Kasus: pelecehan seksual

  • Korban Agus Buntung Bertambah Lagi, Termasuk ada Anak-anak, Modus Pelaku dengan Cara Grooming – Halaman all

    Korban Agus Buntung Bertambah Lagi, Termasuk ada Anak-anak, Modus Pelaku dengan Cara Grooming – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Korban kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh pria disabilitas, I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung (21) di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) bertambah.

    Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB, Joko Jumadi menyebut kini jumlah korban yang melapor ada 17 orang.

    Sebelumnya, korban korban yang melapor ke KDD NTB tercatat berjumlah 15 orang.

    Joko menyebut dua korban baru melapor pada Kamis (12/12/2024).

    Dua korban yang baru melapor ada yang berusia dewasa dan anak-anak.

    Sementara dari total 17 korban yang melapor ke KDD dan Polda NTB tersebut, empat korban di antaranya adalah anak di bawah umur.

    “Kemarin satu ke Polda didampingi tim pendamping korban dan hari ini ada satu lagi yang akan diperiksa di Polda,” ujar Joko, mengutip Kompas.com, Jumat (13/12/2024).

    Joko mengatakan, modus yang dilakukan tersangka dalam mendekati korban sama dengan korban-korban sebelumnya yaitu dengan cara grooming.

    Dan hingga saat ini kasus dugaan pelecehan seksual ini masih terus bergulir.

    Modus Agus Cari Korban

    Joko juga menyebut Agus Buntung melakukan profiling terhadap calon korbannya.

    Di mana para korban Agus Buntung adalah dari kalangan pelajar hingga mahasiswi.

    Agus Buntung disebut mencari wanita yang duduk sendiri di Taman Udayana dan Taman Sangkareang Kota Mataram, NTB, sebagai calon korban.

    Joko menjelaskan, Agus Buntung menggunakan modus yang sama untuk mendekati korban.

    “Agus melakukan profiling terhadap korban, yang sedang duduk sendiri di taman, dengan asumsi ketika dia duduk sendiri dia sedang galau, sedang ada masalah, di situlah kemudian Agus masuk,” terang Joko, mengutip TribunLombok.com.

    Usai menemukan wanita yang sedang duduk sendiri, Agus Buntung mendekatinya dan menunjukkan kondisi disabilitasnya.

    Hingga akhirnya disebutkan korban merasa iba pada Agus Buntung.

    Joko mengatakan pelaku terus menunjukkan bahwa ia tidak bisa apa-apa, beraktivitas susah, banyak direndahkan.

    “Akhirnya korban merasa iba dan korban menaruh kepercayaan pada si Agus,”cerita Joko.

    Rekonstruksi Kasus Dugaan Pelecehan Agus Buntung

    Agus Buntung, telah mengikuti proses rekonstruksi hari ini, Rabu (11/12/2024).

    Lokasi rekonstruksi tersebut dilakukan di tiga tempat, termasuk di homestay yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pelecehan seksual.

    Rekonstruksi yang dilakukan di homestay dilakukan secara tertutup. 

    Tabiat Agus dikatakan oleh penjaga homestay, I Wayan Kartika, yang menyebut tersangka kerap kali membawa wanita ‘ngamar’.

    Bahkan perempuan yang berbeda.

    Wayan mengatakan Agus Buntung dalam sepekan bisa membawa tiga sampai lima wanita yang berbeda-beda ke homestay.

    Terungkap juga Agus Buntung selalu memilih kamar pojok yakni kamar nomor enam saat membawa wanita ke homestay.

    “Di pojok itu,” kata Wayan, mengutip TribunLombok.com.

    Dalam rekonstruksi dilakukan mulai dari Taman Udayana sebagai lokasi pertemuan pertama Agus dengan korban.

    Dalam reka adegan tersebut tersangka dibonceng menuju ke homestay yang lokasinya tidak jauh dari Taman Udayana.

    Sebelum menuju ke homestay juga terjadi kesepakatan antara korban dan pelaku.

    Yakni terkait siapa yang akan melakukan pembayaran kamar homestay. 

    Setelah berbincang akhirnya disepakati korban bersedia membayar kamar.

    Adegan selanjutnya yakni korban yang melakukan pembayaran ke pemilik homestay. 

    Kemudian Agus dan korban diarahkan menuju kamar nomor 6. 

    Agus Tersangka Pelecehan Seksual

    Dilaporkan juga polisi telah melakukan pemeriksaan terhadap Agus Buntung sebagai tersangka kasus pelecehan seksual secara fisik terhadap mahasiswi berinsial MA di Mataram, Nusa Tenggara Barat atau NTB, Senin (9/12/2024).

    Informasi ini disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB Kombes Polisi Syarif Hidayat.

    “Hari ini memang kami agendakan melakukan pemeriksaan tambahan terhadap tersangka atas nama Agus (IWAS),” kata Syarif dalam keterangannya di Mataram, Senin.

    “Jadi, pemeriksaan belum selesai, masih jalan,” ujarnya.

    Ia pun memastikan pihaknya tetap memperhatikan pemenuhan hak-hak tersangka sebagai penyandang disabilitas dalam proses pemeriksaan.

    Tersangka dijerat dengan Pasal 6 C Undang-undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Terungkap Kebiasaan Agus Difabel ke Homestay: Bawa Perempuan Berbeda, Selalu Pesan Kamar di Pojok,

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Nanda Lusiana Saputri) (TribunLombok.com/Robby Firmansyah) (Kompas.com/Karnia Septia)

  • Jumlah Korban Pelecehan Agus Buntung Bertambah Jadi 17 Orang, Terbaru Ada yang Videonya sempat Viral

    Jumlah Korban Pelecehan Agus Buntung Bertambah Jadi 17 Orang, Terbaru Ada yang Videonya sempat Viral

    TRIBUNJATIM.COM – Update terbaru kasus dugaan pelecehan seksual Agus Buntung.

    Ada penambahan jumlah korban Agus Buntung.

    Karbon dugaan pelecehaan seksual I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung (22) di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali bertambah.

    Baru-baru ini dua wanita melapor ke polisi mengaku menjadi korban dugaan pelecehan seksual Agus Buntung.

    Dengan adanya laporan baru tersebut, saat ini tercatat ada 17 korban yang mengaku menjadi korban dugaan pelecehan seksual Agus Buntung.

    Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Joko Jumadi mengatakan dua korban tersebut satu di antaranya masih di bawah umur.

    “Dua korban ini ada yang datang sendiri ke Polda, satu lagi ada videonya sempat viral dan langsung menghubungi sendiri tim pendamping,” kata Joko, Jumat (13/12/2024).

    Dia mengatakan satu korban tersebut sempat dilakukan pelecehan seksual.

    Sementara korban lainnya mengaku masih dalam tahap percobaan pelecehan seksual.

    Sampai saat ini Joko mengatakan sudah ada sembilan saksi korban yang diperiksa.

    Tetapi yang sudah melaporkan dugaan pelecehan seksual masih satu korban.

    “Nanti bisa saja menurut analisa kepolisian anak-anak itu dibuatkan LP (laporan polisi) sendiri, korban didewasa satu LP, namun bisa juga umpannya korban dewasa ada lima dibuatkan LP sendiri-sendiri,” kata Joko.

    Joko juga menyebutkan alat bukti video yang diberikan korban kepada KDD berupa video grooming seperti video korban lainnya.

    Kuasa Hukum Agus Buntung Pertanyakan Keberpihakan Komisi Disabilitas

    Tercatat ada 17 korban yang mengaku menjadi korban dugaan pelecehan seksual Agus Buntung. (Tribunnews.com)

    Kuasa hukum Agus Buntung, Aminuddin mempertanyakan keberpihakan Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB terhadap kasus Agus Buntung.

    Hal tersebut dikatakan Aminuddin menyikapi pernyataan Ketua KDD NTB Joko Jumadi yang membenarkan rekaman suara pria yang berisi rayuan hingga ancaman adalah suara Agus Buntung.

    “Pak Joko dalam hal ini sebagai ketua KDD, kemudian mengkonfirmasi bahwa itu suaranya Agus, keberpihakan daripada KDD itu di mana dalam persoalan ini,” ucap Aminuddin.

    Seharusnya kata Aminuddin, KDD bisa merunut dan mempertanyakan bagaimana cara memperoleh rekaman itu dan bagaimana rekaman dibuat.

    Keterangan Aminuddin, Agus pun mengiyakan rekaman itu mirip suaranya.

    Namun, ia membantah bahwa isi percakapan yang ada dalam rekaman suara dan video itu.

    Sementara itu, Ketua KDD NTB Joko Jumadi menyampaikan, sejak korban pertama melapor ke Polda NTB, pihaknya langsung bergerak memastikan hak-hak Agus sebagai tersangka bisa terpenuhi.

    “Kami lakukan pendampingan, awalnya Agus sama sekali tidak mau didampingi, sampai pada tahap harus BAP saat penyidikan, karena ancamannya 12 tahun akhirnya KDD diminta siapa yang akan jadi penasihat Agus,” cerita Joko.

    KDD kemudian meminta bantuan sesama advokat disabilitas untuk mendampingi Agus sampai proses penyidikan selesai.

    Dengan harapan Agus merasa nyaman karena sesama disabilitas.

    Bahkan kata Joko, Agus yang saat ini sebagai tahanan rumah juga merupakan permintaan KDD terhadap pihak kepolisian.

    Adapaun Dirreskrimum Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat menyebut penetapan Agus sebagai tahanan rumah ini merupakan bagian dari perhatian pihak kepolisian.

    Selain itu, fasilitas rumah tahanan juga belum memenuhi syarat untuk mengamankan seorang penyandang disabilitas.

    “Sebenarnya, penetapan tahanan rumah ini merupakan bagian dari perhatian kami terhadap hak tersangka karena secara fasilitas tahanan untuk penyandang disabilitas itu kami belum memenuhi, makanya status tahanan rumahnya sudah kami perpanjang dalam masa 40 hari,” jelas Syarif.

    Lebih lanjut, pihaknya juga belum memiliki rencana menempatkan Agus Buntung menjadi tahanan rutan. 

    Syarif menjelaskan pihak kepolisian sangat berhati-hati menangani kasus ini.

    Sebab kasus ini melibatkan dua kelompok rentan, di mana kelompok rentan perempuan sebagai korban dan kelompok rentan disabilitas sebagai tersangka.

    Polisi pun diketahui sudah melakukan rekonstruksi kasus dugaan pelecehan seksual tersebut, dalam proses tersebut Agus memeragakan 49 adegan dari 28 adegan yang sudah disiapkan.

    Rekonstruksi tersebut berlangsung di tiga lokasi yakni Taman Udayana Kota Mataram, Nangs Homestay, dan jalan depan Islamic Center Mataram.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • KRL Jabodetabek Bakal Beroperasi 24 Jam Saat Malam Tahun Baru 2025 – Halaman all

    KRL Jabodetabek Bakal Beroperasi 24 Jam Saat Malam Tahun Baru 2025 – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) akan mengoperasikan KRL Jabodetabek selama 24 jam pada malam tahun baru atau pada Selasa (31/12/2024) hingga Rabu (1/1/2025) mendatang.

    Direktur Utama KCI Asdo Artrivianto mengatakan, kebijakan ini dilakukan untuk mendukung layanan bagi masyarakat yang ingin merayakan malam tahun baru khususnya di daerah Jabodetabek.

    “Khusus di malam tahun baru, KRL Jabodetabek, akan beroperasi selama 24 jam. Ini untuk mengantisipasi masyarakat yang menuju titik-titik keramaian seperti Monas, Sudirman, dan titik-titik lainnya,” kata Asdo saat Konferensi Pers Angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, Jumat (13/12/2024).

    “Sehingga masyarakat tidak perlu ada yang sampai menginap karena kehabisan transport, terutama transportasi perkotaan,” imbuhnya.

    Asdo mengatakan, KCI sendiri nantinya akan mengoperasikan sebanyak 89 armada khusus untuk KRL Jabodetabek. Dia juga memproyeksikan sebanyak 16.598.026 pengguna KRL Jabodetabek selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

    Selain itu, KCI juga akan menambah frekuensi perjalanan dari 1.048 me jadi 1.114 perjalanan saat malam tahun baru atau di tanggal 31 Desember 2024. Di satu sisi, Asdo bilang bahwa pihaknya mengerahkan pengamanan untuk mengantisipasi terjadinya kepadatan penumpang di beberapa stasiun favorit.

    “Pengawalan KA, kemudian PAM Commuter line yang khusus di wilayah Merak, lokal Bandung, Jogja, kemudian Surabaya. Keamanan dan keselamatan, ini kita perkuat keamanan dan keselamatan untuk menjamin keselamatan selama angkutan Nataru 2024/2025,” jelas dia.

    Kemudian, KCI juga menyediakan Command Center Room untuk memantau semua layanan yang ada di stasiun termasuk pemantauan pengamanan dan keamanan.

    “Di stasiun yang di barisan depan ini, tugasnya memantau video atau CCTV analitik. Jadi untuk menurunkan tingkat kejahatan baik itu penjabretan, pencopetan, tindakan kriminal lainnya, termasuk pelecehan seksual yang ada di kereta maupun di stasiun ini, dipantau dari CCTV ini,” terangnya.

     

  • Intip Kamar Homestay Nomor 6, Tempat Favorit Agus Buntung Melakukan Pelecehan Seksual

    Intip Kamar Homestay Nomor 6, Tempat Favorit Agus Buntung Melakukan Pelecehan Seksual

    Jakarta, Beritasatu.com – Di balik ramainya kasus pemerkosaan atau pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh I Wayan Agus Suartama, yang dikenal sebagai Agus “Buntung”, terdapat beberapa hal menarik terkait peristiwa tersebut. Salah satunya adalah kamar homestay nomor 6  yang digunakan Agus Buntung sebagai tempat untuk melakukan aksi kejahatannya terhadap wanita. 

    Bentuk kamar yang menjadi favorit Agus “Buntung” melakukan rudakpaksa itu diunggah oleh akun Instagram @lambe_danu2. Terungkapnya, kamar homestay yang menjadi favorit Agus “Buntung” itu berawal dari rekonstruksi yang dilakukan pihak kepolisian terhadap Agus “Buntung.

    Pada video itu terlihat bentuk kamar homestay dengan nomor 6. Uniknya, Agus “Buntung” selalu menolak kamar lain yang diduga untuk melakukan eksekusi para wanita untuk di rudapaksa.

    Kamar nomor 6 itu memiliki dinding dengan warna cokelat. Bentuk dindingnya itu pun seakan tidak pernah dirawat oleh pemilik homestay. Pasalnya, di sejumlah bagian dinding terlihat cat dinding yang sudah terkelupas.

    Tak itu saja, kamar nomor 6 yang terletak di kawasan Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu memiliki kipas angin, meja cokelat serta kamar mandi yang terlihat sangat sempit. Tak ketinggalan kasur berwarna abu-abu bermotif bunga-bunga dan bantal serta selimut bermotif kotak-kotak.

    “Pemilik homestay yang sering di-booking Agus “Buntung”,” tulis akun tersebut, Jumat (13/12/2024).

    Selain itu, istri pemilik homestay Shinta Agustina mengatakan, Agus “Buntung” sering sekali menginap di homestay miliknya. Bahkan, dalam satu hari Agus “Buntung” bisa membawa tiga wanita yang berbeda.

    “Pas kejadian memang di sini, hampir setiap hari dia menyewa di sini. Dalam satu hari bisa tiga wanita, pagi itu dua kali dan malam satu kali. Wanita yang dibawanya selalu berbeda,” jelasnya.

    Tak itu saja, Shinta Agustina merasa ada yang janggal setiap kali Agus “Buntung” datang ke homestay. Namun, selama menginap tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan perbuatan tidak baik dari Agus “Buntung”.

    “Kalau ditanya ada yang janggal pasti ada, saya melihat ada wanita yang menangis pakai almameter biru setelah keluar dari kamar,” tuturnya.

    “Sayangnya, korbannya enggak pernah bercerita. Kalau bercerita tentu kita pasti bantu dan tidak ada yang berteriak-teriak,” tandasnya.

  • Siapkan 28 Adegan, Rekonstruksi Tersangka Agus Buntung Bertambah Jadi 49 Adegan

    Siapkan 28 Adegan, Rekonstruksi Tersangka Agus Buntung Bertambah Jadi 49 Adegan

    GELORA.CO  – Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) Kombes Pol Syarif Hidayat mengakui, rekonstruksi kasus dugaan pelecehan seksual fisik oleh tersangka berinisial IWAS alias Agus Buntung berkembang menyesuaikan situasi di lapangan. 

    Dari 28 reka adegan sesuai Berita Acara Pemeriksaan (BAP) menjadi 49 adegan. 

    Keterangan itu disampaikan oleh Kombes Syarif sebagaimana dikutip dari pemberitaan Lombok Post pada Jumat (13/12).

    ”Dari tiga lokasi rekonstruksi, sebenarnya ada 28 adegan yang tertuang dalam BAP yang kami skenariokan. Tetapi, berkembang di lapangan ada 49 adegan. Hal ini disampaikan karena ada perkembangan lapangan perbuatan yang dilakukan tersangka,” terang dia.

    Perwira menengah dengan tiga kembang di pundak menyampaikan bahwa pihaknya mengakomodir keterangan dan perbuatan yang diduga dilakukan oleh tersangka di tiga lokasi tersebut. Syarif juga menyampaikan, penyidikan kasus dengan tersangka seorang penyandang disabilitas tuna daksa itu turut didampingi pengawas internal dan pengawas eksternal.

    ”Komisioner Kompolnas juga hadir dan memberikan supervisi dan asistensi terhadap apa yang kami lakukan. Kemudian ada juga dari tim pengawas internal kami dari Itwasum Mabes Polri,” jelasnya.

    Berkaitan dengan adegan di dalam kamar homestay yang tertutup, Syarif menjelaskan bahwa ada dua versi yang dilakukan rekonstruksi. Pertama versi korban dan kedua versi tersangka.  Menurut korban, pihak yang aktif membuka pintu, membuka pakaian, dan memaksa melakukan persetubuhan adalah tersangka.

    Sebaliknya dari versi tersangka, pihak yang aktif melakukan semua aktivitas mulai dari membuka pintu hingga membuka pakaian adalah korban. Dari rekonstruksi tersebut, penyidik menyampaikan ada sejumlah fakta baru yang telah didapatkan. Itu menyusul beberapa adegan yang didapatkan, namun sebelumnya belum tertuang dalam BAP

  • Momen Agus Buntung Diteriaki oleh Warga saat Rekonstruksi Kasus Dugaan Pelecehan Sek*ual Fisik

    Momen Agus Buntung Diteriaki oleh Warga saat Rekonstruksi Kasus Dugaan Pelecehan Sek*ual Fisik

    GELORA.CO  – Tersangka kasus dugaan pelecehan seksual fisik berinisial IWAS alias Agus Buntung menjalani rekonstruksi pada Rabu (11/12). Oleh aparat kepolisian dari Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Agus diminta melakukan beberapa adegan.

    Di antaranya adegan yang dilakukan di taman atau ruang terbuka. Warga yang ikut melihat langsung rekonstruksi sempat meneriaki Agus. 

    Kasus dugaan pelecehan seksual fisik yang menyeret Agus memang mendapat perhatian lebih. Atensi masyarakat muncul baik di media sosial, media massa, maupun di lingkungan sekitar Agus tinggil.

    Tidak heran, rekonstruksi tersebut turut disaksikan langsung oleh warga. Dalam salah satu adegan, tampak Agus dibonceng menggunakan sepeda motor. 

    Sebagaimana dikutip dari pemberitaan Lombok Post pada Jumat (13/12), saat itulah warga yang turut menyaksikan jalannya rekonstruksi meneriaki Agus dengan berbagai kalimat. Dalam beberapa rekaman video yang beredar di media sosial, penyandang disabilitas tuna daksa itu tampak merespons teriakan tersebut dengan tatapan tajam. 

    Saat reka adegan, Agus dibonceng menggunakan sepeda motor. Sementara, warga yang menyaksikan rekonstruksi meneriaki hingga mengumpat kepada Agus. Sejumlah warga juga terlihat kesal dan melontarkan berbagai macam ucapan kepada pria berusia 22 tahun tersebut, berdasarkan pantauan Lombok Post. 

    Meski begitu, rekonstruksi yang berlangsung di Taman Udayana, Kota Mataram tersebut tetap berjalan sampai tuntas. Aparat kepolisian mengawal ketat dan melakukan pengamanan dengan baik. Mereka juga memastikan rekonstruksi tersebut tidak sampai mengganggu lalu lintas dan aktivitas warga di Kota Mataram dan sekitarnya

  • Pelaku Pelecehan di Makassar Dibekuk, Modus Pura-Pura Jadi Pembeli

    Pelaku Pelecehan di Makassar Dibekuk, Modus Pura-Pura Jadi Pembeli

    ERA.id – Seorang pria berinisial TA (45) diamankan polisi setelah melecehkan seorang karyawan wanita di sebuah toko elektronik di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. 

    TA ditangkap oleh Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Makassar di tempat kerjanya, yang berlokasi di Jalan Metro Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, pada Kamis (12/12/2024) kemarin.

    Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Devi Sujana menjelaskan pelaku memanfaatkan momen untuk menempelkan kelaminnya saat korban sedang melayani konsumen. Tak terima, korban pun langsung melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian.

    “Datang dengan berpura-pura ingin membeli alat bermain game,” kata Devi kepada ERA, Jumat (13/12/2024).

    Dalam waktu singkat, polisi berhasil mengidentifikasi dan menangkap pelaku. “Kami menangkap pelaku di tempat kerjanya tanpa perlawanan,” tambah Devi.

    Aksi dugaan pelecehan seksual ini sebelumnya menjadi perhatian publik setelah viral di media sosial. Berdasarkan rekaman CCTV yang beredar, pelaku terlihat datang ke toko menggunakan sepeda motor dan berpakaian santai dengan kemeja biru. 

    Ia masuk ke dalam toko, mendekati korban, dan berpura-pura bertanya tentang barang elektronik yang ingin dibeli. Saat korban menunjukkan barang, pelaku mengambil kesempatan untuk menyentuh korban berulang kali.

    Rekaman tersebut juga menunjukkan korban berusaha menghindar, tetapi pelaku tetap mengikuti dan berusaha mengulang aksinya. Video ini memicu kecaman dari warganet, mendorong polisi bertindak cepat.

    Saat ini, TA telah ditahan di Polrestabes Makassar untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Ia dijerat Pasal 64 Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dan Pasal 289 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara.

  • Ternyata hanya Pacar, Tetap Setia Walau Agus Tersangka

    Ternyata hanya Pacar, Tetap Setia Walau Agus Tersangka

    GELORA.CO  – Teka teki istri Agus Buntung tersangka pelecehan seksual di Mataram , Nusa Tenggara Barat (NTB) terungkap.

    Netizen membongkar sosoknya yang ternyata hanya pacar, bukan istri Agus Buntung.

    Belakangan memang beredar video di medsos, ada seorang wanita yang kerap berpose mesra dengan Agus Buntung. 

    Agus Buntung juga memamerkan foto kemesraan dirinya bersama seorang perempuan yang diakui sebagai istrinya.

     

    Netizen Bongkar Sosok Istri Agus Buntung: Bukan Istri hanya Pacaran

    Seorang netizen mengaku sebagai tetangga pacar Agus.

    Ia mengatakan kalau wanita itu tinggal di Bali.

    Keduanya berkenalan melalui media sosial Facebook.

    “iya cewek itu usianya msi 16 apa 17 kenalan sm agus di fb,” kata dia.

    Bahkan sang kekasih sudah tahu berita Agus, dan tetap mempertahankan hubungannya.

    “masih (pacaran) padahal dia tau masalah Agus,” tulis akun @????????????????????????????????????????????.

     

    Agus Buntung Pamer Foto Istrinya

    I Wayan Agus Suartama alias Iwas atau Agung Buntung disebut-sebut telah memiliki istri.

    Hal itu diakuinya langsung di hadapan para korbannya.

    Kini, sosok wanita yang diakui Agus Buntung sebagai istrinya itupun menjadi sorotan.

    Soal istrinya tersebut, hal itu disampaikan Agus Buntung saat pertama kali bertemu dengan korban di Taman Udayana, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Berbagai tipu daya itu disampaikan oleh Agus Buntung agar korban percaya bahwa ia tidak akan macam-macam.

    Salah satu korban Agus Buntung, Bunga (nama samaran) menceritakan awal mula dirinya bertemu dengan tersangka.

    “Awal mula ketemu di Udayana, di kursi dekat jalan Udayana posisi saya sedang sendiri jam 08.00 WITA, terus Agus datang jam 09.00 WITA nyamperin saya,” ujar Bunga dikutip Tribun-medan.com dari Tribun Bogor, Rabu (11/12/2024).

    Pada pertemuan pertama itu, Agus Buntung langsung menarik simpati Bunga dengan kondisinya yang tidak memiliki tangan.

    “Awalnya dia bilang gini ‘permisi mbak, saya bukan pengemis, mbak jangan takut, saya ini orang baik. Saya cuma mau nanya, berhak gak saya hidup menurut mbak?’,” ungkap Bunga.

    Kemudian Bunga pun saat itu menjawab pertanyaan Agus dengan mengatakan kalau ia berhak hidup.

    Saat itu Agus pun mengaku jadi korban bully sampai hampir melakukan percobaan bunuh diri.

    “‘Tapi banyak orang yang judge saya, yang ngebully saya, sampai saya mau bunuh diri. Itu gimana mbak?’. Terus saya nasihatin Agus ini lah, setelah itu dia berterima kasih ke saya,” tuturnya.

    Namun setelah percakapan itu, tiba-tiba saja Agus Buntung mengaku telah melakukan prank pada Bunga.

    Ia lalu membongkar jati dirinya sebagai sosok yang berbakat dan cukup terkenal di media sosial.

    “Dia bilang ‘saya ini prank, saya Agus yang viral itu. Saya gak mau kata-kata tanpa pembuktian’,” katanya menirukan ucapan Agus Buntung.

    Setelah itu Bunga pun diminta oleh Agus untuk mencari akun Youtube-nya.

    Di sana Bunga pun melihat bakat Agus Buntung yang ternyata bisa memainkan berbagai macam alat musik.

    Setelah itu, Agus pun meminta Bunga untuk mencari akun Instagramnya.

    Rupanya Agus Buntung memperlihatkan sosok wanita yang ia akui sebagai istrinya.

    “Dia juga suruh saya buat ke Instagramnya, di sana juga ada foto dia sama cewek, dia bilang kalau itu istrinya,” ungkap Bunga lagi.

     

    Korban Sebut Agus Sosok Menakutkan, Umpatannya Kasar, Tenaganya Kuat

    Sama seperti korban lainnya, Bunga pun tak bisa menolak saat diajak oleh Agus ke homestay.

    Agus berdalih kakinya sakit sehingga harus istirahat terlebih dahulu.

    Karena kasihan, Bunga pun menuruti keinginan Agus.

    Namun sesampainya di dalam kamar, Bunga baru melihat sosok Agus Buntung yang sebenarnya.

    Di mana pria itu berubah jadi sosok yang menakutkan, ia mengumpat Bunga dengan kata-kata kasar bahkan mengancamnya.

    “Pokoknya di sana dia ngomong kasar sampai sumpah serapah ke saya, terus di sana saya juga sempat dorong-dorongan, tenaganya kuat walaupun gak punya tangan,” kata Bunga.

    Beruntung, Bunga berhasil menyelamatkan diri hingga akhirnya menelepon temannya untuk dijemput.

     

    Agus Buntung Ngaku Keluarga Polisi

    Disisi lain juga terungkap Agus Buntung mengaku-ngaku keluarga polisi.

    Agus Buntung yang karib disapa Agus Trex ini mengaku memiliki keluarga seorang anggota polisi.

    Dia mengancam korbannya akan dilaporkan karena telah menolak melakukan hubungan dalam kamar homestay

  • Pelaku Pelecehan Karyawati Toko Elektronik di Makassar Ditangkap, Terancam Hukuman 9 Tahun Penjara – Halaman all

    Pelaku Pelecehan Karyawati Toko Elektronik di Makassar Ditangkap, Terancam Hukuman 9 Tahun Penjara – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribun Timur  Muslimin Emba

    TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR – Pria berinisial TA (45) itu, ditangkap Tim Jatanras Polrestabes Makassar di tempat kerjanya yang juga berlokasi di Jl Metro Tanjung Bunga, Kamis (12/12/2024).

    Ia diduga melakukan pelecehan terhadap karyawati toko elektronik di Jl Metro Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Makassar.

    Pelaku kini diamankan dan terancam hukuman 9 tahun penjara.

    Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Devi Sujana mengatakan, pelaku diamankan usai polisi menerima laporan dari korban.

    Aksi pelecehan itu juga terekam CCTV toko dan viral di sosial media.

    Devi menjelaskan kronolagi kejadian bermula saat korban tengah mempromosikan alat-alat toko tempatnya bekerja. 

    “Kemudian pelaku datang dengan pura-pura ingin membeli stick game,” ujar Devi 

    Saat korban menanyakan alat elektronik yang dibutuhkan, pelaku tersebut meminta karyawati  itu untuk mengambilnya alat yang berada di bawah rak.

    “Namun pada saat korban sedang mencari stick game, tiba-tiba pelaku lewat di belakang korban lalu menempelkan kelaminnya ke pantat korban,” ujarnya. 

    Tidak terima dengan perlakuan pria tersebut, korban kemudian melaporkan hal itu ke pihak kepolisian.

    Mendapatkan informasi itu Tim Jatanras Polrestabes Makassar langsung bergerak dan menangkap pelaku. 

    “Pelaku kita amankan ditempat kerjanya,” jelasnya. 

    Saat ini pelaku telah berada di Polrestabes Makassar guna menjalani proses pemeriksaan lebih  lanjut.

    Akibat perbuatannya pelaku diancam Pasal 64 Undang-Undang TPKS dan Pasal 289 KUHP tentang Pencabulan.

    Sebelumnya diberitakan, Viral di sosial media, seorang karyawati toko elektronik di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi korban pelecehan seksual.

    Dalam rekaman CCTV yang beredar, korban tampak dilecehkan oleh seorang pria berkunjung di toko elektronik yang berlokasi di Jl Metro Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Makassar, Senin kemarin.

    Mulanya pria berkemeja biru muda tersebut hadir dengan mengendarai motor Honda Vario hitam.

    Ia lalu memarkir motornya dan berjalan masuk ke dalam toko sambil melihat sejumlah barang elektronik.

    Sebagai karyawati, korban pun mendampingi pengunjung tersebut untuk mencari barang yang diinginkan.

    Pelaku tampak menunjuk salah satu barang di etalase bagian bawah.

    Korban pun melihat lebih dekat barang itu sembari membungkuk.

    Dari arah belakang, pelaku tampak sengaja mendekati korban dan seolah menabrakkan diri ke korban.

    Aksi itu, beberapa kali dilakukan pelaku dan terekam CCTV.

    Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Wahiduddin yang ditemui, membenarkan adanya kejadian itu.

    “Kejadiannya di salah satu toko di wilayah Tanjung Bunga ada kasus pelecehan,” kata AKP Wahiduddin ditemui di Pos Lantas Fly Over, Jl AP Pettarani, Makassar, Selasa (10/12/2024) sore.

    Korban kata Wahid telah melaporkan tindakan pelecehan yang dialami ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Makassar.

    “Kemudian saat ini korbannya sudah melapor di Polrestabes Makassar dan sementara ditindak lanjuti proses penyelidikan dan penyidikannya. Jadi masih di dalami,” ujarnya.

    Lebih lanjut Wahid menjelaskan, dalam rekaman CCTV, perbuatan tak senonoh pelaku begitu tampak terlihat.

    “Itukan sangat kentara sekali di CCTV kejadiannya. Berawal saat pelaku masuk ke toko kemudian melihat barang,” bebernya.

  • Cak Ji: Penanganan Kasus Siswa SMP Surabaya Dibully Harus Bijak

    Cak Ji: Penanganan Kasus Siswa SMP Surabaya Dibully Harus Bijak

    Surabaya (beritajatim.com) – Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, yang akrab disapa Cak Ji, mengatakan penanganan kasus siswa SMP di Surabaya yang di-bully harus dilakukan secara bijak. Dia menekankan pendekatan yang mendidik penting dilakukan, mengingat antara korban dan pelaku masih anak-anak.

    “Kasus perundungan ini memang sangat serius, namun kita perlu mempertimbangkan bahwa pelaku juga anak-anak. Tindakan yang diambil harus berfokus pada pembelajaran dan rehabilitasi, bukan hanya sanksi semata,” ujar Cak Ji, Kamis (12/12/2024).

    Cak Ji mengapresiasi langkah sekolah yang telah memberikan sanksi kepada pelaku dan mendorong mereka untuk meminta maaf kepada korban. Menurut dia, tindakan bijaksana dari pihak sekolah dalam memberikan sanksi sekaligus kesempatan bagi pelaku untuk menyadari kesalahannya adalah langkah yang tepat.

    “Kami percaya bahwa memberikan kesempatan bagi pelaku untuk belajar dari kesalahan akan lebih efektif dalam jangka panjang daripada sekadar menghukum,” tambahnya.

    Menyikapi tindakan pelecehan dan perundungan yang dilakukan terhadap CW, Cak Ji meminta semua pihak untuk berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi siswa.

    “Kami berharap sekolah, orang tua, dan masyarakat dapat bekerja sama untuk mencegah kejadian serupa. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.

    Politisi kawakan PDIP Surabaya ini menambahkan bahwa penting untuk memberikan pendidikan yang baik mengenai perundungan kepada siswa. “Kami akan perintahkan Dinas Pendidikan untuk meningkatkan program-program edukasi tentang bullying dan empati di sekolah-sekolah,” ungkapnya.

    Dengan pendekatan yang mendidik dan kolaboratif, Cak Ji optimis Surabaya dapat menjadi kota yang lebih aman bagi anak-anak, di mana perundungan tidak lagi menjadi bagian dari budaya sekolah.

    “Kita semua harus berkomitmen untuk menciptakan ruang aman bagi anak-anak kita, di mana mereka bisa belajar tanpa rasa takut,” pungkasnya.

    Sebelumnya, viral di media sosial, kasus perundungan yang menimpa CW (14), seorang siswa SMP Negeri di Surabaya, menuai perhatian publik dan tanggapan keras dari berbagai pihak.

    Dalam video yang diunggah akun Tiktok @andysugarrr, CW mengungkapkan pengalaman pahitnya dianiaya oleh enam temannya, termasuk ancaman kekerasan dengan pisau, pelecehan seksual, hingga upaya damai yang ditolak korban.

    Kasus ini kini tengah ditangani oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pelabuhan Tanjung Perak. [asg/beq]