Kasus: pembunuhan

  • Ayah dan Anak Bunuh Sopir Taksi Online demi Pekerjaan, Mayat Dibuang ke Sungai di Langkat – Halaman all

    Ayah dan Anak Bunuh Sopir Taksi Online demi Pekerjaan, Mayat Dibuang ke Sungai di Langkat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pelaku pembunuhan sopir taksi online bernama Michael Frederick Pakpahan (25) di Kota Medan, Sumatra Utara, ditangkap polisi.

    Pelaku berjumlah dua orang, yakni Kasranik (50) dan Agung Pradana (24). Keduanya merupakan ayah dan anak. 

    Para tersangka merupakan warga Dusun 1 Desa Paya Bengkuang Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

    Motif pembunuhan tersebut adalah Kasranik ingin mencarikan pekerjaan untuk Agung Pradana.

    Mereka merancang aksinya dengan mencuri mobil milik sopir taksi online, yang rencananya akan digunakan sebagai kendaraan travel.

    Kapolrestabes Medan Kombes Pol. Gidion Arif Setyawan mengatakan kedua tersangka bertemu di sebuah warung kopi pada Rabu (2/4/2025).

    Kasranik bertemu dengan tersangka Agung Pradana di warung kopi dan keduanya membahas rencana pencurian mobil yang akan digunakan untuk jasa travel.

    Setelah selesai merencanakan pencurian tersebut, para tersangka sepakat bertemu di Medan pada Minggu (6/4/2025).

    Pada saat itu, tersangka Kasranik sudah mempersiapkan alat berupa palu dan goni besar untuk nantinya digunakan membungkus mayat korban.

    Sedangkan tersangka Agung Pradana mempersiapkan sarung untuk membekap korban.

    “Keduanya mempersiapkan alat untuk mengeksekusi korban, tersangka Kasranik menyiapkan palu dan goni besar sedangkan tersangka AP menyiapkan sarung,” kata Kombes Arif Setyawan saat gelar paparan di Polrestabes Medan, Jumat (11/4/2025), dikutip dari Tribun-Medan.com.

    Pada Minggu (6/4/2025) sekitar pukul 19.00 WIB, ayah dan anak ini bertemu di Jalan Pinang Baris tepatnya di Rumah Makan Melayu.

    Kemudian Agung Pradana memesan taksi online di aplikasi Indriver menggunakan ponsel tersangka Kasranik.

    Sekitar pukul 24.00 WIB, taksi online dengan mobil Toyota Rush berwarna hitam tiba di tempat kedua tersangka menunggu.

    Selanjutnya Kasranik dan Agung Pradana masuk ke dalam mobil dengan posisi Kasranik di samping sopir dan Agung Pradana duduk di belakang sopir.

    Korban kemudian mengemudikan mobil ke arah Tanjung Anom.

    Namun, saat tiba di Jalan Pinang Baris Gg Wakaf 1 17 Kecamatan Sunggal, Kota Medan, Agung Pradana meminta si sopir taksi online berhenti.

    Ia berdalih sedang menunggu temannya dan berpura-pura menelpon.

    Pada saat korban sedang mengamati ponselnya, Agung Pradana langsung menjerat leher korban dari belakang menggunakan sarung yang sudah dibawanya.

    Sementara Kasranik langsung mengeluarkan palu dari tas dan memukulkan kepala korban sebanyak tiga kali. 

    Sarung yang menjerat leher korban dibiarkan tidak dilepas.

    Setelah korban kehilangan kesadaran, Agung Pradana memindahkannya ke kursi tengah sambil menarik sarung yang melilit leher korban.

    “Selanjutnya tersangka Agung Pradana pindah ke kursi supir dan mengendarai mobil tersebut menuju arah Gebang untuk membuang mayat korban,” ujar Gidion.

    Sekitar pukul 03.00 WIB saat tiba di daerah Gebang Klantan, tersangka menghentikan kendaraannya dan menurunkan korban dari mobil.

    Agar dapat memasukkan korban ke dalam karung goni, sarung yang melilit leher korban diisi batu sebagai pemberat, lalu tubuh korban dibuang ke sungai.

    “Korban dibuang ke dalam sungai dengan aliran air yang mengarah ke laut,” ungkapnya.

    Setelah membuang tubuh korban, para tersangka menuju Kuala dan bersembunyi di rumah adik tersangka Kasranik sekira pukul 06.00 WIB.

    Kedua tersangka membersihkan mobil dengan membuka pelat nomor mobil dan menyimpan barang-barang korban di rumah adik tersangka.

    Pada Senin (7/4/2025) sekira pukul 16.00 WIB, tersangka Kasranik pulang ke rumah yang berada di Marelan menggunakan angkot.

    Sementara itu, Agung Pradana berangkat menuju Tanjung Pura dan pada hari Selasa (8/4/2025) sekira pukul 20.00 WIB.

    Tersangka Kasranik dijemput oleh tersangka Agung Pradana di Marelan untuk berangkat ke Kabanjahe, Kabupaten Tanah Karo menggunakan mobil milik korban.

    Mayat korban ditemukan oleh warga di Dusun VIII Klantan Luar Desa Pasar Rawa Kec. Gebang Kab. Langkat, pada Rabu (9/4/2025) sekira pukul 16.00 WIB.

    “Setelah diperiksa dan diauptosi ternyata mayat tersebut bernama Michael Frederick Pakpahan (25),” katanya.

    Kedua tersangka berhasil ditangkap di daerah Jalan Kota Cane, Kacaribu, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo. 

    “Motif pembunuhan mengambil barang milik korban,” ujar Gidion.

    Tersangka kini telah ditahan di Polrestabes Medan dan terancam hukuman penjara seumur hidup.

    “Mereka disangkakan Pasal 340, 338, dan 365 KUHPidana dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup,” tegas Gidion.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Motif Ayah Anak Nekat Bunuh Sopir Taksi Online Michael Frederick Pakpahan, Sudah Direncanakan 

    (Tribunnews.com/Falza) (Tribun-Medan.com/Haikal Faried Hermawan)

  • Robig Polisi Penembak Pelajar Semarang Masih Status Polisi, Puskampol Sodorkan Jalan Tengah

    Robig Polisi Penembak Pelajar Semarang Masih Status Polisi, Puskampol Sodorkan Jalan Tengah

    TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG – Robig tercatat masih sebagai anggota Polri dan masih rutin menerima gaji bulanan meski sudah diseret ke pengadilan.

    Kasus Robig ini kembali mencuat ke publik selepas sidang perdananya di Pengadilan Negeri Semarang, Selasa (8/4/2025).

    Menanggapi hal itu, Koordinator Pusat Kajian Militer dan Kepolisian (Puskampol) Indonesia  Andy Suryadi menilai, hal itu sudah sesuai dengan aturan.

    Artinya, keputusan sidang banding kode etik profesi polri yang diajukan Robig menunggu putusan pengadilan atau berkekuatan hukum tetap (inkrah).

    Dalam konteks ini, lanjut Andy, tidak hanya terjadi pada kasus Robig melainkan terjadi pula pada kasus yang melibatkan polisi lainnya di antaranya kasus Ferdy Sambo.

    “Namun, kasus Robig pertarungan dengan rasa keadilan, mungkin publik merasa kecewa penembak pelajar sampai meninggal tapi masih menerima gaji tapi secara aturan memang demikian,” terangnya saat dihubungi Tribun,  Jumat  (11/4/2025).

    Aturan yang dimaksud Andy berkaitan dengan kasus Robig Zaenudin adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri dan Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 7 Tahun 2006 tentang Kode Etik Polri.

    SIDANG DAKWAAN- Robig Zaenudin polisi penembak mati siswa SMK Negeri 4 Gamma Rizkynata Oktafandy, disidangkan di Pengadilan Negeri Semarang, Selasa (8/4/2025). (Tribunjateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas)

    Menurut Andy, aturan kepolisian itu memang tidak bisa memuaskan publik.

    Untuk mengubah aturan itu, perlu ada langkah luar biasa dari pimpinan untuk mengubah aturan.

    “Ya jalan tengahnya soal gaji Robig bisa digantung (ditahan) dulu selama proses peradilan. Selepas dipecat baru bisa diberikan,” paparnya.

    Sementara terkait status  Robig yang masih menjadi polisi seharusnya memperberat hukumnya di pengadilan. Andy mengatakan, seharusnya hakim peka terhadap hal itu.

    “Posisi Robig sebagai anggota Polri semestinya menjadi pertimbangan bagi hakim di pengadilan untuk memperberat hukumannya bukan meringankannya,” bebernya.

    Hal yang sama diungkapkan oleh kelompok aktivis dari Aksi Kamisan Semarang.

    Koordinator aksi Kamisan Semarang, Fathul Munif mengatakan, Robig yang masih menjadi anggota Polri mencinderai hati masyarakat.

    Sebab, status Robig yang masih polri berarti masih digaji dari uang rakyat.

    “Uang rakyat dipakai untuk membayar pembunuh yang sepatutnya sudah dipecat dengan tidak hormat,” katanya.

    Munif menilai, Robig yang tak kunjung dipecat dari anggota Polri menunjukkan bahwa lembaga itu melindungi pembunuh.

    “Ketika institusi kepolisian masih melindungi pembunuh berarti insitusi itu sendiri menjadi pelaku pembunuhan,” ujarnya.

    Munif menyoroti pula soal Robig yang mengajukan eksepsi  yang berarti bantahan atau penolakan yang diajukan dalam proses hukum di Pengadilan. Menurutnya, sikap itu menunjukkan watak Robig yang mempunyai urat malu.

    “Tindakan Robig itu menunjukkan aparat kepolisian yang tidak berintegritas dan tidak punya malu sudah terbukti bersalah tapi mengajukan banding,” terangnya.

    Tak hanya kasus Robig, institusi Polri dalam hal ini Polda Jateng juga terungkap banyak kasus yang melibatkan anggotanya.

    Kasus-kasus itu meliputi  dua polisi pemeras Aiptu Kusno (46) anggota Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang dan Aipda Roy Legowo (38) anggota Samapta Polsek Tembalang pada akhir Januari 2025.

    Kemudian kasus enam polisi yang melakukan intervensi pada band Sukatani.

    Tak hanya band Sukatani yang mendapatkan intervensi polisi, Kusyanto pencari bekicot asal Grobogan mendapatkan intimidasi dan kekerasan oleh Aipda IR.

    Brigadir AK dilaporkan mantan kekasihnya DJP karena diduga membunuh bayi dari hasil hubungan mereka.

    Terbaru, pengawal pribadi Kapolri Ipda Endri Purwa Sefa melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

    Menyikapi banyak kasus polisi yang  terlibat kejahatan, Munif menyebut sudah seharusnya reformasi polri.

    “kami mendesak negara melakukan reformasi kepolisian,” imbuh Munif.

    Diberitakan sebelumnya, Aipda Robig Zaenudin tersangka penembakan tiga pelajar Semarang dengan korban meninggal dunia Gamma Rizkynata Oktavandy (GRO) ternyata masih menerima gaji bulanan dari Polri.

    Robig masih menerima gaji lantaran dia masih berstatus anggota Polri.

    “Iya betul, dia masih anggota Polri dan masih terima gaji sebesar 75 persen dari gaji pokok,” terang Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, di Mapolda Jateng Kota Semarang,
    Kamis (10/4/2025).

    Selain gaji dikurangi, kata Artanto, Robig juga tidak mendapatkan hak remunerasi atau tunjangan serta bonus.

    Robig juga tidak berhak naik pangkat selama kasus itu berjalan. “Selama kasus berjalan Robig juga wajib ditahan,” katanya.

    Robig baru akan mengikuti sidang banding kode etik  profesi polri selepas sidang pidana pembunuhan nya berkekuatan hukum tetap (inkrah) atau pengadilan sudah memutuskan.

    “Ya Robig kan sedang mengikuti peradilan umum kita monitor dulu selepas sidang slesai atau inkrah baru kita lakukan sidang banding etik Aipda Robig,” sambung Artanto.

    Dia beralasan sidang banding baru dilakukan selepas keputusan sidang pengadilan karena hasil sidang pidana dianggap akan menguatkan sidang etik. “Putusan inkrah dari pengadilan diharap menguatkan sidang banding kode etik dari Aipda Robig,” jelasnya.

    Sebagaimana diberitakan, Aipda Robig Zaenudin anggota Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polrestabes Semarang yang membunuh Gamma Rizkynata Oktafandy (GRO) dengan cara ditembak menggunakan senjata api.

    Peristiwa ini terjadi di Kalipancur, Ngaliyan, Kota Semarang, Minggu (24/11/2024).

    Kasus ini telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Semarang untuk proses persidangan. (Iwn)

  • Update Kasus Pembunuhan 11 Penambang oleh KKB di Yahukimo: 9 Jasad Sudah Dievakuasi, 2 Masih Dicari – Halaman all

    Update Kasus Pembunuhan 11 Penambang oleh KKB di Yahukimo: 9 Jasad Sudah Dievakuasi, 2 Masih Dicari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA – Hingga Jumat (11/4/2025) sudah 9 jenazah pendulang atau penambang emas korban pembantaian Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan dievakuasi aparat gabungan TNI dan Polri.

    Tiga jenazah dievakuasi pada Kamis (10/4/2025) ke Dekai, Yahukimo.

    Sementara enam jenazah dievakuasi Jumat (11/4/2025).

    Keenam jenazah ini ditemukan di dua lokasi berbeda.

    Lima jenazah ditemukan di Kampung Bingkisan, sementara satu jenazah lainnya ditemukan di Muara Kum, Sungai Silet. 

    “Kemarin ada tiga jenazah yang sudah dievakuasi, hari ini ada enam yang dievakuasi dari Kampung Bingki dan Muara Kum, sehingga totalnya ada sembilan jenazah,” kata Kepala Operasi Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani dalam keterangan di Jayapura, Jumat sore.

    Brigjen Faizal menyatakan pihaknya terus berusaha mengevakuasi semua korban pendulang emas yang ada di Kampung Bingki dan Muara Kum ke Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo.

    “Kami berupaya mengevakuasi semua jenazah korban ke Dekai sehingga dapat diidentifikasi identitasnya dan diserahkan kepada pihak keluarga,” ungkap Faizal.

    Faizal menambahkan gabungan anggota TNI-Polri dibagi menjadi beberapa tim untuk melakukan penyisiran guna mencari jenazah korban yang masih berada di lokasi kejadian.

    “Saat ini anggota kami berusaha mencari lokasi yang tepat untuk dilakukan evakuasi terhadap jenazah pendulang emas yang masih berada di Kampung Bingki dan Muara Kum,” ujar Wakapolda Papua itu.

    Sebelumnya, pada Kamis (10/4/2025), Satgas gabungan TNI-Polri mengevakuasi tiga jenazah pendulang emas yang menjadi korban pembunuhan KKB di Kabupaten Yahukimo.

    Korban yang dievakuasi langsung dibawa ke RSUD Dekai, Kabupaten Yahukimo, untuk dilakukan pemeriksaan dan identifikasi identitas, sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.

    Satgas Damai Cartenz juga telah mendatangkan dokter forensik dari RS Bhayangkara, Jayapura, untuk melakukan pemeriksaan dan identifikasi di RSUD Dekai. 

    Kondisi 2 Jenazah Mengenaskan

    Sementara itu hasil visum dan identifikasi terhadap dua jenazah yang dievakuasi pada Kamis (10/4/2025), menunjukkan luka-luka yang sangat mengenaskan.

    Dari keterangan Direktur RSUD Dekai, dr Glent M Nurtanio, korban pertama, seorang laki-laki, ditemukan mengenakan sepatu boots hijau, kaos kaki merah, celana pendek, dan kaos lengan panjang hitam. 

    Ia mengalami luka parah di wajah, luka robek pada leher, bagian pipi kiri hingga leher bawah hilang, luka tusuk di perut kiri, dan luka bacok di punggung.
     
    Korban kedua (laki-laki), mengenakan boots hijau, celana pendek bermotif kotak putih dilapisi celana panjang cokelat, dan tiga lapis kaos. 

    Ia mengalami luka tusuk tombak di dada, anak panah bersarang di perut kanan, tangan kanan dan kiri terputus, luka terbuka di punggung, luka robek di tengkuk leher, dan sejumlah luka memar lainnya.

    “Jenazah tiba di RSUD Dekai pada Kamis, 10 April 2025, pukul 15.30 WIT dan langsung masuk ke kamar jenazah. Dari pemeriksaan awal kami temukan bahwa proses dekomposisi telah berlangsung, ditandai dengan pembengkakan tubuh, kulit ari mengelupas, perubahan warna kulit, dan banyaknya larva atau belatung,” ungkapnya.

    Hal itu disebabkan oleh bakteri yang mengeluarkan gas dari dalam tubuh.
     
    Ia menambahkan keterbatasan fasilitas, terutama lemari pendingin, menjadi tantangan dalam penanganan jenazah.
     
    Dokter Glent menuturkan jenazah segera dimakamkan untuk mencegah risiko infeksius yang terus berkembang. 
     
    Karumkit Bhayangkara Tingkat II Jayapura, AKBP dr Rommy Sebastian menyampaikan bahwa proses identifikasi dilakukan melalui prosedur ketat dalam operasi DVI.
     
    “Terkait jenazah yang berada di RSUD Dekai, kami telah melaksanakan tahapan operasi DVI secara teliti. Tujuannya agar identitas korban dapat dipastikan secara akurat dan diserahkan kepada keluarga yang berhak,” tegasnya.
     
    Ia merinci dua tahapan penting dalam proses identifikasi data antemortem dan data postmortem.
     
    “Setelah data antemortem dan postmortem kami cocokkan, identitas korban akan disahkan. Penyerahan jenazah kepada keluarga juga kami koordinasikan agar berjalan tertib,” tambahnya.

    OPM Eksekusi 11 Penambang 

    Sebelas warga sipil yang berprofesi sebagai penambang emas tewas diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua Pegunungan.

    Insiden penyerangan terjadi Minggu (6/4/2025) hingga Senin (7/4/2025) di area pendulangan Lokasi 22 dan Muara Kum Kabupaten Yahukimo.

    Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) – Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengeklaim pihaknya telah mengeksekusi mati 11 pendulang emas di pedalaman Yahukimo, Papua Pegunungan.

    Peristiwa ini dilaporkan Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo, Elkius Kobak kepada Markas Pusat Komnas TPNPB, dan diterima Juru Bicara OPM, Sebby Sambom, Selasa (8/4/2025) malam.

    Dalam laporannya, Elkius Kobak menyebut pasukannya telah membantai 11 pendulang emas yang dituding sebagai anggota militer pemerintah Indonesia. 

    Mereka para korban dituduh melakukan penyamaran.

    Sumber: (Tribun-Papua.com/Paul Manahara Tambunan/Marselinus Labu Lela) (Tribunnews.com)

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Enam Jenazah Pendulang Emas Korban KKB Papua Ditemukan, Identifikasi Digelar di Yahukimo

     

  • Misteri Ilmuwan Muda Italia Jadi Korban Mutilasi Mengerikan

    Misteri Ilmuwan Muda Italia Jadi Korban Mutilasi Mengerikan

    Jakarta

    Seorang ilmuwan Italia ditemukan tewas di Kolombia. Ia meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan di mana beberapa potongan tubuhnya ditemukan di jalan setapak di kota pesisir Santa Marta.

    Polisi setempat mengatakan bahwa penyelidikan menunjukkan gelang yang ditemukan pada jenazah itu milik Alessandro Coatti, ahli biologi yang baru saja memulai perjalanan di Amerika Selatan. Potongan jasad lain kemudian ditemukan di dua lokasi lain di sekitar kota itu.

    Menurut polisi, Coatti menginap di sebuah hostel dan mungkin mengunjungi daerah garis Pantai Tayrona yang indah pada tanggal 5 April 2025. Belum ada petunjuk jelas mengenai penyebab kematiannya yang mengerikan.

    “Saat ini tidak ada rincian lebih lanjut tentang apa yang terjadi. Hal itu sedang diselidiki. Belum diketahui apa yang terjadi atau di mana,” sebut informasi dari kantor kejaksaan Kolombia.

    Total ada 3 potongan tubuhnya ditemukan. Wali kota Santa Marta Carlos Pinedo Cuello berjanji menemukan mereka yang bertanggung jawab. Pemerintah kota menyebut kematian Coatti sebagai pembunuhan dan mengumumkan hadiah USD 11.300 untuk informasi yang membantu pihak berwenang Kolombia.

    Dikutip detikINET dari CNN, Sabtu (12/4/2025) Kementerian Luar Negeri Italia membantu keluarga Coatti dan polisi Italia bekerja sama dengan pihak berwenang Kolombia dalam kasus tersebut.

    Coatti yang berusia 38 tahun, bekerja di London untuk Royal Society of Biology (RSB) selama delapan tahun. Dia kemudian meninggalkan organisasi tersebut pada tahun 2024 untuk melakukan perjalanan dan riset ke Amerika Selatan.

    “Ale lucu, hangat, cerdas, dicintai semua orang yang bekerja dengannya, dan akan sangat dirindukan oleh semua orang yang mengenal dan bekerja dengannya. Pikiran dan harapan terbaik kami menyertai teman-teman dan keluarganya pada saat yang benar-benar mengerikan ini,” kata RSB.

    Mereka menyebutnya sebagai ilmuwan yang bersemangat dan berdedikasi. Coatti memimpin pekerjaan sains hewan di organisasi tersebut. Jaksa agung Roma Francesco Lo Voi mengatakan Coatti telah mengunjungi Peru, Bolivia, dan Ekuador sebelum melakukan perjalanan melalui Kolombia sendirian.

    Ada dugaan kematiannya terkait dengan kelompok geng bersenjata di lokasi tersebut dan mungkin Coatti adalah korban salah sasaran. Kabarnya, kematian mengerikan dengan cara mutilasi sudah beberapa kali terjadi di sana.

    (fyk/fay)

  • Eskalasi Serangan KKB Papua, Warga Sipil Terus Jadi Korban – Halaman all

    Eskalasi Serangan KKB Papua, Warga Sipil Terus Jadi Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, YAHUKIMO Eskalasi serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua terus memakan korban jiwa, dengan 11 warga sipil pendulang emas tewas dibantai secara brutal di Yahukimo.

    Aparat gabungan TNI dan Polri memastikan bahwa 11 pendulang emas yang dibunuh oleh KKB ditemukan di lokasi penambangan emas di Muara Kum dan sekitarnya, Kabupaten Yahukimo.

    “Sebanyak 11 warga sipil yang tengah melakukan aktivitas pendulangan emas di Kabupaten Yahukimo diduga kuat menjadi korban pembunuhan KKB,” ujar Kepala Operasi Satuan Tugas Damai Cartenz, Brigjen Polisi Faizal Ramadhani, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jayapura, Kamis (10/4/2025).

    Evakuasi Dilakukan Bertahap

    Evakuasi jenazah dilakukan secara bertahap sejak Kamis hingga Jumat (11/4/2025). Aparat gabungan berhasil mengevakuasi total sembilan jenazah dari lokasi pembantaian.

    “Kemarin ada tiga jenazah yang sudah dievakuasi, hari ini ada enam yang dievakuasi dari Kampung Bingki dan Muara Kum, sehingga totalnya ada sembilan jenazah,” jelas Brigjen Faizal.

    Jenazah yang berhasil dievakuasi dibawa ke RSUD Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo, untuk proses identifikasi sebelum diserahkan ke pihak keluarga.

    Faizal menambahkan, proses pencarian korban lainnya masih terus dilakukan.

    “Kami berupaya mengevakuasi semua jenazah korban ke Dekai sehingga dapat diidentifikasi identitasnya dan diserahkan kepada pihak keluarga,” katanya.

    Penambang Emas Ilegal di Papua Dituding Miliki Senjata Api

    Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) baru-baru ini mengklaim bahwa penambang emas ilegal di Kabupaten Yahukimo, Papua, memiliki senjata api.

    Juru bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom, dalam rekaman suara yang diterima Tempo pada Jumat, 11 April 2025, menyatakan, “Waktu pemeriksaan, mereka ternyata memiliki pistol. Kami ada sita satu pistol.”

    Bahkan, Sebby menambahkan, penambang tersebut terlibat dalam aksi kekerasan terhadap warga setempat, termasuk pembunuhan tujuh orang, salah satunya dengan cara memenggal kepala.

    Menurut Sebby, kegiatan penambangan ilegal di kawasan tersebut diduga mendapat dukungan dari pihak TNI dan Polri.

    “Melihat itu, tahun 2019 akhirnya pasukan TPNPB OPM bantai semua (penambang emas ilegal) itu karena mereka menghancurkan hutan,” ungkapnya.

    Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom. (Istimewa)

    Dalam peristiwa terbaru, antara 6-9 April 2025, TPNPB OPM kembali mengeksekusi mati 17 pendulang emas ilegal di wilayah tersebut. Sebby mengonfirmasi, “Ya benar (17 pendulang emas dieksekusi). Dan yang lolos melarikan diri 50 orang, tiga luka.”

    Sebby juga mengingatkan agar para pendatang di wilayah itu segera meninggalkan daerah yang telah ditetapkan sebagai zona perang oleh TPNPB OPM.

    “Jikalau mereka tidak mengindahkan peringatan kami, maka kami anggap mereka semua itu bagian dari Indonesia Security Forces,” tegasnya.

    Keterangan Saksi Selamat

    Salah satu saksi yang selamat berhasil menyelamatkan diri ke Kampung Mabuk, Distrik Korowai, Kabupaten Asmat, dan memberikan kesaksian penting terkait peristiwa tersebut.

    “Kami mendapatkan informasi dari salah satu saksi korban yang selamat yang kini menyelamatkan dirinya di Kampung Mabuk,” ungkap Faizal Ramadhani.

    Hingga kini, aparat masih melakukan penyisiran di Kampung Bingki dan Muara Kum untuk mencari korban lainnya dan memastikan situasi di lapangan tetap kondusif.

  • Hasil Visum Dua Jenazah Korban Pembunuhan KKB di Yahukimo: Luka-luka Mengenaskan – Halaman all

    Hasil Visum Dua Jenazah Korban Pembunuhan KKB di Yahukimo: Luka-luka Mengenaskan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Tim gabungan TNI-Polri terus mengintensifkan penanganan terhadap insiden pembunuhan brutal oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menamakan diri sebagai Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama. 

    Dua jenazah korban dievakuasi dari area pendulangan emas di Lokasi 22 dan Muara Kum, Kabupaten Yahukimo, ke RSUD Dekai pada Kamis (10/4/2025) sekitar pukul 16.00 WIT.
     
    Kedua jenazah tersebut pada Hari ini, Jumat 11 April 2025, telah dilaksanakan visum dan identifikasi terhadap kedua jenazah. 

    Hasilnya menunjukkan luka-luka yang sangat mengenaskan.

    Direktur RSUD Dekai, dr Glent M Nurtanio menyampaikan hasil visum kondisi dua jenazah itu.
     
    Korban pertama, seorang laki-laki, ditemukan mengenakan sepatu boots hijau, kaos kaki merah, celana pendek, dan kaos lengan panjang hitam. 

    Ia mengalami luka parah di wajah, luka robek pada leher, bagian pipi kiri hingga leher bawah hilang, luka tusuk di perut kiri, dan luka bacok di punggung.
     
    Korban kedua, juga laki-laki, mengenakan boots hijau, celana pendek bermotif kotak putih dilapisi celana panjang cokelat, dan tiga lapis kaos. 

    Ia mengalami luka tusuk tombak di dada, anak panah bersarang di perut kanan, tangan kanan dan kiri terputus, luka terbuka di punggung, luka robek di tengkuk leher, dan sejumlah luka memar lainnya.

    “Jenazah tiba di RSUD Dekai pada Kamis, 10 April 2025, pukul 15.30 WIT dan langsung masuk ke kamar jenazah. Dari pemeriksaan awal kami temukan bahwa proses dekomposisi telah berlangsung, ditandai dengan pembengkakan tubuh, kulit ari mengelupas, perubahan warna kulit, dan banyaknya larva atau belatung,” ungkapnya.

    Hal itu disebabkan oleh bakteri yang mengeluarkan gas dari dalam tubuh.

     
    Ia menambahkan bahwa keterbatasan fasilitas, terutama lemari pendingin, menjadi tantangan dalam penanganan jenazah.
     
    dr. Glent menutrkan jenazah segera dimakamkan untuk mencegah risiko infeksius yang terus berkembang. 
     
    Karumkit Bhayangkara Tingkat II Jayapura, AKBP dr. Rommy Sebastian menyampaikan bahwa proses identifikasi dilakukan melalui prosedur ketat dalam operasi DVI.
     
    “Terkait jenazah yang berada di RSUD Dekai, kami telah melaksanakan tahapan operasi DVI secara teliti. Tujuannya agar identitas korban dapat dipastikan secara akurat dan diserahkan kepada keluarga yang berhak,” tegasnya.
     
    Ia merinci dua tahapan penting dalam proses identifikasi data antemortem dan data postmortem.
     
    “Setelah data antemortem dan postmortem kami cocokkan, identitas korban akan disahkan. Penyerahan jenazah kepada keluarga juga kami koordinasikan agar berjalan tertib,” tambahnya.

  • Sosok Jillian Lauren, Istri Bassis Weezer yang Ditembak Polisi di Rumahnya: Fakta-Fakta Kejadian – Halaman all

    Sosok Jillian Lauren, Istri Bassis Weezer yang Ditembak Polisi di Rumahnya: Fakta-Fakta Kejadian – Halaman all

    Sosok Jillian Lauren, Istri Bassis Weezer yang Ditembak Polisi di Rumahnya: Fakta dan Awal Mula Kejadian 

    TRIBUNNEWS.COM – Jillian Lauren, istri pemain bas grup musik alternatif, Weezer, Scott Shriner, menjadi pusat perhatian pekan ini setelah serangkaian kejadian aneh yang berpuncak pada aksi petugas kepolisian Los Angeles (LAPD) menembak wanita tersebut.

    Penulis buku terlaris itu yang ditembak oleh polisi dengan tuduhan kalau dia mencoba membunuh seorang petugas LAPD.

    Dirangkum dari LA Times, Jumat (11/4/2025) berikut sederet fakta dan awal mula kejadian penembakan tersebut:

    Bagaimana Awal Mula Kejadian?

    Kekacauan bermula dari insiden tabrak lari di Jalan Bebas Hambatan 134 sekitar pukul 3.25 siang, Selasa lalu.

    Ada tiga tersangka pelaku tabrak lari yang dilaporkan kabur dari lokasi.

    Patroli Jalan Raya California kemudian meminta bantuan Departemen Kepolisian Los Angeles untuk memburu para tersangka.

    Personel LAPD kemudian menyisir lingkungan sekitar Eagle Rock untuk mencari para tersangka.

    Perburuan itu membawa petugas LAPD ke bagian belakang rumah dekat tempat Lauren dan Shriner tinggal, kata petugas dilansir LA TImes.

    Di sana, petugas mengatakan mereka melihat Lauren berdiri di halaman belakang rumah tetangganya dengan pistol terhunus.

    “Lauren mengarahkan senjatanya ke arah petugas dan berulang kali mengabaikan perintah untuk menjatuhkan senjatanya, kata polisi. Kemudian, dia melepaskan tembakan,” kata juru bicara departemen Jennifer Forkish dalam sebuah pernyataan dilansir The Times.

    Lauren terkena tembakan petugas dan melarikan diri ke rumahnya.

    Ia kemudian keluar dari rumah dan dibawa ke rumah sakit oleh Departemen Pemadam Kebakaran Los Angeles, kata polisi.

    Manajer Lauren, Charlie Fusco, mengatakan pada Kamis malam bahwa dia tidak berkomentar mengenai insiden tersebut.

    Tersangka Utama Nyaris Telanjang

    Setelah insiden penembakan, polisi memastikan Lauren adalah penghuni rumah tersebut dan tidak terkait dengan tabrak lari tersebut.

    Polisi memeriksa bukti kotak peluru dan meninjau rekaman kamera video, lalu menahannya atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap seorang petugas polisi, kata Forkish.

    Polisi menemukan pistol kaliber 9 mm dari rumahnya.

    Sementara itu, Patroli Jalan Raya menahan tersangka pengemudi tabrak lari sekitar pukul 4:20 sore, menurut juru bicara badan tersebut Daniel Keene.

    Tersangka utama ini ditemukan di halaman belakang rumah di dekatnya dalam keadaan nyaris telanjang hingga hanya mengenakan celana dalam.

    Tabrakan di jalan bebas hambatan itu melibatkan tiga kendaraan dan mengakibatkan satu orang dilarikan ke rumah sakit dengan luka sedang, menurut Patroli Jalan Raya LA.

    Dua tersangka lainnya yang melarikan diri dari tabrak lari itu tidak ditemukan, kata polisi.

    PASUTRI SELEBRITI – Pasangan suami istri dari kalangan selebriti Hollywood, Scott Shriner, anggota grup rock alternatif Weezer dan istrinya Jillian Lauren, penulis buku terlaris dari New Jersey. Lauren dilaporkan ditembak personel Kepolisian LAPD dalam sebuah insiden di rumahnya.

    Bagaimana Nasib Lauren dan Shriner Selanjutnya?

    Lauren membayar uang jaminan sebesar 1 juta dolar dan dibebaskan dari tahanan sekitar pukul 10 malam, pada Rabu, menurut catatan penjara Los Angeles.

    Ia dijadwalkan hadir di pengadilan pada tanggal 30 April.

    Hingga Kamis sore kemarin, belum ada tuntutan yang diajukan terhadap Lauren.

    Menurut juru bicara kantor tersebut, LAPD belum mengajukan kasus terhadap Lauren ke kantor kejaksaan distrik LA County.

    Kantor kejaksaan pada akhirnya akan memutuskan tuduhan apa, jika ada, yang akan diajukan terhadapnya.

    Di California, percobaan pembunuhan terhadap petugas polisi tanpa perencanaan terlebih dahulu dapat dihukum dengan hukuman lima, tujuh, atau sembilan tahun.

    Penggunaan senjata api dapat mengakibatkan hukuman yang lebih berat.

    Sementara itu, Shriner dijadwalkan tampil di Coachella pada hari Sabtu bersama rekan band Weezer-nya, Rivers Cuomo, drummer Patrick Wilson, dan gitaris Brian Bell.

    Saat ditanya tentang cedera dan penangkapan istrinya dalam sebuah pertemuan dengan media di luar rumahnya pada Kamis, Shriner menjawab:

    “Dia baik-baik saja, terima kasih sudah bertanya,” katanya kepada TMZ sambil mengajak keempat anjingnya jalan-jalan.

    “Sampai jumpa di Coachella!” tambahnya, saat tampil untuk mempromosikan pertunjukan tersebut, penampilan keempat band tersebut di festival Indio.

    Weezer adalah band rock alternatif asal Los Angeles yang menjadi terkenal berkat “Blue Album” pada tahun 1994 dan telah mendapatkan banyak nominasi Grammy serta menjual lebih dari 35 juta album di seluruh dunia.

    Sementara itu, Lauren belum berbicara di depan umum atau mengeluarkan pernyataan setelah penangkapannya.

    Lauren adalah penulis buku terlaris dari New Jersey yang dikenal karena memoar pribadinya dan cerita investigatifnya.

    Ia memperoleh pengakuan atas memoarnya tahun 2010, “Some Girls: My Life in a Harem,” yang menggambarkan pengalamannya tinggal di harem Pangeran Jefri Bolkiah dari Brunei selama sekitar satu tahun pada pertengahan 1990-an.

    Ia memiliki dua putra dengan Shriner, yang dinikahinya pada tahun 2005.

    Ia menulis tentang perjuangannya melawan ketidaksuburan dan perjalanannya menjadi ibu melalui adopsi dalam memoarnya tahun 2015, “Everything You Ever Wanted.”

    Tulisannya telah dimuat di berbagai publikasi termasuk The Times , New York Times, Salon, Vanity Fair, dan Harper’s Bazaar.

    Pada tahun 2023, ia menerbitkan “Behold the Monster: Facing America’s Most Prolific Serial Killer,” berdasarkan wawancaranya dengan pembunuh berantai Samuel Little.

    Buku ini menjadi inspirasi untuk serial dokumenter Starz “Confronting a Serial Killer.”

     

     

    (oln/latms/*)

  • Ahmad Manasra Bebas, Luka Fisik dan Mental Masih Membekas Setelah 9,5 Tahun Penahanan oleh Israel – Halaman all

    Ahmad Manasra Bebas, Luka Fisik dan Mental Masih Membekas Setelah 9,5 Tahun Penahanan oleh Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM –  Ahmad Manasra, warga Palestina yang ditangkap oleh otoritas Israel pada usia 13 tahun karena diduga terlibat dalam serangan penusukan, akhirnya dibebaskan pada Kamis (10/4/2025).

    Manasra dibebaskan setelah menjalani hukuman selama 9,5 tahun di penjara Israel.

    Kini berusia 23 tahun, pembebasan Manasra menandai akhir dari masa penahanan yang penuh penderitaan, termasuk perlakuan buruk, isolasi, dan kemunduran kesehatan mental yang serius.

    Manasra berasal dari Yerusalem Timur yang diduduki.

    Ia ditangkap bersama sepupunya, Hassan Manasra, pada tahun 2015 di dekat pemukiman ilegal Pisgat Ze’ev.

    Saat itu, Hassan yang berusia 15 tahun melakukan penusukan terhadap dua warga Israel dan kemudian ditembak mati di tempat oleh seorang pria Israel, dikutip dari Al Jazeera.

    Sementara Ahmad, yang tidak terlibat langsung dalam penusukan, menjadi korban pemukulan brutal oleh sekelompok orang Israel.

    Tidak hanya itu, ia ditabrak mobil oleh warga Israel, menyebabkan patah tulang tengkorak dan pendarahan dalam.

    Meski pengadilan mengakui bahwa Ahmad tidak menikam siapa pun, ia tetap dijatuhi hukuman percobaan pembunuhan.

    Vonis ini dijatuhkan setelah pengadilan mengadopsi amandemen hukum yang memperbolehkan anak-anak berusia 12 tahun dihukum dalam sebuah kasus.

    Kondisi Psikologis yang Memburuk

    Selama masa penahanan, Ahmad mengalami kemunduran kesehatan mental yang parah. 

    Ia ditempatkan di sel isolasi selama 23 jam per hari sejak November 2021 setelah sebuah perkelahian dengan tahanan lain.

    Menurut keluarganya, Ahmad mulai menunjukkan gejala paranoia, delusi, dan mengalami gangguan tidur hingga mencoba melukai dirinya sendiri.

    Beberapa kali ia dipindahkan ke bagian psikiatri penjara, di mana ia diberi suntikan penstabil.

    Pada Desember 2021, dokter dari organisasi Dokter Lintas Batas (Médecins Sans Frontières/MSF) akhirnya diizinkan menemuinya untuk pertama kali.

    MSF menyatakan bahwa Ahmad menderita skizofrenia. 

    Atas kondisi mentalnya, dokter memperingatkan bahwa penahanan berkepanjangan akan berdampak permanen terhadap mentalnya.

    Berbagai badan internasional, termasuk Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah berulang kali menyerukan pembebasan Ahmad. 

    Namun, banding yang diajukan ke Mahkamah Agung Israel untuk pembebasan lebih awal selalu ditolak, dengan alasan bahwa Ahmad telah dihukum atas tuduhan “terorisme”.

    Amnesty International Mengecam Perlakuan Penjara

    Setelah pembebasan Ahmad, Amnesty International merilis pernyataan yang menyebut kebebasan ini sebagai “kelegaan besar”.

    Namun mereka menegaskan bahwa luka psikologis dan ketidakadilan yang dialaminya tak dapat dihapus begitu saja.

    “Kami menyampaikan harapan terdalam kami agar Ahmad pulih dari trauma mendalam yang telah dideritanya. Ia harus diberikan akses yang memadai terhadap layanan kesehatan yang dibutuhkannya di kampung halamannya di Yerusalem Timur tanpa diskriminasi apa pun dan ia beserta keluarganya harus dilindungi dari segala bentuk intimidasi dan pelecehan,” tulis organisasi tersebut, dikutip dari The New Arab.

    Amnesty juga menyoroti bahwa perlakuan terhadap Ahmad mencerminkan pola pelanggaran hak asasi yang lebih luas terhadap anak-anak Palestina di dalam sistem penahanan Israel.

    “Tiga minggu lalu, seorang tahanan Palestina berusia 17 tahun, Walid Khalid Abdullah Ahmad, meninggal dalam tahanan Israel, kemungkinan besar karena kombinasi antara kelaparan dan kelalaian serta penyiksaan medis yang ekstrem, sebagaimana dibuktikan oleh otopsinya  , ” kata kelompok itu. 

    Kisah Ahmad Manasra menjadi simbol penderitaan anak-anak Palestina dalam sistem hukum Israel. 

    Video yang memperlihatkan dirinya saat remaja, pukulan dan ejekan oleh pemukim Israel, sempat memicu gelombang kecaman internasional pada tahun 2015.

    Kini, meskipun telah dibebaskan, proses pemulihan bagi Ahmad masih panjang.

    Sementara itu, tentara Israel memperbarui serangannya di Gaza pada tanggal 18 Maret, menghancurkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan pada tanggal 19 Januari.

    Lebih dari 50.800 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Tentara Cadangan Israel Dipecat karena Tandatangani Surat Protes Menuntut Diakhirinya Perang Gaza – Halaman all

    Tentara Cadangan Israel Dipecat karena Tandatangani Surat Protes Menuntut Diakhirinya Perang Gaza – Halaman all

    Tentara Cadangan Israel Dipecat karena Tandatangani Surat Protes Menuntut Diakhirinya Perang Gaza

    TRIBUNNEWS.COM- Sekitar 1.000 tentara cadangan Israel dari angkatan udara telah menandatangani surat protes yang menuntut prioritas pemulangan tawanan dari Gaza daripada kelanjutan perang, yang mereka katakan dipimpin untuk alasan pribadi dan politik. 

    Sepuluh persen penandatangan merupakan prajurit cadangan aktif, sedangkan sisanya sudah pensiun atau tidak lagi bertugas. 

    “Kami, personel cadangan dan mantan personel angkatan udara, menuntut pemulangan segera para sandera – bahkan jika itu memerlukan penghentian permusuhan segera. Saat ini, perang terutama melayani kepentingan politik dan pribadi, bukan kepentingan keamanan,” bunyi surat tersebut, yang dipublikasikan di media berbahasa Ibrani pada 10 April. 

    Para prajurit cadangan angkatan udara mengatakan perang ini dilancarkan untuk alasan pribadi dan politik, sambil membahayakan nyawa para tawanan yang masih hidup di Gaza.

    “Melanjutkan perang tidak akan memajukan tujuan perang yang telah dideklarasikan, dan akan mengakibatkan kematian para sandera, tentara IDF, dan warga sipil tak berdosa, sekaligus semakin mengikis kekuatan pasukan cadangan,” tambahnya. 

     

     

     

     

     

     

     

    “Seperti yang telah terbukti di masa lalu, hanya kesepakatan yang dapat mengembalikan sandera dengan aman, sementara tekanan militer terutama mengarah pada pembunuhan sandera dan membahayakan prajurit kami. Kami menyerukan kepada semua warga negara Israel untuk bergerak dan menuntut dengan segala cara: hentikan pertempuran dan bawa pulang para sandera – sekarang. Setiap hari yang berlalu membahayakan nyawa mereka. Setiap saat keraguan adalah aib,” lanjut surat protes tersebut. 

    Para prajurit cadangan mengatakan protes mereka ditujukan kepada pemerintah dan bukan militer. 

    Meskipun demikian, Kepala Angkatan Udara Israel Tomer Bar akan memberhentikan semua prajurit aktif yang terlibat. 

    Angkatan darat mengatakan tidak mempermasalahkan protes yang dilakukan oleh para prajurit, tetapi tidak dapat menerima penggunaan “merek Angkatan Udara Israel” untuk protes politik.

    “Tidak masuk akal jika seseorang bertugas di pusat komando [Angkatan Udara Israel] dan kemudian keluar dan menunjukkan ketidakpercayaan terhadap tugas tersebut.”

    Puluhan dari mereka baru-baru ini menarik nama mereka dari daftar setelah berkonsultasi dengan atasan mereka, namun Angkatan Darat masih menyelidiki masalah tersebut untuk mengidentifikasi semua anggota Angkatan Udara aktif yang menandatangani surat tersebut. 

    Israel kembali melancarkan perang di Gaza pada 18 Maret, melancarkan kembali kampanye serangan udara yang brutal dan kembali memasuki wilayah itu melalui darat. 

    Hampir 1.500 warga Palestina telah tewas dalam waktu kurang dari satu bulan, dan Israel kini menguasai sekitar 50 persen wilayah itu, sembari terus memajukan rencana untuk merebut lebih banyak wilayah lagi. 

    Mesir telah mengajukan proposal baru untuk pembebasan delapan tawanan hidup dan jenazah delapan tawanan yang telah meninggal sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina dan gencatan senjata yang berlangsung selama 40 hingga 70 hari, menurut media Saudi. 

    Sebuah sumber Israel mengatakan kepada Times of Israel bahwa Tel Aviv belum menerima proposal terbaru dari Kairo. 

    Usulan baru itu kabarnya merupakan kompromi, setelah usulan Mesir akhir bulan lalu untuk membebaskan lima tawanan hidup dan tuntutan Israel agar sedikitnya 11 tawanan dibebaskan. 

    Tel Aviv menuntut pelucutan senjata penuh terhadap Hamas, yang menyimpang dari kesepakatan awal, yang mengizinkan para tawanan dibebaskan secara bertahap sebagai imbalan atas penahanan warga Palestina di penjara Israel. 

    Sumber militer Israel mengatakan kepada Jerusalem Post pada hari Rabu bahwa dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk sepenuhnya mengalahkan sayap bersenjata Hamas di Gaza. 

    Sementara itu, tentara Israel semakin frustrasi dan lelah.

    Haaretz melaporkan bulan lalu bahwa tentara Israel menghadapi krisis cadangan karena semakin banyak prajurit yang menunjukkan kurangnya motivasi dan keengganan untuk bertugas. 

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Brigadir Ade Kurniawan, Polisi Bunuh Bayinya Ajukan Banding usai Diputus PTDH di Sidang Etik – Halaman all

    Brigadir Ade Kurniawan, Polisi Bunuh Bayinya Ajukan Banding usai Diputus PTDH di Sidang Etik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Semarang – Brigadir Ade Kurniawan, anggota Polri yang terlibat dalam kasus dugaan pembunuhan terhadap bayinya, mengajukan banding setelah dipecat melalui sidang kode etik di Mapolda Jateng, Kamis (10/4/2025).

    Kuasa hukum Brigadir AK, Moh Harir, menyatakan bahwa kliennya masih ingin melanjutkan karier sebagai anggota Polri.

    Moh Harir, yang mewakili Brigadir Ade Kurniawan, mengungkapkan bahwa mereka melihat adanya celah hukum yang bisa diperjuangkan dalam banding.

    “Kami akan menguji beberapa pasal yang menjerat Brigadir Ade Kurniawan. Kami perlu memastikan apakah pasal-pasal tersebut sudah terpenuhi atau belum,” ujarnya.

    Harir menambahkan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan pengajuan banding dan berharap dapat memenangkan proses tersebut.

    “Hasil putusan sidang ini masih bisa kita perjuangkan,” lanjutnya.

    Kasus Pidana yang Masih Berproses

    Terkait dengan kasus pidana pembunuhan, Harir enggan mengungkapkan motif di balik tindakan kliennya.

    Ia menegaskan bahwa status Brigadir Ade Kurniawan masih sebagai tersangka, sehingga dugaan tindak pidana belum dapat dipastikan.

    “Nanti kami juga siap membongkar fakta-fakta lainnya di persidangan,” jelasnya.

    Harir juga meminta maaf kepada ibu kandung korban dan masyarakat atas dampak negatif yang ditimbulkan dari kasus ini.

    “Kami meminta maaf karena kasus saudara AK membuat gaduh di Indonesia,” ungkapnya.

    Sidang kode etik Brigadir AK berlangsung di ruang sidang Propam Polda Jateng dari pukul 10.30 WIB hingga 16.35 WIB.

    Dalam sidang tersebut, enam saksi dihadirkan, termasuk ibu korban, nenek korban, atasan Brigadir Ade, serta penyidik Reserse Kriminal Umum.

    Satu saksi dari lingkungan sekitar tidak hadir, sehingga kesaksiannya dibacakan.

    (TribunJateng.com/Iwan Arifianto)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).