Kasus: pelecehan seksual

  • GMNI dan Keluarga Korban Asusila Guru Geruduk Polres Sumenep, Ada Apa?

    GMNI dan Keluarga Korban Asusila Guru Geruduk Polres Sumenep, Ada Apa?

    Sumenep (beritajatim.com) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam GMNI Sumenep berunjukrasa ke Polres setempat. Mereka mendesak agar oknum guru di salah satu SD Negeri di Kecamatan Kota Sumenep yang diduga melakukan tindak asusila terhadap murid-muridnya, segera ditangkap. Mahasiswa datang ke Polres bersama sejumlah ibu korban.

    “Pak Kapolres, kenapa kasus pencabulan ini lamban penanganannya. Dimana hati nurani kalian? Tidak kah pak polisi ini menyadari, kasus itu telah membuat trauma generasi kita. Kami kesini bersama orang tua korban, untuk mencari keadilan,” kata korlap aksi, Alimuddin, Rabu (05/06/2024).

    Para pengunjukrasa berorasi sambil membentangkan spanduk dan poster bertuliskan protes. Mereka ingin agar ‘predator anak’ itu segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.

    “Pak Kapolres, usut tuntas kasus predator anak ini. Dia iblis berwajah manusia. Kasus ini sudah sangat lama terjadi. Korbannya pun sangat banyak,” teriak Alimuddin.

    Sambil berorasi, massa aksi juga melakukan aksi teaterikal menggambarkan kelakuan ‘bejat’ oknum guru itu. Salah satu pengunjukrasa mengenakan seragam SD, memperagakan dia menjadi korban asusila guru. Sementara pengunjukrasa lain memerankan sebagai pelaku, dengan memakai topeng bergambar wajah pelaku.

    Ibu korban pun terlihat menangis sesenggukan saat menceritakan anaknya telah menjadi korban pencabulan gurunya. Anaknya sekarang mengalami trauma dan selalu ketakutan saat bertemu guru itu.

    Menanggapi aksi tersebut, Kapolres Sumenep, AKBP Henri Noveri Santoso mengatakan bahwa tersangka pelaku pencabulan berinisial ST telah ditangkap dan ditahan di Polres Sumenep.

    “Tadi malam kami sudah menangkap dan menahan tersangka pelaku. Kami pastikan proses hukum ini akan jalan terus,” ungkapnya.

    Menanggapi pernyataan itu, massa aksi tetap tidak puas. Mereka meminta agar tersangka pelaku dibawa keluar ke hadapan keluarga korban, untuk membuktikan bahwa pelaku benar-benar telah ditangkap.

    “Kami perlu bukti. Bawa keluar tersangka. Bawa kesini pelaku, agar kami benar-benar tahu, iblis itu sudah ditangkap,” ucap Alimuddin.

    Situasi sempat memanas karena aparat kepolisian menolak memenuhi permintaan pengunjukrasa utk menghadirkan pelaku. Akhirnya sejumlah perwakilan pengunjukrasa dipersilahkan masuk ke Mapolres, umtuk melihat langsung keberadaan tersangka.

    Sekitar 15 perwakilan termasuk orang tua korban pun masuk ke Mapolres, untuk membuktikan sendiri, apakah tersangka pelaku benar-benar telah ditangkap. Setelah beberapa saat, perwakilan massa pun keluar dari Mapolres dan menemui pengunjukrasa lain yang masih menunggu di depan Polres.

    “Saudara-saudaraku, saya dan ibu-ibu korban ini sudah melihat dengan mata kepala sendiri, pelaku ada di tahanan Polres. Pelaku juga digunduli. Berarti memang benar polisi sudah menahan pelaku,” ungkap Alimuddin.

    Ia mengapresiasi keseriusan Polres Sumenep menangani kasus ini. Setelah pelaku ditangkap, ia berharap kasus ini tidak mandeg dan proses hukum diteruskan.

    “Tidak pernah ada kata damai untuk pelaku pencabulan anak. Kami menghargai proses hukum yang berlaku. Pak Kapolres, silahkan tegakkan hukum dengan benar atas kasus ini. Jangan sampai berakhir damai,” tandasnya.

    Sejumlah siswa salah satu SD Negeri di Sumenep menjadi korban tindakan tak senonoh salah satu gurunya yang berinisial ST. Terungkapnya kasus yang mencoreng dunia pendidikan itu berawal ketika salah satu siswi yang menjadi korban tindakan tak pantas itu mengadukan pada orang tuanya. Si anak ini menceritakan kalau dirinya telah digerayangi dadanya oleh oknum guru tersebut.

    Spontan orang tua siswi ini pun tak terima dan melaporkan ke kepala sekolah. Oleh kepala sekolah, oknum guru tersebut kemudian dipanggil dan dimediasi dengan wali murid. Namun mediasi itu tidak membawa hasil yang memuaskan, sehingga orang tua siswi ini pun memilih untuk melaporkan kasus tersebut ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sumenep.

    Ternyata di Polres, juga ada beberapa orang tua siswi yang melaporkan kasus yang sama. Bahkan ada anak yang mengaku telah dipegang organ intimnya oleh guru tersebut. Korban ternyata tidak hanya siswi yang masih bersekolah di SD tersebut, tetapi juga ada yang alumni dan sekarang sudah duduk di bangku SMP.

    Awalnya ada empat korban yang melaporkan kasus dugaan pelecehan seksual. Namun ada satu laporan yang dicabut, sehingga tinggal tiga korban yang melaporkan. [tem/aje]

  • Siswi SD Sumenep Korban Asusila Guru Diperiksa Psikolog

    Siswi SD Sumenep Korban Asusila Guru Diperiksa Psikolog

     

    Sumenep (beritajatim.com) – Sejumlah siswa salah satu SD Negeri di Sumenep yang menjadi korban tinda asusila gurunya segera dibawa ke Polda Jawa Timur untuk menjalani pemeriksaan psikologis. Mereka tidak diperiksa di Polres Sumenep.

    “Pemeriksaan kondisi psikologis korban rencananya memang tidak di sini, tapi di Polda Jatim,” kata Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, Senin (27/5/2024).

    Terungkapnya kasus yang mencoreng dunia pendidikan itu berawal ketika salah satu siswi yang menjadi korban tindakan tak pantas tersebut mengadu pada orangtuanya. Anak ini mengaku bagian dadanya telah digerayangi oleh oknum guru tersebut.

    Spontan orang tua siswi ini tak terima dan melaporkan ke kepala sekolah. Oleh kepala sekolah, oknum guru tersebut kemudian dipanggil dan dimediasi dengan wali murid.

    Namun mediasi itu tidak membawa hasil yang memuaskan, sehingga orang tua siswi ini pun memilih untuk melaporkan kasus tersebut ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sumenep.

    Ternyata di Polres, juga ada beberapa orang tua siswi yang melaporkan kasus yang sama. Bahkan ada anak yang mengaku telah dipegang organ intimnya oleh guru tersebut. Korban ternyata tidak hanya siswi yang masih bersekolah di SD tersebut, tetapi juga ada yang alumni dan sekarang sudah duduk di bangku SMP.

    “Awalnya ada empat korban yang melaporkan kasus dugaan pelecehan seksual. Tapi sekarang yang satu laporannya dicabut, sehingga tinggal tiga korban yang melaporkan,” ungkap Widiarti tanpa menjelaskan alasan pencabutan laporan.

    Ia mengatakan, untuk kasus dugaan pelecehan seksual oleh oknum guru terhadap siswanya itu telah dilakukan gelar perkara. Saat ini kasus tersebut tengah dalam penyidikan.

    “Hari ini kami melakukan pemanggilan terhadap sejumlah saksi. Diantaranya saksi korban, kemudian kepala sekolah di SD tersebut,” terang Widiarti.

    Ia meminta semua pihak untuk bersabar menunggu hasil penyidikan. “Kasus ini pasti terus kami proses. Ditunggu saja perkembangannya,” ujarnya singkat. [tem/beq]

  • Pembuat Film Asusila Bertajuk Guru Tugas Ditahan Polda Jatim

    Pembuat Film Asusila Bertajuk Guru Tugas Ditahan Polda Jatim

    Surabaya (beritajatim.com) – Penyidik Subdit V Siber, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jati menahan tiga orang konten kreator film pendek inisial S, Y dan A yang diamankan pada Kamis (9/5/2024). Setelah menjalani pemeriksaan dan juga diperkuat bukti, keterangan saksi dan ahli, akhirnya ketiga dilakukan penahanan.

    ” Bahwa tiga orang yang kemarin menjalani pemeriksaan dan pada Kamis kemarin sudah ditetapkan menjadi Tersangka, mulai hari ini sudah ditahan di Rutan Polda Jatim,” ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, Jumat (10/5/2024).

    Adapun peran ketiga tersangka adalah inisial Y sebagai pemilik akun dan pengunggah video, kemudian S sebagai pemeran ustaz dan A sebagai kameramen.

    Ketiga Tersangka dijerat dengan UU No 11 tahun 2008 tentang ITE dengan ancaman hukuman enam tahun penjara.

    Diberitakan sebelumnya, ketiga tersangka ditangkap karena meresahkan masyarakat atas pembuatan film pendek bertajuk Guru Tugas 1 dan Guru Tugas 2. Diduga konten tersebut bernuansa asusila dan SARA.

    Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto, mengatakan, tim Subdit V Siber bergerak cepat dan mengamankan tiga terduga pelaku konten kreator.

    “Mengamankan tiga orang berinisial S, Y dan A, yang merupakan konten kreator film pendek berjudul Guru Tugas 1 dan Guru tugas 2. Diduga konten tersebut bernuansa asusila dan SARA,” kata Kombes Pol Dirmanto, Kabid Humas Polda Jatim.

    Dirmanto menerangkan, akun Youtube bernama ‘Akeloy Production’ ini diduga telah membuat konten yang menceritakan terkait dengan adegan di sebuah pondok pesantren di wilayah Bangkalan.

    “Jadi secara singkat kami sampaikan ada guru tugas dari Jember, yang ditugaskan di wilayah Bangkalan. Pada saat melakukan tugas, yang bersangkutan melakukan pelecehan seksual, atau pemerkosaan terhadap santrinya, ini adegan yang ada di dalam video guru tugas 1 dan guru tugas 2,” terang dia.

    Video tersebut mendapat reaksi dan kecaman dari berbagai tokoh masyarakat di wilayah Madura.

    “Baik itu dari NU Madura Raya, Kemudian dari Dai Madura, Kemudian dari Kyai dan Ulama Madura yang tergabung dalam Auma,” jelasnya.

    Kemudian penyidik juga akan melakukan pemeriksaan saksi-saksi ahli, baik itu ahli pidana, agama, maupun ITE.

    “Penyidik saat ini juga melakukan pemeriksaan terhadap ketiga orang yang diduga sebagai pemilik akun maupun pelaku di dalam video tersebut, serta melakukan pengumpulan berbagai bukti terkait dengan peristiwa pidana yang mungkin terjadi di dalam video pendek tersebut,” tutup dia. [uci/ian]

  • Supeltas di Mojokerto Dibawa ke Dinsos, Ini Kronologinya

    Supeltas di Mojokerto Dibawa ke Dinsos, Ini Kronologinya

    Mojokerto (beritajatim.com) – Seorang sukarelawan pengatur lalu-lintas (Supeltas) terpaksa diamankan anggota Satsamapta Polres Mojokerto Kota. Abdul Rohim yang sdang mengatur lalu-lintas di simpang tiga Jalan Raya Ijen, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto dianggap melecehkan pengendara.

    Abdul Rohim dianggap melecehkan pengendara perempuan yang kerap ditunjukkan dengan aksi menjilati sticklamp layaknya perbuatan cabul. Akibat ulahnya, Kamis (25/4/2024), Abdul Rohim dibawa ke Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mojokerto untuk mendapat pembinaan.

    Aksi tak senonoh tersebut juga kerap ditunjukkan ke pengendara perempuan lain. Khususnya, para pelajar yang hendak melintas di simpang tiga perbatasan antara Kota dan Kabupaten Mojokerto tersebut. Abdul Rohim diamankan setelah petugas mendapati laporan dari Endah Lestari (34).

    Seorang pengendara mobil yang sempat menjadi korban aksi tak senonoh Abdul Rohim. Endah yang setiap pagi mengantar putrinya sekolah kerap menemukan pelaku bertingkah cabul. Endah sempat mendapat pelecehan secara langsung yang menempelkan wajahnya ke kaca kemudi mobil lalu menjilati sticklamp yang dibawa.

    ”Beberapa hari lalu saya sempat kena aksinya waktu antar anak saya. Bukannya mengatur lalu-lintas, pelakunya justru mengintip dari kaca terus menjilati sticklamp-nya seperti perbuatan pelecehan seksual. Kalau saya sih masih terhitung aman karena pakai mobil,” katanya.

    Namun, lanjut Endah, para siswi SMA yang mengendarai sepeda motor dinilai cukup resah dengan ulah tak senonoh Abdul Rokim. Ia menuturkan baru melihat Abdul Rokim bertindak sebagai Supeltas di simpang tiga Jalan Raya Ijen sisi timur, sejak seminggu yang lalu.

    “Sebelumnya tidak pernah terlihat, Orangnya seperti ada gangguan kejiwaan. Sehingga tadi pagi saya laporkan ke petugas kepolisian yang bertugas di Alun-alun Kota Mojokerto,” jelas warga Villa Royal Regency Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

    Kurang dari satu jam, Abdul Rohim langsung diamankan anggota Satsamapta Polres Mojokerto Kota dan dibawa ke Dinsos Kabupaten Mojokerto untuk dicek psikologisnya dan dibina.

    KBO Satsamapta Polres Mojokerto Kota, Iptu Joko Sunarko membenarkan Abdul Rokim sudah dibawa ke Dinsos Kabupaten Mojokerto. ”Sudah kami amankan dan bawa ke Dinas Sosial Mojokerto untuk mendapat perawatan dan pembinaan,” tegasnya. [tin/kun]

  • Geger Kardinal Kanada Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual terhadap ABG

    Geger Kardinal Kanada Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual terhadap ABG

    Ottawa

    Kardinal Kanada Gerald Lacroix dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang remaja perempuan. Tuduhan ini terungkap dalam dokumen gugatan class action terhadap Keuskupan Agung Quebec.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (26/1/2024), pengacara yang menangani gugatan itu, Alain Arsenault, menuturkan bahwa Lacroix yang berusia 66 tahun telah menghadapi tuduhan pelecehan dan penyerangan seksual sejak tahun 1987 dan 1988 silam, ketika korban berusia 17 tahun.

    Arsenault mengatakan bahwa para korban kini merasa lebih bebas untuk bersuara, dan mereka yang dituduh “telah dilindungi untuk waktu yang lama”. Dia berharap lebih banyak korban yang akan melapor dan bergabung dalam gugatan class action tersebut.

    Lacroix yang dikenal dekat dengan Paus Fransiskus ini pernah menjadi Uskup Agung Quebec sejak tahun 2011 dan menjadi Kardinal sejak tahun 2014. Dia menjabat sejak taun lalu di Dewan Penasihat Kardinal Paus, yang menghadiri pertemuan rutin di Vatikan.

    Gugatan class action itu merupakan gugatan terbaru dari kasus pertama yang diajukan tahun 2022 lalu. Terdapat kesaksian dari 147 orang yang mengklaim mereka menjadi korban pelecehan seksual oleh lebih dari 100 pastor di Keuskupan Agung tersebut, beberapa di antaranya rohaniwan tingkat tinggi.

    Gugatan terbaru itu mencakup penambahan 46 korban, dan menyebut lebih dari selusin tersangka baru.

    Juru bicara Keuskupan Agung Quebec, Valeria Roberge-Dion, memberikan tanggapan atas gugatan terbaru itu. “Kami masih terkejut saat mencoba memahami perkembangan terbaru ini,” ucapnya.

    Saksikan juga ‘Kala Pastor Disanksi Gegara Izinkan Sabrina Carpenter Syuting di Gereja’:

    Sejak Paus Fransiskus terpilih tahun 2013 lalu untuk memimpin Gereja Katolik Roma, setidaknya ada tiga kardinal lainnya, termasuk Ouellet, yang menghadapi tuduhan pelecehan seksual.

    Akhir tahun 2022, Kardinal Prancis Jean-Pierre Ricard yang mantan Uskup Agung Bordeaux mengakui dirinya telah “berperilaku tercela” terhadap seorang perempuan muda sekitar 35 tahun yang lalu. Jaksa Prancis menutup kasus itu karena statuta limitasinya telah berakhir, namun penyelidikan Vatikan terus berlanjut.

    Paus Fransiskus menjadikan pemberantasan pelecehan seksual di gereja sebagai salah satu misi utama kepausannya, dan menekankan kebijakan “tanpa toleransi” di tengah berbagai skandal yang berdampak luas.

    Paus Fransiskus bahkan membentuk komisi untuk pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, menyingkap tabir kerahasiaan yang menyelubungi perilaku kriminal para pastor selama beberapa dekade.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Geger TB Joshua, Pendeta yang Dituduh Perkosa-Siksa Pengikut

    Geger TB Joshua, Pendeta yang Dituduh Perkosa-Siksa Pengikut

    Jakarta

    Investigasi terbaru BBC mengungkap penyiksaan dan penganiayaan besar-besaran oleh pendeta asal Nigeria, TB Joshua – yang merupakan pendiri salah satu jaringan gereja evangelis terbesar dunia, Gereja Sinagoga Semua Bangsa (Scoan).

    Puluhan mantan anggota Scoan, termasuk lima warga Inggris, mengungkap dugaan-dugaan kekerasan yang dilakukan mendiang TB Joshua – yang mencakup pemerkosaan dan aborsi paksa.

    Mereka menuding beragam bentuk kekerasan tersebut berlangsung di salah satu bangunan rahasia di Lagos, Nigeria, dalam kurun waktu nyaris 20 tahun.

    TB Joshua sendiri sudah meninggal dunia pada 2021. Ia merupakan pengkhotbah dan televangelis tenar yang memiliki jutaan pengikut di berbagai negara, termasuk Indonesia.

    Dia pernah menggelar kebaktian yang dihadiri ribuan orang di Istora Senayan, Jakarta, dan Surabaya pada 2007 silam.

    Tak hanya melalui kebaktian langsung, Scoan juga menyebarkan ajarannya melalui berbagai media, termasuk Emmanuel TV. Saluran tersebut tersedia dalam beragam bahasa, termasuk bahasa Indonesia.

    Scoan tak merespons tuduhan-tuduhan yang muncul setelah penyelidikan teranyar BBC kali ini. Namun, mereka selalu membantah tuduhan-tuduhan serupa sebelumnya.

    Pengakuan puluhan saksi mata terkait kekerasan fisik dan penyiksaan oleh TB Joshua, termasuk penganiayaan terhadap anak serta pencambukan dan aksi perantaian terhadap sejumlah orang.Penuturan sejumlah perempuan yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual oleh TB Joshua. Sebagian dari mereka mengeklaim diperkosa berulang kali di gedung itu selama bertahun-tahun.Sejumlah tuduhan aborsi paksa di dalam gereja setelah para korban mengaku diperkosa oleh Joshua. Salah satu perempuan mengaku menjalani aborsi hingga lima kali.Sejumlah pengakuan langsung dari mantan anggota gereja yang menjelaskan cara TB Joshua memalsukan prosesi “mukjizat penyembuhan”. Prosesi itu disiarkan ke jutaan orang di seluruh penjuru dunia.

    Rae mengaku menjadi korban kekerasan TB Joshua selama bertahun-tahun. (BBC)

    Rae, seorang perempuan Inggris yang menjadi korban, memaparkan bahwa dirinya masih berusia 21 tahun ketika direkrut masuk ke gereja tersebut. Ia sampai harus meninggalkan kuliahnya di Universitas Brighton pada 2002 silam.

    “Kami semua berpikir kami berada di surga, tapi sebenarnya kami di neraka. Di neraka itu, hal-hal buruk terjadi,” ujar Rae kepada BBC.

    Rae mengaku menjadi korban pelecehan Joshua dan dimasukkan ke sel isolasi selama dua tahun. Menurutnya, pelecehan yang dilakukan Joshua sangat parah hingga ia beberapa kali melakukan upaya bunuh diri.

    Di luar Nigeria, Scoan memiliki pengikut di berbagai belahan dunia. Mereka menyebarkan ajarannya melalui saluran televisi Kristen bernama Emmanuel TV dan jaringan media sosial yang memiliki jutaan pengikut.

    Selama medio 1990-an hingga awal 2000-an, puluhan ribu pengikut dari Eropa, Amerika, Asia Tenggara, dan Afrika berkunjung ke Nigeria untuk menyaksikan langsung “mukjizat penyembuhan” yang dilakukan TB Joshua.

    Setidaknya 150 pengunjung itu kemudian tinggal di dalam bangunan gereja di Lagos. Beberapa dari mereka sudah hidup hingga beberapa dekade di sana.

    Lebih dari 25 mantan pengikut itu berbicara kepada BBC. Mereka berasal dari berbagai negara, termasuk Inggris, Nigeria, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Ghana, Namibia, dan Jerman.

    Para eks pengikut itu membeberkan pengalaman mereka selama berada di dalam gereja tersebut. Pengalaman paling baru terjadi pada 2019 lalu.

    Kebanyakan korban masih berusia remaja ketika masuk gereja tersebut. Beberapa korban dari Inggris mengaku bahwa biaya perjalanan mereka ke Nigeria ditanggung oleh Joshua setelah berkoordinasi dengan gereja-gereja setempat.

    Selama proses investigasi BBC ini, Rae dan beberapa orang lainnya saling bertukar kesaksian dan membandingkan pengalaman mereka selama menjadi pengikut gereja tersebut.

    Seorang mantan pengikut dari Namibia, Jessica Kaimu, bercerita bahwa penganiayaan terhadapnya berlangsung lebih dari lima tahun.

    Kaimu masih berusia 17 tahun ketika Joshua pertama kali memerkosa dia. Pemerkosaan itu terus berlanjut selama bertahun-tahun, sampai-sampai ia harus menjalani aborsi lima kali.

    “Perawatan medisnya dilakukan diam-diam. Tindakan itu bisa membunuh kami,” ujarnya.

    Beberapa korban lain mengaku ditelanjangi hingga dipukuli dengan kabel listrik dan cambuk kuda.

    Namun, saat tutup usia pada Juni 2021, TB Joshua dielu-elukan sebagai salah satu pendeta paling berpengaruh dalam sejarah Afrika.

    Lahir dalam kemiskinan, TB Joshua kemudian membangun “kerajaan” evangelis dengan menggandeng pemimpin-pemimpin politik, selebritas, hingga pemain sepak bola internasional sebagai rekannya.

    Meski tudingan kekerasannya tak terendus, TB Joshua sempat memicu kontroversi ketika rumah singgah bagi para peziarah yang ia kelola roboh pada 2014 lalu, menewaskan setidaknya 116 orang.

    Investigasi BBC yang dilakukan bersama platform media internasional Open Democracy ini merupakan wadah pertama yang memungkinkan para mantan “orang dalam” gereja berani berbicara.

    Mereka mengaku sudah bertahun-tahun berupaya buka suara, tapi selalu dibungkam.

    Beberapa saksi BBC di Nigeria mengaku diserang. Salah satunya bahkan ditembak setelah berbicara terkait dugaan pelecehan-pelecehan di gereja itu melalui saluran YouTube.

    Seorang kru BBC juga ditembak ketika berupaya merekam keadaan di sekitar bangunan gereja tersebut di Lagos dari jalanan di dekatnya pada Maret 2022 lalu. Ia kemudian ditahan selama beberapa jam oleh petugas keamanan gereja.

    BBC sudah mengontak Scoan terkait investigasi terbaru ini. Scoan tak merespons langsung hasil investigasi tersebut, tapi mereka membantah tuduhan-tuduhan serupa yang sudah pernah mengemuka sebelumnya.

    “Melontarkan tuduhan-tuduhan tak berdasar terhadap Nabi TB Joshua bukan hal baru. Tuduhan-tuduhan itu tak ada yang terbukti,” demikian pernyataan Scoan.

    Di sisi lain, empat warga Inggris mengaku sudah melaporkan tuduhan-tuduhan terhadap Scoan itu kepada pihak berwenang setelah berhasil kabur dari gereja tersebut. Namun, tak ada tindakan lebih lanjut.

    BBCAnneka berharap ada langkah lebih lanjut untuk mengungkap kekerasan yang dilakukan TB Joshua.

    Seorang pria Inggris dan istrinya juga sempat mengirimkan surat elektronik berisi video bukti sejumlah kekerasan yang terjadi di gereja tersebut ke Komisi Tinggi Inggris di Nigeria pada Maret 2010 lalu, setelah mereka kabur.

    Salah satu video itu mengabadikan momen ketika mereka ditodong senjata oleh sejumlah pria yang mengaku sebagai polisi yang juga merupakan anggota Scoan.

    Dalam surel itu, pria tersebut mengatakan bahwa istrinya berulang kali menjadi korban pelecehan seksual dan pemerkosaan oleh Joshua.

    Ia sudah memperingatkan bahwa beberapa warga Inggris masih di dalam bangunan gereja itu dan kemungkinan menjadi korban kekerasan. Namun, ia juga tak mendapatkan tanggapan dari pihak berwenang.

    Kementerian Luar Negeri Inggris enggan merespons tuduhan-tuduhan tersebut. Mereka hanya menyatakan kepada BBC bahwa seluruh laporan kejahatan terhadap warga Inggris di luar negeri ditanggapi dengan sangat serius.

    Bagaimana pun, Scoan masih beroperasi hingga saat ini di bawah kepemimpinan janda yang ditinggal Joshua, Evelyn. Pada Juli 2023 lalu, ia memimpin tur ke Spanyol.

    Seorang korban lainnya, Anneka, meyakini saat ini masih banyak korban lain yang masih belum buka suara. Ia berharap akan ada langkah-langkah lebih lanjut untuk mengungkap tindakan Joshua.

    “Saya yakin Gereja Sinagoga Semua Bangsa perlu diselidiki secara menyeluruh terkait alasan pria ini dapat melakukan tindakan-tindakan tersebut dalam waktu yang lama,” katanya.

    Reportase tambahan oleh Maggie Andresen, Yemisi Adegoke, dan Ines Ward.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Diintimidasi, Guru Perempuan di Sampang Cari Perlindungan ke Polisi

    Diintimidasi, Guru Perempuan di Sampang Cari Perlindungan ke Polisi

    Sampang (beritajatim.com) – Pasca melaporkan oknum Kepala Sekolah (Kepsek) atas kasus dugaan pelecehan seksual. Inisial HL, Guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) Madulang, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang. Kembali mendatangi Polres setempat, untuk mencari perlindungan karena pelapor mendapat intimidasi untuk mencabut laporan tersebut.

    “Kedatangan kami ke Polres Sampang, untuk meminta perlindungan, karena setelah laporan kemarin saya diintimidasi agar mencabut laporan itu,” kata HL, di Mapolres setempat dengan didampingi oleh suaminya, Senin (11/12/2023).

    HL menceritakan, setelah melaporkan oknum Kepsek, ia beserta beberapa orang diantaranya perangkat desa, pegawai Dinas Pendidikan (Disdik) setempat, melakukan pertemuan dan memaksa pelapor mencabut laporanya. Namun, HL menolak karena beralasan bahwa ia merupakan korban. “Pertemuan itu bukan menyelesaikan masalah justru semakin keruh,” imbuhnya.

    Di tempat yang sama, Deky Yuli Haryono suami korban merasa tidak rela atas tekanan dan perlakuan yang dialami istrinya. Kerana menurutnya, kasus laporan yang dilayangkan korban bukan masalah sengketa. “Ini kasus pelecehan seksual, jadi orang lain jangan sampai ikut campur,” singkatnya.

    Terpisah, Kasi Humas Polres Sampang, Ipda Sujianto membenarkan kedatangan pelapor dengan didampingi oleh suaminya ke Mapolres, untuk meminta perlindungan. “Iya betul, pelapor meminta perlindungan, tetapi kasus ini masih tahap penyelidikan,” ujarnya.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Sampang, Iptu Edi Eko Purnomo melalui penyidik Unit PPA Aipda Sukardono saat dikonfirmasi membenarkan adanya pengaduan guru terkait dugaan perbuatan cabul oknum Kepsek SD. “Korban tidak hanya satu, melainkan ada dua guru dan dua warga. Jadi korbannya ada empat orang yang melaporkan kepada kami, Tetapi tunggu hasil penyelidikan,” tandasnya.[sar/kun]

    BACA JUGA: Pemuda Sampang Rekam Video Setubuhi Anak di Bawah Umur

  • Kepala Sekolah di Sampang Ajak Cek In Guru

    Kepala Sekolah di Sampang Ajak Cek In Guru

    Sampang (beritajatim.com) – Masih ingat dengan 4 perempuan diantaranya dua guru dan dua wali murid yang melaporkan inisial F Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Dasar Negeri (SDN) Madulang 2, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang. Atas dugaan kasus pelecehan seksual ternyata juga sempat mengajak para korbanya cek in ke hotel.

    Padahal, oknum Kepsek tersebut masih beristri dan para korbanpun masih memiliki suami.

    H (30) seoarang guru perempuan sekaligus pelapor menceritakan, dugaan pelecehan yang dilakukan inisial F sejak aktif sebagai Kepsek awal pertengahan 2023 lalu. Sejak itu, F kerapkali melontarkan perkataan yang terindikasi melecehkan dan merendahkan harkat martabat seorang wanita secara terang-terangan. Tidak hanya itu F juga merayu dan nekat menggerakan badannya ke arah tubuh pelapor.

    BACA JUGA:Perpustakaan Daerah Gresik Klaim Pengunjungnya Naik Dua Kali Lipat

    “F ini seringkali mengucapkan kepada korban dengan terang-terangan meminta untuk meremas buah dada,” kata H usai melaporkan oknum Kepsek ke unit PPA Polres Sampang, Rabu (6/12/2023) kemarin.

    H juga mengaku bahwa pelaporan oknum Kepsek yang seringkali melecehkan kaum hawa ini juga untuk menyelamatkan para siswa agar tidak sampai menjadi korban F.

    “Para guru di sekolah sudah merasa resah dengan prilaku F, sehingga kami sepakat untuk melaporkan ke Polres, dan kami serahkan semua kepada polisi,” imbuhnya.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Sampang, Iptu Edi Eko Purnomo melalui penyidik Unit PPA Aipda Sukardono saat dikonfirmasi membenarkan adanya pengaduan guru terkait dugaan perbuatan cabul oknum Kepsek SD.

    “Korban tidak hanya satu, melainkan ada dua guru dan dua warga. Jadi korbannya ada empat orang yang melaporkan kepada kami, Tetapi tunggu hasil penyelidikan,” tandasnya. (Sar/Aje)

  • Dituduh Geber-Geber Motor, Siswa SMK Surabaya Dipukuli 

    Dituduh Geber-Geber Motor, Siswa SMK Surabaya Dipukuli 

    Surabaya (beritajatim.com) – Hanya karena dituduh geber-geber motor, siswa SMK swasta di pusat kota Surabaya dipukuli teman satu sekolahnya, Kamis (30/11/2023). Akibat kejadian itu, korban berinisial MA (16) mengalami luka dan memar di wajah.

    Dodik Firmansyah, pengacara korban, menceritakan kejadian itu bermula ketika MA melintas di Jalan Genteng Kali dekat sekolahnya. Saat itu, di lokasi yang sama kebetulan ada AE, teman satu sekolahnya. Merasa tersinggung, AE emosi dan langsung mencari MA.

    “Jadi karena tersinggung mungkin lalu korban dicari keberadaannya,” kata Dodik Firmansyah saat dihubungi beritajatim.com, Sabtu (02/11/2023).

    Beberapa saat kemudian, AE melihat MA di sekolah. AE kemudian mengajak korban keluar sekolah secara intimidatif. Korban yang tidak merasa melakukan kesalahan pun menurut.

    Namun, saat di depan kantor Dinas Pendidikan Kota Surabaya, AE memukuli korban dengan brutal. Teman-teman sekolah yang mengetahui hal itu pun langsung melerai.

    BACA JUGA:
    Rumah Dokter Hewan di Surabaya Terbakar, 3 Anjing Mati Gosong

    “Setelah korban pulang baru diketahui oleh ibunya dan langsung melapor ke Polrestabes Surabaya,” imbuh Dodik.

    Kasus ini dilaporkan dengan nomor laporan LP/B/1286/XI/2023/SPKT/Polrestabes Surabaya/Polda Jawa Timur dan sedang ditangani Polrestabes Surabaya.

    BACA JUGA:
    Pelaku Pelecehan Seksual Balita di Surabaya Punya 2 Anak

    Sumiati, ibu korban, mengatakan terlapor sendirian memukuli anaknya. Ia pun meminta agar Kepolisian segera memproses laporannya.

    “Saya sebagai orang tua tidak terima pasti ingin keadilan, supaya hukum bisa ditegakkan,” tutup Sumiati. [ang/beq]

  • Pelaku Pelecehan Seksual Balita di Surabaya Punya 2 Anak

    Pelaku Pelecehan Seksual Balita di Surabaya Punya 2 Anak

    Surabaya (beritajatim.com) – Pelaku pelecehan seksual balita di Surabaya yang sempat viral beberapa waktu lalu ternyata sudah beristri dan memiliki 2 anak. Pelaku adalah seorang driver Ojek Online (Ojol). Dia ditangkap Unit Jatanras Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak usai melecehkan balita di Semampir pada Rabu (22/11/2023).

    Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKBP Herlina mengatakan, antara pelaku dengan korban tidak saling kenal. Pelaku menyasar korban secara acak ketika keliling mencari pelanggan. Pria berinisial BM (51) itu mengaku terangsang ketika melihat korban bermain sendirian di depan rumahnya.

    “Pelaku ditangkap di rumahnya, Mulyorejo, Surabaya. Diamankan barang bukti motor Honda Revo, jaket driver ojol, dan rekaman video,” kata Herlina, Jumat (1/12/2023).

    Kejadian itu bermula ketika BM mencari pelanggan di wilayah Semampir. Saat itu, korban yang masih berusia 4 tahun sedang bermain sendirian di depan rumah. BM mengaku terangsang dengan kehadiran balita yang diketahui tidak memiliki ayah itu. Tersangka lantas mendekat kepada korban dan langsung mengeluarkan alat kelaminnya dan bermastubarsi.

    “Selain bermastubarsi, pelaku juga menyuruh korban memegang alat kelaminya,” imbuh Herlina.

    Kepada petugas kepolisian, BM mengaku baru melakukan aksi bejatnya itu sekali. Namun pihak kepolisian masih mendalami pengakuan dari pelaku. Tersangka pun terpaksa meninggalkan keluarga kecilnya sementara karena harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

    Sementar itu, nenek korban berinisial BH (58) mengatakan bahwa kejadian pelecehan diduga terjadi lebih dari sekali. Pada bulan Oktober 2023, korban diantar pulang oleh tetangga dalam kondisi menangis. Korban ditemukan bersama seorang ojek online di pinggir jalan, tak jauh dari gang rumahnya.

    “Bulan Oktober, tetangga kami menemukan si AR (korban) menangis. Katanya, disitu ia sedang bersama ojek online berjaket hijau dan tetangga menyuruh hati-hati menjaganya,” kata BH.

    Menurutnya, kejadian pertama waktu itu tidak ditemukan bukti. Kalau driver ojek online telah melakukan pelecehan kepada cucunya, nomor lima. Sementara, pada kejadian Rabu (22/11/2023) kemarin. BH persis mengetahui. Pelecehan ojek online yang dilakukan di depan rumahnya.

    BACA JUGA:

    Pria Berjaket Ojol di Surabaya Lakukan Pelecehan ke Balita

    “Persis di depan rumah, saat cucu-cucu saya  ini bermain. Dan kebetulan aksi senonoh tersebut direkam oleh tetangga saya lewat HP,” katanya.

    Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka BM dijerat dengan pasal 82 Ayat (1) Jo. Pasal 76 huruf (e) Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. [ang/but]