Kasus: pelecehan seksual

  • Kecurigaan Orangtua Korban Dugaan Pelecehan Siswi SMK di Tangsel, Berawal dari Nilai Rapor – Halaman all

    Kecurigaan Orangtua Korban Dugaan Pelecehan Siswi SMK di Tangsel, Berawal dari Nilai Rapor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN – Kasus dugaan pelecehan yang dialami seorang siswi salah satu sekolah swasta ternama di wilayah Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten menggegerkan publik. 

    Informasi dihimpun TribunTangerang (Tribunnews.com Network), seorang siswi di sekolah tersebut diduga menjadi korban pelecehan oleh seniornya di lingkungan sekolah. 

    Meski identitas pelaku belum diungkap secara resmi, kabar ini telah menyita perhatian warganet.

    Korban diketahui berinisial C, yang masih duduk dibangku kelas 10. 

    Sedangkan terduga pelaku duduk dibangku kelas 12 berinisial S.

    Orangtua Curiga dari Nilai Rapor

    Saat TribunTangerang.com bertemu dengan ibu korban, Dewi (37) mengatakan awal pelecehan ini dialami anaknya. 

    Dewi menjelaskan bahwa awal mula kecurigaan muncul saat pengambilan rapor anaknya.

    “Awalnya saya ambil rapor anak saya pagi, dan kaget karena nilainya turun drastis. Itu tidak seperti biasanya,” kata Dewi saat ditemui di Polres Tangerang Selatan, Serpong, dikutip Rabu (7/5/2025).

    Ia kemudian menyampaikan hal tersebut kepada suaminya, yang langsung menegur anak mereka. Namun, anaknya saat itu masih belum mau mengaku.

    PELECEHAN SEKSUAL – Gambar dari tangkapan layar laman Freepik yang diambil pada Rabu (23/4/2025) untuk menampilkan ilustrasi pelecehan seksual. (Freepik)

    “Dari pagi sampai jam 11 malam, kami desak terus. Karena kami sudah merasa ada yang tidak beres. Apalagi beberapa hari ini, dia cuma mengurung diri di kamar, padahal biasanya aktif baca buku,” lanjutnya.

    Setelah didesak, korban akhirnya mengaku bahwa dirinya mengalami pelecehan dari seniornya di sekolah.

    Anaknya diduga telah dilecehkan seniornya sejak bulan Oktober 2024 lalu.

    “Untuk kejadiannya sebenarnya sudah lama, dari Oktober November 2024. Dan saya tidak tahu sama sekali, anak saya mendapatkan perlakuan pelecehan, berserta temannya dan yang lainnya,” 

    Dewi mencoba menghubungi pihak sekolah, namun merasa kecewa karena tidak ada informasi yang diberikan sejak awal.

    “Tidak ada satu pun pihak sekolah yang menghubungi saya sebagai orang tua. Akhirnya hari Senin saya inisiatif datang ke sekolah. Saya telepon wali kelas, tapi dia cuma bilang tugasnya mendampingi korban,” kata Dewi.

    Pihaknya kemudian meminta pertemuan resmi dengan pihak sekolah, termasuk kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru BK, dan wali kelas. Pertemuan telah digelar, namun orang tua korban masih menunggu tindakan nyata.

    “Sampai sekarang, sudah satu minggu lebih, kami belum dihubungi lagi. Kami masih menunggu keputusan dari sekolah,” tegas Dewi.

    Sementara itu kuasa hukum korban, Abdul Hamim Jauzie bersama keluarga telah melayangkan laporan di Polres Tangerang Selatan, Serpong.

    Laporan itu teregistrasi dengan nomor TBL/B/954/V/2025/SPKT/PolresTangerangSelatan/PoldaMetroJaya.

    Kata Hamim, laporan mengacu pada dua dasar hukum utama, yakni Undang-Undang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS).

    “Pertama, ini kami laporkan dengan Pasal 82 Undang-Undang Perlindungan Anak. Tapi juga ada Pasal 6 dari Undang-Undang TPKS. Ancaman tertinggi ada di perlindungan anak, pidananya bisa sampai 15 tahun penjara dan denda maksimal Rp5 miliar,” ujar Hamim.

    Saat laporan, pihaknya menyerahkan sejumlah barang bukti yang memperkuat dugaan, antara lain keterangan langsung dari korban serta tangkapan layar (screenshot) percakapan WhatsApp antara korban dan pelaku.

    “Dari percakapan itu tergambar jelas bagaimana pelaku memaksa korban untuk mengirimkan foto dan video. Untuk kejadian terakhir di bulan April, korban bahkan mencari gambar dari internet karena tidak mau mengirimkan foto dirinya sendiri,” kata Hamim.

    Lebih lanjut, Hamim menyebut pelaku sempat mengirimkan foto alat kelaminnya yang diakui sebagai miliknya kepada korban.

    Kekinian, pihak keluarga berharap kepolisian dapat segera menindaklanjuti kasus ini mengingat korban masih di bawah umur. 

    Tak sampai disitu, pihaknya juga menyoroti dugaan kelalaian dari pihak sekolah.

    “Ini korbannya anak-anak. Kami harap proses penyidikan bisa berjalan cepat, termasuk pemeriksaan ke sekolah. Diduga sekolah tidak memiliki Satgas Pencegahan Kekerasan, padahal itu wajib. Kalau tidak dibentuk, bisa kena sanksi, bahkan sampai pencabutan izin operasional,” pungkasnya. 

    Siswi Demo 

    DEMO USUT PELECEHAN – Viral di media sosial Instagram kabar dugaan kasus pelecehan yang dialami seorang siswi salah satu sekolah swasta di Tangerang Selatan. Puluhan pelajar SMK swasta ini bahkan melakukan aksi demo pada  Rabu (7/5/2025) meminta sekolah usut tuntas kasus ini. (kolase/instagram)

    Kabar pelecehan siswa SMK di Tangsel viral di media sosial Instagram.

    Puluhan pelajar SMK swasta ini bahkan melakukan aksi demo pada  Rabu (7/5/2025).

    Para siswa ini melakukan ujuk rasa menuntut pengusutan tuntas kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi di sekolah tersebut.

    Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat para siswa dan siswi membawa poster berisi portes dan tuntutan mereka kepada pihak sekolah.
    Diselidiki Polisi

    Terpisah, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Tangerang Selatan tengah menyelidiki dugaan kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan sebuah sekolah swasta di kawasan Serua, Ciputat, Kota Tangerang Selatan.

    Humas Polres Tangerang Selatan AKP Agil mengatakan bahwa laporan terkait peristiwa tersebut telah diterima dan saat ini sedang dalam proses penyelidikan intensif. 

    “Dapat kami sampaikan bahwa  terkait dengan Laporan peristiwa dugaan pelecehan seksual di lingkungan sekolah swasta di daerah Serua Ciputat Kota Tangerang Selatan,  saat ini sedang dalam proses penyelidikan dan ditindak lanjuti oleh Unit PPA Sat Reskrim Polres Tangerang Selatan,” kata Agil saat dikonfirmasi TribunTangerang.com, Kamis (8/5/2025).

    Agil mengungkapkan bahwa tim penyidik dari Unit PPA sedang melakukan serangkaian tindakan penyelidikan, termasuk mengumpulkan bukti-bukti dan petunjuk yang relevan serta meminta keterangan dari sejumlah saksi.

    “Petugas kami saat ini masih bekerja melakukan serangkaian proses penyelidikan dengan mengumpulkan bukti dan meminta keterangan dari korban maupun saksi lainnya,” kata Agil.

    Artikel ini sebagian telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Orang Tua Korban Pelecehan di Sekolah Swasta Ternama di Tangsel Kecewa Sekolah Lamban Tangani Kasus, (Tribunnews.com/Anita K Wardhani/TribunTangerang.com/Ikhwana Mutuah Mico)

  • Datangi Rumah Siswi Korban Pelecehan Seksual di Pamulang, Pilar Saga: Kami Berikan Dukungan Moral – Halaman all

    Datangi Rumah Siswi Korban Pelecehan Seksual di Pamulang, Pilar Saga: Kami Berikan Dukungan Moral – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Pilar Saga Ichsan langsung merespons kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami siswi sebuah SMK di Pamulang. Ia mengunjungi korban di rumahnya, Kecamatan Pamulang, Kamis (8/5/2025) sore. 

    “Kami bukan datang untuk bertanya kejadian seperti apa. Bukan bertanya lagi. Tapi kami lebih memberikan dukungan moral atas kejadian ini. Kami berada di sisi korban-korban pelecehan seksual di Tangerang Selatan. Kami memerangi dan tidak boleh kejadian seperti itu terjadi,” ujar Pilar.

    Pilar Saga menilai, korban sangat berani dan harus terus didampingi. Sebab tidak semua korban mau berani bicara.

    “Kami memberikan semangat karena sudah berani bicara. Dan ternyata, ada juga korban lain yang berani bicara,” ujar Pilar.

    Saat menyambangi rumah korban, Pilar bersama sejumlah pejabat organisasi perangkat daerah, ditemui langsung korban beserta keluarganya.

    “Saya sedikit ngobrol dengan korban, masih kelas 10, dan punya hobi tari. Kita akan support juga. Siapa tahu ini bakatnya sampai ke luar negeri, kita bantu,” ujarnya.
     
    Selain itu, Pilar berencana membantu korban untuk bisa kuliah bidang pariwisata sesuai minatnya.

    “Kita kebetulan sedang ada komunikasi dengan beberapa kampus, siapa tahu nanti ke depan kita bisa dampingi untuk beasiswanya. Ini hadiah bagi mereka yang berani bicara,” ujarnya.
     
    Ia akan mengundang pihak SMK dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel.

    “Kami posisinya akan mengawal kasus ini hingga tuntas. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk kepolisian dan juga sekolah,” ujarnya.

    Sekadar diketahui, seorang siswi SMK diduga menjadi korban pelecehan seksual. Kasus ini dilaporkan orangtua korban.

    “Anak saya dari yang pribadi ceria, jadi pendiam, suka murung, nangis sendiri. Anak saya mengalami ketakutan untuk sekolah,” ujar perempuan berinisial D, orangtua dari korban.

    Aksi dugaan asusila itu dilakukan di ruang kelas. Bahkan korban kerap diminta mengirimkan foto dan video vulgar. Kejadian terjadi pada Oktober-November 2024. 

    Korban sempat melaporkan ke guru bimbingan konseling (BK) sekolah, tetapi katanya tidak direspon. Kasus ini kemudian dilaporkan ke Polres Tangsel.

    Aksi demo para siswa SMK sekolah tersebut juga sempat terjadi. Berdasarkan informasi, siswa pelaku yang diketahui senior dari korban, sudah dikeluarkan dari sekolah.

  • Siswi yang Dilecehkan Senior di SMA Tangsel Disebut Trauma, Menangis Saat Konseling 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Mei 2025

    Siswi yang Dilecehkan Senior di SMA Tangsel Disebut Trauma, Menangis Saat Konseling Megapolitan 9 Mei 2025

    Siswi yang Dilecehkan Senior di SMA Tangsel Disebut Trauma, Menangis Saat Konseling
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com 
    – C, siswi yang menjadi korban dugaan
    pelecehan seksual
    seniornya di salah satu SMA swasta di Ciputat, Tangareng Selatan disebut mengalami trauma.
    Saat Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Tangsel menggelar konseling, kondisi psikologis C disebut sempat drop.

    “Kondisi psikologinya memang untuk menceritakan kembali, korban sempat menangis,” ucap Kepala UPTD PPA Kota Tangsel, Tri Purwanto, di Kantor Wali Kota Tangsel, Serua, Kota Tangsel, Jumat (9/5/2024).
    Tri mengatakan, pihaknya melakukan komunikasi awal dengan korban pada Kamis (8/5/2025).
    “Yang jelas kita telah melakukan komunikasi dengan korban untuk bercerita,” ujar Tri. 
    Saat itu, karena C masih trauma, tim UPTD PPA menggelar pertemuan terpisah antara korban dengan orangtuanya.
    “Karena kondisinya drop ya, makanya kita pisah ruangannya. Jadi kita dengan orangtua, dengan kuasa hukum dari orangtua, dengan anggota dewan berkomunikasi di satu ruangan dan berkomunikasi ke ruangannya,” ujarnya.
     
    Namun demikian, Tri mengatakan, sejauh ini tidak ada tekanan atau peristiwa lanjutan yang dialami korban usai kasus ini ramai diberitakan.
    “Enggak ada, dari pihak keluarga juga enggak ada. Justru kalau ada itu malah kita pengin tahu siapa,” jelas dia.
    Sebelumnya diberitakan, seorang siswi kelas 10 di sebuah SMA swasta di Ciputat, Tangerang Selatan berinisial C, menjadi korban dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seniornya, S, siswa kelas 12 di sekolah yang sama.
    Aksi tidak senonoh itu diduga terjadi sejak Oktober hingga November 2024, tetapi baru terungkap pada Mei 2025 setelah pihak keluarga mencurigai perubahan perilaku korban.
    Kasus ini kini tengah ditangani oleh pihak Kepolisian Resor (Polres) Tangerang Selatan melalui Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
    Sementara itu, pihak sekolah menyatakan telah mengeluarkan S setelah bukti-bukti diperoleh.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mengenal Paus Leo XIV: Jalan Hidup – Pandangan dan Kontroversi

    Mengenal Paus Leo XIV: Jalan Hidup – Pandangan dan Kontroversi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kardinal dunia akhirnya telah menemukan kesepakatan terkait paus berikutnya, Kamis (8/5/2025). Ia adalah Robert Prevost, atau Paus Leo XIV, asal Amerika Serikat (AS).

    Penobatannya menjadi pemimpin umat katolik Roma ini pun diumumkan langsung oleh Kardinal Diakon senior dari balkon Basilika Santo Petrus. Pemilihan Prevost menjadi paus pun dilakukan setelah para kardinal dunia melakukan sesi pemilihan paus, atau yang sering dikenal dengan konklaf.

    “Annutio vobis gaudium magnum, Habemus Papam!” yang artinya “Aku mengumumkan kepada kalian kabar sukacita besar, Kita memiliki Paus!”

    “Robert Prevost. Paus Leo XIV!”.

    Mengenal Paus Leo XIV

    Lahir di Chicago pada tahun 1955 dari orang tua keturunan Spanyol dan Prancis-Italia, Prevost menjabat sebagai putra altar dan ditahbiskan sebagai pendeta pada tahun 1982. Meskipun beliau pindah ke Peru tiga tahun kemudian, ia kembali secara berkala ke AS untuk melayani sebagai pendeta dan kepala biara di kota asalnya.

    Beliau juga dilaporkan memiliki kewarganegaraan Peru dan dikenang sebagai tokoh yang bekerja dengan masyarakat terpinggirkan dan membantu membangun jembatan. Diketahui, Paus Leo XIV pernah menghabiskan 10 tahun sebagai pendeta paroki setempat dan sebagai guru di sebuah seminari di Trujillo di Peru barat laut.

    Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Uskup Chiclayo di Peru setahun setelah menjadi Paus. Beliau dikenal baik oleh para kardinal karena perannya yang menonjol sebagai prefek Dikasteri untuk Para Uskup di Amerika Latin yang memiliki tugas penting untuk memilih dan mengawasi para uskup.

    Di tahun 2023, Paus Leo XIV baru menjadi uskup agung. Dalam beberapa bulan kemudian, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai kardinal. Karena 80% kardinal yang ikut serta dalam konklaf sejatinya ditunjuk oleh Paus Fransiskus, tidaklah mengherankan bahwa seseorang seperti Prevost terpilih, meskipun ia baru saja ditunjuk.

    Dalam kata-kata pertamanya sebagai Paus, Leo XIV berbicara dengan penuh kasih tentang pendahulunya, Fransiskus. Beliau menggambarkan Paus Fransiskus sebagai seseorang yang berani dan penyalur berkat yang baik bagi umat manusia.

    “Kita masih mendengar di telinga kita suara Paus Fransiskus yang lemah namun selalu berani yang memberkati kita,” katanya. “Bersatu dan bergandengan tangan dengan Tuhan, mari kita maju bersama,” tambahnya kepada orang banyak yang bersorak.

    Pandangan dan Kontroversi

    Beliau akan dipandang sebagai tokoh yang mendukung keberlanjutan reformasi Fransiskus di Gereja Katolik. Paus Leo XIV diyakini memiliki pandangan yang sama dengan Fransiskus tentang migran, kaum miskin, dan lingkungan.

    Meskipun Paus XIV adalah orang AS, dan akan sepenuhnya menyadari perpecahan dalam Gereja Katolik, latar belakangnya di Amerika Latin juga merupakan kelanjutan dari seorang Paus yang berasal dari Argentina. Vatikan menggambarkannya sebagai paus kedua dari Amerika, setelah Paus Fransiskus, serta paus Agustinian pertama.

    Sebelum konklaf, juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan bahwa selama pertemuan Dewan Kardinal pada hari-hari sebelum konklaf, mereka menekankan perlunya seorang paus dengan “semangat kenabian yang mampu memimpin Gereja yang tidak menutup diri tetapi tahu bagaimana keluar dan membawa terang ke dunia yang ditandai oleh keputusasaan”.

    Selama berada di Peru, Paus Leo XIV tidak luput dari skandal pelecehan seksual yang telah mencoreng Gereja. Namun keuskupannya dengan tegas membantah bahwa ia terlibat dalam upaya menutup-nutupi apa pun.

    (tps/tps)

  • Kasus Dugaan Pelecehan Seksual oleh Eks Rektor UP ‘Jalan di Tempat’, Ini Alasan Polisi

    Kasus Dugaan Pelecehan Seksual oleh Eks Rektor UP ‘Jalan di Tempat’, Ini Alasan Polisi

    GELORA.CO – Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya beralasan masih ada kekurangan keterangan saksi dalam kasus dugaan pelecehan seksual oleh Rektor nonaktif Universitas Pancasila (UP) berinisial ETH (72). Hingga kini kasus yang sudah berlangsung lebih dari setahun ini belum juga dilimpahkan ke penuntutan.

    “Memang di dalam proses penyidikan kami masih terdapat beberapa hal yang masih kurang, sehingga nantinya kami akan menambahkan beberapa keterangan saksi,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra saat ditemui di Polda Metro Jaya, Rabu (6/5/2025).

    Wira juga menyebutkan pihaknya telah memaparkan kepada Wamenaker dan WamenPPPA terkait perkembangan kasus tersebut.

    “Jadi proses yang sudah kita laksanakan dari tahapan lidik sampai dengan sidik dari fakta-fakta hukum yang ada kami sudah sampaikan semua,” katanya.

    Wira juga menyebutkan pihaknya juga akan mendapat dukungan atau asistensi dari Direktorat Tindak Pidana Perempuan dan Anak dan Pidana Perdagangan Orang (PPA PPO) dan dari Bidpropam.

    “Sehingga harapannya nanti kita mendapatkan hasil penyidikan yang lebih komprehensif,” katanya.

    Sebelumnya korban pelecehan seksual berinisial RZ dan DF yang diduga dilakukan oleh mantan Rektor Universitas Pancasila (UP) berinisial ETH (72) melalui kuasa hukumnya menemui Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) karena kasus itu dinilai “jalan di tempat”.

    “Kalau memang kita lihat dari jenjang waktu dari Januari 2024 sampai dengan saat ini kurang lebih 1 tahun 5 bulan, dalam proses penyelidikan sampai ke penyidikan. Ini rentang waktu yang sangat panjang kalau menurut kami,” kata salah satu kuasa hukum korban Yansen Ohoirat dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (9/4/2025).

    Hal tersebut membawa Yansen menemui Kompolnas untuk mengadu perihal profesionalitas dari tim penyidik dalam mengusut kasus dugaan pelecehan seksual itu. Menurut dia, kasus itu telah ditingkatkan ke tahap penyidikan, tetapi dari proses itu sampai dengan kurang lebih 10 bulan, tidak ada kelanjutan perihal siapa tersangkanya.

    “Padahal, ketika perkara itu ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan, itu kan sudah ada. Peristiwa itu ada pidananya,” jelas Yansen. 

    Sementara itu kuasa hukum korban lainnya, Amanda Manthovani menyebutkan dirinya sebagai kuasa hukum juga dipertanyakan kredibilitasnya oleh korban.

  • Kriminal kemarin, pelecehan eks Rektor UP hingga Jonathan Frizzy

    Kriminal kemarin, pelecehan eks Rektor UP hingga Jonathan Frizzy

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita kriminal dan keamanan menghiasi Jakarta pada Rabu (7/5), mulai dari pelecehan eks Rektor Universitas Pancasila (UP) hingga artis Jonathan Frizzy alias JF terlibat transaksi obat keras.

    Berikut berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    1. Wamenaker bakal kawal kasus dugaan pelecehan oleh eks Rektor UP

    Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan bakal mengawal kasus dugaan pelecehan oleh Rektor nonaktif Universitas Pancasila (UP) berinisial ETH (72).

    “Saya dari Kementerian Tenaga Kerja akan melakukan upaya maksimal dalam menyelesaikan kasus pelecehan seksual terhadap perempuan,” katanya saat ditemui di Polda Metro Jaya, Rabu.

    Selengkapnya di sini

    2. Artis JF sudah enam kali bertransaksi dalam kasus obat keras

    Artis Jonathan Frizzy alias JF sudah enam kali melakukan transaksi obat keras jenis etomidate yang dimasukkan ke dalam rokok elektronik (liquid vape).

    “Kalau dari hasil pemeriksaan, berdasarkan alat bukti, sudah enam kali, dari tahun 2024,” kata Kepala Satuan Reserse Narkoba (Kasat Resnarkoba) Polresta Bandara Soekarno-Hatta, AKP Michael Tandayu saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

    Selengkapnya di sini

    3. Polisi bekuk empat penagih utang yang meresahkan warga

    Polisi membekuk empat penagih utang (debt collector) yang kerap meresahkan warga atau pengguna jalan di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat.

    Kapolsek Cengkareng Kompol Abdul Jana menyebut penangkapan itu merupakan tindak lanjut dari banyaknya laporan masyarakat terkait aktivitas debt collector yang diduga melakukan penarikan kendaraan bermotor secara paksa di jalan.

    Selengkapnya di sini

    4. Jaksa dan Kepolisian masih cari satu tahanan yang kabur dari PN Jakut

    Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Utara bersama Kepolisian masih mencari tahanan bernama Januar Murdianto yang kabur dari sel tahanan Pengadilan Negeri Jakarta Utara (PN Jakut) pada Selasa (6/5).

    “Tim Intelijen dan Kepolisian masih terus melakukan pendalaman dan mencari keberadaan tahanan yang melarikan diri tersebut,” kata Pelaksana Harian Kepala Seksi Intel Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Utara Rico di Jakarta, Rabu.

    Selengkapnya di sini

    5. Imigrasi Jaksel deportasi WNA Vietnam karena langgar izin tinggal

    Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Jakarta Selatan melakukan deportasi terhadap seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Vietnam berinisial NTH karena melanggar izin tinggal.

    “NTH dikenakan tindakan administratif keimigrasian berupa deportasi dan penangkalan setelah terbukti menyalahgunakan izin tinggal di Indonesia,” kata Kepala Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan Prihatno Juniardi di Jakarta, Rabu.

    Selengkapnya di sini

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • 16 Bulan Kasus Pelecehan Seksual Libatkan Eks Rektor UP ‘Mandek’, Wamen Immanuel Ebenezer Akan Lapor Presiden – Page 3

    16 Bulan Kasus Pelecehan Seksual Libatkan Eks Rektor UP ‘Mandek’, Wamen Immanuel Ebenezer Akan Lapor Presiden – Page 3

    Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya mengakui menghadapi sejumlah kendala dalam penanganan kasus dugaan kekerasan seksual yang menyeret eks Rektor Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno.

    Hingga kini, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Wira Satya Triputra menyatakan, pihaknya masih berupaya melengkapi sejumlah keterangan untuk memperkuat alat bukti.

    “Memang di dalam perasaan proses penyidikan kami masih terdapat beberapa hal yang masih ditemukan tadi kekurangan, sehingga nantinya kami akan menambahkan beberapa keterangan saksi,” ujar dia kepada wartawan Rabu (7/5/2025).

    Pernyataan itu diungkap Wira usai menerima kunjungan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer dan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan di Polda Metro Jaya, Rabu (7/5/2025).

    Dalam pertemuan itu, Wira mengaku memaparkan secara menyeluruh proses penyelidikan dan penyidikan yang sudah berlangsung.

    Namun, dia mengakui masih diperlukan keterangan tambahan, terutama dari saksi ahli untuk memperkuat unsur-unsur dugaan kekerasan seksual tersebut.

    “Ada beberapa keterangan dari saksi ahli nanti. Mungkin nanti ahli untuk membuktikan terkait masalah atau kekerasan seksual,” ujar dia.

    Dalam kasus ini, Wira mengatakan, proses penyidikan juga diasistensi oleh Direktorat PPA-PPO. Di samping itu, Bidpropam Polda Metro Jaya juga ikut mengawal dan memberikan masukan kepada penyidik.

    “Sehingga diharapkan nanti kita mendapatkan hasil penyidikan yang lebih komprehensif. Nanti dalam pembuktian yang lain untuk memberikan hasil yang lebih,” ujar dia.

  • Wamenaker Tantang Jenderal Pembeking Eks Rektor Universitas Pancasila yang Terjerat Kasus Pelecehan – Halaman all

    Wamenaker Tantang Jenderal Pembeking Eks Rektor Universitas Pancasila yang Terjerat Kasus Pelecehan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau Noel menantang sosok jenderal yang menjadi beking mantan rektor Universitas Pancasila (UP) Edie Toet Hendratno di kasus dugaan pelecehan seksual.

    “Ada dugaan korban ini banyak tapi mereka tidak berani menyampaikan (speak up) ke publik karena ada tekanan-tekanan karena bahasanya dia ini punya beking jenderal,” kata Noel di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (7/5/2025).

    Noel pun menantang jenderal yang menjadi Edie Toet Hendratno.

    “Nah kita mau tau jenderalnya semana gitu loh, saya dalam hal ini sebagai Wakil Menteri nantang bekingnya,” ujarnya.

    Kondisi ini memprihatinkan sedangkan psikis dua korban wanita yang sudah membuat laporan terguncang dan membutuhkan perlindungan hukum.

    “Korban yang ini, mbak ini, sudah terguncang jiwanya ya. Dua orang kita bawa mereka hari ini berharap ada sebuah kepastian hukum dan perlindungan hukum terhadap para korban,” ungkap Noel.

    Wamenaker juga memastikan akan melaporkan perkara ini kepada Presiden Prabowo Subianto.

    Menurutnya, Presiden sangat berpihak kepada kaum perempuan termasuk pekerja sebab korban ini juga sebagai pekerja di Universitas Pancasila.

    “Pasti (lapor Presiden) jadi jangan coba-coba di Republik ini punya beking besar merasa punya jaringan besar, kita lawan, posisi Kementerian Ketenagakerjaan yang pasti berpihak pada korban,” ujarnya.

    Diketahui Wamenaker Immanuel Ebenezer bersama Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA) Veronica Tan mendatangi Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (7/5/2025) sore.

    Kedatangannya, untuk mengawal kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan mantan rektor Universitas Pancasila (UP) inisial Edie Toet Hendratno.

    “Saya dari Kementerian Tenaga Kerja akan melakukan upaya maksimal dalam menyelesaikan kasus pelecehan seksual terhadap perempuan,” kata Noel setelah selesai berdialog dengan Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra.

    Pria yang akrab disapa Noel tersebut juga menyebut kasus pelecehan seksual oleh eks rektor UP merupakan hal yang memalukan sebab peristiwa terjadi di dalam area kampus.

    “Seharusnya kampus tidak boleh ramah terhadap yang namanya predator seksual, saya juga sebagai Wamenaker punya kewajiban melindungi pekerja, beliau (korban) ini pekerja, kami mengutuk perilaku itu,” ucapnya.

    Sementara itu, Wamen PPPA Veronica Tan mendorong langkah percepatan penanganan kasus yang mana korbannya wanita.

    Veronica mengatakan sejauh baru dua korban yang berani berbicara atas tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh terduga pelaku.

    “Jadi kita akan maksimalkan supaya cepat ada hukuman maksimalnya.

    Untuk diketahui, mantan Rektor Universitas Pancasila ETH dilaporkan korban RZ ke Polda Metro Jaya dengan nomor laporan LP/B/193/I/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA pada 12 Januari 2024.

    Selain itu, laporan juga datang dari korban lainnya berinisial DF yang diterima di Bareskrim Polri dengan nomor LP/B/36/I/2024/SPKT/Bareskrim Polri tertanggal 29 Januari 2024. 

    Namun, kini laporan tersebut sudah dilimpahkan ke Polda Metro Jaya.

    Sudah setahun lebih berjalan kasus ini jalan di tempat meski korban sudah melakukan berbagai upaya hukum.

  • Polisi: Keterangan saksi masih kurang dalam kasus pelecehan Rektor UP

    Polisi: Keterangan saksi masih kurang dalam kasus pelecehan Rektor UP

    di dalam proses penyidikan kami masih terdapat beberapa hal yang masih kurang, sehingga nantinya kami akan menambahkan beberapa keterangan saksi,

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menyebutkan masih ada kekurangan keterangan saksi dalam kasus dugaan pelecehan seksual oleh Rektor nonaktif Universitas Pancasila (UP) berinisial ETH (72).

    “Memang di dalam proses penyidikan kami masih terdapat beberapa hal yang masih kurang, sehingga nantinya kami akan menambahkan beberapa keterangan saksi,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra saat ditemui di Polda Metro Jaya, Rabu.

    Wira juga menyebutkan pihaknya telah memaparkan kepada Wamenaker dan WamenPPPA terkait perkembangan kasus tersebut.

    “Jadi proses yang sudah kita laksanakan dari tahapan lidik sampai dengan sidik dari fakta-fakta hukum yang ada kami sudah sampaikan semua,” katanya.

    Wira juga menyebutkan pihaknya juga akan mendapat dukungan atau asistensi dari Direktorat Tindak Pidana Perempuan dan Anak dan Pidana Perdagangan Orang (PPA PPO) dan dari Bidpropam.

    “Sehingga harapannya nanti kita mendapatkan hasil penyidikan yang lebih komprehensif,” katanya.

    Sebelumnya korban pelecehan seksual berinisial RZ dan DF yang diduga dilakukan oleh mantan Rektor Universitas Pancasila (UP) berinisial ETH (72) melalui kuasa hukumnya menemui Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) karena kasus itu dinilai “jalan di tempat”.

    “Kalau memang kita lihat dari jenjang waktu dari Januari 2024 sampai dengan saat ini kurang lebih 1 tahun 5 bulan, dalam proses penyelidikan sampai ke penyidikan. Ini rentang waktu yang sangat panjang kalau menurut kami,” kata salah satu kuasa hukum korban Yansen Ohoirat dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (9/4).

    Hal tersebut membawa Yansen menemui Kompolnas untuk mengadu perihal profesionalitas dari tim penyidik dalam mengusut kasus dugaan pelecehan seksual itu.

    Menurut dia, kasus itu telah ditingkatkan ke tahap penyidikan, tetapi dari proses itu sampai dengan kurang lebih 10 bulan, tidak ada kelanjutan perihal siapa tersangkanya.

    “Padahal, ketika perkara itu ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan, itu kan sudah ada. Peristiwa itu ada pidananya,” jelas Yansen.

    Sementara itu kuasa hukum korban lainnya, Amanda Manthovani menyebutkan dirinya sebagai kuasa hukum juga dipertanyakan kredibilitasnya oleh korban.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sopir Taksi Online Masturbasi saat Angkut Penumpang Wanita, Korban Cerita Awalnya Dengar Suara Aneh

    Sopir Taksi Online Masturbasi saat Angkut Penumpang Wanita, Korban Cerita Awalnya Dengar Suara Aneh

    TRIBUNJAKARTA.COM – Seorang wanita mengalami pelecehan seksual oleh sopir taksi online di kawasan Jakarta Selatan.

    Sopir taksi online tersebut melakukan masturbasi atau onani di dalam mobil, saat wanita itu duduk di kursi penumpang bagian belakang.

    Cerita wanita tersebut viral di media sosial, pada Rabu (7/5/2025).

    Wanita itu bercerita awalnya ia memesan taksi online di Jakarta Selatan dengan tujuan ke arah Jakarta Utara.

    Ketika taksi online tersebut datang, sudah banyak kejanggalan, yakni mulai dari jenis mobil hingga sosok sopir yang berbeda dengan data di aplikasi.

    “Jadi tadi aku pergi dari daerah Jakarta Selatan ke Jakarta Utara, dapatlah driver yang tercantum di atas,

    Dari awal dateng mobilnya, plat nomor, dan drivernya beda,” tulis wanita tersebut di akun TikToknya.

    Di tengah perjalanan, wanita itu tertidur.

    Mendadak ia terbangun, karena mendengar suara aneh dari arah kursi pengemudi.

    “Terus dipertengahan jalan aku tidur dan kebangun denger suara kayak gesek-gesek gitu,” tulisnya.

    Betapa terkejutnya wanita itu ketika melihat sopir taksi online tersebut ternyata sedang masturbasi.

    Korban mengaku langsung ingin menangis dan tubuhnya gemetaran.

    Ia lantas berinisiatif untuk menelepon temannya.

    “Pas kebangun ternyata drivernya itu lagi mainan alat kelaminnya disela-sela kemacetan.

    Di situ aku enggak berani ngapa-ngapain, langsung telepon temen dan share lokasi.

    Sudah panik dan mau nangis,tremor banget pas tahu, aku teleponan sama temanku drivernya langsung berhenti mainan kelaminnya,” tulisnya.

    Namun ketika sambungan telepon dimatikan, sopir taksi online tersebut kembali melakukan masturbasi.

    Wanita itu lalu merekam momen tersebut dan membagikan videonya di TikTok.

    Di video yang viral terlihat jelas wajah pelaku pelecehan seksual tersebut.

    Ia tampak cuek melakukan masturbasi sambil sesekali memandang ke arah korban.

    Kemudian sesampainya di lokasi, wanita itu langsung bergegas keluar dari mobil.

    Teman dari wanita itu, lalu menegur tingkah biadab sopir taksi online tersebut.

    Bukannya malu atau mersa bersalah, sopir taksi online itu malah menghardik teman dari korban.

    “Sampai di tempat tujuan aku langsung buru-buru turun terus temen aku berani banget buat negor drivernya itu, dan divernya malah bilang ‘gila’ sama temenku,” tulisnya.

    Wanita itu mengaku sudah melaporkan peristiwa pelecehan seksual itu kepada pihak berwajib.

    “Sudah dilaporin, doain mudah-mudahan tertangkap,” tulisnya.

    Ia berpesan untuk para wanita untuk berhati-hati saat naik taksi online.

    Ia juga meminta bantuan netizen agar kasus tersebut diviralkan oleh netizen.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya