Kasus: pembunuhan

  • Politik, dari PP yang lindungi anak hingga ganja di Papua

    Politik, dari PP yang lindungi anak hingga ganja di Papua

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa politik yang menarik terjadi di Indonesia pada Jumat (28/3). Dari mulai PP untuk lindungi anak di ruang digital hingga ladang ganja di Papua.

    Berikut rangkaian berita politik yang telah dirangkum Antara

    1. Presiden teken PP untuk lindungi anak di ruang digital

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto meneken Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak yang salah satunya mengatur pembatasan penggunaan media sosial (medsos) dan pembatasan akses konten-konten digital untuk anak.

    Di halaman samping Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, Presiden mengumumkan pengesahan PP tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak di hadapan kurang lebih seratusan siswa SD, SMP, dan SMA, perwakilan guru, dan tokoh-tokoh perlindungan anak.

    Baca di sini

    2. Kemenko Polkam pastikan wilayah Jawa Timur kondusif jelang Idul Fitri

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) memastikan wilayah Jawa Timur dalam kondisi aman dan kondusif menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Hal tersebut dapat dipastikan setelah Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Brigjen Pol. Asep Jenal Ahmadi meninjau kondisi di pos pengamanan Jawa Tengah (Jateng), Kamis (27/3).

    Baca di sini

    3. Anggota DPR apresiasi Mentan copot pejabat Bulog Nganjuk

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi III DPR RI Bimantoro Wiyono memberikan apresiasi terhadap langkah tegas Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang mencopot Pimpinan Cabang (Pinca) Perum Bulog Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

    Legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur VIII yang meliputi Nganjuk hingga Madiun itu, menilai bahwa langkah dari Mentan tersebut merupakan respons cepat dan tepat atas keluhan petani di daerah

    Baca di sini

    4. KSAL pastikan kasus di Banjarbaru diusut transparan

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali memastikan kasus pembunuhan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, yang pelakunya diduga seorang prajurit TNI AL berpangkat kelasi satu, bakal diusut dengan transparan.

    Laksamana Ali, saat ditemui selepas acara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, menyebut prajurit TNI AL itu, jika terbukti bersalah, bakal dihukum berat.

    Baca di sini

    5. TNI temukan ladang ganja di pegunungan Papua

    Jakarta (ANTARA) – Personel TNI yang tergabung dalam Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 512/QY Koops Swasembada berhasil menemukan ladang ganja seluas 0,5 hektare di Kampung Mersibil, Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Kamis (27/3).

    Penemuan ladang ganja tersebut ketika petugas tengah melakukan patroli kawasan tersebut.

    Baca di sini

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mengapa J Batalkan Janji Temu Juwita di Jalan Aneka Tambang & Pilih Lokasi Lain Sebelum Membunuhnya? – Halaman all

    Mengapa J Batalkan Janji Temu Juwita di Jalan Aneka Tambang & Pilih Lokasi Lain Sebelum Membunuhnya? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANJARBARU – Jalan Aneka Tambang menuju ke arah Kantor Gubernuran menjadi saksi bisu lokasi awal diduga tempat janjian antara J, oknum TNI Al dengan Juwita (22) wartawati media online di Banjarbaru yang tewas dibunuh. 

    Diduga di lokasi itulah, Juwita mengirimkan foto kepada calon suaminya itu.

    Namun ternyata Juwita malah tewas dibunuh J.

    Sebelum pembunuhan itu terjadi, Juwita yang sudah sampai di Jalan Aneka Tambang yang berdekatan dengan sekolah tersebut tiba-tiba dihubungi J yang mengurungkan pertemuan di lokasi itu. 

    J diduga sudah stanby di mobil hitam (Avanza) dan memilih lokasi ketemuan di tempat lain yang diduga di salah satu retail modern di bilangan Jalan Trikora. 

    Dari lokasi itulah Juwita diperkirakan atau diduga masuk ke mobil hitam bersama J ke arah kantor Gubernuran, sebelum akhirnya Juwita meregang nyawa dan dibuang ke arah Gunung Kupang arah Kiram. 

    “Mobilnya rental, mobil hitam. Soalnya ketahuan dari chatnya juga, ” ujar sumber BPost. 

    Namun terkait kronologis J menghabisi nyawa Juwita masih belum diketahui. 

    Ada yang menyebutkan di kos, ada juga yang mengatakan di mobil hitam tersebut. 

    Termasuk teka-teki apakah J seorang sendiri atau melibatkan orang lain dan juga motif yang mendasari J menghabisi nyawa Juwita. 

    Kasus ini masih belum terang benderang sebelum pihak yang berwenang mengekspos ke media.

    Kematian Juwita membuat keluarga sangat terpukul. 

    Kakak korban Subpraja Ardinata, meminta pelaku yang merupakan oknum TNI AL inisial J ini diberi hukuman berat.

    WARTAWATI DIBUNUH TNI – Foto diduga pelaku pembunuhan dan korban wartawan online di Banjarbaru. Ternyata, jurnalis Juwita diduga dibunuh oleh oknum TNI AL, Kelasi Satu J. Juwita ditemukan tewas di tepi jalan di Kota Banjarbaru, Sabtu (22/3/2025). Kakak Juwita, Subpraja Ardinata ternyata tak kenal dengan Kelasi Satu J calon ipar, terduga pembunuh adiknya. (Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus Sene)

    Bahkan pihak keluarga meminta hukuman mati untuk J. 

    Pihak keluarga juga minta kasus ini dibuka seterang-terangnya. 

    Lanal Koordinasi dengan POM AL

    Penyidikan kasus pembunuhan jurnalis Juwita telah rampung.

    Petugas Polres Banjarbaru akan melakukan koordinasi dengan POM AL, Sabtu (29/3/2025) hari ini.

    Kapolres Banjarbaru, AKBP Pius x Febry Aceng Loda, kepada Banjarmasinpost.co.id, Jumat (28/3/2025) mengakui proses penyidikan terhadap kasus Juwita sudah final. 

    “Proses pengumpulan data, bukti dan petunjuk-petujuk sudah dilakukan,” ujarnya. 

    AKBP Pius Febry mengatakan untuk tahap selanjutnya akan dilanjutkan dengan kordinasi dengan POM AL rencananya besok (hari ini–red). 

    “Koordinasi dengan POM AL besok,” ungkapnya.

    Sosok Juwita

    Juwita (22), seorang jurnalis muda dari portal berita Newsway.co.id, ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan pada Sabtu (22/3/2025) di kawasan Gunung Kupang, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. 

    Pada awalnya, kematian Juwita dianggap sebagai kecelakaan tunggal.

    Namun dengan adanya banyak luka memar di tubuhnya, penyelidikan akhirnya mengarah pada dugaan pembunuhan. 

    Pihak kepolisian kemudian mengidentifikasi bahwa pelaku yang diduga terlibat adalah kekasih Juwita, seorang oknum anggota TNI Angkatan Laut (AL) berinisial J.

    Juwita, yang berstatus kontributor media online, diketahui memiliki perhatian besar terhadap kegiatan aparat TNI, Polri, serta instansi pemerintah lainnya di Banjarbaru.

    Sebelum meninggal dunia, dia telah banyak menulis berbagai pemberitaan mengenai kegiatan TNI dan Polri, termasuk liputan tentang BNN, banjir di Liang Anggang, kegiatan TNI AU, pelantikan di TNI AD, hingga rotasi pejabat di Polda Kalsel.

    Di balik berita-berita yang ditulis Juwita, ada banyak tantangan yang harus dihadapi oleh jurnalis yang meliput isu-isu sensitif, khususnya yang terkait dengan aparat militer dan kepolisian.

    Tulisan-tulisan Juwita sering kali berisiko, mengingat ketegangan yang bisa muncul akibat kebijakan atau tindakan aparat yang mendapat sorotan tajam.

    Tak lama sebelum kejadian tragis itu, Juwita dilamar oleh sang kekasih, anggota TNI AL yang dikenal dengan inisial J. 

    Namun, keluarga korban merasakan kejanggalan saat prosesi lamaran tersebut. 

    Juwita dilamar, tetapi kekasihnya tidak hadir dalam acara tersebut, melainkan diwakili oleh anggota keluarga J. 

    Kejadian ini menambah misteri yang menyelimuti hubungan keduanya.

    Juwita, yang berencana menikah pada Mei 2025, juga dikenal sebagai sosok yang cerdas dan penuh empati selama masa kuliah di Ilmu Komunikasi FISIP Uniska MAB. 

    Dosen pembimbingnya, MS Shiddiq, mengenang Juwita sebagai mahasiswa yang rajin dan penuh dedikasi dalam bidang jurnalistik. 

    Sejak masa kuliah, Juwita sudah menunjukkan minat besar terhadap dunia jurnalistik dan sering meliput berbagai peristiwa besar.

    Kepergian Juwita meninggalkan luka mendalam bagi banyak pihak, termasuk keluarga dan rekan-rekannya. 

    Keluarga Juwita meminta keadilan dan transparansi dalam penanganan kasus ini, sementara para organisasi jurnalis juga menyuarakan perlunya perlindungan terhadap wartawan yang bekerja di tengah ancaman kekerasan.

    Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Muhammad Ali, juga menyatakan dukungannya untuk memberikan hukuman yang berat kepada oknum pelaku pembunuhan tersebut. 

    “Kami hukum berat!” tegasnya dalam konferensi pers yang diadakan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

    Kasus ini menggugah pertanyaan besar tentang kebebasan pers dan perlindungan terhadap jurnalis, yang harus terus berjuang untuk mengungkap kebenaran meskipun menghadapi risiko yang tinggi.

    Sumber: (Banjarmasin Post/Nurholis Huda) (Wartakotalive.com) (Tribunnews.com)

    Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Update Kasus Pembunuhan Juwita Jurnalis di Banjarbaru, Kapolres: Koordinasi POM AL Besok

  • 2 Pemuda di Bogor Cekcok Berujung Penusukan hingga Tewas, Pelaku Ditangkap

    2 Pemuda di Bogor Cekcok Berujung Penusukan hingga Tewas, Pelaku Ditangkap

    Jakarta

    Seorang pria berinisial I (20) terlibat cekcok dengan pria berinisial C (22) di Desa Karang Asem Barat, Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Keduanya cekcok hingga berujung pada penusukan I kepada C hingga meninggal dunia.

    Kapolsek Citeureup AKP Ari Nugraha mengatakan peristiwa terjadi pada hari Jumat (28/3/2025) pagi. Saat ini, pelaku penusukan telah ditangkap.

    “Telah terjadi tindak pidana pembunuhan yang dilakukan I terhadap korban C dengan cara menusuk pada bagian dada sebelah kiri menggunakan pisau. Pelaku sudah diamankan Polsek,” kata Ari saat dihubungi.

    Ari menjelaskan bahwa kejadian berawal ketika korban selesai bekerja, lalu bercerita masalah pribadinya kepada P (saksi). Pelaku saat itu bercerita masalahnya dengan korban.

    “Lalu pelaku mengajak ketemu korban untuk membalas dendam karena dulu sebelumnya memang korban dan pelaku sebelumnya sempat ribut karna masalah pacarnya korban,” jelasnya.

    Kemudian korban mengiyakan ajakan pelaku untuk bertemu. Keduanya bertemu lalu terjadi cekcok adu mulut. Pelaku yang emosi lalu mencekik korban.

    Karena korban mendekati pelaku, pelaku kemudian mengambil pisau dan langsung menusuk dada korban. Korban lalu terjatuh dan mencoba bangun, namun terjatuh lagi hingga tak sadarkan diri.

    “Melihat kejadian tersebut, saksi membawa korban ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut. Pada saat di rumah sakit, korban sudah tidak bernyawa,” imbuhnya.

    (rdh/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pengakuan Subpraja, Kakak Juwita Tewas Dibunuh Oknum TNI AL, Keluarga Sudah Siapkan Pernikahan – Halaman all

    Pengakuan Subpraja, Kakak Juwita Tewas Dibunuh Oknum TNI AL, Keluarga Sudah Siapkan Pernikahan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Subpraja Ardinata, kakak Juwita wartawati yang tewas dibunuh oleh oknum TNI AL Kelasi I berinisial J di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, memberikan pengakuannya.

    Ia menyebut, keluarga pertama kali mendapatkan informasi tewasnya Juwita bukan dari pihak kepolisian maupun TNI.

    Melainkan dari berita online yang membuat informasi tewasnya Juwita.

    Korban diketahui ditemukan tewas di jalan ke Desa Kiram, Kecamatan Karangintan, Kabupaten Banjar, Sabtu (23/3/2025) sekira pukul 14.57 Wita.

    “Melihat dari berita online di WhatsApp,” kata Subpraja, dikutip dari kanal YouTube tvOne, Jumat (28/3/2025).

    Subpraja melanjutkan ceritanya, usai kejadian, keluarga mendatangi rumah sakit tempat jasad Juwita dievakuasi.

    Mulai dari sini, Subpraja sudah merasa janggal dengan tewasnya korban.

    Sempat beredar kabar, Juwita tewas karena kecelakaan tunggal.

    “Setelah kami melihat kejanggalan di rumah sakit.”

    “Sepengetahuan saya tidak sesuai dengan pernyataan ada kecelakaan atau apa itu,” tegasnya.

    Subpraja dalam kesempatannya mengaku tidak mengetahui sosok dari pelaku berinisial J tersebut.

    Bahkan, selama korban dan pelaku berpacaran, Juwita belum memperkenalkan J kepada Subpraja.

    Subpraja juga tidak mengetahui berapa lama keduanya menjadi sepasang kekasih.

    “Kalau saya pribadi tidak mengenal dengan pelaku,” katanya.

    Meskipun demikian, beberapa anggota keluarga sudah mengetahui hubungan asmara pelaku dan korban.

    Subpraja bercerita, sebelum Juwita tewas, sudah ada prosesi lamaran antara pelaku dan korban.

    Akan tetapi, saat lamaran, pelaku tidak datang secara langsung ke rumah Juwita.

    “Lamaran yang bersangkutan tidak hadir, diwakilkan mamaknya dan abangnya,” kata Subpraja.

    Keluarga kemudian mempersiapkan acara pernikahan antara Juwita dengan pelaku.

    “Kalau di rumah pihak keluarga sudah mempersiapkan sedikit demi sedikit (pernikahan),” tambahnya.

    Terakhir, Subpraja mengaku belum mengetahui motif J tega membunuh calon istrinya itu.

    Ia mendapatkan informasi dari pihak terkait, kasus masih didalami.

    “Itu masih didalami, saya tidak bisa memastikan juga, masih tahapan yang berwenang.”

    “Harapannya semoga cepat terungkap saja,” tandas Subpraja.

    PEMBUNUHAN WARTAWATI – Press konfrence terkait kasus pembunuhan, Rabu (26/3/2025). Seorang anggota TNI Angkatan Laut (TNI AL) yang bertugas di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Balikpapan, Kalimantan Timur diduga terlibat dalam kasus pembunuhan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, di Mako Lanal Balikpapan. (Tribunkaltim.co/Dwi Ardianto)

    Komandan Detasemen Polisi Militer (Dan Denpom) Lanal Balikpapan, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap membenarkan telah menangkap J.

    Oknum TNI AL itu diduga telah membunuh Juwita.

    J menghabisi korban, pada hari Sabtu, 22 Maret 2025, di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

    “Kami mengonfirmasi bahwa benar telah terjadi kasus pembunuhan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Lanal Balikpapan berinisial J (23) terhadap korban saudari Juwita (25),” ucapnya, dikutip dari TribunKaltim.com.

    Mayor Laut (PM) Ronald melanjutkan, J sudah Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lanal Balikpapan guna pemeriksaan lebih lanjut.

    Adapun motif pembunuhan hingga kini masih misteri.

    Selain itu, belum diketahui hubungan apa antara terduga pelaku dengan Juwita.

    “Kami masih mendalami hubungan antara korban dan tersangka serta motif di balik kejadian ini,” kata Mayor Laut (PM) Ronald.

    Pihak Dan Denpom Lanal Balikpapan berjanji mengusut kasus ini secara tuntas.

    Publik juga diminta bersabar karena proses hukum masih berjalan.

    “Kami masih mendalami hubungan antara korban dan tersangka serta motif di balik kejadian ini.”

    “Kami mohon kesabaran rekan-rekan media, dan perkembangan lebih lanjut akan segera kami sampaikan,” tambahnya.

    Sedangkan terkait status oknum TNI AL berinisial J, kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

    Mayor Laut (PM) Ronald juga memastikan J akan dihukum seadil-adilnya, jika terbukti bersalah dari hasil pendalaman.

    “Jika terbukti bersalah, tersangka akan menerima sanksi serta hukuman yang setimpal sesuai hukum yang berlaku,” imbuhnya.

    Terakhir, Mayor Laut (PM) Ronald tidak lupa memohon maaf atas kejadian ini.

    TNI AL turut berduka cita atas tewasnya Juwita.

    “Kami atas nama TNI Angkatan Laut mengucapkan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Kami juga memohon maaf atas kejadian ini,” tandasnya.

    (Tribunnews.com/Endra)(TribunKaltim.co/Dwi Ardianto)

  • Selly DPR Singgung soal Kekerasan Anak Sepanjang 2025 Ini, Soroti Peran Polisi dalam Menegakkan Hukum – Page 3

    Selly DPR Singgung soal Kekerasan Anak Sepanjang 2025 Ini, Soroti Peran Polisi dalam Menegakkan Hukum – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi XIII DPR Selly Andriany Gantina menyoroti sejumlah kasus kekerasan terhadap anak sepanjang 2025 ini, di mana pelakunya justru dari aparat kepolisian. 

    Dia mencontohkan, bagaimana yang terjadi oleh mantan Kapolres Ngada AKBP Fajar Lukman Widyadharma Sumaatmaja, kemudian Kasus dugaan pembunuhan bayi oleh Brigadir Ade Kurniawan di Semarang, di mana hal ini seperti fenomena gunung es.

    “Fenomena ini ibarat gunung es, hanya terlihat pada atasnya, tapi saya yakin masih banyak di bawah yang belum terbuka satu per satu,” kata Selly dalam keterangannya, Jumat (28/3/2025).

    Politikus PDIP menuturkan, seharusnya para anggota Polri tersebut bisa menghindari perbuatan tercela tersebut, di mana sebagai sosol yang mengayomi masyarakat.

    Karenanya, Selly menyarankan menjaga mentalitas harus dimiliki setiap anggota, agar bisa tetap menjaga marwah institusi Polri. Selain itu, penegakan hukum dengan menjatuhkan hukuman seberat-berat demi efek jera harus dilakukan bagi siapapun yang melanggar khususnya kekerasan terhadap anak.

    “Dengan profesinya sebagai penegak hukum. Saya rasa hukuman seumur hidup saja belum cukup. Sederhananya, bagaimana bisa penegak hukum malah menjadi pelanggar, bahkan pelaku,” ungkap Selly.

    Karena itu, lanjut dia, untuk mencegah kekerasan anak ini terjadi lagi, supremasi hukum harus tercipta di institusi para penegak hukumnya.

    “Jadi saya pikir kita jangan pernah mimpi menciptakan generasi emas. Kalo supermasi hukum aja masih belum tercipta di institusi penegak hukumnya,” pungkasnya.

     

  • Nasib Susanti di Ujung Tanduk, Pilih Hukuman Mati atau Bayar Denda Rp120 M, Terjerat Kasus di Saudi – Halaman all

    Nasib Susanti di Ujung Tanduk, Pilih Hukuman Mati atau Bayar Denda Rp120 M, Terjerat Kasus di Saudi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Karawang – Susanti, seorang pekerja migran Indonesia (PMI) asal Karawang, terancam hukuman mati setelah terjerat kasus pembunuhan di Arab Saudi.

    Keluarganya kini berharap pemerintah dapat membantu membebaskan Susanti dari ancaman tersebut.

    Susanti dijadwalkan akan dieksekusi setelah Idulfitri 2025.

    Ayahnya, Mahpud, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, belum ada kabar baik yang diterima dari pemerintah Indonesia.

    “Belum ada kabar baiknya, saya sangat berharap pemerintah bisa membebaskan,” ujar Mahpud saat dihubungi oleh Tribun Jabar.

    Harapan untuk Kebebasan

    Mahpud mendengar bahwa keluarga majikan Susanti, yang anaknya tewas, sulit dihubungi.

    Ia berharap ada kemurahan hati dari mereka untuk membantu membebaskan Susanti dari hukuman mati.

    “Saya yakin Susanti tidak melakukan pembunuhan. Dia saat itu baru berusia 16 tahun,” tegas Mahpud.

    Susanti merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan pergi ke Arab Saudi sebagai TKW pada tahun 2012.

    “Dia pergi untuk menjadi tulang punggung keluarga. Adiknya saat ini baru duduk di SMP,” jelas Mahpud.

    Keluarga terkejut ketika mendengar kabar bahwa Susanti terlibat dalam kasus pembunuhan.

    Peluang Pembebasan

    Mahpud menyatakan bahwa ada peluang bagi Susanti untuk bebas jika keluarga mereka membayar diyat (denda) sebesar Rp 120 miliar kepada keluarga majikannya.

    “Saya hanya ingin anak saya kembali pulang,” harap Mahpud.

    Keluarga Susanti kini menunggu kepastian dan bantuan dari pemerintah untuk menyelamatkan nyawa anaknya.

    (TribunCirebon.com/Cikwan Suwandi)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Warganet kontra UU TNI sebarkan narasi bunuh Presiden RI

    Warganet kontra UU TNI sebarkan narasi bunuh Presiden RI

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah warganet yang kontra terhadap Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) dan mendukung aksi massa menyebarkan narasi pembunuhan terhadap Presiden RI Prabowo Subianto.

    Pewarta ANTARA di Jakarta, Jumat, melaporkan akun-akun tersebut menyebarkan narasi membunuh presiden di media sosial X. Salah satunya adalah akun @paraworkz yang cuitannya viral dengan 40 ribu likes dan 7,8 ribu retweet.

    Akun @paraworkz menuliskan “someone couldve pulled a jfk.. just saying tho ????” dalam bahasa Inggris, dalam cuitan yang disertai video pemandangan mobil iring-iringan Presiden Prabowo dari jarak jauh. Cuitan itu dibuat pada tanggal 26 Maret 2025 pada pukul 13.53 WIB.

    Cuitan itu merujuk pada kasus pembunuhan Presiden Amerika Serikat (AS) John F. Kennedy (JFK) yang tewas akibat pembunuhan yang terjadi pada tanggal 22 November 1963 di Dallas, Texas. Saat itu, Kennedy sedang berkendara dalam iring-iringan mobil kepresidenan.

    Kennedy ditembak dari lantai 6 gedung Texas School Book Depository. Si pembunuh menggunakan senapan Carcano Italia 6,5×52 mm M91/38 untuk menembak JFK dari jarak jauh.

    Di cuitan lainnya, akun @paraworkz kerap menyebarkan kabar terkait aksi massa menolak UU TNI dan menuliskan makian untuk pemerintahan dan aparat keamanan.

    Dalam cuitannya tentang pembunuhan presiden, akun @elbandithot merespons dengan meme yang menyatakan “I act like l’m fine but deep down I want more presidential assassination,” dalam bahasa Inggris, yang artinya “saya bertindak seolah-olah saya baik-baik saja, tetapi jauh di lubuk hati saya, saya menginginkan lebih banyak pembunuhan presiden.”

    Selain itu, ada pula akun @Mii_mishka yang membalas cuitan @paraworkz dengan menyebut “kepala”, yang kemudian dihapus.

    Sebelumnya, Rapat Paripurna DPR RI Ke-15 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024–2025 pada Kamis (20/3) menyetujui RUU TNI untuk disahkan menjadi Undang-Undang TNI baru.

    “Apakah Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia dapat disetujui untuk disahkan menjadi undang-undang?,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani yang dijawab setuju oleh para peserta rapat.

    Dalam Pasal 47 UU TNI yang setujui DPR tersebut, prajurit TNI diatur dapat mengisi jabatan di BNPB, Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Keamanan Laut (Bakamla), dan Kejaksaan Agung (Kejagung).

    Berdasarkan data Mabes TNI per Februari 2025, terdapat dua prajurit yang telah bertugas di BNPB, 12 di BNPP, 18 di BNPT, 129 di Bakamla, dan 19 di Kejagung.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pria di Ogan Ilir Sumsel Tewas Dibunuh di Hadapan Istri, Berawal Dari Perselisihan di Tempat Kerja – Halaman all

    Pria di Ogan Ilir Sumsel Tewas Dibunuh di Hadapan Istri, Berawal Dari Perselisihan di Tempat Kerja – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, OGAN ILIR – Novriansyah (30) meregang nyawa di hadapan istrinya setelah berkelahi melawan dua orang di Pemulutan, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Rabu (26/3/2025).

    Novriansyah meregang nyawa setelah ditusuk menggunakan pisau oleh pelaku.

    Hingga kini polisi masih memburu dua pelaku yang identitasnya sudah dikantongi.

    Kronologis Kejadian

    Kapolres Ogan Ilir AKBP Bagus Suryo Wibowo mengungkap penganiayaan berat yang menewaskan Novriansyah terjadi di depan rumah korban di Desa Ibul Besar II, Kecamatan Pemulutan.

    “Korban meninggal dunia dianiaya oleh pelaku bernama Wily dan Wen,” kata Bagus melalui keterangan tertulis, Jumat (28/3/2025).

    Kronologis pembunuhan berawal saat korban hendak keluar rumah pada hari kejadian.

    Di depan rumah, sudah menunggu dua pelaku dan perkelahian antara ketiganya terjadi.

    Berdasarkan keterangan saksi mata, korban dan kedua pelaku sebelumnya terlibat permasalahan di tempat kerja.

    “Menurut keterangan istri korban, memang sebelumnya ada permasalahan sehingga terjadi perkelahian di tempat kerja. Korban kerja sebagai buruh,” ungkap Bagus.

    Istri korban yang menyaksikan suaminya tergeletak berdarah-darah, meminta tolong kepada warga.

    Diketahui korban meninggal dunia dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Palembang BARI.

    “Korban kena luka tusuk di dada sebelah kiri dan punggung,” ujar Bagus.

    Satreskrim Polres Ogan Ilir dan Polsek Pemulutan kini sedang memburu para pelaku.

    “Kami sudah tahu identitas keduanya. Insya Allah dapat diungkap perkara ini,” kata Bagus.

    Tangis Ibu Korban

    Sur (65) tak kuasa menahan tangis melihat anaknya, Novriansyah sudah tak bernyawa di kamar jenazah RSUD Bari Palembang, Rabu (26/3/2025). 

    Sri mengatakan, awal ia tidak mengetahui jika anaknya sudah meninggal dunia.

    Saat itu ia ditelepon pihak keluarga istrinya (mertua-red) mengabarkan jika anaknya sedang berada di RS Bari.

    “Saat itu pak, saya ditelepon mertua anak saya cuma mengabarkan agar saya ke RS bari sebab anak saya ada di rumah sakit,” ungkapnya, Kamis (27/3/2025) siang. 

    Lanjutnya, setelah mendapat telepon  ia langsung pergi ke RS Bari, Palembang untuk melihat langsung kondisi sang anak. 

    “Ketika sampai di RS Bari. Perawat bilang anak saya sudah meninggal dunia. Saat itu saya histeris, dan panik pak,” katanya. 

    Bahkan saat ketika ditanya penyebabnya, sambung Sur, ia hingga kini tidak tahu penyebab anaknya bisa meninggal dunia.

    “Penyebabnya anak saya meninggal dunia, sampai sekarang tidak tahu pak apa, ” katanya.  

    Sur juga mengatakan, jika anaknya tersebut diduga dibunuh di daerah Pemulutan.

    “Anak saya memang ikut dengan mertuanya di Pemulutan, anak saya bekerja serabutan di sana,” ucapnya. 

    Sementara, Hendri Teman Korban yang mengantar Jenazah Novri ke RS Bari mengatakan jika korban meninggal dunia akibat berkelahi dengan temannya inisial B.

    “Kami menemukan korban sudah tergeletak di belakang, dan langsung saya bawa ke Rumah sakit, katanya berkelahi dengan B yang juga temannya, ” katanya. 

    Terkait masalahnya, Hendri mengaku tidak tahu kenapa bisa terjadi perkelahian antara korban dan pelaku. 

    “Tidak tahu apa masalahnya, yang saya tahu mereka teman, kemudian saat korban sedang mengasuh anak tiba-tiba didatangi pelaku dan terjadi perkelahian,” ucapnya. 

    (Tribunsumsel.com/ andyka wijaya/ agung dwipayana)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Diduga Kalah Duel, Novriansyah Warga Palembang Ditemukan Tewas di Ogan Ilir, Ibunya Nangis Histeris

  • Misteri Keberadaan J, Oknum TNI AL Diduga Bunuh Juwita, Disebut Tak Keluar Satuan sejak 17 Maret – Halaman all

    Misteri Keberadaan J, Oknum TNI AL Diduga Bunuh Juwita, Disebut Tak Keluar Satuan sejak 17 Maret – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang jurnalis perempuan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Juwita (23) ditemukan tewas di Gunung Kupang, Kecamatan Cempaka, Sabtu (22/3/2025) sore.

    Diduga, Juwita dibunuh oleh anggota TNI AL berinisial J yang merupakan kekasihnya sendiri.

    Namun, keberadaan J yang berpangkat Kelasi Satu ini masih menjadi misteri.

    Pasalnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen Kristomei Sianturi mengatakan, dari laporan yang ia terima, Kelasi J tidak meninggalkan satuannya di Lanal Balikpapan sejak Senin (17/3/2025).

    “Apakah betul Kelasi J itu pelakunya? Ini baru informasi awal dari pihak keluarga, karena memang J diketahui adalah pacar korban. Kita harus menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut,” ujar Kristomei dalam keterangannya, Kamis (27/3/2025).

    Kini, J menjalani pemeriksaan intensif oleh Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) di Lanal Balikpapan, Kalimantan Timur.

    Kristomei meminta masyarakat untuk bersabar dan jangan berasumsi terlebih dahulu.

    “Mohon bersabar, jangan berasumsi terlebih dahulu. Jika ternyata J tidak bersalah, tentu kita tidak ingin ada pihak yang dirugikan akibat opini yang berkembang,” tambahnya.

    Apabila memang benar J adalah pelaku pembunuhannya, maka akan dihukum seberat-beratnya.

    “Kalau memang terbukti dia pelakunya, tidak ada ampun. Hukum seberat-beratnya akan dijatuhkan,” tegas Kristomei.

    Sementara itu, Kapolres Banjarbaru AKBP Pius X Febry Aceng Loda mengatakan bahwa proses penyelidikan terhadap kasus ini sudah final.

    “Proses pengumpulan data, bukti dan petunjuk-petujuk sudah dilakukan,” ujarnya, dikutip dari TribunBanjarbaru.com.

    Ia menambahkan, pihak kepolisian akan berkoordinasi dengan POM AL terkait masalah ini.

    “Koordinasi dengan POM AL besok,” ungkapnya.

    Ia juga menuturkan bahwa dari pihak kepolisian belum ada penetapan tersangka pembunuhan.

    “Belum (Penetapan tersangka), karena kemarin itu dari pihak Lanal yang sudah melaksanakan Konferensi Pers,” ujarnya.

    Selain itu, motif dan beberapa orang terduga pelaku yang ikut terlibat juga masih dalam penyelidikan.

    “Intinya, rekan-rekan mohon bersabar karena tahapannya terus berjalan. Besok kita serahkan berkas-berkas ke POM AL,” jelasnya. 

    Diwartakan sebelumnya, Komandan Detasemen Polisi Militer (Dandenpom) Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Balikpapan, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap, mengonfirmasi bahwa ada anggotanya yang terlibat dalam kasus ini.

    “Kami mengonfirmasi bahwa benar telah terjadi kasus pembunuhan yang diduga dilakukan oleh oknum Lanal Balikpapan berinisial J berusia 23 tahun terhadap korban saudari Juwita berusia 25 tahun.”

    “Peristiwa ini terjadi pada Sabtu 22 Maret 2025 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan,” kata Ronald.

    Mengutip Banjarmasin Post, J telah diamankan untuk menjalani pemeriksaan.

    Ia menuturkan, penyidik masih mendalami kronologi kejadian karena lokasi peristiwa di luar wilayah hukum Lanal Balikpapan.

    “Kami mohon kesabaran rekan-rekan media terkait perkembangan penyidikan ini. Terduga pelaku saat ini sudah diamankan dan penyelidikan terus dilakukan secara intensif.”

    “Kami memastikan proses hukum akan berjalan transparan sesuai dengan aturan,” tegasnya.

    Ronald menambahkan, J sendiri baru berdinas di Lanal Balikpapan selama satu bulan.

    Penyidik juga masih menelusuri keberadaan J di Banjarbaru, apakah dalam perjalanan pribadi atau sedang bertugas.

    “Kami juga memohon maaf atas kejadian ini dan memastikan bahwa jika terbukti bersalah, terduga pelaku akan menerima sanksi serta hukuman yang setimpal sesuai hukum,” ujar Dandenpom Lanal Balikpapan.

    Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Penyelidikan Lengkap, Kasus Pembunuhan Juwita Wartawati Banjarbaru Segera Diungkap Polisi

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto/Gita Irawan)(BanjarmasinPost.co.id, Stanislaus Sene)

  • Jurnalis Diduga Dibunuh Oknum TNI AL, Polisi: Motif Masih Diselidiki

    Jurnalis Diduga Dibunuh Oknum TNI AL, Polisi: Motif Masih Diselidiki

    Banjarbaru, Beritasatu.com – Kasus kematian Juwita, seorang jurnalis wanita media online di Banjarbaru, yang diduga tewas dibunuh oknum TNI AL berinisial J, masih belum menemukan titik terang. Hingga kini, polisi belum mengungkap motif di balik dugaan pembunuhan tersebut.

    Kasus ini mendapat atensi langsung dari Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan. Kapolda memastikan penyelidikan masih berlangsung.

    “Segala petunjuk masih dikumpulkan, termasuk hasil visum. Kami mohon waktu agar proses penyelidikan berjalan lancar tanpa gangguan,” ujar Kapolda, Jumat (28/3/2025).

    Kapolres Banjarbaru, AKBP Pius X Febry Aceng Loda, mengungkapkan pihaknya telah mengumpulkan berbagai bukti dan akan segera berkoordinasi dengan Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal).

    “Rencananya besok kami akan berkoordinasi dengan Pomal,” kata AKBP Pius.

    Meski Denpomal Balikpapan menyebut ada dugaan keterlibatan J, seorang anggota TNI AL berpangkat Kelasi I dari Lanal Balikpapan, polisi belum menetapkan tersangka. Motif di balik kematian Juwita, jurnalis yang diduga dibunuh oknum TNI AL juga masih menjadi misteri.

    “Kami masih menyelidiki motifnya. Jika sudah ada perkembangan, akan kami sampaikan,” tambahnya.

    Hingga saat ini, lima saksi telah diperiksa dalam penyelidikan kasus ini. Polisi masih mengumpulkan bukti tambahan sebelum melanjutkan proses hukum lebih lanjut.

    “Jika semua bukti sudah lengkap, kami akan serahkan ke penyelidikan lebih lanjut,” pungkas AKBP Pius terkait penyelidikan dugaan pembunuhan jurnalis Banjarbaru oleh oknum TNI AL.