Kasus: pembunuhan

  • Pura-Pura Belanja, Dua WN Irak Curi Uang dan Elektronik di Toko Pulsa

    Pura-Pura Belanja, Dua WN Irak Curi Uang dan Elektronik di Toko Pulsa

    Liputan6.com, Jakarta – Dua warga negara asing (WNA) asal Irak berinisial AM dan AF ditangkap petugas Kantor Imigrasi Serang setelah diduga melakukan aksi perampokan terhadap sebuah toko penjual pulsa di Kota Serang, Banten. Keduanya diamankan di kawasan Jakarta Timur.

    “Kami amankan dua WNA asal Irak yang melakukan pencurian uang tunai Rp4 juta dan sejumlah barang elektronik dari sebuah toko pulsa,” kata Kepala Kantor Imigrasi Serang, Igak Artawan, saat konferensi pers di Kantor Wilayah Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Banten, Kamis (31/7/2025).

    Menurut Igak, keduanya sempat berpindah-pindah lokasi. “Izin tinggal pelaku ini dari Imigrasi Jakarta Timur, kemudian check in hotel di Bali, lalu ke Serang,” ujarnya.

    Modus pelaku AM adalah berpura-pura membeli tongkat e-Toll dan membayar dengan uang pecahan Rp100 ribu. Namun, ia mempermasalahkan uang kembalian yang diberikan korban, dengan alasan kondisi uang jelek dan penuh coretan. Saat korban lengah, AM diduga mengambil uang dari dalam laci toko.

    Sementara itu, pelaku AF berperan mengalihkan perhatian karyawan toko dengan berpura-pura mengajak berbincang.

    “Korban kemudian membuat laporan ke Polsek Cipocok. Untuk penanganan pidana umum, kami koordinasi dengan kepolisian,” jelas Igak.

     

    Seorang buruh perkebunan sawit yang ditemukan tak bernyawa di dapur rumahnya di Desa Rawang Lama, Asahan, Sumatra Utara dalam keadaan terikat. Pria berusia 58 tahun itu diduga menjadi korban perampokan disertai pembunuhan, lantaran beberapa barang pr…

  • Geger Penemuan Mayat di Sungai Lampung Selatan, Diduga Pegawai Koperasi yang Hilang

    Geger Penemuan Mayat di Sungai Lampung Selatan, Diduga Pegawai Koperasi yang Hilang

    Liputan6.com, Jakarta Warga Desa Haduyang, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, digemparkan oleh penemuan jasad pria yang mengapung di aliran sungai, Kamis (31/7) pagi. Penemuan itu memicu kehebohan setelah video penemuan mayat tersebut beredar luas di media sosial.

    Dalam video yang viral itu, tampak warga berkerumun menyaksikan evakuasi mayat yang diduga kuat merupakan Pandra (21), seorang pegawai koperasi yang dilaporkan hilang sejak beberapa hari lalu. Pandra sebelumnya diketahui hendak menagih utang ke rumah salah satu nasabah koperasi di desa setempat.

    “Lokasi penemuan mayat berada di Dusun Keroya, Desa Haduyang, Kecamatan Natar,” tulis perekam dalam video yang diunggah di media sosial Facebook.

    Perekam juga menyebut posisi jasad hanya sekitar satu kilometer dari rumah nasabah yang terakhir kali dikunjungi Pandra sebelum hilang.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Lampung, Komisaris Besar Indra Hermawan, membenarkan adanya penemuan jasad tersebut. Namun, ia belum dapat memastikan identitas korban.

    “Kita belum bisa simpulkan siapa korban. Proses identifikasi masih berlangsung,” kata Indra kepada Liputan6.com.

    Dia melanjutkan, jasad korban akan dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung untuk keperluan autopsi dan identifikasi lebih lanjut oleh tim forensik.

    “Kami sudah melakukan olah TKP bersama tim Inafis. Hasil autopsi akan menentukan apakah benar korban adalah pegawai koperasi yang hilang,” terang dia.

    Sebelumnya diberitakan, Ratusan orang merangsek masuk halaman Mapolsek Natar, Lampung Selatan, Selasa (29/7) malam.

    Mereka mencari orang hilang bernama Pandra. Dia menuntut polisi segera mencari Pandra. Sejak Sabtu (26/7), Pandra tak jelas keberadaannya.

    Pandra bekerja sebagai pegawai koperasi. Hari terakhir dia terlihat saat berpamitan kepada keluarganya untuk menagih utang ke salah satu nasabah. Namun sejak itu, keberadaannya tak lagi diketahui.

    “Kami hanya ingin dia ditemukan, entah dalam kondisi seperti apa. Jangan dibiarkan menggantung,” kata Anto, salah satu warga yang ikut mendatangi kantor polisi malam itu.

    Kekhawatiran warga semakin memuncak setelah diketahui bahwa titik lokasi terakhir Pandra terlacak di sekitar rumah nasabah, dekat Bandara Radin Inten II.

    Namun saat dicek, rumah tersebut ternyata kosong dan sudah tidak berpenghuni.Keluarga dan masyarakat sekitar menduga kuat bahwa hilangnya Pandra tidak wajar.

    Mereka khawatir pemuda itu menjadi korban tindak kekerasan, bahkan ada dugaan pembunuhan.

  • Kantor Polisi Didemo Ratusan Orang, Pegawai Koperasi Hilang Misterius Usai Tagih Utang

    Kantor Polisi Didemo Ratusan Orang, Pegawai Koperasi Hilang Misterius Usai Tagih Utang

    Liputan6.com, Lampung – Ratusan orang merangsek masuk halaman Mapolsek Natar, Lampung Selatan, Selasa malam, (29/7/2025). 

    Mereka mencari orang hilang bernama Pandra (21). Dia menuntut polisi segera mencari Pandra. Sejak Sabtu (26/7/2025), Pandra tak jelas keberadaannya. 

    Pandra bekerja sebagai pegawai koperasi. Hari terakhir dia terlihat saat berpamitan kepada keluarganya untuk menagih utang ke salah satu nasabah. Namun sejak itu, keberadaannya tak lagi diketahui.

    “Kami hanya ingin dia ditemukan, entah dalam kondisi seperti apa. Jangan dibiarkan menggantung,” kata Anto, salah satu warga yang ikut mendatangi kantor polisi malam itu.

    Kekhawatiran warga semakin memuncak setelah diketahui bahwa titik lokasi terakhir Pandra terlacak di sekitar rumah nasabahnya, dekat Bandara Radin Inten II. Namun saat dicek, rumah tersebut ternyata kosong dan sudah tak berpenghuni.

    Keluarga dan masyarakat sekitar menduga kuat bahwa hilangnya Pandra tidak wajar. Mereka khawatir pemuda itu menjadi korban tindak kekerasan, bahkan ada dugaan pembunuhan.

  • Kantor Polisi Didemo Ratusan Orang, Pegawai Koperasi Hilang Misterius Usai Tagih Utang

    Kantor Polisi Didemo Ratusan Orang, Pegawai Koperasi Hilang Misterius Usai Tagih Utang

    Liputan6.com, Lampung – Ratusan orang merangsek masuk halaman Mapolsek Natar, Lampung Selatan, Selasa malam, (29/7/2025). 

    Mereka mencari orang hilang bernama Pandra (21). Dia menuntut polisi segera mencari Pandra. Sejak Sabtu (26/7/2025), Pandra tak jelas keberadaannya. 

    Pandra bekerja sebagai pegawai koperasi. Hari terakhir dia terlihat saat berpamitan kepada keluarganya untuk menagih utang ke salah satu nasabah. Namun sejak itu, keberadaannya tak lagi diketahui.

    “Kami hanya ingin dia ditemukan, entah dalam kondisi seperti apa. Jangan dibiarkan menggantung,” kata Anto, salah satu warga yang ikut mendatangi kantor polisi malam itu.

    Kekhawatiran warga semakin memuncak setelah diketahui bahwa titik lokasi terakhir Pandra terlacak di sekitar rumah nasabahnya, dekat Bandara Radin Inten II. Namun saat dicek, rumah tersebut ternyata kosong dan sudah tak berpenghuni.

    Keluarga dan masyarakat sekitar menduga kuat bahwa hilangnya Pandra tidak wajar. Mereka khawatir pemuda itu menjadi korban tindak kekerasan, bahkan ada dugaan pembunuhan.

  • Trump Sebut India Menjengkelkan, Kenakan Tarif 25 Persen Mulai 1 Agustus

    Trump Sebut India Menjengkelkan, Kenakan Tarif 25 Persen Mulai 1 Agustus

    JAKARTA – Presiden Donald Trump mengatakan Amerika Serikat akan mengenakan tarif sebesar 25% atas barang-barang impor dari India mulai 1 Agustus. India juga akan menghadapi denda pada 1 Agustus, tetapi tidak merinci jumlahnya atau untuk apa denda tersebut.

    “Meskipun India adalah sahabat kami, selama bertahun-tahun kami hanya berbisnis relatif sedikit dengan mereka karena Tarif mereka terlalu tinggi, termasuk yang tertinggi di dunia, dan mereka memiliki Hambatan Perdagangan non-moneter yang paling berat dan menjengkelkan dibandingkan negara mana pun,” tulis Trump dalam unggahan di Truth Social dilansir Reuters, Rabu, 30 Juli.

    “Mereka selalu membeli sebagian besar peralatan militer mereka dari Rusia, dan merupakan pembeli ENERGI terbesar Rusia, bersama dengan China, di saat semua orang ingin Rusia MENGHENTIKAN PEMBUNUHAN DI UKRAINA — SEMUANYA TIDAK BAIK!,” tulis Trump.

    Kementerian Perdagangan India yang memimpin negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat, tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Keputusan Trump memupus harapan akan tercapainya perjanjian perdagangan terbatas antara kedua negara, yang telah dinegosiasikan selama beberapa bulan.

    Negosiator perdagangan AS dan India telah mengadakan beberapa putaran diskusi untuk menyelesaikan isu-isu kontroversial, terutama mengenai akses pasar untuk produk pertanian dan susu Amerika.

    Meskipun ada kemajuan di beberapa bidang, para pejabat India menolak membuka pasar domestik untuk impor gandum, jagung, beras, dan kedelai rekayasa genetika, dengan alasan risiko terhadap mata pencaharian jutaan petani India.

    Tarif baru ini diperkirakan akan berdampak pada ekspor barang India ke AS, yang diperkirakan mencapai sekitar $87 miliar pada tahun 2024, termasuk produk padat karya seperti garmen, farmasi, permata dan perhiasan, serta petrokimia.

    Amerika Serikat saat ini memiliki defisit perdagangan sebesar $45,7 miliar dengan India.

    India kini bergabung dengan daftar negara-negara yang menghadapi tarif lebih tinggi di bawah kebijakan perdagangan “Hari Pembebasan” Trump, yang bertujuan untuk membentuk kembali hubungan perdagangan AS dengan menuntut resiprositas yang lebih besar.

    Gedung Putih sebelumnya telah memperingatkan India tentang tarif rata-rata yang diterapkannya yang tinggi — hampir 39% untuk produk pertanian, dengan tarif naik menjadi 45% untuk minyak nabati dan sekitar 50% untuk apel dan jagung.

    Kemunduran ini terjadi meskipun Perdana Menteri Narendra Modi dan Trump sebelumnya telah berkomitmen untuk menyelesaikan fase pertama perjanjian perdagangan pada musim gugur 2025 dan memperluas perdagangan bilateral menjadi $500 miliar pada tahun 2030, naik dari $191 miliar pada tahun 2024.

    Ekspor manufaktur AS ke India, senilai sekitar $42 miliar pada tahun 2024, serta ekspor energi seperti gas alam cair, minyak mentah, dan batu bara, juga dapat menghadapi tindakan pembalasan jika India memilih untuk membalasnya.

    Para pejabat India sebelumnya telah mengindikasikan mereka memandang AS sebagai mitra strategis utama, terutama dalam mengimbangi China.

    Namun, mereka menekankan perlunya mempertahankan ruang kebijakan di bidang pertanian, tata kelola data, dan subsidi negara.

  • Penyidik Telah Bekerja dengan Sabar dan Teliti

    Penyidik Telah Bekerja dengan Sabar dan Teliti

    JAKARTA – Ketua Komisi III DPR Habiburokhman mengapresiasi kinerja Kepolisian RI (Polri), khususnya Polda Metro Jaya yang mengungkap kasus meninggalnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan dengan terang dan jelas.

    Menurut Habiburokhman, mekanisme investigasi kriminal ilmiah yang dijalankan Polri dengan melibatkan banyak ahli sangat membantu masyarakat untuk memahami kasus tersebut.

    “Fakta-fakta yang disampaikan bisa kami lihat bahwa para penyidik telah bekerja dengan penuh kehati-hatian, sabar, cermat dan teliti,” ujar Habiburokhman kepada wartawan, Rabu, 30 Juli.

    Menariknya, kata Habiburokhman, dikatakan bahwa korban meninggal tanpa keterlibatan orang lain namun penyidik masih belum menutup kasus ini.

    “Ini menunjukkan bahwa penyidik sangat memahami prinsip hukum pidana bawah kesimpulan akhir harus diambil dengan bukti yang tak terbantahkan lagi,” kata dia.

    Seperti diketahui, polisi telah mengumumkan hasil penyelidikan kasus kematian diplomat muda Kemlu, Arya Daru Pangayunan (ADP) di kamar kostnya, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.

    Sederet fakta terungkap berdasarkan hasil uji forensik tim Puslabfor Bareskrim Polri dan dokter dari RSCM serta analisis barang bukti. Salah satu temuannya mengenai penyebab kematian Arya Daru.

    Polisi menerangkan, dari berbagai barang bukti yang ada, tidak ditemukan adanya pembunuhan dalam kematian Arya Daru. Polisi juga belum menemukan unsur pidana dari kasus kematian ADP.

    “Dari hasil pemeriksaan, disimpulkan bahwa indikator kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan orang diri. Kami menyimpulkan hasil penyelidikan yang kami lakukan bahwa kami simpulkan belum menemukan adanya peristiwa pidana,” kata Direktur Reserse dan Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes (Pol) Wira Satya Triputra dalam konferensi pers, Selasa, 29 Juli.

    Selain itu, temuan penyelidikan digital forensik pada laptop dan telepon genggam milik korban mengungkapkan tidak ada ancaman terhadap korban untuk bunuh diri. Dari laptop dan telepon genggam milik korban, polisi hanya menemukan rekam pencarian mengenai penyakit.

  • Kanselir Jerman Sambut Raja Yordania, Bahas Jembatan Udara ke Gaza

    Kanselir Jerman Sambut Raja Yordania, Bahas Jembatan Udara ke Gaza

    Jakarta

    Menurut Kementerian Luar Negeri Yordania, pertemuan di Jerman akan difokuskan pada penguatan hubungan bilateral kedua negara serta pembahasan “perkembangan paling mendesak di kawasan.”

    Pertemuan ini berlangsung sehari setelah kanselir Friedrich Merz menyampaikan bahwa pemerintah Jerman ingin membentuk jembatan udara guna mempercepat pengiriman bantuan ke Gaza.

    “Kami tahu bahwa ini hanya akan menjadi bantuan yang sangat kecil bagi rakyat di Gaza,” kata Merz pada Senin, seraya menambahkan, ini adalah “kontribusi yang dengan senang hati kami berikan.”

    Yordania sendiri telah berperan sebagai pusat distribusi bantuan dan pasokan, termasuk menjatuhkan makanan melalui udara ke Gaza dalam dua hari terakhir, menyusul pengumuman Israel tentang “jeda taktis” dalam pertempuran melawan kelompok militan Palestina, Hamas, yang juga diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

    Desakan dari komunitas internasional agar Israel bertindak lebih jauh dalam menangani krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza, terus meningkat. Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Kesehatan Dunia, dan berbagai lembaga bantuan memperingatkan, banyak warga sipil di Gaza kini menghadapi ancaman kelaparan.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pada Minggu, “tidak ada kelaparan di Gaza,” namun sehari kemudian, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyanggah pernyataan tersebut. Trump menegaskan, ada “kelaparan nyata” di wilayah yang terkepung itu, dan bahwa “kita harus memberi makan anak-anak.”

    Tiga dari empat warga Jerman ingin Berlin tekan Israel

    Sementara itu, sekitar tiga perempat warga Jerman menginginkan pemerintah federal memberikan tekanan lebih kepada Israel, untuk menangani situasi kemanusiaan yang memprihatinkan di Gaza.

    Hasil survei menunjukkan adanya perbedaan sikap yang signifikan berdasarkan afiliasi politik: sekitar 94% pemilih Partai Kiri (Die Linke) dan 88% pemilih Partai Hijau mendukung penekanan lebih terhadap Israel.

    Adapun di kalangan pendukung partai-partai besar pemerintahan seperti CDU/CSU (kanan tengah) dan SPD (Sosial Demokrat, kiri tengah), sebanyak 77% ingin pemerintah Jerman melakukan upaya lebih serius, agar Israel meringankan krisis kemanusiaan yang sedang terjadi dan mengakhiri perang.

    Penolakan terkuat terhadap peningkatan tekanan diplomatik terhadap Israel, datang dari pendukung partai sayap kanan ekstrem AfD (Alternative für Deutschland), di mana 37% menentang gagasan tersebut. Meskipun begitu, mayoritas—yakni 61% pemilih AfD—masih mendukung sikap yang lebih tegas dari pemerintah Jerman terhadap Israel.

    Sebagai salah satu pendukung terkuat Israel di kancah internasional, Jerman menegaskan bahwa perlindungan terhadap keamanan dan eksistensi negara Israel adalah bagian dari raison d’etat atau “dasar pendirian negara” Jerman.

    Jerman bantah keretakan koalisi

    Kepala Kantor Kekanseliran Jerman, Thorsten Frei, membantah kekhawatiran soal adanya perpecahan dalam pemerintahan koalisi Jerman, terkait posisi negara itu terhadap Israel.

    Pernyataan tersebut muncul setelah Jerman memutuskan untuk tidak bergabung dengan puluhan negara Barat lainnya, dalam menandatangani pernyataan yang mengecam “pembunuhan tidak manusiawi” terhadap warga sipil Palestina di Gaza pada Senin lalu.

    Frei, yang merupakan tangan kanan Kanselir Friedrich Merz, menegaskan mitra-mitra dalam koalisi tetap bersatu dalam tujuan mereka terkait situasi di Gaza, meski terdapat perbedaan pandangan mengenai cara mencapainya.

    “Tidak ada selembar kertas pun yang memisahkan para mitra koalisi,” kata Frei kepada penyiar publik Jerman, ZDF. “Tentu saja, Anda bisa memiliki pandangan berbeda soal bentuk dan jalan menuju tujuan bersama.”

    Tokoh-tokoh terkemuka dari Partai Sosial Demokrat (SPD), mitra koalisi junior dari partai Merz, Uni Kristen Demokrat (CDU), Selasa (29/7) mendesak pemerintah agar bergabung dalam deklarasi bersama yang telah ditandatangani oleh 28 negara, termasuk Prancis, Italia, dan Inggris, serta oleh Komisi Eropa, lembaga eksekutif Uni Eropa.

    Deklarasi itu menyerukan penghentian segera perang di Gaza, dan mengutuk tindakan militer Israel. Namun, sejauh ini Jerman menolak untuk turut menandatanganinya.

    Frei membela posisi pemerintah, dengan alasan bahwa deklarasi tersebut tidak memberikan kejelasan dalam mengurutkan kronologi peristiwa. “Harus ditegaskan bahwa titik awal perang ini adalah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dan bahwa Hamas masih menyandera orang-orang,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa Jerman tetap memiliki “banyak saluran komunikasi” dengan pemerintah Israel.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Agus Setiawan


    (ita/ita)

  • Terdapat Luka Lebam Diduga akibat Pukulan Benda Tumpul pada Mayat Terikat di Jurang Pati
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Juli 2025

    Terdapat Luka Lebam Diduga akibat Pukulan Benda Tumpul pada Mayat Terikat di Jurang Pati Regional 27 Juli 2025

    Terdapat Luka Lebam Diduga akibat Pukulan Benda Tumpul pada Mayat Terikat di Jurang Pati
    Tim Redaksi
    PATI, KOMPAS.com
    – Tim Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jawa Tengah mengungkapkan hasil otopsi terhadap mayat KR (34), warga Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, yang ditemukan di dasar jurang sedalam 20 meter.
    Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya sejumlah luka akibat kekerasan, termasuk memar pada wajah, bahu, dada, dan perut.
    Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol Heri Dwi Utomo, menjelaskan bahwa otopsi yang dilakukan di RSUD RAA Soewondo Pati pada Minggu (27/7/2025) juga mencatat adanya retakan pada tulang tengkorak korban serta pendarahan otak.
    “Luka-luka ini akibat pukulan benda tumpul dan pendarahan otak ini diduga menjadi penyebab kematian korban,” kata Heri saat dihubungi melalui ponsel.
    Menurut hasil pemeriksaan medis, korban diperkirakan telah meninggal dunia sepekan sebelum penemuan jasadnya.
    Keluarga korban melaporkan bahwa KR sudah tidak pulang ke rumah selama satu minggu, sehingga pencarian dilakukan.
    “Jasadnya membusuk. Temuan-temuan medis ini memperkuat dugaan jika ini korban pembunuhan,” tambah Heri.
    Mayat KR ditemukan dalam kondisi mengenaskan pada Sabtu (26/7/2025) sore, tanpa busana dan dalam posisi terikat di leher dan kaki menggunakan tali tambang.
    Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol Heri Dwi Utomo, menyatakan bahwa setelah menerima informasi tentang penemuan jasad tersebut, Unit Inafis langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSUD RAA Soewondo Pati untuk pemeriksaan lebih lanjut.
    “Kematiannya tak wajar, dugaan kuat korban pembunuhan,” tegas Heri.
    Saat ini, pihak kepolisian telah mengidentifikasi korban dan mengetahui bahwa KR adalah warga Kecamatan Kayen yang sudah hilang selama seminggu.
    Kapolsek Kayen, AKP Parsa, menambahkan bahwa korban pertama kali ditemukan oleh warga sekitar yang sedang berburu biawak menggunakan senapan angin.
    Penemuan mayat ini kemudian dilaporkan ke Pemerintah Desa Purwokerto dan Polsek Kayen.
    “Kami mendapati kondisi mayat sudah membusuk dengan lidah menjulur, tali tambang melilit di leher dan terhubung ke kaki. Ini sangat mengindikasikan adanya unsur kekerasan. Kami pastikan ini bukan kematian wajar,” ungkap Parsa.
    Pihak kepolisian juga mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk kaus pink bertuliskan ‘Arabela’, celana pendek merek Falcon, dan tali tambang.
    Barang bukti lain yang ditemukan di lokasi meliputi karung putih robek, bantal merah kombinasi putih, dan kaus singlet warna putih dengan bekas darah mengering.
    “Cara korban diikat dan diletakkan di dalam jurang menunjukkan adanya upaya pelaku untuk menyembunyikan jenazah. Ini membuat penyelidikan mengarah kuat ke dugaan pembunuhan,” pungkas Parsa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ibu 2 Balita yang Tewas Dicekik Suami di Samarinda Masih Trauma Berat

    Ibu 2 Balita yang Tewas Dicekik Suami di Samarinda Masih Trauma Berat

    Samarinda, Beritasatu.com – Tragedi kematian dua balita di tangan ayah kandungnya sendiri masih menyisakan duka mendalam. MK (25), ibu dari kedua korban, hingga kini masih mengalami trauma berat dan enggan kembali ke rumahnya yang telah dipasangi garis polisi.

    Kondisi MK makin terpukul saat melihat jenazah dua buah hatinya, MZ (4) dan MA (3), terbujur kaku di rumah sakit. Ia menangis histeris menyaksikan tubuh kecil mereka yang telah dibungkus kain kafan. “Sebelum ditinggal kerja, anak-anak masih ceria. Saya tidak menyangka ayah mereka sendiri yang tega membunuh,” ungkap MK sambil terisak.

    Kedua balita malang itu diduga dicekik menggunakan sarung oleh ayah kandungnya, WD (24), di rumah mereka di Jalan Rimbawan, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda. Seusai kejadian, WD ditemukan dalam kondisi linglung dan langsung diamankan pihak Polsek Sungai Kunjang.

    Saat ini, WD tengah menjalani pemeriksaan intensif kepolisian. Namun, karena kondisinya belum stabil, polisi masih kesulitan menggali motif pembunuhan.

    Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim Rina Zainun mengungkapkan, kondisi mental MK sangat terguncang. “Kami sudah berkoordinasi dengan UPTD PPA Kota Samarinda untuk memberikan pendampingan psikologis,” kata Rina kepada Beritasatu.com, Minggu (27/7/2025).

    Rina menambahkan, dukungan psikologi sangat penting untuk membantu pemulihan trauma mendalam yang dialami MK. Ia berharap kasus ini menjadi perhatian serius, terutama dalam penanganan keluarga rawan kekerasan.

  • Kaops: Satgas Damai Cartenz tangkap Wanggol Sobolim KKB di Yahukimo

    Kaops: Satgas Damai Cartenz tangkap Wanggol Sobolim KKB di Yahukimo

    “Pemeriksaan terhadap anggota KKB Wanggol Sobolim masih dilakukan penyidik di Dekai, untuk mendalami keterlibatan pihak lain yang disebutkan dalam pemeriksaan ini, sehingga para pelaku kejahatan terhadap warga sipil dapat ditangkap dan diadili sesuai

    Jayapura (ANTARA) – Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani mengatakan, Satgas Damai Cartenz menangkap Wanggol Sobolim (22) anggota KKB Yahukimo yang diduga terlibat dalam dua aksi yang menyebabkan dua warga sipil meninggal di Dekai.

    “Memang benar Wanggol Sobolim diduga terlibat dalam dua aksi kekerasan yang menewaskan warga sipil yaitu Agustinus Lambi dan La Jahari di bulan Januari dan Mei lalu,” kata Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani di Jayapura, Minggu.

    Dalam pemeriksaan kepada penyidik usai ditangkap di Dekai, ibukota Kabupaten Yahukimo, Sabtu sore (26/7) Wanggol mengaku bergabung dengan kelompok KKB yang menamakan dirinya Batalyon Sisibia sejak tahun 2022, kata

    Dikatakan, Wanggol juga mengaku bila dirinya terlibat dalam aksi yang menewaskan warga sipil.

    Pemeriksaan dipimpin Aipda Harianto Sitompul, anggota KKB itu mengaku sebagai pelaku pembunuhan yang dilakukan tanggal 30 Januari lalu terhadap La Jahari di kawasan jalan Gunung, Yahukimo.

    Sedangkan penyerangan hingga menewaskan Agustinus Lambi, sopir mobil pengangkut galon air, di kawasan Perumahan Sosial jalan Poros Logpon KM 4, tanggal 2 Mei dilakukan bersama dua rekannya yaitu Ben Sobolim dan Kasimbi Silak, kata Brigjen Pol Faizal.

    Ditambahkan, setelah melakukan aksinya pelaku langsung melarikan diri ke kawasan kali Brasa untuk menyembunyikan dirinya.

    “Pemeriksaan terhadap anggota KKB Wanggol Sobolim masih dilakukan penyidik di Dekai, untuk mendalami keterlibatan pihak lain yang disebutkan dalam pemeriksaan ini, sehingga para pelaku kejahatan terhadap warga sipil dapat ditangkap dan diadili sesuai hukum,” kata Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani.

    Pewarta: Evarukdijati
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.