Kasus: pembunuhan

  • Kelasi Satu J Pembunuh Juwita Baru Sebulan di Balikpapan, Keberadaannya di Banjarbaru Dipertanyakan – Halaman all

    Kelasi Satu J Pembunuh Juwita Baru Sebulan di Balikpapan, Keberadaannya di Banjarbaru Dipertanyakan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Komandan Detasemen Polisi Militer (Dan Denpom) Pangkalan Angkatan (Lanal) Balikpapan, Kalimantan Timur, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap, mengungkapkan anak buahnya, Kelasi Satu J, adalah pelaku pembunuhan wartawati Juwita.

    Juwita ditemukan tewas di tepi jalan di kawasan Gunung Kupang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (22/3/2025).

    “Kami mengonfirmasi bahwa benar telah terjadi kasus pembunuhan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Lanal Balikpapan berinisial J (23), terhadap korban Saudari Juwita (22),” ungkap Ronald dalam konferensi pers, Rabu (26/3/2025), dikutip dari TribunKaltim.co.

    “Peristiwa ini terjadi pada Sabtu, 22 Maret 2025, di Banjarbaru, Kalimantan Selatan,” imbuh dia.

    Terkait keberadaan Kelasi Satu J di Banjarbaru, Ronald tak mengetahui secara pasti apakah sedang dalam rangka tugas atau perjalanan pribadi.

    Sebab, Kelasi Satu J termasuk orang baru di Lanal Balikpapan. Ia baru bertugas di Lanal Balikpapan selama satu bulan.

    Ronald mengatakan pihaknya masih mendalami hubungan Kelasi Satu J dan Juwita.

    “Kami masih mendalami hubungan antara korban dan tersangka, serta motif di balik kejadian ini,” katanya.

    Sementara itu, beredar foto Juwita dan Kelasi Satu J dengan latar belakang biru, berdampingan.

    Berdasarkan foto itu, keduanya disebutkan tengah berpacaran dan akan menikah.

    “Mereka berpacaran dan informasinya akan menikah dalam waktu dekat,” jelas Devi, rekan kerja Juwita, Kamis (27/3/2025), dikutip dari BanjarmasinPost.com.

    Pihak keluarga diketahui juga mengamini perkataan Devi.

    Diketahui, Juwita ditemukan tewas di kawasan Gunung Kupang, Banjarbaru, Sabtu sore.

    Korban sempat dikira tewas karena kecelakaan, namun rekan sesama jurnalis menemukan kejanggalan.

    Saat ditemukan, baju yang dikenakan korban tidak sobek dan motor yang dikendarai tak mengalami kerusakan.

    Sementara itu, ditemukan luka di leher dan lebam di bagian leher korban.

    “Lukanya hanya di leher dan ada lebam di belakang leher. Kendaraannya juga tidak mengalami kerusakan berarti,” kata rekan Juwita, Teny Ariana, Selasa (25/3/2025).

    “Kalau kecelakaan, pasti bajunya kotor atau sobek, motornya pun pasti rusak parah,” imbuh dia.

    Setelah ditelusuri, terungkap Juwita menjadi korban pembunuhan oleh oknum TNI AL, Kelasi Satu J.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Oknum Anggota Lanal Balikpapan Kaltim Diduga Terlibat Pembunuhan di Banjarbaru, Ini Langkah TNI AL dan di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Wartawati Banjarbaru Juwita Diduga Dibunuh Oknum TNI AL, Ternyata Pelaku dan Korban Akan Menikah

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunKaltim.co/Dwi Ardianto, BanjarmasinPost.com/Stanislaus Sene)

  • Rekonstruksi Pembunuhan Sales Mobil di Aceh, Oknum TNI AL Peragakan 47 Adegan di 2 Lokasi – Halaman all

    Rekonstruksi Pembunuhan Sales Mobil di Aceh, Oknum TNI AL Peragakan 47 Adegan di 2 Lokasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dede Irawan, oknum TNI AL pelaku pembunuhan sales mobil di Aceh menjalani proses rekonstruksi, Rabu (26/3/2025).

    Korban yang bernama Hasfiani (37) ditemukan tewas terbungkus karung di kawasan Gunung Salak, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Senin (17/3/2025) lalu.

    Dandenpomal Lanal Lhokseumawe, Mayor Laut (PM) Anggiat Napitupulu, mengatakan rekonstruksi digelar di dua lokasi dari empat tempat kejadian perkara (TKP).

    Pelaku sudah dua tahun berdinas di KAL Bireuen Lanal Lhokseumawe dan berpangkat Kelasi Dua.

    “Makanya hanya beberapa hari saja, kami sudah dapat melaksanakan rekonstruksi, guna kelengkapan berkas perkara,” ujarnya, dikutip dari Serambiaceh.com.

    Sebanyak 47 adegan diperagakan mulai janjian bertemu korban, penggelapan mobil hingga pembuangan jasad.

    Ia menambahkan pelaku membawa senjata api ketika bertemu korban sehingga kasus pembunuhan telah direncanakan.

    “Pengakuan tersangka dibeli di Lampung,” imbuhnya.

    Para saksi juga dimintai keterangan mulai kerabat hingga dokter yang melakukan visum.

    “Setelah dilakukan rekonstruksi, maka kami langsung menyusun berkas untuk selanjutnya dilimpahkan ke auditur,” tandasnya.

    Motif Pembunuhan

    Sebelumnya,Mayor Laut (MP) A. Napitupulu, menyatakan pelaku telah ditahan di Markas Pomal Lhokseumawe.

    “Jenazahnya kita ketahui dari pelaku. Kita jemput jenazahnya, kita lakukan visum et repertum di Rumah Sakit Umum Cut Meutia dan sudah difardu kifayahkan,” paparnya, dikutip dari Prohaba.com

    Motif pembunuhan yakni pelaku ingin menguasai mobil yang dijual korban.

    “Mobil itu kemudian terlihat keluar dari kompleks dan menuju arah Medan, Sumatera Utara. Suara letusan senjata yang didengar warga pada Jumat sore itu adalah peristiwa yang sedang kita bicarakan sekarang ini,” tuturnya.

    Sosok Korban

    Tewasnya Hasfiani meninggalkan duka mendalam untuk istri dan ketiga anaknya yang masih berusia 12 tahun, 4 tahun, dan 6 bulan.

    Selama ini korban tinggal di rumah mertuanya di Desa Uteun Geulinggang, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.

    Hasfiani memiliki dua pekerjaan yakni perawat di Puskesmas Babah Buloh, serta sales mobil di Krueng Geukuh.

    Hal tersebut dilakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

    Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Aceh Utara, Bahrun Walidin, menyatakan Hasfiani dikenal sebagai pekerja keras.

    “Dia itu humoris, dia juga qori. Setiap kali ada kegiatan kami, dia selalu bagian membaca Qur’an dan doa. Dia jago ngaji,” ucapnya.

    Ia mengaku kaget mendengar kabar korban hilang sejak Jumat (14/3/2025) dan ditemukan tewas empat hari kemudian.

    Ia berharap korban mendapat keadilan karena tewas terkena tembakan di bagian kepala.

    “Kami merasakan luka mendalam. Kami minta, Presiden Prabowo Subianto memberikan hukuman terberat untuk pelaku,” tandasnya.

    Semasa hidupnya, korban dikenal baik kepada semua orang dan sering membantu.

    “Rasanya tidak akan ada manusia yang berbeda pendapat dengan Imam. Orangnya sangat baik, bahkan kebaikannya luar biasa, mudah membantu sesama,” sambungnya.

    Jenazah telah dimakamkan di TPU Desa Uteun Geulinggang, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.

    Sebagian artikel telah tayang di Serambinews.com dengan judul Oknum TNI AL Bunuh Agen Mobil di Aceh Utara Rekonstruksi 47 Adegan, Terungkap Pembunuhan Berencana

    (Tribunnews.com/Mohay) (Serambinews.com/Saiful Bahri/Faisal Zamzami) 

  • Oknum TNI AL Terduga Pembunuh Wartawati Ditangkap, Keluarga Korban Minta Jangan Ada yang Ditutupi – Halaman all

    Oknum TNI AL Terduga Pembunuh Wartawati Ditangkap, Keluarga Korban Minta Jangan Ada yang Ditutupi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Wartawan media online di Banjarbaru, Kalimantan Selatan bernama Juwita diduga dibunuh oleh oknum TNI AL berinisial J.

    Terduga pelaku merupakan anggota TNI AL dari Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) dengan pangkat Kelasi Satu.

    Juwita ditemukan tergeletak tak bernyawa di kawasan Gunung Kupang, Banjarbaru, Sabtu (22/3/2025) sore.

    Komandan Detasemen Polisi Militer (Dan Denpom) Lanal Balikpapan, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap, telah mengonfirmasi pelaku dalam kasus ini merupakan anggota Lanal Balikpapan berinisial J, yang berpangkat Kelasi Satu.

    “Kami mengonfirmasi bahwa benar telah terjadi kasus pembunuhan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Lanal Balikpapan berinisial J (23) terhadap korban saudari Juwita (25).”

    “Peristiwa ini terjadi pada hari Sabtu, 22 Maret 2025, di Banjarbaru, Kalimantan Selatan,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (26/3/2025), dikutip dari TribunKaltim.co.

    Mayor Laut Ronald mengatakan tersangka telah diamankan oleh Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lanal Balikpapan.

    Selanjutnya, tersangka akan menjalani proses hukum yang transparan.

    Saat ini, penyidik masih mendalami kronologi lengkap kejadian, mengingat lokasi peristiwa berada di luar wilayah hukum Lanal Balikpapan.

    “Kami mohon kesabaran rekan-rekan media terkait perkembangan penyidikan ini.”

    “Terduga pelaku saat ini sudah diamankan, dan penyelidikan terus dilakukan secara intensif.”

    “Kami memastikan bahwa proses hukum akan berjalan transparan sesuai dengan aturan yang berlaku,” papar Mayor Laut Ronald.

    Lalu, mengenai dugaan hubungan antara tersangka dan korban serta motif pembunuhan, Mayor Laut Ronald menyatakan bahwa hal tersebut masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.

    Pihak penyidik juga masih menelusuri keberadaan tersangka di Banjarbaru, apakah dalam rangka tugas atau sedang dalam perjalanan pribadi.

    “Kami masih mendalami hubungan antara korban dan tersangka serta motif di balik kejadian ini.”

    “Kami mohon kesabaran rekan-rekan media, dan perkembangan lebih lanjut akan segera kami sampaikan,” jelasnya.

    Harapan Keluarga Korban

    Kakak kandung Juwita, Supraja Ardinata mewakili pihak keluarga meminta agar kasus ini diusut secara tuntas.

    “Harapan kami sekeluarga pokoknya dibuka selebar-lebarnya sampai tuntas. Jangan ada yang ditutupi,” ungkapnya kepada wartawan, Kamis (27/3/2025), dilansir Kompas.com.

    Kini, pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus kematian Juwita kepada kepolisian.

    “Pokoknya kita tunggu saja hasil penyelidikan pihak kepolisian,” imbuh Supraja.

    KAKAK WARTAWATI JUWITA – Kakak korban Juwita, Subpraja Ardinata saat ditemui di Polres Banjarbaru. Usai dimintai keterangan di Polres Banjarbaru, Kamis, (27/03/2025) pukul 00.07 Wita. (Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus Sene)

    Sementara itu, orang dekat Juwita curiga kematian korban bukan karena kecelakaan tunggal.

    Rekan korban, Teny, mengungkapkan Juwita sempat membalas pesan Whatsapp-nya pada hari Sabtu pukul 10.49 WITA.

    Namun, pesannya pada pukul 12.01 WITA tak kunjung dibaca Juwita karena hanya menunjukkan centang dua.

    “Begitu mendengar Juwita ditemukan tewas, saya segera menuju lokasi dan melihat sendiri barang-barang pentingnya hilang,” ungkap Teny.

    Adapun barang yang hilang itu seperti telepon seluler dan dompet.

    Kemudian, kejanggalan lainnya adalah sejumlah luka yang ditemukan pada tubuh Juwita.

    Teny menjelaskan ada luka memar di bawah mata, leher bagian kiri, dagu, dan punggung korban.

    Menurutnya, luka-luka tersebut tidak seperti luka kecelakaan biasa.

    Apalagi korban ditemukan mengenakan helm.

    Selain itu, pakaian korban tidak menunjukkan bekas kotoran atau kerusakan yang biasanya terjadi setelah mengalami kecelakaan.

    “Jika itu kecelakaan, pakaian korban pasti kotor dan rusak. Tapi ini tidak,” tegas Teny.

    Sebelumnya, Juwita ditemukan tergeletak tak bernyawa di kawasan Gunung Kupang, Banjarbaru, Sabtu (22/3/2025).

    Karena penyebab kematiannya dinilai janggal, organisasi pers dan rekan sesama jurnalis di Banjarbaru mendesak Polres Banjarbaru untuk melakukan penyelidikan.

    Sejauh ini, Polres Banjarbaru sudah memeriksa 4 saksi.

    Kapolda Kalsel, Irjen Rosyanto Yudha Hermawan memberikan atensi terhadap kasus kematian Juwita.

    Lima hari setelah kematian korban, terduga pelaku pembunuhan Juwita mulai terungkap setelah Detasemen Polisi Militer Lanal Balikpapan menggelar konferensi pers.

    Juwita diduga kuat tewas dibunuh oleh oknum anggota TNI AL berinisial J dengan pangkat Kelasi Satu.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Oknum Anggota Lanal Balikpapan Kaltim Diduga Terlibat Pembunuhan di Banjarbaru, Ini Langkah TNI AL dan Tribunbanjarbaru.com dengan judul Pembunuhan Wartawati Juwita, Lanal Balikpapan Telusuri Penyebab Oknum TNI AL Ini Ada di Banjarbaru

    (Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunKaltim.co/Dwi Ardianto) (Tribunbanjarbaru.com/Stanislaus Sene) (Kompas.com/Andi Muhammad Haswar)

    Berita lain terkait Wartawati Dibunuh Oknum TNI

  • Jurnalis di Kalsel Diduga Dibunuh Oknum TNI AL, Ada Luka Lebam di Leher

    Jurnalis di Kalsel Diduga Dibunuh Oknum TNI AL, Ada Luka Lebam di Leher

    PIKIRAN RAKYAT – Kasus dugaan pembunuhan seorang jurnalis wanita di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menggemparkan publik. Fakta baru terungkap bahwa seorang oknum anggota TNI AL diduga terlibat dalam kasus tersebut.

    Korban, yang diketahui bernama Juwita (23), ditemukan meninggal dunia dengan luka lebam di leher.

    Kronologi Kejadian

    Juwita ditemukan meninggal dunia di Gunung Kupang, Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru pada Sabtu, 22 Maret 2025 sekitar pukul 15.00 WITA.

    Awalnya, korban diduga meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal. Namun, warga yang menemukan korban tidak melihat tanda-tanda kecelakaan. Kerabat korban juga menemukan luka lebam di leher korban dan ponsel korban hilang.

    Keterlibatan Oknum TNI AL

    Komandan Detasemen Polisi Militer (Dandenpom) Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Balikpapan, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap, membenarkan bahwa seorang oknum anggota TNI AL berinisial J terlibat dalam kasus ini.

    Pelaku berpangkat Kelasi Satu dan bertugas di Lanal Balikpapan. Pelaku baru satu bulan bertugas di Balikpapan dan sebelumnya bertugas di Lanal Banjarmasin.

    “Oknum tersebut berinisial J pangkat Kelasi Satu. J mengabdi sebagai TNI AL sudah empat tahun. Dia asli Kendari, Sulawesi Tenggara dan baru satu bulan bertugas di Kota Balikpapan,” ujarnya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

    Pihak Lanal Balikpapan akan menyampaikan proses hukum terhadap pelaku secara terbuka.
    Terduga pelaku akan diberikan sanksi dan hukuman seberat-beratnya sesuai dengan perbuatan dilakukan, dan untuk hukuman yang pasti adalah Pemberhentian Secara Tidak Hormat (PTDH).

    “Itu sebagai wujud transparansi kami untuk pengungkapan kasus yang melibatkan oknum anggota kami, tidak ada yang kami tutup-tutupi,” sambungnya.

    POM Lanal Balikpapan juga mendalami apakah J saat berada di Banjarmasin sedang menjalankan tugas atau kegiatan lain.

    Proses Penyelidikan

    Penyelidikan dilakukan oleh Polres Banjarbaru yang dibackup oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel. Pihak kepolisian mengumpulkan bukti-bukti, termasuk hasil visum.

    Pihak kepolisian berjanji akan menyampaikan hasil penyelidikan dalam waktu dekat.

    “Kami mohon waktu, jangan sampai justru mengganggu proses lidik dan sidik,” ujar Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan.

    Profil Korban

    Korban, Juwita (23), adalah seorang jurnalis media daring lokal di Kalimantan Selatan. Korban bertugas melakukan peliputan di Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar.

    Korban juga merupakan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI Kalsel) dan telah memiliki sertifikat Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dengan kualifikasi wartawan muda.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Jubir Hamas Abdel Latif al-Qanou Tewas dalam Serangan Udara Israel di Jalur Gaza Utara – Halaman all

    Jubir Hamas Abdel Latif al-Qanou Tewas dalam Serangan Udara Israel di Jalur Gaza Utara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Juru bicara Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Abdel Latif al-Qanou, dikabarkan tewas dalam serangan udara Israel di Jabalia, Jalur Gaza utara pada Kamis (27/3/2025) dini hari.

    Kematian Abdel Latif al-Qanou menjadikannya tokoh terkemuka terbaru Hamas yang tewas sejak Israel melanjutkan serangannya pada 18 Maret 2025 dan melanggar perjanjian gencatan senjata.

    Tentara pendudukan Israel melakukan pembantaian baru di Jalur Gaza pada Kamis dini hari yang mengakibatkan puluhan orang tewas dan cedera.

    Sumber medis Gaza mengatakan serangan yang sama melukai beberapa orang, sementara serangan terpisah menewaskan sedikitnya enam orang di Kota Gaza dan satu orang di Khan Yunis di Gaza selatan.

    Awal pekan ini, Israel membunuh pemimpin terkemuka Hamas, Ismail Barhoum dan Salah al-Bardawil.

    Baik Bardawil maupun Barhoum, adalah anggota biro politik Hamas yang beranggotakan 20 orang, 11 di antaranya menurut sumber Hamas telah tewas sejak serangan Israel di Jalur Gaza dimulai pada Oktober 2023.

    Sebelumnya, pesawat tempur Israel melancarkan serangan ke lingkungan Shujaiya dan Zeitoun di Kota Gaza, serta Beit Lahia di Jalur Gaza utara selama 24 jam terakhir.

    Sementara itu Hamas belum mengomentari pembunuhan Abdel Latif al-Qanou, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Abdul Latif Al-Qanou

    Abdul Latif Al-Qanou bergabung dengan Hamas pada awal 2000.

    Ia terlibat dengan Blok Islam di sekolah dan menjadi anggota Blok Islam di Universitas Islam.

    Abdul Latif Al-Qanou kemudian terpilih menjadi anggota dewan siswa, dan kemudian menjadi ketuanya. 

    Pada 2006, Abdul Latif Al-Qanou terpilih sebagai ketua Blok Islam di universitas tersebut.

    Setelah lulus dari Universitas Islam, Abdul Latif Al-Qanou bekerja di kantor media Hamas di Jalur Gaza utara.

    Ia menjadi direktur media gerakan tersebut di kantornya di Gaza utara pada 2007, kemudian menjadi juru bicara media di provinsi utara di tahun yang sama, dan menjadi juru bicara media untuk Hamas sejak 2016, dikutip dari iNews.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • 3 Kasus Pembunuhan oleh Oknum TNI: Penembakan Polisi hingga Tewasnya Jurnalis Juwita – Halaman all

    3 Kasus Pembunuhan oleh Oknum TNI: Penembakan Polisi hingga Tewasnya Jurnalis Juwita – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Tiga kasus pembunuhan oleh oknum TNI terjadi dalam dua pekan terakhir.

    Pertama, seorang oknum TNI AL membunuh agen mobil di Aceh Utara, Aceh.

    Kemudian, tiga polisi di Way Kanan, Lampung, tewas, setelah ditembak oknum TNI AD ketika menggerebek arena judi sabung ayam.

    Terbaru, seorang jurnalis di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, diduga kuat dibunuh oknum TNI AL.

    Dirangkum Tribunnews.com, berikut ini rincian kasus pembunuhan oleh oknum TNI dalam dua pekan terakhir:

    1. Agen mobil di Aceh Utara dibunuh oknum TNI AL

    Agen mobil bernama Hasfiani alias Imam tewas dibunuh oknum TNI AL berpangkat Kelasi Dua, Dede Irawan, Jumat (14/3/2025).

    TNI BUNUH PRIA – (Kiri) Komandan Polisi Militer TNI AL (Pomal) Lhokseumawe, Mayor Laut (MP) A Napitupulu dalam konferensi persnya di Markas TNI AL Kota Lhokseumawe, Senin (17/3/2025) dan (Kanan) Tangkap layar video penemuan jasad korban yang tewas dibunuh oknum TNI diunggah di akun Instagram.com/andreli_48. (Kolase: Kompas.com/Masriadi Sambo dan Instagram.com/andreli_48)

    Sebelum melancarkan aksinya, Dede yang bertugas di Lhokseumawe, bertemu Imam di kawasan Krueng Geukuh, Aceh Utrara, dengan alasan ingin membeli mobil yang dijual korban.

    Dede kemudian melakukan test drive ditemani korban. Namun, dalam perjalanan test drive, Dede menembak korban di bagian kepala hingga akhirnya tewas.

    Jasad korban lantas dibuang di semak-semak di kawasan Gunung Salak dan ditemukan pada Senin (17/3/2025) pagi.

    Di hari yang sama, Komandan Polisi Militer TNI AL (Pomal) Lhokseumawe, Mayor Laut (MP) Anggiat Napitupulu, mengatakan pelaku telah ditangkap dan ditahan.

    Pelaku nekat membunuh sebab ingin menguasai mobil yang dijual korban.

    “Benar, peristiwa itu melibatkan pelaku pembunuhan yang merupakan oknum TNI AL, Kelasi Dua, DI. Sekarang pelakunya sudah ditahan,” jelas Anggiat dalam konferensi pers, dilansir SerambiNews.com.

    Dari hasil rekonstruksi yang digelar pada Rabu (26/3/2025), terungkap pelaku telah merencanakan untuk membunuh korban.

    Hal ini diketahui dari 47 adegan yang dimulai dari chatting di Facebook, pertemuan dengan korban, melakukan eksekusi, pembuangan mayat korban, hingga pembuangan senjata.

    2. Penembakan terhadap tiga polisi di Way Kanan

    Tiga polisi tewas setelah ditembak oknum TNI AD saat menggerebak arena judi sabung ayam di Way Kanan, Senin (17/3/2025).

    Ketiga polisi yang tewas itu adalah Kapolsek Negara Batin, AKP Lusiyanto; dan anggotanya, Aipda Petrus Apriyantol; serta anggota Satreskrim Polres Way Kanan, Briptu M Ghalib Surya Ganta.

    Sehari setelah penembakan, Selasa (18/3/2025), pelaku yang bernama Kopka Basarsyah menyerahkan diri.

    Seminggu setelahnya, Selasa (25/3/2025), pelaku pun ditetapkan sebagai tersangka penembakan terhadap tiga polisi.

    “Terduga yang saat sekarang sudah menjadi tersangka itu menyerahkan diri pada tanggal 18 Maret 2025, yaitu Kopka B,” jelas Komandan Pusat Polisi Militer TNI AD (Danpuspomad), Mayjen TNI Eka Wijaya, Permana, Selasa.

    Lebih lanjut, Eka mengatakan pelaku telah mengakui melakukan penembakan hingga menewaskan tiga orang polisi.

    POLISI TEWAS DITEMBAK – Tiga anggota polisi di Way Kanan, Lampung meninggal dunia saat gerebek lokasi judi sabung ayam, Senin (17/3/2025). Korban salah satunya adalah Kapolsek Negara Batin Iptu Lusiyanto. (Istimewa/ Tribunlampung.co.id)

    Pelaku juga mengaku membuang senjatanya setelah menembak korban.

    “Kita menginterogasi mencari alat bukti dalam kasus pidana, alhamdulillah, pelaku mengakui dan saat dia lari membuang senjata di suatu tempat,” jelas dia.

    Atas perbuatannya, Kopka Basarsyah dijerat Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana juncto Pasal 338 tentang Pembunuhan.

    Selain Kopka Basarsyah, ada satu oknum TNI AD yang juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut, yakni Peltu Lubis.

    Namun, Peltu Lubis menjadi tersangka kasus perjudian, bukan penembakan. Peltu Lubis dijerat Pasal 303 tentang Perjudian.

    3. Tewasnya jurnalis wanita di Banjarbaru

    WARTAWAN TEWAS – Ucapan dukacita atas meninggalnya Juwita, jurnalis media daring Newsway.co.id, dari Kepolisian Resor Banjarbaru, Kalimantan Selatan yang jasadnya ditemukan tergeletak di pinggir jalan di kawasan Gunung Kupang, Banjarbaru pada Sabtu (22/3/2025) lalu. (Instagram Polres Banjarbaru via Kompas.com)

    Seorang jurnalis perempuan bernama Juwita ditemukan tewas di kawasan Gunung Kupang, Banjarbaru, Sabtu (22/3/2025) sore.

    Korban sempat dikira tewas karena kecelakaan, namun rekan sesama jurnalis menemukan kejanggalan.

    Saat ditemukan, baju yang dikenakan korban tidak sobek dan motor yang dikendarai tak mengalami kerusakan.

    Sementara itu, ditemukan luka di leher dan lebam di bagian leher korban.

    “Lukanya hanya di leher dan ada lebam di belakang leher. Kendaraannya juga tidak mengalami kerusakan berarti,” kata rekan Juwita, Teny Ariana, Selasa (25/3/2025), dikutip dari Kompas.com.

    “Kalau kecelakaan, pasti bajunya kotor atau sobek, motornya pun pasti rusak parah,” imbuh dia.

    Setelah ditelusuri, terungkap Juwita menjadi korban pembunuhan oleh oknum TNI AL, Kelasi Satu J.

    Hal ini disampaikan oleh Komandan Detasemen Polisi Militer (Dandenpom) Lanal Balikpapan, Mayor Laut (MP) Ronald Ganap.

    “Kami mengonfirmasi bahwa benar telah terjadi kasus pembunuhan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Lanal Balikpapan berinisial J (23) terhadap korban Saudari Juwita (25).”

    “Peristiwa ini terjadi pada hari Sabtu, 22 Maret 2025, di Banjarbaru, Kalimantan Selatan,” ungkap Ronald dalam konferensi pers, Rabu (26/3/2025), dilansir TribunKaltim.co.

    Saat ini, penyidik masih mendalami kronologi lengkap kejadian, mengingat lokasi peristiwa berada di luar wilayah hukum Lanal Balikpapan.

    Ronald menegaskan pelaku telah diamankan oleh Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lanal Balikpapan dan akan menjalani proses hukum yang transparan.

    Tak hanya itu, penyebab Kelasi Satu J berada di Banjarbaru yang bukan wilayah tugasnya,  juga tengah didalami.

    Sebab, pelaku diketahui baru bertugas di Lanal Balikpapan selama sebulan, dilansir TribunBanjarbaru.com.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul 11 Fakta Oknum TNI AL Lhokseumawe Tembak Mati Agen Mobil: Berawal Test Drive Berujung Tewas Didor, di TribunKaltim.co dengan judul Oknum Anggota Lanal Balikpapan Kaltim Diduga Terlibat Pembunuhan di Banjarbaru, Ini Langkah TNI AL, dan di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Pembunuhan Wartawati Juwita, Lanal Balikpapan Telusuri Penyebab Oknum TNI AL Ini Ada di Banjarbaru

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Yohanes LIestyo, Serambinews.com/Agus Ramadhan/Saiful Bahri, TribunKaltim.co/Dwi Ardianto, TribunBanjarbaru.com/Stanislaus Sene, Kompas.com/Andi Muhammad)

  • Isi Lengkap Chat Rahasia Menhan AS yang Bocor ke Publik

    Isi Lengkap Chat Rahasia Menhan AS yang Bocor ke Publik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Pertahanan (Menhan) AS, Pete Hegseth, dilaporkan mengirim membeberkan rencana pembunuhan seorang pemimpin milisi Yaman, Houthi, dua jam sebelum operasi tersebut dilakukan. Hal ini terjadi saat laporan semacam itu sebenarnya diharuskan untuk dirahasiakan.

    Dalam laporan Reuters, Rabu (26/3/2025), pesan dari Hegseth tertuang dari tangkapan layar obrolan dalam aplikasi pesan singkat Signal yang dirilis oleh pemimpin redaksi The Atlantic, Jeffrey Goldberg. Pada tanggal 11 Maret, Goldberg diketahui menerima undangan ke obrolan grup dari Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz.

    Nampak pejabat pemerintah lainnya juga hadir dalam grup itu seperti Wakil Presiden JD Vance, Direktur CIA John Ratcliffe, dan Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard. Mereka membahas serangan AS yang akan datang terhadap Houthi yang didukung Iran di Yaman.

    Isi Pesan Hegseth

    Pada tanggal 15 Maret, hari terjadinya serangan, Goldberg mengatakan obrolan di grup tersebut mulai terjadi. Tepat pukul 11:44 Waktu Bagian Timur AS (ET), Hegseth memposting “PEMBARUAN TIM” di obrolan.

    Teks tersebut berlanjut, “WAKTU SEKARANG (1144 waktu setempat): Cuaca BAIK. Baru saja DIKONFIRMASI oleh CENTCOM bahwa kami SIAP untuk meluncurkan misi.” (CENTCOM adalah Komando Pusat AS yang juga mengawasi pasukan di Timur Tengah).

    Teks Hegseth berlanjut:

    “1215 ET: PELUNCURAN F-18 (paket serangan pertama)”
    “1345: Jendela Serangan Pertama F-18 ‘Berbasis Pemicu’ Dimulai (Teroris Target Berada di Lokasi yang Diketahuinya jadi HARUS TEPAT WAKTU – juga, Peluncuran Drone Serang (MQ-9)”

    Hal ini terjadi 31 menit sebelum Hegseth mengatakan jet AS pertama akan diluncurkan dan dua jam dan satu menit sebelum jendela waktu serangan akan dimulai.

    Teks Hegseth kemudian berlanjut sebagai berikut:
    “1410: Lebih Banyak F-18 DILUNCURKAN (paket serangan kedua)”
    “1415: Drone Serang Tepat Sasaran (INI SAAT BOM PERTAMA PASTI AKAN DIJATUHKAN, menunggu target ‘Berbasis Pemicu’ sebelumnya)”
    “1536 Serangan ke-2 F-18 Dimulai, juga, Tomahawk berbasis laut pertama diluncurkan.”
    “MASIH BANYAK YANG AKAN JADi BERITA (sesuai jadwal)”
    “Saat ini kami bersih dari OPSEC”
    “Semoga sukses untuk Prajurit kami.”

    OPSEC mengacu pada keamanan operasional, yang berarti memastikan keselamatan dan keamanan operasi tidak dilanggar sebelum pelaksanaannya.

    Tak lama, diumumkan bahwa GEDUNG PACAR RUNTUH. Ini merujuk pada rumah kekasih target

    Pukul 1:48 siang, Waltz berkata: “Wakil Presiden. Gedung runtuh. Ada beberapa ID positif. Pete, Kurilla, IC, kerja yang luar biasa.” IC merujuk pada Komunitas Intelijen. Lalu, Kurilla merujuk pada Jenderal Angkatan Darat Michael ‘Erik’ Kurilla yang menjadi kepala CENTCOM.

    Pukul 2 siang, Waltz menjawab, “Mengetik terlalu cepat. Sasaran pertama – orang yang bertanggung jawab atas misil mereka – kami memiliki ID positif tentang dia yang berjalan ke gedung pacarnya dan sekarang gedung itu sudah runtuh.”

    Vance menjawab, “Bagus sekali.”

    Tiga puluh lima menit setelah itu, Ratcliffe, direktur CIA, menulis, “Awal yang baik,” yang diikuti Waltz dengan teks yang berisi emoji kepalan tangan, emoji bendera Amerika, dan emoji api.

    Sore harinya, Hegseth memposting: “CENTCOM sudah/masih tepat sasaran.”

    Hegseth menambahkan, “Kerja bagus semuanya. Lebih banyak serangan berlangsung selama berjam-jam malam ini, dan akan memberikan laporan awal lengkap besok. Namun tepat waktu, tepat sasaran, dan sejauh ini hasilnya bagus.”

    Respons Pascakebocoran

    Pengungkapan bahwa rencana serangan yang sangat sensitif ini dibagikan pada aplikasi pesan komersial, mungkin pada ponsel pribadi, telah memicu kemarahan di Washington. Muncul juga seruan dari Demokrat agar anggota tim keamanan nasional Trump dipecat atas kebocoran tersebut karena dapat membahayakan keberhasilan operasi.

    Pasalnya, jika para pemimpin Houthi tahu akan ada serangan, mereka mungkin bisa melarikan diri, mungkin ke daerah-daerah yang padat penduduknya, di mana penargetan lebih sulit dan jumlah korban sipil yang mungkin dianggap terlalu tinggi untuk dilanjutkan.

    “Saya pikir berkat kasih karunia Tuhan yang luar biasa kita tidak berduka atas kematian pilot saat ini,” kata anggota DPR dari Partai Demokrat Jim Himes.

    Senator Partai Republik yang memimpin komite pengawasan Pentagon di Senat, Roger Wicker, bergabung dengan seruan untuk penyelidikan independen dan mengatakan bahwa pesan-pesan itu tampak sangat sensitif.

    Sementara itu, dari Gedung Putih, Hegseth telah berulang kali membantah mengirim pesan teks berisi rencana perang. Presiden AS Donald Trump beserta para penasihat utamanya juga mengatakan tidak ada informasi rahasia yang dibagikan.

    “Hegseth melakukan pekerjaan yang hebat,” kata Trump.

    Di Jamaika, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang menjadi bagian dari grup obrolan tersebut, mengakui kepada wartawan bahwa seseorang ‘membuat kesalahan besar’ dengan menambahkan seorang jurnalis ke dalam obrolan tersebut. Namun, ia juga menepis kekhawatiran tentang dampak apa pun terhadap operasi.

    Direktur CIA John Ratcliffe bersaksi pada hari Selasa di sidang Senat bahwa Waltz menyiapkan obrolan Signal untuk koordinasi yang tidak dirahasiakan dan bahwa tim akan “diberi informasi lebih lanjut dari jalur yang lebih rahasia.”

    Waltz mengatakan bahwa dia bertanggung jawab penuh atas pelanggaran tersebut karena dia telah membuat grup Signal. Namun pada hari Rabu, Waltz juga mengecilkan pengungkapan tersebut, dengan mengatakan pada X: “Tidak ada lokasi. Tidak ada sumber & metode. TIDAK ADA RENCANA PERANG. Mitra asing telah diberitahu bahwa serangan akan segera terjadi.”

    Pada sidang hari Rabu, Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard mengatakan Hegseth akan menjadi orang yang menentukan informasi pertahanan apa yang dirahasiakan.

    “Pada akhirnya, Menteri Pertahanan (memegang) kewenangan untuk mengklasifikasikan atau mendeklasifikasi.” Gabbard berkata, berbicara kepada Komite Intelijen DPR.

    (tps)

  • Kelasi Satu J Diduga Bunuh Wartawan Wanita di Banjarbaru, Baru Setahun Dinas di Balikpapan – Halaman all

    Kelasi Satu J Diduga Bunuh Wartawan Wanita di Banjarbaru, Baru Setahun Dinas di Balikpapan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus kematian wartawan wanita bernama Juwita (22) menemui titik terang setelah pihak Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Balikpapan, Kalimantan Timur menggelar konferensi pers pada Rabu (26/3/2025).

    Komandan Detasemen Polisi Militer (Dan Denpom) Lanal Balikpapan, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap, menyatakan Juwita tewas dibunuh oknum TNI Angkatan Laut berinisial J.

    J merupakan anggota Pangkalan Angkatan Laut Balikpapan berpangkat Kelasi Satu dan telah berdinas selama empat tahun.

    Diketahui, jasad korban ditemukan di tepi jalan kawasan Gunung Kupang, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (22/3/2025) lalu.

    “Kami mengonfirmasi bahwa benar telah terjadi kasus pembunuhan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Lanal Balikpapan berinisial J (23) terhadap korban saudari Juwita,” tutur Mayor Laut Ronald Ganap, dikutip dari TribunBanjarbaru.com.

    Penyidik masih mendalami kronologi hingga motif pembunuhan terhadap wartawan media online tersebut.

    Kelasi Satu J telah diamankan Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lanal Balikpapan.

    “Kami mohon kesabaran rekan-rekan media terkait perkembangan penyidikan ini. Terduga pelaku saat ini sudah diamankan, dan penyelidikan terus dilakukan secara intensif.”

    “Kami memastikan bahwa proses hukum akan berjalan transparan sesuai dengan aturan yang berlaku,” ucapnya.

    Ia menambahkan pelaku baru setahun ditugaskan di Lanal Balikpapan.

    Mayor Laut Ronald Ganap belum mengetahui hubungan antara pelaku dengan korban serta tujuan J datang ke Banjarbaru.

    “Kami masih mendalami hubungan antara korban dan tersangka serta motif di balik kejadian ini. Kami mohon kesabaran rekan-rekan media, dan perkembangan lebih lanjut akan segera kami sampaikan,” sambungnya.

    Kejanggalan Kematian Juwita

    Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menganggap kematian wartawan perempuan bernama Juwita tak wajar.

    Jasad korban ditemukan dalam kondisi mengenakan helm dan di samping jasad ada sepeda motor korban dengan posisi terjatuh.

    Koordinator AJI Banjarmasin, Rendy Tisna, mengatakan posisi jasad janggal jika disimpulkan tewas karena kecelakaan tunggal.

    Ia menduga wartawan salah satu media online tersebut tewas dianiaya.

    “Luka-luka yang ditemukan di tubuh korban sangat mencurigakan. Kami menduga ada unsur kekerasan di balik kematiannya,” paparnya.

    Dengan penemuan ini, AJI Banjarmasin mendesak kepolisian menyelidiki kasus secara menyeluruh.

    “Kami tidak bisa menerima begitu saja jika kematian Juwita hanya disebut kecelakaan. Kami menilai ada sejumlah kejanggalan yang patut diperiksa lebih dalam, termasuk kemungkinan kekerasan,” tuturnya.

    Menurutnya, kematian Juwita membuat khawatir rekan-rekan seprofesinya.

    Ia berharap perlindungan untuk jurnalis ditingkatkan agar kasus serupa tak terjadi.

    Rekan korban sesama wartawan, Teny, mengaku melihat luka memar di bawah mata dan leher sebelah kiri.

    Selain itu ada luka lebam di punggung serta dagu korban.

    Teny menilai luka yang ditemukan di jasad tak sesuai gambaran kecelakaan tunggal.

    Pakaian korban juga bersih sehingga Teny memastikan Juwita tewas bukan karena kecelakaan.

    “Jika itu kecelakaan, pakaian korban pasti kotor dan rusak. Tapi ini tidak,” bebernya.

    Tenny dan Juwita sempat berkirim pesan membahas buka bersama.

    Pada Sabtu (22/3/2025) pukul 10.49 WITA, Juwita sempat membalas pesan WhatsApp tentang lokasi buka bersama.

    Namun, pesan balasan yang dikirim Tenny tak dibaca lagi oleh Juwita.

    “Begitu mendapat kabar Juwita ditemukan tak bernyawa dan dibawa ke pemulasaraan jenazah, Saya langsung meluncur ke lokasi dan benar Juwita sudah meninggal,” katanya.

    Tenny percaya petugas kepolisian dapat mengungkap kasus kematian rekan seprofesinya.

    “Kepolisian adalah rekan dari para jurnalis. Artinya kita masih satu keluarga, tolong ungkap seterang-terangnya,” imbuhnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunBanjarbaru.com dengan judul Oknum TNI AL dari Lanal Balikpapan Diduga Terlibat Pembunuhan Juwita Jurnalis Wanita Asal Banjarbaru

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunBanjarbaru.com/Frans Rumbon)

  • 5
                    
                        Oknum TNI AL Diduga Bunuh Wartawan di Kalsel, Keluarga Juwita: Jangan Ada yang Ditutupi!
                        Regional

    5 Oknum TNI AL Diduga Bunuh Wartawan di Kalsel, Keluarga Juwita: Jangan Ada yang Ditutupi! Regional

    Oknum TNI AL Diduga Bunuh Wartawan di Kalsel, Keluarga Juwita: Jangan Ada yang Ditutupi!
    Tim Redaksi
    BANJARBARU, KOMPAS.com –
    Misteri kematian wartawan salah satu media
    online
    di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), bernama Juwita (23) mulai terkuak.
    Juwita diduga dibunuh oleh oknum anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) berinisial J.
    Terduga pelaku J merupakan anggota TNI AL dari Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), dengan pangkat Kelasi Satu.
    Kakak kandung Juwita, Supraja Ardinata, mewakili pihak keluarga meminta agar kasus ini diusut secara tuntas.
    “Harapan kami sekeluarga pokoknya dibuka selebar-lebarnya sampai tuntas. Jangan ada yang ditutupi,” ujar Supraja kepada wartawan, Kamis (27/3/2025) dini hari.
    Praja mendatangi Polres Banjarbaru pada Rabu (26/3/2025) malam.
    Kedatangan Supraja ke Polres Banjarbaru untuk memberikan keterangan tambahan terkait kasus kematian Juwita.
    Pihak keluarga pun menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus kematian Juwita kepada kepolisian.
    “Pokoknya kita tunggu saja hasil penyelidikan pihak kepolisian,” singkatnya.
    Sebelumnya diberitakan, seorang wartawati salah satu media
    online
    di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, bernama Juwita (23) ditemukan tergeletak tak bernyawa di kawasan Gunung Kupang, Banjarbaru, Sabtu (22/3/2025) sore.
    Karena penyebab kematiannya dinilai janggal, organisasi pers dan rekan sesama jurnalis di Banjarbaru mendesak Polres Banjarbaru untuk melakukan penyelidikan.
    Sejauh ini, Polres Banjarbaru sudah memeriksa empat saksi.
    Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto Yudha Hermawan memberikan atensi terhadap kasus kematian Juwita.
    Lima hari setelah kematiannya, terduga pelaku pembunuhan Juwita mulai terungkap setelah Detasemen Polisi Militer Lanal Balikpapan menggelar konferensi pers.
    Juwita diduga kuat tewas dibunuh oleh oknum anggota TNI AL berinisial J dengan pangkat Kelasi Satu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Revisi UU TNI Harusnya Fokus pada Reformasi Peradilan Militer

    Revisi UU TNI Harusnya Fokus pada Reformasi Peradilan Militer

    Jakarta, Beritasatu.com – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menyatakan revisi UU TNI harusnya difokuskan pada reformasi peradilan militer serta mengatur mekanisme peradilan bagi prajurit yang melakukan tindak pidana umum, bukan memperluas kewenangan militer dalam jabatan sipil.

    Dalam reformasi peradilan militer, revisi UU TNI harus memastikan transparansi dan akuntabilitas hukum bagi prajurit yang melanggar hukum, serta mengembalikan TNI pada tugas utamanya sebagai penjaga pertahanan negara, bukan alat politik atau kekuasaan.

    Dalam catatan AJI, berdasarkan data kekerasan terhadap jurnalis pada 2024 saja, TNI menduduki posisi kedua sebagai pelaku. Sementara hingga Maret 2025, institusi TNI sudah melakukan kekerasan pada jurnalis sebanyak satu kali.

    Saat ini, anggota TNI yang melakukan kekerasan terhadap warga sipil, termasuk jurnalis, hanya diadili di peradilan militer dengan hukuman yang ringan dan jauh dari efek jera. Seharusnya, anggota TNI yang melanggar hukum pidana diadili di pengadilan sipil, bukan militer.

    “Jika mereka melakukan tindak pidana umum, seperti kekerasan terhadap jurnalis, maka (seharusnya) pengadilan yang berwenang adalah pengadilan sipil,” kata Ketua Umum AJI Indonesia Nany Afrida dalam keterangannya, Rabu (26/3/2025).

    Ia menjelaskan, hukuman yang dijatuhkan di pengadilan sipil bisa mencapai tahunan, menciptakan efek jera yang lebih kuat dan memastikan keadilan bagi korban. Berbeda dengan pengadilan militer, yang hukumannya pasti lebih rendah.

    Untuk itu, AJI menolak tegas hasil revisi UU TNI yang sudah disahkan DPR pada Kamis (20/3/2025), karena dinilai sebagai bentuk kemunduran demokrasi Indonesia.

    “Disahkannya RUU TNI ini merupakan tanda kemunduran demokrasi,” kata Nany.

    AJI menilai UU TNI yang sudah disahkan DPR tersebut sebagai upaya memperluas kewenangan militer dalam jabatan sipil dan berpotensi mengancam prinsip supremasi sipil dalam demokrasi, sekaligus membuka ruang bagi keterlibatan militer dalam ranah pemerintahan yang seharusnya dijalankan oleh warga sipil.

    Menurut AJI, kehadiran UU TNI makin menunjukkan keinginan untuk memperkuat posisi kekuasaan dengan cara melibatkan militer dalam ranah sipil.

    AJI juga menyoroti proses pengesahan RUU TNI yang mengabaikan aspirasi dan partisipasi publik. Sejumlah aksi di berbagai kota, seperti Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Manado, Purwokerto, Bandung, dan lainnya membuktikan rakyat tidak menghendaki pengesahan revisi UU TNI.

    Tagar #TolakRUUTNI menyatukan masyarakat sipil prodemokrasi di media sosial.

    Menurut Nany, yang menyedihkan adalah anggota DPR justru amnesia terhadap sejarah buruk dwifungsi ABRI/TNI yang terjadi saat era Orde Baru. “Mereka seolah melupakan perjuangan reformasi untuk mengembalikan militer kembali ke barak dan menjadi tentara professional,” ujarnya.

    AJI mengingatkan Indonesia pernah mengalami pengalaman buruk terkait situasi kemerdekaan pers pada masa rezim militer Orde Baru. Kebebasan berekspresi dihambat dan belasan media massa dibredel. Puncaknya adalah pembredelan majalah Tempo, Editor, dan Detik yang memberitakan soal korupsi pembelian kapal perang bekas dari Jerman Timur pada 1994.

    Kekerasan terhadap jurnalis juga terjadi, salah satunya pembunuhan wartawan Bernas Udin yang mengkritisi bupati Bantul, seorang militer aktif. Aktivis buruh, seperti Marsinah juga dihabisi oleh tentara yang jadi beking perusahaan.

    “Keterlibatan militer dalam ranah sipil hampir tidak mungkin berjalan bersama dengan kebebasan pers. Militer mempunyai budaya komando dan tidak memberi ruang pada kritik yang menjadi isi berita media massa sebagai lembaga kontrol sosial,” kata Nany.

    Menurutnya Revisi UU TNI seharusnya bukan tentang memperluas jabatan sipil bagi militer, tetapi memastikan bahwa anggota TNI agar tetap profesional dan berada di barak untuk mengurusi persoalan pertahanan.

    Alasan AJI Indonesia Menolak Pengesahan Revisi UU TNI:

    1. UU TNI menandai ancaman serius masa depan demokrasi, supremasi sipil, dan kebebasan pers.

    2. Menghambat profesionalisme TNI sebagai alat pertahanan karena sibuk mengurusi urusan sipil dan melalaikan tugas utamanya untuk pertahanan negara.

    3. UU TNI memperlambat proses reformasi di tubuh TNI.

    AJI menyerukan agar seluruh lapisan masyarakat secara bersama-sama menolak UU TNI agar Indonesia tidak kembali ke masa Orde Baru yang mengarah pada rezim junta militer ala Thailand atau Myanmar.