Kasus: pembunuhan

  • Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Sahroni Sekeluarga di Indramayu

    Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Sahroni Sekeluarga di Indramayu

    GELORA.CO –  Polisi mengungkapkan motif tersangka R (35 tahun) dan P (29 tahun) dua pembunuh satu keluarga berjumlah lima orang di Jalan Siliwangi nomor 52, Kelurahan Paoman, Kabupaten Indramayu yang ditemukan pada Senin (1/9/2025) lalu. Mereka menyebut otak pembunuhan R kesal dengan salah satu korban Budi Awaludin karena tidak mengembalikan uang sewa rental mobil.

    Seperti diketahui, satu keluarga tersebut ditemukan meninggal dunia terkubur dalam sebuah lubang berukuran lebar 4 meter dan panjang 1,5 meter dengan kedalaman 4 meter di rumahnya. Posisi korban paling atas bayi B berusia 8 bulan dan R berusia 7 tahun sedangkan korban dibawahnya Euis Juwita (43 tahun), Budi Awaludin (45 tahun) dan Sahroni (76 tahun).

    Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan kedua tersangka merupakan warga Desa Terusan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Ia mengatakan pelaku R memukul kepala korban Budi Awaludin, Sachroni, Euis Juwita Sari dan R. Sedangkan P menenggelamkan bayi B ke bak mandi.

    Setelah para korban tewas, ia menyebut kedua tersangka menguburkan jasad mereka di belakang rumah dalam satu liang. Kemudian membersihkan bercak darah di lantai rumah dengan cara mengepel.

    “Motif pembunuhan bermula dari rasa dendam tersangka R kepada korban Budi Awaludin. Sebelumnya, R merental mobil Avanza kepada Budi dengan memberikan uang sewa sebesar Rp750.000. Namun saat akan mengambil mobil yang disewa, kendaraan tersebut ternyata mogok,” ucap dia, Selasa (9/9/2025).

    Selanjutnya, ia menuturkan R meminta uangnya kembali. Akan tetapi korban Budi menolak dengan alasan yang sudah dipakai untuk belanja sembako. Karena Kesal, R merencanakan pembunuhan.

    Pada Kamis (28/9/2025) malam, ia menuturkan R mengajak P dengan iming-iming uang untuk melaksanakan pembunuhan. Keduanya mendatangani rumah korban sambil membawa pipa besi.

    Sekitar pukul 23.00 WIB hingga Jumat (29/8/2025) dini hari, ia mengatakan R memukul kepala Budi hingga tewas lalu menghabisi korban lain, sementara P menenggelamkan bayi B. Setelah kejadian, keduanya membawa kabur sejumlah uang, dua unit kendaraan roda empat milik korban, serta perhiasan yang dipakai korban B.

    Pipa besi yang digunakan dibuang ke Sungai Cimanuk. Setelah mereka menjual barang perhiasan, ia mengatakan pelaku kembali ke rumah untuk menguburkan para korban di lubang di belakang rumah.

    Kapolres Indramayu AKBP Fajar Gemilang mengatakan tersangka R merupakan seorang residivis. Keduanya ditangkap di Indramayu usai sebelumnya melarikan diri ke sejumlah tempat hingga ke Surabaya.

    Ia mengatakan keduanya hendak melarikan diri menjadi anak buah kapal. Namun, sebelum pergi meninggalkan Indramayu berhasil diamankan oleh jajaran. Pihaknya juga masih mendalami apakah R berencana membunuh semua korban atau hanya diawali oleh R.

    Sebelumnya, Kapolres Indramayu, AKBP Mochamad Fajar Gemilang melalui Kasat Reskrim Polres Indramayu, AKP Muchammad Arwin Bachar, menjelaskan, korban dan pelaku sebelumnya telah saling kenal. “Hubungan korban dan pelaku hanya saling kenal dan pernah bekerja bersama dengan salah satu korban di salah satu bank,” ujar Arwin, saat ditemui di Mapolres Indramayu, Senin (8/9/2025).

    Arwin mengatakan, pihaknya masih menyimpulkan pelaku sejauh ini berjumlah dua orang. Namun, pihaknya masih terus mendalami kemungkinan ada atau tidaknya pelaku lain dalam kasus tersebut.

    Warga Kelurahan Paoman, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, juga sempat memberikan kesaksian terkait penemuan lima jenazah yang terkubur dalam satu liang. Ema (55), kerabat korban, menyebut dirinya menjadi salah satu saksi pertama yang mencium bau busuk dari arah samping rumah milik korban.

    Ia mulai curiga karena rumah tampak sepi dan terkunci. “Awalnya kami curiga karena keluarga Sachroni (salah satu korban) tidak bisa dihubungi sejak beberapa hari. Rumah juga sepi tanpa aktivitas,” kata Ema di Indramayu, Rabu (3/9/2025).

    Bersama seorang tetangga, ia kemudian berinisiatif mendobrak pintu rumah sekitar pukul 17.30 WIB. Namun langkahnya terhenti ketika menuju halaman belakang karena bau menyengat semakin kuat dari gundukan tanah di bawah pohon nangka.

    “Pas dilihat lebih dekat, terlihat kaki manusia muncul dari tanah. Itu jasad Haji Sachroni. Saya langsung minta tolong,” ujarnya.

  • Terungkap Motif Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu

    Terungkap Motif Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu

    Polisi telah menangkap 2 pelaku berinisial R dan P dalam kasus pembunuhan satu keluarga yang terkubur di satu lahad di Indramayu. Kedua pelaku terpaksa ditembak di kaki karena melawan saat hendak diamankan.

    Dari penangkapan ini, terungkap motif kedua pelaku karena kesal. Sebelumnya pelaku hendak menyewa mobil korban, namun mobil tersebut mogok dan korban tak bisa mengembalikan uang sewa yang sudah dibayar pelaku.

  • Terungkap Motif Pembunuhan Satu Keluarga yang Jasadnya Dikubur Dalam Rumah di Indramayu

    Terungkap Motif Pembunuhan Satu Keluarga yang Jasadnya Dikubur Dalam Rumah di Indramayu

    Liputan6.com, Indramayu – Motif pembunuhan satu keluarga terdiri dari lima orang yang jasadnya dikubur di dalam rumah di Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, akhirnya terungkap. 

    Polisi menyebut, pelaku P dan R tega membunuh karena sakit hati terhadap seorang korban, yakni Budi Awaludin.

    Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol. Hendra Rochmawan mengatakab, peristiwa pembunuhan bermula ketika R menyewa mobil milik Budi. Namun, saat hendak dikembalikan, mobil tersebut mogok dan R pun kemudian protes kepada korban serta meminta uangnya kembali.

    “Tetapi Budi menolak dengan alasan uang sudah dipakai untuk belanja sembako. Merasa kesal, R kemudian merencanakan pembunuhan dengan mengajak P,” kata Hendra di Bandung, Selasa (9/9/2025).

    Hendra menjelaskan pada Rabu (27/8/2025), pelaku R mengiming-imingi P uang Rp100 juta untuk menghabisi korban dan memerintahkan R untuk membeli pacul yang nantinya dipakai mengubur jenazah.

    Selanjutnya, pada Jumat (29/8/2025) dini hari, R mengajak Budi bekerja sama dalam bisnis minyak goreng. Dengan dalih menunjukkan gudang, R menghantam kepala Budi menggunakan pipa besi hingga tersungkur.

    Setelah Budi tidak berdaya, R masuk ke kamar lain dan memukul Sachroni, kemudian menyerang Euis Juwita serta anaknya RA (7), yang tengah tidur, hingga tewas.

    “Sementara P menenggelamkan korban bayi B ke bak mandi. Usai menghabisi korban, keduanya mengambil uang tunai Rp7 juta dan tiga ponsel, salah satunya milik Budi yang dipakai R,” ujar Hendra.

    Setelah itu, kedua pelaku membawa mobil korban dan sempat menginap di hotel di Jatibarang. Emas rampasan juga dijual P seharga Rp3 juta, lalu digunakan untuk membeli terpal.

     

  • Terungkap Motif Pembunuhan Satu Keluarga yang Jasadnya Dikubur Dalam Rumah di Indramayu

    Cerita di Balik Penangkapan Dua Pelaku Pembunuhan Sekeluarga di Indramayu: Bingung saat Kabur, Akhirnya Pulang

    Meski telah mengamankan dua orang, polisi masih mendalami kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat dalam kasus tersebut.

    “Sampai dengan saat ini kami masih menyimpulkan pelakunya dua orang. Namun tetap kami dalami apakah ada pelaku lainnya,” tuturnya.

    Hingga kini penyidik belum bisa menyimpulkan secara pasti terkait modus maupun motif pembunuhan sekeluarga.

    “Motif dan modusnya sedang kami dalami. Nanti akan kami sampaikan lebih lanjut setelah pemeriksaan selesai,” ucap dia.

    Untuk diketahui, warga di Kelurahan Paoman, Indramayu, Jawa Barat, terkejut dengan penemuan lima jenazah dalam satu liang pada Senin (1/9/2025). Seluruh korban merupakan satu keluarga.

    Identitas lima korban tersebut masing-masing Sachroni (76), anak kandungnya Budi Awaludin (40), menantunya Euis Juwita Sari (37), serta dua cucu korban, yakni Ratu Khairunnisa (7) serta Bela (10 bulan). Seluruh korban telah dimakamkan di Desa Sindang, Indramayu, pada Rabu (3/9).

  • Demo Tolak Blokir Medsos di Nepal Ricuh, 19 Orang Tewas-400 Terluka

    Demo Tolak Blokir Medsos di Nepal Ricuh, 19 Orang Tewas-400 Terluka

    Jakarta

    Demonstrasi besar-besaran terjadi di sejumlah wilayah Nepal. Demo yang berakhir ricuh itu mengakibatkan 19 orang meninggal dunia.

    Dilansir AFP, Selasa (9/9/2025), demo itu terkait tuntutan massa yang menolak pemerintah Nepal memblokir akses media sosial di negara tersebut. Beberapa situs media sosial seperti Facebook, YouTube, dan X tidak bisa diakses di Nepal sejak Jumat (5/9). Pemerintah Nepal telah memblokir 26 platform media sosial.

    Polisi menggunakan peluru karet, gas air mata, meriam air, dan pentungan ketika para demonstran menerobos kawat berduri dan mencoba menyerbu ke area terlarang di dekat gedung parlemen.

    “Tujuh belas orang tewas,” kata Shekhar Khanal, juru bicara kepolisian Lembah Kathmandu, kepada AFP. Dua orang lainnya tewas di Distrik Sunsari di Nepal timur, lapor media lokal.

    Demo ricuh di Nepal itu terjadi pada Senin (8/9) waktu setempat. Khanal mengatakan sekitar 400 orang terluka, termasuk lebih dari 100 polisi.

    Sirene meraung-raung di seluruh kota saat para korban luka dibawa ke rumah sakit. PBB menuntut penyelidikan yang cepat dan transparan atas kekerasan tersebut.

    “Kami terkejut dengan pembunuhan dan cedera yang dialami para pengunjuk rasa di Nepal hari ini dan mendesak penyelidikan yang cepat dan transparan,” kata juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, Ravina Shamdasani, dalam sebuah pernyataan.

    “Kami telah menerima beberapa tuduhan yang sangat mengkhawatirkan tentang penggunaan kekuatan yang tidak perlu atau tidak proporsional oleh pasukan keamanan.”

    Amnesty International mengatakan peluru tajam telah digunakan terhadap para pengunjuk rasa. Pemerintah distrik memberlakukan jam malam di beberapa area utama kota.

    Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (7/9), pemerintah Nepal mengatakan bahwa mereka menghormati kebebasan berpikir dan berekspresi serta berkomitmen untuk “menciptakan lingkungan untuk perlindungan dan penggunaan tanpa batas”.

    Pemerintah Nepal diketahui telah memblokir akses ke aplikasi perpesanan Telegram pada bulan Juli, dengan alasan meningkatnya penipuan daring dan pencucian uang. Sebelumnya, pemerintah Nepal juga sempat memblokir TikTok selama sembilan dan mencabut pemblokiran tersebut pada Agustus 2024.

    (ygs/ygs)

  • Kasus Alvi Mutilasi Pacar, Polisi Tepis Kabar Korban dalam Kondisi Hamil

    Kasus Alvi Mutilasi Pacar, Polisi Tepis Kabar Korban dalam Kondisi Hamil

    Mojokerto

    Alvi Maulana (24) ditangkap usai membunuh dan memutilasi kekasihnya, Tiara Angelina Saraswati (25), secara keji. Polisi menepis kabar korban dibunuh dalam kondisi sedang hamil.

    Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto menjelaskan Alvi dan kekasihnya tinggal satu kos di daerah Kelurahan Lidah Wetan, Surabaya. Keduanya belum menikah secara resmi maupun siri.

    “Korban dipastikan tidak hamil. Mereka hidup layaknya suami istri tanpa menikah sah, (nikah siri) itu juga tidak dilakukan,” kata Ihram dilansir detikJatim, Selasa (9/9/2025)

    Pembunuhan disertai mutilasi yang dilakukan Alvi kepada korban dilakukan pada Minggu (31/8) dini hari. Alvi awalnya menusuk leher korban dengan memakai pisau dapur.

    Setelah memastikan korban tewas, Alvi memutilasi jasad pacarnya itu di kamar mandi kos. Tersangka memotong daging dan tulang belulang korban menjadi ratusan potongan.

    Sebagian potongan jasad korban dibuang tersangka di semak-semak Dusun Pacet Selatan, Desa/Kecamatan Pacet, Mojokerto. Sebagian lainnya disimpan Alvi di balik laci lemari di kamar kosnya, serta dikubur di depan kosnya.

    Alvi lalu ditangkap di kosnya pada Minggu (7/9). Dia kini telah ditetapkan tersangka dan dijerat dengan Pasal 340 KUHP junto Pasal 338 KUHP.

    Baca selengkapnya di sini

    (ygs/ygs)

  • Kapolres Mojokerto : Jangan Jadikan Pacet Tempat Pembuangan Mayat

    Kapolres Mojokerto : Jangan Jadikan Pacet Tempat Pembuangan Mayat

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto mengingatkan kepada para calon pelaku kejahatan agar tidak menjadikan Pacet sebagai tempat pembuangan mayat. Hal tersebut disampaikan saat pers rilis ungkap kasus mutilasi di Mapolres Mojokerto.

    “Pacet ini milik alam semesta beserta isinya. Jangan kotori Pacet. Pacet adalah tempat indah untuk melepas lelah dengan nuansa alam sangat luar biasa. Jangan jadikan Pacet tempat terakhir untuk membuang jenazah, pasti saya tangkap,” ungkapnya, Senin (8/9/2025).

    Hal tersebut lantaran jalur Cangar-Pacet-Cangar beberapa kali dijadikan lokasi pembuangan mayat. Sepanjang tahun 2020-2025 ini, ada setidaknya lima kasus pembuangan mayat di jalur penghubung Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto tersebut.

    Sebelumnya, sesosok mayat ditemukan di Kawasan Tahura Raden Soerjo Blok Gajah Mungkur Desa Pacet Selatan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto pada, Rabu (24/6/2020). Korban diketahui atas nama Vina Aisyah Pratiwi (21 warga Kediri yang tinggal di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.

    Dua pelaku yakni Mas’ud Andy Wiratama (27) dan Rifat Rizatur Rizan (20) diringkus di dua lokasi berbeda pada Kamis (25/6/2020) atau satu hari setelah mayat ditemukan warga. Kasus kedua, mayat terbungkus karpet ditemukan di jalur tanjakan AMD, Kawasan Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Selasa (22/11/2022).

    Korban diketahui atas nama Ahmad Hasan Muntolip (26) warga Dusun Jurangsari, Desa Belahantengah, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Ketiga pelaku yakni MNH (25), MSJ (27), dan perempuan berinisial AA (23), warga Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto diamankan pada 23 November 2024.

    Kasus ketiga, ditemuka bungkusan karung diduga berisi mayat di jalur Pacet-Cangar, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Rabu (7/6/2023). Korban yakni Angeline Nathania (22), warga Gununganyar Tambak, Kota Surabaya yang merupakan mahasiswi dari Fakultas Hukum Ubaya semester VI.

    Korban dihabisi kekasihnya berinisial RBA (41) warga Gunung Anyar Kidul, Kota Surabaya. Pembunuhan terjadi di dalam sebuah apartemen tanggal 3 Mei 2024. Kasus keempat, sesosok mayat ditemukan di Blok Lembah Bang, Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo tepatnya di Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto pada Jumat (13/9/2024).

    Identitas korban diketahui atas nama Anyk Mariyanni (36) warga Dusun Banjarjo RT 001/005 Kelurahan Besuk, Kacamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Pelaku adalah Dedi Abdullah (36) warga Sisalam RT 002 RW 001, Kelurahan Sisalam, Kecamatan Wanasari, Kota Brebes, Jawa Tengah yang merupakan teman dekat korban.

    Dan terbaru, potongan tubuh manusia ditemukan di pinggir jalan Jurang AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto pada, Sabtu (6/9/2025). Usai menemukan telapak tangan korban berhasil diidentifikasikan yakni Tiara Angelina Saraswati (25) warga Lamongan.

    Tak butuh waktu lama, Minggu (7/9/2025) dini hari, pelaku pembunuhan dan mutilasi berhasil diamankan di kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Pelaku tidak lain adalah pacar korban, Alvi Maulana (24) dan keduanya sudah tinggal satu atap tanpa ikatan yang sah. [tin/kun]

  • Potongan Tubuh Tiara Dimasukkan Ransel lalu Disebar ke Pinggir Jurang

    Potongan Tubuh Tiara Dimasukkan Ransel lalu Disebar ke Pinggir Jurang

    Mojokerto (beritajatim.com) – Tersangka mutilasi Alvi Maulana (24) membuang potongan tubuh korban di pinggir Jurang ADM Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Minggu (31/8/2025). Dengan mengendarai sepeda motor, potongan tubuh korban dibuang dan disebar ke kawasan Pacet.

    Pelaku melakukan pembunuhan dengan cara menusuk leher korban menggunakan pisau dapur pada Minggu (31/8/2025) dini hari. Tubuh Tiara Angelina Saraswati (25) kemudian dimutilasi di toilet kos kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Potongan tubuh korban dimasukkan ke dalam tas ransel warna merah.

    Dengan mengendarai sepeda motor N-Max nopol W 6415 AR warna putih, potongan tubuh korban dibawa ke Mojokerto. Potongan tubuh korban dibuang di pinggir Jurang ADM Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto pagi harinya.

    “Berdasarkan yang bersangkutan sampaikan, layaknya membuang kotoran. Sambil berjalan dibuang dan dilempar,” ungkap Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, Senin (8/9/2025).

    Potongan tubuh korban yang berhasil ditemukan di kawasan Pacet dan kos kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya saat ini berada di RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong.

    “Potongan tubuh korban saat ini sudah berada di rumah sakit untuk kita laksanakan uji forensik. Untuk selanjutnya bisa dikebumikan oleh pihak keluarga dan pihak keluarga juga sudah kita tembusi,” tegasnya.

    Sejumlah barang bukti diamankan di antaranya pisau dapur, pisau daging, gunting taman dan palu yang digunakan untuk membunuh dan memutilasi tubuh korban. Selain itu, juga diamankan sejumlah baju milik korban dan guling berlumur darah serta sprei, dua Handphone (HP), tas ransel warna merah, sepeda motor N-Max nopol W 6415 AR warna putih, dan helm. [tin/but]

  • Alvi Mutilasi Tiara Pakai Pisau, Gunting Taman, dan Palu

    Alvi Mutilasi Tiara Pakai Pisau, Gunting Taman, dan Palu

    Mojokerto (beritajatim.com) – Setidaknya ada empat alat bukti yang digunakan tersangka Alvi Maulana (24) membunuh dan memutilasi korban, Tiara Angelina Saraswati (25). Yakni pisau dapur, pisau daging, gunting taman, dan palu.

    Keempat alat tersebut digunakan untuk membunuh dan memutilasi korban. Tubuh korban dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil dan sebagian dibuang di wilayah Pacet, Kabupaten Mojokerto dan sebagian masih disimpan di kos kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya.

    Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto mengatakan, pisau dapur digunakan tersangka untuk membunuh korban yakni menusuk di bagian leher korban. “Yang digunakan memecah-mecahkan tulang besar ini (pisau daging), yang digunakan untuk memotong yang tidak bisa digunakan dengan pisau adalah ini (gunting taman),” jelasnya, Senin (8/9/2025).

    Masih kata Kapolres, sementara kepala korban dipecahkan menggunakan palu. Empat alat bukti tersebut dihadirkan dalam pers rilis ungkap kasus pembunuhan dan mutilasi korban di Mapolres Mojokerto. Kapolres menegaskan, sebagai potongan tubuh korban masih berada di kos.

    Setelah memutilasi tubuh kekasihnya, pelaku membawa bagian-bagian tubuh ke Kabupaten Mojokerto. Selanjutnya potongan tubuh dibuang ke pinggir Jurang AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto pada Senin (1/9/2025) dini hari.

    Potongan daging dan telapak kaki kiri korban ditemukan pencari rumput pada Sabtu (6/9/2025) sekira pukul 10.30 WIB. Setelah dikerahkan anjing pelacak, K-9 Polda Jatim, telapak tangan kanan korban ditemukan sehingga dari sidik jari tersebut terungkap identitas korban yakni Tiara Angelina Saraswati (25) warga Lamongan. [tin/but]

  • Pembunuh Bocah di Pondok Pinang Sempat Dirawat Seminggu Sebelum Tewas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 September 2025

    Pembunuh Bocah di Pondok Pinang Sempat Dirawat Seminggu Sebelum Tewas Megapolitan 8 September 2025

    Pembunuh Bocah di Pondok Pinang Sempat Dirawat Seminggu Sebelum Tewas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    SB, pembunuh bocah berinisial RAS (11) di Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tewas setelah sempat dirawat intensif selama sepekan di RS Polri Kramat Jati.
    Kapolsek Kebayoran Lama Komisaris Harnas Prihandito mengatakan, SB dinyatakan tewas pada Sabtu (6/9/2025).
    “Untuk pelaku sudah kurang lebih enam sampai tujuh hari perawatan intensif di RS Polri Kramat Jati dan dinyatakan meninggal dunia pada dua hari yang lalu,” ujar Harnas kepada wartawan, Senin (8/9/2025).
    Pelaku mengalami luka serius setelah mencoba bunuh diri usai menghabisi nyawa korban. Luka itu sempat dijahit dan ditangani tim medis, tetapi nyawa SB tidak dapat diselamatkan.
    “Karena luka di leher, dan sempat dijahit, dirawat intensif, namun ternyata dua hari yang lalu takdir berkata lain untuk pelakunya meninggal dunia,” jelas Harnas.
    Dengan meninggalnya SB, penyidikan kasus ini secara resmi dihentikan.
    “Tentunya dalam proses penyidikan ini kita hentikan karena dengan alasan demi hukum tersangkanya meninggal dunia,” lanjutnya.
    Peristiwa pembunuhan terjadi pada Sabtu (30/8/2025) sekitar pukul 04.00 WIB. Korban RAS ditemukan tewas di gudang lantai dua rumah majikannya.
    “Kami menerima laporan dari masyarakat dan tentunya, kami personel langsung menuju ke TKP dan memeriksa. Dan ditemukan adanya anak usia 11 tahun yang meninggal dunia,” kata Harnas.
    Saat itu, SB ditemukan berada di samping jasad korban dalam kondisi terluka.
    “Terduga pelaku sudah kita amankan. Dan kita bawa ke RS Kramat Jati karena terduga pelaku terluka juga,” ucap Harnas.
    Polisi menyebut SB merupakan sopir keluarga korban. Ia diduga membunuh RAS menggunakan senjata tajam di ruangan yang difungsikan sebagai gudang. Setelahnya, SB mencoba bunuh diri.
    “Saat di TKP, pelaku juga ada luka di leher. Dugaan sementara pelaku melukai diri sendiri menggunakan golok,” ungkap Harnas.
    Polisi mengamankan barang bukti berupa golok, sementara luka korban juga ditemukan di bagian leher. Hingga kini, motif pelaku masih belum terungkap.
    Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
    Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
    Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
    Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

    Panduan Mencari Layanan Profesional Kesehatan Jiwa


    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.