat besi di kolong tol, diimbau untuk melapor ke pihak berwajib guna mendukung proses penegakan hukum dan menjaga keamanan bersama.

  • Beraksi 6 Kali, Begal Spesialis Perempuan di Aceh Timur Akhirnya Ditangkap
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 April 2025

    Beraksi 6 Kali, Begal Spesialis Perempuan di Aceh Timur Akhirnya Ditangkap Regional 26 April 2025

    Beraksi 6 Kali, Begal Spesialis Perempuan di Aceh Timur Akhirnya Ditangkap
    Tim Redaksi
     
    ACEH TIMUR, KOMPAS.com
    – Tim Polres
    Aceh
    Timur, Provinsi Aceh, menangkap MA (34), warga Desa Seuneubok Baroh, Kecamatan Ranto Peureulak.
    Pria ini diduga sebagai pelaku pencurian dengan kekerasan (begal) yang selama ini meresahkan warga. 
    Pelaku mengincar korban perempuan sebagai targetnya. 
    Kasat Reskrim Polres
    Aceh Timur
    , Iptu Adi Wahyu Nurhidayat, menyampaikan bahwa penangkapan bermula dari laporan warga pada Maret 2025.
    “Kedua korban menjelaskan ciri-ciri pelaku dan akhirnya mengerucut ke tersangka,” terang Adi dalam keterangannya, Sabtu (26/4/2025).
    Korban pertama, Nuraini (27), warga Desa Alue Bu Tunong, Kecamatan Peureulak Barat, menjadi korban saat hendak membayar cicilan sepeda motor pada 12 Maret 2025 di Jalan Medan – Banda Aceh, Desa Sineubok Barat, Kecamatan Idi Timur.
    Dalam kejadian tersebut, Nuraini kehilangan dompet berisi uang Rp 1.200.000 dan sejumlah dokumen penting.
    Korban kedua, Hayatul Rizkina (25), warga Desa Matang Neuheun, Kecamatan Nurussalam, diserang pada 15 Maret 2025 saat pulang dari pasar Idi Rayeuk.
    Ia kehilangan dompet berisi uang Rp 600.000, satu unit handphone Vivo Y27, dan dokumen penting lainnya.
    Salah satu handphone korban ditemukan di tangan seseorang berinisial YA di Kecamatan Peureulak.
    Melalui pemeriksaan terhadap YA, polisi berhasil mengidentifikasi MA sebagai penjual handphone tersebut dan kemudian menangkapnya.
    “Dari YA inilah kita ketahui siapa yang menjual handphone korban padanya. Akhirnya kita tangkap pelaku,” terang Adi.
    Dalam penangkapan, polisi menyita satu unit handphone dan dua sepeda motor sebagai barang bukti.
    MA mengaku sudah melakukan aksi begal sebanyak enam kali di wilayah Kabupaten Aceh Timur, dengan perempuan sebagai targetnya.
    MA dijerat dengan Pasal 365 ayat (1) dan (2) KUHP tentang pencurian dengan kekerasan Sub Pasal 362 KUHP tentang pencurian biasa.
    Ancaman hukumannya maksimal sembilan tahun penjara.
    “Kami imbau pengendara jangan meletakkan handphone yang mudah diambil para begal,” pungkas Adi.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terungkap Penyebab Penjual Gorengan di Jombang Nunggak Tagihan Rp12 Juta, Ayah Masruroh Curi Listrik – Halaman all

    Terungkap Penyebab Penjual Gorengan di Jombang Nunggak Tagihan Rp12 Juta, Ayah Masruroh Curi Listrik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terungkap penyebab penjual gorengan asal Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Masruroh, bisa memiliki tunggakan tagihan pembayaran listrik hingga Rp12,7 juta.

    Pihak PT PLN (Persero) pun telah buka suara terkait peristiwa tersebut.

    Dikutip dari Tribun Jatim, ternyata Masruroh melakukan pencurian aliran listrik sehingga dijatuhi sanksi berupa denda.

    Lalu, akibat tidak membayar denda tersebut, maka aliran listrik di rumah Masruroh diputus.

    Manajer PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Jombang, Dwi Wahyu Cahyo Utomo, menuturkan pihaknya telah melakukan penertiban terkait jaringan listrik di kediaman Masruroh pada 14 September 2022.

    Sementara, sosok yang melakukan pencurian listrik adalah ayah Masruroh bernama Naif Usman.

    “Ditemukan rumah yang ditempati Masruroh dengan nama pelanggan Naif Usman (ayah Masruroh) menyambung ke instalasi rumah tanpa melalui pengukuran dan pembatas daya,” kata Dwi dalam keterangannya, Sabtu (26/4/2025).

    Akibatnya, Masruroh dijatuhi tagihan susulan sebesar Rp19 juta. Dalam negosiasi yang terjadi, Masruroh pun setuju untuk menyicil tagihan tersebut.

    Lalu, Masruroh sempat melakukan pembayaran uang muka sebesar Rp3,8 juta. Namun, dirinya akhirnya menunggak cicilan sejak Desember 2022.

    Setelah itu, pihak PLN melakukan pemutusan aliran listrik di rumah Masruroh.

    Tak cuma sekali, masalah terkait aliran listrik di rumah Masruroh kembali terjadi pada Maret 2025 lalu.

    Adapun PLN menemukan adanya aliran listrik dari rumah atas nama Chusnul Cotimah yang mengalir dari kediaman Masruroh.

    PLN langsung mengamankan aliran listrik tersebut untuk mencegah bahaya.

    Masruroh Sudah Terima Penjelasan dari PLN, Bakal Cicil Tagihan 36 Kali

    Pertemuan antara PLN dan Masruroh pun telah digelar agar permasalahan ini segera selesai.

    Dalam pertemuan tersebut, akhirnya Masruroh menyanggupi untuk membayar sisa tagihannya dengan mencicil sebanyak 36 kali.

    Dia juga menegaskan segala masalah terkait aliran listrik dan tagihan terhadapnya sudah selesai.

    Di sisi lain, PLN juga akan memperbaiki aliran listrik di rumah Masruroh dengan memasang jaringan baru.

    “Terima kasih ke PLN, sekarang ini sudah selesai masalahnya dengan PLN, tidak ada masalah apa-apa lagi, sudah ada persetujuan, sudah ada solusinya yang bagus,” ujar Masruroh.

    Awal Mula Kasus

    Kasus ini bermula ketika Masruroh sempat mengeluhkan adanya tagihan listrik sebesar Rp12,7 juta atas nama ayahnya yaitu Naif Usman yang telah meninggal dunia sejak 1992 lalu.

    Mulanya, daya listrik di rumah Masruroh hanya 450 watt tetapi lalu bertambah menjadi 900 watt.

    Namun, usai suaminya meninggal tahun 2014, dia baru mengetahui listrik di rumahnya memiliki daya mencapai 2.200 watt.

    Setelah itu, Masruroh membagi rumah menjadi empat bagian untuk disewakan.

    Tiga bagian disewakan ke keluarga lain, sementara ia tinggal di bagian belakang rumah.

    Masalah mulai muncul pada 2022, ketika PLN menemukan dugaan pencurian listrik. Karena tidak mampu membayar denda besar, Masruroh pasrah listrik rumahnya diputus.

    Beberapa waktu ia menumpang listrik dari rumah tetangga.

    Namun, menjelang Idul Fitri 2025, ia kembali menerima tagihan Rp 12,7 juta dan kesulitan mengisi token di meteran tetangga yang menyuplai listrik ke rumahnya.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jatim dengan judul “Pantas PLN Santai usai Disoroti soal Tagihan Rp 12,7 Juta Penjual Gorengan, Masruroh: Terima Kasih”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jatim/Ignatia)

  • Motor yang Dipakai Angkut Mayat Ternyata Milik Korban, Ini Motif Pelaku – Page 3

    Motor yang Dipakai Angkut Mayat Ternyata Milik Korban, Ini Motif Pelaku – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kasus mayat dalam karung yang dibawa motor dan terekam CCTV menyibak fakta baru. Polisi menyebut bahwa motor yang digunakan pelaku bernama Ragil tersebut adalah milik korban yang dibawanya. Menurut Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, Ragil sengaja mencurinya untuk motif ekonomi.

    “Motor yang dipakai untuk angkat ini (mayat dalam karung) adalah motor milik si korban (yang dibunuh). Kemungkinan nanti akan dijual,” kata Wira dalam keterangannya, seperti dikutip Sabtu (26/4/2025).

    Wira menjelaskan, motor tersebut kini menjadi barang bukti usai sengaja disembunyikan pelaku. Bersamaan dengan itu, surat-surat motor seperti STNK dan BPKB juga diamankan pihak berwajib.

    “Barang bukti itu masih disimpan di suatu tempat. Kita bisa berhasil meminta lengkap STNK dan BPKB. Tapi ini belum sempat dijual,” jelas Wira.

    Akibat tindakan kejinya, Ragil ditetapkan menjadi tersangka dan dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman bui paling lama 15 tahun dan atau Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, ancaman hukuman penjara paling lama 15 tahun.

    Sebagai informasi, identitas mayat dalam karung yang dibawa dengan motor dan terekam CCTV itu berinisial A. Mayatnya ditemukan di dalam parit Jalan Daan Mogot KM. 21, Batuceper, Kota Tangerang, Banten. 

    A atau yang bernama Al-Bashar berusia 32 tahun. Dia bekerja di perusahaan konveksi di daerah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    Identitas korban diketahui setelah dilakukan olah TKP dan identifikasi terhadap sidik jari korban yang dilakukan oleh Tim Inafis. Hal itu lalu dikonfirmasi pihak keluarga yang  datang ke RSUD Kabupaten Tangerang untuk melihat dan memastikan langsung.

  • Teralis Besi JPO di Cakung Tak Layak Fungsi karena Hilang Dicuri Maling

    Teralis Besi JPO di Cakung Tak Layak Fungsi karena Hilang Dicuri Maling

    JAKARTA – Teralis besi pengaman dan atap Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di depan United Tractors dan Tipar Cakung, Jalan Raya Bekasi, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur hilang diduga dicuri maling.

    Kondisi ini sangat membahayakan para pejalan kaki dan pengguna JPO. Fasilitas yang seharusnya menjadi sarana aman bagi pejalan kaki untuk menyeberang jalan ini, kini nyaris tak berfungsi akibat banyaknya bagian yang rusak dan hilang.

    Dari pantauan di lapangan, sebagian besar besi pembatas pada sisi kanan dan kiri tangga bagian tengah JPO telah hilang. Kondisi ini sangat berbahaya bagi penyebrang karena sudah tidak adalagi pembatas.

    Menurut Mahdi, pedagang sekitar lokasi JPO Cakung yang rusak, tempat penyeberangan orang ini masih dipergunakan oleh warga dan juga karyawan pabrik.

    Mereka tak ada pilihan karena kalau melalui zebra cross takut tertabrak kendaraan besar.

    “JPO ini kalau saya lihat masih digunakan warga. Banyak karyawan kalau pulang atau masuk kerja lewat jembatan itu meski kondisinya lumayan seram karena gak ada besi pembatasnya. Sekarang JPO ini sudah dipasang garis dilarang melintas kemarin sih saya lihat belum ada,” katanya kepada wartawan, Jumat, 25 April.

    Kondisi JPO yang memprihatinkan itu tentu membahayakan pengguna terutama lansia dan anak-anak saat menyebrang. Hilangnya besi pembatas JPO diduga dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk keuntungan pribadi.

    “Saya sih taunya kata orang besi pembatas JPO dimaling orang, tapi bisa jadi begitu karena pada besi pembatas terdapat potongan besi yang gak rata bentuknya,” ucapnya.

    Selain pembatas yang hilang, cat pada struktur JPO juga tampak mengelupas, dan beberapa anak tangga mulai berkarat. Tidak terlihat adanya upaya perawatan atau perbaikan dari pihak terkait.

    Pencurian besi pembatas ini diduga terjadi karena kurangnya pengawasan. Para pelaku memanfaatkan situasi tersebut untuk mengambil bagian-bagian logam dari JPO yang kemudian dijual sebagai besi tua.

    Menanggapi kondisi JPO Cakung, Kadis Bina Marga DKI Jakarta, Heru Suwondo mengatakan, pihaknya akan melakukan penutupan akses pada JPO yang sudah tidak layak untuk difungsikan.

    “Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta akan melakukan rapat dengan instansi terkait dan pemilik aset (PT Jakarta Tollroad Development, PT United Tractor, PT Transportasi Jakarta, BPAD Provinsi DKI Jakarta dan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta) pada hari Senin tanggal 28 April 2025 untuk menentukan langkah strategis penyelesaian,” kata Heru kepada wartawan.