Kasus: pembunuhan

  • Sempat Disimpan 3 Hari di Garasi

    Sempat Disimpan 3 Hari di Garasi

    Liputan6.com, Jakarta Polisi membeberkan kronologi pembunuhan terhadap Alvaro Kiano Nugroho (6).  Alvaro diketahui diculik oleh ayah tirinya yakni Alex pada 6 Maret 2025. Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Ardian Satrio Utomo menuturkan, pembunuhan dilakukan Alex pada tanggal 6 Maret 2025.

    “Pembunuhan dilakukan 6 Maret 2025. Dilakukan di rumah daerah tangerang. Dan Jenazah tidak langsung dibuang,” ujar Ardian saat konferensi pers di Mapolda Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025).

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budhi Hermanto menambahkan, pelaku membunuh korban karena kesal.

    “Pada saat AKN (Alvaro) diculik, meronta dan menangis. Lalu oleh pelaku dilakukan pembekapan, ternyata meninggal dunia,” tambah Kombes Budhi.

    Kasatreskrim AKBP Ardian menambahkan, tersangka menyimpan Jenazah dalam plastik hitam. Disimpan selama tiga hari di garasi rumahnya.

    “Digarasi selama tiga hari. Ketutupan mobil silver. Ini diakui tersangka,” kata Ardian.

    Dia melanjutkan, pada 9 Maret 2025, pelaku membawa jenazah menggunakan mobil menuju kawasan Tenjo, Bogor. Di sana, pelaku membuang Jenazah Alvaro.

    “Kenapa ke Tenjo?  Ada salah satu kerabat tsk yang tinggal di sana. Sudah bolak balik ke Tenjo. Dia tahu lokasi yang sepi. Akhirnya memilih dibuang di bawah jembatan itu,” jelasnya.

  • Terkait Kasus Pembunuhan Alvaro, RS Polri Periksa Dua Kantong Jenazah

    Terkait Kasus Pembunuhan Alvaro, RS Polri Periksa Dua Kantong Jenazah

    Pelaku penculikan dan pembunuhan Alvaro Kiano Nugroho, Alex Iskandar meninggal dunia karena bunuh diri. Namun, perbuatan tersebut tak dilakukannya di dalam sel.

    Hal ini jelas membantah pernyataan Kapolres Jakarta Selatan (Jaksel) Kombes Nicolas Ary Lilipaly yang membenarkan pelaku penculikan dan pembunuhan Alvaro kehilangan nyawa di ruang tahanan.

    “Yang bersangkutan diduga bunuh diri di dalam ruang konseling,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto dalam keterangannya, Senin (24/11/2025).

    Sebelumnya, polisi telah menangkap seseorang bernama Alex yang diduga sebagai pelaku penculikan Alvaro Kiano Nugroho (6). Namun, si pelaku yang juga merupakan ayah tiri dari Alvaro dikabarkan telah meninggal dunia.

    Kabar tewasnya Alex diketahui sang nenek Alvaro, Sayem (53) dari pihak kepolisian.

    “Tersangkanya bapak tirinya Alvaro. Dia sudah meninggal,” kata Sayem saat ditemui, Senin (24/11/2025).

    Sayem mengatakan, Alex sudah ditangkap sejak Rabu 19 November 2025 di kawasan Tangerang. Dua hari kemudian, polisi memberitahukan pria tersebut ditemukan tewas.

    “Ini tersangka ini meninggal katanya bunuh diri di Polres Metro Jaksel,” ucap dia.

    Saat ini, jenazah Alex telah dikuburkan di Tangerang. Namun, pihak keluarga belum yakin, karena hanya menerima foto lokasi pemakaman tanpa penjelasan rinci.

    “Tapi kakeknya belum pasti jelas meninggalnya itu. Apa tersangka Alex apa bukan. Makanya nanti dari polda, polres mau selidiki yang lain-lain. Soalnya kakenya gak percaya, soalnya dikasih tahu cuman kuburannya aja gitu,” ucap dia.

  • Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Alvaro Tak Meninggal di Sel, Polisi Ungkap Lokasinya

    Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Alvaro Tak Meninggal di Sel, Polisi Ungkap Lokasinya

    Liputan6.com, Jakarta Pelaku penculikan dan pembunuhan Alvaro Kiano Nugroho, Alex Iskandar meninggal dunia karena bunuh diri. Namun, perbuatan tersebut tak dilakukannya di dalam sel.

    Hal ini jelas membantah pernyataan Kapolres Jakarta Selatan (Jaksel) Kombes Nicolas Ary Lilipaly yang membenarkan pelaku penculikan dan pembunuhan Alvaro kehilangan nyawa di ruang tahanan.

    “Yang bersangkutan diduga bunuh diri di dalam ruang konseling,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto dalam keterangannya, Senin (24/11/2025).

    Sebelumnya, polisi telah menangkap seseorang bernama Alex yang diduga sebagai pelaku penculikan Alvaro Kiano Nugroho (6). Namun, si pelaku yang juga merupakan ayah tiri dari Alvaro dikabarkan telah meninggal dunia.

    Kabar tewasnya Alex diketahui sang nenek Alvaro, Sayem (53) dari pihak kepolisian.

    “Tersangkanya bapak tirinya Alvaro. Dia sudah meninggal,” kata Sayem saat ditemui, Senin (24/11/2025).

    Sayem mengatakan, Alex sudah ditangkap sejak Rabu 19 November 2025 di kawasan Tangerang. Dua hari kemudian, polisi memberitahukan pria tersebut ditemukan tewas.

    “Ini tersangka ini meninggal katanya bunuh diri di Polres Metro Jaksel,” ucap dia.

    Saat ini, jenazah Alex telah dikuburkan di Tangerang. Namun, pihak keluarga belum yakin, karena hanya menerima foto lokasi pemakaman tanpa penjelasan rinci.

    “Tapi kakeknya belum pasti jelas meninggalnya itu. Apa tersangka Alex apa bukan. Makanya nanti dari polda, polres mau selidiki yang lain-lain. Soalnya kakenya gak percaya, soalnya dikasih tahu cuman kuburannya aja gitu,” ucap dia.

     

  • RS Polri masih periksa dua kantong jenazah yang diduga Alvaro

    RS Polri masih periksa dua kantong jenazah yang diduga Alvaro

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit Polri Kramat Jati masih memeriksa dua kantong diduga jenazah Alvaro Kiano Nugroho (6) yang sempat hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    “Kami terima dua kantong diduga korban yang tertulis Mr X. Saat ini kami sedang melakukan pemeriksaan luar dan dalam,” kata Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru Yulih soal jenazah Alvaro di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin.

    Prima menyebut, kedua kantong tersebut tiba dengan label Mr X pada Senin (24/11) sekitar pukul 00.45 WIB. Lalu, kantong tersebut langsung masuk proses identifikasi awal.

    “Pemeriksaan luar dan dalam sesuai dengan permintaan penyidik,” ujar Prima.

    Pemeriksaan forensik meliputi analisis bagian luar maupun dalam jenazah, termasuk identifikasi antropologi forensik dan tahap awal pencocokan data.

    Prima menegaskan, proses identifikasi membutuhkan ketelitian karena kondisi kantong jenazah yang diterima masih harus diverifikasi lebih lanjut.

    Menanggapi pertanyaan terkait apakah keluarga sudah datang ke RS Polri untuk proses identifikasi, Prima mengatakan pihaknya masih dalam tahap koordinasi dengan tim penyidik

    “Kami lagi berproses. Kami koordinasi dengan penyidik untuk pengambilan data ante mortem,” ucapnya.

    Data ante mortem merupakan informasi penting berupa ciri-ciri fisik, rekam medis, atau barang pribadi yang dapat membantu pencocokan identitas korban.

    Prima menjelaskan jenazah itu dikemas dalam dua kantong menggunakan bahan kertas. Namun, dia belum dapat memastikan apakah isi kantong berupa kerangka atau bagian tubuh lainnya.

    “Dua kantong, kantong dari kertas. Lagi proses pemeriksaan,” katanya.

    Hingga saat ini, RS Polri masih menunggu kelengkapan data pembanding dari keluarga untuk mempercepat proses identifikasi, termasuk kemungkinan dilakukannya pemeriksaan DNA apabila diperlukan.

    Polisi dan tim forensik belum menyampaikan estimasi waktu selesainya identifikasi jenazah yang diduga sebagai Alvaro tersebut.

    Sebelumnya, polisi menemukan Alvaro yang hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu dalam kondisi meninggal dunia di Kali Cilalay, Bogor, Jawa Barat.

    Alvaro diduga ditemukan dalam keadaan sudah berbentuk kerangka, yang kemudian akan dipastikan oleh kepolisian melalui tes DNA.

    Alvaro terhitung hilang selama delapan bulan. Keberadaannya sudah tidak terdeteksi sejak Kamis, 6 Maret 2025.

    Adapun kepolisian mengungkap pelaku pembunuhan anak laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) yang hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, adalah ayah tiri.

    “Pelaku adalah ayah tirinya Alvaro,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan di Jakarta, Senin.

    Dia mengatakan polisi menangkap pelaku tersebut, kemudian menemukan kerangka yang diduga Alvaro.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Heboh Temuan Kerangka Bocah Diduga Alvaro, Pakar Jelaskan Proses Pembusukan Tubuh

    Heboh Temuan Kerangka Bocah Diduga Alvaro, Pakar Jelaskan Proses Pembusukan Tubuh

    Jakarta

    Polisi menemukan kerangka yang diduga merupakan Alvaro Kiano Nugroho, bocah yang dilaporkan hilang di Jakarta Selatan sejak Maret atau sekitar delapan bulan lalu. Alvaro diduga menjadi korban pembunuhan yang melibatkan ayah tirinya.

    Di sisi lain, setelah seseorang meninggal, tubuh akan memasuki proses dekomposisi. Tahapan ini mencakup serangkaian perubahan ketika jaringan dan sel-sel tubuh mulai terurai, hingga akhirnya yang tersisa adalah struktur kerangka.

    Lalu, butuh berapa lama biasanya tubuh jenazah berubah menjadi kerangka?

    Spesialis forensik dan medikolegal Dr dr Ade Firmansyah Sugiharto, SpFM, Subsp FK(K) mengatakan proses perubahan tubuh mayat menjadi kerangka dinamakan skeletonisasi atau saat jaringan lunak hilang sepenuhnya.

    “Secara teoritis skeletonisasi dapat terjadi dalam kurun waktu 2-3 bulan,” kata dr Ade saat dihubungi, Senin (24/11/2025).

    Namun, pada beberapa kondisi, lanjut dr Ade, proses skeletonisasi bisa terjadi lebih cepat.

    “Saya juga pernah mendapatkan kasus di Indonesia telah terjadi skeletonisasi dalam waktu satu bulan,” katanya.

    “Hal yang mempengaruhi proses pembusukan lanjut, hingga skeletonisasi ini adalah suhu, kelembaban, serta pengaruh hewan-hewan,” tutupnya.

    (dpy/suc)

  • Keluarga sebut ayah tiri bunuh Alvaro karena cemburu dengan istrinya

    Keluarga sebut ayah tiri bunuh Alvaro karena cemburu dengan istrinya

    Jakarta (ANTARA) – Pihak keluarga menyebutkan motif Alex Iskandar membunuh anak tirinya bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) yang sempat hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, karena cemburu dengan istrinya, Arum.

    “Cemburu sama istrinya, kalau telepon gak diangkat dianggapnya istrinya selingkuh, main sama laki-laki lain,” kata kakek Alvaro, Tugimin kepada wartawan di Jakarta, Senin.

    Tugimin mengatakan dia mendapat informasi tersebut sesudah adanya interogasi terhadap pelaku. Dari rasa cemburu itu, perasaan Alex diduga menjadi dendam hingga akhirnya melakukan pembunuhan.

    Terlebih, Arum tetap berangkat ke Malaysia walaupun sudah dilarang oleh Alex. “Dalam kecemburuan, akhirnya timbulnya dendam. Dan waktu itu gak boleh kerja keluar ke Malaysia, tapi berangkat juga,” ucapnya.

    Sebelumnya, kepolisian mengungkap pelaku pembunuhan Alvaro merupakan ayah tiri dari bocah laki-laki tersebut.

    “Pelaku adalah ayah tirinya Alvaro,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly.

    Ayah tirinya itu diketahui menikah dengan ibu Alvaro sejak 2023 dan sempat berencana untuk bercerai.

    Polisi kemudian menemukan Alvaro yang hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu dalam kondisi meninggal dunia.

    Polsek Pesanggrahan menyatakan tersangka dalam kasus hilangnya Alvaro itu juga sudah ditangkap untuk dimintai keterangan.

    Kendati demikian, pihaknya belum dapat memberikan banyak keterangan terkait penyebab meninggalnya korban karena masih dilakukan pendalaman.

    Kepolisian menyebutkan rekaman kamera pengawas (CCTV) di sekitar rumah korban yang terhapus setiap hari dan tidak tersimpan menjadi salah satu kendala dalam pencarian anak tersebut.

    Selain itu, keluarga juga melaporkan hilangnya Alvaro tidak tepat pada hari kejadian itu berlangsung.

    Akan tetapi, polisi terus berupaya mencari informasi yang masuk dari keterangan saksi, sekolah, keluarga, dan pesan langsung atau direct message (DM) pada media sosial Instagram, serta saluran aduan Kapolsek.

    Alvaro terhitung hilang selama delapan bulan. Keberadaannya sudah tidak terdeteksi sejak Kamis, 6 Maret 2025.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mimpi Rumah Kebanjiran, Anaknya Tak Selamat

    Mimpi Rumah Kebanjiran, Anaknya Tak Selamat

    Liputan6.com, Jakarta Arum Indah Kusumastuti, ibunda Alvaro Kiano Nugroho, disebutkan mendapatkan firasat anaknya tak sekedar hilang lantaran diculik, tapi sudah meninggal dunia, melalui sebuah mimpi.

    “Perasaan anak saya (Arum Indah) di rumah banjir katanya, tapi yang hanyut kok cuma Alvaro, katanya gitu,” kata Nenek Alvaro, Sayem saat ditemui awak media di Jakarta, Senin (24/11/2025).

    Namun, mimpi Arum tak serta merta dijadikan alasan untuk mempercayai bahwa Alvaro telah berpulang ke Tuhan yang maha kuasa.

    “Beneran pak aku diimpiin Alvaro, nih udah enggak ada anak saya tuh. Tapi kakeknya ini enggak percaya,” cerita Sayem mengulang kalimat anaknya.

    Sayem juga mengungkapkan bahwa hubungan Arum dengan suaminya, Alex, sebenarnya sudah lama retak. Sejak Alvaro dinyatakan hilang, komunikasi keduanya semakin renggang.

    Diketahui, Alex adalah ayah tiri Alvaro yang belakangan terungkap sebagai pelaku penculikan dan pembunuhan terhadap anak tirinya itu.

    Sayem juga menceritakan, Arum juga sudah tak percaya Alex, yang terkesan membantu mencari Alvaro yang hilang. “Dari pertama anak saya sudah curiga, tapi kan keluarga enggak mungkin percaya, anaknya udah ngomong,” tutur dia.

    Tak sampai di sana, Arum yang bekerja di Kamboja pun sempat mengajukan cerai ke Alex, tapi selalu ditolak.

    “Udah enggak mau, udah minta cerai, tapi Alex,’kalau lu mau cerai saya, lu ngurus (penceraian) aja sendiri. Arumnya enggak mau,” cerita Sayem.

  • Terungkap Motif Penculikan dan Pembunuhan Alvaro Kiano

    Terungkap Motif Penculikan dan Pembunuhan Alvaro Kiano

    Sebelumnya, polisi telah menemukan anak laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) yang hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, dalam kondisi meninggal dunia.

    Polsek Pesanggrahan menyatakan tersangka dalam kasus hilangnya Alvaro itu juga sudah ditangkap untuk dimintai keterangan.

    Kendati demikian, pihaknya belum dapat memberikan banyak keterangan terkait penyebab meninggalnya korban karena kasus tersebut masih dilakukan pendalaman.

    Kepolisian menyebutkan rekaman kamera pengawas (CCTV) di sekitar rumah korban yang terhapus setiap hari dan tidak tersimpan menjadi salah satu kendala dalam pencarian anak tersebut.

    Selain itu, keluarga juga melaporkan hilangnya Alvaro tidak tepat pada hari kejadian itu berlangsung.

    Akan tetapi, polisi terus berupaya mencari informasi yang masuk dari keterangan saksi, sekolah, keluarga, dan pesan langsung atau direct message (DM) pada media sosial Instagram, serta saluran aduan Kapolsek.

    Alvaro terhitung hilang selama delapan bulan. Keberadaannya sudah tidak terdeteksi sejak Kamis, 6 Maret 2025.

    Sementara itu, kakek korban Tugimin (71) menduga Alvaro Kiano diculik oleh seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya.

  • Komnas PA beri dukungan kepada keluarga mendiang Alvaro

    Komnas PA beri dukungan kepada keluarga mendiang Alvaro

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) DKI Jakarta Cornelia Agatha memberikan dukungan kepada keluarga mendiang anak laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) yang hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    “Terutama memberikan dukungan sistem pada keluarga, kita selalu berkomunikasi karena dukungan itu sangat penting,” kata Cornelia kepada wartawan di Jakarta, Senin.

    Dia pun mengaku mendatangi kediaman Alvaro untuk menenangkan kakek dan nenek anak laki-laki tersebut yang tengah berduka.

    Dukungan itu juga diberikan lantaran keluarga menerima kabar Alvaro telah ditemukan, namun sayangnya dalam kondisi meninggal dunia.

    Terlebih, Cornelia mengakui sejak awal kasus hilangnya Alvaro, Komnas PA sudah memberikan atensi dan mendatangi kediamannya di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    “Tentunya, menurut saya kita ini harus ada. Pertama, kepekaan kolektif antara masyarakat, ketika ada tanda-tanda berpotensi ancaman tentang anak itu, kita harus peka, tentunya kita bisa menghindari, sama-sama melindungi,” ucap Cornelia.

    Dia menambahkan kasus dugaan kekerasan terhadap anak ataupun kasus anak hilang masih sering terjadi di Indonesia. Oleh sebab itu, sistem penguatan perlindungan anak harus ditingkatkan, khususnya di kalangan masyarakat.

    Sebelumnya, kepolisian mengungkap pelaku pembunuhan Alvaro merupakan ayah tiri dari bocah laki-laki tersebut.

    “Pelaku adalah ayah tirinya Alvaro,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly.

    Ayah tirinya itu diketahui menikah dengan ibu Alvaro sejak 2023 dan sempat berencana untuk bercerai.

    Polisi kemudian menemukan Alvaro yang hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu dalam kondisi meninggal dunia.

    Polsek Pesanggrahan menyatakan tersangka dalam kasus hilangnya Alvaro itu juga sudah ditangkap untuk dimintai keterangan.

    Kendati demikian, pihaknya belum dapat memberikan banyak keterangan terkait penyebab meninggalnya korban karena masih dilakukan pendalaman.

    Kepolisian menyebutkan rekaman kamera pengawas (CCTV) di sekitar rumah korban yang terhapus setiap hari dan tidak tersimpan menjadi salah satu kendala dalam pencarian anak tersebut.

    Selain itu, keluarga juga melaporkan hilangnya Alvaro tidak tepat pada hari kejadian itu berlangsung.

    Akan tetapi, polisi terus berupaya mencari informasi yang masuk dari keterangan saksi, sekolah, keluarga, dan pesan langsung atau direct message (DM) pada media sosial Instagram, serta saluran aduan Kapolsek.

    Alvaro terhitung hilang selama delapan bulan. Keberadaannya sudah tidak terdeteksi sejak Kamis, 6 Maret 2025.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bangkai anjing jadi alibi adik pelaku saat warga curigai jasad Alvaro

    Bangkai anjing jadi alibi adik pelaku saat warga curigai jasad Alvaro

    Jakarta (ANTARA) – Keluarga menyebutkan bangkai anjing menjadi alibi adik pelaku saat tetangga mencurigai jasad anak laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) yang hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    “Jadi, tetangga di situ pada ngomong katanya, kok bau apa, ya, katanya bukan, itu mah bangkai anjing,” kata nenek Alvaro, Sayem kepada wartawan di Jakarta, Senin.

    Dia mengatakan kemungkinan adik maupun keluarga pelaku juga terlibat dalam pembunuhan anak laki-laki tersebut.

    Awalnya, kata dia, pelaku mengajak Alvaro membeli mainan, namun ternyata korban dibekap dengan handuk.

    Korban lalu dibawa ke Bogor oleh orang suruhan dan ditemukan tewas dalam bentuk kerangka.

    Terlebih, pelaku melibatkan orang suruhan untuk mengamankan tulang dan plastik serta menggunakan sarung tangan sehingga sidik jarinya tidak ketahuan.

    Kemudian, plastik yang diduga berisi tubuh Alvaro itu dibuang dengan mengikat bungkusan tersebut di pohon dekat kali.

    “Jadi, kalo nggak diikat, mungkin itu udah nganyut. Jadi mungkin sampai sekarang kan udah delapan bulan,” ujar Sayem.

    Pihak keluarga mengatakan ayah tiri sekaligus pelaku pembunuhan anak laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) yang hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu sempat membantu proses pencarian.

    Pihak keluarga pun mengaku tidak menyangka Alex merupakan pelaku pembunuhan Alvaro.

    Saat ini, Alex dinyatakan telah meninggal dunia di Polres Metro Jakarta Selatan.

    Sebelumnya, polisi menemukan Alvaro yang hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu dalam kondisi meninggal dunia di Kali Cilalay, Bogor, Jawa Barat.

    Alvaro diduga ditemukan dalam keadaan sudah berbentuk kerangka, yang kemudian akan dipastikan oleh kepolisian melalui tes DNA.

    Alvaro terhitung hilang selama delapan bulan. Keberadaannya sudah tidak terdeteksi sejak Kamis, 6 Maret 2025.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.