Kasus: pelecehan seksual

  • Bejat! Ayah Pemerkosa Anak Tiri di Bekasi Lakukan Aksinya 3-4 Kali Sebulan Sejak Korban Kelas 5 SD

    Bejat! Ayah Pemerkosa Anak Tiri di Bekasi Lakukan Aksinya 3-4 Kali Sebulan Sejak Korban Kelas 5 SD

    GELORA.CO – Riki Susanto (41), ayah sambung yang memperkosa anak tirinya yang masih SD, NAS (13), terungkap melakukan aksi biadabnya 3-4 kali sebulan selama dua tahun terakhir.

    Hal itu diungkapkan oleh Polres Metro Bekasi dalam konferensi pers hari ini, Rabu (9/7/2025).

    “Perbuatan pencabulan dan persetubuhan tersebut dilakukan oleh tersangka sekitar kurang lebih 3 sampai 4 kali dalam 1 (satu) bulan selama kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir,” kata Kapolres Metro Bekasi Kombes Polisi Mustofa dikutip dari Antara.

    Mustofa menyebutkan tersangka berinisial RS melakukan pengancaman kepada korban.

    Mustofa juga menambahkan pihaknya telah mendapatkan alat bukti yang cukup berdasarkan keterangan korban, saksi-saksi dan hasil “visum et repertum” yang dilakukan di RSUD Kabupaten Bekasi.

    Tersangka dikenakan dengan Pasal 76D jo Pasal 81 UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Perppu Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur pasal 76E jo pasal 82 UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Perppu Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

    “Dengan pidana penjara maksimal 15 tahun dan denda maksimal Rp5 miliar,” katanya.

    Sebelumnya, Kepolisian mengungkap kronologi kasus seorang ayah berinisial RS (41) melakukan pelecehan seksual terhadap anak tirinya yang berinisial NAS (13) di Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    “Peristiwa tersebut diketahui sekitar bulan Februari 2025 di Perum Bumi Cikarang Asri Blok E5 Nomor 17 RT/RW 06/012, Kelurahan Ciantra, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Agta Bhuana Putra dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Agta menjelaskan pelapor selaku kakak kandung korban berinisial CBS menerangkan peristiwa tersebut terungkap pada 23 Juni 2025, yaitu saat korban diantar oleh temannya pulang ke rumah setelah beberapa hari tidak pulang karena alasan takut.

    Kemudian, teman korban diceritakan oleh korban sudah beberapa kali dilecehkan oleh terlapor yang merupakan ayah tiri korban secara paksa dengan cara diancam dan ditakut-takuti semenjak masih duduk di bangku Kelas 5 SD hingga awal bulan Februari 2025.

  • Kronologi seorang ayah lakukan pelecehan terhadap anak tiri di Bekasi

    Kronologi seorang ayah lakukan pelecehan terhadap anak tiri di Bekasi

    Jakarta (ANTARA) – Pihak Kepolisian mengungkap kronologi kasus seorang ayah berinisial RS (41) melakukan pelecehan seksual terhadap tirinya yang berinisial NAS (13) di Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    “Peristiwa tersebut diketahui sekitar bulan Februari 2025 di Perum Bumi Cikarang Asri Blok E5 Nomor 17 RT/RW 06/012, Kelurahan Ciantra, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Agta Bhuana Putra dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Agta menjelaskan pelapor selaku kakak kandung korban berinisial CBS menerangkan berawal pada 23 Juni 2025 saat korban diantar oleh temannya pulang ke rumah setelah beberapa hari tidak pulang karena alasan takut.

    Lalu teman korban diceritakan oleh korban sudah beberapa kali dilecehkan oleh terlapor yang merupakan ayah tiri korban secara paksa dengan cara diancam dan ditakut-takuti semenjak masih duduk di bangku Kelas 5 SD hingga awal bulan Februari 2025.

    Kemudian berdasarkan cerita tersebut teman korban melaporkan kepada ibu korban. Selanjutnya menyampaikan hal ini kepada pelapor.

    “Atas kejadian tersebut keluarga berkumpul untuk mengklarifikasi kepada terlapor akan tetapi beberapa saat kemudian terlapor diduga melarikan diri,” kata Agta.

    Kakak kandung korban kemudian melaporkan kasus ini ke Polres Metro Bekasi guna penyelidikan dan penyidikan.

    “Setelah menerima laporan polisi, Unit IV/Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) melakukan serangkaian penyelidikan dan penyidikan dan telah melakukan pemeriksaan terhadap pelapor, saksi dan korban,” katanya.

    Selanjutnya, Unit IV/PPA mencari keberadaan tersangka dan pada Senin (7/7) diketahui tersangka sedang bersembunyi di rumah kerabatnya di Kampung Burujul, RT/RW 039/003, Kelurahan Cisempur, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya.

    Atas dasar tersebut, Unit IV/PPA mendatangi tempat persembunyian tersangka dan melakukan penangkapan terhadap tersangka pada hari Selasa (8/7) sekitar pukul 14.00 WIB. Setelah diamankan, tersangka dibawa ke Polres Metro Bekasi guna proses hukum selanjutnya.

    Sebelumnya beredar sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @liputancikarang, di dalam video tersebut tersangka sedang dilakukan interogasi oleh sejumlah warga.

    “Pas diinterogasi di sekretariat RT ayah tiri tersebut mengaku dalam melakukan perbuatannya bejatnya itu dirasuki setan, kemudian pihak korban sudah laporan ke Polres Metro Bekasi, namun pelaku kabur pada Selasa (24/6),” tulis akun tersebut.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tidak Ada Respons dari Sekolah, 4 Anak yang Diduga Dilecehkan Oknum Pembina Pramuka Melapor ke Polisi di Samarinda
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Juli 2025

    Tidak Ada Respons dari Sekolah, 4 Anak yang Diduga Dilecehkan Oknum Pembina Pramuka Melapor ke Polisi di Samarinda Regional 7 Juli 2025

    Tidak Ada Respons dari Sekolah, 4 Anak yang Diduga Dilecehkan Oknum Pembina Pramuka Melapor ke Polisi di Samarinda
    Tim Redaksi
    SAMARINDA, KOMPAS.com –
    Empat korban dugaan
    pelecehan seksual
    oleh
    oknum pembina Pramuka
    resmi melaporkan kejadian tersebut ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim
    Polresta Samarinda
    , Senin (7/7/2025).
    Pelaporan ini didampingi oleh Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kalimantan Timur.
    Biro Hukum
    TRC PPA Kaltim
    , Sudirman, menyebut para korban sempat melaporkan kejadian itu ke pihak sekolah.
    Namun karena tidak ada tindak lanjut, korban akhirnya melapor langsung ke kepolisian pada 25 Juni 2025.
    “Mereka datang sendiri karena tidak ada tindak lanjut pihak sekolah… tetapi saat itu pihak kepolisian mengatakan memang ada kekurangan (bukti), artinya bukan tidak diterima, tetapi dikumpulkan dulu alat buktinya,” ujar Sudirman.
    TRC PPA sebelumnya turut diminta oleh kepolisian untuk memberikan pendampingan terhadap korban.
    Dalam proses ini, pihak UPTD PPA juga terlibat dalam mengawal visum psikologis yang dibutuhkan untuk keperluan hukum.
    Sudirman mengungkapkan bahwa dugaan pelecehan terjadi dalam kegiatan perkemahan yang tidak sesuai dengan prosedur resmi.
    “Itu tidak sesuai SOP yang benar dalam menggelar suatu kegiatan. Harus ada izin dari beberapa kuartir, tetapi ternyata tidak ada izin. Kami melihat memang si pelaku sudah memiliki niatan itu (pelecehan),” jelasnya.
    Lebih lanjut, satu dari empat pelapor diketahui pernah menjadi korban dari pelaku yang sama saat masih duduk di bangku SMA.
    “Salah satu pelapornya ini juga pernah menjadi korban, saat masih duduk di SMA,” ungkap Sudirman.
    Laporan resmi sudah diterima oleh Unit PPA Satreskrim Polresta Samarinda, dan kini proses hukum menunggu hasil visum psikologis dari para korban.
    “Sudah kami terima, dan saat ini menunggu hasil visum psikologisnya, setelah itu akan meminta klarifikasi. Kalau semua unsur sudah terpenuhi, baru dilakukan penyelidikan,” ujar Kasat Reskrim Polresta Samarinda, AKP Dicky Anggi Pranata, mewakili Kapolresta Kombes Pol Hendri Umar.
    TRC PPA memastikan bahwa dua alat bukti telah diserahkan kepada pihak kepolisian.
    “Yang jelas laporan ini sudah diterima. Soal pembuktian itu ke proses penyelidikan Kepolisian, artinya dua alat bukti sudah kami serahkan,” tegas Sudirman.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kasus HIV Meroket sampai Naik 500 Persen di Filipina, Banyak Pasien Usia Anak

    Kasus HIV Meroket sampai Naik 500 Persen di Filipina, Banyak Pasien Usia Anak

    Jakarta

    Terjadi lonjakan baru kasus HIV sebesar 543 persen di Filipina. Hingga Maret 2025, lebih dari 139.610 orang Filipina hidup dengan HIV, dan pemerintah memperkirakan jumlah ini akan meningkat menjadi 255 ribu pada akhir tahun.

    Para ahli mengatakan lonjakan tersebut didorong oleh faktor-faktor, seperti pendidikan seks yang buruk, seks tanpa kondom di antara mereka yang bertemu lewat aplikasi kencan, stigma, dan rasa malu budaya.

    Budaya konservatif Filipina didominasi oleh Kristen juga membuat diskusi terbuka tentang seks dan HIV menjadi sulit, bahkan dalam keluarga.

    Departemen Kesehatan Filipina atau The Department of Health (DOH) kini mencatat 57 kasus HIV baru setiap hari. Padahal, sebelumnya negara tersebut hanya mencatat enam infeksi baru setiap hari pada tahun 2010.

    Sebagian besar kasus baru masih tercatat di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, mirip dengan tahun-tahun sebelumnya. DOH memperkirakan ada sekitar 100.550 orang dengan HIV-AIDS (ODHA) yang tidak terdata.

    “Yang mengganggu saya adalah pergeseran kelompok usia. Satu dekade lalu, sebagian besar kasus baru berusia 25 hingga 34 tahun,” terang Menteri Kesehatan Filipina Dr Teodoro Herbosa, dikutip dari The Straits Times, Senin (7/7/2025).

    “Sekarang, hampir 50 persen berusia 15 hingga 24 tahun. Bagi saya, itulah bagian yang mengkhawatirkan,” sambungnya.

    Pasien termuda masih 12 tahun

    Pasien yang paling muda didiagnosis tahun ini adalah anak berusia 12 tahun di provinsi pulau Palawan. Dr Herbosa mengatakan hal itu terjadi karena kasus pelecehan seksual.

    Ia menjelaskan bahwa meningkatnya kasus HIV di antara anak di bawah umur di sana mungkin terkait dengan grooming dan eksploitasi, termasuk oleh pelaku kejahatan seks asing yang menargetkan daerah miskin.

    Dr Herbosa mengatakan banyak anak muda di Filipina yang memiliki akses lebih luas ke pornografi dan melakukan hubungan seks dengan banyak pasangan. Tetapi, mereka tetap tidak menyadari bagaimana penyakit menular seksual seperti HIV ditularkan.

    Ia menambahkan sebagian besar lahir setelah puncak krisis AIDS pada tahun 1980-an dan kurang memahami sepenuhnya bahaya virus tersebut.

    “Ada spa yang beroperasi seperti rumah bordil. Ada perilaku seks anonim dan tanpa kondom, dan saya menemukan ada juga pesta seks yang terjadi di mana orang-orang menggunakan narkoba. Jika Anda menggabungkan semua itu dengan kurangnya pendidikan seks dan internet, pornografi, semuanya bertambah,” tegas Dr Herbosa.

    Untuk menanggapi hal ini lebih agresif, DOH pada bulan Juni merekomendasikan agar Presiden Ferdinand Marcos Jr menyatakan HIV sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat nasional. Tetapi, Presiden Marcos belum memberikan tanggapan.

    “Kita memerlukan pendekatan yang melibatkan seluruh pemerintah dan seluruh masyarakat, seperti yang kita lakukan saat melawan COVID-19,” lanjutnya.

    Siasat Filipina tekan kasus HIV

    Pada 2018, Filipina mengesahkan Undang-Undang Kebijakan HIV dan AIDS, yang dipuji sebagai tonggak sejarah untuk mengukuhkan akses terhadap pengujian dan pengobatan sebagai hak asasi manusia. Undang-undang tersebut menurunkan usia persetujuan untuk pengujian HIV dari 18 menjadi 15 tahun, yang memungkinkan remaja untuk menjalani pengujian tanpa izin orang tua.

    Pemerintah sejak itu telah memperluas layanan HIV di seluruh negeri. Puluhan klinik higiene sosial yang dikelola negara kini menawarkan pengujian gratis, pengobatan antiretroviral, konseling, dan pendidikan.

    Negara ini juga memiliki Undang-Undang Kesehatan Reproduksi yang mewajibkan akses universal terhadap alat kontrasepsi di klinik-klinik ini.

    Kebanyakan dari pasien yang masih muda menolak untuk pengobatan karena tidak ingin orang tua mereka tahu. Hal itu sangat berdampak pada kesehatannya.

    “Dan kemudian, mereka (pasien) kembali kepada kami tiga tahun kemudian dengan HIV stadium lanjut atau AIDS yang parah,” ungkap Dr Herbosa.

    Dr Herbosa mengatakan yang terbaik adalah PLHIV mengonsumsi obat terapi antiretroviral sedini mungkin. Sebab, obat tersebut menekan virus, mengurangi risiko penularan, serta memungkinkan mereka yang terdiagnosis untuk hidup lama dan sehat.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kata Kemenkes soal Tantangan Pemberian Obat ARV Bagi Remaja Terpapar HIV”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Meningkat, Lebih dari 3.600 Warga Palestina Ditahan Israel

    Meningkat, Lebih dari 3.600 Warga Palestina Ditahan Israel

    Jakarta

    Kantor informasi tahanan Palestina mengungkapkan jumlah warga Palestina yang ditahan tanpa dakwaan di penjara Israel. Mereka mengatakan jumlah tahanan telah mencapai ‘jumlah tertinggi yang pernah tercatat’.

    Dilansir Aljazeera, Senin (7/7/2025), jumlahnya telah meningkat di atas 3.600. Angka ini disebut “berbahaya”.

    Mayoritas tahanan Palestina ditangkap berdasarkan proses kuasi-yudisial yang dikenal sebagai penahanan administratif, di mana mereka awalnya dipenjara selama enam bulan. Penahanan mereka kemudian dapat diperpanjang berulang kali untuk jangka waktu yang tidak terbatas tanpa dakwaan atau pengadilan.

    Pelecehan Seksual di Tahanan

    Diketahui, ada pelecehan seksual di tahanan Israel. Warga Palestina bernama Said Abdel Fattah yang merupakan mantan tahanan Israel pernah memberikan kesaksian di PBB.

    “Saya dipermalukan dan disiksa,” kata Fattah dilansir Al-Jazeera, Rabu (12/3).

    Dalam kesaksiannya, Fattah mengaku ditelanjangi dalam cuaca dingin. Dia juga dipukul hingga diancam diperkosa dan mengalami rentetan pelecehan lainnya selama 2 bulan sejak dia ditahan dan dipindahkan ke fasilitas penahanan yang penuh sesak.

    Warga lainnya yang bersaksi, Mohamed Matar, juga menuturkan kisah serupa. Dia mengaku mengalami penyiksaan selama berjam-jam di tangan petugas keamanan di Tepi Barat dan polisi Israel menolak untuk memberikan pertolongan.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS saat itu, Matthew Miller, seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (8/8/2024), menegaskan bahwa “tidak ada toleransi” bagi para pelaku tindak pelecehan seksual.

    Sebuah video CCTV yang bocor dan disiarkan oleh televisi lokal Israel, Channel 12, menunjukkan sejumlah tentara Israel memilih-milih tahanan di pangkalan Sde Teiman, di mana Tel Aviv menahan para tahanan Palestina selama perang berkecamuk di Jalur Gaza.

    Tentara-tentara Israel itu, menurut video tersebut, tampak melakukan tindakan seksual terhadap tahanan di balik perisai, dengan setidaknya salah satu tentara meletakkan tangannya di selangkangannya sendiri. Ketika ditanya soal video tersebut, Miller mengatakan para pejabat AS telah melihatnya dan sedang melakukan peninjauan.

    Lihat juga video: Ditahan Israel 8 Tahun, Israa Jabis Akhirnya Bertemu Keluarganya

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tidak Ada Respons dari Sekolah, 4 Anak yang Diduga Dilecehkan Oknum Pembina Pramuka Melapor ke Polisi di Samarinda
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Juli 2025

    Pelecehan oleh Pembina Pramuka di Samarinda, Korban Kecewa Laporan ke Polisi Diabaikan Regional 5 Juli 2025

    Pelecehan oleh Pembina Pramuka di Samarinda, Korban Kecewa Laporan ke Polisi Diabaikan
    Tim Redaksi
    SAMARINDA, KOMPAS.com
    – Kasus dugaan
    pelecehan seksual
    yang terjadi di lingkungan sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
    Samarinda
    , Kalimantan Timur, menyeruak ke publik dan menyisakan luka mendalam bagi para korban.
    Empat alumni perempuan mengungkap kronologi kejadian yang mereka alami dan menyoroti penanganan yang dinilai lamban dari pihak kepolisian.
    Para korban yang berinisial LY (18), YA (18), JH (19), dan YM (19), mengaku menjadi korban saat mengikuti kegiatan Pramuka kenaikan tingkat pada Jumat malam, 13 Juni 2025.
    Terduga pelaku adalah pembina Pramuka berinisial HG, yang diduga menyalahgunakan kegiatan tersebut untuk melakukan pelecehan seksual dengan dalih pengobatan.
    Setelah kejadian, HG disebut mengumpulkan para korban dan mengancam agar mereka diam.
    “Pokoknya yang merasakan malam ini, kejadian malam ini cukup. Biar terus dilupakan. Jangan ceritakan ke siapa pun,” ujar LY menirukan perkataan HG.
    HG bahkan disebut-sebut mencoba menghubungi para korban melalui sang istri.
    Namun, upaya itu justru memperparah kondisi psikologis korban.
    “Istrinya sempat berkata ‘itu kan malam apes kalian’,” ucap salah satu korban.
    Keempat korban mengaku telah mencoba melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian sebanyak dua kali.
    Namun, laporan mereka tidak ditindaklanjuti. Ketika dikonfirmasi pada Jumat (4/7/2025), Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Samarinda Ipda Okky Surya Yuwita menyatakan tidak pernah menerima laporan tersebut.
    “Tidak ada masuk laporan,” ujarnya.
    Kompas.com juga telah mencoba mengonfirmasi kepada Kepala UPTD PPA Samarinda, Violeta, namun hingga berita ini diterbitkan belum ada tanggapan resmi.
    Karena kecewa atas penanganan laporan yang dinilai lamban, para korban menyatakan keinginannya untuk berpindah pendampingan dari UPTD PPA ke Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA).
    “Karena laporan agak sulit, kami sudah dua kali diabaikan, hampir sebulan laporan belum masuk, jadi kami mau coba kontak TRC PPA untuk ngurus kasus kami,” ungkap salah satu korban pada Sabtu (5/7/2025).
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Diddy Bebas dari Tuduhan Pemerasan-Perdagangan Seks, Apa Saja Kesaksian Eks Staf?

    Diddy Bebas dari Tuduhan Pemerasan-Perdagangan Seks, Apa Saja Kesaksian Eks Staf?

    Washington DC

    Pengadilan Amerika Serikat menolak permohonan jaminan bagi Sean “Diddy” Combs setelah panel juri menyatakan ia bersalah atas tuduhan memfasilitasi prostitusi. Namun, bintang rap itu dibebaskan dari dakwaan pemerasan dan perdagangan seks.

    Peringatan: Artikel ini mengandung detail yang mungkin membuat beberapa pembaca merasa terganggu.

    Panel yang terdiri dari 12 juri berunding selama 13 jam sebelum putusan Combs diumumkan.

    Suasana di pengadilan menjadi emosional setelah Combs dibebaskan dari tuduhan paling serius: pemerasan dan perdagangan seks.

    Kedua dakwaan itu sama-sama memuat ancaman hukuman maksimal penjara seumur hidup.

    Combs berlutut setelah mendengar bunyi putusan. Ia menundukkan wajahnya ke kursi, dan tampak sedang berdoa. Badannya gemetar.

    Kuasa hukum Combs berargumen bahwa klien mereka tidak berpotensi melarikan diri mengingat jet pribadinya sedang disewa di Hawaii.

    Dengan begitu, Combs akan tetap ditahan di penjara federal Brooklyn tempat ia ditahan sejak September silam.

    Sidang vonisnya untuk sementara ini dijadwalkan pada 3 Oktober. Combs berpotensi menghadapi hukuman maksimal 20 tahun penjara.

    Polisi menggeledah rumah mewah Diddy di Miami (Getty Images)

    Persidangan federal itu berlangsung hampir dua bulan di New York City. Jaksa menuduh Combs menggunakan status pesohor dan kerajaan bisnisnya untuk menjalankan perdagangan seks perempuan.

    BBC telah melihat pesan dan rekaman dari mantan pegawai di rumah Combs.

    Para staf juga menggambarkan secara detail bagaimana rasanya bekerja di kapal pesiar mewah sewaan milik Diddy serta berbagai propertinya di Hamptons, Beverly Hills, dan di Star Island, Miami.

    Pengalaman mereka meliputi lima hingga 10 tahun terakhir, periode yang menjadi sorotan selama persidangan pidana Combs di New York.

    Pada akhir persidangan hari Rabu (02/07), pria berusia 55 tahun itu dibebaskan dari dakwaan paling serius: pemerasan, dan dua tuduhan perdagangan seks terkait mantan pasangannya, Casandra Ventura, serta perempuan yang disebut sebagai “Jane”.

    Namun, juri menyatakan Combs bersalah atas dua dakwaan lain yang berkaitan dengan memfasilitasi prostitusi kedua perempuan itu.

    Baca juga:

    BBC juga telah melihat materi yang memperlihatkan Combs sebagai atasan yang “menakutkan” dan tidak terduga. Ia kerap melakukan “uji kesetiaan” yang mengejutkan dan tuntutannya makin lama makin ekstrem.

    Para pegawai menggambarkan bagaimana pesta seks Diddy yang disebut “freak-off” terkadang berlangsung berhari-hari dan diadakan di berbagai lokasi di seluruh dunia.

    Staf diminta menyiapkan tas berisi “baby oil, pelumas, dan bohlam merah”untuk menciptakan suasana bernuansa merah yang disukai Combsdi samping narkoba golongan A ke mana pun ia bepergian.

    ‘Pesta liar’

    Diddy memegang kendali ketat atas lingkaran orang-orang dekatnya di rumah megah tepi pantai senilai US$48 juta (sekitar Rp783 miliar) yang terletak di pulau buatan eksklusif di Miami.

    “Saya tidak akan transparan dengan kalian,” Combs memperingatkan staf suatu hari dalam sebuah catatan suara yang bertele-tele, yang diunggah di grup WhatsApp karyawan pada tahun 2020.

    Combs saat menghadiri Met Gala di New York tahun 2023 (Reuters)

    Nada suaranya serak.

    “Ada beberapa tempat gelap yang kalian [SENSOR] tidak boleh datangi. Tetaplah di tempat kalian.”

    Para staf mengatakan Combs adalah pribadi yang intens, banyak menuntut, dan suasana hatinya mudah berubah. Sebagian berpendapat perilaku ini tidak lepas dari gaya hidup pesta narkoba.

    Tingkat pergantian staf sangat tinggi. Salah satu mantan manajer properti mengatakan jumlah orang yang mengisi posisi manajer rumah Combs berganti lebih dari 20 kali hanya dalam dua tahun.

    Mantan pegawai, Combs, Phil Pines (BBC)

    Mantan asisten eksekutif senior Combs, Phil Pines, mengatakan penyanyi rap itu tidak mengucapkan sepatah kata pun saat ia pertama kali mulai bekerja pada tahun 2019.

    Rasanya seperti diplonco, menurut pria berusia 40 tahun itu kepada BBC. “Kami tidak saling bicara selama 30 hari.”

    Sementara asisten lainnya bernama Ethan (bukan nama sebenarnya) mengenang sikap bosnya yang tidak bisa diduga.

    “Dia bukan orang yang sehat. Terkadang sangat agresif, terkadang sangat manis.”

    Ethan dan banyak mantan staf lainnya menggunakan nama samaran karena mereka masih bekerja di industri perhotelan dengan klien berpenghasilan tinggi. Berbicara tentang Combs secara terbuka dapat merusak karier.

    Ethan menunjukkan bekas luka kecil di dahinya.

    Dia mengklaim Combs membanting gelas ke dinding saking marahnya dan pecahan gelas itu melukai wajah Ethan.

    Phil Pines dan Ethan adalah bagian dari sekelompok kecil asisten Combs yang paling dipercaya.

    Mereka mengatakan Combs sering memanipulasi para pegawai.

    Pines (kanan) mengatakan Combs menuntutnya untuk menunjukkan “loyalitas” (BBC)

    Ethan mengenang salah satu tes kesetiaan dari Combs.

    Saat berlayar mengarungi Samudra Atlantik, Combs melepaskan salah satu cincinnya lalu melemparkannya ke laut.

    Dia kemudian menoleh ke arah Ethan dan menyuruhnya terjun untuk mengambil cincin itu.

    Mereka saat itu sedang menghadiri acara formal. Ethan, sama seperti bosnya, mengenakan setelan jas rapi.

    Namun, itu tidak menghentikannya Ethan untuk langsung melompat menyelamatkan cincin tersebut.

    Dalam insiden lain, Pines mengatakan Combs pernah memanggilnya ke kediamannya setelah tengah malam. Pines diminta mengambil remote TV yang ada di bawah tempat tidur yang sedang ditempati Combs bersama seorang tamu perempuan.

    “Lihat? Dia pegawai setia dan sekarang dia boleh pulang,” kenang Pines, menirukan perkataan Combs kepada tamunya.

    Pines mengaku diperlakukan bak binatang.

    Baca juga:

    Sisi gelap Combs tidak berhenti sampai di situ.

    Pines menceritakan bagaimana Kristina Khorram, kepala staf Combs, meminta dirinya untuk membantu persiapan Wild Kings Night (Pesta Raja Liar).

    “Saya diminta menyiapkan daftar panjang barang untuknya,” kata Pines.

    “Saya membatin: mengapa tidak ada yang menjelaskan ini kepada saya sebelumnya?”

    Dalam salah satu percakapan yang dilihat BBC, Khorram mengirim pesan teks kepada Pines untuk menyiapkan tas berisi jumlah barang dalam dua jam.

    Di percakapan lain, Khorram memesan tujuh botol baby oil dan tujuh botol pelumas Astroglide serta es kopi vanila.

    Combs bersama kepala stafnya, Kristina Khorram (BBC)

    “Mengumpulkan sekeranjang baby oil dan Astroglide di toko adalah hal yang sangat, sangat memalukan. Saya selalu berpura-pura sedang menelepon,” kata Pines.

    Dalam persidangan Combs, jaksa penuntut menunjukkan bukti pasokan yang mereka katakan disiapkan untuk “pesta seks Diddy”.

    Penggerebekan polisi di rumah mewah Combs di Los Angeles menemukan narkoba dan lebih dari 1.000 botol baby oil.

    Sejak tiga bulan pertama bekerja, Pines mulai khawatir dengan frekuensi permintaan ini.

    “Awalnya sehari sekali, kemudian menjadi dua kali sehari setiap pekan.”

    Pines mengatakan banyak perempuan yang menyambangi rumah Combs rupanya untuk seks. Ethan menambahkan pria muda juga dipanggil ke pesta-pesta itu.

    Menurut Pines, beberapa dari pemuda-pemudi ini tampak seperti teman-teman dari para anak laki-laki Combs. Sebagian dari perempuan muda kemudian terlihat “bercengkerama” dengan Combs.

    Pines mengaku khawatir karena beberapa tamu ini yang terlihat seperti awal 20-an”terlalu muda” dan “gampang dipengaruhi” bosnya yang saat itu berusia 50 tahun.

    Pesta seks Diddy mengambil tempat di berbagai lokasi di seluruh dunia (BBC)

    “Beberapa perempuan terlihat tidak nyaman atau setidaknya tampak seperti baru saja melewati malam yang liar,” kata Pines.

    Suster perempuan biasanya berkunjung keesokan harinya dengan membawa infus. Dia bertugas membantu para tamu pulih setelah “berpesta 24 jam” tanpa henti tanpa makanan.

    Pines mengenang seorang tamu muda yang dengan gelisah mengaku kepadanya bahwa ini adalah pengalaman pertamanya.

    Pines diinstruksikan untuk mengantar perempuan itu pulang dari kediaman Combs di Miami.

    “Dia sedikit gemetar dan menggigil, seperti sedang sakau,” tuturnya.

    Pesta seks yang melibatkan narkoba ini berulang kali dibahas selama persidangan Combs.

    Casandra Ventura, mantan pasangan Combs, bersaksi bahwa ia dipaksa berhubungan seks dengan pekerja seks pria di bawah ancaman pemukulan dan pemerasan selama bertahun-tahun.

    Penyanyi rap itu dituduh merekam semua adegan dengan kamera.

    Ventura mengatakan peristiwa ini terkadang berlangsung berhari-hari dan mengharuskannya mengonsumsi obat dalam jumlah tak terhitung agar tetap terjaga.

    Mantan pacar Combs lainnya memberikan bukti bahwa ia ditekan untuk memenuhi tuntutan si penyanyi rap biaya sewa rumahnya ditanggung Combs.

    Perempuan itu mengaku pesta-pesta itu membuatnya merasa “jijik” dan mengalami sakit fisik.

    Dalam persidangan, pengacara Combs mengatakan kliennya mengakui kekerasan dalam rumah tangga, tetapi berargumen bahwa semua pertemuan seksual itu atas dasar suka sama suka.

    Mereka menyebut Combs memiliki “gaya hidup swingers alias tukar pasangan”.

    BBC memahami setidaknya satu staf diminta untuk mencari pekerja seks daring untuk berpartisipasi dalam Pesta Raja Liar. Tangkapan layar pekerja seks itu kemudian dikirimkan kepada Combs untuk persetujuan.

    Pines mengaku tidak tahu apa yang terjadi pada pesta-pesta tersebut, tetapi ia yang bertugas menangani akibatnya.

    “Seperti kapal pecah,” katanya. “Minyak berceceran di seluruh lantai. Ganja di mana-mana Saya memakai sarung tangan dan masker untuk bersih-bersih.”

    “Dia [Combs] cuma bangun, memakai hoodie [sweter], dan keluar ruangan.”

    Baby oil, pelumas, dan ganja dengan lampu merah yang digunakan dalam pesta seks Diddy (BBC)

    Pada suatu kesempatan, Pines menyaksikan Combs mendorong dan menendang seorang tamu perempuan dalam pertengkaran yang berlanjut sampai di luar rumah.

    Combs memaki perempuan itu dan berkata “kembalikan hoodie saya,” kenang Pines.

    “Tamu perempuan itu melepas hoodie dan bertelanjang dada. Saya melepas jaket saya dan melilitkannya padanya untuk melindunginya.”

    Tamu itu pergi dengan Uber sambil menangis. Namun, kurang dari seminggu, dia kembali ke rumah Combs.

    “Dia kembali tak lama setelah itu. Setelah makan malam dan diberi hadiah dia masuk lagi ke lingkaran Combs.”

    Pines menceritakan insiden secara mendetail kepada atasannya, Khorram.

    “Dia bilang: ‘Jangan pernah membicarakan ini lagi,’” kenangnya.

    Keluarga Combs meninggalkan pengadilan pada 2 Juli 2025 (Reuters)

    Kristina Khorram tidak menanggapi permintaan wawancara BBC.

    Namun, dia sebelumnya sudah menyanggah tuduhan terhadapnya.

    Dalam pernyataan kepada CNN Maret silam, Khorram menyebut tuduhan terhadap dirinya “palsu” dan “menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki dan tak terhitung pada reputasi saya dan kesejahteraan emosional diri saya serta keluarga saya”.

    “Saya tidak pernah membenarkan atau membantu dan bersekongkol dalam penyerangan seksual siapa pun. Saya juga tidak pernah membius siapa pun,” katanya saat itu.

    Para pegawai diminta menghilangkan semua jejak pesta seks Diddy.

    Menurut Pines, ini termasuk membersihkan noda tubuh dari seprai, membuang narkoba, dan, menghapus rekaman “berbau” pertemuan seksual dari ponsel serta laptop pribadi bosnya.

    Bukan hanya Pines yang terganggu dengan pesta seks ini.

    “Ada hal-hal yang saya lihat dengan mata kepala sendiri dan tidak akan pernah hilang dari memori,” kata Ethan.

    Ia mengingat bagaimana Combs terkadang memintanya masuk ke kamar untuk “membawakan air atau pil peningkat gairah pria” saat aktivitas seks sedang berlangsung.

    Sketsa Diddy di pengadilan (Getty Images)

    Pines telah mengajukan gugatan perdata terhadap Combs.

    BBC menghubungi pengacara Combs untuk menanggapi tuduhan Pines.

    Berikut pernyataan mereka: “Berapa pun banyaknya gugatan yang diajukan, itu tidak akan mengubah fakta bahwa Tuan Combs tidak pernah melakukan penyerangan seksual atau perdagangan seks terhadap siapa pun laki-laki atau perempuan dewasa atau di bawah umur. Kita hidup di dunia di mana siapa pun bisa mengajukan gugatan dengan alasan apa pun.”

    Pines mengingat sebuah insiden yang sangat mengerikan sekitar November 2020.

    Saat itu, ia diminta tetap tinggal setelah jam kerja untuk menyiapkan pesta lanjutan di rumah mewah Miami.

    Combs dan tamu-tamunya “berpesta di bawah sinar matahari, mengonsumsi jamur, merokok, minum sepanjang harijadi mereka benar-benar mabuk berat saat itu,” tutur Pines.

    Pines mengatakan Combs kemudian mengajaknya minum dan memintanya “membuktikan kesetiaan”.

    Combs menyerahkan kondom kepada Pines dan mendorongnya ke arah seorang tamu perempuan yang berbaring di sofa terdekat.

    “Badan saya terasa membeku. Saya berusaha memproses apa yang terjadi. Tubuh ini terasa dingin dan ada banyak tekanan di pundak saya,” tutur Pines.

    Pines mengatakan tamu perempuan itu memberi persetujuan dan mereka berhubungan seks sampai Combs mulai “beranjak ke ruangan lain”.

    “Saya tidak menginginkan semua itu,” katanya. “Begitu [Combs] hilang dari pandangan, saya langsung pakai celana dan segera angkat kaki.”

    “Itu adalah permainan kekuasaan. Saya merasa dipaksa. Semua itu hanyalah manipulasi.”

    Tas Gucci

    Ketika rombongan Combs bepergian ke luar negeri, narkoba milik sang mogul selalu ikut serta. Barang itu disembunyikan dalam brankas di dalam jet pribadi senilai US$60 juta (Rp972 miliar).

    “Bahkan untuk perjalanan satu hari, misalnya berlayar dengan kapal pesiar selama empat jam, barang harus dibawa karena dia mungkin menggunakannya,” kenang Pines.

    Ia mengklaim jamur, ketamin, dan ekstasi disimpan dalam tas Gucci hitam kecil bersama baby oil, pelumas, dan bohlam merah.

    Pengacara Combs mengakui selama persidangan bahwa ia mendapatkan narkoba, tetapi bersikeras itu hanya untuk penggunaan pribadi.

    Tas Gucci yang menyimpan pasokan narkoba Diddy (BBC)

    Pines teringat sebuah insiden mendebarkan di Venesia pada musim panas 2021.

    Pihak berwenang Italia menginterogasi staf Combs selama satu jam. Pines khawatir apabila polisi menemukan narkoba di dalam bagasi, maka dia yang akan dijadikan kambing hitam.

    Mantan asisten pribadi Combs, Brendan Paul, ditangkap atas tuduhan kepemilikan narkoba saat bersama Combs di bandara Miami pada Maret 2024.

    Penangkapan itu terjadi pada hari yang sama ketika polisi menggerebek rumah si selebritas. Tuduhan tersebut kemudian dibatalkan setelah Paul menyelesaikan program pengalihan pra-sidang.

    Selama persidangan Combs, Paul, 26 tahun, bersaksi bahwa ia menemukan kokain setelah “membersihkan” kamar bosnya dan lupa bahwa narkoba itu ada di dalam tasnya saat mereka bersiap untuk berlibur di Bahama.

    Kepada pengadilan, Paul bersaksi bahwa dia tidak memberi tahu penegak hukum bahwa narkoba itu milik Combs karena alasan “loyalitas”.

    Kesabaran Pines mencapai puncaknya pada Desember 2021. Ia mengaku sudah tak tahan lagi.

    “Gaji berapapun tidak sebanding dengan pengalaman yang saya alami. Terlalu berat untuk ditanggung.”

    Saat ditanya mengapa staf tidak angkat bicara lebih awal, Pines mengatakan semua orang takut kepada Combs.

    “Dia orang yang sangat menakutkan. Tidak peduli apakah Anda karyawannya, kontraktor, pacar, tamu dia adalah orang yang sangat berpengaruh,” katanya.

    Casandra Ventura (kanan) menggugat Combs secara perdata pada November 2023 (Getty Images)

    Awalnya, Ethan meyakini Combs memiliki “orang-orang terpercaya” yang bisa melindunginya.

    Namun, mantan bosnya ditangkap, pandangan Ethan berubah.

    “Jelas sebagai selebritas, dia bisa memotong banyak jalan,” renungnya, tetapi “dia tetap saja tidak bisa menghindari hukum”.

    Pines mengaku didekati para agen federal di Departemen Keamanan Dalam Negeri sebagai bagian dari penyelidikan kriminal pada musim panas lalu.

    Ia kemudian dipanggil secara hukum untuk membeberkan bukti sebelum persidangan Combs.

    Para mantan asisten lain yang bekerja untuk Combs antara tahun 2014 dan 2024 bersaksi di pengadilan selama persidangan.

    “Saya mesti angkat topi untuk Cassie Ventura karena begitu berani menghadapi [Combs],” kata Pines.

    Dalam gugatan perdata yang diajukan pada November 2023, Combs dituding menjebak Ventura dalam siklus kekerasan dan pelecehan seksual.

    Gugatan tersebut diselesaikan dengan pembayaran US$20 juta (Rp324,4 miliar) hanya sehari setelah diajukan. Namun, puluhan gugatan lain menyusul dengan cepat kini ada lebih dari 60 kasus perdata terhadap Combs yang masih harus diselesaikan.

    “[Ventura] membuka pintu bagi orang-orang seperti saya untuk maju. Orang-orang yang mengalami hal serupa tetapi merasa dibungkam dan tidak berdaya melawan pihak yang berkuasa,” kata Pines.

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mahenda Guru Ngaji Cabul di Tangsel Divonis 20 Tahun, Jaksa Bakal Banding

    Mahenda Guru Ngaji Cabul di Tangsel Divonis 20 Tahun, Jaksa Bakal Banding

    Tangerang Selatan

    Masih ingat kasus Mahendra (40), guru ngaji yang mencabuli 7 orang muridnya di Ciputat, Tangerang Selatan? Mahendra ternyata sudah disidang dan divonis hukuman 20 tahun penjara.

    “Kami dari Kejaksaan Negeri Tangerang Selatan dengan komitmen penuh kami menuntut terdakwa dengan pidana seumur hidup. Dan kami saat ini sedang upaya hukum karena putusan hakim 20 tahun, kami sedang mengajukan upaya hukum banding,” kata Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Tangerang Selatan Apsari Dewi saat menghadiri konferensi pers kasus kekerasan seksual di Mapolres Tangsel, Rabu (2/7/2025).

    Apsari melanjutkan, perkara Mahendra ini telah disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang. Mahendra adalah guru ngaji yang mencabuli 7 orang muridnya dengan modus membuka aura.

    “Di mana korbannya 7 orang, 5 orang disetubuhi dan 2 orang dicabuli dengan modus pada saat itu untuk membuka aura,” jelasnya.

    Apsari menilai kejahatan Mahendra keji terhadap anak-anak. Sehingga dia ingin upaya banding ini dapat memperberat hukuman terdakwa.

    “Dengan adanya putusan pidana penjara 20 tahun kepada terdakwa pelaku asusila ini, Kajari memerintahkan Penuntut Umum untuk melakukan upaya hukum banding dalam upaya memperberat hukuman terdakwa sebagai memberikan efek jera,” tegasnya.

    Tak hanya itu, Apsari menegaskan pihaknya tidak akan mentolerir terhadap kejahatan yang berhubungan dengan kekerasan seksual, apalagi kepada anak. Ke depannya, Kejaksaan juga akan membuka identitas pelaku di hadapan publik, selain menuntut hukuman penjara dan denda.

    “Apabila ada perkara pelecehan seksual kami akan tuntut pidana tambahan yang berupa pengumuman identitas tersangka atau terdakwa atau terpidana nantinya maupun pengumuman putusan hakim. Sehingga kami berharap ini bisa memberikan efek jera sebagai deteren untuk para pelaku untuk berpikir sebelum melakukan tindakannya ini salah satu komitmen kami,” tegas dia.

    Mahendra yang dipercaya para orang tua korban untuk mengajar ngaji anak-anaknya itu, ternyata seorang predator. Sejumlah muridnya satu per satu dia cabuli dengan modus ‘membuka aura dan mata batin’.

    Mahendra seolah-olah bisa membuka aura, dengan syarat korban bersedia melakukan tindakan asusila dengannya. Kasus ini kemudian terbongkar setelah salah satu korbannya melapor kepada saksi.

    (mea/mea)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jerit Korban Pelecehan Pembina Pramuka di Samarinda, Modusnya Pengobatan Tangkal Kesurupan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Juli 2025

    Jerit Korban Pelecehan Pembina Pramuka di Samarinda, Modusnya Pengobatan Tangkal Kesurupan Regional 2 Juli 2025

    Jerit Korban Pelecehan Pembina Pramuka di Samarinda, Modusnya Pengobatan Tangkal Kesurupan
    Tim Redaksi
    SAMARINDA, KOMPAS.com –
    Kasus dugaan
    pelecehan seksual
    yang melibatkan seorang pembina Pramuka di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Samarinda menyisakan luka mendalam dan pertanyaan besar bagi para korban.
    Empat alumni yang menjadi korban melaporkan bahwa penanganan kasus di kepolisian seakan tidak diterima, menambah beban trauma dan menipiskan harapan akan
    keadilan
    .
    Dalam kesempatan ini, Kompas.com berhasil menemui keempat korban, yaitu LY (18), YA (18), JH (19), dan YM (19).
    Para korban membeberkan kronologi kejadian traumatis yang mereka alami saat mengikuti kegiatan Pramuka kenaikan tingkat pada Jumat malam, (13/6/2025).
    Terduga pelaku, HG, disebut memanfaatkan dalih “pengobatan” untuk melancarkan aksinya yang meresahkan.
    Menurut keterangan LY bersama korban lainnya pada Rabu (2/7/2025), kejadian bermula saat para peserta kenaikan tingkat dikumpulkan di musala
    SMK Samarinda
    .
    HG, sang pembina, memanggil LY dan beberapa rekannya yang sedang memasak di luar musala.
    “Dia tanya, ‘Siapa saja yang masak kopi ini?’ Lalu saya jawab ada enam orang di dalam musala, dua putra dan empat putri,” terang LY kepada Kompas.com.
    Di dalam musala, HG disebut memulai modusnya yang tak lazim.
    Dengan dalih adanya “pantangan” atau “kepuhunan” akibat kegiatan memasak, HG menawarkan bantuan untuk “mengobati” agar tidak kesurupan.
    HG bahkan mengeklaim pernah menjadi tumbal saat mengobati orang lain untuk meyakinkan korbannya.
    Para korban kemudian diminta duduk membentuk setengah lingkaran, dengan HG berada di tengah.
    Mereka diinstruksikan untuk menutup mata dan fokus mendengarkan suara HG, seolah dalam kondisi terhipnotis.
    “Kami disuruh masuk ke alam bawah sadar, lebih dalam, lebih dalam,” ujar LY, menggambarkan suasana mencekam saat itu.
    Puncak pelecehan terhadap LY terjadi saat lampu musala dimatikan.
    Setelah diminta berbaring di mimbar musala, LY merasakan napas pelaku semakin dekat dan ia dicium.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Garis Polisi Terpasang di Rumah Guru Ngaji yang Diduga Cabuli Santri

    Garis Polisi Terpasang di Rumah Guru Ngaji yang Diduga Cabuli Santri

    PIKIRAN RAKYAT – Pihak kepolisian memasang garis polisi di rumah seorang guru ngaji berinisial AF di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, usai pria tersebut ditangkap atas dugaan kasus pencabulan terhadap santrinya.

    Pantauan di lokasi pada Minggu, 29 Juni 2025, terlihat garis polisi membentang di pagar rumah bercat putih milik AF. Pagar rumah tersebut tampak tertutup fiber plastik, sementara di atasnya terdapat sejumlah tanaman. 

    Suasana rumah tampak sepi dan tidak terlihat adanya aktivitas dari dalam. Tim Pikiran Rakyat Media Network (PRMN) menemui Ketua RT 003 bernama Iin. Meski tidak tahu secara detail, menurutnya AF sudah cukup lama mengajar ngaji. 

    “Kalau untuk berapa lama kayanya dari bujang dia ngajar ngaji. Dari dia bujang terus menikah masih ngajar ngaji,” kata Iin saat ditemui Tim Pikiran Rakyat Media Network (PRMN) Minggu, 29 Juni 2025.

    Iin juga melihat langsung saat polisi menangkap pelaku pada Senin malam sekira pukul 23.00 WIB. Saat itu cukup banyak warga yang melihat proses penangkapan tehadap AF.

    “Melihat dari awal. Ramai untuk awal-awal ramai kemarin malam. Laporannya kalau ga salah Senin malam,” tutur Iin.

    Sebelumnya diberitakan, seorang guru ngaji berinisial AF di Tebet, Jakarta Selatan, ditangkap polisi karena diduga melakukan pencabulan terhadap sejumlah muridnya yang masih di bawah umur. Pelaku diduga melakukan aksinya berulang kali dengan mengintimidasi korban dan mengiming-imingi mereka uang Rp10 ribu hingga Rp25 ribu. 

    Penangkapan AF bermula dari laporan polisi bernomor LP / B / 2301 / VI / 2025 / SPKT / POLRES METRO JAKSEL / POLDA METRO JAYA, tertanggal 26 Mei 2025. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio Utomo, menjelaskan bahwa unit VI PPA Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan berhasil mengamankan pelaku. Adapun peristiwa terjadi pada Senin, 18 Juni 2025.

    “Pengungkapan kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur. Unit VI PPA Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan telah berhasil mengamankan satu orang pelaku,” kata AKBP Ardian kepada wartawan, Minggu, 29 Juni 2025.

    Modus Bejat Pelaku 

    Ardian membeberkan modus operandi pelaku yang sangat bejat. AF diduga memberikan pelajaran tambahan tentang hadas laki-laki dan perempuan, lalu menggunakan kesempatan itu untuk melancarkan aksinya.

    “Memberikan pelajaran tambahan tentang hadas laki laki dan perempuan kemudian menggambarkan gambar kemaluan di papan tulis, menunjukan kemaluan kepada anak korban, melakukan intimidasi terhadap anak korban dan memberikan uang sebanyak Rp10.000 sampai dengan Rp25.000,” tutur Ardian.

    Korban yang teridentifikasi sejauh ini adalah CNS (10) dan SM (12). Namun, berdasarkan pengembangan, pelaku mengaku telah melakukan perbuatan serupa terhadap setidaknya 10 anak lain sejak tahun 2021 hingga Juni 2025 dengan modus yang bervariasi.

    Kejadian ini diduga berulang kali terjadi di kediaman pelaku (terlapor) di Tebet Jakarta Selatan, tempat korban mengaji. Pelaku mengajak korban masuk ke ruang tamu setelah murid laki-laki pulang.

    “Setelah itu terlapor memaksa korban untuk memegang kemaluannya dan menggerak-gerakan untuk onani sampai keluarnya air mani ke lantai,” ucap Ardian.

    Pelaku tak segan-segan mengancam dan menampar korban jika mereka berani memberitahukan perbuatan bejatnya kepada orang tua.

    “Terlapor melakukan hal tersebut dengan iming-iming akan memberikan uang dan mengintimidasi korban dengan cara mengancam dan menampar anak korban bila mana memberitahukan orang tua korban,” tutur Ardian. 

    Pendampingan Korban dan Hotline Pengaduan

    Saat ini, penyidik telah melakukan BAP korban, saksi, dan tersangka. Polisi juga berkoordinasi dengan Pekerja Sosial (Peksos) dan Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTPPA) DKI Jakarta untuk memberikan pendampingan dan pemulihan psikologis bagi korban dan saksi.

    Bagi masyarakat atau orang tua yang anaknya diduga pernah menjadi korban pelecehan seksual oleh pelaku ini, Polres Metro Jakarta Selatan menyediakan nomor hotline pengaduan: +62 813-8519-5468.

    “Penyidik masih melakukan pengembangan terkait adanya korban-korban anak yang lain,” ujar Ardian.***