Kasus: pembunuhan

  • Netizen Ramai Serbu IG Gojek, Minta Perjuangkan Hak Affan Kurniawan

    Netizen Ramai Serbu IG Gojek, Minta Perjuangkan Hak Affan Kurniawan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Insiden mobil rantis Brimob yang melindas driver ojol hingga tewas mendatangkan luka mendalam bagi masyarakat Indonesia. Platform transportasi online Gojek dan Grab mengatakan driver ojol bernama Affan Kurniawan terdaftar sebagai mitra pengemudi mereka.

    Dalam unggahan di akun Instagram resminya, Gojek Indonesia menyampaikan kesedihan mendalam, serta doa untuk almarhum dan keluarga yang ditinggalkan.

    “Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan kesedihan keluarga besar Gojek & GoTo atas kepergian Mitra Driver kami, Alm. Affan Kurniawan, dalam insiden 28 Agustus 2025.

    Di balik setiap jaket hijau, ada keluarga, selipan doa, dan perjuangan. Affan Kurniawan adalah bagian dari perjalanan itu, dan kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi kami semua.

    Doa dan simpati tulus kami sampaikan untuk almarhum dan keluarga yang ditinggalkan. Kami akan terus mendampingi keluarga almarhum, memberikan dukungan terbaik, dan memastikan mereka tidak sendiri.

    Selamat jalan, Affan. Terima kasih telah menjadi bagian dari keluarga besar Gojek,” tulis Gojek dalam akun Instagram resminya, dikutip Jumat (29/8/2025).

    Unggahan tersebut ramai diserbu komentar netizen. Hingga berita ini dirilis, ada lebih dari 1.700 komentar dan 4.700 repost yang muncul.

    Pantauan CNBC Indonesia, banyak netizen yang meminta Gojek memperjuangkan hak dan keadilan bagi Affan. Berikut beberapa komentar netizen yang dirangkum CNBC Indonesia:

    “As loyal customer since day 1, I beg u please gojek speakup and give the best effort for your partner,” kata seorang netizen.

    “Tolong diperjuangkan haknya semoga sebagai perusahaan bisa hadir untuk para mitranya yang berjuang untuk perusahaan. Tanpa para mitra perusahaan ini tak akan sebesar sekarang,” ditimpali netizen lain.

    “Apakah ada bantuan lain selain ucapan bela sungkawa, misal membantu menuntut para pelau pembunuhan? harus ada tindakan dari pihak kalian,” kata netzein berikutnya.

    “Saya sangat menghargai karena masih ada rasa simpati terhadap korban, tapi dengan cara ini saja apakah sudah cukup? Semoga insan di perusahaan ini mempunyai hati nurani,” kata netizen lainnya.

    Sebelumnya, dalam keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia, Direktur Public Affair & Communications Goto Ade Mulyana mengatakan Goto memberikan bantuan penyediaan fasilitas ambulans, proses autopsi dan visum. Goto juga berkomitmen memberikan santunan bagi keluarga korban sebagai bentuk dukungan kami.

    “Kami berkomitmen untuk terus mendampingi keluarga korban dan memberikan upaya terbaik yang dapat kami lakukan, sembari terus berkoordinasi dengan pihak berwenang terkait penanganan insiden ini. Kami mengimbau seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga situasi agar tetap kondusif dan aman bagi semua,” katanya.

    Respons Grab Indonesia

    Sebelumnya, Grab Indonesia juga buka suara terkait insiden yang terjadi di wilayah Pejompongan, Jakarta Barat.

    Dalam keterangannya, dua orang yang menjadi korban yakni Moh Umar Amarudin dan Affan Kurniawan terdaftar sebagai mitra Grab. Umar diketahui masih dalam perawatan dan Affan meninggal setelah kejadian tersebut.

    Chief of Public Affair Grab Indonesia, Tirza R. Munusamy mengatakan fokus utama pihaknya saat ini memberikan dukungan pada pengemudi dan keluarga mereka. Grab juga akan memberikan bantuan kepada mereka yang menjadi korban.

    “Fokus utama kami saat ini adalah memberikan dukungan sepenuhnya bagi para rekan pengemudi serta keluarga yang terdampak. Bagi kami, setiap Mitra adalah bagian penting dari keluarga besar ojol,” kata Tirza dalam keterangan resminya.

    “Dan kami paham, tidak ada angka yang bisa mengimbangi musibah, tapi kami akan memberi bantuan konkret dalam bentuk dukungan penuh dan santunan kepada keluarga dari Mitra Pengemudi yang menjadi korban, baik Mitra Grab yang sedang dirawat (rekan Moh Umar Amarudin), maupun Mitra ojol terdaftar di Grab yang meninggal dunia (rekan almarhum Affan Kurniawan),” dia menambahkan.

    Tirza juga mengatakan jajaran Grab Indonesia telah melakukan kunjungan dan memberikan dukungan serta santunan pada driver yang dirawat di Rumah Sakit Pelni Jakarta.

    “Kami berterima kasih atas perhatian, doa, dan dukungan dari seluruh pihak. Kami berharap keluarga yang terdampak dapat diberikan ruang dan ketenangan, serta mari bersama menjaga empati dan memastikan suasana tetap kondusif demi keselamatan bersama,” jelasnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • LPSK Siap Beri Perlindungan dan Pengawalan Terhadap Saksi dan Keluarga Kacab Bank BUMN Korban Pembunuhan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        28 Agustus 2025

    LPSK Siap Beri Perlindungan dan Pengawalan Terhadap Saksi dan Keluarga Kacab Bank BUMN Korban Pembunuhan Surabaya 28 Agustus 2025

    LPSK Siap Beri Perlindungan dan Pengawalan Terhadap Saksi dan Keluarga Kacab Bank BUMN Korban Pembunuhan
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) merespons terkait kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) salah satu bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37).
    Ketua LPSK Bridgen Pol (Purn) Achmadi mengatakan, pihaknya akan siap memberikan perlindungan terhadap saksi, korban, maupun keluarga korban dalam mengusut kasus tersebut di pengadilan.
    “LPSK bisa memberikan perlindungan saksi, korban, dan atau keluarga korban juga bisa kita berikan perlindungan dalam proses peradilan di pengadilan,” kata Achmadi dalam konferensi pers, Kamis (28/8/2025).
    Selain itu, lanjutnya, LPSK juga akan terus mengawal dan memberikan informasi-informasi penting terhadap perkara tersebut demi perlindungan korban maupun keluarga korban.
    “Pada prinsipnya LPSK siap melindungi kepada siapa saja dan syukur-syukur dapat memberikan keterangan atau informasi penting terhadap suatu peristiwa berdasarkan penilaian LPSK untuk memberikan perlindungan,“ tuturnya.
    Ia berharap agar aparat penegak hukum juga bekerja sama dalam pengusutan kasus secara transparan.
    “Kita berharap semua pihak, termasuk aparat penegak hukum juga dapat melakukan upaya-upaya yang baik dalam pengusutan kasus yang transparan,” ucapnya.
    Diketahui, kepolisian telah merilis foto empat tersangka baru yang diduga sebagai aktor intelektual yang mengendalikan aksi keji tersebut.
    Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim mengatakan, tiga tersangka berinisial DH, YJ, dan AA ditangkap di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (23/8/2025) pukul 20.15 WIB.
    Sementara pelaku berinisial C dibekuk di wilayah Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Minggu (24/8/2025) pukul 15.30 WIB.
    “Saat ini para tersangka sedang dilakukan pendalaman secara intensif,” ujar Abdul saat dikonfirmasi, Minggu (24/8/2025).
    Dengan penangkapan ini, total delapan orang telah ditangkap polisi dalam kasus tersebut.
    Empat tersangka sebelumnya adalah AT, RS, dan RAH yang diringkus di Johar Baru, Jakarta Pusat, serta RW yang dibekuk di Bandara Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat hendak kabur.
    Mereka diketahui sebagai pelaku lapangan yang menculik Ilham dari area parkir supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jasad Nenek di Banyuwangi Ditemukan dengan Luka Lebam, Polisi Ungkap Faktanya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        28 Agustus 2025

    Jasad Nenek di Banyuwangi Ditemukan dengan Luka Lebam, Polisi Ungkap Faktanya Surabaya 28 Agustus 2025

    Jasad Nenek di Banyuwangi Ditemukan dengan Luka Lebam, Polisi Ungkap Faktanya
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Jasad seorang nenek bernama Suraten ditemukan meninggal dunia di rumahnya, Dusun Setembel RT 06 RW 01 Desa Gambiran Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (28/8/2025).
    Jenazah Suraten ditemukan oleh tetangganya sendiri, Samsiyah yang masuk ke rumah Suraten dengan tujuan ingin bertanya kondisi karena tetangganya itu tidak keluar rumah sama sekali.
    “Saksi Samsiyah masih melihat korban beraktivitas pada hari Rabu (27/8/2025) pukul 15.00 WIB,” kata Kapolsek Gambiran, AKP Badrodin Hidayat.
    Kemudian pada hari berikutnya, saat hendak mencari tetangganya, Samsiyah mendapati rumah Suraten dalam keadaan tidak terkunci.
    Spontan, Samsiyah masuk kedalam rumah dan menemukan tetangganya sudah tidak bergerak dengan badan membengkak.
    Samsiyah yang syok segera meminta bantuan warga sekitar.
    Setelah mendapat laporan, polisi dan petugas kesehatan mendatangi lokasi untuk melakukan pemeriksaan, disusul Tim Inafis Polresta Banyuwangi.
    Hasil olah TKP, jenazah ditemukan sudah dalam keadaan terlentang di atas kasur dengan mengenakan pakaian lengkap berwarna ungu terong dan mengenakan sarung bermotif batik.
    “Jenazah sudah mengalami lebam mayat pada sebagian tubuh. Jasad diduga karena proses dari pembusukan mayat,” ucap Hidayat.
    Polisi dan petugas kesehatan juga tak menemukan adanya luka baru atau tanda tanda kekerasan pada jenazah yang diperkirakan meninggal dunia dalam kurun waktu 1×24 jam tersebut.
    Temuan tersebut sekaligus menepis isu yang mengatakan bahwa korban diduga menjadi korban pembunuhan sebab ditemukan luka-luka di tubuhnya.
    “Ada salah satu warga menyampaikan bahwa kalung milik korban tidak terlihat di leher (menghilang), akan tetapi setelah dilakukan olah TKP didapatkan kalung tersebut masih menempel pada leher korban dan tertutup oleh lebam yang ada di leher korban bagian depan,” urai Hidayat.
    Berdasarkan hasil dari olah TKP diperkuat dengan hasil pemeriksaan medis dan keterangan saksi, dugaan awal penyebab kematian korban dikarenakan mati wajar faktor usia dan dikuatkan oleh keterangan anak korban akhir-akhir ini sering sakit-sakitan.
    Setelah proses olah TKP selesai, Kapolsek Gambiran didampingi Kepala Dusun dan Tim olah TKP menyampaikan temuan kalung tersebut kepada seluruh warga masyarakat guna menghindari beredarnya informasi negatif.
    Untuk mengetahui penyebab pastinya dari kematian korban maka perlu dilakukan beda mayat atau otopsi.
    Namun pihak keluarga menyatakan telah mengikhlaskan meninggalnya korban dan tidak berkenan untuk dilakukan otopsi.
    “Keluarga membuat surat pernyataan menolak otopsi. Dan selama pelaksanaan evakuasi, berlangsung aman, lancar dan kondusif,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Buronan Paling Dicari Sri Lanka Ditangkap di Indonesia

    Buronan Paling Dicari Sri Lanka Ditangkap di Indonesia

    Jakarta

    Buronan yang paling dicari (most wanted) di Sri Lanka telah ditangkap di Indonesia. Dia akan diekstradisi untuk menghadapi dakwaan-dakwaan, termasuk menembak mati seorang rivalnya di pengadilan.

    Sekretaris Kementerian Keamanan Publik Sri Lanka, Ravi Seneviratne, mengatakan bahwa polisi Indonesia telah menahan enam warga negara Sri Lanka yang terkait dengan beberapa pembunuhan dan kejahatan narkoba terorganisir.

    “Ini pertama kalinya kami menangkap tersangka dalam jumlah besar di luar negeri,” kata Seneviratne, dilansir kantor berita AFP, Kamis (28/8/2025).

    Kelima pria dan seorang wanita tersebut ditangkap setelah operasi gabungan di Indonesia, kata Inspektur Jenderal Polisi Sri Lanka, Priyantha Weerasooriya, seraya menambahkan bahwa pasukan intelijen India juga terlibat.

    Keenam orang tersebut masuk dalam Red Notice Interpol. Red Notice adalah permintaan kepada penegak hukum di seluruh dunia untuk mencari dan menangkap sementara seseorang yang menunggu ekstradisi, penyerahan, atau tindakan hukum serupa.

    Belum ada komentar atau konfirmasi langsung dari otoritas Indonesia.

    Di antara mereka yang ditahan adalah Mandinu Padmasiri Perera, yang lebih dikenal sebagai Kelehelbaddara Padme. Pria most wanted itu dituduh mengatur pembunuhan rivalnya di ruang sidang di ibu kota Sri Lanka, Kolombo.

    Menurut data kepolisian, 42 orang tewas dalam 80 kasus penembakan terkait geng tahun ini.

    Weerasooriya mengatakan bahwa para pemimpin geng banyak yang melarikan diri dari Sri Lanka setelah pemerintahan Presiden Anura Kumara Dissanayake berkuasa tahun lalu, dengan janji untuk memberantas korupsi dan kejahatan terorganisir.

    “Tokoh-tokoh dunia bawah tidak lagi memiliki patronase politik seperti sebelumnya,” kata Weerasooriya.

    “Itulah sebabnya mereka sekarang beroperasi dari luar negeri,” imbuhnya.

    Lihat Video ‘Buron Paling Dicari Pemerintah China Dibekuk Imigrasi di Bali’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Wakil Rektor Ungkap Dwi Hartono Pernah Jadi Makelar Penerimaan Mahasiswa Baru Unissula

    Wakil Rektor Ungkap Dwi Hartono Pernah Jadi Makelar Penerimaan Mahasiswa Baru Unissula

    Liputan6.com, Semarang – Dwi Hartono, dalang pembunuhan kepala cabang bank BUMN di Jakarta, M Ilham Pradipta, ternyata pernah terlibat kasus makelar penerimaan mahasiswa baru di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.

    Keterlibatan Dwi Hartono diungkapkan Wakil Rektor I Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Bidang Akademik dan Kerja Sama, Andre Sugiono.

    Kepada Liputan6.com Andre menjelaskan, Dwi Hartono pernah menjadi makelar yang mencoba memasukkan calon mahasiswa ke Fakultas Kedokteran (FK) di kampus tersebut. Bahkan, Dwi Hartono melakukan tindakan melawan hukum, yakni dengan memalsukan ijazah SMA.

    “Yang bersangkutan itu dulu itu makelar penerimaan mahasiswa baru. Jadi dia memalsukan ijazah SMA calon mahasiswa baru dari IPS menjadi IPA, atau paket C, supaya bisa diterima di Fakultas Kedokteran Unissula,” kata Andre, Kamis (28/8/2025)

    Andre menjelaskan praktik kotor pemalsuan ijazah langsung terbongkar dan langsung diproses hukum. Tidak saja Dwi Hartono, Mahasiswa yang yang mendaftar di Unissula dengan memalsukan ijazah tidak diterima sebagai mahasiswa Unissula.

    “Ketahuannya dari prosedur ada verifikasi dan validasi ijazah SMA calon mahasiswa baru. Yang dipalsukan ijazah SMA, bukan Unissula,” tambahnya menjelaskan prosedur penerimaan mahasiswa baru kampus Unissula.

     

  • Fakta-fakta Baru Sosok Dwi Hartono Otak Penculikan Kacab Bank Terkuak

    Fakta-fakta Baru Sosok Dwi Hartono Otak Penculikan Kacab Bank Terkuak

    Jakarta

    Kasus kematian kepala kantor cabang (Kacab) sebuah bank, Mohamad Ilham Pradipta semakin terang. Dwi Hartono sebagai otak penculikan dan pembunuhan pun telah ditangkap. Bagaimana sosoknya?

    Ilham Pradipta ditemukan tewas di semak-semak di Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8) pagi. Jasadnya ditemukan dalam kondisi kedua mata, tangan, dan kaki terikat lakban.

    Penemuan mayat Ilham ini menguak sebuah fakta bahwa sebelum jasadnya ditemukan, pria berusia 37 tahun itu ternyata sempat diculik. Ilham diculik di sebuah parkiran supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8) sore.

    Dari serangkaian penyelidikan tersebut, tim gabungan Subdit Jatanras dan Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil menangkap satu per satu para pelaku yang terlibat. Total hingga saat ini ada 15 orang pelaku yang telah diamankan pihak kepolisian.

    Penangkapan para pelaku ini kian mengerucut hingga sosok aktor intelektual penculikan dan pembunuhan berhasil ditangkap. Yang mengejutkan, penculikan dan pembunuhan Ilham ini ternyata diotaki seorang pengusaha bernama Dwi Hartono.

    “DH merupakan salah satu dari aktor intelektual penculikan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary, Selasa (26/8/2025).

    Namun, apa motif di balik penculikan dan pembunuhan ini, hingga kini belum terungkap. Polda Metro Jaya saat ini tengah mendalami kasus tersebut, termasuk menyelidiki apa motifnya. Berikut ini fakta-fakta baru yang terungkap, dirangkum detikcom, Rabu (27/8/2025).

    Bagaimana sosok Dwi Hartono?

    Dwi Hartono Pengusaha Bimbel Online

    Kombes Ade Ary mengungkapkan Dwi Hartono adalah seorang pengusaha. Dwi Hartono adalah seorang pengusaha bimbel online.

    “Benar, DH adalah seorang pengusaha bimbel online,” kata Kombes Ade Ary Syam Indradi, Selasa (26/8).

    Melansir detikSumbagsel, Dwi Hartono merupakan seorang pengusaha asal Rimbo Bujang, Kscamatan Tebo, Jambi. Di kampung halamannya tersebut, Dwi Hartono dikenal sebagai orang yang dermawan sekaligus seorang motivator.

    Salah satu warga setempat bernama Jay Saragih menyebut bahwa Dwi sudah lama merantau meninggalkan kampung halamannya. Jay terkejut dan tidak menyangka bahwa Dwi Hartono terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan.

    Meski sudah lama merantau, namun Dwi sering menggelar reuni dengan teman-teman seangkatannya. Menurut Jay, setiap kali acara reunian itu, Dwi kerap mengundang artis-artis ibu kota dan pernah mengundang pengajian akbar yang dihadiri ustaz terkenal.

    “Yang kami kenal orangnya humble, dia motivator juga, ya kalau gak salah. Dia suka menolong, kalau ada acara di Rimbo Bujang ini dia siap membantu sebagai (pemberi) sumbangan,” ujar Jay.

    UGM Nonaktifkan Dwi Hartono

    Ternyata Dwi Hartono merupakan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). UGM pun resmi menonaktifkan Dwi Hartono dari seluruh kegiatan akademik.

    Dilansir detikJogja, Rabu (27/8), juru bicara UGM Dr I Made Andi Arsana mengatakan, DH telah resmi dinonaktifkan berdasarkan hasil koordinasi intensif internal dan surat resmi Dekan FEB UGM, Didi Achjari. Penonaktifan itu, kata Made Andi, sebagai bentuk dukungan UGM terhadap proses hukum yang berjalan.

    “Yang bersangkutan telah dinonaktifkan dari seluruh kegiatan akademik pada Semester Gasal 2025/2026 sebagai bentuk dukungan UGM terhadap proses hukum dan penyelidikan yang tengah berlangsung. Penonaktifan tersebut ditetapkan melalui surat resmi dari Dekan FEB UGM, Prof Dr Didi Achjari,” kata Made Andi dalam keterangan tertulis yang diterima.

    UGM telah berkoordinasi intensif dengan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. UGM mengonfirmasi bahwa DH adalah mahasiswa baru Semester 1 Program Studi Magister Manajemen (Kampus Jakarta) FEB UGM.

    “UGM menghormati sepenuhnya proses hukum yang berjalan, menjunjung asas praduga tak bersalah, dan berkomitmen menjaga integritas serta profesionalisme,” ucapnya.

    UGM, lanjut dia, juga mendukung seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sesuai ketentuan agar kasus ini segera terungkap dan keadilan dapat terwujud bagi semua pihak. Selain itu, UGM juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Muhammad Ilham Pradipta.

    Rumah Mewah Dwi Hartono

    Dwi Hartono beralamat tinggal di salah satu perumahan di Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

    detikcom menyambangi rumah tersebut, Rabu (27/8/2025). Rumah dua tingkat yang didominasi cat warna putih itu tampak sepi.

    Ada dua rumah milik Dwi Hartono yang berdampingan. Satu rumah nomor Q8 dan satu rumah nomor Q9 dengan aksen warna yang sama. Pada rumah nomor Q9 terdapat plang nomor rumah dengan tulisan ‘Klan Hartono’.

    Potret rumah mewah Dwi Hartono, tersangka otak penculikan Kacab Bank di Jakarta, Ilham Pradipta. Saat didatangi, Rabu (27/8/2025), rumah tersebut tampak sepi. (Devi Puspitasari/detikcom)

    Bagian depan kedua rumah tertutup pagar bercat kuning. Sementara di bagian balkon rumah Q8 terdapat logo ‘GURUKU’, yang diketahui sebagai lembaga bimbel yang dimiliki oleh Dwi Hartono. Sementara itu, terdapat tulisan ‘WD Fashion’ di atas bangunan garasi rumah.

    Rumah berukuran luas ini terdapat persis di pinggir Jalan Fransisco, yang lalu lintasnya cukup ramai. Saat detikcom mencoba menemui pemiliknya, rumah tersebut tampak sepi. Tak ada orang yang keluar dari rumah.

    Cerita Tetangga Dwi Hartono

    Penangkapan Dwi Hartono, aktor penculikan dan pembunuhan Kacab Bank di Jakarta, Mohamad Ilham Pradipta, membuat tetangga kaget. Mereka tak menyangka tetangganya itu terlibat dalam skandal.

    “Kaget makanya pas lihat di Instagram,” ujar salah satu tetangga, Rudi, saat ditemui wartawan di salah satu perumahan di Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/8/2025).

    Rudi mengetahui adanya kasus itu dari pemberitaan media. Dia tak menyangka salah satu pelaku adalah tetangganya.

    “Sudah tahu beritanya, tapi nggak nyangka kalau rumahnya ini ya ternyata tetangga di sini, pelakunya di sini. Kaget juga ‘rame ini’,” tuturnya.

    Rudi sendiri tidak kenal dan tidak tahu bahwa Dwi Hartono adalah tetangganya. Selama setahun tinggal di kompleks perumahan tersebut, Rudi tak pernah bertemu dengan sosok Dwi Hartono.

    “Nggak tau, nggak kenal, nggak pernah keluar (Hartono) kita di sini sudah hampir satu tahun belum pernah lihat orangnya. Baru tau pas ada kasus-kasus itu, ternyata rumahnya di situ Q9 ya. Baru tahu kemarin pas liat di Instagram,” ujarnya.

    Rudi jarang melihat aktivitas di rumah tersebut. Sesekali dia hanya melihat asisten rumah tangga (ART) keluar untuk membagikan nasi kotak setiap Jumat.

    “Kalau yang nempatin ada mungkin pembantunya karena kalau Jumat itu rutin Jumat berkah. Minggu kemarin kayanya nggak tuh, karena minggu kemarin kita yang bagi-bagi,” katanya.

    “Jumat yang kemarinnya lagi bagi-bagi deh tapi ya mbaknya (ART) yang bagi-bagi semua cewek yang bagi-bagi. Cuma dia nggak pernah keluar nggak pernah tahu kita orangnya yang mana, cuma ya syok aja denger beritanya ternyata tetangga sendiri,” tutupnya.

    Sempat Terjerat Kasus Ijazah Palsu

    Polisi menyebut Dwi Hartono sempat terjerat kasus pemalsuan ijazah. Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Darma Sena, membenarkan Dwi Hartono sempat tersandung kasus pemalsuan ijazah. Dwi Hartono memalsukan ijazah tingkat SMA dalam sekolah paket C.

    “Iya benar di tahun 2012 terkait pemalsuan ijazah SMA, paket C kalau nggak salah,” kata Andika saat dihubungi wartawan, Rabu (27/8/2025).

    Andika Dwi Hartono sudah diproses oleh pengadilan. Dia menyebut Dwi dijatuhi vonis selama 2 tahun penjara dalam kasus itu.

    “Informasinya sudah divonis kurang lebih 2 tahun penjara, bisa dipastikan ke PN ya. Data yang ada di kita hanya terkait kasus pemalsuan ijazah. Sebagai pelaku yang mengkondisikan pemalsuan ijazah tersebut,” kata Andika.

    Halaman 2 dari 6

    (rdp/rdp)

  • 6
                    
                        Mengintip Rumah Dwi Hartono, Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN
                        Megapolitan

    6 Mengintip Rumah Dwi Hartono, Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN Megapolitan

    Mengintip Rumah Dwi Hartono, Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Rumah yang ditempati Dwi Hartono, salah satu otak penculikan dan pembunuhan kepala cabang (Kacab) bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta (37), tampak sunyi tanpa aktivitas pada Rabu (27/8/2025).
    Kediaman tersebut berada di Jalan San Fransisco, Blok Q1, Nomor 9, Kompleks Perumahan Kota Wisata, Gunung Putri, Bogor.
    Dari luar, rumah bercat putih itu terlihat berlantai dua dengan desain modern. Pagar besi berwarna emas setinggi sekitar tiga meter membatasi halaman dengan jalan utama.
    Di sisi kanan pagar, tertera nomor rumah Q1/9 dengan plakat berbentuk rumah bertuliskan “Klan Hartono”. Sementara, jendela rumah dihiasi teralis bercorak besi hitam dengan ornamen emas berbentuk mahkota.
    Di bagian garasi, tampak sejumlah barang tersusun, mulai dari ban mobil, sepeda anak-anak, hingga beberapa wadah plastik besar.
    Meski sepi dari aktivitas, sesekali terdengar suara mesin pompa air dari dalam rumah. Lampu depan rumah juga masih menyala di siang hari, memberi kesan tak berpenghuni.
    Suasana lingkungan sekitar pun relatif tenang. Tidak ada aktivitas warga di sekitar rumah, hanya lalu-lalang kendaraan umum dan pekerjaan konstruksi dari satu rumah tetangga yang sedang dibangun.
    Ridwan (44, bukan nama sebenarnya), satpam di kawasan Cluster San Fransisco, mengaku tidak mengenal sosok Dwi Hartono secara pribadi.
    “Saya enggak kenal (secara pribadi) kalau sosok pak Hartono seperti apa. Tapi iya, itu (rumah Dwi Hartono) jalurnya ke sana (Jalan Fransisco Blok Q1 Nomor 9),” kata Ridwan saat ditemui, Rabu (27/8/2025).
    Rudi (35), salah satu tetangga kawasan kompleks tersebut mengaku belum pernah melihat sosok Dwi Hartono.
    Ia mengaku baru mengetahui bahwa rumah Q9 dihuni Dwi Hartono setelah kasus penculikan dan pembunuhan kacab bank BUMN ramai diberitakan.
    “Enggak tau, Enggak pernah keluar, kita di sini sudah hampir satu tahun belom pernah lihat orangnya, baru tau pas ada kasus-kasus itu, ternyata rumahnya disitu Q9 ya. baru tau kemarin pas liat di IG,” kata Rudi.
    Menurut Rudi, aktivitas yang lebih menonjol justru berasal dari rumah di sebelah Q9, yakni Q8, yang masih terhubung dengan kediaman Dwi Hartono
    Rumah tersebut dikenal warga sebagai tempat usaha bimbingan belajar (bimbel) bernama “Guruku”. Bimbel tersebut milik Dwi Hartono.
    Meski sosok Dwi Hartono tak pernah terlihat langsung, warga sekitar justru mengenal kediaman itu sebagai lokasi kegiatan sosial.
    Rumah tersebut disebut rutin membagikan nasi kotak dalam agenda Jumat berkah.
    “Yang sebelahnya ini, yang (Q8) ini suka bagi-bagi Jumat berkah. Nasi kotak gitu, tapi enggak pernah keliatan orangnya (Dwi Hartono) selama saya disini,” ucap Rudi.
    Ia menambahkan, pembagian nasi kotak biasanya dilakukan oleh dua hingga tiga orang asisten rumah tangga.
    “Pembantunya, ya mbak-mbaknya itu jam 11.00 WIB atau 11.30 WIB lah ada dua sampai tiga orang suka disitu,” kata Rudi.
    Menurut Rudi, kegiatan Jumat berkah itu berhenti pekan lalu setelah kasus Dwi Hartono mencuat.
    “Minggu kemarin kayanya enggak tuh, karena minggu kemaren kita yg bagi-bagi. Jumat yang kemarinnya lagi (masih) bagi-bagi deh tapi ya mbaknya yang bagi-bagi semua cewek yang bagi-bagi,” ujarnya.
    Sejauh ini polisi telah menetapkan 15 tersangka dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37)
    Mereka terbagi dalam empat kluster, yakni kluster aktor intelektual, pengintai, penculik dan eksekutor serta pembuang jasad korban.
    Dwi Hartono termasuk klaster aktor intelektual bersama C alias Ken, YJ dan AA.
    Sementara kluster penculik yang sudah ditangkap adalah Eras, RS, AT dan RAH.
    Adapun delapan lainnya identitasnya belum diungkap polisi. Termasuk peran-peran mereka.
    Polisi juga sejauh ini belum menjelaskan motif penculikan dan pembunuhan kacab bank BUMN ini.
    Mohamad Ilham Pradipta diculik saat berada di area parkiran supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025.
    Keesokan harinya, jasad kacab bank BUMN itu ditemukan di area persawahan sawah Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8/2025), sekitar pukul 05.30 WIB.
    Saat pertama ditemukan, saksi melihat kacab bank BUMN ini dalam kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata terlilit lakban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 1
                    
                        Jejak Kelam Dwi Hartono: Dari Pemalsuan Ijazah hingga Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN
                        Megapolitan

    1 Jejak Kelam Dwi Hartono: Dari Pemalsuan Ijazah hingga Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN Megapolitan

    Jejak Kelam Dwi Hartono: Dari Pemalsuan Ijazah hingga Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Motivator Dwi Hartono menjadi sorotan setelah ditetapkan sebagai salah satu dari 15 tersangka kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37).
    Rupanya, kasus tersebut bukan perkara hukum pertama Dwi Hartono. 
    Otak pembunuhan kacab bank BUMN ini juga pernah terjerat kasus pemalsuan ijazah. Bahkan, dalam kasus itu Dwi Hartono pernah mendekam di balik jeruji besi.
    “Iya benar, di tahun 2012 terkait pemalsuan ijazah SMA,” kata Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Andika Dharma Sena saat dikonfirmasi, Rabu (27/8/2025).
    Pada 2012, Dwi Hartono terjerat kasus pemalsuan ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan nilai palsu sejumlah mahasiswa di Fakultas Kedokteran Unissula Semarang.
    Kala itu, Dwi masih tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Unissula angkatan 2004.
    Sejak 2006, ia menyebarkan brosur bimbel bernama Smart Solution yang menawarkan jaminan pasti diterima di jurusan kedokteran, kebidanan, keperawatan, farmasi, dan akuntansi.
    Dwi Hartono mengubah nilai dan ijazah para calon mahasiswa dari jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
    Atas tindakannya itu, dia menerima uang mulai dari Rp 5 juta-Rp 10 juta dari setiap calon mahasiswa yang mendaftar.
    Kasus ini terungkap setelah seorang Dekan Fakultas Kedokteran Unissula saat itu, Taifuqurrachman melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang.
    Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Semarang menjauhkan vonis enam bulan terhadap Dwi Hartono.
    Putusan itu lebih rendah daripada tuntutan jaksa yang menuntut Dwi Hartono kurungan penjara selama satu tahun.
    Kompas.com menelusuri jejak digital Dwi Hartono dan menemukan latar belakangnya sebagai pengusaha dengan bidang usaha yang cukup beragam.
    Dalam bio akun Instagram @klanhartono, Dwi mencantumkan fokus pada properti, perkebunan, trading, pendidikan, e-commerce, fashion, dan skincare.
    Selain itu Dwi Hartono juga terhubung dengan lembaga sosial melalui @hartono_foundation.
    Selain dikenal sebagai pengusaha, Dwi juga aktif sebagai motivator bisnis.
    Ia memiliki kanal YouTube bernama Klan Hartono dengan lebih dari 169.000 pengikut, tempat ia sering membagikan video motivasi dan inspirasi bisnis di usia muda.
    Dwi Hartono juga tercatat sebagai pendiri Guruku.com, aplikasi pendidikan digital yang dikelola oleh PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia (PT DAI).
    Berdasarkan penelusuran Kompas.com. guruku bergerak di bidang pendidikan nonformal dengan fokus pada kualitas tenaga pendidik, materi, dan soal pembelajaran.
    Guruku juga membuka akses pelatihan bisnis, pengembangan UMKM, hingga penguatan soft skill bagi pelajar maupun profesional.
    Selain Guruku, Dwi juga memiliki PT Hartono Mandiri Makmur, sebuah marketplace.
    Dari hasil penelusuran Kompas.com, melalui mesin pencarian, tempat usaha itu beralamat di Perumahan Kota Wisata Cibubur, Cluster San Fransisco, Blok Q1 No 8, Ciangsana, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
    Sejauh ini polisi telah menetapkan 15 tersangka dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37)
    Mereka terbagi dalam empat kluster, yakni kluster aktor intelektual, pengintai, penculik dan eksekutor serta pembuang jasad korban.
    Dwi Hartono termasuk klaster aktor intelektual bersama C alias Ken, YJ dan AA.
    Sementara kluster penculik yang sudah ditangkap adalah Eras, RS, AT dan RAH.
    Adapun delapan lainnya identitasnya belum diungkap polisi. Termasuk peran-peran mereka.
    Polisi juga sejauh ini belum menjelaskan motif penculikan dan pembunuhan kacab bank BUMN ini.
    Mohamad Ilham Pradipta diculik saat berada di area parkiran supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025.
    Keesokan harinya, jasad kacab bank BUMN itu ditemukan di area persawahan sawah Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8/2025), sekitar pukul 05.30 WIB.
    Saat pertama ditemukan, saksi melihat kacab bank BUMN ini dalam kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata terlilit lakban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Muncul Isu Oknum ‘F’ Terlibat Kasus Penculikan-Pembunuhan Kacab Bank

    Muncul Isu Oknum ‘F’ Terlibat Kasus Penculikan-Pembunuhan Kacab Bank

    Penyelidikan kasus penculikan Mohamad Ilham Pradipta (37), Kacab Bank di Jakarta yang ditemukan tewas di Serang Baru, Kabupaten Bekasi, masih terus berlanjut. Dalam prosesnya, muncul isu adanya keterlibatan oknum ‘F’ di kasus ini.

    Hal itu diungkapkan oleh kuasa hukum tersangka, Adrianus Agau. Ia menyatakan adanya keterlibatan oknum yang menyuruh Eras dan ketiga tersangka lainnya menculik korban.

  • Andreana Wulandari, Istri Dwi Hartono Dalang Pembunuhan Kacab BRI Kabur ke Luar Negeri

    Andreana Wulandari, Istri Dwi Hartono Dalang Pembunuhan Kacab BRI Kabur ke Luar Negeri