Kasus: nepotisme

  • 5000 Warga Kediri Tumplek Blek di Kampanye Akbar Vinanda-Gus Qowim Bareng God Bless

    5000 Warga Kediri Tumplek Blek di Kampanye Akbar Vinanda-Gus Qowim Bareng God Bless

    Kediri (beritajatim.com) – Kampanye Akbar pasangan Vinanda Prameswati – KH Qhowimmudin Toha di Lapangan Gajah Mada, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, pada Sabtu 23 November 2024 pecah. 5000an warga larut dalam lantunan lagu-lagu band rock legendaris God Bless, yang ikut memeriahkan acara tersebut.

    Mbak Vinanda – Gus Qowim, bahkan turut melantunkan lagu Rumah Kita, yang menjadi penutup rangkaian Kampanye Akbar bertajuk ‘Satu Untuk Semua, Semua Untuk Satu’ itu. Diikuti 21 anggota DPRD Kota Kediri dari partai pengusung dan tim pemenangan pasangan calon wali kota dan Wakil Wali Kota Kediri nomor urut 1 tersebut.

    Sebelumnya, melalui pidatonya yang penuh semangat, Mbak Vinanda mengajak para pendukungnya yang hadir untuk menyatukan tekad demi Kota Kediri yang lebih maju.

    “Hari ini adalah hari istimewa bagi kita semua dimana kita semua berkumpul di lapangan Gajah Mada, dengan satu semangat, satu tujuan untuk menyatukan kekuatan kita demi masa depan Kota Kediri yang lebih baik lagi,” kata Mbak Vinanda mengawali pidatonya.

    Menurut Ketua Harian Relawan Suket Teki Nusantara (RSTN) tersebut, Kota Kediri adalah kota yang kaya dengan potensi masyarakatnya yang luar biasa. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang mengalami kesulitan. Kesenjangan juga sangat terasa di Kota Tahu ini.

    “Saudara-saudara sekalian, Kota Kediri ini kota yang kaya, kaya akan sejarah, budaya, potensi manusia yang luar biasa. Namun, banyak sekali rakyat kita yang masih mengalami kesulitan. Bahkan, banyak juga rakyat yang masih mengalami kesenjangan, saatnya sekarang ada perubahan,” tegas Mbak Vinanda.

    “Perubahan tidak akan ada dengan sendirinya, perubahan akan ada apabila kita semua berdiri, bersuara dan bergerak. Kita adalah kekuatan sejati dari kota ini sehingga kita semua harus bersatu,” ajaknya.

    5000 Warga Kediri Tumplek Blek di Kampanye Akbar Vinanda – Gus Qowim Bareng God Bless

    Lulusan Magister Kenotariatan Unair Surabaya itu pun tak lupa mengajak masyarakat untuk memilihnya bersama Gus Qowim.

    Banyak cita-cita yang akan mereka wujudkan demi kemajuan Kota Kediri. Di antaranya soal pendidikan yang merata dan berkualitas, kesehatan yang terjangkau dan pekerjaan yang adil dan merata.

    “Saudara-saudara yang saya banggakan, apa yang harus kita perjuangkan? Kita ingin pendidikan merata dan berkualitas, kita ingin kesehatan yang merata dan terjangkau, kita ingin pekerjaan yang layak dan adil. Kita juga ingin pemerintahan yang bersih, jujur, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme,” terang Mbak Vinanda.

    “Maka dari itu kita wujudukan perubahan itu bersama-sama. Kalau bukan kita, siapa lagi, kalau bukan sekarang, kapan lagi,” imbuhnya.

    Dia pun mengucapkan terimakasih, kepada seluruh pendukungnya. Dia yakin bersama mereka akan mampu mewujudkan Kota Kediri yang lebih Mapan. “Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh pendukung yang selalu mendukung langkah kami dengan tujuan yang sama menciptakan Kota Kediri yang lebih baik lagi, maju lagi dari segala segi kehidupan,” ucapnya.

    “Semoga semua langkah kita selalu dibimbing Allah SWT semoga Kota Kediri semakin mapan. Saya berdiri disini sebagai seseorang yang tidak sempurna, tapi saya berdiri disini sebagai salah satu dari kalian semua,” tutup Mbak Vinanda diikuti tepuk tangan pendukungnya.

    Untuk diketahui, Kampanye Akbar Vinanda – Gus Qowim, juga diisi dengan ragam acara lain, di antaranya Fun Run yang diikuti ribuan warga, penampilan kesenian jaranan dan sejumlah grup band lokal Kota Kediri serta aneka kuliner yang melibatkan pelaku UMKM. [nm/kun]

  • Kampanye Akbar Vinanda-Gus Qowim Bareng God Bless di Kediri Berlangsung Meriah

    Kampanye Akbar Vinanda-Gus Qowim Bareng God Bless di Kediri Berlangsung Meriah

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Melia Luthfi

    TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Kampanye Akbar Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati-KH Qowimmudin Toha (Vinanda-Gus Qowim) di Lapangan Gajah Mada, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Sabtu (23/11/2024) berlangsung meriah.

    Ribuan warga larut dalam lantunan lagu-lagu band rock legendaris God Bless, yang ikut memeriahkan acara tersebut.

    Vinanda dan Gus Qowim bahkan turut melantunkan lagu “Rumah Kita,” yang menjadi penutup rangkaian kampanye akbar bertajuk ‘Satu Untuk Semua, Semua Untuk Satu’ itu.

    Acara juga diikuti 21 anggota DPRD Kota Kediri dari partai pengusung dan Tim Pemenangan Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri nomor urut 1 tersebut.

    Sebelumnya, melalui pidatonya yang penuh semangat, Vinanda mengajak para pendukungnya yang hadir untuk menyatukan tekad demi Kota Kediri yang lebih maju.

    “Hari ini adalah hari istimewa bagi kita semua, di mana kita semua berkumpul di Lapangan Gajah Mada, dengan satu semangat, satu tujuan untuk menyatukan kekuatan kita demi masa depan Kota Kediri yang lebih baik lagi,” kata Vinanda mengawali pidatonya.

    Menurut Ketua Harian Relawan Suket Teki Nusantara (RSTN) tersebut, Kota Kediri adalah kota yang kaya dengan potensi masyarakatnya yang luar biasa.

    Sayangnya, masih banyak masyarakat yang mengalami kesulitan.

    Kesenjangan juga sangat terasa di Kota Tahu ini.

    “Saudara-saudara sekalian, Kota Kediri ini kota yang kaya, kaya akan sejarah, budaya, potensi manusia yang luar biasa. Namun, banyak sekali rakyat kita yang masih mengalami kesulitan. Bahkan, banyak juga rakyat yang masih mengalami kesenjangan, saatnya sekarang ada perubahan,” tegas Vinanda.

    “Perubahan tidak akan ada dengan sendirinya, perubahan akan ada apabila kita semua berdiri, bersuara dan bergerak. Kita adalah kekuatan sejati dari kota ini, sehingga kita semua harus bersatu,” ajaknya.

    Lulusan Magister Kenotariatan Unair Surabaya itu pun tak lupa mengajak masyarakat untuk memilihnya bersama Gus Qowim di Pilkada Kediri 2024.

    Banyak cita-cita yang akan mereka wujudkan demi kemajuan Kota Kediri. Di antaranya soal pendidikan yang merata dan berkualitas, kesehatan yang terjangkau dan pekerjaan yang adil dan merata.

    “Saudara-saudara yang saya banggakan, apa yang harus kita perjuangkan? Kita ingin pendidikan merata dan berkualitas, kita ingin kesehatan yang merata dan terjangkau, kita ingin pekerjaan yang layak dan adil. Kita juga ingin pemerintahan yang bersih, jujur, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme,” terang Vinanda.

    “Maka dari itu, kita wujudukan perubahan itu bersama-sama. Kalau bukan kita, siapa lagi, kalau bukan sekarang, kapan lagi,” imbuhnya.

    Dia pun mengucapkan terima kasih, kepada seluruh pendukungnya.

    Dia yakin bersama mereka akan mampu mewujudkan Kota Kediri yang lebih mapan.

    “Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pendukung yang selalu mendukung langkah kami dengan tujuan yang sama menciptakan Kota Kediri yang lebih baik lagi, maju lagi dari segala segi kehidupan,” ucapnya.

    “Semoga semua langkah kita selalu dibimbing Allah SWT, semoga Kota Kediri semakin mapan. Saya berdiri di sini sebagai seseorang yang tidak sempurna, tapi saya berdiri di sini sebagai salah satu dari kalian semua,” tutup Vinanda diikuti tepuk tangan pendukungnya.

    Untuk diketahui, Kampanye Akbar Vinanda-Gus Qowim, juga diisi dengan ragam acara lain, di antaranya Fun Run yang diikuti ribuan warga, penampilan kesenian jaranan dan sejumlah grup band lokal Kota Kediri, serta aneka kuliner yang melibatkan pelaku UMKM.

  • Waspadai kembalinya politik dinasti di Banten

    Waspadai kembalinya politik dinasti di Banten

    Sumber foto: Supriyarto Rudatin/elshinta.com.

    Aktivis: Waspadai kembalinya politik dinasti di Banten
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 22 November 2024 – 19:46 WIB

    Elshinta.com – Aktivis muda Banten, Achmad Fanani Rasyidi, menyampaikan peringatan keras terhadap ancaman kembalinya politik dinasti di Banten. Menurutnya, sistem politik seperti ini hanya akan membawa kemunduran bagi pembangunan daerah. Pernyataan ini disampaikan Fanani dalam podcast Tribunrakyat bertajuk “Politik Dinasti di Pilkada Banten: Ancaman bagi Demokrasi dan Potensi Kecurangan”, Jumat (22/11).

    “Politik dinasti itu langkah mundur. Waktu saya aktif sebagai aktivis mahasiswa di Tangerang Selatan, sulit sekali melakukan kontrol terhadap pemerintah. Banyak masyarakat sipil justru mendukung pemerintah karena tekanan atau kepentingan tertentu,” ujar Fanani, yang akrab disapa Awe. 

    Awe mengungkapkan bahwa pada masa lalu, Banten sempat menjadi simbol tekanan dari kekuatan jawara yang berkoalisi dengan pemerintah daerah. Situasi ini, katanya, menghambat upaya pendampingan terhadap masyarakat yang berhadapan langsung dengan pemerintah.

    “Dulu, saat kami membantu masyarakat sipil, kami sering dihadapkan dengan kelompok preman atau organisasi masyarakat yang menjadi tameng pemerintah. Bahkan ada praktik-praktik seperti pembuangan limbah sembarangan yang dilindungi ormas tertentu,” tambah Awe.

    Ia mengingat pengalaman pahitnya sebagai mahasiswa antara 2008 hingga 2015. “Ketika mendampingi teman-teman organisasi masyarakat sipil, kami sering mendapat intimidasi. Masyarakat sendiri ketakutan, dan lebih parahnya, kebiasaan buruk itu akhirnya dianggap biasa,” ungkapnya.

    Awe juga menyoroti dampak ketimpangan sosial dan ekonomi yang terjadi selama pemerintahan dinasti politik keluarga Atut di Banten. “Di beberapa daerah, seperti Lebak, masih banyak anak-anak yang buta huruf. Ini miris sekali,” tuturnya.

    Ketimpangan ini, menurutnya, berakar pada pembangunan berbasis kekeluargaan. Ia menilai dominasi satu keluarga terhadap seluruh provinsi sangat menghambat kemajuan. “Dengan politik dinasti, gerakan masyarakat sipil sulit berkembang. Justru yang muncul adalah gerakan pro-pemerintah,” katanya seperti dilaporkan Reporter Elshinta, Supriyarto Rudatin. 

    Untuk itu, Awe mengajak para pemuda Banten untuk bergerak aktif dalam menyadarkan masyarakat terhadap bahaya politik dinasti. Ia berharap generasi muda dapat mendorong terciptanya demokrasi inklusif.

    “Banten masih sangat jauh dari kesadaran politik yang memadai. Jangan biarkan kita kembali ke politik jahiliyah seperti dulu. Saya ingin anak-anak muda mulai bergerak membangun kesadaran ini,” tegasnya.

    Sorotan pada Pilkada 2024

    Dalam menghadapi Pilkada 2024, Awe mengingatkan masyarakat untuk tidak memilih calon yang terafiliasi dengan politik dinasti. “Jangan sampai kita kembali ke era politik jahiliyah. Hindari memilih calon yang mendukung dinasti politik,” katanya.

    Senada dengan Awe, Founder Nusa Ina Connection Abdullah Kelrey juga menyoroti dugaan pelanggaran kampanye pasangan calon Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi. Kelrey mendesak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) segera menindaklanjuti laporan masyarakat terkait dugaan pelanggaran kampanye di tempat ibadah dan pendidikan.

    “Bawaslu harus bertindak tegas. Jangan sampai masyarakat kecewa karena laporan mereka tidak diproses. Ini kesempatan kita untuk membangun demokrasi yang bersih,” ujarnya.

    Pentingnya Ketegasan Penegak Hukum

    Direktur Eksekutif Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, menambahkan bahwa kedewasaan demokrasi di Banten harus ditopang oleh ketegasan aparat hukum. Ia mengingatkan agar semua laporan pelanggaran pemilu, termasuk dugaan tindak pidana, harus ditindaklanjuti dengan serius.

    “Kalau pelanggaran tidak diberi sanksi tegas, itu hanya akan menjadi preseden buruk. Masyarakat juga bisa kehilangan kepercayaan terhadap sistem hukum,” jelas Fernando.

    Sebagai contoh, Fernando mengapresiasi langkah tegas aparat di Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, yang menetapkan calon kepala daerah sebagai tersangka karena pelanggaran pemilu. “Ini bisa menjadi teladan bagi Bawaslu dan aparat hukum di Banten,” tambahnya.
    Awe, Kelrey, dan Fernando sepakat bahwa momentum Pilkada 2024 adalah saat yang tepat bagi masyarakat Banten untuk bangkit dari belenggu politik dinasti. Mereka berharap masyarakat lebih kritis dalam memilih pemimpin dan tidak takut melaporkan pelanggaran pemilu.

    “Jangan sampai kita terus-menerus terjebak dalam lingkaran korupsi, kolusi, dan nepotisme. Mari gunakan momentum ini untuk memperbaiki demokrasi di Banten,” tutup Kelrey.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Debat Terakhir Pilkada Kota Yogyakarta, 3 Paslon Setuju Menggunakan Metode Talent Pool untuk Isi Jabatan di Pemerintahan
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        22 November 2024

    Debat Terakhir Pilkada Kota Yogyakarta, 3 Paslon Setuju Menggunakan Metode Talent Pool untuk Isi Jabatan di Pemerintahan Yogyakarta 22 November 2024

    Debat Terakhir Pilkada Kota Yogyakarta, 3 Paslon Setuju Menggunakan Metode Talent Pool untuk Isi Jabatan di Pemerintahan
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Debat terakhir Pilkada Kota
    Yogyakarta
    2024, yang mengangkat tema tata kelola pemerintahan yang anti korupsi, responsif, dan transformatif, berlangsung pada Jumat (22/11/2024).
    Dalam debat ini, panelis mengajukan pertanyaan mengenai strategi pasangan calon dalam mengisi
    jabatan
    birokrasi yang berbasis
    meritokrasi
    , profesional, dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
    Pasangan calon Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menekankan pentingnya penataan jalur jenjang karier bagi aparatur sipil negara (
    ASN
    ) untuk mewujudkan meritokrasi.
    Ia menjelaskan bahwa selama menjabat sebagai Wakil Wali Kota Yogyakarta, ia mensyaratkan ASN untuk mengikuti empat tahapan sebelum menduduki jabatan struktural, yaitu perencanaan, administrasi, keuangan, dan pengalaman di lapangan.
    “Itu harus mereka lakukan agar mereka punya bekal kuat saat duduki jabatan,” ujar Heroe.
    Heroe juga mengakui bahwa lelang jabatan sudah berjalan baik, namun ia menekankan bahwa proses bidding harus dimulai dengan
    screening talent
    .
    “Siapapun ASN yang punya kemampuan, maka kita buat
    talent pool
    . Tiap ASN punya nilai, karakteristik, perilaku dan sikap sudah ada, jadi kita ambil proses rekrutmen dari
    talent pool
    ,” ujar dia.
    Calon Wakil Wali Kota Yogyakarta nomor urut 1, Sri Widya Supena, menambahkan bahwa dalam dunia bisnis, penentuan pegawai yang naik jabatan menggunakan sistem
    Key Performance Indicator
    (KPI).
    “Dengan adanya indikator yang jelas dan objektif, kita juga perlu ada
    reward punishment
    . Ke depan kita bikin ASN
    of the month
    untuk memicu produktivitas ASN,” ungkapnya.
    Calon Wali Kota Yogyakarta nomor urut 2, Hasto Wardoyo, menegaskan bahwa penerapan sistem merit sangat penting untuk menghindari KKN.
    “Saya punya pengalaman di BKKBN, di mana awalnya harus bidding terus, tetapi sekarang merit sistem sudah ada, ada
    talent pool
    dan asesmen periodik untuk tiap orang,” ujarnya.
    Ia menambahkan bahwa penilaian berdasarkan kompetensi, kualitas, dan prestasi memberikan transparansi dalam pengisian jabatan.
    Pasangan calon Wali Kota Yogyakarta, Afnan Hadikusuomo, sepakat dengan pernyataan Sri Widya Supena mengenai pentingnya
    reward
    dan
    punishment
    dalam sistem.
    Dengan adanya kedua hal itu, dapat diketahui ASN yang berprestasi dan bisa dipromosikan. Digitalisasi juga membantu dalam penilaian kompetensi dan prestasi.
    Afnan menekankan perlunya pelatihan bagi calon pejabat untuk meningkatkan pengetahuan dalam pelayanan publik.
    “Kedua digitalisasi membantu atas kompetensi dan prestasi seseorang berdasarkan catatan digital nanti kita ambil kebijakan berkaitan dengan jabatan tertentu. Pelatihan calon pejabat penting untuk tambah pengetahuan dalam pelayanan publik,” imbuh dia.
    Sementara itu, calon Wakil Wali Kota Yogyakarta nomor urut 3, Singgih Raharjo, menyatakan bahwa penerapan sistem merit wajib dilakukan.
    Ia menilai bahwa metode
    talent pool
    sangat tepat untuk mengisi jabatan, karena rekam jejak ASN sudah diketahui.
    “Tetapi
    attitude
    juga penting.
    Talent pool
    harus dikombinasikan dengan
    soft skill
    ,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pilkada Serentak 2024, Said Didu Ajak Pemilih Tak Pilih Calon yang Didukung Jokowi

    Pilkada Serentak 2024, Said Didu Ajak Pemilih Tak Pilih Calon yang Didukung Jokowi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pilkada serentak 2024 yang puncaknya berlangsung pada 27 November mendatang, semakin dekat. Pesan untuk memilih calon kepala daerah baik gubernur, bupati, dan wali kota bermunculan.

    Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu tidak ketinggalan memberikan masukan kepada masyarakat yang akan menggunakan hak pilihnya pada pilkada tahun ini.

    Said Didu secara khusus mengajak warga Indonesia untuk tidak memilih calon kepala daerah yang didukung mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Dia membeberkan sejumlah asalan sehingga publik harus menghindari untuk memilih calon yang didukung Jokowi.

    “Jika ingin negara/daerah :
    1) bebas korupsi
    2) bebas penggusuran rakyat
    3) bebas narkoba
    4) bebas judi online
    5) bebas nepotisme dan dinasti
    6) bebas dari kekuasaan oligarki
    caranya: Jangan pilih calon yang didukung Joko Widodo,” tulis Said Didu dikutip dari media sosialnya, Jumat (22/11).

    Diketahui, pada pilkada serentak 2024 mendatang, Jokowi diketahui terang-terangan mendukung beberapa calon kepala daerah. Dukungan Jokowi terhadap cakada yang paling disorot di antaranya pasangan cagub/cawagub Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono.

    Selain di pilgub Jakarta, Jokowi juga terang-terangan memberikan dukungan terhadap calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen.

    Kemudian di Pilgub Sumatera Utara (Sumut) ada menantunya, Bobby Nasution yang berpasangan dengan Surya, serta beberapa calon kepala daerah lain yang mendapat dukungan langsung dari Jokowi. (fajar)

  • Debat Terakhir Pilkada Kabupaten Bogor, Rudy-Jaro Inginkan Pemekaran Daerah, Bayu-Kang Mus Janjikan "Kartu Bogor Hebat"
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        20 November 2024

    Debat Terakhir Pilkada Kabupaten Bogor, Rudy-Jaro Inginkan Pemekaran Daerah, Bayu-Kang Mus Janjikan "Kartu Bogor Hebat" Bandung 20 November 2024

    Debat Terakhir Pilkada Kabupaten Bogor, Rudy-Jaro Inginkan Pemekaran Daerah, Bayu-Kang Mus Janjikan “Kartu Bogor Hebat”
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Dua pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto-Ade Ruhandi alias Jaro Ade dan Bayu Syahjohan-Musyafaur Rahman (Kang Mus), membuka debat kedua Pilkada Kabupaten Bogor pada Selasa malam (19/11/2024).
    Debat ini berlangsung di Jakarta dengan tema tata kelola pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.
    Pasangan nomor urut 01,
    Rudy-Jaro
    , mendapat kesempatan pertama untuk menyampaikan visi dan misi mereka.
    Dalam kesempatan tersebut, Rudy menekankan komitmennya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang jujur dan berintegritas, serta menegaskan bahwa tidak ada ruang bagi praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
    Rudy juga bertekad untuk mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran, dan stunting melalui kebijakan yang terintegrasi.
    “Kami akan menciptakan ribuan wirausaha baru sebagai wujud nyata pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Ekonomi harus tumbuh dan merata. Kami akan ciptakan pasar baru bagi pelaku UMKM,” kata Rudy, didampingi oleh Jaro Ade.
    Calon bupati yang mengusung tagline “Bogor Istimewa Menuju Gemilang” itu berjanji untuk mewujudkan pusat ekonomi di wilayah Bogor Barat dan Timur sebagai bagian dari keseriusan pembentukan
    Daerah Otonomi Baru
    (DOB) di Kabupaten Bogor.
    “Bogor Istimewa Menuju Gemilang” ujar Rudy, yang merupakan mantan ketua DPRD Kabupaten Bogor.
    Lebih lanjut, Rudy menyatakan bahwa visi dan misi yang mereka susun adalah representasi dari cita-cita luhur masyarakat Kabupaten Bogor.
    “Visi-misi yang kami susun terukur dan realistis akan kami capai dalam 5 tahun kedepan kepemimpinan kami. Bogor tidak bisa dipimpin dengan cara yang biasa-biasa saja,” ucapnya.
    Selanjutnya, pasangan
    Bayu-Kang Mus
    memaparkan visi dan misi mereka.
    Jika terpilih, Bayu dan Kang Mus berjanji untuk menyediakan pendidikan dan kesehatan gratis melalui program “Kartu Bogor Hebat (KBH)”.
    “Kartu Bogor Hebat (KBH)” kata Bayu.
    Kang Mus menambahkan, jika mereka memenangkan Pilkada, keduanya berkomitmen untuk menyediakan lowongan pekerjaan bagi masyarakat Kabupaten Bogor.
    “Kami akan membuat terobosan baru, di mana hari ini situasinya akan kita ubah jadi lebih baik. Jika saat ini orang harus membayar Rp 2-5 juta untuk mendapatkan pekerjaan, ke depannya lowongan pekerjaan akan disediakan sebanyak mungkin supaya rakyat tidak seperti ayam yang mati di lumbung padi,” ucap Kang Mus.
    “Mudah-mudahan pemerintahan bersih dan rakyat sejahtera yang kami canangkan bisa kita wujudkan dan 27 November nanti jadi tonggak perubahan seluruh masyarakat Kabupaten Bogor ke depan,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gebyar Budaya di Maluku Utara, Sultan Tidore Ingatkan Jaga Perdamaian

    Gebyar Budaya di Maluku Utara, Sultan Tidore Ingatkan Jaga Perdamaian

    Maluku: Puluhan ribu warga dari berbagai penjuru Maluku Utara memenuhi jalan-jalan menuju Rumah Adat Hibualamo, tempat berlangsungnya acara Gebyar Budaya yang digelar oleh Canga Muda yang menghadirkan Sultan Tidore, Husain Alting Sjah. 

    Jalanan yang biasanya tenang berubah menjadi lautan manusia yang penuh pancaran senyuman dan semangat di wajah mereka yang hadir, semata-mata untuk menyaksikan perhelatan budaya yang megah ini dengan kehadiran Sultan Husain, calon pemimpin ideal untuk Maluku Utara.
     

    Sultan Husain Alting Sjah disambut dengan tarian Cakalele, tarian perang khas Maluku Utara yang memancarkan keberanian, kehormatan, dan semangat juang masyarakat Maluku Utara. Setelah tarian Cakalele, Sultan diarahkan menuju panggung utama dengan iringan Tarian Denge, sebuah tarian adat yang melambangkan rasa syukur dan penghormatan kepada tamu agung. 

    Kemudian prosesi Jokokaha atau cuci kaki Sultan dilakukan. Prosesi ini memiliki makna simbolis sebagai ucapan selamat datang kepada Sultan Tidore dan menunjukkan kesucian, penghormatan, serta penerimaan yang hangat dari masyarakat Halmahera Utara. Air yang digunakan dalam Jokokaha dipersembahkan sebagai simbol doa dan harapan untuk kebersihan hati serta keberkahan dalam setiap langkah Sultan.

    Acara ini semakin membius ribuan pasang mata dengan berbagai penampilan seni dari berbagai daerah di Maluku Utara. Kelompok Yangere Gabungan, Velves Voice membawakan lagu tradisional dengan suara merdu yang menggema dan menciptakan suasana yang hangat.  Penampilan mereka berhasil menyatukan generasi tua dan muda dalam alunan melodi yang merdu. 

    Tidak ketinggalan, tarian adat Bugis KKSS menjadi daya tarik tersendiri. Dengan gerakan yang lincah, para penari memperlihatkan hubungan erat antara masyarakat Bugis dan Maluku Utara, yang telah terjalin sejak lama. Puncak kemeriahan adalah tarian kolosal SSGG, yang melibatkan puluhan penari dengan gerakan yang sinkron nan indah. Tarian ini menyimbolkan kerukunan, persatuan, dan semangat gotong royong antar masyarakat Maluku Utara.
     
    Sebagai kejutan, Sultan Husain Alting Sjah turut berpartisipasi dengan menampilkan tarian Cakalele. 

    Penampilan Sultan tersebut menambah keseruan acara serta menjadi simbol Sultan juga ikut terlibat dalam melestarikan budaya. Dalam sambutan dan orasi kebudayaannya, Sultan Husain Alting Sjah menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas antusiasme masyarakat dalam memeriahkan Gebyar Budaya.

    Ia mengungkapkan kebanggaannya terhadap masyarakat Maluku Utara yang tetap menjaga warisan budaya para leluhur. 

    “Saya sangat bangga melihat semangat dan antusiasme kita semua yang ada di sini. Ini membuktikan bahwa budaya kita masih hidup dan terus menguat. Jangan pernah lelah untuk terus menjaga keragaman dan kedamaian di bumi Hibualamo ini, karena tempat ini adalah percontohan yang kuat dalam menjaga warisan para leluhur untuk kedamaian di Maluku Utara sendiri,” kata Sultan di Maluku Utara, Sabtu, 16 November 2024.

    Masyarakat menyimak penuh khidmat dan semangat yang membara, Sultan merefleksikan kebudayaan Maluku Utara yang seiring waktu menurutnya semakin terkikis. 

    “Ada sebuah pepatah yang mengatakan ‘orang yang tidak tahu dari mana ia berasal, tidak akan tahu ke mana ia pergi.’ Maka, jadikanlah budaya kita sebagai jembatan yang menghubungkan kita dengan masa lalu, namun sekaligus menjadi cahaya yang menerangi jalan kita menuju masa depan. Mari bersama-sama menjaga dan melestarikan kebudayaan, nilai-nilai luhur, dan warisan leluhur yang telah membentuk identitas kita sebagai orang Maluku Utara,” ungkap Sultan disambut gemuruh masyarakat.

    Kemudian di akhir orasinya, Sultan juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga Maluku Utara dari bahaya perilaku koruptif serta mengajak seluruh masyarakat agar tanggal 27 November dapat memantapkan pilihan kepada orang yang tepat. Menurut Sultan, Sudah 25 tahun umur Maluku Utara ini dan telah banyak di antara pemimpin yang tertangkap KPK. 

    Maka sudah saatnya kita semua menjaga keselamatan tanah ini. Dalam kesempatan tersebut, Husain Alting Sjah mengungkapkan bahwa Maluku Utara, termasuk daerah Hibualamo, adalah tanah yang suci, dihuni oleh para imam, ulama, dan pendeta. Karena itu, mari kita jaga kesuciannya, bersihkan dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

    Gebyar Budaya yang digelar oleh Canga muda ini menjadi bukti kuat bahwa warisan budaya Maluku Utara memiliki kekuatan untuk menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang. Atas rasa cinta yang kuat pada budaya itu, wibawa masyarakat Maluku Utara terus terangkat dan menjadi kebanggaan yang tak akan pernah pudar.

    Maluku: Puluhan ribu warga dari berbagai penjuru Maluku Utara memenuhi jalan-jalan menuju Rumah Adat Hibualamo, tempat berlangsungnya acara Gebyar Budaya yang digelar oleh Canga Muda yang menghadirkan Sultan Tidore, Husain Alting Sjah. 
     
    Jalanan yang biasanya tenang berubah menjadi lautan manusia yang penuh pancaran senyuman dan semangat di wajah mereka yang hadir, semata-mata untuk menyaksikan perhelatan budaya yang megah ini dengan kehadiran Sultan Husain, calon pemimpin ideal untuk Maluku Utara.
     

    Sultan Husain Alting Sjah disambut dengan tarian Cakalele, tarian perang khas Maluku Utara yang memancarkan keberanian, kehormatan, dan semangat juang masyarakat Maluku Utara. Setelah tarian Cakalele, Sultan diarahkan menuju panggung utama dengan iringan Tarian Denge, sebuah tarian adat yang melambangkan rasa syukur dan penghormatan kepada tamu agung. 
     
    Kemudian prosesi Jokokaha atau cuci kaki Sultan dilakukan. Prosesi ini memiliki makna simbolis sebagai ucapan selamat datang kepada Sultan Tidore dan menunjukkan kesucian, penghormatan, serta penerimaan yang hangat dari masyarakat Halmahera Utara. Air yang digunakan dalam Jokokaha dipersembahkan sebagai simbol doa dan harapan untuk kebersihan hati serta keberkahan dalam setiap langkah Sultan.
    Acara ini semakin membius ribuan pasang mata dengan berbagai penampilan seni dari berbagai daerah di Maluku Utara. Kelompok Yangere Gabungan, Velves Voice membawakan lagu tradisional dengan suara merdu yang menggema dan menciptakan suasana yang hangat.  Penampilan mereka berhasil menyatukan generasi tua dan muda dalam alunan melodi yang merdu. 
     
    Tidak ketinggalan, tarian adat Bugis KKSS menjadi daya tarik tersendiri. Dengan gerakan yang lincah, para penari memperlihatkan hubungan erat antara masyarakat Bugis dan Maluku Utara, yang telah terjalin sejak lama. Puncak kemeriahan adalah tarian kolosal SSGG, yang melibatkan puluhan penari dengan gerakan yang sinkron nan indah. Tarian ini menyimbolkan kerukunan, persatuan, dan semangat gotong royong antar masyarakat Maluku Utara.
     
    Sebagai kejutan, Sultan Husain Alting Sjah turut berpartisipasi dengan menampilkan tarian Cakalele. 
     
    Penampilan Sultan tersebut menambah keseruan acara serta menjadi simbol Sultan juga ikut terlibat dalam melestarikan budaya. Dalam sambutan dan orasi kebudayaannya, Sultan Husain Alting Sjah menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas antusiasme masyarakat dalam memeriahkan Gebyar Budaya.
     
    Ia mengungkapkan kebanggaannya terhadap masyarakat Maluku Utara yang tetap menjaga warisan budaya para leluhur. 
     
    “Saya sangat bangga melihat semangat dan antusiasme kita semua yang ada di sini. Ini membuktikan bahwa budaya kita masih hidup dan terus menguat. Jangan pernah lelah untuk terus menjaga keragaman dan kedamaian di bumi Hibualamo ini, karena tempat ini adalah percontohan yang kuat dalam menjaga warisan para leluhur untuk kedamaian di Maluku Utara sendiri,” kata Sultan di Maluku Utara, Sabtu, 16 November 2024.
     
    Masyarakat menyimak penuh khidmat dan semangat yang membara, Sultan merefleksikan kebudayaan Maluku Utara yang seiring waktu menurutnya semakin terkikis. 
     
    “Ada sebuah pepatah yang mengatakan ‘orang yang tidak tahu dari mana ia berasal, tidak akan tahu ke mana ia pergi.’ Maka, jadikanlah budaya kita sebagai jembatan yang menghubungkan kita dengan masa lalu, namun sekaligus menjadi cahaya yang menerangi jalan kita menuju masa depan. Mari bersama-sama menjaga dan melestarikan kebudayaan, nilai-nilai luhur, dan warisan leluhur yang telah membentuk identitas kita sebagai orang Maluku Utara,” ungkap Sultan disambut gemuruh masyarakat.
     
    Kemudian di akhir orasinya, Sultan juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga Maluku Utara dari bahaya perilaku koruptif serta mengajak seluruh masyarakat agar tanggal 27 November dapat memantapkan pilihan kepada orang yang tepat. Menurut Sultan, Sudah 25 tahun umur Maluku Utara ini dan telah banyak di antara pemimpin yang tertangkap KPK. 
     
    Maka sudah saatnya kita semua menjaga keselamatan tanah ini. Dalam kesempatan tersebut, Husain Alting Sjah mengungkapkan bahwa Maluku Utara, termasuk daerah Hibualamo, adalah tanah yang suci, dihuni oleh para imam, ulama, dan pendeta. Karena itu, mari kita jaga kesuciannya, bersihkan dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
     
    Gebyar Budaya yang digelar oleh Canga muda ini menjadi bukti kuat bahwa warisan budaya Maluku Utara memiliki kekuatan untuk menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang. Atas rasa cinta yang kuat pada budaya itu, wibawa masyarakat Maluku Utara terus terangkat dan menjadi kebanggaan yang tak akan pernah pudar.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DEN)

  • BPKP Sebut Baru 9 Persen Pemda Konsisten Terapkan Mekanisme Antikecurangan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        7 November 2024

    BPKP Sebut Baru 9 Persen Pemda Konsisten Terapkan Mekanisme Antikecurangan Nasional 7 November 2024

    BPKP Sebut Baru 9 Persen Pemda Konsisten Terapkan Mekanisme Antikecurangan
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
    Muhammad Yusuf Ateh
    mengungkapkan dari hasil pengawasan lembaga itu menunjukkan baru 9 persen pemerintah daerah sudah memiliki pengendalian
    kecurangan
    yang memadai.
    “Bayangkan, hanya 9 persen. Jadi 90 persen masih belum memadai,” kata Yusuf dalam Rapat Koordinasi Nasional Pemerintahan Pusat & Daerah Tahun 2024 di Sentul International Convention Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/11/2024).
    Ia menambahkan, masih banyak komponen-komponen pengendalian kecurangan yang belum diterapkan dengan baik.
    Menurutnya, kondisi ini tidak berubah meskipun sudah diingatkan bertahun-tahun.
    Yusuf juga menyoroti berbagai modus kecurangan yang umum terjadi. Ia menyebut manipulasi dalam perencanaan dan penganggaran sebagai salah satu contoh.

    “Kami masih bisa melihat manipulasi dalam perencanaan dan penganggaran, arah anggaran dipotong di sana-sini,” ucap Yusuf.
    Selain itu, dia juga menyinggung modus lain seperti suap, gratifikasi, nepotisme dalam perizinan, serta penggelembungan harga dalam pengadaan barang dan jasa.
    Menurut Yusuf, praktik kecurangan ini masih terus berulang tanpa perubahan signifikan, bahkan sejak 2 dekade terakhir.
    Bahkan Yusuf merasa bosan mengulang pesan yang sama setiap tahun, seolah-olah permasalahan ini sulit terselesaikan.
    “Modusnya sama saja, 10-20 tahun lalu sama seperti sekarang,” ucap Yusuf.
    Selain menyampaikan masalah kecurangan, Yusuf menawarkan solusi bagi pemerintah daerah yang ingin memperbaiki pengendalian kecurangan.
    BPKP, kata Yusuf, siap memberikan pendampingan, termasuk dalam perbaikan perencanaan dan penganggaran.
    Menurut Yusuf, komitmen kepala daerah menjadi kunci utama dalam upaya ini.
    “Kami siap mendampingi siapa pun yang berkomitmen membenahi pengelolaan anggaran,” kata Yusuf.
    Ia juga mengingatkan kepala daerah untuk tidak memanfaatkan diskresi kebijakan sebagai alasan melakukan tindakan curang.
    Diskresi sering kali digunakan sebagai dalih untuk menghindari tanggung jawab, sehingga pengawasan internal menjadi tidak efektif.
    Dia juga mengimbau kepala daerah supaya tidak mengulangi pola lama dalam praktik anggaran yang berpotensi merugikan keuangan negara.
    Selain itu, Yusuf mengajak kepala daerah mengambil langkah nyata dalam memperkuat pengawasan dan pencegahan kecurangan di lingkungan pemerintahannya.
    Ia menegaskan bahwa BPKP siap mendampingi upaya Pemda dalam membangun tata kelola yang lebih transparan dan akuntabel, sehingga potensi kebocoran anggaran dapat diminimalisir.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Heri Koswara Soroti Jual Beli Jabatan di Pemkot Bekasi dan Janjikan Reformasi Birokrasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 November 2024

    Heri Koswara Soroti Jual Beli Jabatan di Pemkot Bekasi dan Janjikan Reformasi Birokrasi Megapolitan 6 November 2024

    Heri Koswara Soroti Jual Beli Jabatan di Pemkot Bekasi dan Janjikan Reformasi Birokrasi
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Calon Wali Kota Bekasi nomor urut 1,
    Heri Koswara
    , menyoroti adanya praktik jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi. Menurut Heri, kondisi tersebut menghambat efektivitas birokrasi dan perlu segera diperbaiki.
    “Perbaikan birokrasi akan mendukung pelayanan publik yang lebih cepat dan efisien,” kata Heri di Kota Bekasi, Selasa (5/11/2024).
    Heri berjanji menciptakan pemerintahan yang bersih dan transparan jika terpilih menjadi pemimpin Kota Bekasi. Salah satu prioritas utamanya adalah menyelesaikan masalah tersebut dalam 100 hari pertama masa jabatannya.
    “Ini adalah tentang melayani dengan kejujuran dan ketulusan. Kami harus menghormati amanat warga Kota Bekasi,” ujarnya.
    Heri menegaskan, birokrasi yang bersih merupakan kunci agar pelayanan publik dapat berjalan optimal.
    “Kami bertekad untuk menerapkan prinsip-prinsip good governance dan clean governance dalam tata kelola pemerintahan,” tambah Heri.
    Sebagai bagian dari 17 komitmen yang diusung, ia berjanji menjauhi praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) serta fokus membangun pemerintahan yang berintegritas.
    Bersama calon wakilnya, Sholihin, Heri menekankan akan memprioritaskan reformasi birokrasi pada awal kepemimpinan mereka.
    “Insya Allah, jika kami diberi amanah, kami akan bekerja keras untuk menata birokrasi di Kota Bekasi dengan sebaik-baiknya,” pungkas Heri.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Aksi Demo Depan Mabes Polri, Massa Tutup Jalan, Bakar Ban hingga Ricuh

    Aksi Demo Depan Mabes Polri, Massa Tutup Jalan, Bakar Ban hingga Ricuh

    Jakarta, Gatra.com – Puluhan massa dari diaspora warga dan sejumlah aktivis Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar aksi demo di depan gedung Mabes Polri, Jakarta pada Jumat (12/7).

    Alasan demo tersebut terkait viral calon taruna (catar) Akpol yang lulus di Polda NTT mayoritas bukan putra dan putri asil NTT melainkan anak dari pejabat kepolisian terutama anak dari Kapolda NTT Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga.

    Mereka menuntut Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk mencopot Kapolda NTT Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga atas dugaan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN).

    “Bapak kapolri, bapak jenderal listyo sigit, kalau Anda berani, copot bapak Kapolda NTT sekarang juga!” kata orator dari mobil komando, Jumat (12/7).

    Pantauan Gatra.com di lokasi, terlihat massa mulai menutupi Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan dengan membakar ban, kardus hingga plastik air mineral bekas.

    Massa aksi juga mulai ricuh di lokasi kejadian karena adanya anggota polisi yang berjaga mencoba mendekati massa. Pihak kepolisian mencoba untuk memadamkan api karena telah mengganggu pandangan pengguna jalan. Namun, massa tidak terima dan mulai terjadi perselisihan antara massa demo dan anggota kepolisian.

    Saat ini arus lalu lintas di sekitar lokasi ditutup sementara karena masih ada ban yang dibakar massa.

    Sebelumnya, sebuah unggahan viral di media sosial yang memperlihatkan sebuah list nama yang disebut merupakan calon siswa (casis) Akpol dari Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah lulus.

    Dari unggahan akun TikTok @laurensiuslebatuk tersebut, terlihat ada 11 nama casis Akpol dari Polda NTT yang sudah lulus dan disebut akan dikirim ke Mabes Polri.

    Namun, nama-nama tersebut disorot netizen lantaran dianggap mayoritas bukan putra asli NTT melainkan disebut bermarga batak.

    Adapun kesebelas casis Akpol itu bernama Yudhina Nasywa Olivia (Wanita), Arvid Theodore Situmeang, Reynold Arjuna Hutabarian, Mario Christian Bernalo Tafui.

    Selanjutnya Bintang Lijaya, Ketut Arya Adityanatha, Brian Lee Sebastian Manurung, Timothy Abisai Silitonga, Muhammad Rizq Sanika Marzuki, Madison Juan Raphael Karna Silalahi dan Lucky Nuralamsyah.

    Terkait itu, Kapolda NTT Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga buka suara soal unggahan yang viral tersebut. Menurutnya, penerimaan Akpol, Bintara hingga Tamtama Polri sudah melalui mekanisme yang berlaku.

    “Saya selaku Kapolda tidak bisa intervensi atau mempengaruhi hasil yang dilaksanakan Panitia yang diawasi Internal Polri maupun pengawas eksternal dari masyarakat, perwakilan orang tua dan akademisi,” kata Daniel saat dihubungi, Sabtu (6/7).

    Sementara itu, Karo SDM Polda NTT, Kombes Satria Yusada menepis isu yang menyebut calon taruna (catar) Akpol yang lulus mayoritas bermarga batak.

    Dari 11 catar Akpol yang lulus, enam di antaranya merupakan putra asli NTT. Mereka lahir dan besar di pulau dengan julukan Nusa Terindah Toleransi itu.

    “11 orang peserta yang dinyatakan lulus terpilih sidang kelulusan Tk Panda (Panitia Daerah) satu orang asli putra daerah NTT, lima orang putra daerah yang lahir dan besar di NTT, lima orang pendatang yang sudah menetap di NTT,” kata Satria saat dihubungi, Sabtu (6/7).

    Satria menyebut dalam proses perekrutan catar Akpol sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku dengan pengawasan ketat.

    “Dalam semua tahapan rekrutmen juga melibatkan pengawas internal dan pengawas eksternal untuk mengawasi proses seleksi yang transparan,” tuturnya.

    “Proses kelulusan seleksi Catar dan terpilihnya Catar yang mengikuti seleksi TK Pusat Akpol di Semarang,” sambungnya.

    303