Kasus: pembunuhan

  • Demo Ribuan Gen Z Meksiko Pecah, Muak Usai Pembunuhan Wali Kota

    Demo Ribuan Gen Z Meksiko Pecah, Muak Usai Pembunuhan Wali Kota

    Jakarta

    Ribuan orang di Meksiko turun ke jalan dengan membawa banner ‘Generasi Z’. Mereka mengecam peningkatan kekerasan setelah adanya pembunuhan seorang wali kota yang disebut anti-kejahatan pada awal bulan ini.

    Dikutip dari Reuters, Minggu (16/11/2025), sekelompok orang yang memakai penutup kepala merobohkan pagar di sekitar Istana Nasional di Mexico City, tempat tinggal Presiden Claudia Sheinbaum. Peristiwa itu memicu bentrokan antara polisi anti-huru hara yang melepaskan gas air mata.

    Dalam konferensi pers, Sekretaris Keamanan Publik Mexico City, Pablo Vazquez, mengatakan 100 petugas polisi terluka, termasuk 40 orang di antaranya dirawat di rumah sakit. Sebanyak 20 orang warga sipil juga dilaporkan terluka.

    Selain itu, Vazquez juga menyampaikan 20 orang telah ditangkap dan 20 lainnya dituntut atas pelanggaran administratif.

    Aksi lainnya juga digelar di berbagai kota di Meksiko, termasuk di negara bagian Michoacán di Meksiko barat. Kemarahan massa dipicu atas pembunuhan Wali Kota Uruapan, Carlos Manzo, pada 1 November, yang ditembak mati di sebuah acara Day of The Dead.

    Beberapa demonstran di Mexico City melampiaskan kemarahan mereka kepada partai Sheinbaum, meneriakkan, ‘Turun, Morena’. Demonstran lainnya menyerukan upaya negara yang lebih kuat untuk menghentikan kejahatan dan kekerasan, meneriakkan, ‘Carlos tidak mati, pemerintah yang membunuhnya’.

    Generasi Z merujuk pada orang-orang yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, tepat setelah generasi milenial, dan kelompok-kelompok protes di negara-negara lain di seluruh dunia telah menggunakan label tersebut untuk mendorong perubahan sosial dan politik.

    Pemerintah Sheinbaum mempertanyakan motif di balik aksi pada hari Sabtu, dengan mengatakan bahwa aksi tersebut sebagian besar diorganisir oleh lawan politik berhaluan kanan dan dipromosikan oleh bot di media sosial.

    Tonton juga video “Babak Baru Demo Siswa SMP di Bumiayu, 4 Guru Diusulkan Bakal Dimutasi”

    (knv/gbr)

  • Terduga Pembunuh Ibu Rumah Tangga di Jombang Masih Berkeliaran, Polisi Lakukan Penyisiran

    Terduga Pembunuh Ibu Rumah Tangga di Jombang Masih Berkeliaran, Polisi Lakukan Penyisiran

    Jombang (beritajatim.com) – Terduga pelaku pembunuhan terhadap Tri Retno Jumilah (62), ibu rumah tangga asal Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, belum tertangkap hingga saat ini.

    Polisi menyebut bahwa pelaku, yang berinisial P, kemungkinan masih bersembunyi di sekitar wilayah Jombang. Penyisiran terus dilakukan oleh Satreskrim Polres Jombang untuk melacak keberadaan terduga pelaku tersebut.

    Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Dimas Robin Alexander, menyampaikan bahwa indikasi pelaku masih berada di sekitar Jombang cukup kuat. “Hingga saat ini terduga belum tertangkap. Indikasinya masih di sekitar Jombang. Kita lakukan penyisiran,” ujar Dimas pada Minggu (16/11/2025).

    Menurut penjelasan Dimas, dugaan kuat terhadap P sebagai pelaku pembunuhan terhadap Tri Retno menguat berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan. Di antaranya, rumah korban yang ditemukan terkunci dari dalam saat ditinggalkan.

    Selain itu, sepeda motor milik korban yang biasa dipakai P untuk mengantar Tri Retno berjualan kopi juga hilang. Yang lebih mencurigakan, tidak ditemukan kerusakan pada pintu atau jendela rumah korban, menandakan tidak ada tanda-tanda pembobolan atau perampokan.

    Lalu, saat penemuan jasad korban hingga sekarang, P menghilang Bersama sepeda motor korban. “Untuk barang berharga lainnya tidak ada yang hilang,” lanjutnya.

    Lebih lanjut, hasil autopsi oleh dokter forensik mengungkapkan bahwa kematian Tri Retno tidak wajar. Terdapat bekas kekerasan akibat benda tumpul pada tubuh korban yang menjadi penyebab utama kematiannya.

    “Berdasarkan keterangan dari tetangga, pasangan suami istri ini beberapa kali terjadi cekcok. Namun tidak sampai terjadi KDRT (kekerasan dalam rumah tangga),” ujar Dimas, yang sebelumnya menjabat sebagai Kasatreskrim Polres Tuban.

    Penemuan jasad Tri Retno bermula pada Senin (10/11/2025), saat anak korban, Eko Nursoleh (40), merasa khawatir karena tidak bisa menghubungi ibunya. Eko yang ingin mengirimkan buah jeruk untuk ibunya mendapati bahwa seluruh pintu rumah terkunci.

    Eko pun menggantungkan jeruk di gagang pintu. Namun, hingga Kamis (13/11/2025), jeruk tersebut tidak juga diambil, dan bau busuk mulai tercium dari dalam rumah. Eko yang curiga akhirnya mendobrak pintu belakang rumah dan menemukan ibunya sudah tak bernyawa, tertutup selimut di dalam rumah. [suf]

  • Fenomena Langka Hyena Tutul Muncul Lagi Setelah 5.000 Tahun

    Fenomena Langka Hyena Tutul Muncul Lagi Setelah 5.000 Tahun

    Jakarta

    Seekor hyena tutul (Crocuta crocuta) ditemukan di Mesir Tenggara. Ini adalah spesies pertama makhluk tersebut yang tercatat di wilayah ini selama ribuan tahun.

    Sayangnya, hewan tersebut ditangkap dan dibunuh oleh orang-orang sekitar 30 km dari perbatasan dengan Sudan, demikian laporan media setempat.

    “Reaksi pertama saya adalah tidak percaya sampai saya memeriksa foto dan video bangkai hewan tersebut,” kata penulis utama penelitian, Dr. Abdullah Nagy dari Universitas Al-Azhar, Mesir, dikutip dari Phys.org.

    “Melihat buktinya, saya benar-benar terkejut. Itu di luar dugaan kami hewan tersebut ditemukan di Mesir,” sambungnya.

    Penampakan itu terjadi sekitar 500 km di utara wilayah yang diketahui dihuni hyena tutul di negara tetangga Sudan. Para peneliti berteori bahwa siklus cuaca regional dan dekade, bagian dari fenomena Palung Laut Merah Aktif, dapat mengakibatkan peningkatan curah hujan dan pertumbuhan tanaman. Kondisi ini membuka koridor migrasi bagi hyena dan mendukung ketersediaan mangsa yang cukup.

    Untuk menguji gagasan ini, mereka menggunakan indeks vegetasi perbedaan yang dinormalisasi (NDVI) sebagai ukuran curah hujan dan peluang penggembalaan yang sesuai, dengan nilai NDVI yang diperoleh dari citra satelit Landsat 5 dan 7 antara 1984 hingga 2022.

    Hasil analisis mengungkap kekeringan selama beberapa tahun dengan periode basah yang lebih pendek. Selama lima tahun terakhir, wilayah tersebut memiliki nilai NDVI yang lebih tinggi daripada dua dekade sebelumnya, yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan tanaman dapat mendukung mangsa bagi hyena tutul yang penasaran saat berpindah tempat.

    “Fakta bahwa area koridor tersebut telah menjadi kurang ramah lingkungan, sehingga memungkinkan perjalanan yang lebih mudah di sepanjang ‘jalan raya’, mungkin menjelaskan bagaimana hyena mencapai wilayah utara sejauh ini,” kata Nagy.

    “Namun, motivasi perjalanannya yang panjang ke Mesir masih menjadi misteri yang membutuhkan penelitian lebih lanjut,” sebutnya.

    Hyena tutul merupakan predator berkelompok yang sukses, biasanya ditemukan di berbagai habitat di Afrika sub-Sahara. Mereka dapat menempuh jarak hingga 27 km dalam sehari, mengikuti migrasi ternak semi-nomaden yang dikelola manusia dan bertahan hidup dengan sesekali membunuh ternak.

    Individu yang dideskripsikan dalam penelitian ini, membunuh dua kambing yang digembalakan oleh masyarakat di Wadi Yahmib di Kawasan Lindung Elba, dan kemudian dilacak, ditemukan, dikejar, dan dibunuh pada akhir Februari 2024. Pembunuhan tersebut difoto dan diberi keterangan lokasi geografis, sehingga memberikan kesempatan bagi ahli ekologi hewan untuk menindaklanjuti penampakan tersebut.

    Temuan penelitian ini memaksa pemikiran ulang tentang distribusi hyena tutul yang disepakati dan menambah data yang tersedia tentang bagaimana perubahan iklim regional dapat memengaruhi migrasi hewan.

    (rns/rns)

  • Diduga Ada Prostitusi Sesama Jenis di Taman Daan Mogot, DPRD Jakarta: Jangan Tunggu Viral dan Razia Baru Bergerak

    Diduga Ada Prostitusi Sesama Jenis di Taman Daan Mogot, DPRD Jakarta: Jangan Tunggu Viral dan Razia Baru Bergerak

    Sebelumnya, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Administrasi Jakarta Barat mengamankan dua pria yang diduga terlibat prostitusi sesama jenis di Taman Daan Mogot KM 12, Cengkareng. Keduanya ditangkap saat operasi dan monitoring malam yang dilakukan Satpol PP pada Jumat, 14 November 2025.

    “Dua orang diduga homoseksual dibawa ke Panti Sosial Kedoya,” kata Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Satriadi Gunawan dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/11/2025).

    Satriadi menyampaikan, operasi pada Jumat itu dilakukan pada pukul 23.00 WIB yang dipimpin oleh Kepala Satpol PP Kecamatan Cengkareng, Sukarlan serta 12 personel lainnya. Pada operasi ini, Satpol PP juga melakukan pemasangan spanduk himbauan di lokasi yang dijadikan tempat prostitusi.

    “Kita kan selalu SOP-nya pasti tipiring-kan binaannya gitu loh. Kecuali kalau udah ada unsur pidana, misalkan ada pembunuhan atau apa, itu mungkin ranahnya kepolisian lah,” ucapnya.

    Menurut Satriadi, kegiatan pengawasan serta operasi semacam ini rutin dilakukan oleh pihaknya. Patroli serupa akan terus dilakukan terutama di tempat-tempat yang rawan untuk disalahgunakan.

    “Dia kan biasanya komunitas gitu namanya ya, jadi kayak janjian di satu tempat di situ yang punya potensi gitu kan,” kata dia.

  • Kasasi Ditolak, Eks Presiden Brasil Bolsonaro Terancam Dibui 27 Tahun

    Kasasi Ditolak, Eks Presiden Brasil Bolsonaro Terancam Dibui 27 Tahun

    Jakarta

    Mantan presiden Brasil, Jair Bolsonaro, kehabisan cara untuk menghindari hukuman penjara, setelah hakim menolak kasasinya atas hukuman 27 tahun penjara atas upaya kudeta yang gagal.

    Bolsonaro kalah dalam pemilu 2022, dan dihukum pada bulan September lalu atas upayanya untuk mencegah Presiden Luiz Inácio Lula da Silva mengambil alih kekuasaan setelah pemilu.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (15/11/2025), jaksa penuntut mengatakan rencana tersebut — yang mencakup rencana untuk membunuh Lula dan seorang hakim Mahkamah Agung — gagal hanya karena kurangnya dukungan dari para petinggi militer.

    Panel hakim Mahkamah Agung (MA) yang mempertimbangkan kasasi Bolsonaro, semuanya telah memberikan suara untuk menguatkan hukuman penjara tersebut pekan lalu. Hasilnya baru dianggap resmi pada tengah malam hari Jumat (14/11) waktu setempat.

    Seorang sumber MA yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada AFP, bahwa setelah hasil sidang diumumkan — yang kemungkinan akan berlangsung paling cepat Senin mendatang — pihak pembela memiliki waktu lima hari untuk mengajukan banding baru.

    Namun, banding ini dapat “dengan cepat” dibatalkan oleh hakim ketua Alexandre de Moraes, yang kemudian akan mengumumkan putusan akhir.

    “Umumnya, setelah pengumuman putusan akhir, surat perintah penangkapan dikeluarkan pada hari yang sama oleh hakim ketua, dan Moraes-lah yang akan memutuskan di mana penangkapan akan dilakukan, jelas Thiago Bottino, seorang profesor di Sekolah Hukum Getulio Vargas Foundation.

    Sumber pengadilan memperkirakan bahwa Bolsonaro dapat dijebloskan ke penjara pada pekan terakhir bulan November, sesuai dengan jadwal prosedur pengadilan.

    Bolsonaro yang tetap bersikukuh tidak bersalah, telah menjalani tahanan rumah sejak Agustus lalu. Dikarenakan masalah kesehatan akibat serangan penusukan pada tahun 2018, ia dapat meminta untuk menjalani hukuman penjaranya di rumah.

    Dakwaan terhadap Bolsonaro berfokus pada upayanya untuk melemahkan sistem pemungutan suara dengan tujuan menuduh adanya kecurangan jika Lula memenangkan pemilu, dan kemudian menjustifikasi intervensi militer.

    Lalu ada rencana pembunuhan Lula, wakil presidennya, Geraldo Alckmin, dan Moraes, yang menurut jaksa telah disetujui oleh Bolsonaro.

    “Kami siap membunuh banyak orang,” kata seorang pria yang diduga menjadi bagian dari regu pembunuh yang direncanakan, agen polisi federal Wladimir Soares, dalam pesan audio yang dipublikasikan oleh Mahkamah Agung.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Polisi Gerebek Rumah Eks Presiden Brasil Jair Bolsonaro”
    [Gambas:Video 20detik]
    (ita/ita)

  • Dilaporkan ke Polisi, Ini Tanggapan Ribka Tjiptaning Terkait Gelar Pahlawan Soeharto

    Dilaporkan ke Polisi, Ini Tanggapan Ribka Tjiptaning Terkait Gelar Pahlawan Soeharto

    Jakarta (beritajatim.com) – Ketua PDI Perjuangan, Dr. Ribka Tjiptaning, menyatakan kesiapannya menghadapi pemeriksaan di Bareskrim Polri terkait laporan terhadap dirinya setelah menyebut Soeharto tidak layak dianugerahi gelar pahlawan nasional.

    Ribka menegaskan bahwa pernyataannya didasarkan pada pengalaman pribadi sebagai korban dan hasil penyelidikan resmi yang pernah dilakukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

    “Selain pengalaman saya sendiri sebagai korban, saya juga akan meminta kesaksian Tim Ad Hoc bentukan Komnas HAM yang menyelidiki peristiwa 1965. Kita bisa dengar kesaksian bagaimana mereka menemukan korban-korban pelanggaran HAM Soeharto itu. Apa benar atau cuma fiksi?” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (15/11).

    Menurut Ribka, temuan utama Tim Ad Hoc Komnas HAM menunjukkan adanya pelanggaran HAM berat yang dilakukan secara luas dan sistematis pada masa tersebut. Pelanggaran itu meliputi pembunuhan massal, penghilangan orang secara paksa, penahanan sewenang-wenang terhadap sekitar 41 ribu orang, penyiksaan, perampasan kemerdekaan fisik, hingga kekerasan seksual.

    Ia menambahkan, data investigasi Komnas HAM mencatat sekitar 32.774 orang hilang, sementara sejumlah lokasi di berbagai daerah diidentifikasi sebagai tempat pembantaian.

    Masih merujuk laporan Komnas HAM, Ribka menegaskan bahwa pihak yang dianggap paling bertanggung jawab adalah Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib), lembaga yang berada langsung di bawah kendali Soeharto.

    “Itu bisa di-googling dan diunduh hasil laporannya. Dan itu penyelidikan pro yustisia lho. Itu sesuai perintah undang-undang, tetapi sampai sekarang belum ditindaklanjuti oleh negara. Silakan cari, ada itu ‘ringkasan eksekutif tim ad hoc peristiwa 65’.” tegasnya.

    Ribka juga menyampaikan bahwa anggota Tim Ad Hoc Komnas HAM yang menyusun laporan tersebut masih hidup dan dapat dimintai keterangan apabila proses hukum memerlukan. “Ketua timnya adalah Nur Kholis, wakilnya Kabul Supriadi, dan ada juga Johny Nelson Simanjuntak serta Yosep Adi Prasetyo,” paparnya.

    Ia menilai, kesaksian tidak hanya bisa datang dari tim penyelidik Komnas HAM, namun juga dari korban penculikan era Orde Baru yang hingga kini masih hidup—termasuk yang kini berada dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto.

    “Ini kesempatan bangsa ini kembali membuka sejarah kelam yang sedang berusaha ditutup oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon,” pungkasnya. (ted)

  • Bus Tabrak Antrean Penumpang di Halte Swedia, Beberapa Orang Tewas

    Bus Tabrak Antrean Penumpang di Halte Swedia, Beberapa Orang Tewas

    Stockholm

    Sebuah bus menabrak antrean penumpang di halte bus di pusat kota Stockholm, Swedia. Akibatnya beberapa orang tewas dan lainnya luka-luka.

    Dilansir AFP, Sabtu (15/11/2025), gambar-gambar di media Swedia menampilkan kerumunan polisi dan ambulans. Sejumlah kru penyelamat berjongkok di sekitar bagian bawah bus tingkat untuk membantu orang-orang yang terjebak di bawahnya.

    “Ada korban luka dan meninggal dalam insiden itu. Polisi untuk saat ini belum berkomentar mengenai jumlah, jenis kelamin, atau usia korban,” kata pernyataan polisi Swedia.

    Juru bicara otoritas kesehatan Michelle Marcher mengatakan kepada AFP bahwa dua orang yang mengalami luka parah telah dibawa ke rumah sakit. Sementara, Juru bicara kepolisian Nadya Norton mengatakan penyebab kecelakaan masih belum diketahui.

    “Penyelidikan harus menentukan apa yang terjadi. Masih terlalu dini untuk mengatakannya dan saya tidak ingin berspekulasi,” kata Nadya kepada AFP.

    Ia mengatakan pengemudi bus telah ditangkap. Penyelidikan pembunuhan telah dibuka oleh pihak kepolisian.

    Lihat juga Video ‘Ngeri! Bus Terjun ke Jurang di Peru, 37 Orang Tewas’:

    (isa/isa)

  • Terduga Pembunuh Ibu Rumah Tangga di Jombang Masih Berkeliaran, Polisi Lakukan Penyisiran

    Pembunuhan di Mojoagung Jombang, Polisi Buru Suami Siri Korban

    Jombang (beritajatim.com) – Pembunuhan ibu rumah tangga, Tri Retno Jumilah (62), asal Desa Mancilan Kecamatan Mojoagung, terus didalami oleh Satreskrim Polres Jombang. Polisi memburu suami siri korban yang berinisial P. Pria tersebut menghilang sejak jasad korban ditemukan.

    Kasatreskrim Polres Jombang AKP Dimas Robin menjelaskan, pihaknya menaruh kecurigaan pada P yang tak lain suami siri korban. Pasalnya, hingga saat ini posisi P masih misterius. “Kita lakukan pelacakan untuk mengetahui keberadaan P,” ujar Dimas, Jumat (14/11/2025).

    Dimas mengungkapkan, P menghilang seiring dengan kasus tersebut. Sepeda motor milik korban Yamaha Vixon juga raib entah kemana. Namun perhiasan dan uang milik Tri Retno masih ada. “Kita terus lakukan pengembangan,” ungkapnya.

    Antara korban dan P menikah secara siri sejak 2016. Sehari-hari Tri Retno membuka warung kopi di Kawasan Pasar Mojoagung. Sedangkan P tidak bekerja karena menderita diabetes sejak lama.

    Penemuan jasad Tri Retno bermula ketika anak korban, Eko Nursoleh (40), merasa khawatir karena tidak bisa menghubungi ibunya. Pada Senin (10/11/2025), Eko mengirimkan buah jeruk untuk ibunya, namun karena seluruh pintu rumah terkunci, Eko hanya bisa menggantungkan jeruk itu di gagang pintu.

    Sampai Kamis (13/11/2025), jeruk tersebut belum juga diambil, dan bau busuk mulai tercium dari dalam rumah. Eko yang curiga akhirnya mendobrak pintu belakang, dan menemukan ibunya sudah tak bernyawa, tertutup selimut di dalam rumah.

    Polisi kini melanjutkan penyelidikan untuk mengungkap lebih lanjut siapa pelaku di balik pembunuhan ini dan apa motifnya, serta bagaimana keterkaitan suami korban dalam kasus ini. Perburuan terhadap suami korban pun dilakukan. [suf]

  • Hasil Autopsi Terungkap, Kematian Ibu Rumah Tangga di Jombang Dipastikan Pembunuhan

    Hasil Autopsi Terungkap, Kematian Ibu Rumah Tangga di Jombang Dipastikan Pembunuhan

    Jombang (beritajatim.com) – Kematian Tri Retno Jumilah (62), seorang ibu rumah tangga asal Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, yang sebelumnya ditemukan dalam kondisi membusuk di rumahnya, akhirnya terungkap.

    Berdasarkan hasil autopsi yang diumumkan oleh pihak kepolisian pada Jumat (14/11/2025), penyebab kematian Tri Retno dipastikan adalah pembunuhan.

    Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Dimas Robin, menjelaskan bahwa pemeriksaan medis terhadap jasad korban menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan yang mengarah pada pembunuhan. “Dari hasil autopsi, kami menemukan luka memar akibat pukulan benda tumpul di berbagai bagian tubuh korban, seperti wajah, kepala, punggung, tangan kanan dan kiri, serta dada kiri,” ujar Dimas.

    Luka-luka tersebut menunjukkan kekerasan fisik yang cukup parah. Selain itu, hasil autopsi juga mencatat adanya patah tulang pada beberapa bagian tubuh korban, seperti rahang bawah kanan, tulang pipi kanan, lengan atas kanan, serta beberapa iga pada sisi kanan.

    “Resapan darah ditemukan di kulit kepala bagian dalam dan tulang atap tengkorak, yang mengindikasikan adanya kekerasan tumpul yang menyebabkan kematian,” tambah Dimas.

    Pihak kepolisian menyatakan bahwa korban telah meninggal lebih dari empat hari sebelum tubuhnya ditemukan, mengingat kondisi tubuh yang sudah mengalami pembusukan. Polisi juga menemukan beberapa barang yang dapat dijadikan petunjuk, seperti bantal dan selimut yang tergeletak di sekitar korban.

    Meski perhiasan dan uang milik korban ditemukan masih utuh, sepeda motor milik korban hilang. Hal ini menambah misteri terkait kasus ini, terutama dengan keberadaan suami korban yang belum ditemukan hingga saat ini. Dimas menyatakan bahwa pihaknya akan terus mencari petunjuk lebih lanjut, termasuk menelusuri hilangnya sepeda motor dan keberadaan suami korban.

    Kasatreskrim Polres Jombang AKP Dimas Robin

    Penemuan jasad Tri Retno bermula ketika anak korban, Eko Nursoleh (40), merasa khawatir karena tidak bisa menghubungi ibunya. Pada Senin (10/11/2025), Eko mengirimkan buah jeruk untuk ibunya, namun karena seluruh pintu rumah terkunci, Eko hanya bisa menggantungkan jeruk itu di gagang pintu.

    Sampai Kamis (13/11/2025), jeruk tersebut belum juga diambil, dan bau busuk mulai tercium dari dalam rumah. Eko yang curiga akhirnya mendobrak pintu belakang, dan menemukan ibunya sudah tak bernyawa, tertutup selimut di dalam rumah.

    Polisi kini melanjutkan penyelidikan untuk mengungkap lebih lanjut siapa pelaku di balik pembunuhan ini dan apa motifnya, serta bagaimana keterkaitan suami korban dalam kasus ini. [suf]

  • BBC Minta Maaf ke Trump Terkait Episode ‘Menyesatkan’

    BBC Minta Maaf ke Trump Terkait Episode ‘Menyesatkan’

    Selamat hari Jumat dan bersiap berakhir pekan!

    Kami kembali menghadirkan Dunia Hari Ini yang melaporkan informasi pilihan dari berbagai negara selama 24 jam terakhir

    BBC minta maaf pada Trump

    BBC telah meminta maaf kepada Presiden AS Donald Trump atas salah satu episode dokumenter Panorama yang menyambung potongan-potongan pidato yang disampaikannya pada 6 Januari 2021.

    Meski mengakui kesalahan dan meminta maaf, BBC menolak tuntutan kompensasinya yang dilayangkan.

    BBC juga menyatakan tidak akan menayangkan program tersebut lagi.

    Pengacara Trump mengancam akan menuntut BBC sebesar $1 miliar sebagai ganti rugi, kecuali perusahaan tersebut mencabut pernyataannya, meminta maaf, dan memberikan kompensasi.

    Tim hukum BBC telah menanggapi pengacara Trump dan ketuanya, Samir Shah, telah secara pribadi menulis surat kepada presiden AS untuk meminta maaf.

    “Kami menerima bahwa episode kami secara tidak sengaja memberikan kesan bahwa kami menayangkan satu bagian pidato yang berkelanjutan, alih-alih kutipan dari berbagai poin dalam pidato tersebut, dan hal ini memberikan kesan yang keliru bahwa Presiden Trump telah secara langsung menyerukan tindakan kekerasan,” bunyi pernyataan BBC.

    Polisi periksa puluhan saksi ledakan SMAN 72 Jakarta

    Sebanyak 46 siswa diperiksa sebagai saksi insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengatakan sebanyak 20 orang masih dirawat inap.

    “Satu korban inisial L dirujuk di RSCM untuk perawatan pelaksanaan operasi yang lebih intensif,” katanya.

    Sebanyak 13 korban insiden tersebut dirawat di RS Islam Jakarta, dengan enam orang di RS YARSI, dan satu orang di RS Polri.

    Dilansir dari Detik, para korban mengalami luka bakar, gangguan pendengaran, hingga patah tulang tengkorak.

    Pelaku pembunuhan dituntut 200 tahun penjara

    Seorang jaksa penuntut telah menuntut hukuman penjara lebih dari 200 tahun bagi kedua pria yang dituduh membunuh dua bersaudara asal Australia, Jake dan Callum Robinson, di Meksiko tahun lalu.

    Tiga pria, yang hanya dapat diidentifikasi dengan nama depan mereka, Jesús Gerardo, Irineo Francisco, dan Ángel Jesús, hadir di pengadilan di kota Ensenada, Meksiko.

    Jaksa Raúl Cobo Montejano meminta hukuman penjara 210 tahun bagi ketiga pria tersebut, yang semuanya didakwa dengan pembunuhan berat.

    Ia meminta hukuman tambahan 168 tahun bagi Jesús Gerardo, yang juga didakwa dengan penghilangan paksa.

    Kedua bersaudara tersebut dan teman mereka dari Amerika, Carter Rhoad, tewas saat berselancar di Baja California, di pesisir Pasifik Meksiko, pada bulan April tahun lalu.

    Penerbangan dihentikan demi ujian masuk universitas Korea

    Lebih dari setengah juta orang di Korea Selatan mengikuti ujian masuk universitas pada hari Kamis (13/11).

    Polisi dikerahkan untuk memastikan mereka tiba di lokasi ujian tepat waktu, sementara semua penerbangan dihentikan selama setengah jam.

    Jumlah peserta ujian, yang ingin mendapatkan tempat di universitas-universitas terbaik di negara itu, mencapai jumlah tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

    Penerbangan di semua bandara, termasuk Bandara Internasional Incheon, dilarang mendarat atau lepas landas antara pukul 1:05 siang (0405 GMT) dan 1:40 siang untuk memastikan tidak ada gangguan saat para siswa mengikuti bagian pemahaman mendengarkan tes mata pelajaran bahasa Inggris.

    Sebagian besar kandidat lahir pada tahun 2007.