Kasus: pembunuhan

  • Ukraina Cabut Kewarganegaraan Walkot Odessa, Diduga Punya Paspor Rusia

    Ukraina Cabut Kewarganegaraan Walkot Odessa, Diduga Punya Paspor Rusia

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mencabut kewarganegaraan wali kota Odessa, Gennadiy Trukhanov, atas tuduhan kepemilikan paspor Rusia. Trukhanov memberikan bantahan.

    “Kewarganegaraan Ukraina Wali Kota Odessa, Gennadiy Trukhanov, telah ditangguhkan,” demikian diumumkan Dinas Keamanan Ukraina (SBU) di Telegram, mengutip dekrit yang ditandatangani oleh Zelensky, Rabu (15/10/2025).

    SBU menuduh wali kota tersebut memiliki kewarganegaraan Rusia dan “memiliki paspor internasional yang sah dari negara agresor.”

    Trukhanov secara konsisten membantah tuduhan tersebut.

    Sebagai mantan anggota parlemen, Trukhanov telah menjabat sebagai wali kota kota pelabuhan terbesar di Laut Hitam sejak 2014. Keputusan untuk mencabut kewarganegaraannya secara efektif akan menggulingkannya dari jabatannya.

    “Saya tidak pernah menerima paspor Rusia. Saya warga negara Ukraina,” tegas Trukhanov dalam pesan video yang diunggah di Telegram.

    Dulu dianggap sebagai politisi yang berhaluan pro-Rusia, Trukhanov berubah haluan setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, dengan secara terbuka mengecam Moskow sambil berfokus membela Odessa dan membantu tentara Ukraina.

    Sebuah sumber pemerintah Ukraina mengatakan kepada AFP bahwa penari balet Sergei Polunin juga telah dicabut kewarganegaraannya. Polunin, yang dadanya memiliki tato besar Vladimir Putin, telah menjadi pendukung vokal presiden Rusia tersebut.

    Penari tersebut, yang sering disebut sebagai “anak nakal” balet, menjadi berita utama ketika ia mengundurkan diri sebagai penari utama di Royal Ballet Inggris pada tahun 2012.

    Lahir di Ukraina selatan, ia memperoleh kewarganegaraan Rusia pada tahun 2018. Ia mendukung invasi Rusia pada tahun 2022 dan, pada awal tahun 2014, mendukung aneksasi Rusia atas Krimea, tempat ia tinggal dan bekerja.

    Sumber pemerintah mengatakan kepada AFP bahwa kewarganegaraan politisi pro-Kremlin Oleg Tsaryov, yang selamat dari upaya pembunuhan pada tahun 2023, juga telah dicabut.

    (lir/lir)

  • Tayangan Santri Ngesot dan Kiai Terima Amplop Tuai Kecaman, Dianggap Pelecahan Tradisi Umat Islam

    Tayangan Santri Ngesot dan Kiai Terima Amplop Tuai Kecaman, Dianggap Pelecahan Tradisi Umat Islam

    GELORA.CO – Tayangan santri ngesot sambil memberi uang kepada kiai yang ditayangkan Trans7 terus menuai kecaman. Tayangan tersebut dinilai tendensius, serta melecehkan kepada umat Islam di Indonesia yang begitu erat hubungannya dengan pesantren dan kiai.

    Kecaman kali ini disuarakan oleh Mantan Ketum PBNU sekaligus Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Said Aqil Siroj. Secara tegas dia menyampaikan sikap dan mengutuk keras tayangan dengan narasi jahat yang menyebarkan kebencian dan mendiskreditkan dunia pesantren.

    Mereka bahkan menduga adanya sindikasi jahat yang anti terhadap pesantren dan umat Islam. Oleh karena itu, LPOI meminta kepada publik untuk mewaspadai berkembangnya sel-sel radikalisme yang masih menyusup di berbagai lini. Serta menggunakan berbagai topeng profesi untuk menghancurkan pilar-pilar penopang Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Ketua Umum LPOI sekaligus mantan Ketum PBNU Said Aqil Siroj dalam keterangan persnya menyatakan, mereka mengutuk keras penyebarluasan narasi jahat terhadap pesantren dan ekosistemnya. Menurut Kiai Said, tindakan pembuatan video itu bukan hanya sekadar menyebarluaskan kebencian dan mendiskreditkan dunia pesantren. Tetapi lebih dari itu telah membuktikan bahwa sel-sel radikalisme telah menyusup ke seluruh lini.

    Kiai Said mengatakan, sel-sel radikalisme itu berusaha menghancurkan pesantren sebagai salah satu pilar bangsa. Serta merupakan bentuk pelecehan terhadap umat Islam. “Mereka berusaha menghilangkan peran pesantren, pimpinannya, serta umat Islam, yang secara nyata telah berjasa, berjuang, dan berkontribusi pada kemerdekaan Indonesia,” kata Kiai Said, Selasa (14/10).

    Kiai Said, yang juga Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila juga menduga ada upaya pembunuhan karakter (character assassination) yang terstruktur dan sistematis untuk menghancurkan Dunia Pesantren dan ekosistemnya. Menurut dia, upaya itu tidak dapat dibiarkan. 

    “Pembiaran terhadap realitas ini berpotensi menimbulkan kegaduhan berkepanjangan dan konflik horizontal yang akan mengganggu stabilitas nasional,” katanya.

    Dia mengatakan negara harus hadir dan tegas melindungi pesantren dan ekosistemnya. Serta tidak membiarkan begitu saja pelakunya berhenti diproses hanya karena telah meminta maaf. Bagi dia kesengajaan yang dilakukan sudah cukup menjadi alat bukti untuk ditindak dengan tegas. Supaya ke depan tak ada lagi yang mencoba melakukan upaya-upaya jahat untuk menghancurkan citra pesantren dan citra umat Islam.

    Kiai Said yang juga Pengasuh Pondok Pesantren di Jakarta mengatakan, keberadaan pesantren telah eksis sejak sebelum kemerdekaan. Pesantren berkontribusi nyata mencerdaskan masyarakat. Serta memperjuangkan kemerdekaan, memberdayakan umat, dan selalu aktif berkontribusi dalam pembangunan.

    Selain itu pesantren menjadi problem solver atas realitas kebangsaan Indonesia. “Jangan disepelekan, ada 24 ribuan jejaring pesantren dan potensi umat Islam adalah kekuatan sosial yang nyata,” katanya. Kiai Said mengatakan jangan sampai mereka bergerak melakukan perlawanan terhadap kejahatan informasi dan pemberitaan.

    Kiai Said mengatakan pesantren dan ekosistemnya adalah kekuatan independen yang memiliki tradisi dan sistem nilai yang tinggi dalam mendidik mental spiritual generasi bangsa. Budaya penghormatan terhadap para guru dan sesepuh bukan hal yang naif. Karena dari situlah akan lahir ikatan sosial yang mampu menggerakkan kepatuhan sosial. 

    Kepatuhan sosial selanjutnya bisa menjadi modal sosial bagi negara untuk membangun keteraturan sosial. Sehingga pada saatnya bermanfaat bagi upaya menjaga stabilitas sosial demi dan untuk Stabilitas Nasional

    “Budaya andap asor (rendah hati) dan sopan santun adalah akhlak bangsa Indonesia yang harus lestari, bukan malah harus dihancurkan dengan narasi jahat,” tuturnya. Kiai Said tidak bisa membayangkan jika suatu negara tidak punya sopan santun dan akhlak. Pasti akan menjadi liar dan bangsa ini mudah terkoyak.

    Dia juga menyampaikan sikap kedermawanan dan solidaritas sosial di lingkungan pesantren menunjukkan adanya tradisi budaya berbagi dan bergotong royong dalam menyelesaikan masalah bersama. Apabila pimpinan pesantren menerima sesuatu, pasti tidak untuk diri sendiri. Melainkan untuk pesantren dan santrinya. Karena banyak pembangunan dan pendidikan yang dilakukan pesantren secara swadaya dan mandiri. Bahkan banyak santri-santrinya yang digratiskan dari biaya mondoknya.

  • Pria di NTT Bunuh Istri, 2 Anak dan Adi Ipar Usai Pesta Miras

    Pria di NTT Bunuh Istri, 2 Anak dan Adi Ipar Usai Pesta Miras

    Jakarta

    Landa Linus Kuabib (51) melakukan pembunuhan terhadap istri, dua anak, dan adik iparnya di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT). Aksi itu dilakukan usai pelaku pesta minuman keras (miras).

    Para korban masing-masing adalah istri pelaku, Emiliana Oetpah (53); adik iparnya, Kristina Nomawa (43); serta dua anaknya, Lusiana Kuabib (14) dan Bernadeta Kuabib (8).

    “Ya, dia mabuk sopi saat kejadian karena waktu kami tangkap dia itu mulutnya bau sopi,” ujar Kepala Sub Seksi Pengelolaan Informasi Dokumentasi Media (PIDM) Humas Polres TTU, Ipda Markus Wilco Mitang, dilansir detikBali, Selasa (14/10/2025).

    Wilco menjelaskan, sebelum kejadian, Landa sempat pesta miras sopi yang tidak jauh dari rumahnya di RT 03, Desa Amol, Kecamatan Miomaffo Timur, TTU. Setelah itu, ia pulang ke rumah dan diduga langsung melakukan pembunuhan terhadap para korban.

    Seorang saksi bernama Yuliana Talan sempat mendengar teriakan dari rumah pelaku. “Jadi saat saksi Yuliana mendengar teriakan, dia langsung ke sana. Ternyata pelaku ini sedang lakukan aksinya,” jelas Wilco.

    Perempuan 78 tahun itu dipukul di bahu kirinya menggunakan parang. Beruntung, Yuliana berhasil melarikan diri dan bersembunyi untuk menyelamatkan diri.

    (azh/jbr)

  • Ekshumasi Ungkap Fakta Baru Tewasnya Wanita Hamil di Kamar Hotel Palembang

    Ekshumasi Ungkap Fakta Baru Tewasnya Wanita Hamil di Kamar Hotel Palembang

    Liputan6.com, Jakarta Polisi melakukan ekshumasi terhadap AP (22), wanita yang ditemukan tewas di kamar hotel di Jalan Perintis Kemerdekaan Palembang Sumatera Selatan (Sumsel). Hasilnya, ditemukan fakta baru terkait penyebab tewasnya korban.

    Korban yang sedang hamil muda itu ditemukan tewas dengan kondisi tangan terikat dan mulut tersumpal pakaian, Sabtu (11/10/2025). Jenazah korban sudah dimakamkan pada Minggu (12/10/2025) di Taman Pemakaman Umum (TPU) Talang Petai Kecamatan Plaju Darat Palembang. Namun akhirnya makam ibu satu anak tersebut akhirnya dibongkar.

    Tim Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Palembang bersama tim dokter forensik RS Bhayangkara Palembang, melakukan proses pembongkaran makam atau ekshumasi, Selasa (14/10/2025) sekira pukul 09.30 WIB. Ekshumasi akhirnya usai sekitar pukul 13.00 WIB.

    Dokter forensik RS Bhayangkara Polda Sumsel Indra Nasution menuturkan, ekshumasi dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian korban. Setelah diperiksa, korban meninggal dunia karena kehabisan napas karena dibekap oleh pelaku.

    Korban diduga kuat mengembuskan napas terakhir karena ada sumbatan pada saluran pernapasan atas. Ada juga bukti benturan benda tumpul pada bagian leher korban.

    “Korban diduga kuat meninggal dunia secara perlahan, dalam kurun waktu 1×24 jam sebelum ditemukan. Sudah dicek, ternyata terdapat kandungan kolesium terhadap korban, bisa dipastikan korban dalam keadaan hamil,” kata Indra.

    Kondisi jenazah korban yang sudah mengalami proses pembusukan, membuat petugas minim mendapatkan data tambahan.

    Kasatreskrim Polrestabes Palembang AKBP Andrie Setiawan menambahkan, pembunuhan tersebut disertai pencurian barang-barang berharga korban, seperti sepeda motor dan ponsel yang digunakan korban sehari-hari.

    “Dari keterangan keluarga, motor dan handphone korban tidak ditemukan. Kemungkinan besar dibawa kabur pelaku setelah korban meninggal,” ujarnya.

    Dari rekaman CCTV hotel, korban masuk ke dalam penginapan bersama seorang pria yang diduga adalah pelaku pembunuhan, Jumat (10/10/2025) sore. Identitas korban digunakan untuk mengisi daftar tamu di penginapan.

    Namun dua jam setelah check in di kamar hotel tersebut, terduga pelaku terlihat mengunci kamar dan pergi dari hotel tersebut. Polisi menduga, pria tersebut meninggalkan korban setelah melakukan aksi pembunuhan sadis.

    “Ini baru pemeriksaan awal. Korban diketahui bertemu dengan pelaku tanpa sepengetahuan suaminya. Ada delapan orang saksi yang diperiksa, yang berada di TKP dan di sekitar korban. Untuk kecurigaan kematian korban dilakukan orang terdekat, belum dapat disimpulkan,” pungkasya.

  • Misteri Mayat Wanita Terbakar Dikubur di Kebun Tebu Terungkap, Pelaku Suaminya Sendiri

    Misteri Mayat Wanita Terbakar Dikubur di Kebun Tebu Terungkap, Pelaku Suaminya Sendiri

    Liputan6.com, Malang – Mayat perempuan dengan kondisi terbakar dan dikubur di kebun tebu Desa Sumberejo, Gedangan, Malang, Jawa Timur dipastikan korban pembunuhan. Pelakunya ternyata suami siri dengan motif pembunuhan dipicu cekcok antara keduanya.

    Identitas korban adalah Ponimah (42), warga Dusun Wonorejo, Druju, Sumbermanjing Wetan, Malang. Mayatnya ditemukan warga dikubur di area kebun tebu Desa Sumberejo, Gedangan, Malang, pada Minggu, 12 Oktober 2025 malam.

    Sedangkan suami siri sekaligus pelaku pembunuhan adalah FA (54), warga Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Diduga korban dibunuh di rumah pelaku.

    Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo mengatakan, terbongkarnya peristiwa pembunuhan ini diawali dari penemuan mayat dalam kondisi terbakar. Petugas lalu menyelidiki kasus ini serta melakukan autopsi untuk identifikasi korban.

    “Pengungkapan juga terbantu adanya laporan orang hilang dari keluarga korban,” ujar Danang, Selasa, 14 Oktober 2025.

    Korban Ponimah dilaporkan hilang sejak Sabtu atau satu hari sebelum penemuan mayat di kebun tebu. Mayat tanpa identitas dalam kondisi hangus terbakar itu terkonfirmasi adalah Ponimah. Kepastian itu didapat dari kecocokan sidik jari dan ciri fisik yang disampaikan pihak keluarga.

    Polisi kemudian menyelidiki kasus ini, menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP). Selain itu, petugas memanfaatkan rekaman CCTV yang ada di kawasan kebun tebu. Rekaman menunjukkan ada truk warna kuning melintas menuju kebun tebu diduga membawa mayat korban.

    “Kami bisa mengidentifikasi pelaku berdasarkan olah TKP, rekaman CCTV dan keterangan saksi,” urai Danang.

     

  • Jasad Perempuan Ditemukan Hangus di Malang Korban Pembunuhan, Pelaku Ternyata Suami Siri

    Jasad Perempuan Ditemukan Hangus di Malang Korban Pembunuhan, Pelaku Ternyata Suami Siri

    Malang (beritajatim.com) – Kasus penemuan jasad perempuan dalam kondisi hangus terbakar di kebun tebu Desa Sumberejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, terungkap. Korban diketahui bernama Ponimah (42), warga Desa Druju, Kecamatan Sumbermanjingwetan. Polisi memastikan korban merupakan korban pembunuhan, dan pelakunya tak lain adalah FA (54), suami siri korban yang tinggal di Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

    Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo menjelaskan, pengungkapan kasus ini berawal dari laporan orang hilang yang dilayangkan keluarga korban pada Sabtu (11/10/2025). Keesokan harinya, Minggu (12/10/2025) pagi, jasad Ponimah ditemukan dalam kondisi hangus terbakar di area kebun tebu milik warga.

    “Dari hasil penyelidikan, korban diduga dibunuh di rumah pelaku di wilayah Bululawang pada malam hari, kemudian jasadnya dibawa ke kebun tebu di Gedangan dan dibakar untuk menghilangkan jejak,” kata AKBP Danang Setiyo, Senin (13/10/2025).

    Polisi berhasil mengidentifikasi pelaku melalui olah TKP, keterangan saksi, serta rekaman CCTV yang merekam kendaraan truk kuning milik pelaku saat melintas menuju lokasi pembakaran. Kurang dari 24 jam setelah penemuan jasad, pelaku berhasil ditangkap di rumahnya tanpa perlawanan.

    “Pelaku kami amankan bersama sejumlah barang bukti yang menguatkan dugaan keterlibatannya. Ini termasuk truk Mitsubishi warna kuning, balok kayu, handuk merah, dan pakaian korban,” terang Kasatreskrim Polres Malang, AKP Muchammad Nur.

    Dari pemeriksaan awal, motif pembunuhan diduga dipicu masalah pribadi antara pelaku dan korban. Penyidik kini tengah mendalami motif dan kronologi lengkap peristiwa tersebut.

    “Kasus ini termasuk pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman berat. Saat ini pelaku masih diperiksa intensif oleh penyidik Satreskrim Polres Malang,” tambah Muchammad Nur.

    Sementara itu, Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar menyampaikan bahwa hasil otopsi dari rumah sakit akan menjadi dasar ilmiah untuk memastikan penyebab kematian korban secara pasti.

    “Hasil otopsi akan menjadi dasar ilmiah untuk memastikan penyebab kematian korban secara akurat. Kami harap masyarakat bersabar menunggu hasil resmi dari tim forensik,” ujarnya. [yog/beq]

  • Polisi Pastikan Identitas Mayat Perempuan Terbakar di Malang, Diduga Dibunuh

    Polisi Pastikan Identitas Mayat Perempuan Terbakar di Malang, Diduga Dibunuh

    Malang (beritajatim.com) – Kepolisian Resor Malang berhasil mengungkap identitas mayat perempuan yang ditemukan dalam kondisi terbakar dan terkubur di kebun tebu Desa Sumberejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Korban diketahui bernama Ponimah (42), warga Dusun Wonorejo, Desa Druju, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

    Identitas korban terungkap setelah tim Inafis Polres Malang melakukan pemeriksaan sidik jari dan pencocokan ciri fisik, yang kemudian dikonfirmasi oleh pihak keluarga.

    “Benar, hasil identifikasi memastikan bahwa korban adalah Sdri. Ponimah, warga Desa Druju, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Korban sempat dilaporkan hilang sejak 8 Oktober 2025,” ujar Kasatreskrim Polres Malang AKP Muchammad Nur, Selasa (14/10/2025).

    Ia menambahkan, saat ini penyidik tengah mendalami keterangan sejumlah saksi yang terakhir kali berinteraksi dengan korban. Polisi juga menelusuri aktivitas korban sebelum dilaporkan hilang, termasuk memeriksa lingkungan sekitar rumah dan komunikasi terakhirnya.

    “Kami telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk keluarga dan rekan dekat korban. Dari hasil penyelidikan sementara, ditemukan beberapa petunjuk yang mengarah pada dugaan kuat korban menjadi korban pembunuhan,” tegasnya.

    Dari lokasi penemuan, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa potongan pakaian dan benda yang diduga digunakan dalam peristiwa tersebut. Barang-barang itu kini tengah diperiksa di laboratorium forensik guna memperkuat pembuktian.

    “Tim gabungan dari Satreskrim Polres Malang dan Polsek Sumbermanjing Wetan terus bekerja di lapangan. Kami berupaya mengungkap siapa pelaku di balik tewasnya korban dan apa motif di baliknya,” imbuh Muchammad Nur.

    Sementara itu, Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar menuturkan bahwa hasil identifikasi korban menjadi langkah penting untuk mengurai kronologi kejadian dan mengungkap pelaku.

    “Identitas korban sudah terkonfirmasi dan saat ini penyidik fokus memperdalam hubungan antara korban dan pihak-pihak yang diduga terlibat. Polres Malang berkomitmen mengusut tuntas kasus ini secara profesional,” pungkas Bambang. [yog/beq]

  • Polisi Selidiki Penemuan Mayat Perempuan Terbakar di Kebun Tebu Malang

    Polisi Selidiki Penemuan Mayat Perempuan Terbakar di Kebun Tebu Malang

    Malang (beritajatim.com) – Kepolisian Resor Malang tengah menyelidiki kasus penemuan mayat perempuan yang terkubur di area kebun tebu di Desa Sumberejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan luka bakar di sebagian tubuhnya pada Senin (13/10/2025) malam.

    Penemuan itu bermula dari laporan warga yang mencurigai adanya gundukan tanah tidak biasa di tengah area kebun tebu sekitar pukul 20.30 WIB. Petugas gabungan dari Satreskrim Polres Malang dan Polsek Sumbermanjing Wetan segera menuju lokasi dan melakukan pemeriksaan.

    Setelah dilakukan penggalian, petugas menemukan jasad perempuan dalam kondisi terbakar sebagian dan terkubur di dalam selokan. Lokasi kejadian langsung dipasangi garis polisi untuk kepentingan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Kasatreskrim Polres Malang, AKP Muchammad Nur, membenarkan temuan tersebut dan menyebut bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan awal untuk mengidentifikasi korban.

    “Benar, telah ditemukan sesosok mayat perempuan terkubur di area kebun tebu Desa Sumberejo, Gedangan. Kondisi korban mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuh,” ujar AKP Muchammad Nur, Selasa (14/10/2025).

    Menurutnya, proses identifikasi dan autopsi sedang dilakukan oleh tim Inafis Polres Malang bersama tim medis RSUD Saiful Anwar Malang untuk memastikan identitas serta penyebab kematian korban.

    “Saat ini fokus kami adalah memastikan identitas korban dan penyebab kematian. Dugaan sementara mengarah pada tindak pidana pembunuhan, namun kami masih menunggu hasil autopsi dan keterangan ahli,” tambahnya.

    Muchammad Nur juga menegaskan bahwa penyelidikan dilakukan secara hati-hati dengan mengumpulkan sejumlah barang bukti di sekitar lokasi dan memeriksa beberapa saksi.

    “Tim sudah bergerak cepat sejak laporan pertama diterima. Kami juga telah memeriksa beberapa saksi di sekitar lokasi untuk mengungkap peristiwa ini secara terang benderang,” tegasnya.

    Sementara itu, Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, menyampaikan bahwa pihaknya terus memberikan perkembangan kasus ini kepada publik secara transparan.

    “Kami pastikan setiap perkembangan akan disampaikan secara resmi oleh kepolisian. Saat ini tim masih bekerja di lapangan untuk mengungkap fakta sebenarnya di balik penemuan mayat ini,” pungkas Bambang. [yog/beq]

  • Misteri Kematian Pria Bertato Berlian di Demak Temui Titik Terang, Korban Bersama Sejumlah Orang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Oktober 2025

    Misteri Kematian Pria Bertato Berlian di Demak Temui Titik Terang, Korban Bersama Sejumlah Orang Regional 13 Oktober 2025

    Misteri Kematian Pria Bertato Berlian di Demak Temui Titik Terang, Korban Bersama Sejumlah Orang
    Tim Redaksi
    DEMAK, KOMPAS.com
    – Penemuan jenazah seorang laki-laki di Desa Botorejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, pada Sabtu (11/10/2025) mulai menunjukkan titik terang.
    Jenazah tanpa identitas tersebut ditemukan oleh warga di dekat sawah dengan ciri-ciri telinga kiri mengenakan anting dari batang rumput dan terdapat tato berbentuk berlian di tangan kiri.
    Kasatreskrim Polres Demak, Iptu Anggah Mardwi Pitriyono, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menemukan petunjuk penting dalam penyelidikan.
    Hasil pemeriksaan Closed Circuit Television (CCTV) dan keterangan dari warga sekitar menunjukkan bahwa korban sempat menumpang truk dari arah Kudus menuju Semarang bersama beberapa orang lainnya.
    “Korban ini numpang satu truk dari arah Kudus menuju Semarang,” kata Anggah melalui sambungan telepon kepada awak media, Senin (13/10/2025).
    Ia memastikan bahwa korban terkonfirmasi berada bersama enam orang lainnya, terdiri dari tiga laki-laki dan tiga perempuan sebelum ditemukan meninggal dunia.

    “Informasi terakhir dia datang bersama enam orang temannya,” jelasnya.
    Anggah menambahkan bahwa pihaknya terus melakukan pendalaman untuk mengungkap kasus kematian korban.
    Sebelumnya, Kapolsek Wonosalam, AKP Rusmanto, menyatakan bahwa jenazah laki-laki tanpa identitas tersebut terindikasi sebagai korban pembunuhan.
    Dugaan tersebut diperkuat dengan adanya darah di mulut korban yang terlihat saat olah tempat kejadian perkara (TKP).
    “Ada (dugaan penganiayaan), ada luka darah. Ada indikasi (pembunuhan), tapi identitasnya tidak ada semua,” ujar Rusmanto melalui sambungan telepon pada hari yang sama.
    Penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap identitas dan penyebab kematian korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Raja Faisal dari Arab Saudi Dibunuh Saat Ingin Peluk Keponakan

    Kisah Raja Faisal dari Arab Saudi Dibunuh Saat Ingin Peluk Keponakan

    Jakarta

    “Saya tidak akan pernah melupakan hari itu. Saya merasakan semua rasa sakit ayah saya.”

    Peristiwa penembakan Raja Faisal dari Arab Saudi pada 25 Maret 1975 itu membekas di ingatan Dr. Mai Yamani.

    Saat itu, ia berusia 18 tahun. Ia tengah duduk di apartemen ayahnya yang penuh buku.

    Tiba-tiba, ayahnya pulang dengan raut sedih dan ekspresi yang tidak biasa.

    Ayah Mai, Syekh Ahmed Zaki Yamani, yang selalu tenang serta berbicara pelan dan santun mendadak kehilangan kendali.

    “Dia langsung menuju ruang makan sambil berteriak, dan hanya bisa mengucapkan satu kata: ‘bencana!’” ujar Mai kepada BBC.

    Syekh Yamani yang duduk sebagai menteri selama 15 tahun dan setia pada raja menjadi saksi mata kejadian tersebut.

    “Bayangkan ia berdiri di samping mentornya, gurunya, temannya, dan melihatnya ditembak di sana, begitu dekat,” kata Mai.

    Meski sempat dilarikan ke rumah sakit secepat kilat dan para dokter berupaya optimal, tembakan jarak dekat yang mengenai kepalanya berakhir menewaskan sang raja.

    “Setelah itu, semuanya menjadi sunyi. Jalan-jalan di Riyadh kosong,” kenang Mai.

    Bagaimana kronologinya?

    Mai Yamani mengulang cerita ayahnya, Syekh Ahmed Zaki Yamani, yang menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi kala itu.

    Menurut ayahnya, Raja Faisal dijadwalkan berjumpa dengan delegasi minyak dari Kuwait pada pukul 10.00 pagi di istana.

    Ayah Mai turut mendampingi karena berkaitan dengan posisinya sebagai Menteri Perminyakan dan dibutuhkan raja untuk memberikan informasi yang diperlukan.

    Hulton Archive via Getty ImagesKorban adalah putra Raja Ibn Saud, di sini bersama Presiden AS Franklin D. Roosevelt. Setelah berjuang selama 30 tahun, dia menyatukan dan mendirikan Arab Saudi pada 1932.

    Sesuai jadwal, menteri dan delegasi dari Kuwait datang. Kedatangannya bersama dengan keponakan Raja Faisal yaitu Pangeran Faisal bin Musaed.

    “Pangeran itu, ironisnya bernama sama dengan raja. Ia masuk bersama menteri minyak Kuwait.”

    “Ketika raja membuka tangannya untuk memeluk keponakannya itu, ia malah mengeluarkan pistol kecil dari sakunya dan menembaknya,” ujar Mai.

    “Tiga tembakan di kepala.”

    Salah satu pengawal raja dengan sigap memukul pangeran dengan pedangnya. Namun menurut laporan, Syekh Yamani memerintahkan para pengawal untuk tidak membunuh pangeran saat itu.

    Laporan lain juga menyebutkan Pangeran Faisal mengatakan pada polisi bahwa Syekh berdiri begitu dekat dengan raja sehingga ia mengira Syekh Yamani juga ikut tertembak.

    Hal itu tidak terjadi, Syekh Yamani lah yang menemani Raja Faisal yang masih bernyawa untuk segera ke rumah sakit dan menerima pertolongan secepatnya.

    Namun, tembakan di kepala cukup fatal sehingga raja tidak terselamatkan.

    Apa yang terjadi setelah pembunuhan raja?

    Pangeran Faisal bin Musaed ditangkap segera setelah menyerang pamannya.

    Penyidikan segera digelar dan pangeran ini diinterogasi.

    Menurut laporan, kondisinya tetap tenang baik sebelum maupun setelah pembunuhan.

    Hasil akhir dari pemeriksaan yang dilakukan, dokter dan psikiater memastikan pangeran menderita “gangguan mental”.

    Meski secara resmi dinyatakan gila berdasarkan “kesepakatan yang dikeluarkan kabinet kerajaan”, Pangeran Musaed tetap dinyatakan bersalah atas pembunuhan raja dan menerima hukuman.

    Getty ImagesSyekh Ahmed Zaki Yamani, Menteri Urusan Minyak Arab Saudi, difoto selama embargo minyak Arab pada 1973.

    Sesuai dengan hukum Islam yang dianut Arab Saudi, Pangeran Musaed dipenggal di alun-alun umum Riyadh pada Juni 1975.

    “Kami tidak tahu apa alasan sebenarnya dari pembunuhan raja itu, selain fakta bahwa pembunuhnya adalah seorang pria yang mengalami gangguan jiwa,” ucap Mai.

    Meski alasan yang melandasi pembunuhan pamannya telah dibawa ke liang kubur, muncul spekulasi bahwa ia ingin membalas kematian kakak laki-lakinya, Khalid, yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan pada 1966.

    Ada juga beberapa teori konspirasi lain yang beredar. Walakin, penyelidikan lanjutan yang sempat dibuka kemudian menunjukkan Pangeran Faisal bin Musaed bertindak sendiri.

    Usai raja mangkat karena peristiwa tragis ini, Raja Khalid, saudara kandung Raja Faisal, menggantikan posisinya atas kesepakatan keluarga kerajaan Saudi.

    Syekh Yamani pun tetap menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi selama 11 tahun hingga tahun 1986.

    Bagaimana sepak terjang Raja Faisal?

    Faisal menjadi raja Arab Saudi pada 1964. Ia merupakan salah satu anak tertua dari Abdulaziz Al Saud yang merupakan raja Arab Saudi pertama.

    Setelah raja pertama mangkat, putra sulungnya yaitu Saud yang menggantikan posisinya.

    Namun karena intrik keluarga yang menimbulkan perebutan kekuasaan, Saud turun dari kursi raja dan memilih Faisal, yang merupakan adik tirinya, sebagai penggantinya.

    Sebelum menjadi raja, Faisal aktif berjuang dalam kampanye ayahnya untuk menyatukan Semenanjung Arab yang kemudian mewujud menjadi kerajaan yang dinamai, Arab Saudi, 30 tahun sebelumnya.

    Getty ImagesKrisis energi pada dekade 1970-an, yang disebabkan oleh kelangkaan minyak dan harga yang tinggi, mendorong perubahan pertama menuju teknologi hemat energi.

    Kemudian, Faisal juga menjabat sebagai perdana menteri ketika pimpinan kerajaan dipegang oleh kakak tirinya, Saud.

    Faisal menjadi raja ketiga yang memimpin negara dengan dominasi gurun seluas Eropa Barat.

    Sebagai raja, ia bertekad untuk memodernisasi salah satu negara paling terbelakang di Timur Tengah ini.

    Ia pun menjadi raja dengan reputasi sebagai politisi yang cerdas, saleh, pekerja keras, dan reformis.

    Di masa pemerintahannya pula, kekayaan minyak yang ditemukan di negaranya diolahnya untuk berbagai hal.

    Antara lain, ia mengarahkan hasil dari kekayaan minyak ini untuk dimanfaatkan bagi pengembangan pendidikan modern, kesehatan, dan sistem peradilan di Arab Saudi.

    Sebenarnya, ketertarikan terhadap pendidikan sudah terlihat ketika Faisal menjadi putra mahkota.

    Pada 1956, ia telah membuka sekolah untuk perempuan yang didirikan di bawah naungan istrinya, Iffat.

    “Ratu Iffat memulai pendidikan untuk anak perempuan di Kerajaan Arab Saudi, dan saya bangga mengatakan bahwa saya adalah salah satu dari sembilan siswa pertama di sekolahnya, yang bernama Dar Al Hanan, Sekolah Kasih Sayang,” kata Mai.

    “Raja Faisal meyakinkan kalangan agama bahwa dengan mendidik perempuan, mereka akan menjadi ibu yang lebih baik.”

    Meski memperoleh perlawanan, Faisal tetap melakukan kontribusi yang signifikan pada pendidikan perempuan dan bidang-bidang yang belum terjamah lainnya. Upaya ini makin gencar dilakukan saat telah menjabat sebagai raja.

    Tentu saja, pihak konservatif dari aliran Islam yang ketat dan dianut juga oleh keluarganya merasa gerah dengan reformasi yang dilancarkan Raja Faisal.

    Pada pertengahan 1960-an, Raja Faisal membuka stasiun televisi pertama di Arab Saudi.

    Serangan bersenjata sontak pecah menyasar gedung tersebut. Rupanya, serangan itu dipimpin oleh saudara laki-laki dari Pangeran Musaed yang membunuh Raja Faisal.

    Namun, Raja Faisal tetap melanjutkan upaya reformasinya.

    Keberanian melawan Israel dan negara pendukungnya

    Penunjukan ayah Mai Yamani, Syekh Ahmed Zaki Yamani, sebagai menteri juga di luar kelaziman.

    Sebab meskipun Syekh Yamani memiliki pendidikan tinggi dan berprofesi sebagai pengacara, ia hanya rakyat biasa yang bukan bagian dari keluarga kerajaan Saudi sehingga umumnya tidak akan bisa masuk menduduki jabatan penting di pemerintah.

    Syekh Yamani mulai bekerja untuk Raja Faisal pada 1960 hingga kemudian diangkat sebagai menteri. Faisal tertarik karena membaca beberapa artikel yang ditulis oleh Yamani.

    “Ayah saya membuka firma hukum pertama dan kemudian menulis beberapa artikel yang sangat provokatif yang menyerukan demokrasi dan pemerintahan yang baik.

    “Kemudian Faisal, yang saat itu merupakan putra mahkota dan sedang mencari penasihat hukum, berkata: Siapa pria ini?”

    Sesaat setelah naik tahta, Raja Faisal pun kemudian menunjuk Syekh Yamani, sebagai menteri perminyakannya.

    Bersama raja dan orang kepercayaan lainnya, ia ikut merumuskan kebijakan memberikan kerajaan kendali penuh atas aset minyaknya yang besar untuk pertama kali.

    Lewat kebijakan ini, Arab Saudi dan kekayaan minyaknya juga mengukuhkan diri sebagai kekuatan yang patut diperhitungkan di dunia Arab dan panggung internasional.

    Getty ImagesBanyak kepala negara menghadiri upacara pemakaman Raja Saudi Faisal. Di sini, di samping penerusnya, Raja Khalid, pemimpin PLO Yasser Arafat, dan Presiden Mesir Anwar al-Sadat.

    Setelah perang antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya pada 1973, Arab Saudi yang merupakan produsen minyak terbesar di dunia saat itu memimpin kampanye menggunakan minyak sebagai senjata politik untuk pertama kalinya.

    Pasokan minyak dikurangi ke negara-negara yang mendukung Israel. Hal ini menyebabkan harga minyak dunia melonjak. Syekh Yamani ditugaskan untuk menyampaikan pesan tersebut.

    “Yang kami inginkan adalah penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah Arab yang diduduki. Kemudian mereka akan mendapatkan pasokan minyak pada tingkat yang sama seperti pada September 1973,” jelasnya kepada BBC saat itu.

    Kenaikan harga minyak yang drastis berarti perubahan dalam keseimbangan kekuatan global antara negara-negara berkembangseperti yang disebut saat ituprodusen, dan negara-negara industri.

    Perubahan keseimbangan kekuatan itu diakui ketika, pada 1974, setahun sebelum kematiannya, Raja Faisal dinobatkan sebagai “Man of the Year” oleh majalah Time.

    Usai bersama mendampingi Raja Faisal dengan keberaniannya, Dr. Yamani yang tidak lagi menjadi menteri pada 1986 menulis beberapa buku tentang identitas Arab dan juga menjadi konsultan untuk bank-bank seperti Goldman Sachs dan perusahaan minyak seperti Shell.

    Sementara itu, Mai Yamani menempuh pendidikan sarjana di Amerika Serikat dan menjadi wanita pertama di Arab Saudi yang memperoleh gelar doktor dari Universitas Oxford.

    * Jika Anda ingin mendengarkan episode dari seri BBC Witness History, klik di sini

    Tonton juga video “Jasad di Sungai Citarum Ternyata Karyawan Minimarket Dibunuh Bosnya” di sini:

    (ita/ita)