Kasus: pembunuhan

  • Penyelidikan Israel Tak Temukan Tembakan Serampangan Saat Tentara IDF Eksekusi 15 Paramedis di Gaza – Halaman all

    Penyelidikan Israel Tak Temukan Tembakan Serampangan Saat Tentara IDF Eksekusi 15 Paramedis di Gaza – Halaman all

    Penyelidikan Israel Tidak Temukan Tembakan Membabi Buta dalam Pembunuhan 15 Petugas Medis Gaza

    TRIBUNNEWS.COM- Militer mengatakan seorang komandan harus ditegur dan seorang wakil komandan harus diberhentikan atas pembunuhan tersebut.

    Investigasi militer Israel pada hari Minggu menyimpulkan bahwa pasukannya tidak menggunakan “tembakan sembarangan” dalam pembunuhan 15 responden darurat di Gaza, tetapi menemukan kegagalan dan mengumumkan rencana untuk memberhentikan seorang komandan lapangan.

    Paramedis dan pekerja darurat ditembak mati oleh pasukan Israel saat menjalankan misi penyelamatan pada tanggal 23 Maret di dekat kota Rafah di Gaza selatan dan dikubur di kuburan dangkal tempat jenazah mereka ditemukan seminggu kemudian oleh pejabat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).

    Awalnya, militer mengklaim bahwa tentara menembaki kendaraan yang mendekati posisi mereka dalam kegelapan tanpa lampu darurat atau penanda, dan menganggapnya “mencurigakan”. 

    Namun, rekaman video yang diambil dari ponsel salah satu korban dan dirilis oleh PRCS membantah pernyataan ini. 

     

     

     

     

     

    Rekaman video memperlihatkan petugas darurat berseragam, yang mengoperasikan ambulans dan truk pemadam kebakaran dengan lampu menyala, ditembaki oleh tentara.

    Militer mengatakan pada hari Minggu bahwa seorang perwira komandan akan ditegur karena “tanggung jawabnya secara keseluruhan atas insiden tersebut”. 

    Seorang wakil komandan akan diberhentikan karena menjadi komandan lapangan dan karena memberikan “laporan yang tidak lengkap dan tidak akurat” tentang insiden tersebut.

    “Pemeriksaan tersebut mengidentifikasi beberapa kegagalan profesional, pelanggaran perintah, dan kegagalan untuk melaporkan insiden tersebut secara lengkap,” kata militer dalam sebuah pernyataan.

    “Pemeriksaan menetapkan bahwa kebakaran pada dua insiden pertama disebabkan oleh kesalahpahaman operasional oleh pasukan, yang meyakini bahwa mereka menghadapi ancaman nyata dari pasukan musuh. Insiden ketiga melibatkan pelanggaran perintah selama pertempuran.”

    Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pasukan Israel telah mengeksekusi para petugas medis, beberapa di antaranya diborgol, sebelum mengubur mereka di bawah ambulans mereka yang hancur di Rafah.

    Younis al-Khatib, presiden Bulan Sabit Merah di Tepi Barat yang diduduki, mengatakan otopsi jenazah para korban mengungkapkan bahwa “semua martir ditembak di bagian atas tubuh mereka, dengan maksud untuk membunuh”.

    Militer Israel mengklaim kendaraan PRCS digunakan oleh Hamas dan Jihad Islam Palestina.

    “Pasukan tidak terlibat dalam penembakan membabi buta, tetapi tetap waspada untuk menanggapi ancaman nyata yang mereka identifikasi,” kata militer dalam ringkasan penyelidikan tersebut.

    “Pemeriksaan tidak menemukan bukti yang mendukung klaim eksekusi atau bahwa salah satu korban diikat sebelum atau setelah penembakan.”

    PRCS menolak temuan investigasi tersebut dan mengecam laporan tersebut sebagai “penuh kebohongan”.

    “Laporan itu penuh kebohongan. Laporan itu tidak sah dan tidak dapat diterima, karena membenarkan pembunuhan dan mengalihkan tanggung jawab kepada kesalahan pribadi komando lapangan, padahal kenyataannya sangat berbeda,” kata Nebal Farsakh, juru bicara Bulan Sabit Merah, kepada AFP.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST EYE

  • Ayah Angkat Kaget MY Tega Mutilasi Pacarnya di Banten: Bisa Sekeji Itu, Saya Tak Menyangka – Halaman all

    Ayah Angkat Kaget MY Tega Mutilasi Pacarnya di Banten: Bisa Sekeji Itu, Saya Tak Menyangka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Muhammad Hanafi kaget anak angkatnya, yaitu MY (23) tega memutilasi pacarnya sendiri yang berinisial SA (19) di perkebunan karet, Desa Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Banten.

    Menurut Hanafi, dalam kesehariannya, pelaku dikenal sebagai sosok pria yang tak banyak bicara.

    Selain irit bicara, Hanafi menyebut, MY juga sosok yang lemah lembut dan nurut dengan orang tua.

    “Dia (pelaku) orangnya paling nurut, beda sama kakaknya dan adiknya, ngomong aja lembut, sering ke masjid gak pernah ketinggalan, sama orang tua sopan,” kata Hanafi kepada Tribun Banten, Senin (21/4/2025).

    Ia menyebut, sejak kecil MY ikut dengannya menggembala kerbau di kebun dekat rumah.

    Hanafi merawat hingga menyekolahkan MY, bahkan ketika Lebaran dirinya dibelikan baju.

    “Dia di sini waktu kecilnya, lagi kecil ngangon kerbau, disekolahin, dijajanin, Lebaran dibeliin baju, bisa dibilang anak angkat. Udah diurus sejak kecil,” ucapnya.

    Namun, saat beranjak dewasa, MY sudah jarang tinggal bersamanya di Desa Gunungsari, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Serang.

    “Setelah dewasa sudah tidak tinggal di sini, sudah jarang ada, karena bekerja,” tutur Hanafi.

    Lebih lanjut, Hanafi mengaku kaget atas adanya peristiwa mutilasi yang dilakukan MY.

    “Bisa sekeji itu, saya tidak menyangka, tetangga di sini juga pada kaget,” ungkapnya.

    Terancam Hukuman Mati

    Akibat tindakannya, tersangka dijerat pasal 340 tentang tindak pidana pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.

    “Karena hasil pemeriksaan ditemukan tersangka memang berencana untuk menghabisi nyawa korban,” ujar Kapolresta Serang Kota, Kombes Pol Yudha Satria, saat konferensi pers di Mapolresta, Senin.

    Menurut Yudha, potongan tubuh korban, yaitu kepala, kaki, dan organ dalam sudah ditemukan dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.

    Akan tetapi, sampai sekarang bagian tangan korban belum ditemukan.

    “Semua potongan tubuh sudah ditemukan, kecuali bagian tangan, itu diperkirakan dibuang di aliran sungai dan sudah dimakan biawak,” 

    Yudha menjelaskan bahwa pelaku nekat memutilasi korban untuk menghilangkan jejak.

    Pelaku berpikir, ketika mayat ditemukan tanpa kepala, tangan, kaki, dan organ dalamnya, maka akan sulit diidentifikasi.

    “Jadi menurut pelaku itu untuk menghilangkan jejak, karena pelaku tahu bahwa identifikasi itu biasanya dengan sidik jari, makanya itu bagian tangan dibuangnya terpisah dengan bagian organ lainnya,” ujar Yudha.

    Meski begitu, Yudha menyatakan, pihaknya akan melakukan pengecekan DNA korban dengan keluarga.

    “Kita tetap akan lakukan pengecekan DNA,” terangnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Dikenal Baik dan Rajin Ibadah, Ayah Angkat Kaget MY Habisi – Mutilasi Perempuan di Gunungsari Serang.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunBanten.com/Muhammad Uqi Assathir)

  • Alasan Mulyana, Penjual Opak Yang Mutilasi Kekasih Hamil Karena Tak Mau Tanggungjawab

    Alasan Mulyana, Penjual Opak Yang Mutilasi Kekasih Hamil Karena Tak Mau Tanggungjawab

    TRIBUNJATENG.COM – Sosok Mulyana alias ML (23), pelaku mutilasi kepada kekasihnya SA (19) ternyata bukan orang sembarangan.

    Mulyana muda atau akrab Yana pernah syuting acara Orang Pinggiran di sebuah stasiun televisi.

    Mulyana yang tinggal bersama kakek dan neneknya tersebut membantu ekonomi keluarga dengan cara berjualan opak.

    Video Mulyana saat berjualan opak itu pun masih bisa ditemukan di saluran Youtube.

    Saat ini Polresta Serang Kota telah menangkap pelaku mutilasi di rumahnya pada Minggu (20/4/2025).

    Kasus pembunuhan disertai mutilasi terungkap setelah jasad korban berinisial SA (19) ditemukan di Desa Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (18/4/2025) lalu.

    Saat ditangkap, ML tak melakukan perlawanan dan menunjukkan lokasi pembuangan potongan jasad.

    Kerabat korban, Nurfi, mengatakan, SA terakhir kali keluar rumah bersama kekasihnya, ML.

    “Saat itu polisi langsung membawa pelaku untuk menunjukkan lokasi pembuangan kepala, tangan, kaki, dan organ dalam korban.”

    “Yang baru ditemukan itu bagian kepala dan kaki, organ dalam, tangan belum di temukan,” ucapnya.

    Nurfi menceritakan korban pergi dari rumah pada Minggu (13/4/2025) dan sejak saat itu tak ada kabar.

    ML sempat ditanya terkait keberadaan korban, namun ML mengaku tak mengetahuinya.

    “Jadi keluarga sempat minta pelaku datang ke rumah untuk menanyakan keberadaan korban, karena keluarga tahu korban terakhir keluar itu sama ML,” tukasnya.

    Keluarga kemudian mendapat kabar penemuan jasad pada Jumat (18/4/2025).

    Setelah melihat ciri-ciri jasad, keluarga membenarkan wanita yang ditemukan tewas merupakan SA.

    “Saya langsung berkoordinasi dengan teman saya yang rumahnya dekat dengan lokasi penemuan mayat, akhirnya setelah semua ciri-ciri dilihat, keluarga memastikan bahwa mayat itu bagian dari keluarganya,” sambungnya.

    Dalam proses pemeriksaan, keluarga menyebut ML sebagai orang yang terakhir bertemu dengan korban.

    “Nah, di sini kami kaget, tiba-tiba pelaku mengaku yang membunuhnya,” lanjutnya.

    Motif Pembunuhan

    Kasatreskrim Polresta Serang Kota, Kompol Salahuddin, mengatakan motif pembunuhan yakni pelaku menolak menikahi korban yang sedang hamil.

    Kasus pembunuhan berawal ketika pelaku mengajak korban makan bakso di wilayah Ciomas.

    Dalam perjalanan pulang, korban meminta pelaku bertanggung jawab atas kehamilannya.

    Pelaku yang didesak untuk menikah membawa korban ke tengah hutan.

    Di sana korban dicekik hingga tewas dan dimutilasi menggunakan golok.

    “Ini hasil keterangan sementara dari terduga pelaku, saat ini kami masih terus melakukan proses pendalaman,” tuturnya, Minggu, dikutip dari TribunBanten.com.

    Sejumlah barang bukti diamankan seperti golok, kemeja hitam, celana, sepatu, sepeda motor, jam tangan hingga pakaian korban.

    “Kasus ini kami proses dan akan kami tindak tegas segala bentuk kejahatan yang meresahkan masyarakat,” tandasnya.

    Sebelumnya, Kapolsek Pabuaran, Iptu Suwarno menyatakan, jasad korban ditemukan pertama kali oleh warga yang hendak membersihkan rumput.

    “Benar itu kejadiannya hari Jumat sore sekitar pukul 17.00 WIB. Awal ditemukan oleh warga setempat,” bebernya.

    Hasil olah TKP menunjukkan jasad tanpa busana dan merupakan korban mutilasi.

    “Tidak ada identitas yang ditemukan, tapi sekarang sudah dievakuasi dan sedang proses identifikasi,” tukasnya. (*)

     

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Detik-detik Penangkapan Pelaku Mutilasi di Gunung Sari Serang, Pelaku Sempat ke Rumah Korban

  • Motif ‘Sakit Hati’, Jadi Pemicu Pembunuhan Suami Istri di Probolinggo

    Motif ‘Sakit Hati’, Jadi Pemicu Pembunuhan Suami Istri di Probolinggo

    Probolinggo (beritajatim.com) – Misteri di balik kasus pembunuhan yang menggemparkan warga di Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo, akhirnya terkuak. Kepolisian Resor (Polres) Probolinggo menggelar konferensi pers di depan markas mereka pada Senin (21/4/2025) siang untuk membeberkan detail pengungkapan kasus tewasnya DW (25), yang jasadnya ditemukan tergeletak di pinggir jalan Alasmalang, Banyuanyar, pada Jumat (4/4/2025) lalu.

    Dalam konferensi pers tersebut, Wakapolres Probolinggo, Kompol Haris, menyampaikan bahwa pelaku berhasil diidentifikasi dan ditangkap. Pelaku merupakan suami sah korban, berinisial D. Yang mengejutkan, motif di balik tindakan keji ini adalah “sakit hati” yang dipicu oleh rasa cemburu terkait aktivitas korban di media sosial.

    “Pada saat itu suami dari DW menanyakan terkait di akun medsos TikTok ya atau medsos TikTok, untuk korban diduga bermesraan dengan seorang pria. Namun dari korban tidak menjawab dan akhirnya tersangka sakit hati dan melakukan kekerasan hingga nyawa DW melayang,” jelas Kompol Haris, menguraikan motif pembunuhan yang berangkat dari kecemburuan personal.

    Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Adi Fajar Winarsa, menambahkan kronologi lebih rinci mengenai peristiwa nahas tersebut. Berdasarkan keterangan pelaku dan bukti yang ada, korban DW awalnya menghubungi tersangka D melalui pesan daring (chat) untuk meminta dijemput di gang rumahnya. Pelaku kemudian menjemput korban menggunakan sepeda motor Honda Blade bernomor polisi N 5372 YG.

    Setelah dijemput, korban dan tersangka sempat berkeliling sambil membeli gorengan. Setelah itu, keduanya memutuskan untuk *check-in* di Hotel Sari Indah yang berlokasi di Kecamatan Gending, Probolinggo. Di dalam kamar hotel, keduanya melakukan hubungan layaknya suami istri.

    Namun, suasana berubah tegang ketika tersangka kembali menanyakan kepada korban mengenai postingan di akun TikTok-nya, khususnya foto korban yang terlihat dicium oleh pria lain. Pertanyaan tersangka tidak mendapatkan jawaban dari korban, yang kemudian memicu percekcokan atau pertengkaran hebat antara korban DW dan tersangka D.

    Dalam kondisi emosi yang memuncak, tersangka D langsung menghabisi nyawa DW dengan menggunakan senjata tajam. Korban mengalami beberapa luka bacok yang serius di bagian leher dan perut, diperkirakan total ada sekitar delapan luka yang menyebabkan DW meninggal dunia di lokasi.

    “Setelah membunuh korban, pelaku berusaha melarikan diri hingga kabur ke pulau Bali. Namun kami berhasil mengungkap keberadaan korban setelah mendapatkan informasi mengenai keberadaannya dan mengamankan pelaku,” ungkap Adi.

    Dalam pemeriksaan awal, tersangka D mengakui motif sakit hati terhadap korban. Dirinya juga mengaku sengaja membawa pisau dari rumahnya dengan niat untuk menghabisi nyawa DW. Pihak kepolisian telah berhasil menemukan pisau yang digunakan sebagai barang bukti setelah melakukan penyisiran berdasarkan keterangan tersangka.

    Atas perbuatannya, tersangka D dijerat dengan pasal berlapis, yaitu Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP subsider Pasal 351 ayat (3) KUHP, dan atau Pasal 44 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT). Ancaman hukuman maksimal bagi tersangka adalah dua puluh tahun penjara. (ada/kun)

  • Misteri Mayat Wanita Muda Termutilasi di Serang Terjawab, Dihabisi Pacar yang Tukang Jagal Ayam

    Misteri Mayat Wanita Muda Termutilasi di Serang Terjawab, Dihabisi Pacar yang Tukang Jagal Ayam

    TRIBUNJAKARTA.COM – Warga Kampung Ciberuk, Desa Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Banten digegerkan adanya penemuan mayat perempuan berinisial SA (19).

    Pasalnya mayat SA ditemukan tanpa kepala, tangan, dan kaki, hanya menyisakan bagian tubuhnya saja.

    SA ternyata dimutilasi dan dibunuh oleh kekasihnya sendiri bernama Mulyana warga Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

    Kapolres Polresta Serang Kota Kombes Pol Yudha Satria mengatakan, Mulyana melakukan pembunuhan dengan mutilasi ini sudah direncanakan dengan rapi.

    Maka, kata Yudha, terduga pelaku dijerat pasal 340 tentang tindak pidana pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.

    “Karena hasil pemeriksaan ditemukan tersangka memang berencana untuk menghabisi nyawa korban,” ujar Yudha saat konferensi pers di Mapolresta Serang Kota, Senin, (21/4/2025).

    Dikatakan Yudha, motif tersangka melakukan tindakan kejinya itu lantaran tersangka diminta bertanggung jawab atas kehamilan korban.

    Karena merasa didesak, lanjut Yudha, pelaku akhirnya berniat menghabisi korban di perkebunan karet di wilayah Gunung Sari.

    Saat ini, kata Yudha, potongan tubuh kepala korban, kaki, dan organ dalam korban sudah ditemukan dan di bawa ke RS Bhayangkara.

    Namun, untuk bagian tangan hingga saat ini belum ditemukan.

    MULYANA MUTILASI PACAR – Mulyana (23), tega membunuh dan memutilasi kekasihnya, SA (19) di Banten karena mengelak bertanggung jawab atas kehamilan korban. Mulyana ternyata pernah masuk program orang pinggiran di Trans7, 8 tahun silam. Ia dinarasikan sebagai penjaja opak yang hidup dalam keterbatasan dan tanpa kasih sayang orang tua karena sudah berpisah. (Dok. Polres Serang). (Dok. Polres Serang)

    “Semua potongan tubuh sudah ditemukan, kecuali bagian tangan, itu diperkirakan di buang di aliran sungai dan sudah di makan biawak,” ucapnya.

    Yudha mengungkapkan, terduga pelaku melakukan perbuatan kejinya dengan memutilasi korban untuk menghilangkan jejak.

    Sehingga, kata Yudha, pada saat mayat ditemukan tanpa kepala, tangan, kaki, dan organ dalamnya itu akan sulit diidentifikasi.

    “Jadi menurut pelaku itu untuk menghilangkan jejak, karena pelaku tahu bahwa identifikasi itu biasanya dengan sidik jari, makanya itu bagian tangan dibuangnya terpisah dengan bagian organ lainnya,” katanya.

    Kendati demikian, kata Yudha, pihaknya akan melakukan pengecekan DNA korban dengan keluarga.

    “Kita tetap akan lakukan pengecekan DNA,” pungkasnya.

    Tukang Jagal Ayam

    Mulyana diketahui berprofesi sebagai tukang jagal di tempat pemotongan ayam.

    “Jadi pelaku ini pekerjaannya memang sebagai tukang jagal di tempat pemotongan ayam di wilayah Gunung Sari,” kata Yudha Satria.

    Yudha mengatakan, hubungan pelaku dengan korban itu statusnya berpacaran. 

    Menurut pengakuannya, mereka berpacaran sejak tahun 2021.

    “Jadi memang berpacaran, kemudian hamil dan saat diminta tanggung jawab justru pelaku tidak mau menikahinya. Karena didesak, pelaku mengaku emosi dan gelap mata melakukan mutilasi,” katanya.

    Yudha mengungkapkan, dari hasil keterangan pelaku, sebelum dilakukan mutilasi, pelaku membunuh korban dengan cara mencekik menggunakan kerudung yang dikenakan korban.

    Kemudian, saat kondisi korban dipastikan sudah meninggal oleh pelaku.

    Pelaku pulang ke rumahnya untuk mengambil sebilah golok dan kembali ke kebun karet.

    Selanjutnya, kata Yudha, untuk menghilangkan jejaknya, pelaku memutilasi korban memotong bagian kepala, tangan, kaki, dan membelah tubuh dan mengambil organ dalam.

    “Jadi semua potongan organ tubuh itu dimasukan ke dalam karung, namun saat ditemukan kondisi karung sudah dalam kondisi terbuka dan bagian kedua tangan sudah tidak ada,” terangnya.

    Sementara untuk barang bukti yang diamankan, lanjut Yudha, yakni pakaian, kerudung, dan jam tangan korban, sepeda motor pelaku, golok, dan kemeja yang dikenakan pelaku.

    “Untuk barang bukti yang tidak kita temukan itu hp milik korban,” ucapnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

     

  • Pria Mutilasi Kekasih dalam Kondisi Hamil di Serang Terancam Hukuman Mati

    Pria Mutilasi Kekasih dalam Kondisi Hamil di Serang Terancam Hukuman Mati

    Jakarta

    Polisi menjerat tersangka ML (23) dengan pasal pembunuhan berencana setelah mutilasi kekasihnya SA (19) di Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten. ML terancam hukuman mati berdasarkan pasal pembunuhan berencana.

    “Pasal 340 KUHP pasal pembunuhan berencana, ini karena hasil pemeriksaan ditemukan tersangka memang berencana menghabisi nyawa korban,” kata Kapolresta Serang Kota Kombes Yudha Satria ke wartawan, Senin (21/4/2025).

    Pelaku dinilai dengan sadar melakukan pembunuhan berencana kepada kekasihnya. Tersangka dengan kejinya membunuh hingga mutilasi korban.

    “Bahkan dengan kronologis yang saya sampaikan, dia memastikan korban ditenggelamkan atau dibenamkan kepalanya ke dalam air,” paparnya.

    Setelah korban meninggal, tersangka dengan sadar juga kembali ke rumahnya untuk mengambil golok dan memutilasi korban. Tersangka kembali ke rumah, sempat ditemui oleh keluarga korban yang mencari keberadaan anaknya.

    “Tersangka juga sudah dimintai keterangan oleh keluarga korban tapi membuat alibi,” tambahnya.

    “Di situ kita akan uji, akan lengkapi kita akan berusaha lengkapi unsur pembunuhan berencananya,” paparnya.

    Termasuk, polisi juga akan melakukan serangkaian tes kejiwaan khususnya terkait perilaku tersangka yang dinilai sadis. Pemeriksaan itu dilakukan setelah penyidikan tuntas oleh tim.

    (bri/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hakim Agung Soesilo Blak-blakan soal Pertemuan dengan Zarof Ricar

    Hakim Agung Soesilo Blak-blakan soal Pertemuan dengan Zarof Ricar

    Bisnis.com, JAKARTA — Hakim Agung Soesilo menjelaskan terkait pertemuannya dengan Eks Pejabat Mahkamah Agung (MA), Zarof Ricar dalam perkara Ronald Tannur.

    Hal tersebut disampaikan Soesilo dalam sidang lanjutan perkara suap dan gratifikasi Zarof Ricar di PN Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).

    Mulanya, jaksa bertanya soal acara undangan acara pengukuhan guru besar di Makassar. Acara itu merupakan tempat pertemuan antara Soesilo dengan Zarof.

    “Iya, saya dapat undangan, saya menghadiri. Ketika acara itu selesai, ketemulah di situ Pak Zarof, salaman, ajak foto,” ujar Soesilo di ruang sidang pada Senin (21/4/2025).

    Soesilo menyampaikan bahwa pertemuan itu dilakukan di ruang terbuka. Menurutnya, salah satu yang dibahas dalam pertemuan itu yakni soal perkara Ronald Tannur.

    Dia menegaskan bahwa dirinya akan memberikan hukuman kepada Ronald Tannur apabila terbukti bersalah. Namun, Soesilo bakal membuktikan bahwa dirinya akan membebaskan Ronald Tannur apabila tidak bersalah.

    “Terus terang saya gak ingat Pak, tetapi dari penyidik mengatakan katanya Pak zarof ngomong masalah perkara. Saya hanya ngomong gini, ‘kita lihat nanti, kita lihat faktanya, kalau, hukumnya bagaimana, kalau memang terbukti saya hukum kalau ga terbukti saya bebaskan dan saya tidak akan terpengaruh oleh opini publik’. Saya bilang gitu, dan saya dengan nada keras,” ujar Soesilo.

    Setelah pertemuan itu, Soesilo juga mengaku bahwa dirinya tidak pernah lagi menemui maupun berkomunikasi dengan Zarof Ricar terkait perkara tersebut.

    Di samping itu, Soesilo juga menyatakan bahwa dirinya tidak pernah mengetahui soal swafoto atau selfie dirinya dengan Zarof Ricar dikirim ke pengacara Ronald Tannur, Lisa Rachmat. 

    “Apakah saudara saksi mengetahui swafoto ini kemudian dikirimkan oleh terdakwa ZR kepada pihak lain?” tanya jaksa.

    “Saya tidak tahu. baru di pemeriksaan penyidikan saya baru tahu kalau itu dikirim,” jawab Soesilo.

    “Dikirim ke siapa?” tanya lagi jaksa.

    “Waktu itu, berita, penyidik menerangkan dikirim ke Bu Lisa katanya,” pungkas Soesilo.

    Sekadar informasi, Soesilo merupakan hakim agung yang memiliki perbedaan pendapat atau dissenting opinion dalam perkara penganiayaan Ronald Tannur di tingkat kasasi.

    Soesilo menilai bahwa berdasarkan dakwaan jaksa hingga alat bukti dalam kasus pembunuhan itu Ronald Tannur tidak memiliki niat jahat.

    Dengan demikian, kata Soesilo, putusan Pengadilan Negeri Surabaya untuk membebaskan Ronald Tannur dari dakwaannya dinilai sudah tepat.

  • LPSK Terima Permohonan Perlindungan Keluarga dan Saksi Pembunuhan Jurnalis Juwita
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 April 2025

    LPSK Terima Permohonan Perlindungan Keluarga dan Saksi Pembunuhan Jurnalis Juwita Megapolitan 21 April 2025

    LPSK Terima Permohonan Perlindungan Keluarga dan Saksi Pembunuhan Jurnalis Juwita
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) telah menerima permohonan dari keluarga korban dan saksi pada kasus pembunuhan jurnalis, Juwita (23), oleh Kelasi Satu Jumran, anggota TNI AL di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
    “LPSK menerima enam permohonan perlindungan dari keluarga korban dan saksi dalam kasus dugaan pembunuhan jurnalis perempuan asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan, oleh anggota TNI AL aktif. Permohonan mencakup pendampingan hukum, bantuan psikologis, hingga fasilitasi restitusi,” ucap Wakil Ketua LPSK Sri Suparyati dalam keterangan resmi, Senin (21/4/2025).
    Sri menekanakan, LPSK terus berkomitmen untuk mengawal kasus pembunuhan jurnalis serta memastikan keluarga dan korban mendapatkan haknya.
    “LPSK juga membuka ruang bagi siapa pun yang memiliki informasi atau bukti tambahan untuk turut memperkuat proses penegakan hukum,” kata Sri.
    Sri menjelaskan, LPSK juga berkoordinasi dengan penyidik Polisi Militer dan Oditur Militer selaku penuntut umum pada peradilan militer.
    Di sisi lain, Sri menegaskan bahwa keluarga korban juga telah mengajukan ganti rugi atau restitusi kepada pelaku.
    “Kami juga menyampaikan kepada keluarga korban, haknya berkaitan dengan fasilitasi restitusi. Karena memang restitusi itu bagian dari hak yang sudah termaktub di dalam undang-undang,” ungkap Sri.
    Sri menjelaskan bahwa permohonan restitusi tersebut menjadi bagian dari tuntutan hukum yang ditetapkan majelis hakim.
    “Kami minta supaya Oditur juga membuka diri untuk bisa kami sampaikan restitusi tersebut masuk ke dalam bagian dari perkara persidangan, dan untuk diputuskan oleh Majelis Hakim,” tegas Sri.
    Diberitakan sebelumnya, Juwita (23), seorang wartawati dari salah satu media online di Banjarbaru, ditemukan tidak bernyawa di kawasan Gunung Kupang pada Sabtu (22/3/2025) sore.
    Oleh karena penyebab kematiannya dinilai janggal, organisasi pers dan rekan sesama jurnalis di Banjarbaru mendesak Polres Banjarbaru melakukan penyelidikan.
    Sejumlah saksi diperiksa petugas Polres Banjarbaru untuk mengungkap penyebab kematiannya.
    Lima hari setelah kematiannya, terduga pelaku pembunuhan mulai terungkap setelah Detasemen Polisi Militer Lanal Balikpapan menggelar konferensi pers.
    Juwita diduga tewas dibunuh oknum anggota TNI AL, Jumran, yang merupakan kekasihnya. Pihak keluarga Juwita menuntut keadilan dan berharap pelaku dapat dihukum seberat-beratnya.
    Menurut keterangan Pazri, kuasa hukum keluarga Juwita, pelaku Jumran telah ditetapkan sebagai tersangka.
    Setelah penetapan tersangka, terungkap fakta-fakta baru, termasuk dugaan pemerkosaan yang dilakukan Jumran terhadap Juwita sebelum ia dihabisi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mengenang Kesederhanaan Paus Fransiskus yang Hobi Naik ‘Mobil Rakyat’

    Mengenang Kesederhanaan Paus Fransiskus yang Hobi Naik ‘Mobil Rakyat’

    Jakarta

    Paus Fransiskus meninggal dunia. Semasa hidupnya, Paus sangat identik dengan kesederhanaan, termasuk pemilihan mobil rakyat saat berkunjung ke banyak negara.

    Paus Fransiskus sering menolak menggunakan mobil mewah saat berkunjung ke suatu negara. Dalam kunjungannya itu, Paus malah lebih memilih ‘mobil rakyat’ yang banyak digunakan masyarakat setempat. Dalam catatan detikOto, pada awal kepausan tahun 2013, Paus Fransiskus lebih memilih menggunakan mobil tua untuk menemui umat Katolik di Roma.

    Paus Fransiskus menggunakan Fiat Campagnola dan akan menggusur Popemobile Mercy M-Class sebelumnya yang menggunakan kaca antipeluru. Fiat Campagnola adalah Jeep Italia pasca perang. Kendaraan tersebut pernah digunakan Paus Yohanes Paulus II sampai ia tertembak dalam upaya pembunuhan pada 1981. Bukan tanpa alasan, Paus kabarnya tidak ingin terlena dengan jabatannya. Makanya dia memilih mobil yang biasa saja.

    Selanjutnya pada tahun 2014 saat berkunjung ke Korea Selatan, Paus memilih Kia Soul. Setahun kemudian, ketika mengunjungi Filipina, Paus Fransiskus menggunakan mobil Jeep lawas peninggalan Perang Dunia II. dalam kunjungan ke Amerika Serikat, Paus Fransiskus juga menggunakan Fiat 500L. Mobil ini dianggap cocok digunakan bagi Paus Fransiskus yang ingin bepergian dengan nyaman namun tidak mengesankan kemewahan yang berlebihan.

    Selanjutnya pada tahun 2019, Paus kembali menggunakan ‘mobil rakyat sebagai Popemobile. Mobil rakyat yang dimaksud adalah Dacia Duster. Kesederhanaan Paus juga terlihat saat dirinya berkunjung ke Indonesia. Paus justru memilih naik Kijang Innova Zenix Hybrid. Paus bahkan duduk di baris depan di samping sopir, bukan duduk di baris kedua sebagaimana kalangan VVIP.

    Tak cuma itu, Paus juga menggunakan Maung MV3 Tangguh yang disulap jadi Popemobile. Setelah berkunjung ke Indonesia, Paus menyambangi Papua Nugini. Di Papua Nugini, Paus lagi-lagi naik mobil rakyat yakni Toyota Raize. Raize adalah SUV kompak yang mampu menampung lima orang di dalamnya.

    Berlanjut ke Timor Leste, Paus menumpangi Toyota Sienta. Kemudian saat mengunjungi Singapura, Paus kedapatan menggunakan Hyundai Ioniq 5. Tapi kesederhanaan itu tak akan terlihat lagi dari Pemimpin Katolik dunia tersebut. Paus Fransiskus menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 88 tahun. Paus meninggal sehari setelah kemunculannya di Saint Peter’s Square pada hari Minggu (20/4) waktu setempat saat Paskah, kata Vatikan dalam sebuah pernyataan.

    “Pagi ini pukul 7:35 (0535 GMT) Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa,” kata Kardinal Kevin Farrell dalam pernyataan yang dipublikasikan oleh Vatikan di saluran Telegramnya, dilansir kantor berita AFP, Senin (21/4/2025).

    Kesederhanaan Paus Fransiskus semasa hidup akan selalu terkenang dan patut dicontoh. Selamat jalan Paus Fransiskus!

    (dry/din)

  • Full! Ceramah Terakhir Paus Fransiskus Sebelum Wafat, Bela Palestina di Hari Paskah 2025

    Full! Ceramah Terakhir Paus Fransiskus Sebelum Wafat, Bela Palestina di Hari Paskah 2025

    PIKIRAN RAKYAT – Minggu Paskah 2025, mendiang Paus Fransiskus menyampaikan ceramah atau urbi et orbi terakhirnya sebelum wafat. Ia menyerukan kemerdekaan Palestina sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

    Meskipun sempat menyapa umat Katolik singkat, ceramah tersebut dibacakan oleh Kepala Perayaan Liturgi Kepausan, Uskup Agung Diego Ravelli mengingat kondisi kesehatan sang Paus yang masih sangat lemah dan dalam masa pemulihan.

    “Saudara dan saudari terkasih, Selamat Paskah,” demikian sapaan Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio, Minggu, 20 April 2025.

    Urbi et orbi artinya “Untuk kota (Roma) dan untuk seluruh dunia.” Ini merupakan berkat apostolik khusus yang diberikan paus setiap tahun, pada Hari Minggu Paskah, Natal, dan pada kesempatan-kesempatan istimewa lainnya.

    Teks Terjemahan Ceramah Terakhir Paus Fransiskus

    Berikut teks lengkap pesan terakhir Paus yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:

    Kristus telah bangkit, alleluia!

    Saudara-saudari yang terkasih, Selamat Paskah!

    Hari ini akhirnya, nyanyian “alleluia” kembali terdengar di Gereja, berpindah dari mulut ke mulut, dari hati ke hati, dan ini membuat umat Allah di seluruh dunia meneteskan air mata sukacita.

    Dari makam kosong di Yerusalem, kita mendengar kabar baik yang tak terduga: Yesus yang disalibkan, “tidak ada di sini, Ia telah bangkit” (Luk 24:5). Yesus tidak ada di makam, Ia hidup!

    Kasih telah menang atas kebencian, terang atas kegelapan, dan kebenaran atas kebohongan. Pengampunan telah menang atas balas dendam. Kejahatan belum lenyap dari sejarah; kejahatan akan tetap ada sampai akhir, namun kini ia tidak lagi memegang kendali; ia tidak lagi berkuasa atas mereka yang menerima rahmat hari ini.

    Saudari dan saudara, terutama kalian yang sedang mengalami kesakitan dan kesedihan, jeritan sunyi kalian telah didengar dan air mata kalian telah dihitung; tak satu pun yang hilang! Dalam sengsara dan wafat Yesus, Allah telah menanggung seluruh kejahatan di dunia ini dan dalam belas kasih-Nya yang tak terbatas, Ia telah mengalahkannya. Ia telah mencabut kebanggaan iblis yang meracuni hati manusia dan menyebabkan kekerasan serta korupsi di mana-mana. Anak Domba Allah telah menang! Itulah sebabnya, hari ini kita dapat berseru dengan sukacita: “Kristus, harapanku, telah bangkit!” (Urutan Paskah).

    Kebangkitan Yesus benar-benar menjadi dasar pengharapan kita. Karena dalam terang peristiwa ini, harapan bukan lagi ilusi. Berkat Kristus — yang disalibkan dan bangkit dari antara orang mati — harapan tidak mengecewakan! Spes non confundit! (lih. Rom 5:5).

    Harapan itu bukan pelarian, melainkan tantangan; bukan khayalan, melainkan kekuatan. Setiap orang yang menaruh harapan kepada Allah menyerahkan tangan lemahnya ke dalam tangan Allah yang kuat dan perkasa; mereka membiarkan diri mereka dibangkitkan dan memulai perjalanan. Bersama Yesus yang bangkit, mereka menjadi peziarah harapan, saksi kemenangan kasih dan kekuatan hidup yang tanpa senjata.

    Kristus telah bangkit! Kata-kata ini merangkum seluruh makna keberadaan kita, sebab kita diciptakan bukan untuk kematian, melainkan untuk kehidupan. Paskah adalah perayaan kehidupan! Allah menciptakan kita untuk hidup dan ingin agar keluarga manusia bangkit kembali! Di mata-Nya, setiap kehidupan sangat berharga! Kehidupan seorang anak dalam kandungan ibunya, juga kehidupan para lansia dan orang sakit, yang di banyak negara semakin dianggap sebagai orang yang bisa dibuang.

    Bahas Rakyat Gaza dan Palestina

    Betapa besar dahaga akan kematian dan pembunuhan yang kita saksikan setiap hari dalam berbagai konflik yang berkecamuk di berbagai belahan dunia! Betapa banyak kekerasan yang kita lihat, bahkan di dalam keluarga, yang ditujukan kepada perempuan dan anak-anak! Betapa banyak penghinaan yang kadang-kadang ditujukan kepada mereka yang rentan, yang terpinggirkan, dan para migran!

    Pada hari ini, saya ingin kita semua berharap kembali dan menghidupkan kembali kepercayaan kita kepada sesama, termasuk kepada mereka yang berbeda dengan kita, atau yang datang dari negeri jauh dengan kebiasaan, cara hidup, dan ide yang asing! Karena kita semua adalah anak-anak Allah!

    Saya ingin kita memperbarui harapan bahwa perdamaian itu mungkin! Dari Makam Suci, Gereja Kebangkitan, tempat di mana tahun ini Paskah dirayakan oleh umat Katolik dan Ortodoks pada hari yang sama, semoga cahaya damai memancar ke seluruh Tanah Suci dan ke seluruh dunia.

    Saya menyatakan kedekatan saya dengan penderitaan umat Kristiani di Palestina dan Israel, dan kepada seluruh rakyat Israel dan rakyat Palestina.

    Iklim antisemitisme yang semakin meningkat di seluruh dunia sangat mengkhawatirkan. Namun, pada saat yang sama, saya memikirkan rakyat Gaza, terutama komunitas Kristennya, di mana konflik yang mengerikan terus menimbulkan kematian dan kehancuran serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan. Saya menyerukan kepada pihak-pihak yang berperang: hentikan tembakan, bebaskan para sandera, dan tolong rakyat yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai! ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News