Kasus: pembunuhan

  • RK Disebut Tawarkan Rp 2 Miliar, Kuasa Hukum: Pembunuhan Karakter

    RK Disebut Tawarkan Rp 2 Miliar, Kuasa Hukum: Pembunuhan Karakter

    Jakarta, Beritasatu.com – Ridwan Kamil atau RK dikabarkan menawarkan uang sebesar Rp 2 miliar kepada selebgram Lisa Mariana untuk membersihkan nama baiknya. Namun, kabar tersebut dibantah oleh kuasa hukum Ridwan Kamil, Muslim Jaya Butarbutar.

    “Itu adalah berita murahan yang sengaja disebarkan untuk merusak reputasi klien kami,” tegas Muslim Jaya Butarbutar, kuasa hukum Ridwan Kamil, dikutip dari channel YouTube, Senin (31/3/2025).

    Menurut Muslim Jaya, hingga saat ini, tidak ada niat atau tindakan dari Ridwan Kamil maupun keluarganya untuk memberikan uang kepada Lisa Mariana terkait tuduhan perselingkuhan.

    “Saya mewakili keluarga klien kami, dan kami tegaskan tidak ada penawaran uang. Ini jelas merupakan pembunuhan karakter yang tak berdasar, dengan sumber yang tidak jelas,” ujarnya.

    Muslim Jaya juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan berita yang beredar di media sosial, karena seringkali informasi tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.

    “Kami mengimbau kepada netizen untuk lebih hati-hati dalam menyikapi berita-berita yang tersebar di media sosial. Banyak di antaranya yang tidak benar dan hanya berisi fitnah,” lanjutnya.

    Ia menegaskan, berita di media sosial sering kali dipenuhi oleh informasi yang tidak layak dipercaya dan dapat menimbulkan kontroversi yang sengaja diciptakan oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah.

    Meski ada upaya untuk menggiring opini negatif terhadapnya, Muslim Jaya menyatakan bahwa RK tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh kabar buruk terkait masalah rumah tangganya.

    “Kami santai saja, tidak akan menanggapi terlalu jauh. Kami anggap berita ini sebagai berita sampah,” ucapnya.

    “Terkait masalah ini, kami tetap memberikan kesempatan kepada Lisa Mariana untuk menggunakan jalur hukum untuk membuktikan pengakuannya,” tutup kuasa hukum Ridwan Kamil atau RK, Muslim Jaya Butarbutar soal kliennya disebut menawarkan uang Rp 2 miliar kepada Lisa Mariana.

  • Update Pembunuhan Juwita: Kelasi J Ditahan di Denpom Lanal Banjarmasin, Kasus Naik Penyidikan – Halaman all

    Update Pembunuhan Juwita: Kelasi J Ditahan di Denpom Lanal Banjarmasin, Kasus Naik Penyidikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polres Banjarbaru menyerahkan berkas perkara kasus pembunuhan wartawati Juwita (23) ke Denpom Lanal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (29/03/2025). 

    Sejumlah barang bukti kasus pembunuhan dengan terduga pelaku Kelasi Satu J juga diserahkan ke Denpom Lanal Banjarmasin.

    Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Adam Erwindi, menyatakan penyelidikan kasus ini akan dilanjutkan POM AL Banjarmasin.

    “Pada hari ini, kami baru saja melaksanakan gelar terkait kasus rekan kita almarhumah Juwita, dan telah dilaksanakan penyerahan berkas serta barang bukti.” 

    “Kami berharap proses ini dapat berjalan dengan lancar,” tuturnya, Sabtu.

    Kombes Pol Adam enggan menjawab ketika ditanya terkait identitas pelaku hingga penetapan tersangka.

    “Kami mohon rekan-rekan wartawan untuk bersabar, hasil penyidikan akan segera disampaikan. Saat ini, kami sudah menyerahkan berkas dan barang bukti, dan kasus ini sudah masuk ke tingkat penyidikan,” terangnya.

    Diketahui, Juwita ditemukan tewas di tepi jalan kawasan Gunung Kupang, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (22/3/2025) lalu.

    Terduga pelaku Kelasi Satu J merupakan anggota TNI Angkatan Laut Balikpapan dan telah diamankan di Denpom Lanal Banjarmasin.

    Komandan Detasemen Polisi Militer Lanal (Dandenpomal) Balikpapan, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap, menyatakan kasus ini sudah ditingkatkan ke penyidikan.

    “Kami sudah serahkan terduga pelaku sekaligus barang bukti yang menguatkan,” bebernya.

    Ia menerangkan kasus pembunuhan terjadi di wilayah Banjarbaru sehingga penyelidikan ditangani Denpom Lanal Banjarmasin.

    “Pihak kepolisian dan TNI akan terus bekerja sama untuk memastikan bahwa kasus ini ditangani dengan serius dan transparan, demi keadilan bagi almarhumah Juwita,” imbuhnya.

    Sejumlah anggota keluarga korban mendatangi Denpom Lanal Banjarmasin untuk memberikan keterangan pada Sabtu (29/3/2025).

    Terlihak ada kakak korban, Subpraja Ardinata dan Satria serta kakak ipar bernama Susi Anggraini.

    Kuasa hukum keluarga korban, Muhammad Parzi, menjelaskan proses pemeriksaan berlangsung satu jam dan penyidik menyodorkan 4 hingga 6 pertanyaan.

    “Ada beberapa pertanyaan terkait kronologis, mengetahuinya kapan, apakah kenal dengan terduga pelaku dan juga terkait bukti-bukti seperti dokumentasi dan sebagainya,” tukasnya.

    Muhammad Pazri, menyatakan Kelasi Satu J telah mengakui membunuh Juwita dan diduga telah merencanakan aksinya.

    “Yang jelas dua bukti permulaan itu kalau menurut kami selaku kuasa hukum dan keluarga korban itu sudah kuat, sudah terpenuhi. Dan yang paling kuat adalah adanya pengakuan dari pelaku,” ungkapnya, Sabtu (30/3/2025), dikutip dari TribunBanjarbaru.com.

    Menurutnya, pelaku membunuh korban di dalam mobil dan menghancurkan KTP untuk menghilangkan jejak.

    Kelasi Satu J juga memesan tiket pesawat atas nama orang lain.

    “Mulai dia mau berangkat, beli tiket pesawat atas nama orang lain, KTP dihancur-hancurin,” lanjutnya.

    Awalnya, jasad korban ditemukan di tepi jalan dalam kondisi mengenakan helm.

    Namun pihak keluarga menyatakan kematian Juwita janggal dan tidak ada tanda kecelakaan tunggal.

    Hasil autopsi jenazah menunjukkan Juwita menjadi korban pembunuhan.

    “Dan juga dari pihak keluarga korban sudah mengetahui dari hasil autopsi yang disampaikan oleh dokter itu terang benderang bahwa dia ini dibunuh,” tandasnya.

    Hingga kini motif pembunuhan belum terungkap dan masih diselidiki POM AL.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunBanjarbaru.com dengan judul Keluarga Jurnalis Perempuan Korban Pembunuhan Beri Keterangan Ini ke Penyidik di Pomal Banjarmasin

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunBanjarbaru.com/Frans Rumbon)

  • Update Pembunuhan Juwita: Kelasi J Ditahan di Denpom Lanal Banjarmasin, Kasus Naik Penyidikan – Halaman all

    Oknum TNI AL Terduga Pembunuh Wartawati Juwita Sempat akan Melarikan Diri? Disebut Hancurkan KTP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ketua Tim Advokasi Untuk Keadilan (AUK) Juwita, M Pazri menyebut sudah ada bukti kuat bahwa oknum anggota TNI AL Kelasi 1 J diduga melakukan pembunuhan berencana pada wartawati asal Banjarbaru, Juwita.

    Hal itu dikatakan pazri usai mendampingi keluarga korban memberikan keterangan kepada penyidik di Denpom Lanal (Pomal) Banjarmasin, hari ini Sabtu (29/3/2025).

    “Tadi kami sama-sama mendengar, baik dari keluarga dan kami tim kuasa hukum bahwa yang dituduhkan kepada terduga pelaku adalah terkait dengan pembunuhan berencana,” ujar Pazri kepada awak media.

    Ditambahkan juga oleh Pazri bahwa dugaan kuat mengarah ke pembunuhan berencana tersebut diketahui dari beberapa indikasi.

    “Berencananya dari mau berangkat, beli tiket dengan nama orang lain, KTP dihancur-hancur dan sebagainya,” terangnya.

    Pazri juga mengapresiasi tim penyidik dalam hal ini Pomal Banjarmasin maupun juga dari Pomal Balikpapan yang sudah mengungkap perkara ini secara transparan.

    “Kami ucapkan terima kasih kepada penyidik yang benar-benar profesional dan transparan. Kami juga mengetahui bahwa terduga pelaku sudah ditahan,” ujarnya.

    Oknum anggota TNI Angkatan Laut (AL) Kelasi 1 J akhirnya mengakui telah membunuh calon istrinya, yakni wartawati asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Juwita (23).

    Pazri juga menyebut terdapat dua bukti yang membuat kasus pembunuhan itu semakin terang benderang.

    “Dua bukti permulaan kalau menurut kami selaku kuasa hukum dan keluarga korban sudah terpenuhi. Dan yang paling kuat adalah adanya pengakuan dari pelaku,” ujarnya.

    Selain itu pihaknya juga menyebut bahwa Kelasi 1 J diduga kuat melakukan pembunuhan secara berencana. 

    “Tadi kami sama-sama mendengar, baik dari keluarga dan kami tim kuasa hukum bahwa yang dituduhkan kepada terduga pelaku adalah terkait dengan pembunuhan berencana,” ujar Pazri, mengutip BanjarmasinPost.com.

    Soal dugaan kuat pembunuhan berencana ini diketahui dari beberapa indikasi.

    “Berencananya dari mau berangkat, beli tiket dengan nama orang lain, KTP dihancur-hancur dan sebagainya,” terangnya

    Pazri juga membeberkan bahwa korban Juwita pun diduga dieksekusi atau dihabisi oleh terduga pelaku di dalam mobil.

    Mobil yang digunakan oknum TNI AL Kelasi 1 J, diduga merupakan mobil rental.

    “Ada sewa mobil, dan dalam mobil eksekusinya,” ungkapnya.

    Rekan Sebut Juwita Sempat Curhat soal Tabiat Oknum TNI AL

    Diberitakan sebelumnya, Juwita (23), sempat curhat pada rekannya terkait tabiat oknum anggota TNI AL, Kelasi 1 J.

    Diketahui, Juwita ditemukan tewas di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (22/3/2025).

    Komandan Detasemen Polisi Militer (Dan Denpom) Lanal Balikpapan, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap, mengungkapkan Kelasi Satu J merupakan pelaku pembunuhan Juwita.

    Hal itu dikatakannya dalam konferensi pers, Rabu (26/03/2025). 

    Rekan kerja Juwita, Devi Farah Diba awalnya menyebut sebenarnya Juwita memang jarang bercerita soal kekasihnya tersebut, Kelasi 1 J.

    Namun di suatu momen akhirnya Juwita pernah mengeluhkan tabiat Kelasi 1 J.

    Kepada Devi, Juwita mengatakan bahwa Kelasi 1 J memiliki tabiat cemburuan dan temperamental.

    Bahkan, dia harus melaporkan semua aktivitasnya di rumah pada J.

    WARTAWATI DIBUNUH – Sosok Kelasi Satu J (kiri), anggota TNI AL Lanal Balikpapan, yang diduga membunuh seorang wartawati bernama Juwita (kanan) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (22/3/2025). Pihak Lanal Balikpapan telah mengonfirmasi Kelasi Satu J merupakan pelaku pembunuhan Juwita, tetap Mabes TNI memberikan keterangan berbeda. (Istimewa via Kompas.com/BanjarmasinPost.com)

    “Jadi segala aktivitas Ju di rumah harus dilaporkan dan dengan siapa,” tuturnya, mengutip BanjarmasinPost.com.

    Devi juga mengungkap bahwa Juwita juga sempat memamerkan foto dirinya bersama Kelasi 1 J dengan latar biru dari case ponselnya.

    “Pas kita nongkrong bareng, Ju (sapaan akrab Juwita.red) sempat pamerin foto bareng J dan Ju minta doa juga dan nasihat jelang menikah,” ungkapnya. 

    Keluarga Sudah Siapkan Pernikahan Juwita dan Anggota TNI AL

    Sementara itu kakak kandung Juwita, Subpraja Ardinata, mengungkapkan kejanggalan hubungan asmara korban dengan oknum anggota TNI AL, Kelasi Satu J.

    Sementara itu, Subpraja Ardinata membenarkan sang adik telah dilamar oleh Kelasi Satu J.

    Bahkan, pihak telah sedikit demi sedikit mempersiapkan pernikahan Juwita dan Kelasi Satu J yang merupakan anggota TNI AL.

    “Untuk pihak keluarga kami pribadi sudah ada mempersiapkan (pernikahan Juwita) sedikit demi sedikit,” ucap Subpraja, Kamis (27/3/2025).

    Namun, kini rencana serta persiapan pernikahan itu pupus setelah Juwita ditemukan tewas di di kawasan Gunung Kupang pada Sabtu.

    Subpraja mengatakan dirinya dan keluarga besar memang tidak mengenal lebih lanjut sosok Kelasi Satu J, walaupun pelaku telah melamar sang adik.

    “Kalau saya pribadi tidak mengenal dengan pelaku. Kalau adik saya (Juwita) emang sudah kenal bahkan mau sudah ada prosesi lamaran kemarin,” ujar Subrapraja Ardinata, dilansir BanjarmasinPost.co.id.

    Tak hanya Subpaja, keluarga besarnya juga tidak tahu hubungan antara Juwita dengan J.

    Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Wartawati Banjarbaru Juwita Diduga Dibunuh Oknum TNI AL, Ternyata Pelaku dan Korban Akan Menikah dan dengan judul Keluhkan Perilaku J Oknum TNI AL, Ini Curhat Juwita ke Rekan Jurnalis Banjarbaru Sebelum Meninggal

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (BanjarmasinPost.co.id/Stanislaus Sene) (Kompas.com)

  • Update Pembunuhan Juwita: Kelasi J Ditahan di Denpom Lanal Banjarmasin, Kasus Naik Penyidikan – Halaman all

    Oknum TNI AL Kelasi J Diduga Bunuh Wartawati Juwita di Mobil Rental, Ada Dua Bukti Kuat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Oknum anggota TNI Angkatan Laut (AL) Kelasi 1 J akhirnya mengakui telah membunuh calon istrinya, yakni wartawati asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Juwita (23).

    Hal ini pun diungkapkan oleh Ketua Tim Advokasi Untuk Keadilan (AUK) Juwita, M Pazri usai mendampingi keluarga korban memberikan keterangan kepada penyidik di Denpom Lanal (Pomal) Banjarmasin, hari ini Sabtu (29/3/2025).

    Pazri juga menyebut terdapat dua bukti yang membuat kasus pembunuhan itu semakin terang benderang.

    “Dua bukti permulaan kalau menurut kami selaku kuasa hukum dan keluarga korban sudah terpenuhi. Dan yang paling kuat adalah adanya pengakuan dari pelaku,” ujarnya.

    Selain itu pihaknya juga menyebut bahwa Kelasi 1 J diduga kuat melakukan pembunuhan secara berencana. 

    “Tadi kami sama-sama mendengar, baik dari keluarga dan kami tim kuasa hukum bahwa yang dituduhkan kepada terduga pelaku adalah terkait dengan pembunuhan berencana,” ujar Pazri, mengutip BanjarmasinPost.com.

    Soal dugaan kuat pembunuhan berencana ini diketahui dari beberapa indikasi.

    “Berencananya dari mau berangkat, beli tiket dengan nama orang lain, KTP dihancur-hancur dan sebagainya,” terangnya

    Pazri juga membeberkan bahwa korban Juwita pun diduga dieksekusi atau dihabisi oleh terduga pelaku di dalam mobil.

    Mobil yang digunakan oknum TNI AL Kelasi 1 J, diduga merupakan mobil rental.

    “Ada sewa mobil, dan dalam mobil eksekusinya,” ungkapnya.

    Rekan Sebut Juwita Sempat Curhat soal Tabiat Oknum TNI AL

    Diberitakan sebelumnya, Juwita (23), sempat curhat pada rekannya terkait tabiat oknum anggota TNI AL, Kelasi 1 J.

    Diketahui, Juwita ditemukan tewas di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (22/3/2025).

    Komandan Detasemen Polisi Militer (Dan Denpom) Lanal Balikpapan, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap, mengungkapkan Kelasi Satu J merupakan pelaku pembunuhan Juwita.

    Hal itu dikatakannya dalam konferensi pers, Rabu (26/03/2025). 

    Rekan kerja Juwita, Devi Farah Diba awalnya menyebut sebenarnya Juwita memang jarang bercerita soal kekasinya tersebut, Kelasi 1 J.

    Namun di suatu momen akhirnya Juwita pernah mengeluhkan tabiat Kelasi 1 J.

    Kepada Devi, Juwita mengatakan bahwa Kelasi 1 J memiliki tabiat cemburuan dan temperamental.

    Bahkan, dia harus melaporkan semua aktivitasnya di rumah pada J.

    WARTAWATI DIBUNUH – Sosok Kelasi Satu J (kiri), anggota TNI AL Lanal Balikpapan, yang diduga membunuh seorang wartawati bernama Juwita (kanan) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (22/3/2025). Pihak Lanal Balikpapan telah mengonfirmasi Kelasi Satu J merupakan pelaku pembunuhan Juwita, tetap Mabes TNI memberikan keterangan berbeda. (Istimewa via Kompas.com/BanjarmasinPost.com)

    “Jadi segala aktivitas Ju di rumah harus dilaporkan dan dengan siapa,” tuturnya, mengutip BanjarmasinPost.com.

    Devi juga mengungkap bahwa Juwita juga sempat memamerkan foto dirinya bersama Kelasi 1 J dengan latar biru dari case ponselnya.

    “Pas kita nongkrong bareng, Ju (sapaan akrab Juwita.red) sempat pamerin foto bareng J dan Ju minta doa juga dan nasihat jelang menikah,” ungkapnya. 

    Keluarga Sudah Siapkan Pernikahan Juwita dan Anggota TNI AL

    Sementara itu kakak kandung Juwita, Subpraja Ardinata, mengungkapkan kejanggalan hubungan asmara korban dengan oknum anggota TNI AL, Kelasi Satu J.

    Sementara itu, Subpraja Ardinata membenarkan sang adik telah dilamar oleh Kelasi Satu J.

    Bahkan, pihak telah sedikit demi sedikit mempersiapkan pernikahan Juwita dan Kelasi Satu J yang merupakan anggota TNI AL.

    “Untuk pihak keluarga kami pribadi sudah ada mempersiapkan (pernikahan Juwita) sedikit demi sedikit,” ucap Subpraja, Kamis (27/3/2025).

    Namun, kini rencana serta persiapan pernikahan itu pupus setelah Juwita ditemukan tewas di di kawasan Gunung Kupang pada Sabtu.

    Subpraja mengatakan dirinya dan keluarga besar memang tidak mengenal lebih lanjut sosok Kelasi Satu J, walaupun pelaku telah melamar sang adik.

    “Kalau saya pribadi tidak mengenal dengan pelaku. Kalau adik saya (Juwita) emang sudah kenal bahkan mau sudah ada prosesi lamaran kemarin,” ujar Subrapraja Ardinata, dilansir BanjarmasinPost.co.id.

    Tak hanya Subpaja, keluarga besarnya juga tidak tahu hubungan antara Juwita dengan J.

    Kelasi Satu J Tak Datang ke Acara Lamaran 

    Kakak Juwita juga menyebut Kelasi Satu J tak datang di acara lamaran.

    Lamaran tersebut hanya dihadiri oleh ibu dan kakak J saja.

    “Posisi lamaran itu yang bersangkutan tidak hadir, diwakilkan oleh yang diinformasikan itu keluarganya, mamanya sama abangnya,” imbuh Subpraja.

     

    Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Wartawati Banjarbaru Juwita Diduga Dibunuh Oknum TNI AL, Ternyata Pelaku dan Korban Akan Menikah dan dengan judul Keluhkan Perilaku J Oknum TNI AL, Ini Curhat Juwita ke Rekan Jurnalis Banjarbaru Sebelum Meninggal

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (BanjarmasinPost.co.id/Stanislaus Sene) (Kompas.com)

  • Idul Fitri Penuh Kesedihan, Cerita Warga Gaza Kehilangan 20 Anggota Keluarga karena Serangan Israel – Halaman all

    Idul Fitri Penuh Kesedihan, Cerita Warga Gaza Kehilangan 20 Anggota Keluarga karena Serangan Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hari Raya Idul Fitri yang semestinya disambut dengan kegembiraan, tampaknya tidak dirasakan warga Gaza di Palestina.

    Warga Palestina di Jalur Gaza tidak memiliki banyak hal untuk dirayakan pada Idul Fitri yang jatuh pada hari Minggu (30/3/2025).

    Dikutip dari Al Arabiya, Idul Fitri 2025 di Gaza berlangsung di tengah persediaan makanan yang semakin menipis dan tanpa tanda-tanda berakhirnya perang antara Israel dan Hamas.

    Banyak yang melaksanakan salat di luar reruntuhan masjid pada hari raya Idul Fitri, yang menandai akhir bulan puasa Ramadan.

    Seharusnya ini menjadi momen bahagia ketika keluarga berkumpul untuk berpesta dan membeli pakaian baru untuk anak-anak, namun sebagian besar dari dua juta penduduk Gaza hanya berusaha bertahan hidup.

    “Ini adalah Idul Fitri yang penuh kesedihan,” kata Adel al-Shaer setelah mengikuti salat Id.

    “Kami kehilangan orang-orang tercinta, anak-anak kami, kehidupan kami, dan masa depan kami. Kami kehilangan para pelajar, sekolah, dan institusi kami. Kami kehilangan segalanya.”

    Adel mengungkapkan 20 anggota keluarganya telah tewas akibat serangan Israel, termasuk empat keponakan kecilnya beberapa hari lalu, katanya sambil menangis.

    Israel mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas dan melanjutkan perang awal bulan ini setelah kelompok militan tersebut menolak menerima perubahan dalam perjanjian yang dicapai pada Januari.

    Serangan Israel telah menewaskan ratusan warga Palestina, dan selama empat minggu terakhir Israel tidak mengizinkan masuknya makanan, bahan bakar, atau bantuan kemanusiaan.

    “Ada pembunuhan, pengungsian, kelaparan, dan blokade,” kata Saed al-Kourd, seorang jamaah lainnya.

    “Kami keluar untuk menjalankan ibadah kepada Tuhan demi membahagiakan anak-anak, tetapi kebahagiaan Idul Fitri? Tidak ada Idul Fitri,” pungkasnya.

    Data Korban Tewas

    Dikutip dari Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa setidaknya 50.277 warga Palestina telah dipastikan tewas dan 114.095 lainnya terluka dalam perang Israel di Gaza.

    Kantor Media Pemerintah Gaza memperbarui jumlah korban tewas sekitar dua bulan lalu menjadi lebih dari 61.700, dengan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga telah meninggal.

    Sementara itu 1.139 orang tewas di Israel dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023.

    (Tribunnews.com)

  • Oknum TNI AL Akui Bunuh Juwita, Kuasa Hukum Korban: Sudah Rencanakan Pembunuhan – Halaman all

    Oknum TNI AL Akui Bunuh Juwita, Kuasa Hukum Korban: Sudah Rencanakan Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Anggota TNI AL berinisial J berpangkat Kelasi Satu akui membunuh Juwita, seorang wartawati di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

    Kuasa Hukum korban, Pazri menuturkan, J juga diduga melakukan pembunuhan berencana terhadap korban.

    “Tadi kami sama-sama mendengar, baik dari keluarga dan kami tim kuasa hukum bahwa yang dituduhkan kepada terduga pelaku adalah terkait dengan pembunuhan berencana,” ujar Pazri saat dampingi keluarga korban memberikan keterangan pada penyidik Denpom Lanal (Pomal) Banjarmasin, Sabtu (29/3/2025).

    Sejumlah hal yang dilakukan J juga mengarah ke pembunuhan berencana.

    “Berencananya dari mau berangkat, beli tiket dengan nama orang lain, KTP dihancur-hancur dan sebagainya,” terangnya.

    Panzri menuturkan, pelaku juga menyewa mobil untuk mengeksekusi korban.

    “Ada sewa mobil, dan dalam mobil eksekusinya,” ungkapnya.

    Namun, saat ditanya motif pembunuhan, Panzri hanya bisa menjawab bahwa hal tersebut masih belum diketahui.

    “Untuk motif masih dalam proses penyidikan,” katanya.

    Panzri menegaskan bahwa J telah mengakui perbuatannya.

    “Dua bukti permulaan kalau menurut kami selaku kuasa hukum dan keluarga korban sudah terpenuhi,”

    “Dan yang paling kuat adalah adanya pengakuan dari pelaku,” jelasnya.

    Diketahui, Juwita ditemukan meninggal dunia di semak-semak di kawasan Gunung Kupang Banjarbaru pada Sabtu (22/3/2025).

    Awalnya, korban diduga tewas karena kecelakaan.

    Namun, setelah ditelusuri ternyata Juwita merupakan korban pembunuhan.

    Juwita tewas karena diduga dibunuh oleh kekasihnya berinisial J, anggota TNI AL dengan pangkat Kelasi Satu.

    Antara korban dan pelaku ternyata hendak menikah pada Mei 2025 mendatang.

    Rekan kerja Juwita, Devi Farah Diba menceritakan, sebelum ditemukan meninggal dunia, korban sempat mengeluh sifat J.

    Saat itu, keduanya tengah nongkrong dan korban memamerkan foto berdua dengan latar biru.

    “Pas kita nongkrong bareng, Ju (sapaan akrab Juwita) sempat pamerin foto bareng J dan Ju minta doa juga dan nasihat jelang menikah,” ungkapnya. 

    Mengutip Banjarmasin Post, Devi menyebut korban jarang cerita mengenai calon suaminya.

    Namun, saat itu, Juwita mengeluh karena J merupakan orang yang temperamental dan gampang cemburu.

    Korban bahkan harus melaporkan semua aktivitasnya di rumah pada J.

    “Jadi segala aktivitas Ju di rumah harus dilaporkan dan dengan siapa,” tuturnya.

    Kakak Juwita, Subpraja Ardinata menceritakan, selama proses menuju pernikahan, ia merasa ada keanehan.

    Keanehan tersebut terjadi pada saat proses lamaran.

    Karena, saat lamaran hanya orang tua J saja yang datang dan J tak hadir.

    “Bahkan, sudah ada prosesi lamaran kemarin.”

    “Posisi lamaran itu, yang bersangkutan (Kelasi J) tidak hadir, diwakilkan informasinya, mamaknya dan abangnya,” ujar Subpraja.

    Subpraja bahkan belum pernah bertemu dengan J.

    “Kalau saya pribadi tidak mengenal dengan pelaku. Kalau saudari saya atau adik saya memang sudah mengenal,” jelasnya.

    Subpraja menjelaskan setelah prosesi lamaran tersebut, keluarga sudah mempersiapkan untuk pernikahan Juwita dengan J.

    “Dari kami pribadi, memang sudah ada mempersiapkan (prosesi pernikahan) sedikit demi sedikit.” 

    “Rencananya bulan Mei (pernikahan), tapi tanggal pastinya saya nggak tahu,” sambung Subpraja.

    Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Akui Bunuh Juwita Jurnalis Banjarbaru, Apa Motif J Oknum TNI AL Habisi Calon Istri? Ini Kata Pazri

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(BanjarmasinPost.co.id, Stanislaus Sene/Frans Rumbon)

  • Minibus Hantam Truk di Bahu Jalan Tol Jakbar, 3 Orang Tewas di Tempat, 3 Luka-luka – Page 3

    Minibus Hantam Truk di Bahu Jalan Tol Jakbar, 3 Orang Tewas di Tempat, 3 Luka-luka – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Kecelakaan mau terjadi di jalan tol arah selatan, tepatnya di KM 05.200 wilayah Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu malam (29/3/2025) sekitar pukul 19.00 WIB. Akibatnya, tiga orang meninggal di tempat.

    Kanit Tujawali Satlantas Polres Jakarta Barat, AKP Karta, mengatakan kecelakaan melibatkan mobil minibus Hyundai nomor polisi B 5 ION dengan truk. Saat itu, minibus sedang melaju dari arah selatan menuju utara.

    Ketika melintas di lokasi, mobil Hyundai yang dikendarai Kelvin Indrawan menghantam truk Mitsubishi bernomor polisi BN-8963-WO yang sedang berhenti di bahu jalan tol karena sedang memperbaiki as roda belakang yang sedang rusak.

    “Benturan keras menyebabkan beberapa orang mengalami luka-luka dan tiga orang meninggal dunia di tempat kejadian,” kata Karta saat dikonfirmasi Minggu (30/3/2025).

    Sebanyak tiga orang mengalami mengalami luka-luka memar hingga patah tulang di sekujur tubuh, termasuk sopir truk. Mereka langsung mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Puri Indah Kembangan.

    “Korban meninggal dunia bernama Kelvin Indrawan (pengemudi minibus), mengalami luka parah di kepala dan tangan. Rudy mengalami luka fatal pada tengkorak kepala serta kehilangan tangan dan kaki. Terakhir Suherman mengalami patah pada kepala, tangan kiri, dan kaki kiri,” kata Karta.

    Kepolisian juga telah melakukan olah tempat kejadian (TKP). Sejumlah barang bukti yaitu dua unit kendaraan yang alami kecelakaan diamankan.

    “Kami memeriksa saksi-saksi untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut dan mengecek kondisi korban luka di RS Puri Indah Kembangan,” kata Karta.

     

    Reporter: Rahmat Baihaqi

    Sumber: Merdeka.com

    Seorang anggota TNI yang bertugas di Pangkalan AL Balikpapan, Kalimantan Timur, diduga terlibat kasus pembunuhan seorang jurnalis media online di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Pelaku saat ini telah ditangkap dan sedang diperiksa oleh POMAL Balikpap…

  • Kabur dari Puskesmas, Mama Muda di Bangka Pilih Lahiran di Kebun Karet, Simpan Bayi di Jok Motor – Halaman all

    Kabur dari Puskesmas, Mama Muda di Bangka Pilih Lahiran di Kebun Karet, Simpan Bayi di Jok Motor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mama muda berusia 19 tahun inisial AP di Bangka Belitung kabur dari Puskesmas Riausilip, pilih melahirkan di kebun karet dibantu ibunya inisial YI (43).

    Bayi malang yang lahir di tengah kebun karet itu dimasukkan ke dalam karung, disimpan di jok motor. 

    AP mengalami pendarahan hebat lalu kembali dibawa ke Puskesmas Riausilip.

    Sementara bayinya yang masih merah dibiarkan di dalam jok motor hingga akhirnya meninggal dunia pada Jumat (28/3/2025) malam

    Kini AP dan ibunya YI (43) harus berurusan dengan Polsek Riausilip Polres Bangka.

    Mereka menjalani pemeriksaan di Unit PPA Sat Reskrim Polres Bangka pada Sabtu (29/3/2025).

    Keduanya diduga melakukan pembunuhan bayi yang baru dilahirkan di Kecamatan Riausilip, Kabupaten Bangka.

     

    Mama Muda AP Melahirkan di Kebun Karet, Bayi Disimpan di Jok Motor hingga Tewas 

    Polsek Riausilip Polres Bangka mengungkap kasus dugaan pembunuhan bayi yang baru dilahirkan di Kecamatan Riausilip, Kabupaten Bangka. 

    Dalam kasus ini, dua orang yang terlibat, AP (19) dan ibunya YI (43), saat ini masih menjalani pemeriksaan di Unit PPA Sat Reskrim Polres Bangka pada Sabtu (29/3/2025).

    Bayi perempuan tersebut ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di dalam jok motor pada Jumat (28/3/2025) malam.

    Sebelumnya, AP yang sedang menjalani perawatan medis di Puskesmas Riausilip diketahui meninggalkan puskesmas tanpa izin untuk menuju ke perkebunan karet di Desa Silip, Kecamatan Riausilip, Kabupaten Bangka guna melahirkan bayi yang dikandungnya.

    Dalam proses persalinan tersebut, AP dibantu oleh ibunya, YI. 

    Setelah bayi lahir, mereka memasukkannya ke dalam karung dan menyembunyikannya di jok motor. 

    AP yang mengalami pendarahan kemudian kembali ke Puskesmas Riausilip untuk mendapatkan perawatan.

    Anggota Polsek Riausilip yang mendatangi Puskesmas Riausilip akhirnya berhasil mendapatkan keterangan AP bahwa bayi disembunyikan dalam jok motor. 

    Saat dicek bayi tersebut sudah dalam keadaan meninggal dunia.

    “Masih menjalani pemeriksaan baik ibu bayi maupun orangtuanya tekait ditemukan bayi yang sudah tak bernyawa dalam jok motor,” kata AKP Ogan Arif Teguh Imani Kasat Reskrim Polres Bangka seizin Kapolres Bangka AKBP Deddy Dwitiya Putra.

     

    Warga Curiga

    Awalnya Polsek Riausilip mendapatkan laporan dari warga yang curiga melihat dua wanita menggunakan motor diperkebunan karet di Desa Silip Kecamatan Riausilip Kabupaten Bangka pada Jumat (28/3/2025). 

    Saat itu warga tersebut sempat melihat seorang membawa karung sementara wanita lainnya terlihat masih mengenakan infus. 

    Saat ditanya hanya menjawab bahwa mereka pasien Puskesmas Riausilip. 

    Anggota Polsek Riausilip kemudian mendatangi Puskesmas Riausilip dan memang mendapati AP yang mendapatkan perawatan karena mengalami pendarahan. 

    Menurut pihak Puskesmas Riausilip awal AP dirawat karena sakit lain namun saat rawat inap pergi tanpa izin dan kembali lagi dalam kondisi pendarahan setelah melahirkan. 

    Anggota Polsek Riausilip dan Tim Medis Puskesmas Riausilip kemudian mengintrogasi AP dan YI guna mengetahui keberadaan bayi yang baru dilahirkan. Pengakuan mengejutkan bahwa bayi tersebut disimpan dalam jok motor. 

    Anggota Polsek Riausilip dan Tim Medis Puskesmas kemudian bergegas mengecek motor dan benar ditemukan bayi sudah tak bernyawa dibungkus karung dalam jok motor.

     

    Bayi Meninggal Karena Kesulitan Bernapas

    Mendapati hal tersebut Polsek Riausilip berkoordinasi dengan Sat Reskrim Polres Bangka. 

    Tim identifikasi Sat Reskrim Polres kemudian melakukan pengecekan luar tubuh bayi. 

    Tidak ditemukan tanda tanda penganiyaan ditubuh bayi. Selain itu Tim Identitifikasi juga melakukan olah TKP dilokasi bayi dilahirkan.

    “Jenis kelamin bayi perempuan dugaan sementara meninggal akibat kesulitan bernapas karena ditubuh bayi tidak ditemukan tanda tanda penganiayaan,” kata AKP Ogan.

     

    Kronologi Bayi Ditemukan Tewas di Jok Motor

    Warga Kecamatan Riausilip, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ( Babel ), digemparkan dengan penemuan bayi tak bernyawa di dalam boks motor.

    Motor tersebut terparkir di halaman Puskesmas Riausilip, Jumat (28/3/2025) malam.

    Bayi tersebut diduga dilahirkan oleh AP (19) di kebun karet dengan bantuan ibunya, YI (43), warga Desa Berbura, Kecamatan Riausilip. 

    Tragisnya, bayi yang diduga lahir dalam kondisi hidup itu dimasukkan ke dalam karung dan disimpan di jok motor hingga akhirnya tewas.

    Berikut kronologi lengkap kejadian berdasarkan keterangan pihak kepolisian Sat Reskrim Polres Bangka dan Polsek Riausilip: 

    Pada Jumat sekira pukul 21.00 WIB Piket Regu 1 dan Unit Identifikasi Sat Reskrim Polres Bangka mendapatkan laporan dari Polsek Riau Silip terkait terjadinya laporan dugaan pembunuhan bayi di Kecamatan Riausilip Kabupaten Bangka 

    Mendapat laporan tersebut Piket Regu 1 dan Unit Identifikasi mendatangi lokasi dan melakukan cek TKP dan pemeriksaan terhadap saksi- saksi. 
    Berdasarkan keterangan yang didapat berhasil di temukan sejumlah fakta.

    1. Pada Jumat tanggal 28 Maret 2025 sekira pukul 19.30 WIB warga bernama Muhammad Amin melihat ada dua orang perempuan yang satu di antaranya diduga melahirkan bayi di hutan karet di Desa Silip Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka.

    2. Saat itu saksi Muhammad Amin mendatangi dua perempuan tersebut yakni AP (19) dan ibunya, YI (43) menanyakan perihal kenapa ada disitu. Pasalnya saksi mendengar ada suara tangisan bayi dan melihat ada bercak darah di tanah.

    3. Ketika itu YI menjawab mereka baru dari rumah sakit, ditambah ada jarum dan selang infus yang masih melekat di tangan AP.

    4. Curiga dengan AP dan YI, saksi Muhammad Amin melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Riau Silip.

    5. Pukul 20.00 WIB personil Polsek Riausilip melakukan pengecekan ke TKP yang adalah kebun karet. Memang ditemukan ada bercak darah di atas tanah yang menempel pada dedaunan pohon karet.

    6. Pukul 20.15 personil Polsek Riau Silip mendatangi Puskesmas Riau Silip untuk mencari informasi terkait orang yang akan /baru melahirkan.

    7. Pukul 22.00 wib personil Polsek Riau Silip mendapatkan info ada 2 orang wanita berada di IGD Puskesmas Riau Silip salah satunya mengalami pendarahan habis melahirkan.

    8. Pukul 22.05 wib personil Polsek Riausilip mendatangi Puskesmas Riau Silip dan benar berdasarkan keterangan pelapor 2 orang wanita tersebut adalah orang yang ia temui di hutan karet tersebut.

    9. Pukul 22.30 wib setelah ditanyakan kepada pelaku bayi tersebut disimpan didalam jok motor Beat hitam list merah miliknya yang terparkir di Halaman Puskesmas Riau Silip. Saat dicek ternyata benar ada bayi dibungkus karung dalam box motor tersebut dalam keadaan meninggal dunia.

    Hasil pemeriksaan Tim Identifikasi Sat Reskrim Polres Bangka bayi yang meninggal dunia tersebut berjenis kelamin perempuan, berat 3.550 gram dan panjang 51 cm.

    Adapun barang bukti yang diamankan yakni sepeda motor honda beat warna hitam list merah, Karung berwana putih kotor dan KTP milik pelaku.

    Saat ini AP dan YI masih menjalani pemeriksaan di Unit PPA Sat Reskrim Polres Bangka. 

    Sementara bayi perempuan yang meninggal dunia sudah dikebumikan di TPU Dusun Bernai pada Sabtu (29/3/2025). 

    (tribun network/thf/Bangkapos.com)

  • 3 Hal Terbaru soal Juwita Dibunuh Oknum TNI AL Diungkap Keluarga

    3 Hal Terbaru soal Juwita Dibunuh Oknum TNI AL Diungkap Keluarga

    Jakarta

    Juwita (23), jurnalis muda asal Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, meninggal dunia dibunuh oleh oknum TNI Angkatan Laut (AL) inisial J. Hari ini, keluarga Juwita diperiksa penyidik polisi militer.

    Kasus pembunuhan Juwita terungkap dari penyelidikan yang dilakukan kepolisian. Korban ditemukan tewas di Jalan Gunung Kupang, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Sabtu (22/3) sekitar pukul 15.00 WITA.

    Jasad Juwita tergeletak di tepi jalan bersama sepeda motor miliknya yang kemudian muncul dugaan menjadi korban kecelakaan tunggal. Warga yang menemukan pertama kali justru tidak melihat tanda-tanda korban mengalami kecelakaan lalu lintas. Di bagian leher korban, terdapat sejumlah luka lebam.

    Ternyata, korban diduga dibunuh oknum anggota TNI AL. Komandan Polisi Militer Lanal Balikpapan Mayor Laut (PM) Ronald L Ganap membenarkan peristiwa tersebut. Oknum TNI AL tersebut berinisial J.

    “Benar, pembunuhan dilakukan oknum TNI AL pangkat I berinisial J,” kata Ronald kepada wartawan, Rabu (26/3/2025).

    detikcom merangkum sejumlah hal terbaru yang diungkap keluarga Juwita. Simak berikut ini:

    1. Diduga Pembunuhan Berencana

    “Kami sudah memberikan keterangan lengkap kepada penyidik Detasemen Polisi Militer (Denpom) Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banjarmasin, terkait kasus pembunuhan ini kita kawal bersama,” kata kuasa hukum keluarga korban, Muhamad Pazri, usai memenuhi panggilan penyidik di Denpomal Banjarmasin, seperti dilansir Antara, Sabtu (29/3).

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:

    2. Pelaku Akui Perbuatan

    Pazri menyebut perbuatan J mengarah pada pembunuhan berencana berdasarkan bukti sementara. Kuasa hukum mengatakan mereka dan penyidik satu pemikiran bahwa terduga pelaku mengarah pada pembunuhan berencana.

    “Yang lebih menguatkan adalah bahwa pelaku mengakui perbuatannya, pelaku mengeksekusi korban di dalam mobil. Kami cukup puas dengan penyidik berkaitan pasal yang dituduhkan kepada terduga pelaku,” kata Pazri.

    Pazri meyakini perbuatan ini adalah pembunuhan berencana karena barang bukti terpenuhi berdasarkan temuan sementara. Kemudian, kata dia, terkait motif pembunuhan oleh terduga pelaku masih didalami oleh penyidik Denpomal Banjarmasin, dan mudahan segera terungkap seterang-terangnya.

    Pazri bersama tim mengapresiasi penyidik Denpomal Banjarmasin karena transparan dan terbuka dengan keterangan yang disampaikan pihak keluarga menurut alat bukti. Dia berharap penyidik profesional menangani kasus ini hingga oknum TNI AL tersebut mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya.

    3. Korban Dieksekusi di Mobil

    Terkait dugaan pembunuhan berencana ini, Pazri mengaku belum ada barang bukti yang mengarah pada pelaku dibantu oleh rekannya. Dia menyebut pelaku melakukan aksinya sendirian.

    Dia mengungkapkan, sesuai bukti sementara yang dimiliki pihaknya, pelaku telah menyiapkan kendaraan mobil (menyewa) untuk mengeksekusi korban, kemudian membeli tiket pesawat dari Balikpapan menuju Banjarbaru menggunakan KTP milik orang lain.

    “Dari bukti sementara ini, kami yakin ini adalah pembunuhan berencana oleh oknum TNI AL. Untuk hasil autopsi nanti dari penyidik yang menyampaikan langsung,” tutur Pazri.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tampang Pria Medan Keji Siksa Anak Kekasih hingga Tewas Empedunya Pecah Terancam 15 Tahun Penjara – Halaman all

    Tampang Pria Medan Keji Siksa Anak Kekasih hingga Tewas Empedunya Pecah Terancam 15 Tahun Penjara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pria Medan, Zul Iqbal (38) kini tersangka dan ditahan di Polrestabes Medan karena menganiaya hingga tewas bocah 3 tahun inisial AYP yang adalah anak kekasihnya sendiri. 

    Zul Iqbal ditangkap setelah polisi menemukan bukti yang cukup, di antaranya keterangan saksi hingga hasil autopsi. Meski awalnya dia mengelak telah menyiksa korban selama 3 hari.

    Saat ini tersangka sudah ditahan dan terancam kurungan penjara selama 15 tahun kurungan.

    Zul Iqbal dijerat dengan Pasal 80 Ayat 3 jo 76 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan hukuman 15 tahun penjara.

    Meski demikian, polisi masih berupaya supaya bisa menjerat tersangka dengan Pasal lainnya agar hukumannya diperberat.

    “Hukuman 15 tahun penjara. Mudah-mudahan ada pemberatan. Ini kita ungkap menggunakan scientific identification. Jadi langkah pertama yang kita lakukan sudah sangat tepat.” kata Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan, Sabtu (29/3/2025).

     

    Kronologi Kasus Balita Tewas di Tangan Kekasih Ibunya

    Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan menerangkan, kasus ini bermula ketika pihaknya menerima laporan dari keluarga korban pada 27 Maret 2025, seorang bocah tewas tak wajar setelah dititipkan ibunya kepada kekasihnya bernama Zul Iqbal.

    Pihak korban menerangkan, AYP dititipkan sejak Sabtu 22 Maret hingga Selasa 25 Maret.

    Namun sekembalinya ke rumah, AYP demam dan ada banyak memar di tubuhnya.

    Sempat dirawat ke rumah sakit, namun AYP meninggal dunia pada Selasa 25 Maret 2025 sore.

    “Karena sudah dimakamkan dan korban masih umur 3 tahun yang sangat rentan dengan proses alami perusakan sel-selnya, maka tanggal 28 dilakukan ekshumasi dan hasil ekshumasinya adalah terdapat luka memar,”kata Kombes Gidion Arif Setyawan, Sabtu (29/3/2025).

    Gidion menerangkan, hasil autopsi didapat setelah pihaknya membongkar makam korban pada Jumat 28 Maret 2025.

    Hasilnya, ditemukan bekas luka akibat penyiksaan di dahi kiri, memar di kelopak mata, luka memar pada bibir, luka memar pada lengan, memar jempol kanan, jempol kiri.

    Selanjutnya memar tungkai atas kiri, bawah kiri, tungkai bawah kanan, dada kiri memar, luka lecet punggung kaki kanan, memar punggung kiri serta empedunya pecah.

    Ditambah kemerahan pada tenggorokan bisa disebabkan kekerasan karena ditemukan resapan darah, lambung berwarna putih isinya ada kemerahan di otot.

    Zul Iqbal diduga menyiksa korban dengan cara memukul, menendang perut, kemudian korban diangkat menggunakan handuk dengan posisi handuk dililit ke leher.

    Selain itu, pelaku juga memukul korban menggunakan batang sapu hingga berdarah.

    Pelaku sempat tak mengakui perbuatannya, namun belakangan ia mengaku telah menyiksa korban.

    BALITA TEWAS DIANIAYA – Tampang Zul Iqbal (38) tersangka pembunuhanan terhadap AYP (3) anak dibawah lima tahun (Balita) di Kota Medan, Sabtu (29/3/2025). Zul menyiksa korban kurang lebih selama 3 hari menggunakan tangan, handuk dan batang sapu. Polrestabes Medan merilis penangkapan tersangka Zul Iqbal (38) pelaku penganiayaan anak dibawah lima tahun (Balita) hingga tewas, Sabtu (29/3/2025). Hasil penyelidikan Polisi, korban disiksa pelaku yang merupakan kekasih ibu korban hingga sekujur tubuh lebam, empedunya pecah. (TribunMedan.com/Fredy Santoso)

    Zul Iqbal menyiksa korban dengan cara memukul, menendang perut, kemudian korban diangkat menggunakan handuk dengan posisi handuk dililit ke leher.

    Selain itu, pelaku juga memukul korban menggunakan batang sapu hingga berdarah.

    “Tadinya gak ngaku, setelah kita konfirmasi dengan scientific dia menggunakan handuk. membawa anak sambil digantung menggunakan handuk dari kamar mandi sampai kaki tergantung, itu yang membuat tulang lehernya patah.”

     

    Penjelasan Ibu Korban

    Mengenakan kemeja hijau, Pia (32) mendatangi Polrestabes Medan menyaksikan konferensi pers yang dilakukan Polisi terkait pembunuhan anaknya, AYP (3).

    Anaknya tewas diduga disiksa Zul Iqbal (38) yang merupakan kekasihnya.

    Didampingi rekannya, Ibu korban sempat adu mulut dengan Zul Iqbal lantaran pelaku kerap berdalih ketika ditanya.

    Ibu korban menceritakan awal mula anak satu-satunya tewas diduga disiksa kekasihnya.

    Pia mengungkapkan, tiga gigi anaknya berderet copot hingga seakar-akarnya.

    Selain itu, dua gigi lainnya goyang dan nyaris copot juga.

    Pia menduga lepasnya gigi anaknya akibat dihajar terduga pelaku.

    “Kemudian saya lihat itu giginya copot 3, goyang 2 atas bawah,” kata Pia.

    Pia menceritakan kronologi anaknya dititipkan pada Zul Iqbal.

    Awalnya, Sabtu 22 Maret lalu Zul Iqbal datang ke rumahnya menjemput AYP.

    Ketika dijemput, kondisi AYP sehat, mulus tanpa luka apapun.

    “Waktu dijemput pada hari Sabtu 22 Maret, pagi dijemput pelaku itu tidak ada luka sama sekali mulus tanpa cacat,”kata Pia, di Polrestabes Medan, Sabtu (29/3/2025).

    Pia mengaku mengenal Zul Iqbal sejak Oktober tahun 2024 lalu, dan keduanya menjalin hubungan asmara.

    Ia beralasan menitipkan anaknya karena tersangka juga memiliki anak yang sudah saling kenal dengan korban.

    Keesokan harinya, Minggu 23 Maret, Pia mengaku sempat mau menjemput anaknya, namun dilarang.

    Alasan tersangka, AYP demam dan akan dirawat oleh kakaknya sampai sembuh (diduga istri sahnya).

    “Hari Minggu mau saya jemput, tetapi pelaku menyatakan kalau korban ini sedang demam dan akan diurus kakaknya.” singkat Pia.

    Tiga hari kemudian, tepatnya Selasa 25 Maret dinihari Pia menjemput anaknya.

    Disinilah korban demam dan ditemukan sejumlah luka memar di tubuhnya.

    Karena demam tak kunjung reda, Pia membawa AYP ke rumah sakit.

    Namun nahas, nyawanya tak tertolong lagi dan korban dinyatakan meninggal dunia pada Selasa 25 Maret sore.

    “Karena kembung dikasih obat, ternyata dia muntah,” ucap Pia.

    Dokter sempat bilang AYP meninggal akibat penyumbatan usus.

    Namun Pia dan keluarganya tak terima dan melapor ke Polrestabes Medan pada Kamis 27 Maret karena meyakini anaknya disiksa kekasihnya.

    Keesokan harinya, Jumat 28 Maret, Polisi pun melakukan ekshumasi atau bongkar makam untuk autopsi jenazah supaya mengetahui penyebab pasti kematiannya.

    “Setelah digali polisi memang ada kekerasan berturut-turut,” singkatnya.