Kasus: pembunuhan

  • AS Bicara Peluang Gencatan Senjata Gaza Usai Pembunuhan Ismail Haniyeh

    AS Bicara Peluang Gencatan Senjata Gaza Usai Pembunuhan Ismail Haniyeh

    Washington

    Amerika Serikat (AS) meyakini Israel dan Hamas masih berpeluang mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza, Palestina. Namun, AS tetap khawatir perang meletus menyusul pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.

    Dilansir AFP, Rabu (7/8/2024), AS menegaskan masih terlibat dalam ‘diplomasi intensif’ untuk mencegah eskalasi lebih lanjut setelah Iran mengancam akan membalas dendam atas pembunuhan Haniyeh.

    Hamas telah menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin barunya. Dia disebut dalang serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan itu kemudian dijadikan alasan Israel menyerang Gaza habis-habisan hingga menewaskan sekitar 40 ribu warga Palestina.

    “Kita hampir mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada wartawan.

    Para pejabat AS mengatakan kesepakatan telah tercapai dan mendesak Israel seta Hamas untuk menerima proposal saat ini yang akan mengarah pada gencatan senjata awal selama enam minggu.

    Pada Selasa kemarin, Gedung Putih menyebut negosiasi telah ‘mencapai tahap akhir’ dalam pembacaan percakapan telepon antara Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin Qatar dan Mesir, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.

    AS kini berupaya mencegah perang habis-habisan di wilayah tersebut. AS telah mengerahkan pesawat serta kapal perang ke wilayah tersebut untuk membantu membela Israel jika diperlukan.

    Kirby mengatakan dia ‘tidak akan berbicara tentang penilaian intelijen’ mengenai kapan atau apakah Iran dan sekutunya di Lebanon, Hizbullah, akan menyerang Israel. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia telah memberi tahu Iran dan sekutu AS, Israel, untuk menghindari eskalasikonflik.

    (fas/haf)

  • Pelaku Pembunuhan Wanita Cantik di Probolinggo Ternyata Kekasih Sendiri

    Pelaku Pembunuhan Wanita Cantik di Probolinggo Ternyata Kekasih Sendiri

    Probolinggo (beritajatim.com) – Pelaku pembunuhan terhadap wanita di salah satu hotel di Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo, akhirnya terungkap. Korban, berinisial M, warga Desa Pohsangit Tengah, ditemukan tewas dengan sejumlah luka di tubuhnya.

    Kapolres Probolinggo Kota AKBP Oki Ahadian, Rabu (7/8/2024), mengungkapkan bahwa hasil otopsi menunjukkan korban meninggal dunia akibat kekerasan di bagian kepala dan leher. “Korban mengalami luka benturan di kepala yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah, serta bekas cekikan di leher yang menghalangi pasokan oksigen ke otak,” jelasnya.

    Polisi berhasil mengidentifikasi dan menangkap pelaku, yakni DS, seorang warga Desa Pohsangit Ngisor yang merupakan teman dekat korban. Keduanya diketahui telah menjalin hubungan asmara selama satu tahun.

    “Tersangka mengaku telah melakukan perbuatan tersebut. Namun, ia masih enggan memberikan keterangan lebih detail mengenai motif pembunuhan,” tambah Kapolres.

    Berdasarkan keterangan tersangka, pada hari kejadian, korban dan DS bertemu di hotel tersebut. Setelah melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan, terjadi cekcok hingga berujung pada tindakan kekerasan yang mengakibatkan kematian korban.

    Merasa panik, tersangka kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada kepala desa setempat. Namun, upaya untuk menyembunyikan jejak kejahatannya sia-sia. Polisi yang menerima laporan langsung melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan tersangka. [ada/suf]

  • Korsel Serukan Warganya Tinggalkan Lebanon dan Israel Segera!

    Korsel Serukan Warganya Tinggalkan Lebanon dan Israel Segera!

    Jakarta

    Kementerian Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) pada hari Selasa (6/8) ikut menyerukan warga negaranya di Lebanon dan Israel untuk segera meninggalkan negara-negara itu. Seruan ini disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

    Lee Jae-woong, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel mengatakan, seruan ini dikeluarkan setelah tewasnya komandan kelompok Hizbullah dan pemimpin politik kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

    Pembunuhan keduanya terjadi setelah serangan roket mematikan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, akhir bulan lalu.

    “Pemerintah Korea Selatan… berharap bahwa upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan seperti negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera tidak akan berhenti,” kata Lee dalam sebuah briefing, dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Selasa (6/8/2024).

    Pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh tewas di ibu kota Iran, Teheran, minggu lalu, dalam sebuah serangan yang memicu ancaman balas dendam terhadap Israel. Pembunuhan ini juga memicu kekhawatiran lebih lanjut bahwa konflik di Gaza berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas.

    Washington telah mendesak negara-negara lain melalui jalur diplomatik untuk memberi tahu Iran, bahwa eskalasi di Timur Tengah tidak menguntungkan mereka, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS pada hari Senin (5/8) waktu setempat.

    Kementerian Luar Negeri Korsel mengatakan bahwa lebih dari 500 warga negara Korea Selatan saat ini tinggal di Israel dan sekitar 120 warga Korsel tinggal di Lebanon hingga hari Selasa ini.

    (ita/ita)

  • Kerusuhan Meluas, Inggris Selidiki Peran Negara Asing Sebar Disinformasi

    Kerusuhan Meluas, Inggris Selidiki Peran Negara Asing Sebar Disinformasi

    London

    Pemerintah Inggris sedang menyelidiki peran negara asing dalam menyebarkan dan memperkuat disinformasi atau informasi keliru via online, yang menghasut kerusuhan yang kini meluas. London memperingatkan perusahaan media sosial untuk melakukan lebih banyak hal untuk menghentikan penyebaran informasi keliru.

    Seperti dilansir Sky News dan Politico, Selasa (6/8/2024), Inggris dilanda berbagai tindak kekerasan anti-imigran dan anti-Muslim dalam beberapa hari terakhir, dengan para demonstran sayap kanan terlibat bentrok dengan polisi, menargetkan masjid, dan menyerbu hotel-hotel yang menampung para pencari suaka.

    Situasi memanas sejak pekan lalu setelah terjadi penikaman yang menewaskan tiga bocah perempuan di sebuah kelas dansa bertema Taylor Swift yang digelar di Southport, kota tepi laut di Inggris bagian utara.

    Menyusul pembunuhan itu, beredar informasi palsu di media sosial yang mengidentifikasi pelaku penikaman sebagai seorang migran Muslim dan pencari suaka.

    Unjuk rasa pun digelar oleh kelompok anti-Islam dan anti-imigrasi dan meluas ke beberapa kota lainnya di Inggris. Dalam aksinya, para demonstran menyerbu masjid dan hotel yang menampung para migran, hingga memicu bentrokan sengit dengan polisi setempat.

    Laporan Politico menyebut outlet berita yang pertama mendorong klaim palsu itu, menyebut diri sebagai “Channel3 Now”, yang memposting informasi bahwa tersangka “ada dalam daftar pengawasan (dinas keamanan) MI6” dan “telah dikenal dalam layanan kesehatan mental”.

    Klaim palsu itu, menurut Politico, semakin dikobarkan oleh beberapa influencer sayap kanan terkenal di Inggris, termasuk Andrew Tate dan Tommy Robinson.

    Laporan media Inggris, Daily Mail, dalam beberapa hari terakhir menyebut Channel3 Now mulai aktif sejak 11 tahun lalu sebagai saluran YouTube Rusia. Disebutkan juga bahwa postingan Channel3 Now yang memuat klaim palsu itu ditonton lebih dari 2 juta orang sebelum dihapus, yang diikuti dengan permintaan maaf.

    Direktur Kebijakan dan Penelitian di Institut Dialog Strategis (ISD), Jacob Davey, seperti dilansir Reuters, mengatakan bahwa membanjirnya informasi keliru via online dan peran perusahaan media sosial menjadi faktor kunci.

    “Saya rasa kita tidak bisa meremehkan betapa pentingnya penyebaran informasi ini terhadap peristiwa mengerikan pada akhir pekan,” ucapnya kepada Reuters.

    Pemerintah Inggris, yang selama bertahun-tahun menuduh negara-negara seperti Rusia berupaya mengobarkan perselisihan, mengatakan pihaknya sedang menyelidiki seberapa besar dampak yang diberikan negara-negara asing dalam mempromosikan klaim palsu semacam itu.

    Badan Kejahatan Nasional dan Departemen Ilmu Pengetahuan, Inovasi dan Teknologi Inggris sedang menyelidiki masalah tersebut, ketika pemerintah London berupaya menindak bot online otomatis.

    “Jelas kita telah melihat aktivitas bot online, yang sebagian besar mungkin diperkuat, dengan keterlibatan aktor negara, yang menguatkan beberapa disinformasi dan misinformasi yang telah kita lihat,” ucap juru bicara Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer dalam pernyataannya.

    Juru bicara Starmer menolak untuk menyebut negara mana saja yang mungkin terlibat. Dia hanya mengatakan bahwa: “Ini jelas merupakan sesuatu yang sedang diselidiki”.

    Dia menambahkan bahwa hal semacam itu sedang dikaji oleh Badan Kejahatan Nasional (NCA) dan Departemen Sains, Inovasi dan Teknologi (DSIT).

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Undur Diri, PM Bangladesh Hasina Mengungsi ke India

    Undur Diri, PM Bangladesh Hasina Mengungsi ke India

    Jakarta

    Lengsernya Sheikh Hasina didorong aksi protes massal di Bangladesh melawan sistem kuota untuk pegawai negeri. Terdorong oleh kematian hampir 100 orang dalam kerusuhan sehari sebelumnya, ribuan demonstran menyerbu kediaman kepala pemerintahan, Senin (5/8).

    Hasina tiba pada hari Senin di sebuah kota di India yang berbatasan dengan Bangladesh dengan helikopter militer, menurut seorang pejabat militer yang berbicara dengan syarat anonim. Tidak jelas apakah India akan menjadi pelarian akhir atau dia akan berpergian ke negara lain.

    Kepergian Perdana Menteri Sheikh Hasina dikhawatirkan bakal menciptakan ketidakstabilan yang lebih parah di negeri yang telah menghadapi serangkaian krisis, mulai dari pengangguran dan korupsi hingga perubahan iklim.

    Panglima militer menduduki istana di Bangladesh?

    Beberapa jam setelah PM Hasina muncul di televisi nasional menaiki helikopter militer bersama saudara perempuannya, Panglima Militer Jenderal Waker-uz-Zaman mengatakan akan meminta arahan presiden untuk membentuk pemerintahan sementara di Dhaka.

    Dia berjanji bahwa militer akan melakukan penyelidikan atas tindakan mematikan terhadap aksi protes yang dipimpin mahasiswa dan memicu kemarahan terhadap pemerintah.

    “Percayalah pada militer, kami akan menyelidiki semua pembunuhan dan menghukum yang bertanggung jawab,” katanya. “Saya telah memerintahkan agar tidak ada tentara dan polisi yang terlibat dalam penembakan apa pun.”

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Protes berdarah di Bangladesh dimulai dengan damai saat mahasiswa yang frustrasi menuntut diakhirinya sistem kuota untuk pekerjaan pegawai negeri. Menurut demonstran, sistem ini cuma menguntungkan kandidat yang memiliki hubungan dengan Partai Liga Awami pimpinan Sheikh Hasina.

    Perempuan berusia 76 tahun itu merupakan kepala pemerintahan wanita terlama di Bangladesh dan terpilih untuk masa jabatan keempat berturut-turut dalam pemungutan suara bulan Januari lalu yang diboikot oleh lawan-lawan politiknya. Akibatnya, ribuan anggota oposisi dipenjara jelang pemungutan suara.

    Kaum oposisi menuduh Hasina bertindak semakin otokratis dan menyebut pemerintahannya sebagai ancaman bagi demokrasi. Aksi protes terus berlanjut bahkan setelah Mahkamah Agung bulan lalu memerintahkan pemerintah mengurangi sistem kuota, yang menyisihkan hingga 30 persen pekerjaan pemerintah untuk anggota keluarga veteran yang bertempur dalam perang kemerdekaan melawan Pakistan.

    Pemerintah berusaha meredakan demonstrasi dengan kekerasan, yang menyebabkan hampir 300 orang tewas sejak pertengahan Juli.

    Kelumpuhan di Bangladesh

    Setidaknya 95 orang, termasuk setidaknya 14 polisi, tewas dalam bentrokan di ibu kota pada hari Minggu (4/8), menurut surat kabar Prothom Alo. Ratusan lainnya mengalami luka-luka.

    Setidaknya 11.000 orang telah ditangkap dalam beberapa minggu terakhir. Kerusuhan tersebut juga mengakibatkan penutupan sekolah dan universitas di seluruh negeri. Sementara kepolisian sempat memberlakukan jam malam dan perintah tembak di tempat.

    Pihak berwenang juga memutus jaringan internet seluler pada hari Minggu dalam upaya untuk meredakan kerusuhan, dan jaringan internet diputus sebentar pada Senin pagi. Langkah itu merupakan pemadaman internet kedua di Bangladesh sejak bulan Juli. Layanan telah dipulihkan pada Senin sore.

    Selama akhir pekan, para pengunjuk rasa menyerukan sikap “nonkooperatif”, mendesak warga untuk tidak membayar pajak atau tagihan listrik, serta tidak masuk kerja pada hari Minggu yang merupakan hari kerja di Bangladesh.

    Kantor, bank, dan pabrik dibuka, tetapi para pekerja di Dhaka dan kota-kota lain berjuang untuk pergi bekerja karena banyak transportasi umum dihentikan di tengah kekhawatiran akan kekerasan.

    Hasina menawarkan untuk berbicara dengan para pemimpin mahasiswa pada hari Sabtu, tetapi seorang koordinator menolak dan menuntut pengunduran dirinya.

    rzn/hp (ap, rtr)

    (ita/ita)

  • Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh yang Mundur-Kabur karena Demo

    Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh yang Mundur-Kabur karena Demo

    Dhaka

    Sheikh Hasina mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri (PM) Bangladesh saat unjuk rasa sarat kekerasan menyelimuti negaranya. Hasina meninggalkan istananya di ibu kota Dhaka dengan helikopter sesaat sebelum ribuan demonstran menyerbu dan mengacak-acak istananya.

    Seperti dilansir Hindustan Times dan AFP, Selasa (6/8/2024), sosok Hasina yang berusia 76 tahun ini tercatat sebagai perdana menteri terlama dalam sejarah Bangladesh dengan masa jabatan hampir tiga dekade jika digabungkan.

    Hasina awalnya menjabat PM selama 5 tahun sejak Juni 1996 hingga Juli 2001, kemudian menjabat kembali selama 15 tahun, mulai Januari 2009 hingga dia mengundurkan diri pada 5 Agustus 2024.

    Hasina bukanlah wajah baru dalam dunia politik Bangladesh karena dia merupakan anak perempuan dari pendiri Bangladesh, Sheikh Mujibur Rahman. Karier politiknya dimulai sejak dia masih menjadi mahasiswa di Universitas Dhaka pada akhir tahun 1960-an.

    Pada saat itu, dia aktif dalam politik dan menjadi penghubung politik bagi ayahnya ketika pemerintah Pakistan memenjarakan sang ayah.

    Tahun 1971 silam, Hasina dan anggota keluarganya yang lain ditahan sebentar atas dugaan keterlibatan dalam pemberontakan selama perang pembebasan, yang berujung pada kemerdekaan Bangladesh.

    Namun pada Agustus 1975, ayah dan ibu serta tiga saudara laki-laki Hasina dibunuh di rumah mereka oleh para perwira militer Bangladesh yang memberontak, saat kudeta militer terjadi. Hasina yang saat itu berusia 27 tahun sedang berada di luar negeri.

    Dia kemudian tinggal dalam pengasingan di luar negeri selama enam tahun, sebelum akhirnya kembali ke Bangladesh untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Liga Awami, partai yang didirikan oleh mendiang ayahnya dan telah menjadi organisasi politik terbesar di negara tersebut.

    Hasina Melengserkan Diktator Militer Bangladesh Tahun 1990-an

    Hasina muncul sebagai pendukung demokrasi yang vokal dan menghadapi banyak kasus yang menjadikannya tahanan rumah. Dia menjadi pemimpin oposisi dan mengecam kekerasan oleh pemerintah junta militer Bangladesh pada saat itu.

    Hasina bersekutu dengan Khaleda Zia yang memimpin Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) untuk melengserkan diktator militer Letnan Jenderal Hussain Mohammad Ershad. Tahun 1990, Ershad mengundurkan diri setelah Hasina merilis ultimatum bahwa dirinya menerima dukungan rakyat Bangladesh secara luas.

    Namun kemudian Hasina dan Zia berselisih dengan persaingan keduanya mendominasi politik modern Bangladesh. Sebagai pemimpin oposisi, Hasina menuduh BNP yang dipimpin Zia melakukan kecurangan pemilu dan memiliki untuk memboikot parlemen, yang memicu unjuk rasa secara luas yang diwarnai kerusuhan.

    Zia akhirnya mengundurkan diri, yang memicu pembentukan pemerintah sementara. Dalam pemilu Juni 1996, Hasina terpilih menjadi PM Bangladesh untuk pertama kalinya dan mampu membuat negaranya mengalami pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan, meski ketidakstabilan politik masih terjadi.

    Dia lengser dari jabatan PM setelah mengalami kekalahan elektoral dari Zia dalam pemilu tahun 2001.

    Saat krisis politik melanda Bangladesh tahun 2006-2008, Hasina sempat ditangkap atas tuduhan pemerasan, tapi dia berhasil menang dalam pemilu tahun 2008 usai dibebaskan. Dia menjabat untuk periode kedua dan mendapatkan periode ketiganya saat kembali menang dalam pemilu tahun 2014, yang diboikot BNP dan dikritik pengamat internasional.

    Tahun 2017, Hasina menuai pujian karena memberikan perlindungan dan bantuan kepada hampir satu juta pengungsi Rohingya yang kabur dari kekerasan militer di Myanmar. Hasina mendapatkan periode keempatnya setelah menang dalam pemilu tahun 2018, yang diwarnai aksi kekerasan dan secara luas dikutuk sebagai pemilu yang penuh kecurangan.

    Ketika Hasina memenangkan masa jabatan kelimanya sebagai PM Bangladesh dalam pemilu Januari lalu, kelompok oposisi melakukan pemboikotan dengan menyebut pemungutan suara tidak berlangsung secara bebas dan adil.

    Para pengkritik menuduh pemerintahan Hasina mendalangi serangkaian pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pembunuhan aktivis oposisi. Unjuk rasa yang awalnya memprotes sistem kuota pekerjaan pemerintah, berujung kerusuhan dan meluas menjadi unjuk rasa menuntut Hasina mundur dari jabatannya.

    Pada Senin (5/8), Hasina mengundurkan diri dan meninggalkan istananya di Dhaka setelah para demonstran, yang mengabaikan jam malam tanpa batas waktu yang diberlakukan militer, nekat membanjiri jalanan ibu kota Bangladesh. Usai Hasina kabur dari Dhaka, ribuan demonstran menerobos masuk dan mengacak-acak bekas kediaman PM Bangladesh tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Ratusan Orang Ditangkap Usai Kerusuhan di Inggris, WNI Diminta Waspada

    Ratusan Orang Ditangkap Usai Kerusuhan di Inggris, WNI Diminta Waspada

    Jakarta

    Hampir 400 orang telah ditangkap setelah kerusuhan yang meluas di sejumlah wilayah di Inggris dan Irlandia Utara enam hari terakhir, kata polisi. Warga negara Indonesia (WNI) di Inggris diimbau untuk “meningkatkan kewaspadaan”.

    Dirjen perlindungan WNI di Kementerian Luar Negeri Indonesia, Judha Nugraha, mengungkapkan bahwa KBRI London telah menyampaikan imbauan kepada WNI di Inggris, menyusul kerusuhan yang terjadi di beberapa kota di Inggris yang dipicu penikaman dalam sebuah kelas tari di Southport pada Senin (29/07).

    “Masyarakat WNI diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan urgensi jika beraktivitas di luar rumah, hindari kerumunan massa dan lokasi-lokasi yang berpotensi jadi tempat berkumpulnya demonstran,” ujar Judha Nugraha dalam keterangan tertulis yang diterima BBC News Indonesia, Selasa (06/08).

    Merujuk data Kementerian Luar Negeri, tercatat ada ribuan WNI di Inggris, di antaranya 3.279 orang di London, 134 orang di Liverpool, 228 orang di Bristol, 290 orang di Nottingham, 467 orang di Leeds, 532 orang di Manchester, dan 18 orang di Sunderland.

    Pada Senin (05/08) malam, polisi diserang oleh massa di Plymouth ketika mereka berupaya memisahkan pengunjuk rasa, sementara bom molotov dilemparkan ke petugas polisi di Belfast dan polisi menghadapi demonstrasi di Birmingham.

    Selama sepekan terakhir puluhan aparat polisi terluka, sedangkan toko-toko dan rumah rusak parah di Inggris.

    Kerusuhan ini terjadi pada malam setelah tiga anak terbunuh di Southport dalam serangan penikaman Senin (29/08) silam. Kerusuhan ini menyusul rumor yang menyebar secara online bahwa tersangka penikaman seorang pencari suaka muslim.

    Anjing polisi dikerahkan untuk menghalau massa di Plymouth. (Getty Images)

    Akhir pekan silam, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengutuk kerusuhan tersebut dengan menyebut kerusuhan itu sebagai “premanisme sayap kanan” dan pada Senin (05/08) dia berjanji “meningkatkan” undang-undang untuk menangani kekerasan seksual.

    Pada Senin (05/08) polisi di Plymouth mengatakan telah terjadi “peningkatan kekerasan” terhadap petugas dan sebuah mobil polisi telah dirusak.

    “Kami mengambil tindakan terhadap individu yang berniat melakukan kriminalitas,” ujar Inspektur Polisi Devon dan Cornwall, Russ Dawe.

    Dawe menambahkan “beberapa” petugas terluka dan sejumlah penangkapan telah dilakukan karena “berbagai pelanggaran ketertiban umum dan penyerangan”.

    Getty ImagesDemonstrasi di Plymouth pada Senin, 5 Agustus 2024.

    Berbicara dalam konferensi pers, Dawes mengatakan dia ingin meyakinkan masyarakat bahwa pasukannya “bersumber daya penuh saat ini, dengan kehadiran polisi yang kuat”.

    Dawe kemudian menambahkan bahwa mereka yang berniat melakukan kejahatan dan melanggar ketertiban umum akan “ditangani dengan tegas”.

    Dia melanjutkan sejumlah penangkapan telah dilakukan karena “berbagai pelanggaran dan penyerangan ketertiban umum”.

    Sementara itu, pada Senin (05/08) malam di Birmingham terjadi keributan setelah ratusan orang berkumpul di kawasan Bordesley Green, menyusul laporan palsu bahwa demonstrasi sayap kanan telah direncanakan digelar di sana.

    Bendera Palestina dikibarkan dan nyanyian anti-Liga Pertahanan Inggris terdengar.

    Sekelompok pemuda kemudian memisahkan diri dari kerumunan dan melakukan serangan terhadap beberapa kendaraan dan sebuah pub.

    Aktivis sayap kanan mengadakan demonstrasi “Enough is Enough” pada 2 Agustus 2024 di Sunderland, Inggris. Setelah pembunuhan tiga gadis di Southport, misinformasi menyebar melalui media sosial dan memicu aksi kerusuhan yang dilakukan oleh kelompok sayap kanan di seluruh Inggris. (Getty Images).

    Kepolisian West Midlands merilis pernyataan pada Senin (05/08) malam yang menyatakan petugas sedang menyelidiki laporan penyerangan dan kerusakan pada sebuah pub.

    Kepolisian mengatakan: “Belum ada penangkapan yang dilakukan pada tahap ini tapi ada sejumlah insiden yang sporadis dan kami sedang menyelidiki laporan penyerangan, tindakan kriminal yang merusak sebuah pub di Stoney Lane, sebuah mobil yang jendelanya pecah di Alcombe Grove, Stechford, dan kerusakan akitab tindakan kriminal pada kendaraan yang bannya rusak di Belchers Lane, Bordesley Green.

    “Kami juga menyelidiki laporan tentang seorang pria yang memiliki senjata ofensif.”

    Kepala Inspektur Richard North menambahkan: “Untungnya rumor tentang aktivitas demonstrasi di kota tidak menjadi kenyataan.

    “Ada beberapa insiden kriminalitas yang sporadis pada malam hari dan kami akan bekerja keras untuk menangkap mereka yang bertanggung jawab.”

    Di Belfast Selatan, petugas petugas kepolisian Irlandia Utara diserang saat tim anti huru hara dikerahkan di Sandy Row.

    Hal ini menyusul kericuhan yang terjadi pada akhir pekan silam yang menyebabkan tempat usaha rusak setelah demonstrasi anti-imigrasi di kota tersebut pada Sabtu (03/08).

    Pada Senin (05/08), sedikitnya satu bom molotov dan batu dilemparkan ke arah petugas.

    Polisi kemudian membubarkan diri tepat setelah tengah malam.

    Pada Senin (05/08), sepekan setelah serangan di Southport di Merseyside, massa berkumpul untuk memperingati kematian tiga anak perempuan yang tewas terbunuh.

    Bebe King, Elsie Dot Stancombe, dan Alice Dasilva Aguiar masing-masing berusia 6,7 dan 9 tahun diserang saat mereka menghadiri kelas tari bertema Taylor Swift. Sebanyak 10 orang lainnya terluka parah.

    Chris Rimmer, sepupu Leanne Lucas guru yoga yang menggelar kelas dansa tersebut mengatakan kepada BBC bahwa kerusuhan harus dihentikan dan hal itu “menjijikkan”.

    Dia mengatakan kepada BBC: “Mengapa terjadi kerusuhan, itu tidak akan membantu,” seraya menambahkan bahwa dia akan meminta para perusuh untuk “menghentikannya. Menyedihkan Pulang saja”.

    Sebaliknya dia mengatakan bahwa penghormatan, bunga, peringatan dan dukungan telah memberikan “kekuatan” kepada keluarganya dan telah membuat dia “tersenyum”.

    Kerusuhan di Belfast, Plymouth dan Birmingham pada Senin (05/08) terjadi satu hari setelah sejumlah orang yang didakwa terkait kerusuhan tersebut muncul di pengadilan.

    Di antara mereka adalah Leanne Hodgson, 43, dari Holborn Road, Sunderland, dan Josh Kellett, 29, dari Southcroft, Washington, yang mengaku bersalah atas kekacauan kekerasan di Sunderland dalam sidang di Pengadilan Magistrat South Tyneside.

    Andrew Smith, 41, dari High Street East di Sunderland, juga mengakui pelanggaran yang sama di Pengadilan Newcastle Crown. Ketiganya akan dijatuhi vonis bulan depan.

    Menyusul kekacauan di Liverpool pada Sabtu (04/08), seorang anak laki-laki berusia 14 tahun termasuk di antara mereka yang juga hadir di pengadilan pada Senin (05/08).

    Dia mengaku bersalah atas kekacauan kekerasan di pengadilan pemuda di Liverpool.

    Sebanyak 378 penangkapan sejauh ini telah dilakukan secara nasional sejak kerusuhan bermula pada Selasa (30/08), menurut Dewan Kepolisian Nasional Inggris.

    Polisi mengatakan mereka bekerja “sepanjang waktu” untuk mengidentifikasi dan menangkap lebih banyak orang. Berikut ini adalah sejumlah penangkapan yang dilakukan di sejumlah wilayah di Inggris:

    Southport: Sepuluh tersangka telah hadir di Pengadilan Magistrat Liverpool sehubungan dengan kekacauan di Southport pada 30 Juli dan di Liverpool selama akhir pekan.London: Polisi Metropolitan mengatakan 111 orang ditangkap di pusat kota London pada Rabu malam selama demonstrasi di Whitehall. Pelanggaran yang dilakukan termasuk kekacauan akibat kekerasan, penyerangan terhadap petugas, kepemilikan pisau dan senjata ofensif, dan pelanggaran ketentuan protes.Middlesbrough: Polisi Cleveland mengonfirmasi pada Senin (05/08) bahwa total 43 penangkapan telah dilakukan sejauh ini sehubungan dengan kekacauan di daerah tersebut.Sunderland: Polisi mengatakan 14 orang telah ditangkap. Enam orang telah hadir di Pengadilan Hakim Tyneside Selatan.Manchester: Polisi Greater Manchester mengonfirmasi bahwa 19 orang ditangkap dan delapan orang, termasuk remaja, telah didakwa, setelah demonstrasi saingan diadakan pada akhir pekan. Dakwaan tersebut termasuk kepemilikan senjata dan penyerangan.Bristol: Polisi mengatakan sedikitnya 16 orang telah ditangkap. Dua pria telah didakwa dengan pelanggaran ketertiban umum Bagian 4 , satu orang didakwa tambahan atas kepemilikan obat kokain Kelas A.Hartlepool: Setidaknya 11 orang dilaporkan telah ditangkap. Seorang pria telah mengaku bersalah atas kekacauan kekerasan di Pengadilan Magistrat Teeside, sementara seorang perempuan yang didakwa melakukan pelanggaran yang sama tidak mengajukan pembelaan.Rotherham: Setidaknya enam orang telah ditangkap. Satu orang telah didakwa, dan enam orang masih ditahan.Hull: Polisi Humberside mengkonfirmasi pada Senin (05/08) bahwa 29 orang telah ditangkap sejauh ini. Seorang pria telah hadir di pengadilan dengan dakwaan kekerasan, tiga dakwaan perampokan, dua dakwaan perampokan dan tindak pidana pengrusakan.Hampshire: Polisi mengatakan pada akhir pekan bahwa lima pria ditangkap karena kekacauan selama protes di sebuah hotel yang menampung pencari suaka di Aldershot pada Rabu (31/07).Belfast: Empat pria telah ditangkap dan didakwa dengan serangkaian pelanggaran.

    Getty ImagesSebuah mobil polisi dibakar saat aktivis sayap kanan menggelar demonstrasi pada 2 Agustus 2024 di Sunderland, Inggris.

    Perdana Menteri Keir Starmer telah mengumumkan pada Senin bahwa “pasukan tetap” yang terdiri dari petugas polisi spesialis akan siap dikerahkan jika terjadi kerusuhan lebih lanjut.

    Berbicara setelah rapat kabinet darurat, Starmer mengatakan dia ingin nama tersangka diungkap “sedini mungkin”, dan sistem peradilan pidana akan “ditingkatkan”.

    “Apapun motivasinya, ini bukan demonstrasi, ini murni kekerasan dan kami tidak akan mentolerir serangan terhadap masjid atau komunitas Muslim kami,” katanya.

    Sir Keir tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan pasukan tetap.

    Juru bicara pemerintah Inggris kemudian mengatakan tidak ada rencana untuk melibatkan militer dalam perisitiwa ini.

    Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan media sosial untuk memastikan misinformasi dan disinformasi dihilangkan, kata juru bicara tersebut.

    Neil Basu mantan kepala kontra-terorisme di Kepolisian Metropolitan mengatakan kepada BBC bahwa menurutnya sebagian dari kerusuhan tersebut merupakan “tindakan kekerasan serius yang dirancang untuk menimbulkan teror pada sebagian komunitas”.

    Basu menambahkan bahwa dia merasa beberapa tindakan telah “melewati batas dan menjadi teror”.

    (ita/ita)

  • Pemimpin Hamas Dibunuh untuk Perpanjang Perang Gaza

    Pemimpin Hamas Dibunuh untuk Perpanjang Perang Gaza

    Jakarta

    Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dimaksudkan untuk memperpanjang konflik di Gaza, dan akan mempersulit pembicaraan untuk menyelesaikan krisis tersebut. Hal ini disampaikan Abbas kepada kantor berita Rusia, RIA dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan pada hari Selasa (6/8).

    “Tidak diragukan lagi bahwa tujuan pembunuhan Haniyeh adalah untuk memperpanjang perang dan memperluas cakupannya,” lapor RIA mengutip pernyataan Abbas, dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (6/8/2024).

    “Ini akan berdampak negatif pada negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengakhiri agresi dan menarik pasukan Israel dari Gaza,” imbuh pemimpin Otoritas Palestina itu.

    Haniyeh tewas di ibu kota Iran, Teheran, minggu lalu, dalam sebuah serangan yang memicu ancaman balas dendam terhadap Israel. Pembunuhan ini pun memicu kekhawatiran bahwa konflik di Gaza akan berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas.

    “Kami menganggap ini sebagai tindakan pengecut dan perkembangan berbahaya dalam politik Israel,” kata Abbas dalam pernyataan yang dipublikasikan dalam bahasa Rusia oleh kantor berita RIA.

    “Otoritas pendudukan Israel harus meninggalkan ambisi mereka dan menghentikan tindakan agresif mereka terhadap rakyat kami dan tujuan kami, mematuhi hukum internasional dan melaksanakan Inisiatif Perdamaian Arab, serta gencatan senjata dan penarikan pasukan dari Jalur Gaza segera dan berkelanjutan,” tandas Abbas.

    Sementara itu, terkait memanasnya situasi di Timur Tengah, militer Amerika Serikat memindahkan sedikitnya dua kapal perangnya yang sudah berada di Timur Tengah, menjadi lebih dekat ke Israel. Ini dilakukan di tengah ancaman Iran akan aksi pembalasan atas pembunuhan Haniyeh.

    Dilansir Al Arabiya, Selasa (6/8/2024), Presiden AS Joe Biden juga memimpin rapat dengan tim keamanan nasionalnya di Gedung Putih pada hari Senin (5/8) waktu setempat untuk membahas perkembangan terbaru di Timur Tengah. Para pejabat AS tidak dapat memperkirakan kapan Iran dan proksi-proksinya di Lebanon, Irak, Yaman, atau Suriah akan melakukan serangan terhadap Israel untuk membalas pembunuhan Ismail Haniyeh dan seorang komandan tinggi kelompok Hizbullah beberapa hari lalu.

    Pemindahan kapal perusak USS Cole dan USS Laboon dari Teluk Oman ke Laut Merah dilakukan setelah Pentagon atau Departemen Pertahanan AS pada hari Jumat lalu, memerintahkan untuk mengerahkan jet tempur tambahan beserta kapal penjelajah dan kapal perusak berkemampuan pertahanan rudal balistik ke Eropa dan Timur Tengah sebagai tanggapan atas ancaman Iran dan sekutunya.

    Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga memerintahkan kapal induk USS Abraham Lincoln dan kelompok penyerangnya untuk menggantikan kapal induk USS Theodore Roosevelt guna mempertahankan keberadaan kapal perang di wilayah tersebut.

    Pentagon juga mengambil langkah-langkah untuk mengirimkan skuadron jet tempur lainnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Iran Mengancam, AS Pindahkan 2 Kapal Perang Lebih Dekat ke Israel

    Iran Mengancam, AS Pindahkan 2 Kapal Perang Lebih Dekat ke Israel

    Jakarta

    Militer Amerika Serikat memindahkan sedikitnya dua kapal perangnya yang sudah berada di Timur Tengah, menjadi lebih dekat ke Israel. Ini dilakukan di tengah ancaman Iran akan aksi pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran minggu lalu.

    Dilansir Al Arabiya, Selasa (6/8/2024), Presiden AS Joe Biden juga memimpin rapat dengan tim keamanan nasionalnya di Gedung Putih pada hari Senin (5/8) waktu setempat untuk membahas perkembangan terbaru di Timur Tengah. Para pejabat AS tidak dapat memperkirakan kapan Iran dan proksi-proksinya di Lebanon, Irak, Yaman, atau Suriah akan melakukan serangan terhadap Israel untuk membalas pembunuhan Ismail Haniyeh dan seorang komandan tinggi Hizbullah beberapa hari lalu.

    Pemindahan kapal perusak USS Cole dan USS Laboon dari Teluk Oman ke Laut Merah dilakukan setelah Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada hari Jumat lalu, memerintahkan untuk mengerahkan jet tempur tambahan beserta kapal penjelajah dan kapal perusak berkemampuan pertahanan rudal balistik ke Eropa dan Timur Tengah sebagai tanggapan atas ancaman Iran dan sekutunya.

    Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga memerintahkan kapal induk USS Abraham Lincoln dan kelompok penyerangnya untuk menggantikan kapal induk USS Theodore Roosevelt guna mempertahankan keberadaan kapal perang di wilayah tersebut.

    Pentagon juga mengambil langkah-langkah untuk mengirimkan skuadron jet tempur lainnya.

    Kepala Komando Pusat AS (CENTCOM) Jenderal Erik Kurilla berada di Israel pada hari Senin untuk bertemu dengan rekan-rekannya, untuk membahas apa yang disebut Israel sebagai “penilaian keamanan.”

    Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa dunia memperhatikan dengan prihatin pada “momen kritis” saat ini.

    “Kami terlibat dalam diplomasi yang intens hampir sepanjang waktu dengan pesan yang sangat sederhana: Semua pihak harus menahan diri dari eskalasi, semua pihak harus mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan,” kata Blinken.

    “Eskalasi tidak menguntungkan siapa pun. Itu hanya akan menyebabkan lebih banyak konflik, lebih banyak kekerasan, lebih banyak ketidakamanan. Sangat penting bagi kita untuk memutus siklus ini dengan mencapai gencatan senjata di Gaza,” ujar Blinken, seraya menambahkan bahwa ini akan memungkinkan lebih banyak ketenangan di wilayah tersebut, tidak hanya di Gaza.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Memanas! Serangan Roket Lukai 5 Tentara AS di Pangkalan Militer Irak

    Memanas! Serangan Roket Lukai 5 Tentara AS di Pangkalan Militer Irak

    Baghdad

    Sedikitnya lima tentara Amerika Serikat (AS) luka-luka akibat serangan roket yang menghantam sebuah pangkalan militer di Irak, yang menjadi markas pasukan AS. Serangan ini terjadi saat AS dan Israel bersiap menghadapi gelombang serangan Iran dan sekutunya menyusul pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.

    Seperti dilansir Reuters, Selasa (6/8/2024), dua sumber keamanan Baghdad mengungkapkan bahwa dua roket Katyusha ditembakkan ke arah pangkalan udara al-Asad di Irak bagian barat pada Senin (5/8) waktu setempat.

    Salah satu sumber keamanan Irak itu mengatakan bahwa roket-roket tersebut terjatuh di dalam kompleks pangkalan udara yang menjadi markas pasukan AS itu.

    Belum ada kelompok maupun pihak tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket tersebut. Tidak diketahui juga apakah rentetan serangan roket itu terkait dengan ancaman Iran untuk membalas pembunuhan Haniyeh.

    Pada Rabu (31/7) lalu, Iran mengatakan AS turut bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh di Teheran, karena dukungannya terhadap Israel.

    Beberapa pejabat AS, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa salah satu tentara AS di antaranya mengalami luka serius. Jumlah lima korban luka itu didasarkan pada laporan awal, yang menurut para pejabat AS itu, masih bisa berubah.

    “Personel pangkalan itu sedang melakukan penilaian kerusakan pasca serangan,” tutur salah satu pejabat AS yang enggan disebut namanya itu.

    Pekan lalu, AS melancarkan serangan di Irak terhadap individu-individu, yang menurut Washington, merupakan militan yang siap meluncurkan serangan drone dan menimbulkan ancaman bagi AS dan pasukan koalisi internasional di negara tersebut.

    AS telah mengamati apakah Iran akan menepati janjinya untuk membalas pembunuhan Haniyeh, yang terjadi sehari setelah seorang komandan senior Hizbullah bernama Fuad Shukr tewas dalam serangan Israel di pinggiran Beirut, Lebanon. Hizbullah yang didukung Iran, juga bertekad membalas dendam kepada Tel Aviv.

    Pentagon, dalam pernyataannya, mengumumkan pihaknya akan mengerahkan jet-jet tempur dan kapal perang tambahan ke Timur Tengah, seiring upaya AS meningkatkan pertahanan menyusul ancaman dari Iran dan sekutunya, terutama Hamas dan Hizbullah.

    Irak, yang merupakan sekutu baik bagi AS maupun Iran, menampung sekitar 2.500 tentara AS dan memiliki milisi yang didukung Teheran terkait pasukan keamanannya. Negara ini telah menyaksikan peningkatan serangan sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas pada Oktober tahun lalu.

    Beberapa waktu terakhir, Irak menginginkan pasukan koalisi militer pimpinan AS menarik diri dari wilayahnya mulai September mendatang dan secara resmi mengakhiri kerja sama koalisi pada September 2025. Namun menurut para sumber, sejumlah pasukan AS akan tetap ada di Irak dalam kapasitas penasihat yang akan dinegosiasikan kemudian.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)