Kasus: pembunuhan

  • Keji, 1.373 Orang Dibunuh Saat Tunggu Bantuan di Gaza

    Keji, 1.373 Orang Dibunuh Saat Tunggu Bantuan di Gaza

    Gaza City

    Kantor hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa sedikitnya 1.373 warga Palestina tewas dibunuh saat menunggu bantuan kemanusiaan di berbagai wilayah Jalur Gaza sejak akhir Mei. Sebagian besar kematian itu disebabkan oleh militer Israel.

    Angka yang dilaporkan kantor HAM PBB itu,seperti dilansir AFP, Jumat (1/8/2025), tercatat sejak akhir Mei yang mengindikasikan momen ketika kelompok Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Israel, memulai penyaluran bantuan kemanusiaan yang kontroversial di Jalur Gaza.

    Penyaluran bantuan oleh GHF itu dilakukan tanpa kerja sama dengan PBB, yang mencurigai netralitas GHF.

    “Secara total, sejak 27 Mei, setidaknya 1.373 warga Palestina tewas saat mencari makanan; sekitar 859 orang di antaranya (tewas) di sekitar lokasi (pusat distribusi bantuan yang dikelola GHF) dan 514 orang lainnya (tewas) di sepanjang rute konvoi bantuan makanan,” sebut kantor badan PBB untuk wilayah Palestina.

    “Sebagian besar pembunuhan itu dilakukan oleh militer Israel,” imbuh pernyataan kantor badan PBB untuk wilayah Palestina.

    Ribuan warga Gaza berkumpul setiap harinya di dekat titik-titik distribusi bantuan di Jalur Gaza, termasuk empat titik yang dikelola oleh GHF, yang operasinya dirusak oleh kekacauan dan hampir setiap hari muncul laporan soal pasukan Israel yang menembaki orang-orang yang menunggu untuk mengambil bantuan.

    GHF membantah telah terjadi penembakan fatal di sekitar titik-titik distribusi bantuannya.

    Pembatasan yang diberlakukan Israel terhadap masuknya barang dan bantuan ke Jalur Gaza, sejak dimulainya perang hampir 23 bulan lalu, telah menyebabkan kekurangan makanan dan barang-barang penting, termasuk obat-obatan, pasokan medis, dan bahan bakar, yang diandalkan rumah sakit untuk generator mereka.

    Tonton juga video “Trump: Kelaparan di Gaza Sungguh Mengerikan” di sini:

    Pernyataan PBB itu dirilis saat badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya 11 orang tewas akibat tembakan dan serangan udara Israel pada Jumat (1/8) waktu setempat. Menurut badan pertahanan sipil Gaza, dua korban tewas di antaranya tewas saat menunggu di dekat pusat distribusi bantuan.

    Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, mengatakan kepada AFP bahwa lima orang di antaranya tewas akibat serangan di dekat Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan. Empat orang lainnya tewas dalam serangan terpisah terhadap sebuah kendaraan di area Deir el-Balah, Jalur Gaza bagian tengah.

    Sedangkan dua orang lainnya, sebut Bassal, tewas akibat tembakan pasukan Israel saat mereka menunggu bantuan di dekat pusat distribusi makanan yang dikelola oleh GHF di area antara Khan Younis dan Rafah pada Jumat (1/8).

    Militer Israel, dalam pernyataan kepada AFP, mengatakan pihaknya tidak dapat mengonfirmasi serangan tersebut tanpa titik koordinat spesifik.

    Tonton juga video “Truk-Truk Bantuan dari Mesir Mulai Memasuki Gaza” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Detik-Detik Pedagang Siomay Bunuh Pegawai Koperasi, Emosi Ditagih Utang Rp125 Ribu

    Detik-Detik Pedagang Siomay Bunuh Pegawai Koperasi, Emosi Ditagih Utang Rp125 Ribu

    Liputan6.com, Jakarta Kasus pembunuhan pegawai koperasi simpan pinjam bernama Pandra Apriliadi (21) di Lampung Selatan akhirnya terungkap. Tersangka, Salam Prayitno (46), seorang pedagang siomay nekat menghabisi korban karena tersulut emosi saat ditagih utang.

    Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Lampung Kombes Pol Indra Hermawan menjelaskan bahwa peristiwa berdarah itu terjadi pada Minggu (27/7) di wilayah Branti Raya, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.

    “Pandra datang seorang diri ke rumah Salam untuk menagih cicilan utang sebesar Rp125 ribu, bagian dari pinjaman total Rp500 ribu,” ujar Indra dalam konferensi pers di Mapolda Lampung, Jumat (1/8).

    Namun, Salam mengaku tidak punya uang. Dia sempat keluar rumah untuk mencari pinjaman, tapi gagal. Saat kembali, terjadi cekcok yang memicu amarah.

    “Ada kata-kata korban yang menyinggung perasaan tersangka. Saat itulah pelaku mulai merencanakan pembunuhan,” terang dia.

    Salam lantas meminjam golok milik tetangganya, yang kemudian dia sembunyikan. Indra menuturkan bahwa tersangka lalu mengajak Pandra pura-pura menuju rumah saudaranya untuk mencari uang.

    “Saat berboncengan dengan sepeda motor, pelaku duduk di belakang korban sambil menyembunyikan golok dan senar pancing yang telah dirangkap menjadi tiga lapis,” tuturnya.

    Kemudian, sekitar 15 menit perjalanan, saat motor melaju pelan, pelaku melilitkan senar pancing ke leher korban dari belakang hingga motor oleng dan jatuh ke sisi kiri.

    “Dalam kondisi korban tercekik dan terjatuh, pelaku langsung menggorok leher bagian depan dengan golok yang telah disiapkan,” terangnya.

    Untuk menyembunyikan jejak, tersangka membungkus jasad korban dengan mantel dari dalam jok motor, menutupinya dengan daun singkong, dan membonceng tubuh korban di tengah.

    “Dalam perjalanan, tersangka juga membuang tas korban. Sesampainya di lokasi pembuangan, tersangka mendorong tubuh korban agar terjatuh ke sungai, berharap jasad hanyut,” jelas dia.

    Tidak berhenti di situ, Salam menjual motor korban seharga Rp4,4 juta, lalu memberikan sebagian uang kepada anaknya untuk kabur ke Jakarta.

    Lalai, tersangka juga sempat berziarah ke daerah Tanggamus selama dua hari, lalu menjual dua ponsel milik korban.

    Dua hari kemudian, tersangka memutuskan menyerahkan diri ke Polsek Natar, Kamis (31/7) siang.

    “Kami telah memeriksa 11 saksi, termasuk tetangga, teman, anak, dan istri tersangka. Dari hasil penyelidikan, pelaku bertindak sendiri,” ungkap Indra.

    Motif utama pembunuhan disebut karena tersangka tersinggung dengan ucapan korban saat menagih utang. Kini polisi masih mencari dua barang bukti yang belum ditemukan, yaitu tas dan sepeda motor korban.

    “Kasus ini terus kami dalami, termasuk sistem penagihan di koperasi tempat korban bekerja,” bebernya.

    Akibat perbuatannya, Salam dijerat dengan empat pasal sekaligus, termasuk Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, yang ancamannya mencapai 20 tahun penjara atau bahkan hukuman seumur hidup.

    Selain itu, tersangka juga dikenakan Pasal 328 KUHP tentang penculikan, Pasal 333 KUHP tentang perampasan kemerdekaan seseorang, l dan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.

    “Ini bukan sekadar pembunuhan biasa. Ada unsur perencanaan dan penculikan dalam kasus ini,” tegasnya.

  • Pedagang Siomay Jadi Tersangka Pembunuhan Sadis Pegawai Koperasi di Lampung, Ini Motifnya

    Pedagang Siomay Jadi Tersangka Pembunuhan Sadis Pegawai Koperasi di Lampung, Ini Motifnya

    Liputan6.com, Jakarta Kepolisian Daerah (Polda) Lampung mengungkap motif di balik pembunuhan Pandra Apriliadi (21), pegawai koperasi simpan pinjam asal Lampung Utara yang ditemukan tewas di kawasan Branti Raya, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Lampung.

    Pelakunya adalah Salam, seorang pedagang siomay warga Desa Branti Raya, kecamatan setempat. Kini Salam telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka.

    Saat dihadirkan dalam konferensi pers, Salman tertunduk. Pria berkumis tersebut pasrah saat dikawal dua personel Polri.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Lampung, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Indra Hermawan mengatakan, pelaku nekat menghabisi nyawa korban karena sakit hati ditagih utang.

    Jumlahnya tak seberapa, Rp125 ribu, cicilan mingguan dari pinjaman koperasi sebesar Rp500 ribu.

    “Motifnya sakit hati karena merasa ditekan saat ditagih utang. Dari keterangan pelaku, korban menagih dengan kata-kata yang dinilai tidak sopan,” kata Indra dalam jumpa pers di Mapolda Lampung, Jumat (1/8).

    Cekcok antara keduanya sempat terjadi sebelum pembunuhan. Berdasarkan hasil pemeriksaan, korban disebut terus mendesak Salam untuk membayar cicilan hari itu juga, sementara tersangka tengah kehabisan uang.

    Tersangka bahkan sempat mencoba meminjam uang ke tetangga dan kerabat, tapi tak satu pun berhasil.

    “Terdesak dan emosi, Salam lalu merancang pembunuhan. Ia menyiapkan sebilah senjata tajam dan senar sebagai alat eksekusi,” ungkap dia.

    Peristiwa pembunuhan berencana itu terjadi pada Minggu (27/7), ketika korban datang kembali menagih utang ke rumah tersangka.

    Korban, Pandra Apriliadi bekerja sebagai penagih pinjaman di koperasi simpan pinjam tempat tersangka meminjam uang untuk modal usaha.

    “Korban memang ditugaskan untuk menagih angsuran. Kami masih selidiki lebih lanjut apakah sistem koperasi ini menetapkan satu penagih per wilayah atau bergilir,” tutup Indra.

  • Mantan Sersan AS Disuntik Mati Atas Pembunuhan Istri-2 Anak

    Mantan Sersan AS Disuntik Mati Atas Pembunuhan Istri-2 Anak

    Jakarta

    Seorang mantan sersan Angkatan Udara Amerika Serikat dieksekusi mati atas pembunuhan istri dan dua anaknya yang masih kecil-kecil. Eksekusi mati dengan cara disuntik mati ini dilakukan di negara bagian Florida pada hari Kamis (31/7) waktu setempat.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (1/8/2025), Edward Zakrzewski (60) telah mengaku bersalah atas pembunuhan istrinya, Sylvia, putranya, Edward (7) dan putrinya, Anna (5) pada bulan Juni 1994.

    Istrinya dipukuli dengan linggis, dicekik dengan tali, dan dipukul dengan parang.

    Kedua anaknya dibacok hingga tewas dengan parang. Parang itu dibeli Zakrzewski saat istirahat makan siang setelah dia diberi tahu bahwa istrinya berencana menceraikannya.

    Zakrzewski melarikan diri ke Hawaii dan mengubah namanya setelah pembunuhan tersebut. Namun, dia menyerahkan diri empat bulan kemudian setelah diidentifikasi oleh teman-temannya di sebuah acara televisi berjudul “Unsolved Mysteries.”

    Zakrzewski disuntik mati pada pukul 18.12 (22.12 GMT) di Penjara Negara Bagian Florida di Raiford, setelah permohonan bandingnya ditolak oleh Mahkamah Agung AS pada hari Rabu (30/7) waktu setempat.

    Pensacola News Journal melaporkan kata-kata terakhirnya sebelum dieksekusi mati. “Saya ingin berterima kasih kepada orang-orang baik di Negara Bagian Sunshine karena telah membunuh saya dengan cara yang paling dingin dan penuh perhitungan, bersih, manusiawi, dan efisien. Saya tidak memiliki keluhan apa pun,” kata Zakrzewski.

    Dilaporkan ada 27 eksekusi mati di Amerika Serikat tahun ini, terbanyak sejak 28 eksekusi mati pada tahun 2015.

    Termasuk Zakrzewski, 22 eksekusi dilakukan dengan suntikan mematikan, dua dilakukan oleh regu tembak, dan tiga dengan hipoksia nitrogen, yaitu pemompaan gas nitrogen ke dalam masker wajah, yang menyebabkan tahanan mati lemas.

    Penggunaan gas nitrogen sebagai metode hukuman mati telah dikecam oleh para ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai tindakan yang kejam dan tidak manusiawi.

    Hukuman mati telah dihapuskan di 23 dari 50 negara bagian AS, sementara tiga negara bagian lainnya — California, Oregon, dan Pennsylvania — telah menerapkan moratorium.

    Presiden Donald Trump adalah pendukung hukuman mati. Pada hari pertamanya menjabat, ia menyerukan perluasan penggunaan hukuman mati “untuk kejahatan paling keji.”

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Pegawai Koperasi di Lampung Selatan

    Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Pegawai Koperasi di Lampung Selatan

    BANDARLAMPUNG –  Kepolisian Daerah (Polda) Lampung menangkap pelaku pembunuhan pegawai koperasi di Kabupaten Lampung Selatan yang dilaporkan hilang oleh pihak keluarga.

    “Pelaku sudah tertangkap oleh tim gabungan dari Dirreskrimum Polda Lampung dan Polres Lampung Selatan,” kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Yuni Iswandari dilansir ANTARA, Kamis, 31 Juli.

    Saat ini pelaku pembunuhan pegawai koperasi atas nama Pandra sedang menjalani pemeriksaan oleh anggota polisi di Mapolda Lampung.

    “Ya, pelaku pembunuh lan tersebut atas nama Salim,” kata dia.

    Pelaku pembunuhan tersebut merupakan nasabah dari korban yang harus membayar tagihan atas pinjaman ke Pandra.

    “Saat ini tim juga masih mendalami bukti-bukti lainnya dalam peristiwa tersebut. Informasi lebih lanjut kami akan sampaikan kembali,” kata dia.

    Sementara itu, Kapolres Lampung Selatan AKBP Toni Kasmiri mengatakan dalam mengungkap kasus tersebut menerjunkan tim gabungan ke Tanggerang guna mengungkap misteri orang hilang bernama Pandra Apriliandi (21), warga Gedung Ketapang.

    “Tim gabungan yang dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Lampung Selatan AKP Indik Rusmono juga telah diberangkatkan ke Tangerang untuk mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi, guna mengungkap kasus ini,” katanya.

    Tim berangkat ke Tanggerang guna melacak keberadaan dua anak dari Salam yang pada malam 29 Juli 2025 telah bertolak ke Tangerang untuk tinggal bersama ibu mereka.

    “Dalam proses penyelidikan, tim gabungan dari Subdit Jatanras Polda Lampung, Polres Lampung Selatan, dan Polsek Natar terus melakukan pencarian. Kemudian juga telah meminta keterangan saksi kunci kakak dari korban dan kekasihnya,” katanya.

    Sebelumnya, sesosok mayat ditemukan warga terapung di sungai yang berada di Kecamatan Natar, Lampung Selatan. Peristiwa penemuan ini terjadi pada Kamis (31/7/2025) siang di sungai yang berada di Kampung Kroya, Dusun Sukarame, Desa Haduyang, Kecamatan Natar.

    Dari hasil identifikasi diketahui jenazah tersebut adalah Pandra (21) seorang pegawai koperasi yang sebelumnya dilaporkan hilang oleh pihak keluarga.

  • 10 Kematian Paling Konyol dalam Sejarah

    10 Kematian Paling Konyol dalam Sejarah

    17 Juni 1871, Clement Vallandigham yang adalah mantan anggota DPR dan pengacara terkemuka, mewakili klien yang dituduh melakukan pembunuhan dalam perkelahian di bar. Ia berusaha membuktikan bahwa korban, Tom Myers, tak sengaja menembak diri sendiri saat mengeluarkan pistolnya. Untuk mengilustrasikannya, Vallandigham menggunakan pistol yang ia yakini tidak berisi peluru dan menembak dirinya sendiri. Ia meninggal keesokan harinya karena luka tembak. Demonstrasi itu, meski fatal, berhasil meyakinkan juri. Kliennya, Thomas McGehean, dibebaskan. Foto: Wikipedia

  • Situasi Memanas, Warga Mengamuk Bakar Rumah Pembunuh Pegawai Koperasi di Lampung Selatan

    Situasi Memanas, Warga Mengamuk Bakar Rumah Pembunuh Pegawai Koperasi di Lampung Selatan

    Untuk meredam amarah warga, aparat gabungan dikerahkan ke lokasi. Tercatat dua Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Dalmas, dua SSK dari Brimob, serta personel dari Polres Lampung Selatan dengan dukungan dari Polda Lampung turun langsung melakukan penjagaan.

    “Situasi saat ini sudah kondusif. Kami mohon masyarakat dan keluarga korban untuk tidak terprovokasi. Berikan kesempatan pada kami untuk menuntaskan proses hukum ini secara transparan,” jelas dia.

    Dia memastikan terduga pelaku, Salam Prayitno telah diamankan oleh polisi pada Kamis siang pukul 14.00 WIB. Salam menyerahkan diri dan kini telah diperiksa penyidik.

    “Sampai saat ini sudah ada tujuh saksi yang dimintai keterangan. Proses penyidikan masih terus berjalan,” bebernya.

    Terkait pelaku pembakaran rumah Salam, polisi belum melakukan penangkapan. Fokus utama polisi saat ini adalah menjaga ketertiban dan mengusut tuntas kasus pembunuhan terhadap pegawai koperasi tersebut.

    “Pelaku pembakaran belum kami amankan karena konsentrasi hari ini masih pada pengamanan dan proses penyidikan kasus utama,” tutup dia.

  • Pura-Pura Belanja, Dua WN Irak Curi Uang dan Elektronik di Toko Pulsa

    Pura-Pura Belanja, Dua WN Irak Curi Uang dan Elektronik di Toko Pulsa

    Liputan6.com, Jakarta – Dua warga negara asing (WNA) asal Irak berinisial AM dan AF ditangkap petugas Kantor Imigrasi Serang setelah diduga melakukan aksi perampokan terhadap sebuah toko penjual pulsa di Kota Serang, Banten. Keduanya diamankan di kawasan Jakarta Timur.

    “Kami amankan dua WNA asal Irak yang melakukan pencurian uang tunai Rp4 juta dan sejumlah barang elektronik dari sebuah toko pulsa,” kata Kepala Kantor Imigrasi Serang, Igak Artawan, saat konferensi pers di Kantor Wilayah Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Banten, Kamis (31/7/2025).

    Menurut Igak, keduanya sempat berpindah-pindah lokasi. “Izin tinggal pelaku ini dari Imigrasi Jakarta Timur, kemudian check in hotel di Bali, lalu ke Serang,” ujarnya.

    Modus pelaku AM adalah berpura-pura membeli tongkat e-Toll dan membayar dengan uang pecahan Rp100 ribu. Namun, ia mempermasalahkan uang kembalian yang diberikan korban, dengan alasan kondisi uang jelek dan penuh coretan. Saat korban lengah, AM diduga mengambil uang dari dalam laci toko.

    Sementara itu, pelaku AF berperan mengalihkan perhatian karyawan toko dengan berpura-pura mengajak berbincang.

    “Korban kemudian membuat laporan ke Polsek Cipocok. Untuk penanganan pidana umum, kami koordinasi dengan kepolisian,” jelas Igak.

     

    Seorang buruh perkebunan sawit yang ditemukan tak bernyawa di dapur rumahnya di Desa Rawang Lama, Asahan, Sumatra Utara dalam keadaan terikat. Pria berusia 58 tahun itu diduga menjadi korban perampokan disertai pembunuhan, lantaran beberapa barang pr…

  • Geger Penemuan Mayat di Sungai Lampung Selatan, Diduga Pegawai Koperasi yang Hilang

    Geger Penemuan Mayat di Sungai Lampung Selatan, Diduga Pegawai Koperasi yang Hilang

    Liputan6.com, Jakarta Warga Desa Haduyang, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, digemparkan oleh penemuan jasad pria yang mengapung di aliran sungai, Kamis (31/7) pagi. Penemuan itu memicu kehebohan setelah video penemuan mayat tersebut beredar luas di media sosial.

    Dalam video yang viral itu, tampak warga berkerumun menyaksikan evakuasi mayat yang diduga kuat merupakan Pandra (21), seorang pegawai koperasi yang dilaporkan hilang sejak beberapa hari lalu. Pandra sebelumnya diketahui hendak menagih utang ke rumah salah satu nasabah koperasi di desa setempat.

    “Lokasi penemuan mayat berada di Dusun Keroya, Desa Haduyang, Kecamatan Natar,” tulis perekam dalam video yang diunggah di media sosial Facebook.

    Perekam juga menyebut posisi jasad hanya sekitar satu kilometer dari rumah nasabah yang terakhir kali dikunjungi Pandra sebelum hilang.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Lampung, Komisaris Besar Indra Hermawan, membenarkan adanya penemuan jasad tersebut. Namun, ia belum dapat memastikan identitas korban.

    “Kita belum bisa simpulkan siapa korban. Proses identifikasi masih berlangsung,” kata Indra kepada Liputan6.com.

    Dia melanjutkan, jasad korban akan dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung untuk keperluan autopsi dan identifikasi lebih lanjut oleh tim forensik.

    “Kami sudah melakukan olah TKP bersama tim Inafis. Hasil autopsi akan menentukan apakah benar korban adalah pegawai koperasi yang hilang,” terang dia.

    Sebelumnya diberitakan, Ratusan orang merangsek masuk halaman Mapolsek Natar, Lampung Selatan, Selasa (29/7) malam.

    Mereka mencari orang hilang bernama Pandra. Dia menuntut polisi segera mencari Pandra. Sejak Sabtu (26/7), Pandra tak jelas keberadaannya.

    Pandra bekerja sebagai pegawai koperasi. Hari terakhir dia terlihat saat berpamitan kepada keluarganya untuk menagih utang ke salah satu nasabah. Namun sejak itu, keberadaannya tak lagi diketahui.

    “Kami hanya ingin dia ditemukan, entah dalam kondisi seperti apa. Jangan dibiarkan menggantung,” kata Anto, salah satu warga yang ikut mendatangi kantor polisi malam itu.

    Kekhawatiran warga semakin memuncak setelah diketahui bahwa titik lokasi terakhir Pandra terlacak di sekitar rumah nasabah, dekat Bandara Radin Inten II.

    Namun saat dicek, rumah tersebut ternyata kosong dan sudah tidak berpenghuni.Keluarga dan masyarakat sekitar menduga kuat bahwa hilangnya Pandra tidak wajar.

    Mereka khawatir pemuda itu menjadi korban tindak kekerasan, bahkan ada dugaan pembunuhan.

  • Kantor Polisi Didemo Ratusan Orang, Pegawai Koperasi Hilang Misterius Usai Tagih Utang

    Kantor Polisi Didemo Ratusan Orang, Pegawai Koperasi Hilang Misterius Usai Tagih Utang

    Liputan6.com, Lampung – Ratusan orang merangsek masuk halaman Mapolsek Natar, Lampung Selatan, Selasa malam, (29/7/2025). 

    Mereka mencari orang hilang bernama Pandra (21). Dia menuntut polisi segera mencari Pandra. Sejak Sabtu (26/7/2025), Pandra tak jelas keberadaannya. 

    Pandra bekerja sebagai pegawai koperasi. Hari terakhir dia terlihat saat berpamitan kepada keluarganya untuk menagih utang ke salah satu nasabah. Namun sejak itu, keberadaannya tak lagi diketahui.

    “Kami hanya ingin dia ditemukan, entah dalam kondisi seperti apa. Jangan dibiarkan menggantung,” kata Anto, salah satu warga yang ikut mendatangi kantor polisi malam itu.

    Kekhawatiran warga semakin memuncak setelah diketahui bahwa titik lokasi terakhir Pandra terlacak di sekitar rumah nasabahnya, dekat Bandara Radin Inten II. Namun saat dicek, rumah tersebut ternyata kosong dan sudah tak berpenghuni.

    Keluarga dan masyarakat sekitar menduga kuat bahwa hilangnya Pandra tidak wajar. Mereka khawatir pemuda itu menjadi korban tindak kekerasan, bahkan ada dugaan pembunuhan.