Kasus: pembunuhan

  • Tokoh Militer Iran Meninggal Usai Alami Luka Akibat Rudal Israel

    Tokoh Militer Iran Meninggal Usai Alami Luka Akibat Rudal Israel

    Jakarta

    Tokoh militer Iran sekaligus penasihat utama Ali Khamenei, Ali Shadmani, meninggal dunia. Ali Shadmani sebelumnya mengalami luka-luka akibat serangan Israel.

    Dilansir kantor berita Al Jazeera, Rabu (25/6/2025), media pemerintah Iran mengatakan Ali Shadmani meninggal dunia hari ini waktu setempat. Ali dilaporkan meninggal setelah mengalami luka-luka akibat serangan Israel di Iran.

    Pusat komando Garda Revolusi bersumpah tidak akan tinggal diam. Korps Garda Revolusi akan membalas dendam atas pembunuhan tersebut.

    Militer Israel mengatakan pada 17 Juni bahwa mereka membunuh Shadmani, yang mereka identifikasi sebagai kepala staf perang Iran dan komandan militer paling senior.

    Ali sebelumnya sempat dilaporkan tewas pekan lalu akibat serangan rudal Israel di Teheran, Iran. Spekulasi itu kini dibantah langsung oleh Ali.

    Dilansir CNN, Jumat (20/6), Ali mengirimkan pesan terbaru yang dipublikasikan oleh media pemerintah Iran. Ali menegaskan masih hidup usai selamat dari serangan Israel.

    “Saya masih hidup dan siap mengorbankan diri saya,” katanya.

    (whn/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kejagung Ajukan Banding atas Vonis Eks Pejabat MA Zarof Ricar – Page 3

    Kejagung Ajukan Banding atas Vonis Eks Pejabat MA Zarof Ricar – Page 3

    Pada persidangan sebelumnya, Zarof Ricar dituntut 20 tahun penjara dan denda Rp1 miliar subsider 6 bulan pidana kurungan dalam kasus dugaan suap penanganan perkara terpidana kasus pembunuhan, Ronald Tannur, pada tahun 2024 di tingkat kasasi, serta dugaan gratifikasi pada tahun 2012-2022.

    Selain itu, Zarof juga dituntut pidana tambahan berupa perampasan atas barang yang digunakan untuk atau yang diperoleh dari tindak pidana korupsi, antara lain uang pecahan rupiah, dolar Singapura, hingga dolar Hong Kong.

    JPU Kejaksaan Agung Nurachman Adikusumo menyebut Zarof terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi berupa permufakatan jahat untuk memberikan suap dan menerima gratifikasi, sebagaimana dakwaan kumulatif pertama alternatif kesatu dan kumulatif kedua.

    “Ini diatur dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a dan Pasal 12 B juncto Pasal 15 jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001,” kata JPU dalam sidang pembacaan surat tuntutan, Rabu (28/5).

     

     

     

    Reporter: Rahmat Baihaqi

    Sumber: Merdeka.com

  • 400 Tewas Sejak GHF Dimulai

    400 Tewas Sejak GHF Dimulai

    PIKIRAN RAKYAT – Serangan terbaru pasukan Israel penjajah terhadap warga sipil Palestina di Gaza kembali mengguncang dunia. Dalam satu hari, setidaknya 86 warga Palestina tewas, sebagian besar dari mereka saat sedang mencari bantuan kemanusiaan.

    Lokasi-lokasi distribusi bantuan yang semestinya menjadi tempat penyelamatan justru berubah menjadi ladang pembantaian, dengan puluhan korban jatuh di sekitar pusat distribusi yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yayasan kontroversial yang mendapat dukungan Israel penjajah dan Amerika Serikat.

    Dari Rafah hingga Salah al-Din: Bantuan Berujung Kematian

    Pada Selasa 24 Juni 2025, dunia kembali menyaksikan kekerasan brutal di Jalur Gaza. Di Rafah, selatan Gaza, 27 warga sipil yang sedang mengantre bantuan tewas ditembak militer Israel penjajah. Di Jalan Salah al-Din, wilayah tengah Gaza, setidaknya 25 orang tewas dan lebih dari 140 lainnya luka-luka, dengan 62 di antaranya dalam kondisi kritis.

    Rekaman yang diverifikasi oleh Sanad Al Jazeera menunjukkan tubuh korban dibawa ke Rumah Sakit al-Awda di kamp pengungsi Nuseirat. Di Kota Gaza, rumah sakit al-Shifa juga kewalahan menerima korban. Menurut jurnalis Al Jazeera, Hani Mahmoud, suasana di rumah sakit tersebut penuh darah dan keputusasaan.

    “Bangsal gawat darurat di sana berubah menjadi pertumpahan darah, dan banyak yang meninggal menunggu perawatan medis,” ujarnya.

    Saksi Mata: “Itu Pembantaian”

    Saksi mata menggambarkan kekejaman tanpa ampun di lokasi bantuan. 

    “Itu adalah pembantaian. Tank dan drone menembaki bahkan saat kami melarikan diri,” ucap Ahmed Halawa, salah satu warga yang selamat.

    Sementara itu, militer Israel penjajah berdalih masih meninjau laporan korban, dan menuduh warga mendekati tentara di zona militerisasi Netzarim. Namun, pernyataan ini bertolak belakang dengan kesaksian di lapangan dan kecaman dari berbagai lembaga kemanusiaan.

    PBB: Sistem Bantuan Israel Adalah “Kengerian”

    Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, menyampaikan kemarahan dan kekecewaan atas apa yang terjadi di Gaza.

    “Orang-orang dibunuh hanya karena mencoba mendapatkan makanan akibat sistem distribusi kemanusiaan yang dimiliterisasi. Ini tidak memenuhi prasyarat sistem yang adil, independen, dan tidak memihak,” kata Dujarric dalam konferensi pers.

    “Sudah saatnya para pemimpin di kedua belah pihak menemukan keberanian politik untuk menghentikan pembantaian ini,” tuturnya menambahkan.

    “Jebakan Maut” Bernama GHF

    Yayasan Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yang didukung oleh Israel penjajah dan AS, menjadi sorotan utama. Sejak peluncuran program bantuannya akhir Mei lalu, yang dimaksudkan untuk mengatasi kelaparan akibat blokade total Israel penjajah, lokasi distribusi GHF justru berubah menjadi ladang pembunuhan.

    “Mekanisme bantuan ini adalah keburukan. Ini perangkap maut yang mengorbankan lebih banyak nyawa daripada menyelamatkannya,” kata Kepala UNRWA Philippe Lazzarini tegas saat konferensi pers di Berlin.

    Lebih dari 400 Tewas sejak Bantuan GHF Dimulai

    Data menunjukkan bahwa sejak GHF mengambil alih sistem distribusi bantuan di Gaza, lebih dari 400 orang tewas dan 1.000 lainnya luka-luka akibat serangan pasukan Israel penjajah di lokasi bantuan. Banyak pihak menilai sistem GHF lebih memprioritaskan tujuan militer Israel penjajah dibanding kebutuhan rakyat sipil.

    PBB sendiri telah menolak bekerja sama dengan GHF. Sementara itu, Komisi Internasional Juri dan 14 organisasi hak asasi manusia lainnya menyerukan penutupan total operasi GHF di Gaza.

    Ancaman Penuntutan Kejahatan Perang

    Philip Grant dari TRIAL International memperingatkan bahwa sistem GHF, yang mengandalkan kontraktor militer dan logistik swasta AS, melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan internasional.

    “Siapa pun yang terlibat dalam pembentukan dan pelaksanaan sistem ini menghadapi risiko nyata penuntutan atas keterlibatan dalam kejahatan perang,” ujarnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera.

    AS Beri Dana, Dunia Bereaksi

    Meski mendapat kritik internasional yang kian tajam, Amerika Serikat justru mengucurkan dana sebesar 30 juta dolar AS (Rp490,3 miliar) untuk GHF. Ini adalah dukungan finansial pertama Washington secara terbuka untuk yayasan tersebut. Dana itu digunakan untuk mendanai operasi bantuan melalui perusahaan militer dan logistik swasta asal AS.

    Langkah ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan. Banyak yang melihat pendanaan tersebut sebagai bentuk pembiaran terhadap sistem yang secara sistematis membunuh rakyat sipil di bawah kedok distribusi bantuan.***

  • Motif Pembunuhan Wanita Berkalung Emas Huruf P di Tuban: Sakit Hati Ditinggal Nikah

    Motif Pembunuhan Wanita Berkalung Emas Huruf P di Tuban: Sakit Hati Ditinggal Nikah

    Liputan6.com, Tuban – Penyesalan selalu datang belakangan. Itu yang dirasakan Sulthon Farid Ahmadi (25), pria di Tuban usai menghabisi nyawa kekasihnya sendiri. Pemicunya adalah dirinya sakit hati lantaran akan ditinggal nikah.

    Korban berinisial PR (22), perempuan Tuban ditemukan tewas mengenaskan dengan masih mengenakan kalung emas berbandul huruf P di area persawahan Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban. Kini, pelaku telah diamankan ke Mapolres Tuban guna proses penyelidikan lebih lanjut, Senin malam (23/6/2025).

    “Sakit hati karena dia akan menikah dengan orang lain. Menyesal,” kata pelaku yang tinggal di Desa Mergosari, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.

    Kasus dugaan pembunuhan yang dipicu asmara itu dibenarkan Kasat Reskrim Polres Tuban, AKP Dimas Robin Alexander. Ia menyebut sebelum nyawa korban dihabisi ada cekcok antara mereka berdua.

    “Motifnya sendiri karena asmara, pertikaian antara sepasang kekasih” ungkap AKP Dimas panggilan akrab Kasat Reskrim Polres Tuban.

    Hasil pemeriksaan, pelaku kelahiran asal Kabupaten Sidoarjo itu kenal dengan korban berinisial PR (22), seorang perempuan asal Desa Tingkis, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban lewat media sosial Instagram. Lalu, mereka berdua menjalin asmara kurang lebih dua bulan.

    Kemudian pelaku mengajak jalan-jalan korban karena mendapat kabar bahwa kekasihnya akan dijodohkan dengan orang lain. Pada saat itu bukan menyelesaikan masalah, tapi sepasang kekasih ini malah terlibat cekcok di area persawahan pada malam hari.

    “Terjadi perselisihan antara korban dan pelaku. Hingga terjadi peristiwa tersebut,” terang AKP Dimas.

     

  • Cholil Nafis Usul Iran Hentikan Perang Jika Israel Akhiri Penjajahan Palestina dan Netanyahu Diadili

    Cholil Nafis Usul Iran Hentikan Perang Jika Israel Akhiri Penjajahan Palestina dan Netanyahu Diadili

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Ukhuwah dan Dakwah, KH Muhammad Cholil Nafis, angkat bicara mengenai konflik berkepanjangan antara Iran dan Israel yang kian memanas dalam beberapa waktu terakhir.

    Cholil menyampaikan usulan damai yang dinilai sebagai bentuk nyata komitmen terhadap kemerdekaan bangsa Palestina.

    “Sebagai komitmen kemerdekaan negara Palestina, maka saya usul, bahwa Iran dapat menerima usulan mengakhiri perang dengan syarat Israel mengakhiri pembunuhan dan penjajahannya di Palestina,” kata Cholil di X @cholilnafis (25/6/2025).

    Tak hanya itu, ulama yang juga dikenal sebagai tokoh moderat itu juga mendesak agar Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, diadili atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.

    “Serta memproses hukum internasional terhadap penjahat kemanusiaan PM Netanyahu. Bismillah,” tandasnya.

    Sebagaimana diketahui, konflik antara Iran dan Israel terus meluas ke berbagai aspek, termasuk serangan udara, sanksi, serta operasi intelijen yang saling membalas.

    Di tengah situasi tersebut, dukungan dunia Islam terhadap kemerdekaan Palestina tetap menjadi sorotan utama.

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengambil peran langsung dalam mendorong tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran, melalui jalur diplomatik yang melibatkan Emir Qatar.

    Trump menyampaikan bahwa pihaknya telah berhasil meyakinkan Israel untuk menyetujui gencatan senjata, dan meminta agar Qatar membantu membujuk Iran agar turut menerima kesepakatan tersebut.

  • Ada Sinyal Masuk dari Satelit Rongsok!

    Ada Sinyal Masuk dari Satelit Rongsok!

    Jakarta

    Pada 13 Juni 2024, peneliti Australian Square Kilometer Array Pathfinder menemukan emisi aneh di langit. Emisi itu terjadi kurang dari 30 nanodetik, dan analisis menunjukkan bahwa emisi itu tidak berasal dari luar angkasa, melainkan dari orbit.

    Melansir IFLScience, lokasi sinyal tersebut menunjukkan bahwa sumbernya adalah satelit NASA yang lama dan sudah tidak berfungsi.

    Relay 1 dan Relay 2 merupakan satelit komunikasi eksperimental yang didanai oleh NASA. Relay 1, yang diluncurkan pada tahun 1962, merupakan satelit pertama yang menyiarkan televisi dari Amerika Serikat ke Jepang dan Eropa, dengan transmisi pertama adalah Pembunuhan Kennedy.

    Relay 2 diluncurkan pada tahun 1964, tetapi hanya beroperasi dalam waktu singkat. Dia berhenti beroperasi pada bulan September 1965. Namun, transpondernya masih berfungsi hingga tahun 1967, ketika tidak terdengar lagi kabarnya.

    Apa yang menyebabkan sinyal itu masih bisa diperdebatkan (bahkan hingga saat ini), tetapi Clancy James di Curtin University di Australia dan rekan-rekannya punya pendapat. Mereka menganggap hal ini hanya dianggap sebagai sebuah permukaan. Salah satu kemungkinannya adalah satelit tersebut mengumpulkan muatan elektrostatik, dan akhirnya melepaskan pelepasan muatan. ESD (pelepasan muatan elektrostatik) ini sebelumnya telah terlihat oleh teleskop Arecibo, tetapi dalam rentang waktu yang lebih lama.

    Ada juga kemungkinan penjelasan lainnya. Mikrometeorid, seperti yang membuat astronaut terdampar beberapa tahun lalu setelah menabrak wahana antariksa Soyuz, dapat melepaskan awan plasma saat terjadi benturan. Hal itu dapat menyebabkan sinyal seperti itu.

    Jika itu adalah ESD, mempelajarinya dapat membantu peneliti melindungi wahana antariksa dari kejadian ini. Meskipun tidak dapat menghentikan mikrometeorid, mengukur kejadian ini dapat membantu menghilangkannya dari pengamatan gelombang radio.

    Faktanya, memang ada ‘satelit zombie’, satelit yang hidup kembali setelah bertahun-tahun tidak aktif. Terkadang, perangkat ini kehilangan orbitnya atau tidak dapat memberi daya pada dirinya sendiri, atau mencapai titik di mana tanah tidak dapat lagi menyentuhnya.

    Ambil contoh, Galaxy 15, satelit telekomunikasi yang dioperasikan oleh Intelsat. Diluncurkan pada tahun 2005, tetapi pada bulan April 2010, satelit itu keluar dari slot orbitnya dan hilang. Nah, satelit itu tahu di mana ia berada, dan pada Desember 2010, ia melakukan boot ulang sendiri. Intelsat berhasil mengembalikannya ke slot aslinya.

    Pemegang rekor satelit zombi adalah AMSAT-OSCAR 7, satelit radio amatir yang diluncurkan pada November 1974 dan beroperasi hingga 1981, ketika kegagalan baterai mengakhiri misi tersebut. Pada 21 Juni 2002, 21 tahun kemudian, satelit itu mulai berkomunikasi lagi.

    Sebuah makalah yang menjelaskan deteksi baru tersebut diterima untuk dipublikasikan di The Astrophysical Journal dan tersedia untuk dibaca di ArXiv.

    (ask/rns)

  • 10
                    
                        Bunuh ART Indonesia, Finalis MasterChef Malaysia Dihukum 34 Tahun Penjara
                        Internasional

    10 Bunuh ART Indonesia, Finalis MasterChef Malaysia Dihukum 34 Tahun Penjara Internasional

    Bunuh ART Indonesia, Finalis MasterChef Malaysia Dihukum 34 Tahun Penjara
    Penulis
    KOTA KINABALU, KOMPAS.com –
    Dua warga
    Malaysia
    , termasuk seorang finalis ajang memasak terkenal MasterChef, dijatuhi hukuman berat oleh Pengadilan Tinggi Kota Kinabalu atas kasus kematian tragis seorang asisten rumah tangga (ART) asal Indonesia.
    Perempuan bernama Etiqah Siti Noorashikeen Sulang (37), yang pernah tampil di MasterChef Malaysia, dan mantan suaminya, Mohammad Ambree Yunos (44), resmi divonis 34 tahun penjara karena terbukti bersalah dalam kasus penganiayaan hingga menyebabkan kematian terhadap Nur Afiyah Daeng Damin, warga negara Indonesia berusia 28 tahun.
    Vonis dijatuhkan atas insiden yang terjadi antara tanggal 8 hingga 11 Desember 2021 di sebuah apartemen mewah bernama Amber Tower di Penampang, Sabah.
    Selain hukuman penjara, hakim juga menjatuhkan sanksi cambuk sebanyak 12 kali kepada Ambree.
    Sementara itu, Etiqah tidak dijatuhi hukuman serupa karena pertimbangan jenis kelamin, sesuai hukum yang berlaku di Malaysia.
    Hakim Lim Hock Leng menyatakan bahwa kedua terdakwa telah bertindak bersama-sama dengan sengaja menyebabkan luka-luka serius yang berujung pada kematian korban.
    “Pembelaan mereka gagal menghadirkan keraguan yang wajar,” kata Lim saat membacakan putusannya di ruang sidang.
    Jaksa Penuntut Umum, Dacia Jane Romanus, menggambarkan kondisi korban sebagai sangat mengenaskan.
    Dalam persidangan, ia memaparkan bahwa Nur Afiyah mengalami kekerasan berkepanjangan selama bekerja dan tidak menerima gaji dari majikannya. Bahkan, korban tidak diberi kesempatan untuk pulang ke kampung halaman.
    “Korban adalah seorang perempuan muda yang datang untuk bekerja secara jujur di masa sulit pandemi, namun justru kehilangan nyawanya dalam kondisi mengenaskan di tempat ia mengabdi,” ujar Dacia.
    Kasus ini didasarkan pada Pasal 302 KUHP Malaysia yang mengatur sanksi pidana bagi pelaku pembunuhan.
    Meski jaksa tidak menuntut hukuman mati dalam kasus ini, vonis 34 tahun dan 12 kali cambuk mencerminkan keseriusan dan bobot pelanggaran hukum yang dilakukan keduanya.
    Pasal tersebut secara umum mengatur hukuman mati atau penjara antara 30 hingga 40 tahun, serta minimal 12 kali cambuk bagi pelaku yang terbukti bersalah melakukan pembunuhan.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Iran Diam-Diam Siapkan Pengganti Khamenei, Ini 2 Calon Terkuat

    Iran Diam-Diam Siapkan Pengganti Khamenei, Ini 2 Calon Terkuat

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Proses pencarian pengganti Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengalami percepatan signifikan di tengah lonjakan eskalasi militer dengan Israel dan Amerika Serikat.

    Lima sumber yang mengetahui langsung diskusi-diskusi internal menyebut kepada Reuters bahwa komite rahasia beranggotakan tiga ulama senior, yang dibentuk oleh Khamenei sendiri dua tahun lalu, kini mengintensifkan perencanaan suksesi.

    Khamenei, yang kini berusia 86 tahun, dilaporkan telah mengungsi bersama keluarganya dan berada di bawah perlindungan pasukan elite Garda Revolusi, Vali-ye Amr. Ia menerima pengarahan rutin mengenai perkembangan diskusi suksesi, menurut seorang pejabat keamanan tinggi Iran.

    “Jika Khamenei terbunuh, sistem pemerintahan akan segera menunjuk penerusnya untuk menunjukkan stabilitas dan kesinambungan,” ujar salah satu sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan mengingat sensitivitas isu ini, dikutip Selasa (24/6/2025).

    Dua Nama yang Mencuat

    Dalam diskusi internal, dua kandidat utama muncul sebagai calon kuat pengganti Khamenei: Mojtaba Khamenei (56), putra sang pemimpin tertinggi, dan Hassan Khomeini (53), cucu dari pendiri Republik Islam Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini.

    Mojtaba Khamenei dikenal sebagai figur konservatif yang memiliki pandangan serupa dengan ayahnya dalam berbagai isu, mulai dari sikap keras terhadap oposisi hingga terhadap negara-negara Barat. Ia tak pernah memegang jabatan resmi dalam pemerintahan Iran, namun diyakini berpengaruh kuat sebagai pengatur akses ke Khamenei.

    Sebaliknya, Hassan Khomeini dikenal lebih moderat dan memiliki hubungan dekat dengan faksi reformis yang mengadvokasi pelonggaran sosial-politik. Meski demikian, ia tetap dihormati oleh ulama senior dan Garda Revolusi karena garis keturunannya.

    Sabtu lalu, sebelum fasilitas nuklir Iran dibombardir AS, Hassan menyatakan dalam pesan publik: “Saya sekali lagi menyatakan dengan rendah hati bahwa hamba kecil dan tidak berarti ini siap hadir dengan bangga di medan mana pun yang Anda anggap perlu.”

    Lima sumber menyebut bahwa di tengah konflik terbaru dengan Israel dan Amerika, nama Hassan Khomeini menguat karena dianggap sebagai figur yang bisa menghadirkan wajah yang lebih bisa diterima baik secara domestik maupun internasional.

    Dinasti dan Keterbukaan Politik

    Meski Mojtaba disebut sebagai pilihan kesinambungan, sejumlah pihak di internal kekuasaan menyadari bahwa penerus bergaris keturunan langsung dari Khamenei bisa memunculkan kekhawatiran rakyat Iran akan kembalinya sistem monarki yang justru ditumbangkan Revolusi Islam Iran pada 1979. Bahkan, Khamenei sendiri disebut beberapa kali menolak ide suksesi dari ayah ke anak.

    “Apakah Republik Islam akan bertahan atau tidak, yang jelas akan menjadi sangat berbeda, karena konteks eksistensinya telah berubah secara mendasar,” kata analis politik Iran berbasis di London, Hossein Rassam.

    Ia menilai Hassan Khomeini bisa menjadi figur transisi yang membawa perubahan pelan namun stabil.

    Namun begitu, Khomeini sebelumnya sempat dilarang mencalonkan diri dalam pemilu Majelis Ahli pada 2016 oleh Dewan Penjaga yang didominasi faksi garis keras. Para perancang suksesi menyadari bahwa meski memiliki daya tarik luas di dalam negeri, ia juga membawa risiko politik internal dari kelompok konservatif.

    Tantangan Penunjukan Pemimpin Baru

    Ancaman terhadap Khamenei bukan hanya berasal dari usianya yang menua, tetapi juga dari luar negeri. Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengeklaim di media sosial bahwa pihaknya mengetahui lokasi persembunyian Khamenei.

    “Kami tahu persis di mana si ‘Pemimpin Tertinggi’ itu bersembunyi. Dia target yang mudah,” tulisnya.

    Situasi menjadi makin genting sejak pembunuhan pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah oleh Israel pada September lalu, serta serangan rudal terbaru AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Jika Khamenei wafat, instalasi pemimpin baru bisa menjadi proses yang penuh tantangan. Sejumlah komandan senior Garda Revolusi telah terbunuh dalam serangan udara Israel, yang dapat memperumit transisi kekuasaan mengingat militer elite itu selama ini berperan penting menjaga otoritas pemimpin tertinggi.

    “Bisa saja muncul nama yang tidak dikenal, dan hanya dijadikan boneka oleh Garda Revolusi,” kata Ali Vaez dari International Crisis Group. Ia mengingatkan bahwa pemimpin baru bisa saja tidak memiliki kekuatan sekuat Khamenei.

    Tantangan Legitimasi

    Secara konstitusional, pemimpin tertinggi Iran dipilih oleh Majelis Ahli yang beranggotakan 88 ulama senior. Anggota majelis ini dipilih melalui pemilu nasional, namun hanya kandidat yang disetujui oleh Dewan Penjaga, yang berpihak pada Khamenei, yang bisa maju.

    Sumber menyebut bahwa selain Mojtaba dan Hassan, beberapa nama lain telah tersingkir dari bursa suksesi. Mantan Presiden Ebrahim Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter tahun 2024, sedangkan tokoh senior seperti Hashemi Rafsanjani dan Mahmoud Hashemi Shahroudi telah wafat sebelumnya.

    Ayatollah Sadegh Amoli Larijani juga disebut telah tersisih dari perhitungan. Nama lain seperti Ayatollah Alireza Arafi masih disebut, namun dianggap tidak sekuat dua kandidat utama.

    Proses suksesi ini mencerminkan sejarah Iran saat Ruhollah Khomeini wafat pada 1989. Saat itu, Khamenei yang hanya seorang ulama menengah dan mantan presiden, dipilih meski awalnya diragukan banyak kalangan.

    Namun dalam waktu tiga dekade, ia berhasil memusatkan kekuasaan dan mengandalkan Garda Revolusi untuk menekan lawan-lawan politiknya.

    Kini, siapapun yang menggantikan Khamenei akan menghadapi tantangan yang jauh lebih kompleks, baik dari dalam negeri yang dilanda krisis ekonomi dan ketidakpuasan rakyat, maupun dari luar negeri yang terus menekan Iran melalui sanksi dan tekanan militer.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • DPR Imbau Adanya Gencatan Senjata Iran-Israel demi Perdamaian
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        24 Juni 2025

    DPR Imbau Adanya Gencatan Senjata Iran-Israel demi Perdamaian Nasional 24 Juni 2025

    DPR Imbau Adanya Gencatan Senjata Iran-Israel demi Perdamaian
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua DPR
    Puan Maharani
    mendorong adanya upaya
    gencatan senjata
    dalam penyelesaian konflik antara
    Iran
    dengan
    Israel
    .
    Menurutnya, konflik berkepanjangan antara kedua negara dikhawatirkan semakin banyak menimbulkan korban jiwa dari masyarakat sipil.
    “Terkait situasi yang sekarang sedang terjadi, tentu saja kami mengimbau adanya gencatan senjata di antara kedua pihak yang sedang berperang sehingga bisa segera menyelesaikan situasi tersebut dengan tentu saja damai,” ujar Puan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (24/6/2025).
    Iran dan Israel, kata Puan, harus sama-sama menahan diri untuk mencegah konflik semakin panas. Ia juga meminta negara-negara lain tidak ikut memperkeruh konflik antara kedua negara.
    “Begitu juga negara-negara lain untuk mengimbau agar permasalahan yang terjadi di antara kedua negara bisa diselesaikan dengan baik dan jangan kemudian lebih memperkeruh suasana,” ujar Puan.
    Anggota Komisi I
    DPR
    Syamsu Rizal juga mendukung upaya gencatan senjata antara Iran dengan Israel yang tengah diupayakan berbagai pihak internasional.
    Menurutnya, gencatan senjata merupakan langkah penting untuk menyelamatkan nyawa manusia dan mengurangi ketegangan di Timur Tengah.
    “Konflik berkepanjangan antara Iran dan Israel hanya akan memperbesar penderitaan rakyat sipil dan memperparah instabilitas global. Belum lagi potensi ancaman kemanusiaan dan lingkungan,” ujar Syamsu Rizal lewat keterangan tertulisnya.
    Indonesia, kata Syamsu Rizal, juga dapat berperan dalam menyuarakan perdamaian terhadap negara-negara yang berkonflik.
    Apalagi Presiden Prabowo Subianto telah bertemu dengan pemimpin negara besar seperti Prancis dan Rusia, yang dapat menyuarakan penghentian perang.
    Di samping itu, ia mendorong diplomasi aktif dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan negara-negara kawasan untuk mempercepat tercapainya kesepakatan damai antara Iran dengan Israel.
    “Suara Indonesia harus tegas: hentikan perang, lindungi rakyat sipil, dan tegakkan keadilan melalui jalur diplomasi damai,” ujar Syamsu Rizal.
    Kendati demikian, ia memandang bahwa dunia internasional harus tetap menekan Israel untuk menghentikan penjajahan terhadap Palestina.
    “Semua ini bermula karena Israel. Israel yang melakukan penjajahan Palestina. Pembunuhan warga Palestina. Kejahatan Israel harus dihentikan. Perang Iran-Israel ini juga karena Israel,” ujar Syamsu Rizal.
    Diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan, gencatan senjata Israel-Iran telah berlaku pada Selasa (24/6/2025). Ia mendesak kedua pihak agar mematuhi kesepakatan tersebut di tengah konflik yang memasuki hari ke-12.
    Trump menjelaskan, gencatan senjata akan berlangsung secara bertahap selama 24 jam ke depan. Iran disebut akan menghentikan semua operasi terlebih dahulu mulai pukul 04.00 GMT (11.00 WIB), sedangkan Israel akan menyusul 12 jam setelahnya.
    Meski demikian, hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi dari Iran dan Israel terkait kesepakatan gencatan senjata yang disampaikan Trump itu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bunuh ART Asal RI, Eks Finalis MasterChef Malaysia-Suami Dibui 34 Tahun

    Bunuh ART Asal RI, Eks Finalis MasterChef Malaysia-Suami Dibui 34 Tahun

    Jakarta

    Seorang asisten rumah tangga (ART) asal Indonesia, Nur Afiyah Daeng Damin, tewas dibunuh oleh dua majikannya di Malaysia. Atas pembunuhan TKI itu, kedua warga Malaysia tersebut dijatuhi hukuman penjara 34 tahun.

    Kedua terdakwa, eks finalis MasterChef Malaysia dan mantan suaminya masing-masing dijatuhi hukuman 34 tahun penjara atas pembunuhan ART mereka di kediaman mereka di Penampang, Malaysia pada tahun 2021.

    Dilansir media Malaysia, The Star, Pengadilan Tinggi Malaysia pada Jumat (20/6) memutuskan Etiqah Siti Noorashikeen Sulang (37), eks finalis MasterChef Malaysia dan mantan suaminya, Mohammad Ambree Yunos (44) bersalah atas pembunuhan Nur Afiyah Daeng Damin yang berusia 28 tahun.

    Hakim Lim Hock Leng memerintahkan hukuman penjara segera dimulai. Ambree juga dijatuhi hukuman 12 kali cambukan, sementara Etiqah dibebaskan dari hukuman cambuk karena jenis kelaminnya.

    Pengadilan memutuskan bahwa pasangan tersebut telah bertindak dengan niat yang sama, dengan bukti yang menunjukkan korban telah menderita luka fatal yang sengaja dilakukan oleh kedua terdakwa.

    “Pihak pembela gagal untuk mengajukan keraguan yang wajar,” kata Lim dalam putusannya. Dia menambahkan bahwa jaksa penuntut telah berhasil membuktikan bahwa luka-luka yang dialami korban adalah disengaja dan disebabkan oleh bersama-sama.

    Keduanya didakwa berdasarkan Pasal 302 KUHP, yang mengancam hukuman mati atau penjara 30 hingga 40 tahun dan tidak kurang dari 12 kali cambukan, jika terbukti bersalah.

    Lihat juga Video: Biadab! ART di Batam Dianiaya-Disuruh Makan Kotoran Binatang

    Wakil Jaksa Penuntut Umum Dacia Jane Romanus sebelumnya telah mendesak pengadilan untuk menjatuhkan hukuman maksimal, dengan mengatakan bahwa kebrutalan kasus tersebut telah mengejutkan negara.

    “Almarhum adalah seorang wanita muda yang meninggalkan kampung halamannya untuk bekerja jujur di tengah pandemi, tetapi akhirnya kehilangan nyawanya di tempat kerjanya,” kata Dacia.

    Dacia juga mengatakan bahwa korban mengalami penganiayaan setiap hari dan ditolak hak-hak dasarnya, termasuk upah yang belum dibayar dan tidak diberi kesempatan untuk pulang ke kampung halamannya.

    Lihat juga Video: Biadab! ART di Batam Dianiaya-Disuruh Makan Kotoran Binatang

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini