Kasus: pembunuhan

  • Memanas! Hizbullah Kembali Tembakkan Puluhan Roket ke Israel

    Memanas! Hizbullah Kembali Tembakkan Puluhan Roket ke Israel

    Beirut

    Kelompok Hizbullah menembakkan rentetan roket ke wilayah Israel bagian utara. Serangan roket itu dimaksudkan untuk membalas serangan mematikan Israel terhadap wilayah Lebanon bagian selatan, yang menewaskan salah satu petempurnya.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (21/6/2024), Hizbullah yang didukung Iran terlibat serangan lintas perbatasan dengan Israel hampir setiap hari sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Hizbullah merupakan sekutu Hamas, yang sedang berperang melawan Israel di Jalur Gaza.

    Kelompok Hizbullah, pada Kamis (20/6) waktu setempat, mengklaim pasukannya telah menargetkan barak militer Israel dengan “puluhan roket Katyusha”.

    “Sebagai respons atas pembunuhan yang dilakukan oleh musuh Israel di desa Deif Kifa,” demikian pernyataan Hizbullah.

    Kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), melaporkan sedikitnya satu orang tewas akibat serangan “drone musuh” yang menghantam sebuah kendaraan di area Deir Kifa, Lebanon bagian selatan.

    Hizbullah, dalam pengumumannya, menyebut bahwa salah satu petempurnya terbunuh. Seorang sumber yang dekat dengan kelompok itu menuturkan kepada AFP bahwa satu petempur Hizbullah itu tewas dalam serangan di Deir Kifa.

    Militer Israel dalam pernyataannya menyebut serangan udara mereka telah “memusnahkan” seorang anggota Hizbullah di area Deif Kifa, Lebanon. Disebutkan Tel Aviv bahwa anggota Hizbullah yang tewas itu “bertanggung jawab dalam merencanakan dan melancarkan serangan teror terhadap Israel, dan memimpin pasukan darat Hizbullah” di area Jouaiyya, Lebanon bagian selatan.

    Serangan roket Hizbullah terhadap Israel itu terjadi di saat kekhawatiran akan terjadinya perang regional semakin meningkat, setelah pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada Rabu (19/6) memperingatkan bahwa “tidak ada tempat” di Israel yang akan terhindar jika perang total terjadi dengan kelompoknya.

    Nasrallah juga mengancam Siprus jika negara kepulauan itu membuka bandaranya untuk Israel.

    Sementara itu, militer Israel dalam pernyataan terpisah, menyebut jet-jet tempur mereka menyerang target yang disebut sebagai “peluncur rudal permukaan-ke-udara milik Hizbullah yang menimbulkan ancaman bagi pesawat yang beroperasi di Lebanon”.

    Aksi saling serang antara Hizbullah dan Israel itu, yang pernah berperang tahun 2006 lalu, semakin meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Militer Israel menyatakan pada Selasa (18/6) waktu setempat bahwa “rencana operasional untuk serangan di Lebanon telah disetujui dan divalidasi”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Mesin Virgin Airlines Australia Terbakar karena Tabrak Burung

    Mesin Virgin Airlines Australia Terbakar karena Tabrak Burung

    Dunia Hari Ini kembali dengan sejumlah laporan dari beberapa belahan dunia.

    Edisi Selasa, 18 Juni 2024 kami awali dengan berita dari Australia.

    Mesin pesawat Australia terbakar

    Pesawat Virgin Australia mendarat dengan selamat di Selandia Baru setelah salah satu mesinnya terbakar.

    Pesawat jet Boeing 737-800 tersebut sedang menuju Melbourne dari Queenstwon, dengan 67 penumpang dan enam awak di dalamnya, dan terpaksa dialihkan ke bandara Invercargill.

    Pihak Virgin Australia mengatakan peristiwa tersebut kemungkinan terjadi karena pesawat menabrak burung.

    Kobaran api terlihat tak lama di badan pesawat sesaat setelah lepas landas, namun tidak ada laporan adanya yang cedera, seperti yang dijelaskan juru bicara bandara setempat.

    China beri kemudahan bagi warga Australia

    China menawarkan akses bebas visa yang berlaku hingga 15 hari bagi warga Australia yang ingin berkunjung ke negaranya.

    Kemudahan ini diumumkan saat Premier China Li Qiang berkunjung ke Australia dan bertemu dengan Perdana Menteri Anthony Albanese.

    Keduanya berharap hubungan Australia dan CHina dapat “diperbarui dan direvitalisasi”.

    “Kami sepakat untuk saling memberikan akses timbal balik berupa visa masuk selama lima tahun untuk pariwisata, bisnis, dan kunjungan anggota keluarga,” kata PM Albanese.

    Tabrakan kereta, belasan warga tewas

    Tabrakan kereta di India menewaskan sedikitnya 15 penumpang dan melukai 54 lainnya.

    Menurut polisi, kecelakaan tersebut merupakan kesalahan pengemudi.

    Tim penyelamat dari polisi dan petugas tanggap bencana nasional masih membersihkan puing-puing dari gerbong yang lepas.

    Tidak jelas berapa banyak penumpang yang ada di dalam kereta saat itu.

    Tumpahan minyak akibat tabrakan kapal di Singapura

    Tumpahan minyak terlihat di laut Singapura akibat peristiwa tabrakan yang terjadi antara kapal keruk dan kapal tanker kargo.

    Pihak berwenang Singapura mengatakan kapal keruk berbendera Belanda Vox Maxima yang kehilangan kendali menabrak kapal pasokan bahan bakar Singapura Marine Honor pada hari Jumat.

    Kapal tersebut memecahkan salah satu tangki kargo di Marine Honor, hingga menyebabkan kebocoran minyak berkadar sulfur rendah ke laut.

    Sementara itu pantai Sentosa tetap dibuka untuk umum, tetapi pengunjung tidak diperbolehkan berenang atau melakukan aktivitas laut lainnya.

    Tertuduh pelopor gerakan separatis Sikh mengaku tidak bersalah

    Seorang pria India, yang diduga terlibat dalam rencana pembunuhan separatis Sikh di New York, mengaku tidak bersalah atas tuduhan konspirasi pembunuhan bayaran.

    Nikhil Gupta diperintahkan untuk ditahan selama persidangan di pengadilan federal di Manhattan kemarin.

    Jaksa federal Amerika menuduh Nikhil berkomplot dengan pejabat pemerintah India untuk membunuh Gurpatwant Singh Pannun, penduduk Amerika yang memperjuangkan kedaulatan negara Sikh di India utara, dengan rencana berakhir gagal.

    Juni lalu, Nikhil melakukan perjalanan ke Praha dari India dan ditangkap oleh otoritas Ceko, sementara pengadilan Ceko bulan lalu menolak petisinya agar tidak diekstradisi ke Amerika Serikat.

  • 3 Remaja Laki-laki di Prancis Ditahan karena Diduga Perkosa Bocah Perempuan

    3 Remaja Laki-laki di Prancis Ditahan karena Diduga Perkosa Bocah Perempuan

    Paris

    Pihak berwenang Prancis menahan tiga anak laki-laki. Ketiga anak laki-laki itu ditahan atas dugaan pemerkosaan terhadap seorang gadis berusia 12 tahun.

    Dilansir AFP, Rabu (19/6/2024), ketiga anak laki-laki tersebut berusia antara 12 dan 13 tahun. Mereka ditangkap pada hari Senin waktu setempat karena dicurigai memperkosa korban di Courbevoie, pinggiran barat laut Paris.

    Mereka rencananya akan hadir di hadapan hakim investigasi pada Selasa malam waktu setempat. “Dengan tujuan untuk didakwa dengan pemerkosaan berat yang dimotivasi oleh afiliasi agama korban,” kata jaksa.

    Menurut sumber polisi, gadis tersebut mengatakan bahwa dia didekati oleh tiga remaja dan diseret ke dalam gudang saat dia berada di taman dekat rumahnya bersama seorang temannya.

    “Para tersangka memukulinya dan memaksanya melakukan penetrasi anal dan vagina, sambil melontarkan ancaman pembunuhan dan pernyataan anti-Semit,” kata sumber polisi yang sama.

    “Temannya berhasil mengidentifikasi dua penyerang,” lanjut dia.

    (maa/maa)

  • Ketakutan Meningkat di Lebanon Atas Potensi Perang dengan Israel

    Ketakutan Meningkat di Lebanon Atas Potensi Perang dengan Israel

    Jakarta

    Ketika pertempuran terbaru antara Israel dan Hizbullah, kelompok militan yang berbasis di Lebanon, dimulai, seorang perempuan Lebanon bernama Malak Daher berharap pertempuran itu hanya akan berlangsung beberapa hari saja.

    “Sangat sulit untuk berada jauh dari kehidupan Anda,” ujar perempuan berusia 30 tahun itu. Ia sebelumnya telah mengungsi dari kota selatan Mais al-Jabal. Kota ini terletak hampir tepat di perbatasan Lebanon-Israel, lokasi pertempuran berpusat.

    “Kamu merasa hidupmu terhenti. Seperti, hidup sedang berjalan di tempat lain, tapi waktumu sendiri telah berhenti,” tambahnya.

    Tapi harapan Daher tak bersambut. Pertempuran antara Hizbullah dan militer Israel belum berakhir. Faktanya, dalam beberapa minggu terakhir, hal tersebut tampaknya telah meningkat.

    Daher selamat dari perang tahun 2006 di Lebanon selatan antara Israel dan Hizbullah, namun mengatakan hal itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perang yang terjadi saat ini.

    Pada awal Juni, kelompok hak asasi manusia melaporkan bahwa Israel menembakkan amunisi fosfor putih ke kota-kota di Lebanon, yang melanggar hukum kemanusiaan internasional. Sementara pekan ini, Hizbullah telah menembakkan lebih dari 160 roket ke Israel, sebagai balasan atas pembunuhan dua komandan mereka oleh Israel.

    Sejak serangan pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan oleh kelompok militan Hamas yang berbasis di Gaza, yang menyebabkan kematian sekitar 1.200 orang, situasi di perbatasan Israel-Lebanon menjadi tegang.

    Setelah dua perang yang tidak membuahkan hasil pada 1996 dan 2006, pasukan Israel dan Hizbullah lebih memilih melakukan serangan balasan dari wilayah masing-masing, tanpa menimbulkan korban jiwa yang besar.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran

    Namun, sejak tanggal 7 Oktober, serangan-serangan semacam ini telah meluas dari kedua belah pihak, baik dalam ukuran maupun jangkauannya.

    Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kerusuhan di perbatasan akan berubah menjadi perang skala penuh. Beberapa politisi ekstremis Israel mengatakan bahwa Israel harus menyerang Hizbullah sekarang. Sebuah survei bulan ini juga menunjukkan bahwa mayoritas warga Israel berpendapat, memulai perang dengan Hizbullah adalah ide yang bagus.

    “Serangan 7 Oktober secara dramatis meningkatkan ketidakamanan Israel,” demikian penjelasan yang disampaikan oleh lembaga think tank yang berbasis di Washington, Pusat Studi Strategis dan Internasional, pada Maret. “Jika Hamas, yang persenjataan dan pelatihannya kurang memadai dibandingkan Hizbullah, dapat membunuh lebih dari 1.100 warga Israel secara brutal, apa yang mungkin dilakukan oleh Hizbullah yang lebih tangguh?”

    Tidak jelas apakah perang yang lebih luas akan terjadi. Upaya diplomasi internasional saat ini didedikasikan untuk mencegah hal ini, dan sebagian besar ahli berpendapat bahwa tidak bijaksana jika Israel membuka front lain ketika mereka terus melanjutkan operasi militernya di Gaza. Ahli juga menggarisbawahi bahwa Hizbullah adalah musuh yang persenjataannya lebih bagus dan lebih kuat dibandingkan Hamas, musuh Israel di Gaza.

    Adapun Lebanon telah terperosok dalam krisis ekonomi dan politik selama bertahun-tahun. Sekalipun penduduknya bersimpati dengan warga Palestina, penduduk lokal Lebanon, yang berjuang melawan inflasi, pengangguran, dan ketidakpastian politik, kemungkinan besar tidak akan mendukung Hizbullah yang akan menyeret mereka ke arah perang.

    Otoritas Lebanon mengatakan ada lebih dari 375 korban jiwa di Lebanon sejak Oktober 2023, termasuk 88 warga sipil, akibat serangan Israel. Militer Israel menghitung 18 tentara dan 10 warga sipil tewas akibat tembakan Hizbullah.

    Puluhan ribu orang terpaksa pengungsi

    Puluhan ribu warga sipil, sekitar 100.000 warga Lebanon dan lebih dari 60.000 warga Israel, yang tinggal di kedua sisi perbatasan juga terpaksa mengungsi akibat pertempuran.

    Penduduk setempat mengatakan kepada DW bahwa mereka yang meninggalkan Lebanon selatan enggan untuk kembali kecuali mereka benar-benar terpaksa. Beberapa orang kembali lagi untuk memeriksa properti ketika keadaan tampak lebih tenang, atau untuk menghadiri pemakaman, misalnya. Namun sebagian besar toko dan supermarket di wilayah tersebut tutup, dan sulit mendapatkan persediaan, kata mereka.

    Ketika Daher pertama kali melarikan diri ke Beirut setelah pertempuran di perbatasan dimulai pada akhir 2023, perawat terlatih tersebut menganggur. Jadi, dia memutuskan untuk kembali bekerja di sebuah rumah sakit di tenggara Bint Jbeil, juga dekat perbatasan Lebanon dengan Israel. Kini, dia tinggal di sana selama tiga hari, bekerja secara shift, lalu kembali ke Beirut, tempat dia dan ibunya tinggal bersama kerabatnya.

    Suatu ketika, Daher sangat ingin kembali ke Mais al-Jabal sehingga dia dan ibunya yang berusia 60 tahun, yang dulunya bekerja dengan menanam zaitun dan tembakau di desa perbatasan, melakukan perjalanan pulang. Tapi itu adalah mimpi buruk, kata Daher kepada DW. Mereka tidak bisa tidur karena rudal dan roket datang sepanjang malam, sehingga mereka harus bersembunyi di koridor.

    “Saya pikir kami akan mati bersama,” kenang Daher, yang suaminya bekerja di Kuwait. Begitu matahari terbit, pasangan itu kembali ke Beirut. Kini Daher baru kembali bekerja, padahal dia sadar betul betapa berbahayanya pekerjaan itu. Pada akhir Mei, serangan Israel hampir menghantam rumah sakit tempatnya bekerja.

    “Mereka tidak hanya mengambil waktu saya,” kata Daher tentang militer Israel. “Mereka telah mencuri ambisi dan kedamaian saya. Saya telah menjadi perempuan pemarah dan cemas yang menunggu bantuan. Sebelumnya, saya adalah perempuan mandiri.”

    Beberapa orang di Lebanon menolak meninggalkan rumah

    Segelintir orang di Lebanon selatan menolak untuk pergi, meskipun pertempuran sedang berlangsung dan ancaman perang semakin meningkat. Salah satunya adalah Issam Alawieh, 44 tahun dan ayah tujuh anak. Dia tinggal di rumahnya di desa perbatasan Maroun el-Ras bersama istri dan dua putranya. Keluarga tersebut telah selamat dari tiga serangan udara Israel sejauh ini.

    “Anda hanya mendengar suara benturan. Ini seperti gunung berapi yang muncul dari bawah Anda,” kata Alawieh, yang kehilangan pendengarannya selama seminggu setelah satu serangan.

    Alawieh terus bekerja di toko roti di dekat Bint Jbeil.

    “Meski pendapatannya kurang bagus dan penjualannya turun 95%, saya harus tetap menyediakan makanan untuk anak-anak saya,” katanya kepada DW.

    Hidup dalam kondisi berbahaya seperti itu lebih baik daripada menjadi pengungsi dan terpaksa menerima bantuan di tempat lain, kata Alawieh. Tetangga yang meninggalkan kota menyebutnya gila, katanya, tapi dia yakin keluarganya telah beradaptasi. Anak-anak mulai terbiasa dengan suara bom.

    “Jika saya pergi dan meninggalkan semuanya di sini, saya akan dipermalukan, dan saya tidak menginginkan hal itu,” jelasnya. Tapi ada yang lebih dari itu, tambahnya: Ini adalah rumahnya.

    “Saya tidak bisa tinggal jauh dari Lebanon selatan. Tanah ini seperti ibu saya,” ujarnya. “Saya tidak bisa bertahan hidup tanpa dia, dan kami akan menang selama kami teguh di tanah kami.” (rs/gtp/hp)

    (ita/ita)

  • Horor Kebakaran Tewaskan 50 Pekerja Asing, Kuwait Tangkap 3 Orang

    Horor Kebakaran Tewaskan 50 Pekerja Asing, Kuwait Tangkap 3 Orang

    Kuwait City

    Otoritas berwenang Kuwait menangkap tiga tersangka terkait kebakaran gedung bertingkat yang menjadi tempat tinggal para pekerja asing. Sedikitnya 50 pekerja asing, yang sebagian besar berasal dari India, tewas dalam kebakaran mematikan tersebut.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (14/6/2024), ketiga tersangka yang tidak disebut identitasnya itu ditangkap atas dugaan pembunuhan secara tidak disengaja terkait kematian puluhan pekerja asing dalam kebakaran yang melanda pada Rabu (12/6) dini hari waktu setempat.

    Dari 50 korban tewas yang kebanyakan pekerja asing asal India, tiga korban tewas di antaranya merupakan warga Filipina yang bekerja di Kuwait.

    Kebakaran mulai berkobar pada Rabu 12/6) dini hari waktu setempat di lantai dasar gedung enam lantai yang menampung hampir 200 pekerja di area Mangaf, yang banyak dihuni oleh pekerja migran. Puluhan orang lainnya dilaporkan luka-luka akibat kebakaran maut tersebut.

    Penangkapan ketiga tersangka itu dilakukan oleh otoritas Kuwait pada Kamis (13/6) waktu setempat.

    Kantor jaksa penuntut umum menyebut satu warga negara Kuwait dan dua warga negara asing (WNA), yang tidak disebut asal negaranya, ditahan atas dugaan pembunuhan secara tidak disengaja karena kelalaian prosedur keamanan dan regulasi kebakaran.

    Kebakaran itu, menurut Pasukan Pemadam Kebakaran Umum Kuwait setelah melakukan penyelidikan, bermula dari korsleting listrik yang terjadi di ruang penjaga yang ada di lantai dasar.

    Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Kuwait, Sheikh Fahd Al-Yousef, pada Rabu (12/6) waktu setempat, berjanji untuk mengatasi “kepadatan dan kelalaian terhadap tenaga kerja”. Dia juga mengancam akan menutup semua bangunan yang terbukti melanggar aturan keselamatan.

    Sebagian besar penduduk Kuwait yang kaya minyak, jumlahnya melebihi 4 juta jiwa, terdiri atas WNA dengan kebanyakan berasal dari negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara yang bekerja di industri konstruksi dan jasa.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Kuwait, Abdullah Al-Yahya, sebelumnya menuturkan kepada wartawan bahwa jumlah korban tewas bertambah menjadi 50 orang setelah “salah satu korban luka meninggal dunia” semalam.

    “Mayoritas korban tewas adalah warga negara India. Ada kewarganegaraan lainnya tapi saya tidak ingat persisnya,” ucapnya.

    Kebanyakan dari mereka yang tewas dan terluka disebut terlalu banyak menghirup asap kebakaran setelah terjebak di dalam gedung yang dilalap api.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Warga Gaza Kritik Hamas karena Gagal Akhiri Perang dengan Israel

    Warga Gaza Kritik Hamas karena Gagal Akhiri Perang dengan Israel

    Gaza City

    Sejumlah warga Palestina di Jalur Gaza menyampaikan kritikan untuk kelompok Hamas karena gagal mengakhiri perang dengan Israel yang menghancurkan kehidupan mereka. Salah satu warga Gaza menyebut Hamas telah membawa mereka ke dalam “perang pembinasaan”.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (14/6/2024), salah satu warga Gaza bernama Umm Ala, yang berusia 67 tahun, menuturkan dirinya telah dua kali mengungsi selama delapan bulan terakhir perang berkecamuk antara Hamas dan Israel.

    Ala menyebut Hamas telah “membawa rakyat Palestina ke dalam perang pembinasaan”.

    “Jika para pemimpin Hamas berniat mengakhiri perang ini dan mengakhiri penderitaan rakyat Palestina, mereka pasti telah menyetujuinya (kesepakatan gencatan senjata),” cetus Ala dalam pernyataannya kepada AFP.

    Beberapa warga Gaza yang berbicara kepada AFP ditanya apakah menurut mereka, Hamas juga bertanggung jawab atas penundaan dalam tercapainya gencatan senjata terbaru di wilayah tersebut.

    Perang berkecamuk setelah Hama melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober tahun lalu. Otoritas Tel Aviv melaporkan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas itu.

    Lebih dari 250 orang lainnya diculik dan disandera oleh Hamas di Jalur Gaza. Saat ini diperkirakan masih ada sekitar 116 orang yang disandera di Jalur Gaza, meskipun militer Israel meyakini 41 orang di antaranya telah tewas.

    Rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas Hamas, menurut laporan otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan sedikitnya 37.232 orang, dengan kebanyakan perempuan dan anak-anak.

    Sejauh ini gencatan senjata di Jalur Gaza baru dilaksanakan satu kali, yakni selama seminggu pada November tahun lalu, yang berujung pembebasan lebih dari 100 sandera oleh Hamas dan sekitar 240 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.

    Upaya-upaya untuk mewujudkan gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza berujung kegagalan. Para mediator seperti Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS), sekali lagi terlibat dalam perundingan dengan Israel dan Hamas demi mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang.

    Namun sebagian warga Gaza, yang hidup diselimuti ketakutan dan pembatasan sejak Hamas merebut kekuasaan tahun 2007 lalu, menyalahkan kelompok militan tersebut atas kehancuran besar yang disebabkan oleh perang.

    Abu Eyyad (55) yang tinggal di Jalur Gaza bagian utara menilai Hamas telah “mengolok-olok kami, penderitaan kami, dan kehancuran hidup kami”.

    Eyyad yang ketiga anaknya terpaksa tinggal dengan kerabat berbeda di beberapa lokasi berbeda ini, mengkritik kepemimpinan politik Hamas di Qatar yang disebutnya bisa “tidur dengan nyaman, makan dan minum”.

    “Pernahkah Anda mencoba menjalani kehidupan kami hari ini? Tahukah Anda bahwa seringkali kami tidak memiliki makanan sama sekali?” tanyanya.

    AS saat ini sedang terlibat dalam upaya baru untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, yang proposalnya diumumkan oleh Presiden Joe Biden sendiri pada 31 Mei lalu. Namun hingga saat ini belum ada kesepakatan yang dicapai dari pihak-pihak yang bertikai.

    Baik Hamas maupun Israel sekali lagi justru saling menyalahkan, sama seperti mereka saling menuduh telah menggagalkan upaya-upaya sebelumnya dalam mengakhiri perang.

    “Kami lelah, kami tewas, kami hancur, dan tragedi yang tak terhitung jumlahnya,” ucap seorang warga Gaza lainnya bernama Abu Shaker (35).

    “Apa yang Anda tunggu? Apa yang Anda inginkan? Perang harus diakhiri bagaimanapun caranya. Kami tidak bisa merasakannya lebih lama lagi,” tanya Shaker kepada Hamas.

    Meski Dikritik, Hamas Masih Populer di Gaza

    Meskipun dihujani kritikan, Hamas masih menjadi kekuatan politik paling populer berdasarkan survei terbaru di Jakur Gaza dan Tepi Barat, dengan preferensi 40 persen, yang diikuti oleh Fatah yang menguasai Otoritas Palestina di Ramallah dengan 20 persen.

    Jajak pendapat yang dilakukan Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina menunjukkan bahwa “dukungan keseluruhan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober tetap tinggi” meskipun ada sedikit penurunan.

    Pada awal Mei lalu, Hamas mengumumkan pihaknya menerima proposal gencatan senjata yang memicu perayaan spontan di Jalur Gaza. Namun

    Survei menunjukkan dua pertiga dari warga Gaza yang ditanyai menyatakan mendukung keputusan Hamas pada saat itu dan mengharapkan penghentian pertempuran dalam beberapa hari. Namun pada akhirnya, mereka menuai kekecewaan.

    Sekarang, warga Gaza yang berbicara dengan AFP merasa putus asa, dan yang mereka inginkan hanyalah diakhirinya konflik.

    Umm Shadi (50) menyerukan Hamas untuk “segera mengakhiri perang tanpa berusaha menguasai dan memerintah Gaza”.

    “Apa yang kita peroleh dari perang ini selain pembunuhan, kehancuran, pemusnahan, dan kelaparan?” tanyanya.

    “Setiap hari perang di Gaza meningkat, penderitaan kami dan penderitaan orang-orang semakin meningkat. Apa yang ditunggu oleh Hamas?” imbuh Shadi.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Hizbullah Kembali Tembakkan Roket dan Drone Peledak ke Israel

    Hizbullah Kembali Tembakkan Roket dan Drone Peledak ke Israel

    Jakarta

    Kelompok militan Hizbullah mengatakan telah menembakkan gelombang roket dan drone ke tentara Israel kemarin. Serangan ini sebagai balasan setelah salah satu komandan senior Hizbullah tewas akibat serangan Israel.

    “Serangan dengan roket dan drone, menargetkan enam barak dan lokasi militer, sekaligus menerbangkan skuadron drone bermuatan bahan peledak di tiga pangkalan Israel lainnya,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Jumat (14/6/2024).

    Salah satu sasarannya adalah pangkalan Israel yang menurut para militan merupakan markas intelijen yang “bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut”. Hizbullah mengatakan serangan itu adalah bagian dari respons terhadap pembunuhan komandannya Taleb Abdallah pada Selasa (11/6).

    Tentara Israel mengatakan pada sore hari bahwa sekitar 40 proyektil diluncurkan ke arah daerah Galilea dan Dataran Tinggi Golan, dan menambahkan bahwa sebagian besar proyektil berhasil dicegat, sementara beberapa lainnya memicu kebakaran.

    Dalam satu serangan di dekat desa perbatasan Manara, “Satu tentara IDF (tentara) terluka sedang dan seorang tentara lainnya terluka ringan”, kata militer.

    Pemerintah Israel mengatakan akan merespons dengan tegas semua serangan Hizbullah. Israel mengatakan akan membalas serangan itu.

    “Israel akan membalas dengan kekuatan terhadap semua agresi Hizbullah,” kata juru bicara pemerintah David Mencer dalam konferensi pers, dan berjanji untuk “memulihkan keamanan di perbatasan utara kami”.

    Lihat Video ‘Hizbullah Luncurkan Rudal ke Israel Setelah Kematian Komandan Senior’:

    (zap/idn)

  • Israel Vs Hizbullah-Houthi Memanas Saat Gencatan Senjata Gaza Dibahas

    Israel Vs Hizbullah-Houthi Memanas Saat Gencatan Senjata Gaza Dibahas

    Jakarta

    Rencana gencatan senjata antara Israel dan Palestina di Gaza masih terus dibahas oleh berbagai pihak. Di tengah pembahasan tersebut, Israel memanas dengan kelompok Hizbullah dan Houthi.

    Dilansir BBC dan AFP, Selasa (11/6/2024), naskah resolusi tersebut disahkan dengan 14 suara mendukung, termasuk Amerika Serikat (AS) selaku perancang resolusi ini. Sementara Rusia abstain.

    Proposal tersebut menetapkan syarat-syarat untuk “gencatan senjata penuh dan menyeluruh”, pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas, pengembalian jenazah sandera dan pertukaran tahanan Palestina.

    Rencana tersebut mencakup tiga fase yang akan diakhiri dengan rencana rekonstruksi multi-tahun di Gaza, yang sebagian besar telah hancur akibat pertempuran tersebut.

    Tahap pertama dari rencana tersebut menyangkut pertukaran sandera-tahanan serta gencatan senjata jangka pendek.

    Fase kedua mencakup “penghentian permusuhan secara permanen”, serta penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, menurut teks rancangan resolusi AS.

    Fase ketiga berfokus pada prospek jangka panjang wilayah tersebut, dan akan memulai rencana rekonstruksi multi-tahun di Gaza.

    Meski begitu, rencana gencatan senjata ini masih tarik ulur antara kedua pihak. Sampai hari ini belum tercapai kesepakatan.

    Hizbullah Luncurkan Ratusan Roket

    Rencana gencatan senjata yang masih tarik ulur itu pun kini makin terganggu oleh kelompok-kelompok lawan Israel. Salah satunya, kelompok Hizbullah.

    Kelompok ini menembakkan sedikitnya 250 roket ke wilayah Israel sepanjang Rabu (12/6) untuk membalas kematian komandan seniornya dalam serangan udara Tel Aviv. Jumlah roket itu menjadi yang terbanyak ditembakkan oleh Hizbullah dalam sehari ke Israel sejak permusuhan meningkat delapan bulan terakhir.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (13/6), Hizbullah dan militer Israel terlibat serangan lintas perbatasan hampir setiap hari sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Situasi ini semakin meningkatkan kekhawatiran akan konfrontasi lebih luas antara kedua pihak.

    Serangan udara Israel pada Selasa (11/6) tengah malam menghantam desa Jouaiyya, Lebanon bagian selatan, dan dilaporkan menewaskan seorang komandan lapangan senior Hizbullah bernama Taleb Abdallah, alias Abu Taleb, serta tiga petempur Hizbullah lainnya.

    Abdallah, menurut salah satu sumber, merupakan komandan paling senior Hizbullah yang tewas dalam serangan lintas perbatasan dengan Israel.

    Militer Israel dalam pernyataannya mengonfirmasi bahwa serangannya terhadap pusat komando dan kendali Hizbullah tewas menewaskan empat anggota kelompok yang didukung Iran itu, termasuk seorang komandan senior.

    Sebagai respons atas kematian Abdallah, Hizbullah mengatakan bahwa pasukannya melancarkan setidaknya 17 operasi terhadap Israel sepanjang Rabu (12/6) waktu setempat. Delapan operasi di antaranya disebut Hizbullah sebagai respons terhadap apa yang mereka sebut sebagai “pembunuhan” oleh Israel di Jouaiyya.

    Dalam salah satu satu operasinya, pasukan Hizbullah menembakkan rudal-rudal ke sebuah pabrik militer Israel. Operasi lainnya melibatkan serangan terhadap markas militer Israel di Ein Zeitim dan Ami’ad, juga terhadap stasiun pengawasan udara militer Israel di Meron.

    Lihat Video ‘Hizbullah Luncurkan Rudal ke Israel Setelah Kematian Komandan Senior’:

    Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

    Seorang sumber keamanan setempat menyebut Hizbullah telah menembakkan sekitar 250 roket ke wilayah Israel sepanjang Rabu (12/6) waktu setempat. Angka itu tercatat sebagai jumlah roket yang terbanyak dalam satu hari yang ditembakkan Hizbullah ke Israel sejak konflik semakin meningkat tahun lalu.

    Lebih dari 100 roket, menurut sumber keamanan tersebut, ditembakkan secara bersamaan, yang menjadi salah satu serangan terbesar Hizbullah terhadap Israel.

    Seorang pejabat senior Hizbullah, Hashem Safieddine, saat berbicara dalam seremoni pemakaman Abdallah di pinggiran selatan Beirut, mengatakan bahwa kelompoknya akan meningkatkan intensitas, kekuatan, dan kuantitas operasinya terhadap Israel sebagai pembalasan atas kematian Abdallah.

    “Jika musuh berteriak dan mengeluh soal apa yang terjadi padanya di Palestina bagian utara, biarkan mereka bersiap untuk menangis dan meratap,” tegas Safieddine dalam pernyataannya.

    Rentetan serangan roket Hizbullah itu memicu diaktifkannya sirene peringatan serangan udara di wilayah Israel bagian utara. Militer Israel dalam pernyataannya menyebut sejumlah jet tempurnya dikerahkan untuk menargetkan lokasi-lokasi peluncuran di wilayah Lebanon bagian selatan pada Rabu (12/6) waktu setempat.

    Militer Israel, dalam pernyataan awal, menyebut Hizbullah menembakkan sekitar 50 proyektil dari Lebanon bagian selatan ke arah Dataran Tinggi Golan yang diduduki Tel Aviv di dekat perbatasan Suriah. Dalam pengumuman lebih lanjut, militer Israel menyebut sekitar 90 proyektil terdeteksi ditembakkan dari Lebanon ke wilayah Israel bagian utara.

    Diklaim oleh Tel Aviv bahwa beberapa proyektil itu berhasil ditembak jatuh, namun beberapa lainnya menghantam area-area di Israel bagian utara hingga memicu kebakaran di beberapa wilayah.

    Disebutkan juga oleh militer Israel bahwa tidak ada laporan korban jiwa sejauh ini akibat rentetan serangan dari Lebanon tersebut. Namun para petugas pemadam kebakaran setempat sedang berjuang memadam kebakaran yang dipicu oleh serangan Hizbullah.

    Houthi Kirim Rudal hingga Drone ke Israel

    Tak berhenti sampai di situ, kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman juga melancarkan operasi militer gabungan dengan kelompok Perlawanan Islam di Irak. Mereka menargetkan kota-kota di wilayah Israel.

    Tak cuma itu, kelompok yang didukung Iran ini menyerang sebuah kapal di Laut Merah. Seperti dilansir Al Arabiya dan kantor berita TASS, Kamis (13/6), juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam pernyataannya mengklaim kelompoknya melakukan operasi gabungan anti-Israel dengan mengerahkan rudal dan drone terhadap target-target di sedikitnya dua kota di Israel.

    “Angkatan Bersenjata Yaman melancarkan dua operasi militer gabungan dengan Perlawanan Islam di Irak,” ucapnya.

    “Pada operasi pertama, sejumlah rudal jelajah ditembakkan ke target yang sangat penting di kota Ashdod. Operasi kedua melibatkan serangan drone terhadap target penting di kota Haifa,” tutur Saree dalam pernyataan kepada televisi Al-Masirah yang merupakan milik Houthi.

    “Kedua operasi tersebut berhasil,” klaim Saree.

    Tidak diketahui secara jelas apakah serangan gabungan Houthi dan Perlawanan Islam di Irak itu memicu korban jiwa atau kerusakan di wilayah Israel.

    Belum ada pernyataan dari otoritas Tel Aviv terkait laporan tersebut.

    Lihat Video ‘Hizbullah Luncurkan Rudal ke Israel Setelah Kematian Komandan Senior’:

    Halaman 2 dari 2

    (maa/isa)

  • Cinta Tak Direstui, Mahasiswa di Kediri Nyaris Habisi Nenek Pacar

    Cinta Tak Direstui, Mahasiswa di Kediri Nyaris Habisi Nenek Pacar

    Kediri (beritajatim.com) – Cinta tak direstui, pemuda di Kediri VP (21) kalap. Pria asal Dusun Jambu, Desa Tunge, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri itu tega menganiaya nenek pacarnya.

    Akibat perbuatan pelaku, SK (64) harus dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Sementara pelaku sudah diamankan polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

    Kasi Humas Polres Kediri AKP Sriatik membenarkan kejadian tersebut. Pihak Resmob Satreskrim Polres Kediri telah mengamankan pelaku atas tindak pidana percobaan pembunuhan terhadap korban.

    “Pelaku melakukan percobaan pembunuhan terhadap korban dengan membekap wajah korban dengan bantal selama kurang lebih 5 menit. Pelaku juga mencekik leher korban dengan tangan kirinya selama 2 menit,” beber AKP Sriatik, pada Sabtu (8/6/2024).

    Kasus percobaan pembunuhan itu terjadi di rumah korban di Dusun Jambu RT 12 RW 02 Desa Tunge, pada 1 Juni 2024 sekitar pukul 23.10 WIB. Diduga emosi karena hubungan asmara pelaku dengan cucu korban tidak direstui, membuat pelaku marah.

    Pelaku sempat mengira korban sudah tewas akibat penganiayaan itu. Sementara itu, usai membuat korban terkapar, pelaku yang masih berstatus sebagai seorang mahasiswa itu langsung kabur.

    Tetapi pelarian pelaku dapat diketahui, sehingga petugas meringkusnya. Polisi juga mengamankan sebuah bantal berwarna hijau sebagai barang bukti. Sementara akibat perbuatannya, pelaku dijerat dengan pasal 338 KUHP Jo pasal 53 dan atau Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman selama 15 tahun penjara. [nm/kun]

  • Pembunuhan Direkayasa Jadi Kecelakaan, Ini Alasan SU

    Pembunuhan Direkayasa Jadi Kecelakaan, Ini Alasan SU

    Ponorogo (beritajatim.com) – Takut, alasan itulah yang membuat tersangka SU (22), merekayasa kematian Jiono (37), menjadi kecelakaan lalu lintas tunggal. Padahal, korban Jiono, warga Desa Ngumpul Kecamatan Balong Ponorogo itu, meninggal dunia karena perkelahian dengan tersangka SU. Pengakuan merekayasa kasus ini, disampaikan oleh Suryo Alam, kuasa hukum tersangka SU.

    Menurut Suryo, tersangka dan 4 saksi lainnya mengaku takut akan konsekuensi hukum, setelah kematian Jiono dalam perkelahian itu. Sehingga Suryo menyebut bahwa kliennya tidak ada motif lain dibalik peristiwa yang terjadi. Pun, tersangka juga tidak memiliki masalah dengan lingkungan tempat tinggalnya.

    “Mereka merekayasa kecelakaan tunggal, ya karena takut,” ungkap Suryo, ditulis Jumat (07/06/2024).

    Dengan pengakuan ini, Suryo berharap bisa meringankan hukuman SU, saat sidang di pengadilan nantinya. Dalam perkelahian itu, SU dalam keadaan dipengaruhi oleh alkohol, setelah pesta minuman keras (miras) dengan para saksi.

    “SU berkelahi dengan Jiono itu dalam keadaan pengaruh alkohol, habis pesta miras dengan para saksi,” katanya.

    Suryo dan timnya juga mengikuti rekonstruksi kasus penganiayaan yang berujung pada kematian Jiono pada hari Rabu (5/6) lalu. Berdasarkan tahapan demi tahapan yang dilakukan selama rekonstruksi, seluruh kronologi dan bukti di tempat kejadian perkara (TKP) telah sesuai dengan fakta yang ada.

    “Rekonstruksi adegan yang dilakukan Rabu kemarin itu sudah sesuai dengan fakta yang ada,” pungkasnya.

    Untuk diketahui sebelumnya, Satreskrim Polres Ponorogo menggelar rekonstruksi peristiwa pembunuhan Jiono (37), warga Desa Ngumpul, Kecamatan Balong. Peristiwa berdarah yang terjadi pada tanggal 6 April 2024 lalu itu, direkayasa seolah-olah korban meninggal akibat kecelakaan tunggal. Rekonstruksi ini melibatkan tersangka utama yakni berinisial SU, yang tidak lain juga teman korban.

    Ada 50 adegan dalam rekonstruksi yang dilakukan di jalan di Desa Ngumpul Kecamatan Balong tersebut. Adegan pertama diawali dengan tersangka SU dengan 4 temannya yang salah satunya masih dibawah umur sedang pesta minuman keras di pertigaan jalan. Kemudian adegan tersangka cekcok dengan korban, hingga tersangka menganiaya korban hingga akhirnya meninggal dunia.

    Kemudian, tersangka dan teman-temannya itu merekayasa bahwa Jiono meninggal karena mengalami kecelakaan tunggal. Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Ryo Perdana menyebut bahwa pelaksanaan rekonstruksi ini, untuk mengetahui alur kejadian secara rinci. Selain itu, juga untuk mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dalam peristiwa yang akhir-akhir ini menggemparkan Desa Ngumpul itu.

    “Kita melaksanakan rekonstruksi, untuk mengetahui timeline setiap peristiwa kejadian tersebut, dan siapa saja yang terlibat,” kata AKP Ryo Pradana. [end/but]