Kasus: pembunuhan

  • Rasio Pemilikan Senjata Api di Thailand Termasuk Tinggi di Asia Tenggara

    Rasio Pemilikan Senjata Api di Thailand Termasuk Tinggi di Asia Tenggara

    Bangkok

    Seorang remaja yang menjadi tersangka penembakan di sebuah pusat perbelanjaan Thailand yang menewaskan dua orang, menghadapi serangkaian dakwaan, antara lain pembunuhan berencana, percobaan pembunuhan dan kepemilikan senjata api ilegal.

    Tersangka, yang berusia 14 tahun, menyerahkan diri setelah polisi memojokkannya di sebuah toko furnitur desainer. Mayor Jenderal Polisi Nakarin Sukhontawit, dari kepolisian Bangkok, kepada kantor berita Reuters mengatakan bahwa petugas kesulitan berkomunikasi dengan tersangka. Tersangka menderita gangguan psikologis dan telah memodifikasi pistol yang dirancang untuk menembakkan peluru kosong.

    Mayor Jenderal Sukontawit mengatakan tersangka kini tengah menjalani tes kejiwaan untuk menilai apakah dia layak diadili.

    Pada hari Selasa (03/10) penyelidik mengatakan bahwa remaja laki-laki tersebut menjalani perawatan karena penyakit mentalnya namun berhenti meminum obat dan melaporkan mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk menembak orang.

    Asisten Kepolisian Nasional Thailand, Samran Nuanma, pada konferensi pers hari Rabu mengatakan bahwa senjata yang digunakan dalam serangan itu adalah pistol kosong. “Tetapi larasnya telah dimodifikasi untuk penembakan,” kata Samran.

    Kepemilikan senjata tertinggi di kawasan

    Insiden ini adalah serangan senjata mematikan ketiga yang terjadi di Thailand dalam empat tahun terakhir. Penembakan di Siam Paragon terjadi hanya beberapa hari sebelum peringatan setahun penembakan massal di sebuah taman kanak-kanak di Thailand utara yang menewaskan 36 orang.

    Berdasarkan perkiraan, ada sekitar 10 juta senjata yang beredar di Thailand. Ini setara dengan rasio satu senjata untuk setiap tujuh warga, dan menjadi salah satu tingkat kepemilikan senjata tertinggi di Asia Tenggara.

    Banyak senjata api yang diselundupkan ke negara tersebut, tapi Kritsanapong Phutrakul, mantan petugas polisi dan sekarang menjadi akademisi, mengatakan penjualan senjata lewat internet menjadi masalah.

    “Hanya sejumlah kecil petugas polisi yang punya pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman untuk melacak pasar senjata secara online,” ujar Phutrakul.

    PM Thailand janjikan “tindakan pencegahan”

    Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin pada hari Rabu berjanji akan melakukan “langkah-langkah pencegahan” menyusul insiden penembakan terbaru ini. Sebagian masyarakat kembali berbelanja di Siam Paragon yang sudah dibuka kembali kurang dari 24 jam setelah penembakan.

    Srettha Thavisin juga memimpin upacara mengheningkan cipta selama satu menit di mal tersebut sebelum menyampaikan belasungkawa pemerintah kepada keluarga dua perempuan korban, satu warga negara China dan satu dari Myanmar.

    “Saya yakin pihak Siam Paragon dan pejabat pemerintah telah melakukan yang terbaik untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan,” ujar PM Thavisin.

    “Semoga ini menjadi kali satu-satunya kejadian ini terjadi. Pemerintahan saya menegaskan bahwa kami akan memberikan prioritas pada tindakan pencegahan,” tambahnya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang tindakan pencegahan yang dimaksud.

    Penembakan itu terjadi ketika Perdana Menteri Thavisin berupaya meningkatkan wisatawan ke negaranya. Sektor ini adalah pendorong utama perekonomian terbesar kedua di Thailand, yang sangat perlahan pulih dari pandemi COVID-19.

    China punya peran penting karena merupakan negara asal turis asing terbesar ke Thailand pada tahun-tahun pandemi. Pemerintahan Srettha bulan lalu memperkenalkan bebas visa bagi warga negara China.

    Thpanee Kiatphaibool, Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand, mengatakan lembaga pemerintah akan berbuat lebih banyak untuk memulihkan kepercayaan wisatawan.

    “Kita perlu meningkatkan keamanan di semua bidang bagi wisatawan Thailand dan asing,” kata Kiatphaibool.

    ae/yf (AFP, reuters)

    (nvc/nvc)

  • Ngeri, Toko-toko di Philadelphia AS Dijarah! Ada Apa?

    Ngeri, Toko-toko di Philadelphia AS Dijarah! Ada Apa?

    Jakarta

    Lebih dari selusin orang ditangkap di Philadelphia, Amerika Serikat menyusul penjarahan toko-toko setelah unjuk rasa damai menentang kekerasan polisi.

    Jendela-jendela tempat usaha dihancurkan dan toko-toko dijarah oleh “sekelompok besar remaja” di pusat kota pada Selasa malam waktu setempat, dalam serangkaian kekerasan yang “tidak ada hubungannya” dengan demonstrasi hari sebelumnya, kata Komisaris Polisi John Stanford.

    “Apa yang kami alami malam ini adalah sekelompok oportunis kriminal yang memanfaatkan situasi dan berusaha menghancurkan kota kami,” kata Stanford dalam konferensi pers, dikutip kantor berita AFP, Kamis (28/9/2023).

    Polisi melakukan “sekitar 15 hingga 20 penangkapan,” katanya, dan berjanji bahwa mereka akan melakukan lebih banyak penangkapan.

    Sekitar 30 menit setelah protes mereda, polisi mulai menerima panggilan telepon darurat sekitar pukul 20.00 (Rabu 00.00 GMT) mengenai pembobolan dan penjarahan di toko-toko, termasuk merek perlengkapan yoga populer Lululemon dan toko sepatu Foot Locker.

    Para pengunjuk rasa turun ke jalan setelah pengadilan Philadelphia pada hari sebelumnya menolak tuduhan pembunuhan terhadap seorang petugas polisi yang menembak mati pengendara mobil berusia 27 tahun, Eddie Irizarry. Dia ditembak mati saat mobilnya dihentikan polisi bulan lalu, sebuah insiden kekerasan yang terekam dalam rekaman bodycam.

    Peristiwa penjarahan, yang menurut Stanford dilakukan oleh sekelompok orang yang jumlahnya mencapai “seratus atau lebih”, terjadi ketika pengutilan terorganisir dan pencurian kecil-kecilan sedang meningkat di Amerika Serikat.

    (ita/ita)

  • Mayat Dimutilasi dan Disebar Bikin Meksiko Gempar

    Mayat Dimutilasi dan Disebar Bikin Meksiko Gempar

    Monterrey

    Penduduk Kota Monterrey, Meksiko, diselimuti ketakutan. Rentetan tindak kekerasan terjadi dan terbaru, mayat-mayat yang dimutilasi dan potongan tubuh manusia ditemukan di tujuh lokasi terpisah di wilayah industri tersebut.

    Seperti dilansir Reuters, Rabu (27/9/2023), potongan tubuh dan jenazah itu diduga berasal dari 12 orang. Otoritas setempat menyebut temuan mayat itu tampaknya merupakan serangan terkoordinasi, dan kemungkinan besar dipicu oleh konflik internal dalam kelompok kriminal yang berbasis di negara bagian Tamaulipas, yang bertetangga dengan negara bagian Nuevo Leon yang menjadi lokasi Monterrey.

    “Dari pesan-pesan yang ditinggalkan (di dekat jenazah), ada korelasinya,” sebut Jaksa Agung Nuevo Leon, Pedro Jardon, saat menjawab pertanyaan wartawan soal temuan mayat dalam kondisi mengenaskan itu.

    Temuan mayat dimutilasi di sejumlah daerah ini mengingatkan pada periode berdarah 2010-an, ketika konflik antarkartel menyelimuti Kota Monterrey. Pada saat itu, ada banyak mayat yang ditinggalkan begitu saja di jalanan atau digantung di jembatan.

    Kebrutalan seperti itu dilaporkan sebagian besar telah mereda di Monterrey, yang baru-baru ini dipilih menjadi lokasi pabrik mobil Tesla yang baru.

    Foto-foto dari pesan yang beredar di pers lokal dan di media sosial menunjukkan pembunuhan itu dilakukan oleh Kartel Timur Laut, dan merupakan pembalasan atas dugaan penyusupan ke dalam kelompok kriminal tersebut.

    Kantor Jaksa Agung setempat belum mengonfirmasi keaslian foto-foto yang beredar. Tindak kekerasan yang melibatkan kelompok kriminal diketahui sering terjadi di Meksiko.

    Jalisco diketahui menjadi wilayah yang paling parah dilanda kekerasan geng kriminal di Meksiko, dengan beberapa tindak kekerasan dikaitkan dengan kartel Jalisco New Generation yang merupakan salah satu kelompok kriminal terbesar di negara tersebut.

    Sejak pemerintah federal Meksiko, pada akhir 2006 lalu, melancarkan serangan anti-narkoba yang didukung militer, tercatat lebih dari 340.000 pembunuhan terjadi dan sekitar 100.000 orang dilaporkan hilang, dengan sebagian besar dari mereka disebut terkait dengan organisasi kriminal.

    (aud/lir)

  • Ledakan Bom di Myanmar, 2 Orang Tewas-Belasan Terluka

    Ledakan Bom di Myanmar, 2 Orang Tewas-Belasan Terluka

    Jakarta

    Ledakan bom terjadi di Myanmar utara menewaskan 2 orang. Belasan orang lainnya dilaporkan luka-luka.

    “Menurut laporan awal, dua pria tewas dan 10 lainnya terluka akibat ledakan,” kata seorang sumber militer yang tidak mau disebutkan namanya kepada AFP, seperti dilansir AFP, Kamis (28/9/2023).

    Ledakan ini terjadi pada pukul 18.00 waktu setempat. Ledakan bom terjadi di sebuah pompa bensin di luar Kota Lashio di negara bagian Shan.

    Sumber tersebut mengatakan ledakan yang menimpa bus penumpang di dekatnya disebabkan oleh bom yang ditanam di sepeda motor. Pihak berwenang setempat sedang menyelidiki kasus ini.

    Sementara itu, seorang anggota organisasi penyelamat lokal yang juga meminta tidak disebutkan namanya mengatakan ledakan itu menewaskan dua orang dan melukai 14 orang.

    Satu jenazah ditemukan di dalam bus yang membawa sekitar 30 penumpang ketika terjadi serangan.

    Pertempuran antara militer dan aliansi pejuang anti-kudeta dan pemberontak etnis telah mengguncang wilayah utara negara bagian Shan, dekat perbatasan China, dalam beberapa hari terakhir.

    Sejak militer merebut kekuasaan pada Februari 2021, hampir setiap hari Myanmar mengalami pemboman dan pembunuhan yang ditargetkan ketika militer dan penentang kudeta saling bertarung.

    Empat orang tewas di Lashio pada bulan April setelah serangkaian bom mobil meledak di sebuah pagoda tempat orang berkumpul untuk menandai dimulainya Tahun Baru Budha.

    (lir/lir)

  • Ribuan Warga Etnis Armenia Mengungsi karena Takut Dianaya

    Ribuan Warga Etnis Armenia Mengungsi karena Takut Dianaya

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, edisi Selasa 26 September 2023.

    Sejumlah informasi yang terjadi di sejumlah negara dalam 24 jam terakhir sudah kami rangkum agar Anda lebih mudah mengikuti perkembangan dunia.

    Kita awali laporan pertama dari Armenia.

    Ribuan warga etnis Armenia mengungsi

    Ribuan etnis Armenia meninggalkan wilayah Nagorno-Karabakh, perbatasan antara Armenia dan Azerbaijan.

    Mereka mengantre untuk mendapatkan bahan bakar, hingga menimbulkan kemacetan di jalur pegunungan menuju Armenia.

    Mereka mengatakan tidak ingin hidup sebagai bagian dari negara Azerbaijan dan akan berangkat ke Armenia karena takut akan mengalami penganiayaan dan pembersihan etnis.

    Pengungsi yang mencapai Armenia mengatakan mereka yakin sejarah negara mereka yang memisahkan diri telah berakhir.

    Pelaku kejahatan rasisme membayar US$5 juta

    Patrick Crusius, seorang pria berkulit putih asal Texas yang membunuh 23 orang di Walmart pada tahun 2019 setuju untuk membayar lebih dari US$5 juta kepada para korban serangan rasisme.

    Patrick dijatuhi 90 hukuman hidup berturut-turut bulan Juli lalu, setelah mengaku bersalah atas tuduhan kejahatan berbau kebencian, yang juga menjadi pembunuhan massal terburuk di Amerika Serikat.

    Usianya 21 tahun saat ketika berkendara lebih dari 700 mil dari rumahnya dekat Dallas untuk menargetkan warga Hispanik sebagai korban tembakan dengan senapan jenis AK di dalam dan di luar toko Walmart.

    Komedian Russel Brand diselidiki polisi Inggris

    Polisi di London tengah mengadakan penyelidikan terhadap Russell Brand, yang dituduh melakukan pelanggaran seksual.

    Russel, 48 tahun, menjadi sasaran tuduhan pemerkosaan, penyerangan seksual, dan intimidasi dalam sebuah laporan investigasi media The Times, The Sunday Times, dan program Dispatches dari Channel 4 di Inggris awal bulan ini.

    Tidak ada penangkapan hingga saat ini, sementara Russel membantah semua tuduhan.

    Dalam sebuah pernyataan, polisi kota London mengatakan mereka telah menerima “sejumlah tuduhan pelanggaran seksual di London” dan wilayah lainnya di Inggris.

    Filipina gelar ‘operasi khusus’ di Laut China Selatan

    Filipina mengatakan pihaknya sudah melakukan “operasi khusus” untuk menghilangkan pembatas terapung yang dipasang China di Laut Cina Selatan.

    Minggu lalu, Filipina membagikan foto-foto penghalang terapung yang menghalangi akses kapal penangkap ikan di Scarborough Shoal, dengan kapal China berada di dekatnya.

    “Pembatas ini menimbulkan bahaya bagi navigasi, dan jelas merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional. Hal ini juga menghambat aktivitas penangkapan ikan dan mata pencaharian para nelayan Filipina,” demikian pernyataan pemerintah Filipina.

    Kementerian Luar Negeri China tidak menyebutkan secara langsung soal penghalang terapung tersebut, namun membela tindakan kapal penjaga pantainya sebagai “tindakan yang diperlukan” setelah kapal Biro Perikanan Filipina “menyusup” ke kawasan perairannya.

    Kabar Bruce Willis dengan demensia yang dialaminya

    Istri Bruce Willis untuk pertama kalinya berbicara kepada publik soal demensia suaminya, dengan mengatakan “sulit untuk mengetahui” apakah aktor Hollywood tersebut mengetahui kondisinya.

    Emma Heming Willis muncul di program televisi Today milik NBC, untuk berbicara soal demensia frontotemporal (FTD).

    Bruce, 68 tahun, didiagnosis menderita demensia pada bulan Februari, setahun setelah sebelumnya didiagnosis menderita afasia, sebuah kelainan yang menimbulkan kesulitan berbicara, membaca, dan menulis.

    Ini cuplikan pernyataan Emma di televisi.

    “Sulit bagi orang yang didiagnosis, juga sulit bagi keluarga,” katanya.

    “Dan hal itu tidak berbeda dengan Bruce, atau saya sendiri, atau anak perempuan kami. Mereka mengatakan ini adalah penyakit keluarga, dan memang benar adanya.”

    “Sebagai yang merawatnya, sangat penting untuk dapat mendapat bantuan dan dukungan.

    “Penting bagi yang merawatnya untuk menjaga diri mereka sendiri sehingga mereka bisa memberikan perawatan terbaik bagi orang yang dirawatnya.”

  • Ukraina Klaim Tewaskan Komandan Rusia dalam Serangan di Crimea

    Ukraina Klaim Tewaskan Komandan Rusia dalam Serangan di Crimea

    Kyiv

    Pasukan khusus Ukraina mengklaim telah menewaskan pejabat top militer Rusia di Crimea bersama 33 perwira militer lainnya dalam serangan rudal pekan lalu. Kyiv menyebut serangannya itu menghantam markas besar Armada Laut Hitam Rusia di pelabuhan Sevastopol, Crimea.

    Seperti dilansir Reuters, Selasa (26/9/2023), pejabat top militer Rusia yang dimaksud adalah Laksamana Viktor Sokolov yang menjabat sebagai Komandan Armada Laut Hitam Rusia yang bermarkas di wilayah Crimea, yang dicaplok Moskow dari Ukraina sejak tahun 2014 lalu.

    “Setelah serangan terhadap markas besar Armada Laut Hitam Rusia, sebanyak 34 perwira militer tewas, termasuk Komandan Armada Laut Hitam Rusia. Sekitar 105 penjajah (tentara Rusia-red) lainnya mengalami luka-luka. Gedung markas besar tidak akan bisa diperbaiki,” tegas Pasukan Khusus Ukraina dalam pernyataannya.

    Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan tanggapan resmi saat ditanya Reuters soal klaim Ukraina telah membunuh Sokolov.

    Namun otoritas pro-Moskow di Sevastopol dilaporkan mengambil tindakan ekstra untuk mengatasi peningkatan serangan Ukraina terhadap wilayah Crimea. Diketahui bahwa Crimea merupakan wilayah penting yang menjadi landasan bagi pasukan Rusia melancarkan banyak serangan udara terhadap Ukraina selama perang berlangsung 19 bulan terakhir.

    Selain menjabat Komandan Armada Laut Hitam, sosok Sokolov juga dikenal sebagai salah satu pejabat paling senior dalam Angkatan Laut Rusia. Jika kematiannya dikonfirmasi, maka pembunuhan Sokolov akan menjadi salah satu serangan paling signifikan yang dilancarkan Kyiv terhadap posisi pasukan Moskow di Crimea.

    Belum diketahui secara jelas bagaimana Pasukan Khusus Ukraina menghitung jumlah korban tewas dan luka-luka dalam serangannya itu.

  • Bunuh Anak Kandung, Warga Gresik Segera Jalani Persidangan

    Bunuh Anak Kandung, Warga Gresik Segera Jalani Persidangan

    Gresik (beritajatim.com) – Masih ingat dengan kasus ayah yang tega membunuh anak kandung. Pelaku adalah Muhammad Qo’dad Af’alul Kirom alias Afan. Dia dalam waktu dekat segera menjalani persidangan. Hal tersebut dipastikan setelah Unit Resmob Satreskrim Polres Gresik melimpahkan berkas perkara tahap dua ke Kejaksaan Negeri Gresik.

    Hukuman berat pun menanti tersangka yang tega membunuh anaknya pada 29 April 2023 lalu. Satreskrim pun menjerat tersangka dengan pasal berlapis. Antara lain pasal 44 ayat (3) Undang-Undang nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Juncto Pasal 80 ayat (3) dan (4) Undang-Undang nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Hingga pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

    “Untuk vonis hukuman nanti bergantung keputusan hakim. Dalam persidangan nanti, kami juga akan menghadirkan saksi dan ahli,” beber Kanit Resmob Polres Gresik Ipda Andika Komang Prabu, Kamis (22/09/2023).

    Perwira pertama Polri itu menambahkan, hasil tes kejiwaan terhadap ayah pembunuh itu telah keluar. Hasilnya, pria 29 tahun itu mengalami gangguan kejiwaan berat.

    “Berkas hasil gangguan jiwa juga akan kami lampirkan dalam BAP. Beserta berkas lainnya sesuai petunjuk dari pihak Kejaksaan,” imbuhnya.

    Hingga kini, Afan masih mendekam di sel tahanan Mapolres Gresik. Pria asal Desa Putat Lor Kecamatan Menganti, Gresik itu juga telah menjalani rekontruksi pada 31 Mei lalu. Ada 9 adegan yang diperagakan oleh tersangka.

    BACA JUGA:

    Bunuh Putri Kandung, Bapak Gadis Fotokopi Kediri Didor

    Dalam reka ulang tersebut, pelaku mempersiapkan beberapa hal sebelum membunuh putri kandungnya. Antara lain mencari informasi di internet tentang tata cara membunuh dengan cepat, menguji ketajaman pisau pada sandal japit.

    Hingga, melaksanakan sholat subuh dan berdoa agar putrinya masuk surga. “Pada adegan ke tujuh, pelaku menusuk punggung korban. Saat itu masih dalam kondisi tertidur, sekitar pukul 4.30 wib,” tandasnya. [dny/but]

  • Vonis Terdakwa Anak Kasus Pembunuhan di Kontrakan Ponorogo

    Vonis Terdakwa Anak Kasus Pembunuhan di Kontrakan Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Masih ingat kasus pembunuhan pensiunan TNI di rumah kontrakan di Kecamatan Jenangan Ponorogo? Salah satu terdakwanya sudah dijatuhi vonis.

    Terdakwa yang masih berumur 16 tahun dengan inisial AAS itu divonis penjara selama 4 tahun 6 bulan oleh Pengadilan Negeri Ponorogo.

    Di ruang sidang anak Pengadilan Negeri Ponorogo, hakim tunggal Deny Lipu membacakan putusan di depan terdakwa ASS. Terdakwa asal Jambi itu, mengaku yang bersangkutan ikut membantu terdakwa lainnya, yakni Jecki Rahmat (21), dalam peristiwa tragis yang merenggut nyawa Sumiran, seorang pensiunan TNI asal  Kecamatan Parang, Magetan.

    Peristiwa ini terjadi saat Sumiran sedang mengontrak salah satu rumah di Desa Semanding pada tanggal 26 Juni 2023.

    BACA JUGA:
    Jauh-jauh ke Sumatera, Polres Ponorogo Tangkap 2 Pelaku Pembunuhan Mayat Terbungkus Karpet Ngawi

    Juru Bicara PN Ponorogo, Harries Konstituanto, korban Sumiran ditemukan terbungkus dalam karpet dan dibuang di kolong Tol Widodaren, Ngawi. Kasus ini telah menjalani proses persidangan yang berujung pada vonis hukuman penjara.

    “Terdakwa AAS  dihukum penjara selama 4 tahun 6 bulan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Blitar,” ungkap Harries, Jumat (22/9/2023).

    Keputusan vonis ini, ternyata lebih ringan dibandingkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang sebelumnya menuntut hukuman penjara selama 6 tahun. Harries mengungkapkan bahwa baik jaksa penuntut umum maupun terdakwa telah menerima putusan tersebut. Kedua belah pihak, tidak ada upaya banding.

    BACA JUGA:
    Fakta-Fakta Mayat Terbungkus Karpet Ngawi: Pensiunan TNI?

    “Dengan tidak adanya banding dari kedua belah pihak, maka putusan ini telah berkekuatan hukum tetap,” katanya.

    Sementara itu, terdakwa lainnya, Jecki Rahmat, masih dalam proses pelimpahan ke Kejaksaan Negeri Ponorogo. Kasus ini menjadi sorotan di Ponorogo dan Ngawi. Sebab kedua terdakwa menghabisi Sumiran di rumah kontrakan di Desa Semanding Kecamatan Jenangan Ponorogo. Mayat pensiunan TNI itu lalu dibuang  di bawah Tol Widodaren Ngawi dengan dibungkus karpet. [end/beq]

  • Makin Panas! India Setop Terbitkan Visa bagi Warga Kanada

    Makin Panas! India Setop Terbitkan Visa bagi Warga Kanada

    Jakarta

    India berhenti mengeluarkan visa bagi warga negara Kanada. Kebijakan itu muncul di tengah meningkatnya tensi hubungan antara India dengan Kanada usai seorang tokoh Sikh tewas di Kanada.

    Dilansir dari BBC, Kamis (21/9/2023), langkah itu dilakukan India karena merasa ada ‘ancaman keamanan’. Semantara, layanan visa Kanada tetap terbuka di India.

    Ketegangan meningkat minggu ini setelah pemimpin Kanada mengatakan India mungkin terlibat dalam pembunuhan Hardeep Singh Nijjar di kuil Sikh di British Columbia pada 18 Juni lalu. India marah dan menolak tuduhan tersebut dan menyebutnya ‘tidak masuk akal’.

    Pemerintah India menjelaskan penangguhan layanan visa juga ‘berlaku bagi warga Kanada yang berada di negara ketiga’.

    “Ada ancaman yang ditujukan kepada komisi tinggi (kedutaan besar) dan konsulat kami di Kanada,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri di New Delhi.

    “Hal ini telah mengganggu fungsi normal mereka. Oleh karena itu, (mereka) untuk sementara tidak dapat memproses permohonan visa,” sambungnya.

    Dia mengatakan India mencari kesetaraan dalam hubungannya dengan negara lain. Dia mengatakan Kanada ikut campur terkait urusan dalam negeri India.

    Sebelumnya, Nijjar ditembak mati di luar sebuah kuil Sikh pada 18 Juni lalu, di wilayah Surrey, pinggiran Vancouver yang ditinggali mayoritas warga Sikh di Kanada. Dia disebut mendukung Tanah Air Sikh dalam bentuk negara Khalistani yang merdeka.

    Sosok Nijjar telah ditetapkan oleh India sebagai ‘teroris’ sejak Juli 2020. Dampak dari pertikaian kedua negara itu adalah pengusiran diplomat di Ottawa dan New Delhi. Sementara India menolak mentah-mentah tuduhan Kanada yang disebutnya’absurd’.

    (aik/haf)

  • Gerakan Khalistan Dihubung-hubungkan dengan Ketegangan Kanada dan India

    Gerakan Khalistan Dihubung-hubungkan dengan Ketegangan Kanada dan India

    Pembunuhan seorang pria Kanada asal India menimbulkan ketegangan antara perdana menteri Kanada dan pejabat India.

    Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengutip sebuah tuduhan “yang dapat dipercaya”, yang menghubungkan agen-agen pemerintah India dengan penembakan terhadap warga negara Kanada yang mendukung gerakan Khalistan.

    Hardeep Singh Nijjar, presiden kuil milik umat Sikh di Kanada, ditembak mati oleh dua pria bersenjata yang mengenakan topeng pada bulan Juni lalu.

    PM Trudeau sudah menyampaikan masalah ini kepada para pejabat tinggi India, termasuk Perdana Menteri Narendra Modi, saat pertemuan KTT G20 baru-baru ini di New Delhi.

    India dengan cepat membantah tuduhan tersebut dengan menyebutnya “tidak masuk akal”.

    Menteri Luar Negeri India mengatakan tuduhan Kanada adalah bentuk pengalihan dari masalah “teroris dan ekstremis Khalistan” yang berlindung di Kanada.

    Ia juga mengatakan India merasa khawatir dengan sejumlah politisi di Kanda yang bersimpati dengan orang-orang seperti ini.

    Sebagai tanggapan atas masalah ini, kedua negara mengusir diplomat dari masing-masing negara.

    Gerakan Khalistan

    Di tengah konflik yang bergejolak ini, mungkin ada yang berpikir: Apa itu gerakan Khalistan?

    Secara sederhana, Khalistan merupakan gerakan di India yang berupaya memerdekakan umat Sikh.

    Namun, pemerintah India menganggap gerakan ini sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.

    Sikhisme adalah agama monoteisme yang berasal dari wilayah Punjab di India di abad ke-15.

    Saat ini mayoritas penduduk di Punjab adalah penganut Sikh.

    Di kalangan umat Sikh, Khalistan artinya Tanah “Khalsa” atau “suci”.

    Gerakan Khalistan mendapat momentumnya pada tahun 1970an dan 1980an, terutama pada masa kepemimpinan Jarnail Singh Bhindranwale, yang mengadvokasi hak Sikh dan otonomi di Punjab.

    Namun, situasi ini berujung pada kekerasan, dengan puncaknya terjadi Operasi Bintang Biru yang terkenal di tahun 1984.

    Operasi Bintang Biru merupakan operasi militer yang digagas pemerintah India untuk mengusir Jarnail dan pasukan bersenjatanya dari Kuil Emas di Amritsar, sebuah situs suci umat Sikh.

    Banyak korban jiwa dalam operasi militer ini, juga kerusakan kuil, sehingga membuat marah umat Sikh di seluruh dunia.

    Beberapa bulan kemudian, perdana menteri India saat itu, Indira Gandhi yang memerintahkan operasi tersebut, dibunuh oleh pengawal Sikh di rumahnya di New Delhi, sehingga memicu kerusuhan yang memakan korban di seluruh India.

    Saat ini, gerakan Khalistan hanya mendapat sedikit dukungan di India, namun masih ada diaspora Sikh di Kanada, yang memiliki populasi Sikh terbesar di luar Punjab, selain juga di Inggris, Australia, dan Amerika yang mendukung gerakan Khalistan.

    Memiliki hubungan dengan Australia

    Kepercayaan Sikh juga sudah berkembang di Australia, khususnya selama 10 tahun terakhir.

    Menurut data statistik, jumlah orang yang berafiliasi dengan kepercayaan Sikh meningkat hampir tiga kali lipat sejak tahun 2011.

    Pada tahun 2021, jumlahnya mencapai 0,8 persen dari penduduk di Australia, atau sekitar 210.400 orang.

    Namun, penting untuk dicatat, meski ada individu dan organisasi Sikh di Australia yang mungkin mendukung Khalistan, tidak semua orang Sikh memiliki perspektif yang sama.

    Gerakan ini masih menjadi isu yang kompleks dan kontroversial dalam komunitas Sikh di Australia.

    Gerakan Khalistan baru-baru ini menjadi topik pembicaraan di Australia dan juga bahan diskusi di antara para pemimpin kedua negara saat bertemu.

    Di Australia, faksi-faksi pro-Khalistan baru-baru ini melakukan serangkaian “referenda” tidak mengikat yang mendukung adanya negara bagian Khalistan di India, menyebabkan bentrokan sengit di Melbourne antara pendukung mereka dan kaum nasionalis India.

    Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa kuil Hindu di Brisbane, Melbourne, dan Sydney dirusak dengan slogan-slogan separatis yang mendukung Sikh, meski pelaku di balik vandalisme masih belum diketahui.

    Selasa kemarin, Australia, yang memantau perselisihan diplomatik antara Kanada dan India, mengatakan pihaknya “sangat prihatin” dengan tuduhan yang dibuat oleh Kanada.

    “Kami menjalin hubungan erat dengan para mitra mengenai perkembangan ini. Kami telah menyampaikan kekhawatiran kami ke tingkat pejabat senior ke India,” ujar juru bicara Menteri Luar Negeri Penny Wong kepada ABC.

    “Kami memahami laporan-laporan ini akan sangat mengkhawatirkan sebagian komunitas Australia.”

    Tuduhan yang memperburuk hubungan kedua negara

    Brahma Chellaney, seorang profesor di Pusat Penelitian Kebijakan di New Delhi, mengatakan tanpa adanya penangkapan atau dakwaan apa pun yang dilakukan oleh pihak berwenang Kanada, tuduhan PM Trudeau semakin memperburuk hubungan Kanada dan India.

    “Ini adalah krisis diplomatik yang tidak perlu antara New Delhi dan Ottawa,” katanya.

    “Mengapa PM Trudeau hanya melontarkan tuduhan yang mengaitkannya dengan hal ini, padahal ia tahu ini akan mempunyai implikasi serius bagi hubungan India-Kanada?”

    “‘India belum pernah dituduh melakukan pembunuhan di negara-negara Barat … Membunuh para pembangkang di luar negeri adalah hal yang dilakukan oleh rezim otoriter. India adalah negara demokrasi terbesar di dunia.”

    Diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris

    Lihat juga Video ‘Langkah India Usai 2 Orang Dilaporkan Meninggal Akibat Virus Nipah’: