Kasus: pembunuhan

  • Mengurai Misteri Kematian Diplomat Kemlu: Isi Tas, Ponsel, dan Kunci Kamar Kos
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 Juli 2025

    Mengurai Misteri Kematian Diplomat Kemlu: Isi Tas, Ponsel, dan Kunci Kamar Kos Megapolitan 26 Juli 2025

    Mengurai Misteri Kematian Diplomat Kemlu: Isi Tas, Ponsel, dan Kunci Kamar Kos
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Sosiolog Kriminalitas
    Soeprapto mengungkapkan kepingan pekerjaan rumah (PR) bagi kepolisian terkait kematian ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas di kamar kosnya, Menteng,
    Jakarta
    Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.
    Sebab, peristiwa kematian ADP ini masih menjadi tanda tanya besar mengingat kepolisian belum mengumumkan penyebab kematian korban.
    Soeprapto menjelaskan, temuan ADP sempat naik ke lantai 12 atau rooftop gedung Kemlu pada Senin (7/7/2025) pukul 21.43 WIB hingga 23.09 WIB atau selama 1 jam 26 menit ini patut ditelusuri lebih dalam.
    Penulusuran ini bertujuan agar membuat terang arah kasus tersebut, apakah bunuh diri atau pembunuhan.
    “Dengan melihat dan mengkaji isi tas plastik dan tas punggungnya apa saja? Apakah hanya dokumen atau hanya pakaian? Atau keduanya?” kata Soeprapto saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/7/2025).
    “Juga perlu dikaji jika pakaian laki-laki kira-kira untuk apa? Dan jika pakaian perempuan, untuk apa? Dan siapa?” tambah dia.
    Dosen purna tugas Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menjelaskan bahwa jika isi tas ADP yang dibawa korban ke rooftop gedung Kemlu adalah sebuah dokumen, maka kematiannya kemungkinan berkaitan dengan pihak-pihak yang disebut dalam dokumen tersebut.
    “Jika hanya pakaian laki-laki, maka sulit ditebak apa motif naik ke rooftop. Jika baju perempuan, perlu didalami itu pakaian siapa,” tegas dia.
    Untuk diketahui, ADP saat naik ke rooftop gedung Kemlu membawa tas belanja dan tas gendong. Namun setelah turun, ia tidak membawanya.
    Selain itu, kepolisian disarankan untuk mendalami apakah korban berada seorang diri, atau sempat bertemu maupun berkomunikasi dengan seseorang saat menuju rooftop tersebut.
    Soeprapto berujar, fakta baru tentang kepala korban terbungkus plastik putih sebelum terlilit lakban kuning juga patut ditelusuri oleh kepolisian untuk mengungkap tabir apakah bunuh diri atau pembunuhan.
    “Jika dilakukan sendiri, perlu didalami atas tekanan dari siapa? Dan ini bisa juga dilacak melalui bungkusan plastik yang dibuang sebelum ditemukan meninggal,” tegas Soeprapto.
    Sebagai informasi, berdasarkan rekaman CCTV, ADP sempat keluar dari kamar kos 105 dengan membawa kantong plastik hitam pada Senin (7/7/2025) pukul 23.24 WIB.
    Namun, korban terlihat tidak lagi membawa kantong plastik saat kembali ke kamar kos pada pukul 23.26 WIB.
    “Apakah ada tanda-tanda obat bius atau zat yang berfungsi untuk melumpuhkan korban agar tidak melakukan perlawanan saat dieksekusi, kemudian disinkronkan dengan hasil otopsi,” jelas dia.
    Soeprapto menegaskan, akses masuk kamar ADP yang memiliki slot pengunci dari dalam juga belum dapat dipastikan telah dislot oleh korban pada saat kejadian.
    “Bisa jadi korban belum sempat menguncinya keburu ada yang masuk, dan orang tersebut bisa keluar lewat jendela,” tegas dia.
    “Kemudian jendela juga bisa menjadi akses keluar bagi orang lain dengan mengembalikan posisi slot terkunci jika slotnya vertikal,” kata dia.
    Sejauh ini, kepolisian belum menemukan satu barang bukti digital yakni ponsel milik ADP.
    Soeprapto berpendapat, ponsel yang hilang merupakan sebuah pertanda buruk dalam kasus ini.
    “(Jika ponsel hilang) bahwa ada orang lain yang mengusik kehidupan korban di malam nahas itu. Kita tidak tahu handphone itu diambil siapa, tapi jelas tentang adanya pihak luar yang terlibat, terutama yang berkepentingan agar isi handphone tidak terbaca siapapun,” tegas dia.
    Diketahui,
    diplomat Kemlu
    berinisial ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).
    Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur.
    Kepalanya terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.
    Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban.
    Selain itu, turut ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian.
    Penyidik juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
    Namun, hingga kini polisi masih menyelidiki apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh orang lain.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Thailand-Kamboja Memanas, Malaysia Desak Gencatan Senjata

    Thailand-Kamboja Memanas, Malaysia Desak Gencatan Senjata

    Jakarta, CNBC Indonesia – Memasuki hari ketiga, pertempuran di perbatasan Thailand-Kamboja semakin memanas. Kedua belah pihak mengatakan mereka telah bertindak untuk membela diri dalam sengketa perbatasan dan meminta pihak lain untuk menghentikan pertempuran dan memulai negosiasi.

    Lebih dari 30 orang telah terbunuh dan lebih dari 130.000 orang mengungsi. Pertempuran tersebut menjadi yang terburuk antar tetangga Asia Tenggara dalam 13 tahun terakhir.

    Di Kuala Lumpur, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang juga sebagai ketua blok regional ASEAN, mengatakan pihaknya akan terus mendorong proposal gencatan senjata.

    Kamboja telah mendukung rencana Anwar, sementara Thailand telah mengatakan bahwa mereka setuju dengan Anwar.

    “Masih ada beberapa pertukaran tembakan,” kata Anwar, seperti dikutip Kantor Berita Bernama, dilansir Reuters, Sabtu (26/7/2025).

    Anwar sendiri telah meminta menteri luar negerinya untuk berhubungan dengan kementerian luar negeri masing-masing. “Dan jika memungkinkan, saya akan terus terlibat dengan mereka sendiri – setidaknya untuk menghentikan pertempuran,” imbuhnya.

    Terbarunya, ada bentrokan pada Sabtu pagi, di provinsi pesisir Thailand tetangga Trat dan Provinsi Pursat Kamboja, sebuah front baru lebih dari 100 km (60 mil) dari titik konflik lainnya di sepanjang perbatasan yang telah lama diperebutkan.

    Kedua negara telah berhadapan sejak pembunuhan seorang tentara Kamboja pada akhir Mei selama pertempuran singkat. Pasukan di kedua sisi perbatasan diperkuat di tengah krisis diplomatik yang membawa pemerintah koalisi Thailand yang rapuh ke ambang kehancuran.

    Thailand mengatakan tujuh tentara dan 13 warga sipil telah tewas dalam bentrokan. Sementara di Kamboja, lima tentara dan delapan warga sipil telah tewas.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mengurai Misteri Kematian Diplomat Kemlu: Isi Tas, Ponsel, dan Kunci Kamar Kos
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 Juli 2025

    Sosiolog Kriminalitas: Pintu Slot dari Dalam Tak Jamin Diplomat Kemlu yang Mengunci Megapolitan 26 Juli 2025

    Sosiolog Kriminalitas: Pintu Slot dari Dalam Tak Jamin Diplomat Kemlu yang Mengunci
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Sosiolog Kriminalitas
    Soeprapto menegaskan, akses masuk kamar kos diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP (39) yang menggunakan slot pengunci dari dalam belum dapat dipastikan dikunci oleh korban beberapa jam sebelum ditemukan tewas.
    “Akses masuk pintu yang slotnya hanya bisa dibuka dari dalam, belum menjamin bahwa saat itu sudah dislot oleh korban,” tegas Soeprapto saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/7/2025).
    Sebagai informasi, berdasarkan rekaman CCTV, ADP sempat keluar dari kamar kos dengan membawa kantong plastik hitam pada Senin (7/7/2025) pukul 23.24 WIB.
    Namun, korban terlihat tidak lagi membawa kantong plastik saat kembali ke kamar kos pada pukul 23.26 WIB.
    Dalam rekaman itu, pintu dan jendela kamar kos sang diplomat tidak tersorot kamera.
    Sementara itu, dalam rekaman CCTV lain yang memperlihatkan penjaga kos bersama seorang pria saat membuka paksa kamar, pintu dan jendela kamar tampak jelas pada Selasa (8/7/2025) pukul 07.37–07.40 WIB.
    “Bisa jadi korban belum sempat menguncinya keburu ada yang masuk, dan orang tersebut bisa keluar lewat jendela,” tegas dia.
    “Kemudian jendela juga bisa menjadi akses keluar bagi orang lain dengan mengembalikan posisi slot terkunci jika slotnya vertikal,” kata dia lagi.
    Soeprapto berujar, fakta baru tentang kepala korban terbungkus plastik putih sebelum terlilit lakban kuning patut ditelusuri oleh kepolisian untuk mengungkap apakah bunuh diri atau pembunuhan.
    “Jika dilakukan sendiri, perlu didalami atas tekanan dari siapa? Dan ini bisa juga dilacak melalui bungkusan plastik yang dibuang sebelum ditemukan meninggal,” tegas Soeprapto.
    “Apakah ada tanda-tanda obat bius atau zat yang berfungsi untuk melumpuhkan korban agar tidak melakukan perlawanan saat dieksekusi, kemudian disinkronkan dengan hasil otopsi,” jelas dia lagi.
    Diketahui,
    diplomat Kemlu
    berinisial ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng,
    Jakarta
    Pusat, pada Selasa (8/7/2025).
    Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepalanya terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.
    Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban.
    Selain itu, turut ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian.
    Penyidik juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
    Namun, hingga kini polisi masih menyelidiki apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh orang lain.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Masih Bungkam soal Aksi Brutal Remaja di Blora

    Polisi Masih Bungkam soal Aksi Brutal Remaja di Blora

    Liputan6.com, Jakarta Pembunuhan sadis terhadap seorang nenek yang akrab disapa Mbah Pat oleh cucunya sendiri berinisial T, asal warga Dukuh Kalisangku, Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, menyisakan cerita yang memilukan. Pasalnya, korban disembelih di kamar tidurnya.

    Kasatreskrim Polres Blora ,  AKP Selamet, sebelumnya telah mengkonfirmasi dan berjanji akan memberikan informasi lebih lanjut setelah dari tempat kejadian perkara (TKP).

    “Nanti kalau sudah ada informasi saya kabari,” katanya pada awak media ini saat dihubungi melalui selularnya, Jumat (25/7/2025) malam.

    Pada Sabtu (26/7/2025) pagi, awak media ini juga kembali mengkonfirmasi dan belum mendapatkan informasi lebih lanjut dari versi Satuan Korps Bhayangkara.

    Meski begitu, versi warga mengungkapkan bahwa pelakunya setelah kejadian ini dibawa untuk berobat ke Rembang karena mengalami depresi .

    ” Bocahe depresi , iseh cilik lagi lulus SMA tahun iki (Bocahe depresi, masih kecil lagi lulus SMA tahun ini),” ujar warga yang enggan disebut namanya, kepada awak media ini.

    Ia mengemukakan bahwa pelaku adalah orang tidak punya dan bapaknya sudah meninggal dunia. Sementara ibu, kerja kesehariannya cuman bikin sujen (tusuk sate).

    “ Ndekne duwe adik, iku adik e wonge berkebutuhan khusus,” katanya.

     

  • Bonus Demografi Indonesia di Tengah Tantangan Penduduk yang Mulai Menua

    Bonus Demografi Indonesia di Tengah Tantangan Penduduk yang Mulai Menua

    Jakarta

    Bonus demografi menjadi peluang besar Indonesia untuk melompat menjadi negara maju. Di masa ini, populasi usia produktif yakni mereka yang berusia 15 hingga 64 tahun mencapai proporsi dominan dalam struktur penduduk. Namun, peluang ini bukan tanpa tantangan. Tanpa strategi yang tepat, momentum bonus demografi malah berpotensi menjadi bencana sosial yang membebani generasi mendatang.

    Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Sekretaris Utama BKKBN Prof Budi Setiyono, menyampaikan saat ini sekitar 70 persen penduduk Indonesia berada dalam kelompok usia produktif. Namun, tidak semua dari mereka memiliki pekerjaan di sektor formal, dan sebagian besar tidak memberikan kontribusi fiskal secara langsung, utamanya dalam bentuk pajak.

    “Kalau mereka tidak produktif, tidak bekerja, atau terpaksa bekerja di sektor informal yang pendapatannya tidak pasti, tentu tidak bisa menyumbang bagi negara. Ini mengancam stabilitas fiskal,” ujarnya dalam Orientasi Program Kependudukan Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana bagi Jurnalis di UPT Balai Diklat KKB Ambarawa, Sabtu (26/7/2025).

    Bahkan, sebagian dari kelompok ini terseret dalam aktivitas kriminal seperti pencurian, pembunuhan, korupsi dan kejahatan lain tekanan ekonomi atas beban biaya hidup menanggung banyak anggota keluarga.

    Dalam teori demografi, ketika dua orang produktif harus menggendong satu orang non-produktif anak atau lansia, keluarga tersebut masih bisa mengelola beban ekonomi. Namun faktanya, banyak keluarga justru menghidupi lebih dari itu, anak banyak, orang tua ikut tinggal, sementara pendapatan minim.

    “Kalau dua-duanya bekerja dan cuma punya satu anak, tanpa menanggung orang tua, keluarga itu bisa lebih sejahtera. Tapi kalau anaknya banyak dan harus menanggung kanan kiri, maka tanggal 1 gajian, tanggal 5 sudah habis. Hidupnya dari hutang ke hutang,” tegas Budi.

    Jika tidak dikelola dengan benar, bonus demografi juga akan ‘berbalapan’ dengan tantangan aging population. Pada 2024, jumlah lansia sudah mencapai 34,8 juta jiwa atau sekitar 12 persen dan diperkirakan akan naik menjadi 65,8 juta jiwa yakni 20,3 persen pada 2045.024.

    Belum lagi, kontribusi pajak terhadap PDB Indonesia masih berada di angka 10,31 persen, sangat rendah dibandingkan negara-negara maju seperti Finlandia 59 persen, Jepang 52 persen, dan Korea Selatan 45 persen. Sementara itu, hanya 42 persen dari tenaga kerja Indonesia yang berada di sektor formal. Selebihnya bekerja di sektor informal yang tidak terproteksi dan tidak menyumbang fiskal.

    Siasat Mencapai Bonus Demografi

    Jika ingin memiliki jaminan kesehatan universal, jaminan hari tua yang menyeluruh, serta pendidikan gratis dan berkualitas, kontribusi fiskal rakyat disebutnya harus naik, terutama dari kelompok usia produktif. Jika tidak, negara dinilai akan terus berhutang.

    Kemendukbangga bersama lintas kementerian telah menyusun strategi konvergensi program pembangunan manusia melalui indikator Indeks Pembangunan Keluarga Berwawasan Kependudukan IPBK, yang mencakup indikator seperti:

    Persentase penduduk bekerja di sektor formalRasio pajak terhadap PDBAngka kematian ibu dan bayiTotal fertility rate (TFR) perempuan

    Namun, hal ini perlu lebih dari sekadar koordinasi sektoral. Diperlukan grand design nasional yang menjadikan kapitalisasi bonus demografi sebagai isu strategis lintas pemerintahan dan lintas generasi, salah satunya melalui revisi Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Menurut Prof Budi, revisi tersebut nantinya bisa merinci lebih detail indikator-indikator untuk mencapai keberhasilan bonus demografi.

    Setelah 2045, Indonesia akan masuk lebih dalam berada di era aging population. Artinya, proporsi penduduk lansia sudah lebih besar dibandingkan kelompok usia muda. Hal ini dibarengi dengan fakta hanya 5 persen dari lansia yang memiliki pensiun. Imbasnya, jutaan orang tua akan hidup dalam ketidakpastian, menjadi beban bagi keluarga dan negara.

    Sebagai mitigasi, program seperti Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Sidaya Lansia dihidupkan. Di sini, lansia dilibatkan dalam aktivitas sosial, pelatihan produktif, pemeriksaan kesehatan rutin, hingga pelatihan kewirausahaan sesuai kapasitas. Harapannya, lansia tetap aktif, sehat, dan mandiri.

    Indonesia saat ini berada di puncak bonus demografi (2025) yang akan perlahan tertutup pada 2045, ketika rasio ketergantungan mencapai 50:50 antara usia produktif dan non-produktif.

    “Jika tidak dikelola dengan baik, kita akan kehilangan kesempatan langka ini.”

    Bonus demografi adalah jendela peluang yang tidak terbuka selamanya. Jika tidak dirancang dengan cerdas, ia akan menutup sebelum hasilnya terasa.

    “Jangan biarkan 70 persen usia produktif kita hanya menjadi angka statistik, pepesan kosong. Jadikan mereka motor penggerak kemajuan, bukan beban masa depan.”

    Halaman 2 dari 3

    (naf/kna)

  • Sekjen PBB Kecam Komunitas Global Tutup Mata Soal Kelaparan di Gaza

    Sekjen PBB Kecam Komunitas Global Tutup Mata Soal Kelaparan di Gaza

    Gaza City

    Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengecam komunitas internasional yang disebutnya menutup mata terhadap kelaparan yang meluas di Jalur Gaza. Guterres menyebut situasi di Jalur Gaza sebagai “krisis moral yang menantang hati nurani global”.

    “Saya tidak dapat menjelaskan tingkat ketidakpedulian dan tidak adanya tindakan yang kita lihat dari terlalu banyak orang di komunitas internasional — kurangnya belas kasih, kurangnya kebenaran, kurangnya kemanusiaan,” ucap Guterres dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (26/7/2025).

    Hal itu disampaikan Guterres saat berbicara kepada majelis global Amnesty International via tautan video pada Jumat (25/7).

    “Ini bukan sekadar krisis kemanusiaan. Ini adalah krisis moral yang menantang hati nurani global. Kami akan terus bersuara di setiap kesempatan,” ujarnya.

    Kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan telah memperingatkan tentang lonjakan kasus kelaparan, terutama di kalangan anak-anak, di Jalur Gaza yang dilanda perang dan diblokade total oleh Israel pada Maret lalu, sebelum dilonggarkan dua bulan kemudian.

    Distribusi sedikit bantuan yang mengalir sejak saat itu telah dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Israel dan Amerika Serikat (AS), menggantikan sistem distribusi yang telah lama dipimpin PBB.

    Kelompok bantuan dan PBB menolak untuk bekerja sama dengan GHF, yang dituduh membantu tujuan militer Israel.

    Guterres mengatakan meskipun dia berulang kali mengutuk serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang di Jalur Gaza, “tidak ada yang dapat membenarkan ledakan kematian dan kehancuran sejak saat itu”.

    “Skala dan cakupannya melampaui apa pun yang pernah kita lihat belakangan ini,” sebutnya.

    “Anak-anak berbicara tentang keinginan untuk pergi ke surga, karena setidaknya, kata mereka, ada makanan di sana. Kami melakukan panggilan video dengan para pekerja kemanusiaan kami sendiri yang kelaparan di depan mata kami… Tetapi kata-kata tidak dapat memberi makan anak-anak yang kelaparan,” kata Guteres.

    Guterres juga mengecam pembunuhan lebih dari 1.000 warga Palestina yang mencoba mengakses pasokan bantuan pangan sejak 27 Mei, ketika GHF mulai beroperasi.

    “Kita membutuhkan tindakan: gencatan senjata segera dan permanen, pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat, akses kemanusiaan segera dan tanpa hambatan,” cetusnya.

    Dia menambahkan bahwa PBB siap untuk “meningkatkan operasi kemanusiaan secara drastis” di Jalur Gaza jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/dhn)

  • 18 Tahun Penjara untuk Zarof Ricar Sang Makelar Kasus…
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        26 Juli 2025

    18 Tahun Penjara untuk Zarof Ricar Sang Makelar Kasus… Nasional 26 Juli 2025

    18 Tahun Penjara untuk Zarof Ricar Sang Makelar Kasus…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
    memperberat hukuman mantan pejabat Mahkamah Agung (MA)
    Zarof Ricar
    dari 16 tahun menjadi 18 tahun penjara.
    Zarof merupakan terdakwa kasus korupsi terkait pemufakatan jahat dalam percobaan suap hakim kasasi yang menyidangkan perkara pelaku pembunuhan Gregorius Ronald Tannur dan gratifikasi.
    “Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 18 tahun,” kata kata ketua majelis hakim PT Jakarta Albertina Ho dalam salinan putusan sebagaimana dikutip, Jumat (25/7/2025).
    Selain pidana badan, majelis hakim juga tetap menghukum Zarof membayar denda Rp 1 miliar subsidair 6 bulan kurungan.
    Sementara itu, barang bukti berupa uang Rp 915 miliar dan 51 kilogram emas yang ditetapkan sebagai barang bukti tetap disita untuk negara.
    “Menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahanan,” kata mantan anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK) tersebut.
    Sebelumnya, pada pengadilan tingkat pertama, Zarof dihukum 16 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar subsidair 6 bulan kurungan.
    Perbuatannya dinilai terbukti melanggar Pasal 6 Ayat (1) juncto Pasal 15 dan Pasal 12 B juncto Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
    Zarof dinilai terbukti bermufakat dengan pengacara pelaku pembunuhan Gregorius Ronald Tannur, Lisa Rachmat, untuk menyuap Hakim Agung Soesilo.
    Atas vonis pada pengadilan tingkat pertama itu, Kejaksaan Agung mengajukan banding.
    Direktur Penuntutan (Dirtut) pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Sutikno, mengungkapkan alasannya terkait uang senilai Rp 8,8 miliar yang harus dikembalikan kepada Zarof Ricar.
    “Kenapa kami banding? Karena pertimbangan barang bukti yang mengarah itu dikembalikan senilai Rp 8 miliar. Kami tidak sepaham dengan itu,” kata Sutikno dikutip dari
    Antaranews
    , Kamis (26/6/2025).
    Setelah putusan banding dijatuhkan, Kejagung belum berkomentar lebih jauh karena belum mendapatkan salinan putusan banding dari Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
    “(Kejaksaan) sampai saat ini belum mendapatkan salinan lengkapnya. Saya tidak bisa berkomentar terlalu jauh, tapi saya mendengar hanya dari berita-berita dari luar,” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Anang Supriatna, Jumat
    Anang mengatakan, Kejaksaan baru akan menyatakan sikap setelah menerima dan menelaah putusan banding yang diputuskan oleh Pengadilan Tinggi.
    Selain dihukum karena pemufakatan jahat, Zarof kini terjerat kasus dugaan suap terkait pengurusan perkara.
    Kasus suap ini terkuak usai Kejagung menemukan uang senilai Rp 920 miliar dan 51 kg emas saat menggeledah rumah Zarof Ricar.
    “Ini pengembangan dari data-data yang kita temukan kita geledah di rumah ZR beberapa waktu lalu,” ujar eks Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar, 10 Juli 2025.
    Harli mengatakan, Zarof bersama dengan Lisa Rachmat (LR) dan Isidorus Iswardojo (II) ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap penanganan perkara di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dan Mahkamah Agung tahun 2023-2025.
    Saat itu, Isidorus yang tengah berperkara meminta bantuan Zarof melalui Lisa, pengacaranya, untuk memenangkan perkara di tingkat banding dan kasasi.
    “Maka LR (Lisa Rachmat) juga bersepakat dengan II dan meminta ZR untuk melakukan suap,” lanjut Harli.
    Komplotan ini diduga menyuap majelis hakim di PT DKI dan di MA, masing-masing senilai Rp 5 miliar.
    Sementara, Zarof menerima uang senilai Rp 1 miliar sebagai imbalan.
    “Kalau penanganan perkara yang di Pengadilan Tinggi, itu sekitar Rp 6 miliar. Jadi, Rp 5 miliar menurut ZR akan diserahkan ke majelis dan Rp 1 miliar sebagai fee. Sedangkan, di tingkat kasasi sekitar Rp 5 miliar,” lanjut Harli.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lansia di Medan Tewas Dibunuh, Pelaku Tukang Servis CCTV Langganan Korban

    Lansia di Medan Tewas Dibunuh, Pelaku Tukang Servis CCTV Langganan Korban

    Jakarta

    Nenek Amima Agama (72), menjadi korban perampokan dan pembunuhan di rumahnya, Medan, Sumatera Utara. Pelaku ternyata adalah tukang servis CCTV langganan korban.

    “Ini sangat bengis, dilakukan bukan oleh orang tak dikenal, tapi orang yang dikenal. Pekerjaannya (pelaku) sebagai tukang servis CCTV, 2016 sudah mulai servis di sini (rumah korban),” kata Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan seperti dilansir detikSumut, Jumat (25/7/2025).

    Pelaku berinisial RL alias Iwan (41). Gidion menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Sabtu (19/7). Awalnya, pelaku dihubungi korban untuk memperbaiki CCTV. Pelaku pun memperbaiki DVR CCTV korban dan meminjam pisau cutter untuk memotong kabel.

    Kemudian, pelaku hendak meminjam uang sebesar Rp 3 juta kepada korban. Namun, saat itu korban mengatakan tidak akan meminjamkan uang ke pelaku jika CCTV itu belum selesai diperbaiki. Merasa kesal, pelaku mengambil pisau cutter dan menodongkannya ke arah wajah korban.

    Korban pun melakukan perlawanan dengan cara memukul tangan pelaku sambil berteriak meminta tolong. Merasa panik, pelaku pun memiting korban hingga korban terjatuh.

    Baca selengkapnya di sini

    (lir/lir)

  • 2 Remaja Inggris Dibui Seumur Hidup Usai Bunuh Remaja Lainnya di Bus

    2 Remaja Inggris Dibui Seumur Hidup Usai Bunuh Remaja Lainnya di Bus

    London

    Hakim menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada dua remaja di Inggris. Pelaku dinyatakan bersalah atas penikaman hingga tewas seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun di sebuah bus London awal tahun ini.

    Dilansir AFP, Sabtu (26/7/2025), pada 7 Januari lalu, Kelyan Bokassa ditikam 27 kali dengan parang di dalam bus di Woolwich, London tenggara. Ia kemudian meninggal dunia akibat luka-lukanya, setelah layanan darurat tiba.

    Para penyerang, yang berusia 16 dan 15 tahun, ditangkap akhir bulan itu. Pada bulan Mei, mereka mengaku bersalah atas pembunuhan tersebut.

    Seorang hakim di pengadilan Old Bailey London menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada keduanya. Hakim memerintahkan mereka untuk dipertimbangkan untuk pembebasan bersyarat setelah 15 tahun dan 110 hari ditahan.

    Salah satu anak laki-laki tersebut merupakan “korban eksploitasi kriminal anak,” kata hakim Mark Lucraft, seraya menambahkan bahwa ia memiliki “riwayat trauma”.

    “Sayangnya, ini adalah kehilangan nyawa anak muda yang terlalu sering terjadi secara tidak masuk akal akibat kengerian kejahatan pisau yang tidak dapat benar-benar tercermin dalam putusan pengadilan mana pun,” kata Lucraft.

    Ibu korban Kelyan, Marie Bokassa, berbicara di hadapan pengadilan, bertanya “bagaimana mungkin anak-anak berperilaku seperti ini?”

    Tak lama setelah pembunuhan itu, ibu korban memberi tahu pers bahwa putranya juga dieksploitasi oleh geng-geng di wilayah Woolwich, London tenggara.

    Tahun lalu, 10 remaja ditikam hingga tewas di London, setelah 18 remaja ditikam pada tahun 2023. Hal ini menurut Kepolisian Metropolitan.

    Pada bulan September 2024, seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun, yang dilaporkan sebagai teman dekat Kelyan, juga ditikam hingga tewas di Woolwich, dalam apa yang digambarkan oleh jaksa penuntut sebagai aksi balas dendam antar geng yang terkait dengan perang wilayah.

    (lir/lir)

  • Aksi Brutal Remaja Blora, Tak Hanya Sembelih Neneknya Juga Bacok Ini

    Aksi Brutal Remaja Blora, Tak Hanya Sembelih Neneknya Juga Bacok Ini

    Sebelumnya Khahami menyampaikan kronologi peristiwa sadis yang diketahuinya tersebut.

    “Intine arep membunuh ibune, ibune delik terus ketemu nenek e terus digorok (Intinya mau membunuh ibunya, ibunya sembunyi terus ketemu neneknya terus digorok,” katanya.

    Menurutnya, kasus pembunuhan di desanya ini sedang ditangani oleh pihak kepolisian.

    Sekilas Khahami juga menyebut bahwa motif kejadian ini karena persoalan pendidikan.

    “Pengen kuliah tapi ibune ora setuju,” katanya.

    Hingga berita ini kembali diturunkan, Kasatreskrim Polres Blora AKP Selamet belum memberikan informasi lebih lanjut menurut versi kepolisian.