Kasus: pembunuhan

  • Larangan Keluarga Juwita Hadiri Gelar Perkara, Kuasa Hukum Merasa Aneh – Halaman all

    Larangan Keluarga Juwita Hadiri Gelar Perkara, Kuasa Hukum Merasa Aneh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Keluarga Juwita, seorang jurnalis media online yang dibunuh oknum TNI AL berinisial Kelasi Satu J, dilarang menghadiri gelar perkara yang dilakukan secara tertutup.

    Hal ini diungkapkan oleh Oriza Sativa, kuasa hukum keluarga Juwita, pada Selasa (14/02/2025).

    Larangan Hadir Tanpa Penjelasan

    Keluarga Juwita berencana untuk menghadiri gelar perkara guna mendapatkan informasi yang jelas mengenai perkembangan kasus pembunuhan.

    Namun, mereka tidak diizinkan masuk, termasuk kakak kandung Juwita.

    Oriza mengatakan bahwa larangan ini menimbulkan pertanyaan mengenai keterbukaan proses hukum yang seharusnya bisa diakses oleh pihak keluarga.

    Ia juga menegaskan bahwa niat mereka bukan untuk mengintervensi proses penyelidikan, melainkan untuk memastikan keadilan ditegakkan.

    “Kami datang dengan niat untuk mendapatkan informasi yang jelas dan transparan mengenai perkembangan kasus ini. Namun, kami justru tak diperbolehkan masuk,” ujarnya.

    “Kami tidak tahu mengapa dilarang. Tanpa ada penjelasan, pokoknya kami tidak boleh masuk (menghadiri gelar perkara), termasuk kakak kandung korban,” ungkapnya.

    Dugaan Pembunuhan Berencana

    Kasus pembunuhan Juwita semakin menemui titik terang setelah terduga pelaku, seorang anggota TNI AL berinisial J, mengakui perbuatannya.

    Ketua Tim Advokasi Untuk Keadilan, M Pazri, menjelaskan bahwa ada dugaan kuat mengenai pembunuhan berencana.

    Dari beberapa indikasi, terlihat bahwa pembunuhan ini direncanakan dengan matang.

    Pazri menjelaskan bahwa persiapan sebelum pembunuhan, seperti membeli tiket dengan nama orang lain dan menghancurkan KTP, menunjukkan adanya rencana.

    Ia juga menyebutkan bahwa Juwita diduga dieksekusi di dalam mobil.

    “Tadi kami sama-sama mendengar, baik dari keluarga dan kami tim kuasa hukum bahwa yang dituduhkan kepada terduga pelaku adalah terkait dengan pembunuhan berencana,” ujar Ketua Tim Advokasi Untuk Keadilan (AUK), M Pazri kepada awak media.

    “Berencananya dari mau berangkat, beli tiket dengan nama orang lain, KTP dihancur-hancur dan sebagainya,” terang Pazri.

    Status Penyelidikan

    Polres Banjarbaru telah memeriksa lima saksi terkait kasus ini.

    Komandan Detasemen Polisi Militer Lanal Balikpapan, Mayor Laut PM Ronald Ganap, mengonfirmasi bahwa kasus ini telah naik status ke penyidikan. 

    “Kami sudah serahkan terduga pelaku sekaligus barang bukti yang menguatkan,” bebernya.

    Pihak kepolisian dan TNI berkomitmen untuk menangani kasus ini dengan serius dan transparan demi keadilan bagi Juwita.

    Keluarga Juwita kini menuntut keadilan dan berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Larangan Keluarga Juwita Hadiri Gelar Perkara, Kuasa Hukum Merasa Aneh – Halaman all

    TNI Siap Pecat Prajurit Terlibat Pembunuhan Jurnalis Juwita – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigjen Kristomei Sianturi, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan ragu untuk memecat prajurit yang terbukti terlibat dalam pembunuhan jurnalis Banjarbaru, Juwita.

    Pernyataan ini disampaikan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dan menegaskan komitmen Panglima TNI Agus Subiyanto untuk memberikan hukuman berat bagi pelaku.

    “Kalau bersalah, perintah dari Panglima ya hukum seberat-beratnya kalau dia memang melakukan pembunuhan bisa sampai dipecat dikeluarkan dari TNI,” katanya.

    Ia juga menekankan bahwa Panglima TNI tidak akan memandang bulu dalam menegakkan hukum, meskipun banyak prajurit yang baik.

    Kasus Pembunuhan Juwita

    Kasus pembunuhan Juwita, seorang jurnalis media online, saat ini sedang dalam penyelidikan oleh Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) Lanal Balikpapan dan kepolisian setempat.

    Kristomei mengungkapkan bahwa penyelidikan ini dilakukan secara serius dan transparan, dengan kolaborasi antara POMAL dan Polres setempat.

    Pelaku Sudah Rencanakan Pembunuhan

    Kelasi Satu J, seorang anggota TNI AL dari Lanal Balikpapan, telah mengakui keterlibatannya dalam pembunuhan tersebut.

    Menurut Ketua Tim Advokasi Untuk Keadilan (AUK), M Pazri, terdapat indikasi bahwa tindakan ini direncanakan dengan matang.

    Ada persiapan sebelum melaksanakan pembunuhan, seperti membeli tiket dengan nama orang lain dan menghancurkan KTP.

    “Berencananya dari mau berangkat, beli tiket dengan nama orang lain, KTP dihancur-hancur dan sebagainya,” terang Pazri.

    Pazri juga menambahkan bahwa Juwita diduga dieksekusi di dalam mobil. 

    “Ada sewa mobil, dan dalam mobil eksekusinya,” ungkapnya.

    Saat ini, Polres Banjarbaru telah memeriksa lima saksi terkait kasus ini.

    Tuntutan Keluarga

    Keluarga Juwita menuntut keadilan dan berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya.

    Komandan Detasemen Polisi Militer Lanal, Mayor Laut PM Ronald Ganap, mengonfirmasi bahwa kasus ini telah naik status ke penyidikan dan barang bukti telah diserahkan untuk mendukung proses hukum.

    Pihak kepolisian dan TNI berkomitmen untuk memastikan bahwa kasus ini ditangani dengan serius demi keadilan bagi almarhumah Juwita.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Bermotif Asmara, Pria di Bangkalan Bunuh Pengusaha Katering di Hadapan Istri Korban – Halaman all

    Bermotif Asmara, Pria di Bangkalan Bunuh Pengusaha Katering di Hadapan Istri Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN – Pria di Bangkalan, Madura tewas dibunuh teman perantauan di hadapan istrinya, Senin (31/3/2025) malam.

    Korban diketahui berinisial RS (41) dan pelaku berinisial AM (35).

    Pelaku membunuh korban menggunakan calok, sejenis senjata tajam.

    Pelaku AM pun ditangkap tiga jam setelah kejadian.

    Kronologis Kejadian

    Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi mengatakan pelaku dan korban merupakan teman atau sama-sama perantauan di Jakarta.

    Di tanah rantau, korban bersama istri merupakan pengusaha katering, sementara pelaku adalah penjual nasi bebek. 

    Mereka pun pulang mudik ke Bangkalan dalam momen Hari Raya Idulfitri.

    “Konco (teman) nongkrong bareng,” kata Hafid di hadapan sejumlah awak media, Selasa (1/4/2025).

    Peristiwa bermula saat RS mengendarai sepeda motor bersama istrinya.

    Motor yang ditumpangi korban dan istrinya pun melintas di Jalan Raya Desa Durin Barat Kecamatan Konang, Bangkalan, Madura, sekitar pukul 19.00 WIB.  

    “Peristiwa pembunuhan itu terjadi saat korban RS berboncengan mengendarai sepeda motor bersama istrinya. Korban dibacok pelaku,” katanya.

    Saat kejadian pembunuhan tersebut, istri korban melihatnya langsung.

    “Istri dari korban melihat kejadian tersebut,” ucap Hafid.

    Sesaat setelah kejadian, foto korban dengan posisi tubuh tertelungkup beredar luas di sejumlah grup WhatsApp.

    Pria tersebut mengenakan jaket berwarna hitam dan celana jeans berwarna biru.

    Dalam foto tersebut juga disertai tulisan ‘Desa Durin Barat.’

    Korban menderita sejumlah luka bacok, beberapa di antaranya pada bagian kepala.

    Tampak ada luka menganga pada bagian kepala diduga akibat bacokan senjata tajam.

    Polisi yang mendapati laporan langsung mendatangi lokasi kejadian.

    Kemudian jenazah korban pun dievakuasi ke rumah sakit.

    “Kami masih menunggu hasil visum berkaitan (berapa) luka bacok,” ucap Hafid.

    Tidak lebih dari empat jam, personel Satreskrim Polres Bangkalan membekuk  AM (35), warga Desa Durin Barat, Kecamatan Konang, Bangkalan, Madura, Senin (31/3/2025) sekitar pukul 22.00 WIB.

    AM pun langsung digiring ke Polres Bangkalan.  

    Dari tangan tersangka AM, polisi menyita barang bukti senjata tajam jenis calok.

    Motif Asmara

    Polisi menyebut, pembunuhan tersebut bermotif asmara.

    Pelaku mencurigai istrinya bermain mata dengan korban saat di perantauan. 

    “Motifnya asmara, pelaku mencurigai istrinya ada main asmara dengan korban saat di perantauan,” katanya.

    Atas kejadian tersebut polisi menjerat pelaku dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan.

    Pelaku terancam hukuman 15 tahun penjara.

    (Tribunjatim.com/ Ahmad Faisol)

    Sebagaian dari artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Mudik ke Madura, Penjual Nasi Bebek Bunuh Teman Perantauan, Tuding Istri Main Serong

  • Gempa Myanmar: Wartawan Asing Dilarang Liput Bencana – Halaman all

    Gempa Myanmar: Wartawan Asing Dilarang Liput Bencana – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Junta Myanmar telah mengambil langkah kontroversial dengan melarang jurnalis internasional meliput daerah-daerah yang terkena dampak gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter yang melanda negara itu.

    Larangan ini disampaikan oleh Juru Bicara Militer, Zaw Min Tun, pada 31 Maret 2025.

    Ia menyatakan bahwa situasi di Myanmar saat ini dianggap “mencekam” dan tidak memungkinkan bagi wartawan asing untuk melakukan liputan.

    “Jurnalis asing tidak mungkin datang, tinggal, mencari tempat berteduh, atau bergerak di sini. Kami ingin semua orang memahami hal ini,” kata Zaw Min Tun, seperti yang dilansir dari Myanmar Now.

    Apa Dampak Larangan Ini terhadap Informasi?

    Meskipun pihak militer menjelaskan alasan di balik larangan tersebut, banyak pihak menganggap tindakan ini sebagai usaha untuk menghalangi bantuan kemanusiaan menuju daerah-daerah terdampak yang tidak berada di bawah kendali mereka.

    Sejak kudeta pada tahun 2021 yang menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi, akses informasi dan bantuan kemanusiaan telah dibatasi secara ketat.

    Para jurnalis yang berusaha melawan kebijakan junta, bahkan, mengalami penangkapan dan pembunuhan.

    “Pemblokiran terhadap jurnalis asing untuk meliput di Myanmar diproyeksi akan membuat skala bencana tak tergambar,” tambah beberapa pengamat.

    Berapa Banyak Korban yang Terjadi Akibat Gempa?

    Berdasarkan laporan terbaru dari Dewan Administrasi Negara Myanmar, korban tewas akibat gempa bumi terus bertambah.

    Hingga kini, jumlah korban dipastikan mencapai 2.056 orang, sementara lebih dari 3.900 orang terluka dan hampir 300 orang masih hilang.

    Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) memperkirakan jumlah korban bisa melampaui 10.000 orang akibat operasi pencarian yang berjalan tidak maksimal.

    Setelah lonjakan jumlah korban jiwa, pemerintah Myanmar mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari, dengan pengibaran bendera setengah tiang sebagai tanda penghormatan.

    Apa Saja Bantuan yang Dikirimkan untuk Korban Gempa?

    Dalam upaya mempercepat proses evakuasi, Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah telah meluncurkan permohonan darurat yang berhasil mengumpulkan lebih dari 100 juta dollar AS, setara dengan Rp 16 triliun, untuk membantu para korban.

    Beberapa negara, termasuk Rusia, India, China, Thailand, dan Uni Emirat Arab, telah mengirimkan tim khusus untuk melakukan pencarian dan penyelamatan serta memberikan bantuan kemanusiaan.

    Selain itu, Amerika Serikat juga mengirimkan tim bantuan bencana beberapa hari setelah gempa dan mengumumkan dukungan senilai 2 juta dollar AS untuk organisasi bantuan di Myanmar. “Tim bantuan AS yang terdiri dari para ahli kemanusiaan sedang melakukan perjalanan untuk mengidentifikasi kebutuhan paling mendesak dari orang-orang tersebut,” ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri, Tammy Bruce.

    Larangan bagi wartawan asing untuk meliput peristiwa di Myanmar menunjukkan betapa rumitnya situasi yang dihadapi oleh masyarakat di sana.

    Dengan larangan tersebut, skala bencana dapat menjadi tidak terlihat oleh dunia luar, dan dengan banyaknya korban yang jatuh, bantuan internasional menjadi semakin penting.

    Sementara itu, momen berkabung yang diumumkan pemerintah menunjukkan betapa dalamnya dampak bencana ini terhadap kehidupan masyarakat Myanmar.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Lebaran Bukan Saling Memaafkan, Warga Bangkalan Jadi Korban Bacok hingga Tewas

    Lebaran Bukan Saling Memaafkan, Warga Bangkalan Jadi Korban Bacok hingga Tewas

    Bangkalan (beritajaim.com) – Momen lebaran Idulfitri bukan menjadi ajang saling memaafkan, akan tetapi malah dibuat melakukan tindak kriminal, hingga korban tewas di lokasi kejadian.

    Aksi pembacokan hingga tewas terjadi di Jalan Desa Durin Barat, Kecamatan Konang, Kabupaten Bangkalan, (31/3/2025) malam. Korban dibiarkan tergeletak berlumuran darah di tepi jalan.

    Kasatreskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi mengatakan korban yakni R (41) warga Kecamatan Galis. Sedangkan pelaku AM (35) warga Kecamatan Konang.

    “Korban dibacok di jalan saat sedang melintas,” ujarnya, Selasa (1/4/2025).

    Ia mengatakan, korban dan pelaku bertemu tak sengaja di jalan. Diduga, pelaku menghampiri korban saat sedang melintas di jalanan itu. Pelaku lalu membacok kepala korban hingga tersungkur.

    “Korban mengalami sejumlah luka di bagian belakang kepalanya,” imbuhnya.

    Usai melihat korban tak berdaya, pelaku melarikan diri. Namun, sesaat kemudian polisi berhasil menangkap pelaku.

    “Pelaku sudah kami amankan. Sementara satu orang namun masih kami dalami apakah ada pelaku lain yang terlibat,” ungkapnya.

    Selain itu, petugas juga melakukan penyelidikan motif aksi pembunuhan yang dilakukan saat momen lebaran tersebut.

    “Motif masih kami dalami,” pungkasnya. [sar/ian]

  • Gelar Perkara Pembunuhan Jurnalis Juwita oleh Oknum TNI AL Tertutup, Transparansi Dipertanyakan – Halaman all

    Gelar Perkara Pembunuhan Jurnalis Juwita oleh Oknum TNI AL Tertutup, Transparansi Dipertanyakan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Transparansi dalam penanganan kasus dugaan pembunuhan oleh oknum TNI AL terhadap Juwita (23), jurnalis asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), dipertanyakan.

    Juwita diduga dibunuh oleh calon suaminya, Jumran alias J (23), anggota TNI AL yang berdinas di Lanal Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).

    Kuasa Hukum keluarga korban, Oriza Sativa mengatakan bahwa gelar perkara kasus pembunuhan oknum TNI AL terhadap Juwita dilaksanakan secara tertutup dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya.

    “Kami datang dengan niat untuk mendapatkan informasi yang jelas dan transparan mengenai perkembangan kasus ini. Namun, kami justru tak diperbolehkan masuk,” kata Oriza, dilansir BanjarmasinPost.co.id.

    Oriza, yang juga menjabat sebagai Ketua Advokasi Untuk Keadilan (AUK) Juwita ini mengakui larangan itu, bahkan juga berlaku untuk kakak kandung korban.

    “Kami tidak tahu mengapa dilarang. Tanpa ada penjelasan, pokoknya kami tidak boleh masuk (menghadiri gelar perkara), termasuk kakak kandung korban,” ungkap Oriza.

    Memang, lanjut Oriza, hal tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan penyidik.

    Tetapi, larangan ini menimbulkan pertanyaan mengenai keterbukaan proses hukum yang seharusnya dapat diakses oleh pihak keluarga.

    Terlebih, jajaran Polda Kalsel dan TNI AL sempat menyatakan akan selalu transparan dalam penanganan kasus kematian Juwita.

    “Kami tidak berniat mengintervensi, apalagi mengganggu proses penyelidikan, tapi kami ingin memastikan bahwa keadilan memang sudah ditegakkan dalam kasus ini,” tandasnya.

    Adapun kasus dugaan pembunuhan ini tengah didalami oleh penyidik Polisi Militer Angkatan Laut (POM AL) Banjarmasin mengingat tempat kejadian perkara (TKP) berada di wilayah hukum Lanal Banjarmasin, yakni Banjarbaru.

    Kabarnya, J kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di POM AL Banjarmasin setelah mengakui perbuatannya.

    Kasus dugaan pembunuhan terhadap Juwita ini terungkap setelah jasad korban ditemukan di tepi jalan arah Kiram dari akses Jalan Gunung Kupang, Banjarbaru, pada Sabtu (22/3/2025) pukul 14.57 WITA lalu.

    Pada pagi harinya, korban sempat pamit kepada keluarganya untuk berangkat ke arah Guntung Payung. 

    Tetapi, dalam kondisi helm masih terpasang, Juwita justru ditemukan tergeletak di sebelah sepeda motornya pada Sabtu siang hari.

    Juwita sempat diduga menjadi korban kecelakaan tunggal.

    Namun, dengan beberapa kejanggalan, terkuak bahwa kontributor media online Newsway.co.id untuk wilayah Banjarbaru-Martapura, Kalsel itu meninggal dunia diduga karena dibunuh oleh J.

    Luka pada dagu, lebam di punggung, dan leher belakang Juwita, memunculkan dugaan bahwa kematiannya bukan sekadar kecelakaan tunggal.

    Terlebih, dompet dan ponsel korban hilang, sedangkan sepeda motornya masih berada di lokasi penemuan jasad Juwita.

    Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Update Kasus J Oknum TNI Bunuh Juwita Jurnalis Banjarbaru, Kuasa Hukum Temukan Keanehan Lagi

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (BanjarmasinPost.co.id/Stanislaus Sene)

  • Gelar Perkara Pembunuhan Jurnalis Juwita oleh Oknum TNI AL Tertutup, Transparansi Dipertanyakan – Halaman all

    Hasil Autopsi Jurnalis Juwita Kuatkan Dugaan Jumran Oknum TNI AL Rencanakan Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus dugaan pembunuhan terhadap jurnalis perempuan asal Banjarbaru Kalimantan Selatan (Kalsel) yakni Juwita (23) masih terus bergulir.

    Juwita diduga dibunuh oleh calon suaminya sendiri, Jumran alias J (23) yang merupakan prajurit TNI AL berpangkat Kelasi Satu.

    Kuasa hukum keluarga Juwita, Muhammad Pazri mengungkapkan sejumlah bukti yang mengarah pada dugaan pembunuhan berencana.

    Fakta-fakta tersebut diungkapkan Pazri saat mendampingi keluarga Juwita yang memenuhi panggilan penyidik Polisi Militer Angkatan Laut (POM AL) di Banjarmasin pada Sabtu (29/3/2025).

    Menurut Pazri, J telah ditetapkan sebagai tersangka setelah melalui proses penyelidikan yang dilakukan oleh POM AL.

    Dalam pemeriksaan, J pun mengakui perbuatannya.

    “Yang jelas dua bukti permulaan itu kalau menurut kami selaku kuasa hukum dan keluarga korban itu sudah kuat, sudah terpenuhi. Dan yang paling kuat adalah adanya pengakuan dari pelaku,” kata Pazri kepada wartawan, dilansir BanjarmasinPost.co.id.

    Disebutkan bahwa berdasarkan hasil penyelidikan, J diduga telah merencanakan pembunuhan terhadap Juwita.

    J juga diduga membunuh korban tanpa bantuan orang lain. 

    Selain itu, oknum TNI AL yang berdinas Lanal Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) itu telah menyiapkan skenario untuk membunuh Juwita.

    Hal tersebut tampak dari persiapan J sebelum melaksanakan pembunuhan.

    Sebelum mengeksekusi korban di mobil, J diketahui membeli tiket pesawat atas nama orang lain.

    J juga menghancurkan kartu identitas untuk menghilangkan jejak. 

    “Mulai dia mau berangkat, beli tiket pesawat atas nama orang lain, KTP dihancur-hancurin,” beber Pazri.

    Terlebih, hasil autopsi menguatkan indikasi bahwa Juwita sang kontributor media online Newsway.co.id untuk wilayah Banjarbaru-Martapura Kalsel itu dibunuh.

    “Dan juga dari pihak keluarga korban sudah mengetahui dari hasil autopsi yang disampaikan oleh dokter itu terang benderang bahwa dia ini dibunuh,” jelas Pazri.

    Adapun kasus ini tengah didalami oleh penyidik POM AL Banjarmasin mengingat tempat kejadian perkara (TKP) berada di wilayah hukumnya, yakni Banjarbaru.

    Kasus dugaan pembunuhan terhadap Juwita ini terungkap setelah jasad korban ditemukan di tepi jalan arah Kiram dari akses Jalan Gunung Kupang, Banjarbaru, Sabtu (22/3/2025) pukul 14.57 WITA lalu.

    Pada pagi harinya, Juwita sempat pamit kepada keluarganya untuk berangkat ke arah Guntung Payung. 

    Tetapi, dalam kondisi helm masih terpasang, korban justru ditemukan tergeletak di sebelah sepeda motornya pada Sabtu siang hari.

    Juwita sempat diduga menjadi korban kecelakaan tunggal.

    Namun, dengan beberapa kejanggalan, terkuak bahwa Juwita meninggal dunia diduga karena dibunuh oleh J.

    Luka pada dagu, lebam di punggung, dan leher belakang korban, memunculkan dugaan bahwa kematian Juwita bukan sekadar kecelakaan tunggal.

    Terlebih, dompet dan ponsel Juwita hilang, sedangkan sepeda motornya masih berada di lokasi penemuan jasad korban.

    Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Ini Skenario J Oknum TNI AL Membunuh Juwita Jurnalis Banjarbaru, Hasil Otopsi Memperkuat Dugaan

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (BanjarmasinPost.co.id/Murhan)

  • UEA Vonis Mati 3 Warga Uzbekistan Terdakwa Pembunuhan Rabi Israel

    UEA Vonis Mati 3 Warga Uzbekistan Terdakwa Pembunuhan Rabi Israel

    Jakarta

    Kasus pembunuhan terhadap rabi Israel bernama Zvi Kogan (28) di Uni Emirat Arab (UEA) memasuki babak baru. Pengadilan UEA menjatuhkan vonis mati kepada tiga terdakwa.

    “Uni Emirat Arab pada hari Senin menjatuhkan hukuman mati kepada tiga orang atas pembunuhan seorang rabi Israel-Moldova yang dibunuh pada bulan November,” kata kantor berita WAM dilansir Reuters, Selasa (1/4/2025).

    Kogan dibunuh oleh tiga warga Uzbekistan pada November 2024. Pengadilan UEA memutuskan aksi ketiga terdakwa didasari motif terorisme.

    “Pengadilan Banding Federal Abu Dhabi memutuskan pembunuhan Zvi Kogan, 28 tahun, dilakukan oleh para terdakwa untuk mengejar “tujuan teroris,” menurut WAM.

    Tiga terdakwa dinyatakan bersalah atas pembunuhan Kogan. Sementara terdakwa keempat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup terkait pembunuhan tersebut. Hukuman mati dapat digugat melalui banding berdasarkan hukum di Uni Emirat Arab.

    Kementerian dalam negeri UEA mengatakan pada bulan November 2024 bahwa tiga orang yang ditangkap adalah warga negara Uzbekistan. Kejahatan semacam itu jarang terjadi di UEA.

    Komunitas Israel dan Yahudi di UEA semakin terlihat sejak tahun 2020, ketika UEA menjadi negara Arab paling terkemuka dalam 30 tahun yang menjalin hubungan formal dengan Israel berdasarkan perjanjian yang ditengahi AS yang dijuluki Abraham Accords.

    UEA telah mempertahankan hubungan tersebut selama perang Israel-Hamas di Gaza, yang telah menewaskan puluhan ribu orang sejak dimulai pada bulan Oktober 2023. Namun, orang Israel dan Yahudi kurang terlihat di depan umum sejak serangan Hamas terhadap komunitas Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Idul Fitri di Gaza: Kesedihan dan Stok Makanan Menipis – Halaman all

    Idul Fitri di Gaza: Kesedihan dan Stok Makanan Menipis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Warga Palestina di Gaza merayakan Idul Fitri dengan suasana duka dan persediaan makanan yang semakin menipis.

    Momen yang seharusnya menjadi perayaan meriah ini, justru diliputi kesedihan akibat serangan udara terbaru Israel yang mengakibatkan banyak korban, termasuk anak-anak.

    Suasana Duka di Hari Raya

    Pada hari raya ini, banyak warga Gaza yang berdoa di luar masjid untuk menandai berakhirnya bulan puasa Ramadhan.

    “Ini adalah hari raya kesedihan,” ungkap Adel al-Shaer, seorang warga yang menghadiri shalat di tengah reruntuhan bangunan di Deir al-Balah.

    Ia kehilangan 20 anggota keluarganya, termasuk empat keponakan yang tewas dalam serangan Israel.

    Israel mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas awal bulan ini, melanjutkan serangan yang telah berlangsung selama 17 bulan.

    “Kami kehilangan orang-orang yang kami cintai, anak-anak kami, nyawa kami, dan masa depan kami,” tambah al-Shaer dengan suara penuh tangis.

    Krisis Kemanusiaan

    Akibat konflik yang berkepanjangan, Israel tidak mengizinkan makanan, bahan bakar, atau bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza selama sebulan.

    “Terjadi pembunuhan, pengungsian, kelaparan, dan pengepungan,” ujar Saed al-Kourd, seorang jemaah yang merasakan dampak langsung dari situasi ini.

    Saat ini, para mediator Arab sedang berupaya mengembalikan gencatan senjata.

    Hamas mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima usulan baru dari Mesir dan Qatar, sementara Israel mengajukan usulan balasan yang dikoordinasikan dengan Amerika Serikat.

    Serangan Berlanjut

    Serangan militer Israel di Jalur Gaza masih berlangsung, terutama di Khan Younis.

    Dalam serangan 24 jam terakhir, tujuh rumah dihancurkan, mengakibatkan banyak korban. “Serangan ini terjadi saat warga Palestina saling mengunjungi untuk merayakan Idul Fitri,” jelas laporan dari Al Jazeera.

    Tim Pertahanan Sipil melaporkan bahwa sangat berbahaya untuk mengambil jenazah korban di tengah serangan yang terus berlanjut. “Jenazah warga Palestina yang terbunuh di kamp pengungsi Maghazi dipindahkan ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir el-Balah,” tambah mereka.

    Syarat Perdamaian dari Netanyahu

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa operasi militer akan terus berlanjut sambil berunding.

    Ia menolak klaim bahwa Israel tidak ingin mengakhiri perang, namun mengajukan syarat yang jauh melampaui perjanjian gencatan senjata. “Hamas harus melucuti senjatanya, dan pemimpin mereka harus diizinkan keluar,” tegas Netanyahu dalam rapat Kabinet.

    Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengusulkan rencana pemukiman kembali bagi penduduk Gaza di negara lain.

    Namun, warga Palestina menolak meninggalkan tanah air mereka, dan para pakar hak asasi manusia memperingatkan bahwa rencana tersebut mungkin melanggar hukum internasional.

    Dengan situasi yang semakin memburuk, harapan untuk perdamaian di Gaza tampak semakin jauh.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Mama Muda Dibantu Ibunya Melahirkan di Kebun Karet, Bayi Tewas usai Disimpan di Boks Motor – Halaman all

    Mama Muda Dibantu Ibunya Melahirkan di Kebun Karet, Bayi Tewas usai Disimpan di Boks Motor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mama muda berinisial AP (19) beserta ibunya, YI (43) diduga melakukan pembunuhan terhadap seorang bayi.

    Bayi itu merupakan darah daging AP, yang dilahirkan di kebun karet Desa Silip, Kecamatan Riausilip, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.

    Setelah dilahirkan, bayi itu disimpan di dalam boks motor hingga akhirnya ditemukan tewas, Jumat (28/3/2025).

    Sebelumnya, AP menjalani perawatan medis di Puskesmas Riausilip.

    Akan tetapi, ia meninggalkan puskesmas tanpa izin dan melahirkan bayinya di perkebunan karet.

    Dalam proses persalinan tersebut, AP dibantu oleh ibunya, YI.

    Setelah bayi lahir, mereka memasukkannya ke dalam karung dan menyembunyikannya di boks motor.

    AP yang mengalami pendarahan lantas kembali ke Puskesmas Riausilip untuk mendapatkan perawatan.

    Pascakejadian, polisi melakukan interogasi terhadap AP dan ibunya YI.

    “Masih menjalani pemeriksaan baik ibu bayi maupun orang tuanya terkait ditemukan bayi yang sudah tak bernyawa dalam boks motor,” kata Kasat Reskrim Polres Bangka, AKP Ogan Arif Teguh Imani, Minggu (30/3/2025), dilansir Bangkapos.com.

    Ibu dan anak itu masih berstatus sebagai saksi.

    Sementara itu, polisi akan melakukan autopsi terhadap jenazah bayi serta melakukan gelar perkara, guna mengambil langkah selanjutnya.

    “Status keduanya masih saksi setelah tadi kita lakukan proses autopsi terhadap jenazah bayi yang dilahirkan AP akan dilanjutkan dengan gelar perkara guna mengambil langkah-langkah selanjutnya,” terangnya.

    Saat memberikan keterangan, AP dan YI mengaku bayi yang dilahirkan AP sudah meninggal saat dilahirkan di kebun karet.

    Namun, keterangan itu berbeda dengan saksi yang sempat memergoki keduanya hendak keluar dari kebun karet.

    Warga tersebut mengaku mendengar suara tangisan bayi.

    “Inilah yang sala satunya masih kita dalami, termasuk menggelar proses autopsi jenazah bayi guna memastikan penyebab kematiannya,” lanjutnya.

    Kasus ini bermula saat Polsek Riausilip mendapat laporan dari warga yang curiga dengan gerak-gerik dua wanita menggunakan motor di kebun karet, Jumat.

    Warga sempat melihat seorang wanita membawa karung, sedangkan wanita lainnya masih mengenakan infus.

    Saat ditanya, keduanya menjawab pasien Puskesmas Riausilip.

    Anggota Polsek Riausilip yang mendapat laporan lantas mendatangi Puskesmas Riausilip.

    Di sana, petugas mendapati AP tengah mendapatkan perawatan karena mengalami pendarahan.

    Menurut pihak Puskesmas Riausilip, AP dirawat karena sakit lain, namun saat rawat inap pergi tanpa izin dan kembali lagi dalam kondisi pendarahan setelah melahirkan.

    Sementara itu, dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh bayi.

    “Jenis kelamin bayi perempuan dugaan sementara meninggal akibat kesulitan bernapas karena ditubuh bayi tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Minggat dari Puskesmas Riausilip, AP Melahirkan di Kebun Karet, Bayi Ditemukan Tewas di Boks Motor

    (Tribunnews.om/Nanda Lusiana, Bangkapos.com/Deddy Marjaya)