Kasus: pembunuhan

  • Perempuan asal Ponorogo Tewas Dibunuh Kekasihnya di Kamar Hotel Trenggalek
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        9 April 2025

    Perempuan asal Ponorogo Tewas Dibunuh Kekasihnya di Kamar Hotel Trenggalek Surabaya 9 April 2025

    Perempuan asal Ponorogo Tewas Dibunuh Kekasihnya di Kamar Hotel Trenggalek
    Tim Redaksi
    TRENGGALEK, KOMPAS.com
    – Seorang perempuan menjadi korban pembunuhan di salah satu kamar hotel Di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Pelaku menyerahkan diri ke Polisi, setelah menghabisi nyawa korban secara keji, Rabu (09/04/2025).
    “Benar telah terjadi
    kasus pembunuhan
    di kamar 723 hotel Jaas Permai,” ujar Kasatreskrim Polres Trenggalek AKP Eko Widiantoro di lokasi kejadian, Rabu (09/04/2025).
    Diketahui, korban berinisial YL (24) warga Desa Pangkal Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo. Sedangkan pelaku berinisial SE (40) warga Desa Kamulan Kecamatan Durenan Trenggalek.
    Pelaku menghabisi nyawa korban diperkirakan antara pukul 11.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB, Rabu (09/04/2025).
    Awalnya, pelaku pesan kamar hotel yang berada di Jalan Mayjen Sungkono Trenggalek sekitar pukul 07.30 WIB, Rabu (09/04/2025). Kemudian sekitar 09.00 WIB korban menyusul pelaku ke kamar hotel.
    “Sebelum pembunuhan, terjadi pertengkaran antara pelaku dengan korban,” ujar Eko.
    Di dalam kamar hotel terjadi pertengkaran antara korban dan pelaku, hingga akhirnya terjadi pembunuhan.
    Setelah membunuh korban, pelaku keluar kamar hotel sekitar pukul 12.00 WIB dan menyerahkan diri ke Kantor Polres Trenggalek.
    “Pelaku SE menyerahkan diri ke Kantor Polres Trenggalek,” ungkap Eko.
    Dari hasil pemeriksaan awal, pelaku tega membunuh kekasihnya sendiri lantaran cemburu.
    Korban menghabisi nyawa korban dengan cara dipukul berkali-kali menggunakan martil di bagian kepala.
    “Pelaku kecewa dengan korban, lantaran korban akhir-akhir ini sulit diajak bertemu, dan seringkali menjalin komunikasi dengan mantan suaminya,” ungkap Eko.
    Atas kejadian tersebut, tim Inafis Satreskrim Polres Trenggalek melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
    Dari lokasi kejadian, polisi mengamankan barang bukti berupa martil, alat untuk menghabisi nyawa korban, serta barang bukti lain yang ada kaitannya dengan kasus pembunuhan tersebut.
    “Selanjutnya jenazah korban dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedomo Trenggalek, untuk menjalani autopsi,” ungkap Eko.
    Diketahui, korban tewas akibat pukulan benda keras. Korban mengalami luka parah di bagian kepala.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kakek 75 Tahun Asal Depok Ditemukan Tewas di Sungai Solo, Kondisi Tangan Terikat – Halaman all

    Kakek 75 Tahun Asal Depok Ditemukan Tewas di Sungai Solo, Kondisi Tangan Terikat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Solo – Seorang pria berusia 75 tahun yang ditemukan tewas di Sungai Kali Anyar, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo, telah teridentifikasi sebagai AH, warga Kota Depok, Jawa Barat.

    Penemuan mayat ini dilaporkan pada tanggal 26 Maret 2025.

    Kapolresta Solo, Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo, melalui Kasat Reskrim Polresta Solo, AKP Prastiyo Triwibowo, mengungkapkan identitas korban.

    “Korban lahir tahun 1950, berusia sekitar 75 tahun, dan berasal dari Kota Depok,” ujar Prastiyo dalam konferensi pers pada Senin, 7 April 2025.

    Setelah proses autopsi, jenazah AH telah dijemput oleh anaknya dan dimakamkan.

    Indikasi Kematian

    Meskipun tidak ditemukan indikasi kekerasan dari hasil autopsi, Prastiyo menyatakan bahwa ada dugaan kematian akibat pembunuhan. 

    “Kami menemukan indikasi bahwa korban meninggal karena terikat di bagian leher dan dada, yang mengakibatkan mati lemas,” jelasnya.

    Kematian korban disebabkan oleh ikatan di otot dada dan leher, sehingga mengakibatkan kehabisan napas,” tambahnya.

    Namun, ia menegaskan bahwa penyelidikan masih berlangsung untuk memastikan apakah ada unsur kesengajaan dalam kematian AH.

    Penyidikan Lanjutan

    Polisi telah memeriksa 11 saksi, termasuk keluarga korban, untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut.

    “Motif kematian korban masih dalam penyelidikan. Uang korban sebesar Rp 113 ribu masih utuh, dan keluarga juga belum dapat memastikan berapa banyak uang yang dibawa korban,” tambah Prastiyo.

    Dengan adanya indikasi kesengajaan dalam kasus ini, pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap fakta di balik kematian AH.

    (TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Gaza Jadi Medan Pembunuhan, Israel Penjajah Perketat Rezim Militer di Tepi Barat

    Gaza Jadi Medan Pembunuhan, Israel Penjajah Perketat Rezim Militer di Tepi Barat

    PIKIRAN RAKYAT – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyampaikan kecaman keras terhadap agresi militer Israel penjajah di Jalur Gaza yang terus berlanjut tanpa jeda.

    Dia menyebut Gaza telah berubah menjadi “medan pembunuhan” akibat serangan brutal Israel penjajah yang menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina.

    “Gaza adalah medan pembunuhan – dan warga sipil berada dalam lingkaran kematian yang tak ada habisnya,” kata Antonio Guterres dalam konferensi pers di New York, Selasa 8 April 2025.

    Gaza Tanpa Bantuan, Situasi Kemanusiaan Memburuk

    Guterres menyoroti kondisi kemanusiaan yang semakin mengkhawatirkan di Gaza. Selama lebih dari sebulan, tidak ada bantuan kemanusiaan yang berhasil masuk ke wilayah itu.

    “Lebih dari sebulan penuh telah berlalu tanpa setetes bantuan ke Gaza. Tidak ada makanan. Tidak ada bahan bakar. Tidak ada obat. Tidak ada pasokan komersial,” ucapnya.

    Antonio Guterres juga menolak keras mekanisme baru yang diusulkan Israel penjajah untuk mengontrol masuknya bantuan, menyebutnya bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan internasional.

    “Kami tidak akan berpartisipasi dalam pengaturan apa pun yang tidak sepenuhnya menghormati prinsip-prinsip kemanusiaan: kemanusiaan, ketidakberpihakan, kemandirian dan netralitas,” tuturnya.

    Agresi Terus Berlanjut: Serangan Udara Tewaskan Anak-anak

    Serangan udara Israel penjajah pada Selasa 8 April 2025 malam menewaskan enam warga sipil, termasuk tiga anak-anak, di daerah pengungsian al-Mawasi, sebelah barat Khan Younes, Jalur Gaza bagian selatan. Jet-jet tempur dilaporkan menargetkan tenda pengungsi dan beberapa titik di lingkungan Zeitoun, Gaza.

    Menurut sumber medis, hanya dalam 24 jam terakhir, sedikitnya 58 jenazah warga Palestina ditemukan, dan 213 orang terluka di berbagai wilayah Gaza.

    Sejak Israel penjajah kembali melanjutkan serangan udara besar-besaran pada 18 Maret 2025, usai mengakhiri secara sepihak gencatan senjata, lebih dari 1.449 orang tewas dan 3.647 terluka dalam waktu kurang dari sebulan.

    Secara keseluruhan, sejak awal agresi Oktober 2023, Israel penjajah telah menewaskan 50.810 warga Palestina dan melukai 115.688 lainnya, mayoritas adalah wanita dan anak-anak. Selain itu, sekitar 10.000 orang masih dinyatakan hilang dan diduga tewas tertimbun di bawah reruntuhan.

    Tepi Barat: Pengetatan Militer dan Penutupan Sekolah UNRWA

    Sementara itu, Israel penjajah juga terus memperketat kontrol di wilayah Tepi Barat yang diduduki. Pada Selasa malam, tentara Israel penjajah meningkatkan pembatasan di pos pemeriksaan Beit Furik, timur kota Nablus.

    Warga dilaporkan dipaksa turun dari kendaraan dengan tangan terangkat, mengalami kekerasan fisik, dan ditahan dalam waktu lama hingga menyebabkan kemacetan parah.

    Sejak dimulainya gencatan senjata awal tahun ini, militer Israel penjajah justru memperluas blokade dan membangun penghalang baru. Setidaknya 898 titik penghalang kini mengisolasi wilayah Tepi Barat, termasuk 18 gerbang militer baru yang dibangun sejak awal 2025.

    Pengetatan ini bertepatan dengan penutupan enam sekolah yang berafiliasi dengan UNRWA di Yerusalem Timur. Penutupan dilakukan oleh aparat Israel penjajah dengan dalih keamanan, meski dikecam luas sebagai bentuk pembungkaman hak pendidikan warga Palestina.

    Pengusiran Sistematis dan Serangan terhadap Komunitas Badui

    Di wilayah Jericho, komunitas Arab al-Mlaihat menjadi sasaran serangan brutal kolonis Israel penjajah. Penjajah bersenjata dan bertopeng dilaporkan menyerbu pemukiman Badui, menggeledah lumbung ternak, dan mencoba menabrak seorang guru perempuan.

    “Serangan ini adalah bagian dari upaya sistematis pendudukan untuk menggusur komunitas Badui dan mencuri tanah mereka demi perluasan permukiman ilegal,” kata Hasan Mlaihat, pengawas dari Organisasi al-Baidar.

    Sekitar satu juta warga Israel penjajah saat ini tinggal di permukiman ilegal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang menurut hukum internasional merupakan bentuk pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa.

    Guterres: Pemindahan Paksa adalah Kejahatan

    Menanggapi usulan dari mantan Presiden AS Donald Trump untuk “memindahkan warga Palestina ke negara-negara lain”, Guterres dengan tegas menolaknya.

    “Palestina memiliki hak untuk tinggal di Palestina, di negara Palestina, berdampingan dengan negara Israel. Dipaksa untuk dipindahkan bertentangan dengan hukum internasional,” katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari WAFA News.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kasus Jurnalis Dibunuh, TNI AL Tegaskan Profesional Tindak Prajurit Terlibat Pidana

    Kasus Jurnalis Dibunuh, TNI AL Tegaskan Profesional Tindak Prajurit Terlibat Pidana

    BANJARMASIN  – TNI Angkatan Laut menegaskan akan profesional dalam menindak prajurit yang bermasalah, utamanya yang terlibat pidana umum yang melibatkan masyarakat sipil sebagai korban.

    Hal itu disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama (Laksma) TNI IM Wira Hady AWM dalam konferensi pers pembunuhan jurnalis Juwita, di Mako Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa, 8 April.

    “Proses hukum berlangsung secara transparan dan terbuka untuk disaksikan masyarakat umum ketika persidangan militer,” ujarnya dilansir antara.

    Laksma TNI Wira menjawab pertanyaan wartawan terkait perbuatan anggota TNI AL yang rapi merekayasa situasi bahkan memalsukan identitas usai membunuh jurnalis di Kalsel.

    “Terkait hal ini nanti terjawab ketika di persidangan, persidangan akan transparan. TNI AL berkomitmen terbuka memproses anggota yang terlibat pidana umum. Silakan masyarakat khususnya wartawan mengawal kasus pidana umum yang melibatkan anggota TNI AL,” ungkap Laksma TNI Wira.

    Laksma TNI Wira mengutarakan hal ini untuk menjawab keraguan masyarakat yang mempertanyakan transparansi TNI AL dalam menindak anggota yang melakukan pelanggaran, khususnya pembunuhan jurnalis di Kalsel yang tengah menjadi perbincangan di media.

    Terkait kasus pembunuhan yang melibatkan anggota TNI AL di wilayah Kalsel, Komandan Denpomal Banjarmasin Mayor Laut (PM) Saji Wardoyo mengungkapkan kronologi singkat pembunuhan jurnalis Kalsel yang dilakukan Kelasi Satu Jumran pada 22 Maret 2025.

    Ia menyebutkan tersangka berangkat dari Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggunakan bus menuju Banjarmasin Provinsi Kalsel pada 21 Maret 2025.

    Setelah tiba di Kalsel, kemudian tersangka menyewa mobil rental sebagai sarana transportasi dan tempat untuk melakukan aksi pembunuhan, lalu membeli sarung tangan untuk menghilangkan jejak sidik jari, serta membeli masker untuk menutupi wajah agar tidak ada yang mengenali terutama saat meninggalkan Banjarbaru.

    – https://voi.id/berita/474033/tarif-trump-bikin-dunia-memanas-komisi-eropa-ingatkan-china-hindari-eskalasi-dengan-as

    – https://voi.id/berita/474012/menkeu-as-balasan-kenaikan-tarif-yang-diberlakukan-china-kesalahan-besar

    – https://voi.id/berita/474009/atap-klub-malam-di-dominika-roboh-18-orang-tewas

    – https://voi.id/berita/474003/jelang-tarif-berlaku-penjabat-presiden-korsel-bicara-dengan-trump-lewat-telepon

    – https://voi.id/berita/473994/50-kuda-nil-di-taman-nasional-kongo-mati-terpapar-antraks

    Mayor Laut Saji mengungkapkan tersangka juga menyiapkan sarana dan pendukung lain untuk merekayasa skenario seolah-olah korban mengalami kecelakaan di pinggir jalan, setelah semua disiapkan lalu tersangka mengajak korban bertemu.

    “Setelah menghabisi nyawa korban, tersangka Jumran meninggalkan tempat kejadian perkara (TKP) dan kembali menggunakan pesawat dari Banjarmasin ke Balikpapan pada tanggal 22 Maret 2025. Saat kembali, tersangka menggunakan masker yang sebelumnya dibeli untuk menutupi wajah,” ucap Mayor Laut Saji.

    Penyidik Denpomal Banjarmasin hari ini telah menyerahkan tersangka pembunuhan, anggota TNI AL Kelasi Satu Jumran, kepada Odmil III-15 Banjarmasin untuk diproses lebih lanjut dan dilaksanakan sidang secara terbuka di pengadilan militer.

  • Gaza Jadi Medan Pembunuhan, Israel Penjajah Perketat Rezim Militer di Tepi Barat

    Organisasi Israel Ungkap Kesaksian Tentara-Tentara Zionis, Gaza Diratakan seperti Hiroshima

    PIKIRAN RAKYAT – Organisasi non-pemerintah yang berasal dari Israel yaitu Israel Breaking The Silence merilis laporan soal kebiadaban Israel di Gaza, Palestina. Laporan tersebut berisi kesaksian dari para prajurit Israel yang tidak disebutkan namanya.

    Para prajurit menggambarkan penghancuran serta pembunuhan besar-besaran yang terjadi di Gaza. Dalam laporan itu diungkap bahwa Israel melakukan upaya untuk menciptakan zona penyangga di Gaza.

    “Salah satu misi ini adalah untuk menciptakan ‘zona penyangga’ di dalam Jalur Gaza, yang dalam praktiknya berarti meratakan area tersebut dengan tanah. Melalui penghancuran yang luas dan disengaja, militer meletakkan dasar bagi kendali Israel di masa mendatang atas area tersebut,” demikian laporan itu.

    Dilaporkan zona penyangga ini membentang dari pantai utara Gaza hingga perbatasan selatan dengan Mesir. Lokasinya berada di dalam Gaza, yang berarti di luar perbatasan Israel yang diakui internasional.

    Organisasi itu melaporkan zona penyangga sebelumnya meluas sekitar 300 meter (984 kaki) ke dalam Gaza. Zona baru tersebut berkisar antara 800m hingga 1.500m (2.624-4.921 kaki) lebarnya, yang memengaruhi area seluas sekitar 55-58 kilometer persegi (21-22 mil persegi) sekitar 16% dari lahan kantong tersebut, termasuk 35% dari area pertaniannya.

    Pengakuan tentara zionis

    Berikut adalah pengakuan demi pengakuan dari prajurit Israel yang tercantum dalam laporan Israel Breaking the Silence.

    “Apa yang mereka (komandan) katakan di ruang operasi pada bulan November (2023) adalah bahwa perang tersebut diperkirakan akan berlangsung selama satu tahun, kami akan menaklukkan area yang akan dibersihkan dari segalanya,” kata seorang mayor di Divisi Gaza Utara Angkatan Darat 

    Pada operasi Januari dan Februari 2024, pasukan Israel diberi tahu bahwa di area tersebut tidak ada warga sipil dan semuanya dianggap teroris.

    “Tidak ada penduduk sipil. Mereka teroris, semuanya. Tidak ada orang yang tidak bersalah,” ujar seorang perwira bintara dari Korps Lapis Baja.

    “Kami masuk dan jika kami mengidentifikasi tersangka, kami menembak mereka,” tuturnya lagi.

    “‘Beruang’, D9 (buldoser lapis baja), melaju dan merobohkan semua yang ada di jalurnya. Intinya, semua dirobohkan, semua yang dibangun, kebun buah, kandang sapi, kandang ayam,” ucapnya.

    Bahkan, menurutnya setelah bangunan-bangunan dirobohkan kondisi wilayah tersebut seperti Hiroshima, Jepang setelah dibom Amerika Serikat.

    “Hiroshima. Itulah yang saya katakan, Hiroshima,” katanya.

    Seorang prajurit lain juga mengungkap pengakuan serupa. Dia adalah sersan pertama di Batalyon Cadangan 5, mengatakan tugas utama mereka di Khuza’ah, Khan Younis, antara Desember 2023 dan Januari 2024.

    “Saya berbicara tentang ratusan unit bangunan, kehancurannya total,” ujarnya.

    Dalam operasi penghancuran tersebut, Divisi Gaza memetakan zona kehancuran menggunakan warna: 

    “Hijau berarti lebih dari 80% bangunan dirobohkan, bangunan tempat tinggal, rumah kaca, gudang, pabrik, harus datar,” ucapnya.

    Pengakuan lain datang dari seorang sersan pertama di Korps Teknik Tempur yang bertugas di Gaza utara pada November 2023. Dia menyebut hari-harinya saat ditugaskan di Gaza adalah melakukan penghancuran.

    “Anda bangun pagi-pagi, mencari lokasi, setiap hari, kecuali jika kami kehabisan bahan peledak,” ujarnya.

    Tak hanya melakukan penghancuran masif di Gaza, sejak Oktober 2023 lalu, Israel telah menewaskan 50.810 warga Palestina yang sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 115.688 lainnya berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan setempat.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kasus Pelecehan Seksual Mantan Rektor UP Setahun Mandek, Korban Desak Penetapan Tersangka – Halaman all

    Kasus Pelecehan Seksual Mantan Rektor UP Setahun Mandek, Korban Desak Penetapan Tersangka – Halaman all

     TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kuasa hukum korban pelecehan seksual oleh eks Rektor Universitas Pancasila (UP), Edie Toet Hendratno, Yansen Ohoirat mendesak penetapan tersangka kasus yang dialami kliennya RZ dan DF.

    Hal itu disampaikan saat mendatangi Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (9/4/2025).

    Yansen mempertanyakan kasus pelecehan seksual yang dilaporkan sejak Januari 2024 dan telah naik penyidikan belum dilakukan penetapan tersangka.

    “Jadi saya berpikir makanya kita bawa ini ke Kompolnas artinya kita mengadukan hal ini bahwa penyidik kami anggap sudah tidak profesional,” ucapnya.

    Menurutnya diduga ada keterlibatan petinggi Polri sehingga kasus ini mandek sudah setahun lebih usai dilaporkan.

    “Sudah ada keberpihakan seperti itu,” tegasnya.

    Yansen memandang ada ketidakwajaran dalam penanganan kasus pelecehan seksual ini.

     

    Dia menyatakan padahal kasus pelecehan ini sudah diketahui ada peristiwa pidana yang terjadi.

    “Nah ketika peristiwa itu sudah ada pidananya mengapa ditahan-tahan penentuan tersangkanya, itu yang kami duga ada intervensi,” pungkasnya.

    Dalam kasus ini, Edie dilaporkan RZ ke Polda Metro Jaya dengan nomor laporan LP/B/193/I/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA pada 12 Januari 2024.

    Selain itu, laporan juga datang dari korban lainnya berinisial DF yang diterima di Bareskrim Polri dengan nomor LP/B/36/I/2024/SPKT/Bareskrim Polri tertanggal 29 Januari 2024. 

    Namun, kini laporan tersebut sudah dilimpahkan ke Polda Metro Jaya.

    Sebelumnya, Eks Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno mengklaim bahwa dugaan pelecehan seksual yang dilaporkan kepada dirinya merupakan bentuk politisasi.

    Adapun hal itu diungkapkan Edie melalui kuasa hukumnya, Faizal Hafied usai menjalani proses pemeriksaan kasus dugaan pelecehan seksual atas korban RF di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kamis (29/2/2024).

    Faizal menjelaskan klaim politisasi yang ia maksud lantaran pelaporan itu beririsan dengan adanya pemilihan rektor baru di kampus tersebut.

    “Ini pasti ada politisasi jelang pemilihan rektor sebagaimana sering terjadi di Pilkada dan Pilpres,” kata Faizal kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Kamis (29/2/2024).

    Selain itu, ia pun mengatakan bahwa laporan polisi (LP) yang dilayangkan terhadap kliennya itu tidak akan terjadi jika tak ada proses pemilihan rektor.

    Bahkan menurutnya, kasus yang saat ini terjadi dinilainya sebagai bentuk pembunuhan karakter kliennya.

    “Sekaligus kami mengklarifikasi bahwa semua yang beredar ini adalah berita yang tidak tepat, dan merupakan pembunuhan karakter untuk klien kami,” pungkasnya. 

  • TNI: KKB sebarkan berita hoaks soal anggota TNI jadi pendulang emas

    TNI: KKB sebarkan berita hoaks soal anggota TNI jadi pendulang emas

    “Dia (KKB) berpura-pura bahwa itu (korban) militer. Kenapa dia bilang itu militer? Supaya dia (KKB) terlepas dari tuduhan bahwa dia (KKB) sebagai pelanggar hak asasi manusia,”

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sengaja menyebar berita hoaks soal anggota TNI jadi pendulang emas yang tewas demi menghindari tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.

    “Dia (KKB) berpura-pura bahwa itu (korban) militer. Kenapa dia bilang itu militer? Supaya dia (KKB) terlepas dari tuduhan bahwa dia (KKB) sebagai pelanggar hak asasi manusia,” kata Kristomei saat ditemui di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.

    Menurut Kristomei, penyebaran berita hoaks itu dilakukan demi menyembunyikan tindakan KKB yang kerap melakukan kekerasan kepada masyarakat sipil.

    Selain itu, KKB juga kerap menyebarkan berita hoaks untuk menyebar teror sehingga masyarakat setempat ketakutan.

    “Seperti yang kemarin misalnya dia (KKB) bilang bahwa harus ada pengosongan karena kita sudah akan perang dan sebagainya gitu. Itu sifatnya intimidasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat ragu untuk kerja, ragu untuk beraktivitas, tidak mau ke kebun dan sebagainya,” kata Kristomei.

    Karenanya, Kristomei berharap masyarakat tidak terkecoh dengan propaganda yang sengaja disebarkan oleh pihak KKB.

    Sebelumnya, Komandan Kodim 1715/Yahukimo Letkol Inf Tommy Yudistyo membantah bahwa pendulang yang menjadi korban pembunuhan KKB di Kali Silet perbatasan Kabupaten Yahukimo dengan Kabupaten Asmat, merupakan anggota TNI.

    “Korban dipastikan bukan anggota TNI sehingga apa yang dinyatakan KKB adalah berita hoaks, bohong, atau tidak benar,” tegas Dandim Yahukimo Letkol Inf Tommy Yudistyo kepada ANTARA di Yahukimo, Rabu.

    Dihubungi dari Jayapura, Dandim 1715/ Yahukimo mengatakan KKB sengaja menyebar informasi dengan menyatakan bila korban adalah anggota TNI, padahal korban adalah warga sipil yang mendulang emas.

    Letkol Inf Tommy menambahkan hingga saat ini belum dapat dipastikan berapa banyak warga sipil yang bekerja sebagai pendulang emas dan menjadi korban keganasan KKB karena lokasinya yang jauh dan berada di perbatasan.

    Untuk mencapai lokasi tersebut, kata Letkol Inf Tommy Yudistyo, kalau dari Dekai, ibukota Kabupaten Yahukimo, harus menggunakan helikopter, sedang bila dari Kabupaten Asmat dapat menggunakan perahu motor dengan menyusuri sungai.

    Pelaku penyerangan dan pembunuhan terhadap pendulang diduga dilakukan KKB Yahukimo yang dipimpin Elkius Kobak, Minggu (6/4), kata Dandim Yahukimo Letkol Inf Tommy.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mabes TNI Bantah Kabar 11 Warga yang Dibunuh TPNPB-OPM Anggotanya yang Menyamar, Kapuspen: Hoaks – Halaman all

    Mabes TNI Bantah Kabar 11 Warga yang Dibunuh TPNPB-OPM Anggotanya yang Menyamar, Kapuspen: Hoaks – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Markas Besar TNI membantah kabar yang menyebutkan terdapat 11 warga di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan dibunuh oleh TPNPB-OPM adalah prajurit TNI yang tengah menyamar.

    Kabar yang disebarkan oleh Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom itu menyebutkan, 11 warga tersebut diduga intelijen aparat keamanan.

    Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen Kristomei Sianturi menegaskan kabar tersebut adalah bohong atau hoax.

    Ia menjelaskan selama ini TPNPB-OPM atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)  di Papua kerap menebar propaganda untuk mengintimidasi masyarakat sehingga masyarakat ragu untuk bekerja, beraktivitas, atau berkebun.

    Selain itu, menurutnya kabar itu sengaja disebarkan untuk menutupi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh TPNPB-OPM terhadap masyarakat Papua.

    Hal itu disampaikannya usai wawancara dengan awak media di Markas Besar TNI Cilangkap Jakarta pada Rabu (9/4/2025).

    “Termasuk yang (kabar) 11 orang ini diklaim sebagai tentara. Tentara itu tercatat namanya, teregister namanya. Hari ini tidak ada satu pun prajurit TNI atau Polri yang gugur di sana,” tegas Kristomei.

    “Artinya apa? Artinya itu adalah hoax yang disampaikan oleh pihak KKB supaya dia lepas dari tuntutan hak asasi manusia. Bahwa dia melakukan kekejian, kebiadaban dengan membunuh masyarakat yang mencoba jadi pendulang,” lanjut dia.

    Namun demikian, ia mengakui pihaknya menerima informasi tersebut.

    Karena korban adalah warga sipil, lanjut dia, maka nantinya TNI akan berkoordinasi dengan Polri.

    Ia menegaskan TNI siap membantu dan mendukung evakuasi para warga tersebut.

    “Kemudian bahwa memang itu sipil, dan nanti kita akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengevakuasi dan mencari betul di mana letak daripada korban-korban tadi. Tentunya TNI pasti membantu dalam mereka membackup misalnya pengamanannya, untuk evakuasinya, segala macam,” ucap dia.

    “Kita tidak lepas tangan juga seperti itu. Karena kan memang ada undang-undang kita yang ada amanat undang-undang nomor 34 tahun 2004 bahwa kita membantu tugas polri, salah satu tugas OMSP-nya. Nah itulah aplikasinya nanti di situ,” ujarnya.

    Kabar 11 Warga Tewas Dibunuh

    Diberitakan Tribun-Papua.com sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim membunuh 11 warga di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan yang diduga sebagai intelijen Indonesia.

    Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom menyatakan pihaknya telah menerima laporan resmi dari markas OPM Yahukimo soal pembunuhan 11 warga tersebut.

    “Kami teleh menerima laporan dari Panglima TPNPB Yahukimo, Belkius Kobak kalau mereka membunuh 11 warga diduga intelijen aparat keamanan,” kata Sebby, Selasa (8/4/2025) malam.

    Ia menyatakan, pembunuhan dilakukan selama tiga hari belakangan ini dan menyatakan siap bertanggungjawab.

    “Kami minta Presiden Prabowo Subianto hentikan pengiriman pasukan ke Papua, seperti menyamar sebagi pendulang dan profesi lainya,” ungkapnya.

     

  • Pembunuhan Jurnalis Juwita, TNI AL: Pengadilan Militer Jadi Pembuktian

    Pembunuhan Jurnalis Juwita, TNI AL: Pengadilan Militer Jadi Pembuktian

    Banjarmasin, Beritasatu.com – TNI Angkatan Laut menegaskan seluruh dugaan terkait kasus pembunuhan jurnalis Juwita (23) oleh oknum TNI AL, Kelasi Satu Jumran, akan diuji kebenarannya melalui proses sidang terbuka di pengadilan militer.

    Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI IM Wira Hady AWM dalam konferensi pers yang digelar di markas Pangkalan TNI AL Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada Selasa (8/4/2025).

    “Kami menekankan dalam proses hukum tidak boleh hanya mengandalkan asumsi. Semua dugaan harus dibuktikan berdasarkan alat bukti yang sah,” ujar Laksma Wira dikutip dari Antara.

    Salah satu dugaan yang ramai diperbincangkan publik adalah kemungkinan korban mengalami kekerasan seksual sebelum dibunuh. Beberapa wartawan mengangkat temuan autopsi yang menyebut adanya sperma dalam jumlah banyak serta luka lebam pada bagian sensitif korban, yang memicu spekulasi adanya pemerkosaan.

    Tak hanya itu, muncul pula pertanyaan apakah pelaku bertindak sendirian atau melibatkan pihak lain, meskipun hasil penyelidikan sementara menyebut Jumran sebagai pelaku tunggal. Dugaan lain adalah penggunaan identitas palsu untuk membeli tiket pesawat demi melarikan diri ke Kalimantan Timur seusai kejadian.

    Laksma Wira menegaskan pihaknya tidak akan membiarkan kasus ini berhenti sampai semua aspek terang-benderang di pengadilan.

    “Kami telah berkomunikasi dengan kuasa hukum keluarga korban bahwa semua dugaan tersebut akan diuji secara hukum. Jika terbukti ada pelaku lain, TNI AL akan memburu sampai tertangkap. Tidak akan ada kompromi,” tegasnya.

    Saat ini, penyidik Polisi Militer Angkatan Laut (Denpomal) Banjarmasin masih melengkapi berkas dan bukti untuk diserahkan ke Oditurat Militer (Odmil) III-15 Banjarmasin sebagai syarat kelengkapan sebelum persidangan dimulai.

    Tersangka Jumran sendiri telah resmi diserahkan ke Odmil untuk menjalani proses hukum lebih lanjut, dan sidang militer akan digelar secara terbuka.

    Juwita diketahui merupakan jurnalis media daring lokal di Banjarbaru, Kalimantan Selatan dan telah mengantongi uji kompetensi wartawan (UKW) dengan status wartawan muda.

    Juwita ditemukan tak bernyawa di pinggir Jalan Trans Gunung Kupang, Kelurahan Cempaka, Banjarbaru, pada Sabtu, 22 Maret 2025 sekitar pukul 15.00 WITA. Di lokasi kejadian juga ditemukan sepeda motornya, yang sempat memunculkan dugaan sebagai korban kecelakaan tunggal.

    Namun, warga yang pertama kali menemukan jasad korban tidak melihat tanda-tanda kecelakaan. Mereka justru mendapati luka lebam di leher dan barang pribadi seperti ponsel yang hilang, yang kemudian mengarah pada dugaan pembunuhan terhadap jurnalis Juwita.

  • Berkas Kasus Pembunuhan Wartawati oleh Oknum TNI AL Dilimpahkan ke Odmil

    Berkas Kasus Pembunuhan Wartawati oleh Oknum TNI AL Dilimpahkan ke Odmil

    loading…

    Kadispenal Laksamana Pertama TNI Wira Hady Arsanta mengatakan, berkas kasus pembunuhan wartawati telah rampung dan dilimpahkan ke Odmil. Foto/SindoNews

    JAKARTA – TNI Angkatan Laut (AL) telah merampungkan penyelidikan kasus pembunuhan jurnalis perempuan, Juwita asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan oleh oknum prajurit Kelasi Satu Jumran. Berkas perkara Jumran, kini dilimpahkan ke Oditurat Militer III-15 Banjarmasin.

    “Berkaitan dengan selesainya proses penyelidikan oleh Denpom Lanal Banjarmasin, maka pada hari ini perkara pembunuhan yang diduga dilakukan oleh Jumran akan dilimpahkan kepada Oditurat Militer III-15 Banjarmasin untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut,” kata Kadispenal Laksamana Pertama TNI Wira Hady Arsanta, Rabu (9/4/2025).

    Wira menyampaikan, turut berbelasungkawa kepada keluarga korban atas kasus ini. Wira memastikan oknum pelaku itu akan dihukum seberat-beratnya.

    “TNI AL turut berbelasungkawa kepada keluarga korban atas terjadinya peristiwa pembunuhan ini. TNI AL juga menegaskan kepada seluruh prajuritnya bahwa setiap tindakan kriminal mutlak tidak dibenarkan serta akan dihukum secara adil dan seberat-beratnya,” tegas dia.

    Sebelumnya, Oknum TNI AL Kelasi Satu jumran tega menghabisi nyawa korban lantaran menolak untuk diajak menikah. Komandan Denpomal Banjarmasin, Mayor (PM) Saji Wardoyo, menegaskan, guna mempertanggung jawabkan perbuatannya, tersangka terancam dipecat dan hukuman mati.

    Pihak Lanal Banjarmasin juga menghadirkan oknum berpangkat kelasi satu tersebut untuk diperlihatkan kepada awak media saat jumpa pers.

    “Motif pelaku menghabisi nyawa Juwita lantaran menolak menikahi korban, padahal keduanya sempat sepakat untuk melanjutkan hubungan asmara ke jenjang pernikahan,” ujar Saji di Markas Pangkalan Angkatan Laut banjarmasin, Selasa 8 April 2025.

    (cip)