Kasus: pelecehan seksual

  • Turis asal Singapura Alami Pelecehan Seksual di Kota Bandung, usai Diikuti Pria saat Membuat Konten Video

    Turis asal Singapura Alami Pelecehan Seksual di Kota Bandung, usai Diikuti Pria saat Membuat Konten Video

  • Komisi III DPR Kecam Kasus Pelecehan Seksual Dosen di NTB Bermodus Zikir – Halaman all

    Komisi III DPR Kecam Kasus Pelecehan Seksual Dosen di NTB Bermodus Zikir – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, merespons kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum dosen berinisial RL di Mataram, Lombok, NTB.

    Modus yang digunakan adalah kekuatan spiritual dengan sebutan “zikir zakar”.

    Sahroni mengaku terkejut melihat kasus yang terjadi di NTB tersebut.

    “Kasus ini bikin geleng-geleng kepala. Seorang dosen, menjadi pelaku pelecehan, pakai kedok agama. Saya juga menyadari belakangan ini banyak sekali fenomena pelecehan seksual di kampus,” kata Sahroni kepada wartawan Jumat (3/1/2025).

    “Karenanya kami di Komisi III melihat kampus-kampus yang ada di Indonesia ini harus bisa makin menggalakkan pendidikan anti pelecehan seksual bagi seluruh civitas akademikanya. Coba bekerjasama dengan penegak hukum untuk tak hanya memberi pembekalan, tapi juga membuat mekanisme penanganan kasus dari pelaporan sampai akhir. Beri juga pendampingan untuk korban. Ini harus ada mekanismenya,” imbuhnya.

    Dari kasus ini, Sahroni pun menyebut siapa saja bisa menjadi pelaku dan korban pelecehan seksual. 

    Sehingga dirinya mengingatkan polisi untuk peka terhadap kasus-kasus yang ada.

    “Korban dan pelaku pelecehan seksual itu bisa siapa saja. Modus-modusnya pun beragam, penuh tipu muslihat untuk menggaet korbannya. Makanya, saya minta kepolisian peka dengan hal-hal seperti ini. Jika ada masyarakat yang mengadu mengalami pelecehan dengan cara-cara ‘absurd’, harus langsung ditangani. Jangan pernah disepelekan atau malah meragukan kesaksian korban,” ujar Sahroni.

    Sahroni pun menegaskan bahwa perangkat hukum dan aparat penegak hukum tidak akan pernah berkompromi dengan para pelaku pelecehan dan kekerasan seksual.

    “Dan tidak ada ampun buat para pelaku bejat seperti ini. Pidana maksimal selalu menanti, tidak ada damai,” paparnya.

    Ada pun jumlah korban ritual Zikir Zakar yang dilakukan oknum dosen berinisial RL di Mataram, Lombok, NTB, tembus hingga 22 orang. Hal itu diungkapkan Ketua Koalisi Stop Pelecehan Seksual, Joko Jumadi, pada Selasa (31/2).

    Dia menyebut seluruh korban merupakan mahasiswa pria. Modus yang dilakukan oleh Dosen untuk menggaet korban yaitu dengan pendekatan pada acara kajian keagamaan. 

    Setelah itu, Dosen tersebut memerintahkan korban untuk bertobat dan melakukan pelecehan seksual dengan cara memegang kemaluan korban sambil berzikir, atau istilahnya zikir zakar.

  • Turis Singapura Dilecehkan Saat Malam Tahun Baru di Braga Bandung, Pelaku Masih Diburu

    Turis Singapura Dilecehkan Saat Malam Tahun Baru di Braga Bandung, Pelaku Masih Diburu

    Liputan6.com, Bandung – Seorang turis asal Singapura diduga menjadi korban pelecehan seksual di kawasan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat. Peristiwa itu terjadi saat perayaan tahun baru pada Selasa malam (31/12/2024).

    Kepala Satpol PP Kota Bandung, Rasdian Setiadi memastikan pihaknya saat ini tengah memburu pelaku. Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan tim Intel dan Satreskrim Polrestabes Bandung untuk mengungkap pelaku.

    “Kami serius menangani laporan ini. Saat ini, koordinasi dengan Polrestabes terus dilakukan untuk mempercepat pengungkapan pelaku,” kata Rasdian dalam keterangannya di Bandung pada Jumat (3/1/2025).

    Di sisi lain, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Arief Syaifudin mengucapkan permintaan maaf kepada wisatawan yang menjadi korban dari aksi tak senonoh itu.

    “Kami mohon maaf apabila para wisatawan yang sedang berlibur di Kota Bandung terganggu oleh ulah orang yang tidak bertanggung jawab. Pada prinsipnya, kenyamanan para wisatawan adalah prioritas kami,” ucapnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) Kota Bandung, Uum Sumiati memastikan pihaknya akan memprioritaskan dukungan kepada korban. Adapun untuk saat ini, DP3A sedang berupaya untuk mengidentifikasi turis yang menjadi korban pelecehan seksual tersebut.

    “Kami siap melakukan penjangkauan dan pendampingan untuk memastikan kondisi korban, dan bekerja sama dengan instansi terkait untuk menyelesaikan kasus ini,” tuturnya.

    Dia pun mengimbau masyarakat agar berhati-hati saat berada di tengah keramaian seperti perayaan malam tahun baru. Dia juga mengingatkan masyarakat yang mengalami atau mengetahui adanya kasus pelecehan seksual untuk melapor melalui aplikasi Senandung Perdana, WhatsApp, atau hotline DP3A.

  • Fakta Baru Kasus Dosen Diduga Penyuka Sesama Jenis di Mataram NTB, Korbannya Bertambah Jadi 22 Orang – Halaman all

    Fakta Baru Kasus Dosen Diduga Penyuka Sesama Jenis di Mataram NTB, Korbannya Bertambah Jadi 22 Orang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MATARAM –  LR, oknum dosen penyuka sesama jenis kini dipecat dari tiga kampus tempatnya mengajar di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Hal tersebut diungkap Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram Joko Jumadi.

    “Saya sudah dapat info dari temen-temen sudah dipecat dari ketiga kampus,” kata Joko Jumadi dikutip dari Tribunlombok, Jumat (3/1/2025).

    Selain itu, Joko pun mengungkap bila korban pelecehan seksual sesama jenis yang dilakukan LR kini bertambah menjadi 22 orang.

    Puluhan korban tersebut, ada yang masih berstatus mahasiswa hingga sudah menjadi alumni.

    Joko Jumadi yang mendampingi para korban mengatakan, 12 orang tersebut sudah diketahui identitasnya sementara 10 orang lainnya merupakan mahasiswa di kampus yang berbeda.

    Joko juga mengatakan polisi akan melakukan pemeriksaan psikologi terhadap para korban, sementara untuk terduga pelaku akan dilakukan pemeriksaan pada pekan depan.

    “Kalau kasus seperti ini korban belum sepenuhnya speakup, yang terindikasi baru dua kampus yang satu kampus belum ada korban,” kata Joko.

    Joko juga menyebut sampai saat ini belum ada korban dari perempuan yang melaporkan dugaan pelecehan seksual.

    Sejauh ini polisi juga sudah memeriksa empat orang korban.

    Ia berharap polisi segera menuntaskan proses penyelidikan, Joko khwatir kalau kasus ini lambat ditangani pelaku akan melarikan diri.

    Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB Kombes Syarif Hidayat membenarkan adanya laporan tersebut, dimana laporan tersebut dilayangkan pada Kamis, (26/12/2024).

    “Laporan baru kami terima kemarin, isunya ada beberapa korban, kami terima baru satu korban ini akan kami lakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Syarif, Jumat (27/12/2024).

    Mantan Wakapolresta Mataram itu mengatakan kejadian dugaan pelecehan tersebut terjadi pada September lalu, perbuatan tersebut diduga dilakukan di salah satu tempat di wilayah Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat.

    “Keterangan korban (pelapor) ada korban lain, karena korban ini merupakan yang terakhir diduga sebelum itu ada korban lain,” kata Syarif.

    Syarif menjelaskan modus yang dilakukan oleh oknum dosen tersebut masih di dalami.

    Namun berdasarkan pengakuan pelapor terduga pelaku datang ke sekertariat organisasi yang diikuti korban yang ada di wilayah Gunung Sari.

    Syarif menjelaskan modus yang dilakukan oleh oknum dosen tersebut masih didalami.

    Namun, polisi mengatakan berdasarkan pengakuan pelapor terduga pelaku datang ke sekertariat organisasi yang diikuti korban yang ada di wilayah Gunungsari.

    Di sana pelaku melancarkan aksi jahatnya itu.

    Antara korban dan pelaku baru berkenalan dua minggu.

    “Tapi dari informasi yang didapat, korban menganggap pelaku memiliki kekuatan spritual dan dia disegani,” kata Syarif.

    Katanya pelaku dalam menjalankan aksi pelecehan dengan ritual aneh.

    Dia menggunakan  modus ‘zikir kelamin’ atau ‘zikir zakar’ untuk melancarkan aksinya.

    Polisi juga masih mendalami apa  yang dilakukan pelaku.

    Syarif meminta kepada para pihak yang merasa pernah menjadi korban untuk melaporkan kejadian tersebut di Polda NTB.

    Saat ini mengajar di dua kampus negeri dan juga kampus swasta.  

     

    Penulis: Robby Firmansyah

  • Disabilitas di Bandung jadi Korban Kekerasan Seksual hingga Hamil

    Disabilitas di Bandung jadi Korban Kekerasan Seksual hingga Hamil

    JABAR EKSPRES – Seorang wanita penyandang disabilitas berinisial N (23) diduga menjadi korban kekerasan seksual oleh kenalannya.

    Hal ini terungkap oleh Kakak korban JH (25), setelah mengetahui adiknya yang diduga mendapatkan tindakan kekerasan seksual hingga hamil pada Bulan Desember 2024 lalu.

    JH mengungkapkan, awal mengetahui adiknya mendapat perlakuan tersebut berawal dari pemilik warung makan  tempat korban bekerja.

    BACA JUGA:Polisi Tangkap Terduga Pencabulan Anak di Desa Pasir Jambu

    Pemilik warung makan tempat korban bekerja tersebut kata JH mengatakan, bahwa korban sebelumnya sempat berkenalan dengan terlapor sejak 6 bulan yang lalu.

    “Saya mengetahui dan diberi tahu oleh ibu pemilik warung bahwa adik saya sering mengalami mual dan muntah-muntah. Lalu, saya tanya ke adik saya dan dia mengakui sering dipaksa hingga mendapat ancaman. Dia mengaku disetubuhi terlapor setiap kali bertemu sampai adik saya hamil sekarang 6,5 bulan,” katanya saat dikonfirmasi, Jum’at (3/1/2025).

    Setelah mengetahui kondisi korban yang sering mendapatkan perlakuan tersebut, JH mengaku kini telah membuat laporan polisi ke Polda Jabar. Pasalnya, korban saat ini menurutnya mengalami beban psikis dan mental.

    BACA JUGA:Diduga Alami Pelecehan Seksual saat Melancong ke Braga, Konten Kreator Singapura Ini Minta Warganet Cari Pelaku

    Selain itu tindakan tersebut juga, kata dia diduga dilakukan oleh sembilan orang pelaku.

    “Kami berharap pelaku cepat bisa ditangkap polisi biar dapat efek jeranya, karena adik saya juga uangnya diperas atau dimintakan terus. Bahkan si pelaku ada yang menyetubuhi tiga kali dan empat kali,” imbuhnya.

    Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules Abraham Abast membenarkan bahwa telah adanya laporan tersebut.

    Namun untuk saat ini, laporan tersebut masih terus dilakukan penyelidikan khususnya oleh penyidik Ditreskrimum Polda Jabar.

    “Ini secepatnya kita akan berusaha mengungkap pelakunya. Kami juga telah berkoordinasi dengan pihak kedokteran untuk melakukan pemeriksaan VER (Visum et Repertum),” pungkasnya.

     

    (San).

  • Pengecutnya Israel, Bantah Tangkap dr Hussam Abu Safia yang Sendirian Hadapi Tank dan Pasukan IDF – Halaman all

    Pengecutnya Israel, Bantah Tangkap dr Hussam Abu Safia yang Sendirian Hadapi Tank dan Pasukan IDF – Halaman all

    Pengecutnya Israel, Bantah Tangkap dr Hussam yang Sendirian Hadapi Tank dan Pasukan IDF

    TRIBUNNEWS.COM – Israel membantah menangkap direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr dr Hussam Abu Safiya.

    Bantahan pihak pendudukan Israel itu dilakukan saat militer Israel (IDF) menyangkal adanya catatan yang membuktikan penangkapannya.

    Pernyataan IDF ini menuai kecaman dan dianggap aksi pengecut dan ‘cuci tangan’ atas keberadaan dr Hussam meski ada video bukti video soal aksi itu saat IDF menghancurkan RS Kamal Adwan di Gaza Utara dalam aksi terang-terangan kejahatan perang.

    Satu di antara kecaman ini datang dari Klub Tahanan Palestina, organisasi independen Palestina non-pemerintah yang didirikan pada tahun 1993 dengan sekitar 1.600 anggota mantan tahanan Palestina yang telah mendekam di penjara Israel selama setidaknya satu tahun.

    Klub Tahanan Palestina mengatakan kalau risiko terhadap nasib dan nyawa direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr. Hossam Abu Safiya, semakin meningkat seiring berjalannya waktu, setelah tentara pendudukan Israel menyangkal menangkap dr Hussam.

    Klub Tahanan menjelaskan, dalam sebuah pernyataan, bahwa kasus Dr Hussam Abu Safiya adalah satu dari ribuan tahanan Gaza yang menghadapi kejahatan penghilangan paksa.

    Klub Tahanan melanjutkan, meskipun terdapat bukti yang jelas tentang penangkapan Dr. Abu Safiya pada 27 Desember 2024.

    Bukti dimaksud adalah foto dan video yang belakangan beredar di media sosial yang menunjukkan seorang pria berjubah putih khas dokter, berjalan sendirian di selasar yang sudah hancur ke arah tank dan pasukan pendudukan Israel.

    Hussam Abu Safia (Tangkap layar X)

    “Pendudukan Israel menyangkal apa yang dinyatakan sebelumnya, dan menyangkal adanya bukti seperti video dan foto yang dipublikasikan, selain juga kesaksian beberapa tahanan yang dibebaskan,” kata pernyataan organisasi itu dilansir Khaberni, Jumat (3/1/2025).

    Lembaga advokasi Dokter untuk Hak Asasi Manusia telah mengajukan, atas nama keluarga Dr. Abu Safiya, pada Kamis sudah mengajukan permintaan untuk memfasilitasi kunjungan pengacara kepadanya.

    “Namun tentara pendudukan menjawab bahwa tidak ada catatan yang membuktikan penangkapannya, dan mengingat tanggapan tersebut, organisasi tersebut mengajukan petisi mendesak untuk mengungkap nasibnya,” kata laporan Khaberni.

    Klub Tahanan menunjukkan, dr Abu Safiya adalah salah satu dari setidaknya 320 personel medis yang telah ditangkap sejak dimulainya perang genosida.

    Penangkapan dokter dan penghancuran rumah sakit merupakan salah satu aspek perang genosida yang ditahan sejak dimulainya perang adalah tiga dokter dari Gaza. Mereka adalah Iyad Al-Rantisi, Adnan Al-Barash, dan Ziad Al-Dalu.

    Klub Tahanan menyatakan, pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas nasib Dr. Abu Safiya.

    Organisasi itu juga memperbarui tuntutannya terhadap penegakan sistem hak asasi manusia internasional “untuk menyelamatkan makna perannya dalam menghadapi perang pemusnahan”.

    “Peran sistem HAM ini terkikis dan hilang karena keadaan ketidakberdayaan yang mengerikan (menghadapi pendudukan Israel). Meskipun ada beberapa keputusan dan posisi yang keluar dari Pengadilan Kriminal Internasional dan Pengadilan Kriminal Internasional, yang mewakili secercah harapan, namun tidak benar-benar menghentikan perang genosida. Dan salah satu aspeknya adalah kejahatan penyiksaan terhadap narapidana,” kata pernyataan lembaga tersebut.

    Putranya Dibunuh Israel

    Dr Hussam Abu Safiya adalah seorang dokter Palestina dan pembela hak asasi manusia yang tinggal di Gaza utara, Palestina.

    Ia adalah seorang dokter anak dan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan yang pada bulan November 2024, merupakan salah satu rumah sakit terakhir yang hampir tidak berfungsi di Gaza utara dengan hanya dua dokter yang tersisa.

    Sejak dimulainya genosida Israel di Gaza, pembela hak asasi manusia tersebut telah menolak untuk mengevakuasi rumah sakit seperti yang diperintahkan oleh pasukan militer Israel, karena takut menelantarkan pasiennya.

    Pada tanggal 25 Oktober 2024, militer Israel secara brutal menyerbu rumah sakit tersebut, mengebom gedung-gedungnya, menahan banyak pasien dan semua staf rumah sakit, dan membunuh putra Hussam Abu Safiya sebagai akibat dari penolakan ayahnya untuk meninggalkan rumah sakit.

    Putra Hussam Abu Safiya menjadi sasaran pesawat tanpa awak saat ia berlindung di rumah sakit bersama keluarganya.

    “Tentara Israel tidak tahu apa yang diinginkannya. Mereka menahan saya selama beberapa jam dan menginterogasi saya tentang apakah ada pejuang di dalam rumah sakit, dan menuntut agar saya mengevakuasi rumah sakit sepenuhnya, tetapi saya menolak dan meyakinkan mereka bahwa hanya ada pasien di dalam rumah sakit,” kata dr Hussam sebelum hilang diculik IDF sepert dilansir frontlinedefender.

    “Namun, 57 staf medis rumah sakit ditangkap, … Jadi kami menderita kekurangan dokter yang parah, terutama dokter bedah. Saat ini, kami hanya memiliki dokter anak — merupakan tantangan besar untuk bekerja dalam situasi seperti ini,” kata dokter tersebut. 

    “Saya menolak meninggalkan rumah sakit dan mengorbankan pasien saya, jadi tentara menghukum saya dengan membunuh anak saya. Saya melihatnya meninggal di gerbang masuk — itu merupakan kejutan yang luar biasa. Saya menemukan (lokasi) kuburan untuknya di dekat salah satu dinding rumah sakit, sehingga ia dapat tetap dekat dengan saya,” kata dr Hussam yang mengimami salat jenazah anaknya tersebut di selasar rumah sakit yang sudah hancur.

    Profil dan Sosok

    Abu Safia, yang lebih dikenal dengan nama panggilan Abu Elias, lahir pada 21 November 1973, di kamp pengungsi Jabalia, Gaza utara.

    Keluarganya mengungsi pada 1948 dari kota Hamama di distrik Ashkelon, Palestina.

    Sebagai seorang dokter spesialis anak, ia sangat dihormati di kalangan tenaga medis Gaza dan memegang gelar master di bidang pediatri dan neonatologi, dikutip dari Al Jazeera.

    Penangkapan Abu Safia

    Menurut Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Munir al-Barsh, Abu Safia dipukuli dengan tongkat dan pentungan oleh pasukan Israel.

    Mereka juga memaksanya menanggalkan pakaian dan mengenakan pakaian tahanan.

    Penangkapan ini merupakan yang kedua kalinya dalam beberapa bulan terakhir, saat militer Israel melakukan serangan besar-besaran di Gaza.

    Sejak militer Israel memberlakukan blokade di Gaza utara pada 5 Oktober, yang menyebabkan pemutusan pasokan makanan dan air bagi warga sipil, Abu Safia tetap memilih tinggal dan menjalankan tugasnya di Rumah Sakit Kamal Adwan.

    Pada akhir Oktober, setelah pasukan Israel menyerbu rumah sakit tersebut, Abu Safia sempat ditangkap dan dibebaskan.

    Dalam serangan itu, 44 staf medis juga ditahan, dan rumah sakit terpaksa merawat puluhan korban luka.

    Selain itu, dalam serangan yang sama, pasukan Israel membunuh putra Abu Safia, Ibrahim, yang tewas akibat serangan pesawat nirawak di gerbang rumah sakit.

    Abu Safia memimpin salat jenazah putranya dan menuduh Israel membunuh Ibrahim sebagai hukuman karena ia menolak meninggalkan rumah sakit.

    Keberadaan Rumah Sakit Kamal Adwan

    Rumah Sakit Kamal Adwan adalah salah satu fasilitas medis yang tersisa di Gaza utara yang masih berfungsi sebagian meski tengah dikepung.

    Rumah sakit ini menjadi tempat utama bagi banyak warga yang terluka akibat serangan militer Israel, dan Abu Safia bersama tim medisnya terus berjuang meskipun berada di bawah tekanan besar.

    Dalam keadaan yang sangat sulit, Abu Safia terus memberi informasi kepada dunia melalui pernyataan video tentang kondisi yang semakin memburuk di Gaza, memohon agar dunia internasional memberikan perhatian dan intervensi untuk menghentikan serangan yang dilakukan Israel.

    Sampai saat ini, nasib Hussam Abu Safia tetap tidak jelas setelah ia ditahan oleh pasukan Israel.

    Serangan terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan

    Pada 23 November 2024 lalu, Rumah Sakit Kamal Adwan kembali diserang oleh pesawat nirawak Israel, yang menyebabkan Abu Safia terluka parah oleh pecahan peluru.

    Meski mengalami enam luka di pahanya, yang mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan arteri, Abu Safia tetap bersikeras untuk melanjutkan pekerjaannya.

    “Ini tidak akan menghentikan kami. Saya terluka di tempat kerja, dan itu merupakan suatu kehormatan,” tegasnya.

    “Darah saya tidak lebih berharga daripada darah rekan kerja saya atau orang-orang yang kami layani,” ucap Abu Safia.

    Kesaksian tentang Kekejaman di Rumah Sakit Kamal Adwan

    Selain itu, Euro-Med Monitor mengungkapkan kesaksian mengerikan dari para penyintas serangan terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan, yang melaporkan adanya pembunuhan, eksekusi lapangan, serta pelecehan seksual dan fisik yang dilakukan oleh pasukan Israel di dalam dan sekitar rumah sakit.

    Seorang paramedis mengungkapkan bahwa pasukan Israel menembak mati seorang pria yang sedang mengibarkan bendera putih serta seorang anak dengan gangguan psikologis.

    Euro-Med Monitor juga melaporkan bahwa tentara Israel memaksa wanita dan anak perempuan untuk melepas pakaian mereka di bawah ancaman dan hinaan.

    Beberapa wanita bahkan melaporkan mengalami pelecehan seksual.

    lihat foto
    Serangan udara Israel ke RS Kamal Adwan di Gaza Utara. ABu Obaida, juru bicara Al Qassam, sayap militer Hamas, menyatakan, nyawa para sandera Israel tergantung pada pergerakan tentara Israel di Gaza Utara.

    Biodata Hussam Abu Safia

    Nama Lengkap: Hussam Abu Safia

    Nama Panggilan: Abu Elias

    Tempat Tanggal Lahir: 21 November 1973, Kamp Pengungsi Jabalia, Gaza Utara, Palestina

    Usia: 51 tahun (pada 2024)

    Pendidikan: Master di bidang Pediatri dan Neonatologi

    Sertifikasi dari lembaga Palestina di bidang pediatri dan neonatologi

    Profesi: Dokter Spesialis Anak, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Beit Lahiya, Gaza Utara

    Kewarganegaraan: Palestina

    Status: Menikah, memiliki beberapa anak, salah satunya adalah Ibrahim, yang tewas dalam serangan pesawat nirawak Israel pada Oktober 2023

    Latar Belakang Keluarga: Keluarganya mengungsi pada tahun 1948 dari kota Hamama, distrik Ashkelon, Palestina, akibat perang

    Karier dan Pengabdian: Sebagai Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Abu Safia memainkan peran penting dalam sistem perawatan kesehatan di Gaza.

     

  • Siswi SMK di Jaksel Diduga Dilecehkan Oknum Guru Akuntansi, Berlangsung Hampir 2 Tahun – Halaman all

    Siswi SMK di Jaksel Diduga Dilecehkan Oknum Guru Akuntansi, Berlangsung Hampir 2 Tahun – Halaman all

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Siswi SMK di Cilandak Jaksel berinisial ZKL (17) diduga dilecehkan oleh guru akuntansi.

    Oknum guru berinisial AU alias A diduga pernah menarik paksa korban ke sebuah ruangan di sekolah lalu menciumnya.

    “Jadi pernah ditarik, pernah ditarik ke dalam satu ruangan. Dicoba untuk dicium, dan akhirnya kena dicium.

    Tapi untungnya berontak, akhirnya dia keluar gitu,” kata ayah korban berinisial IA saat dihubungi, Jumat (3/1/2025).

     Menurut IA, putrinya mengalami pelecehan seksual lebih dari sekali.

    Bahkan, pelecehan itu sempat dilakukan di ruang kelas.

    Ia menyebut pelaku sering meraba-raba tubuh korban hingga membuat risih putrinya.

    “Pas di tangga beberapa kali. Di dalam kelas sekali. Di pinggang di grepe-grepe gitu,” ungkap IA.

    Berdasarkan pengakuan korban, pelecehan seksual yang dilakukan sang guru sudah berlangsung selama hampir dua tahun.

     “Dari 2023, ya hampir dua tahun lah,” ucap ayah korban.

    IA kini telah melaporkan AU ke Polres Metro Jakarta Selatan. Laporan IA teregistrasi dengan nomor LP/B/4055/XII/2024/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya tertanggal 30 Desember 2024.

    Ayah korban berharap polisi segera menindaklanjuti laporan tersebut dan menangkap guru yang diduga melecehkan anaknya.

  • Korban Pelecehan Seksual di Angkot Sempat Mengira Pelaku Bawa Senjata
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Januari 2025

    Korban Pelecehan Seksual di Angkot Sempat Mengira Pelaku Bawa Senjata Megapolitan 3 Januari 2025

    Korban Pelecehan Seksual di Angkot Sempat Mengira Pelaku Bawa Senjata
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – MH (28), korban
    pelecehan seksual
    di angkot D01 Ciputat-Gandaria City, sempat mengira pelaku membawa senjata.
    Pasalnya, pelaku pelecehan yang tidak diketahui identitasnya itu menyembunyikan tangan kanannya di balik tas hitam yang digunakan.
    “Aku kira dia akan melakukan tindak kekerasan karena nyembunyiin tangan di tas, aku kira dia pegang senjata atau apa,” kata MH saat dihubungi, Kamis (2/1/2025).
    Oleh sebab itu, wanita ini hanya bisa merekam aksi pelaku yang tetap menyembunyikan tangan kanannya di belakang tas hitam.
    Hingga akhirnya, hanya pelaku dan MH yang tersisa di angkot tersebut.
    Saat itu MH melihat pelaku mengeluarkan alat kelaminnya dari balik celana menggunakan tangan kanan yang disembunyikan di balik tasnya.
    “Dia jadi ngeluarin kemaluannya gitu. Nah karena dia pegang-pegang celananya terus kan, akhirnya aku teriakin lah ‘eh ngapain lo?’ terus habis itu dia gagu mulutnya, enggak ngomong bahkan,” kata dia.
    Diberitakan sebelumnya, seorang pria di dalam angkot, tanpa identitas, terekam video sedang memegang alat kelaminnya yang tertutupi celana, Selasa (30/12/2024).
    Dalam video yang diunggah akun Instagram @infotangselpride, tampak seorang berkacamata tertangkap kamera menempatkan tangan di atas kemaluannya.
    Sementara itu, untuk memuluskan aksinya, dia menutupi bagian kemaluannya dengan tas hitam sambil melakukan tindakan yang tidak senonoh.
    Menurut MH, kejadian bermula sekitar pukul 18.00 WIB saat dia menumpang angkot menuju Mal Gandaria City dari Ciputat. Di dalam angkot, terdapat dua perempuan lain, satu pria, serta pelaku pelecehan.
    “Dari awal tuh udah beda gerak geriknya. Nah (angkot) mulai maju, perempuan yang duduk di seberang aku posisi duduknya semakin ke pojok. Si cewe berdua ini tuh ngasih isyarat ke bapak-bapak samping aku untuk pindah ke samping dia,” kata dia saat dihubungi, Kamis (2/1/2024).
    MH yang merasa curiga segera mengeluarkan ponselnya untuk merekam. Ketika penumpang lain turun, hanya tersisa MH dan pelaku di dalam angkot. Saat itulah pelaku mulai berani memperlihatkan alat kelaminnya.
    “Dia jadi ngeluarin kemaluannya, gitu. Nah karena dia pegang-pegang celananya terus kan, akhirnya aku teriakin lah, ‘eh ngapain lo?’. Terus habis itu dia gagu mulutnya, enggak ngomong bahkan,” tutur MH.
    Usai melakukan aksi tak terpuji itu, pelaku turun dari angkot dan melarikan diri.
    MH mengaku belum melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
    Hingga saat ini, identitas pelaku belum diketahui.
    Polisi mengimbau korban untuk segera membuat laporan agar pelaku dapat ditindak sesuai hukum yang berlaku.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Pelecehan Seksual di Angkot Sempat Mengira Pelaku Bawa Senjata
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Januari 2025

    Bukannya Ditolong, Korban Pelecehan Seksual di Jaksel Malah Dirayu Sopir Angkot Megapolitan 3 Januari 2025

    Bukannya Ditolong, Korban Pelecehan Seksual di Jaksel Malah Dirayu Sopir Angkot
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – MH (28), korban
    pelecehan seksual
    di angkot jurusan Ciputat-Gandaria City harus sempat dirayu sopir angkot usai kejadian.
    Sopir angkot merayu MH dengan modus mencoba menenangkan usai peristiwa pelecehan seksual itu terjadi.
    “Terus karena aku ketakutan, badan aku lemes, gemeter, ngelapor lah ke sopir. Dalam tanda kutip aku minta rasa aman sama sopirnya lah. ‘Laki-laki itu enggak ada martabatnya’ dia bilang gitu,” kata MH saat dihubungi, Kamis (2/1/2025).
    Setelah berusaha ditenangkan, MH kemudian mulai digoda oleh sopir angkot. MH mengaku sempat ditanyakan berbagai hal tidak penting sebelum sang sopir angkot mengajak bertemu keesokan harinya.
    “Nah lama-lama nada dia jadi berubah, jadi ngegodain gitu. Nanya-nanya umur, udah nikah belum, digodain gitu, ‘besok ketemu lagi yuk neng’ gitu,” tambah MH.
    Bahkan, karena mengtethui MH bukanlah warga asal Jakarta, sopir angkot itu justru mengajaknya berkeliling dengan modus mengantarkannya ke tempat yang lebih dekat.
    “Itu muternya jauh dan saya enggak tahu ke mana itu muternya. Makin jauh, dia makin nanya-nanya gitu. Digodain gitu sama dia,” ujar MH.
    MH akhirnya memberanikan diri untuk meminta turun dari angkot. Namun, sang sopir tetap melajukan kendaraannya.
    Akhirnya korban lompat dari angkot saat sedang macet.
    “Untungnya depan Gandaria City macet, saya langsung turun aja ke luar karena abangnya enggak mau berhenti,” kata dia.
    Diberitakan sebelumnya, seorang pria di dalam angkot, tanpa identitas, terekam video sedang memegang alat kelaminnya yang tertutupi celana, Selasa (30/12/2024).
    Dalam video yang diunggah akun Instagram @infotangselpride, tampak seorang pria berkacamata tertangkap kamera menempatkan tangan di atas kemaluannya.
    Untuk memuluskan aksinya, pria itu menutupi bagian kemaluannya dengan tas hitam yang dia bawa. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pria Korban Pelecehan Pemuka Agama di Kota Tangerang Trauma Setahun, Kejadian 7 Tahun Lalu – Halaman all

    Pria Korban Pelecehan Pemuka Agama di Kota Tangerang Trauma Setahun, Kejadian 7 Tahun Lalu – Halaman all

    Laporan Reporter TribunTangerang.com, Nurmahadi 

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Seorang pemuka agama di Ciledug Tangerang Banten dilaporkan melakukan aksi pencabulan.

    Korban berinisial F (18), sedangkan pelaku pencabulan adalah ustaz berinisial W (40), yang tinggal di kawasan Ciledug, Kota Tangerang, Banten.

    Pelecehan telah terjadi sejak korban masih kelas 6 sekolah dasar (SD), tepatnya 7 tahun lalu.

    F pun mengatakan, belum memiliki keberanian untuk mengungkap kasus pelecehan yang dialaminya.

    Keluarga pelaku mengaku tak percaya jika W telah melakukan pelecehan seksual bahkan keluarga pelaku malah memutarbalikkan fakta, dengan menuduh F yang telah melakukan pelecehan seksual tersebut.

    “Karena pihak keluarga pelaku enggak percaya, jadi dia memutarbalikkan fakta bahwa saya yang melakukan pelecehan tersebut,” paparnya saat ditemui di kediamannya, Rabu (1/1/2025).

    Pelecehan itu kata F, dilakukan pelaku di sebuah majelis taklim tempat belajar mengaji, di Kawasan Ciledug, Kota Tangerang.

    Usai mengalami pelecehan seksual, F mengaku trauma selama 1 tahun.

    Dia merasakan ketakutan yang mendalam, baik untuk ke luar rumah maupun bertemu dengan pelaku.

    “Saya mengalami trauma selama 1 tahunan, saya takut ketemu pelaku, saya juga takut ke luar rumah,” ungkapnya.

    Kendati demikian, saat ini dirinya mengaku trauma yang dialaminya itu telah hilang hingga berani membongkar kasus pelecehan seksual yang dilakukan W.

    “Alhamdulillah sekarang traumanya sudah hilang, saya pun berharap kepada korban-korban lainnya, untuk menguatkan mental, setelah kasus ini dilaporkan ke polisi,” ungkapnya.

    Di samping itu, F juga menceritakan soal, peristiwa pelecehan yang dialaminya.

    Kejadian itu kata F, bermula ketika dirinya masih berusia 11 tahun atau kelas 6 SD.

    Pelecehan seksual itu dilakukan W ketika proses belajar mengaji selesai. F mengaku dirinya kemudian diajak ke toilet oleh pelaku.

    “Saya dilecehin, dipegang-pegang kemaluannyanya sampai mengeluarkan cairan,” kata F.

    Usai dilecehkan, F mengaku tak berani menceritakannya kepada siapapun, lantaran takut jika permasalahannya menjadi panjang.

    Terlebih, F menganggap bahwa pelaku masih merupakan guru atau ustaznya.

    “Pas itu masih kecil, masih usia 6 SD. Terus takut juga, sama dia juga ustaz juga,” ujarnya.

    Kasus dugaan pelecehan seksual itu pun akhirnya terbongkar setelah F menceritakan apa yang telah dialaminya kepada orangtua, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

    Dia pun telah melaporkan dugaan kasus pelecehan seksual ini ke Polres Metro Tangerang Kota.

    “Udah makin banyak korbannya, makannya buat laporan polisi. senin kemarin (23 Desember),” papar F. (m41)