Kasus: Narkoba

  • Horor Geng Narkoba di Ekuador Bikin Jenderal AS Turun Tangan

    Horor Geng Narkoba di Ekuador Bikin Jenderal AS Turun Tangan

    Jakarta

    Geng-geng kriminal atau narkoba masih menciptakan teror di Ekuador. Kondisi ini membuat turun tangan dan akan berkunjung untuk membantu membasmi geng-geng tersebut.

    Ketegangan antara pasukan keamanan dan kejahatan terorganisir mencapai puncaknya. Para pejabat Ekuador mengatakan pada hari Kamis (11/1) waktu setempat bahwa geng-geng kriminal saat ini menyandera 178 penjaga dan staf penjara.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (12/1/2024), otoritas penjara SNAI mengatakan bahwa jumlah tersebut meningkat 39 orang dibandingkan hari sebelumnya. SNAI melaporkan terjadinya kerusuhan di beberapa lembaga pemasyarakatan, dengan para narapidana menembaki para personel angkatan bersenjata Ekuador.

    Negara kecil di Amerika Selatan itu telah terjerumus krisis setelah bertahun-tahun meningkatnya kontrol oleh kartel-kartel narkoba transnasional. Mereka menggunakan pelabuhan-pelabuhan di Ekuador untuk mengirimkan kokain ke Amerika Serikat dan Eropa.

    Meluasnya ledakan kekerasan geng minggu ini dipicu oleh temuan pada hari Minggu lalu, bahwa salah satu bos narkoba paling berkuasa di negara itu, Jose Adolfo Macias, yang dikenal dengan nama samaran “Fito”, telah melarikan diri dari penjara.

    Pada hari Senin, Presiden Daniel Noboa memberlakukan keadaan darurat dan jam malam. Namun, geng-geng kriminal membalas dengan deklarasi “perang” — menculik polisi, melancarkan ledakan, dan mengancam akan mengeksekusi warga sipil secara acak di jalanan.

    Setidaknya 16 orang telah tewas sejauh ini dalam kekerasan tersebut.

    Dalam beberapa tahun terakhir, keunggulan negara yang berbatasan dengan Kolombia dan Peru (keduanya produsen penting) di pasar internasional untuk obat-obatan terlarang ini semakin meningkat.

    Selanjutnya: Geng kriminal yang kuat.

    Geng Kriminal Yang Kuat

    Geng-geng kriminal tumbuh semakin kuat, diantaranya Lobos, Choneros dan Tiguerones mempunyai hubungan dengan kartel penyelundup narkoba.

    Kelompok kriminal di Ekuador biasanya beroperasi secara terfragmentasi, bertindak sebagai subkontraktor organisasi kriminal asing, menurut situs InsightCrime.

    Setelah demobilisasi Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) sebagai hasil perjanjian damai dengan pemerintah Kolombia, Ekuador semakin menonjol di pasar obat internasional.

    Kelompok pemberontak FARC dan organisasi lain yang terkait dengan perdagangan narkoba memimpin desentralisasi rantai produksi dan distribusi kokain, dan hal ini membawa kelompok mafia dari Ekuador ke dalam bisnis tersebut.

    Kelompok-kelompok ini, yang beroperasi terutama di perbatasan dengan Ekuador, di departemen Nario dan Putumayo di Kolombia, bersekutu dengan kartel Meksiko dan organisasi Eropa lainnya terutama dari Balkan Barat yang mempertahankan kehadirannya di wilayah tersebut.

    Dengan cara ini, partisipasi berbagai organisasi kriminal dari pelbagai negara menciptakan semacam sengketa wilayah dan peningkatan kekerasan di Ekuador, menurut para ahli.

    Selanjutnya: Jenderal AS Turun Tangan

    Jenderal AS Turun Tangan

    Seorang pejabat tinggi militer Amerika Serikat (AS) dan beberapa pejabat senior Washington akan berkunjung ke Ekuador. Kunjungan ini dilakukan di tengah kekacauan di Ekuador.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (12/1/2024), para pejabat AS itu akan memberikan dukungan terhadap perjuangan Presiden Daniel Noboa dalam melawan geng-geng kriminal yang memicu kekacauan di negara Amerika Selatan tersebut.

    Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya mengumumkan bahwa Jenderal Laura Richardson yang merupakan kepala Komando Selatan AS bersama dengan sejumlah pejabat sipil AS akan datang berkunjung ke Ekuador dalam beberapa pekan ke depan.

    “Untuk menjajaki, dengan rekan-rekan Ekuador, cara-cara kita bisa bekerja bersama secara lebih efektif dalam menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh organisasi kriminal transnasional,” sebut Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya.

    Para pejabat sipil yang turut berkunjung akan termasuk asisten Menteri Luar Negeri AS, Todd Robinson, yang bertugas memerangi narkotika.

    Lebih lanjut, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyatakan AS akan memperluas kerja sama berbagi intelijen, termasuk dalam aktivitas dunia maya, dan mencari cara untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku kriminal.

    Miller menambahkan bahwa para pejabat AS itu juga akan membahas soal reformasi penjara di Ekuador, yang dilanda pengepungan berulang kali ketika para narapidana yang tergabung kelompok kejahatan terorganisir mengambil alih kendali.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 130 Sipir Disandera, Presiden Ekuador Nyatakan Perang Lawan Kartel Narkoba

    130 Sipir Disandera, Presiden Ekuador Nyatakan Perang Lawan Kartel Narkoba

    Quito

    Presiden Daniel Noboa mengatakan bahwa Ekuador sedang ‘berperang’ melawan kartel narkoba yang menyandera lebih dari 130 sipir penjara. Dia berniat membangun penjara baru dan mendeportasi para tahanan asing.

    “Kami sedang berperang dan kami tidak bisa menyerah dalam menghadapi kelompok-kelompok teroris ini,” kata Presiden Ekuador Daniel Noboa kepada stasiun radio Canela pada hari Rabu (10/01). Noboa memperkirakan ada sekitar 20.000 anggota geng kriminal aktif di negaranya.

    Pernyataan Presiden Noboa itu muncul seminggu setelah Ekuador dilanda tindak kekerasan geng yang menyebabkan lebih dari 130 sipir dan staf lainnya disandera oleh narapidana dan bos gembong narkoba “Los Choneros” atau dikenal Adolfo “Fito” Macias yang berhasil kabur.

    Rentetan ledakan terjadi di beberapa kota, sementara sekelompok pria bersenjata dan bertopeng secara mengejutkan menyerbu masuk ke dalam sebuah acara siaran langsung televisi pada hari Selasa (09/01). Kejadian itu kemudian memicu Noboa untuk semakin memperketat keadaan darurat di Ekuador selama 60 hari, yang telah diumumkannya pada hari Senin (08/01).

    Upaya penyelamatan para sandera

    “Kami akan melakukan segala upaya untuk menyelamatkan semua sandera,” ungkap Noboa, seraya menambahkan bahwa militer bersenjata Ekuador telah mengambil alih upaya penyelamatan tersebut.

    “Kami akan melakukan segala upaya yang mungkin, bahkan yang tidak mungkin, untuk menyelamatkan para sandera,” tegasnya kembali, setelah menyebutkan setidaknya ada 22 kelompok yang dianggap sebagai organisasi teroris, di mana secara resmi menjadikan mereka target sah para militer.

    Pada hari Rabu (10/01) terpantau jalanan di ibu kota Quito dan kota pelabuhan Guayaquil lebih sepi dari biasanya, di mana banyak bisnis yang tutup atau beroperasi dari jarak jauh.

    Noboa: Rencana pembangunan penjara baru dengan keamanan tinggi

    Presiden Noboa yang mengambil alih kekuasaan pada bulan November 2023, telah berjanji untuk mengatasi masalah keamanan akibat meningkatnya kelompok-kelompok perdagangan narkoba yang menyelundupkan kokain melalui Ekuador.

    Kepada Radio Canela, Noboa menyampaikan bahwa solusi terbaik untuk melindungi ekonomi dan investasi asing di negara itu adalah dengan meningkatkan keamanan dan menjamin penegakan supremasi hukum.

    Pemerintah Ekuador mengatakan bahwa gelombang aksi kekerasan terbaru itu merupakan tanggapan atas rencana pembangunan penjara baru dengan keamanan tingkat tinggi yang diperuntukkan bagi para pemimpin kartel.

    Noboa mengatakan kepada stasiun radio bahwa rancangan desain dua fasilitas baru tersebut baru akan dipublikasikan pada hari Kamis (11/01). Namun, sejumlah video terus beredar di media sosial yang menunjukkan staf penjara justru menjadi sasaran kekerasan ekstrem termasuk penembakan dan penggantungan.

    Badan Penjara Ekuador, SNAI, mengatakan bahwa setidaknya 125 orang sandera merupakan sipir penjara, sementara 14 lainnya adalah staf administrasi. Dilaporkan pada hari Selasa (09/01), sekitar 11 orang sandera telah dibebaskan.

    Anggota parlemen Ekuador mendukung Noboa

    Meskipun Noboa saat ini bertindak melalui dekrit presiden, para anggota parlemen Ekuador pada hari Selasa (09/01) tetap menyatakan dukungan mereka terhadap upaya yang tengah dilakukan Noboa dan pasukan bersenjata di negara itu.

    Noboa memimpin koalisi mayoritas di kongres setelah partainya resmi bersekutu dengan sayap kiri mantan Presiden Rafael Correa dan Partai Kristen. Meski begitu, Noboa mengatakan bahwa dekrit tersebut tetap dibutuhkan: “Saya tidak membutuhkan persetujuan mereka saat ini untuk apa yang kami lakukan, tapi saya telah meminta dukungan mereka.”

    Ekuador akan mulai mendeportasi tahanan asing

    Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi populasi dan pengeluaran anggaran penjara, Noboa telah mengumumkan bahwa Ekuador juga akan mulai mendeportasi para tahanan asing.

    Jumlah tahanan Kolombia, Peru, dan Venezuela telah mencapai 90% dari total para tahanan asing yang dipenjara di negara tersebut. Bahkan, ada sekitar 1.500 warga Kolombia yang dipenjara di Ekuador, menurut Noboa.

    “Kami lebih banyak berinvestasi untuk 1.500 orang tersebut daripada untuk sarapan pagi bagi anak-anak kami,” tambahnya.

    Namun, Menteri Kehakiman Kolombia Nestor Osuna mengatakan kepada para wartawan bahwa hukuman Ekuador hanya akan diakui di Kolombia jika para tahanan tiba melalui pemulangan resmi, yang juga disetujui oleh pihak berwenang Kolombia. Jika tahanan Kolombia itu diusir begitu saja, mereka hanya akan dipenjara jika mereka memiliki dakwaan yang masih tertunda di negara asalnya.

    “Jika memang ada pengusiran, kami akan memantau berapa banyak orang yang jika mereka tiba di perbatasan, akan benar-benar ditahan oleh pihak berwenang Kolombia,” kata Osuna, seraya mengedepankan “rasa solidaritasnya” yang tulus untuk rakyat Ekuador.

    Kolombia mengatakan pada hari Rabu (10/01) bahwa pihaknya akan terus meningkatkan pengawasan dan penguasaan militernya di sepanjang perbatasannya dengan Ekuador yang seluas hampir 600 kilometer itu.

    Dukungan AS untuk Ekuador

    Presiden Ekuador Noboa juga telah menerima dukungan dari Amerika Serikat (AS), setelah bertemu dengan duta besar AS pada hari Selasa (09/01) sore, dengan sejumlah persenjataan AS senilai $200 juta (setara Rp 3,1 triliun) yang akan menjadi bagian dari rencana anggaran keamanan senilai $800 juta (setara Rp 12,4 kuadriliun).

    “Kami mengutuk keras serangan kriminal baru-baru ini oleh kelompok-kelompok bersenjata di Ekuador terhadap institusi swasta, publik, dan pemerintah,” ujar penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan dalam unggahannya di platform media sosial X/Twitter. Sullivan juga menambahkan bahwa Washington akan terus bekerja sama dengan para mitranya untuk menyeret para pelaku ke meja hijau.

    Secara terpisah, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada para wartawan bahwa AS terus memantau situasi dan “bersedia untuk mengambil langkah pasti untuk meningkatkan kerja sama kami” dengan pemerintah Ekuador dalam menangani kekerasan dan dampaknya terhadap masyarakat.

    Kirby menambahkan bahwa pemerintahan Biden belum melakukan pembicaraan khusus dengan Noboa atau pemerintahnya, tetapi akan sangat bersedia untuk membicarakan apa yang dibutuhkan oleh Ekuador, termasuk bantuan investigasi.

    Hingga kini belum ada rencana bagi militer AS untuk mengirim pasukannya, jelas Kirby.

    kp/ha (Reuters/AFP)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sidang Genosida Israel Digelar, Indonesia Dukung Afrika Selatan

    Sidang Genosida Israel Digelar, Indonesia Dukung Afrika Selatan

    Anda kembali membaca Dunia Hari Ini, yang merangkum berita utama dari sejumlah penjuru dunia.

    Edisi Kamis, 11 Januari 2024, kami awali dengan sidang genosida yang dilakukan Israel di Gaza yang digelar oleh International Court of Justice.

    Indonesia mendukung Afrika Selatan

    Afrika Selatan menjadi satu-satunya negara yang menggugat Israel ke International Court of Justice karena dianggap telah melakukan genosida.

    Sidang akan mulai digelar pada hari Kamis ini.

    “Semua tindakan disebabkan Israel yang gagal mencegah genosida. Melakukan genosida merupakan pelanggaran nyata terhadap Konvensi Genosida PBB,” demikian pernyataan Afrika Selatan dalam gugatannya.

    Sementara itu Indonesia memberikan dukungan penuh kepada upaya hukum yang dilakukan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional atas dugaan genosida Israel di Gaza, seperti yang dikatakan Muhammad Iqbal, juru bicara Kemenlu RI.

    Tapi Indonesia secara hukum tidak dapat ikut menggugat Israel di ICJ karena tidak menandatangani Konvensi Genosida.

    Kerusuhan di jalanan Port Morseby

    Setidaknya satu orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi di Port Moresby, ibu kota Papua Nugini.

    Rabu kemarin, polisi, pegawai negeri, dan anggota pertahanan mengadakan demonstrasi damai di Gedung Parlemen mengenai masalah gaji.

    Tapi kemudian situasi memburuk, ketika ratusan warga mulai turun ke jalanan dan dilaporkan ada penjarahan di sejumlah toko, serta pembakaran beberapa tempat.

    Media lokal melaporkan jumlah korban tewas akibat kerusuhan bisa mencapai lima orang, namun ABC hanya bisa mengkonfirmasi satu orang yang meninggal.

    Ekuador ‘perang’ dengan geng kriminal

    Presiden Ekuador Daniel Noboa mengatakan negaranya sedang “berperang”, setelah geng narkoba menyandera lebih dari 130 penjaga penjara dan staf lainnya dan sempat terekam sebuah stasiun TV saat siaran langsung.

    “Kami sedang berperang, dan kami tidak bisa menyerah dalam menghadapi kelompok teroris ini,” kata Presiden Noboa kepada stasiun radio Canela.

    Kekerasan dimulai setelah Presiden Noboa mengumumkan keadaan darurat menyusul kaburnya bos narkoba paling berkuasa di Ekuador, sekaligus pemimpin geng Los Choneros, Adolfo Macias, pada akhir pekan.

    Presiden Noboa menyebut 22 geng sebagai organisasi “teroris” dan menjadi target militer.

    China dan Maladewa mempererat hubungan

    Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Presiden Republik Maladewa Mohamed Muizzu di Beijing, kemarin.

    Presiden Xi mengatakan warga di dua negara menjalin hubungan persahabatan melalui ‘Silk Road’ di masa lalu, serta kerja sama yang produktif dalam proyek ‘Belt and Road ‘ dalam beberapa tahun terakhir.

    Sementara Presiden Muizzu mengatakan Maladewa menerapkan kebijakan ‘One China Policy’ dengan saling mendukung dalam menjaga kedaulatan di antara dua negara.

    Tahun ini menandai peringatan 10 tahun kunjungan Presiden Xi ke Maladewa, Presdien Muizzu mengatakan China sudah menyalurkan bantuan bagi pembangunan ekonomi dan sosial Maladewa.

    ‘Barbie,’ ‘Oppenheimer’ makin mantap menuju Oscar

    Film “Barbie” dan “Oppenheimer” masing-masing mendapat empat nominasi untuk penghargaan Screen Actors Guild Hollywood.

    Ini artinya menjadi sebuah pertarungan baru dari kedua film tersebut, juga film-film lainnya, menjelang Academy Awards.

    Kedua film ini mendapatkan penghargaan SAG untuk pemeran film terbaik, bersama film “The Color Purple”, “Killers of the Flower Moon” dan “American Fiction”.

    Penghargaan SAG seringkali menjadi fokus karena berisi anggota-anggota yang juga akan memilih ajang Oscar pada bulan Maret nanti.

  • Ekuador Makin Mencekam, Jalanan Kosong karena Warga Takut Keluar Rumah

    Ekuador Makin Mencekam, Jalanan Kosong karena Warga Takut Keluar Rumah

    Quito

    Hanya sedikit warga Ekuador yang berkeliaran di jalanan saat situasi mencekam menyelimuti negara tersebut saat keadaan darurat berlangsung dan geng-geng kriminal menebar teror. Sebagian besar ruas jalanan di kota-kota yang ada di negara itu sepi, dengan tentara-tentara bersenjata lengkap berjaga di setiap sudut.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (11/1/2024), situasi tegang dan mencekam menyelimuti Ekuador sejak Senin (8/1) waktu setempat setelah gembong narkoba dan gangster terkemuka Jose Adolfo Macias alias Fito kabur dari penjara. Fito merupakan pemimpin geng kriminal terbesar di Ekuador, Los Choneros.

    Presiden Daniel Noboa, dalam responsnya, langsung memberlakukan keadaan darurat dan menerapkan jam malam secara nasional. Untuk kurun waktu 60 hari ke depan, para personel militer Ekuador dikerahkan ke berbagai kota untuk menjaga keamanan selama keadaan darurat berlangsung.

    Kaburnya Fito dan penetapan keadaan darurat memicu respons geng-geng kriminal setempat, yang menyulut kerusuhan di penjara-penjara, menyandera puluhan sipil penjara, menyerbu studio televisi dan melepas tembakan saat siaran langsung, memicu ledakan di tempat umum, dan menculik tujuh personel kepolisian.

    Bahkan ada ancaman eksekusi acak terhadap orang-orang yang ditemui di jalanan pada malam hari.

    Sedikitnya 14 orang dilaporkan tewas akibat rentetan tindak kekerasan yang marak di Ekuador sejak keadaan darurat diberlakukan.

    Kehadiran militer dalam jumlah besar terpantau di ibu kota Quito. Namun warga setempat, salah satunya Rocio Guzman (54) yang memiliki toko, menuturkan bahwa situasi tetap mencekam dengan suara baku tembak di dekat tempat usahanya masih terngiang di kepalanya.

    Lihat juga Video: Cerita Horor Geng Narkoba Sandera-Ancam Bunuh Jurnalis Ekuador

    Di kota pelabuhan Guayaquil yang merupakan lokasi Fito kabur dari penjara, kebanyakan hotel, perkantoran dan pertokoan juga tutup. Hanya sedikit pejalan kaki yang terlihat berkeliaran pada Rabu (10/1) waktu setempat, namun mereka terlalu takut untuk berbicara kepada wartawan AFP di lokasi.

    Di banyak area di kota itu, kehadiran personel kepolisian jauh lebih banyak dari para pedagang yang biasanya ramai menjajakan dagangan mereka.

    Sementara itu, kegiatan belajar-mengajar di sekolah-sekolah setempat dialihkan via online sejak Rabu (10/1) waktu setempat. Kebanyakan perusahaan juga mengimbau para karyawannya untuk bekerja dari rumah selama keadaan darurat berlangsung.

    Ekuador yang merupakan negara kecil di Amerika Selatan ini terjerumus ke dalam krisis setelah kendali kartel transnasional, yang menggunakan pelabuhan di negara itu untuk menyalurkan kokain ke Amerika Serikat dan Eropa, meningkat selama beberapa tahun terakhir.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Presiden Ekuador Sebut Negaranya sedang Berperang Lawan Geng Narkoba

    Presiden Ekuador Sebut Negaranya sedang Berperang Lawan Geng Narkoba

    Jakarta

    Presiden Ekuador Daniel Noboa mengatakan negaranya sedang ‘berperang’ dengan geng narkoba yang menyandera sipir penjara, di tengah meningkatnya kekerasan yang menyebabkan orang-orang bersenjata mengambil alih siaran langsung TV dan ledakan di beberapa kota. Pihaknya menegaskan tidak akan menyerah.

    Dilansir Reuters, Kamis (11/1/2024), Noboa menyebut 22 geng sebagai organisasi teroris, dan menjadikannya sebagai target militer resmi. Noboa yang menjabat sebagai Presiden pada bulan November 2023 itu berjanji untuk mengatasi masalah keamanan yang semakin meningkat yang disebabkan oleh meningkatnya geng penyelundup narkoba yang mengangkut kokain melalui Ekuador.

    “Kami sedang berperang dan kami tidak bisa menyerah dalam menghadapi kelompok teroris ini,” kata Noboa kepada stasiun radio Canela Radio pada hari Rabu.

    Dia memperkirakan sekitar 20.000 anggota geng kriminal aktif di Ekuador.

    Sejumlah jalan di ibu kota Quito dan kota pelabuhan Guayaquil lebih sepi dari biasanya pada hari Rabu. Sejumlah pertokoan bisnis tutup atau bekerja dari jarak jauh, dan sekolah-sekolah tutup.

    Penyanderaan lebih dari 130 penjaga dan staf penjara, yang dimulai pada Senin dini hari, dan kaburnya pemimpin geng Los Choneros Adolfo Macias dari penjara pada akhir pekan mendorong Noboa untuk mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari.

    Dia memperketat keputusan tersebut pada hari Selasa setelah serangkaian ledakan di seluruh negeri dan pengambilalihan stasiun televisi TC oleh orang-orang bersenjata mengenakan balaclava yang mengudara secara langsung.

    “Sekitar 329 orang, sebagian besar anggota geng seperti Los Choneros, Los Lobos dan Los Tiguerones telah ditangkap sejak keadaan darurat dimulai,” kata Komandan Angkatan Bersenjata Jaime Vela pada konferensi pers pada Rabu malam.

    “Tidak ada sandera yang dibunuh,” tambah Vela, menanggapi pertanyaan tentang video mengerikan yang beredar di media sosial yang menunjukkan staf penjara menjadi sasaran kekerasan ekstrem, termasuk ditembak dan digantung.

    Sementara Reuters tidak dapat segera memverifikasi keaslian video tersebut.

    (yld/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 7 Fakta Horor Geng Kriminal Ekuador Usai Bos Narkoba Kabur dari Penjara

    7 Fakta Horor Geng Kriminal Ekuador Usai Bos Narkoba Kabur dari Penjara

    Quito

    Di Ekuador, gembong narkoba kabur dari penjara. Seisi negara kemudian menjadi mencekam. Korban jiwa berjatuhan. Ini adalah tujuh fakta soal horor di negara Amerika Selatan tersebut.

    Tujuh fakta ini dihimpun detikcom dari pemberitaan hingga Rabu (10/1/2024) pukul 18.30 WIB petang.

    1. Gembong narkoba kabur dari bui

    Dilansir AFP dan AL Arabiya, gembong narkoba yang kabur dari bui adalah Jose Adolfo Macias, berjuluk Fito. Pria itu punya pengaruh besar di jagat peredaran barang bikin mabuk itu. Dia adalah pemimpin geng narkoba paling terkemuka di Ekuador, yakni Los Choneros.

    Fito kabur dari penjara berkeamanan maksimum di Kota Guayaquil, Minggu (7/1/2024) lalu. Tiba-tiba saja, Fito tidak ditemukan polisi yang menginspeksi penjara. Diyakini, Fito sudah kabur beberapa jam sebelum polisi tiba di penjara.

    Juru Bicara Kepresidenan Ekuador, Roberto Izurieta, menyebut Fito nampaknya sudah mendapatkan informasi lebih dini soal inspeksi kepolisian itu. Penjara-penjara lain juga menjadi heboh mendengar kabar kaburnya Fito. Kerusuhan-kerusuhan terjadi.

    Para sipir penjara disandera di beberapa lembaga pemasyarakatan yang dilanda kerusuhan. Namun dilaporkan tidak ada korban luka dalam kerusuhan itu.

    Selanjutnya, negara dalam keadaan darurat, gangster serang TV yang siaran langsung:

    Lihat juga Video: Polisi yang Tangkap Saipul Jamil Kini Dibebastugaskan

    2. Negara umumkan keadaan darurat

    Ekuador mengumumkan status darurat untuk negaranya. Presiden Daniel Noboa, yang menjabat sejak November tahun lalu, mengumumkan mobilisasi tentara selama 60 hari di jalanan dan penjara-penjara Ekuador terhitung sejak Senin (8/1) waktu setempat.

    Mobilitas tentara itu dilakukan saat perburuan besar-besaran sedang dilakukan terhadap gembong narkoba dan gangster bernama Fito itu. Noboa menambahkan bahwa akan ada pemberlakuan jam malam mulai pukul 23.00 waktu setempat hingga pukul 05.00 waktu setempat setiap hari selama keadaan darurat berlangsung.

    “Kita tidak akan bernegosiasi dengan teroris atau beristirahat sampai kita memulihkan perdamaian kepada seluruh warga Ekuador,” tegas Noboa lewat Instagram.

    Presiden Ekuador, Daniel Noboa. The National Electoral Council (CNE)/Handout via REUTERS THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES Foto: The National Electoral Council (CNE)/Handout via REUTERS

    3. Fito pemimpin geng narkoba

    Biang kerok kerusuhan Ekuador ini adalah Fito yang kabur dari penjara. Sekilas soal Fito, dia adalah pemimpin Los Choneros, gangster narkoba paling terkemuka di negara itu.

    Fito telah menjalani hukuman 34 tahun penjara atas tindak kejahatan terorganisir, perdagangan narkoba dan pembunuhan sejak tahun 2011. Ini merupakan kedua kalinya dia kabur dari penjara — yang terakhir terjadi tahun 2013 lalu sebelum dia ditangkap kembali usai tiga bulan buron.

    4. Geng narkoba bersenjata serang TV yang sedang siaran

    Tiba-tiba saja geng narkoba bersenjata menggeruduk stasiun televisi TC Television yang sedang siaran. Stasiun televisi itu adalah milik negara.

    “Jangan tembak, tolong jangan tembak,” teriak seorang wanita ketika suara tembakan terdengar sementara para penyerang, yang membawa senapan dan granat, memaksa kru penyiaran TC yang ketakutan hingga terjatuh.

    Polisi kemudian menuju ke lokasi kejadian. Polisi langsung menangani kejadian itu.

    Siaran langsung terus berlanjut tanpa gangguan meskipun lampu di lokasi syuting padam. Sekitar 30 menit setelah orang-orang bersenjata muncul, polisi terlihat masuk.

    This screen grab of live video from the TC Television network shows a masked, armed person standing over journalists during a live broadcast, in Guayaquil, Ecuador, Tuesday, Jan. 9, 2024. The country has seen a series of attacks after the government imposed a state of emergency in the wake of the apparent escape of a powerful gang leader from prison. (TC Television network via AP) Foto: (TC Television network via AP)

    “Polisi, polisi,” seru seorang pria berseragam.

    “Kami mempunyai rekan yang terluka,” kata seorang pria.

    “Tolong, mereka datang untuk membunuh kami. Tuhan jangan biarkan ini terjadi. Para penjahat sedang on-air,” kata salah satu jurnalis kepada AFP melalui pesan WhatsApp.

    Selanjutnya, korban tewas 10 orang:

    5. Korban tewas 10 orang

    Sedikitnya 10 orang, termasuk dua personel penegak hukum, tewas dalam rentetan tindak kekerasan mengerikan ini. Dari 10 orang, 8 orang di antaranya tewas dalam rentetan serangan di kota Guayaquil. Sebanyak 3 orang lainnya luka-luka di kota itu.

    Dalam pernyataan terpisah via media sosial X, kepolisian setempat menyebut dua personel penegak hukum telah “dibunuh dengan kejam oleh sejumlah penjahat bersenjata” di kota Nobol, yang terletak tak jauh dari Guayaquil.

    6. Kedutaan China tutup dulu

    Kedutaan Besar China di Ekuador mengumumkan akan menghentikan sementara layanan untuk publik saat konflik bersenjata menyelimuti Ekuador. Tidak diketahui secara jelas berapa lama penghentian layanan publik itu akan dilakukan.

    Pengumuman itu disampaikan oleh Kedutaan Besar China dalam pernyataan terbaru yang dirilis via media sosial WeChat pada Rabu (10/1) waktu setempat. Penghentian layanan publik itu juga berlaku di seluruh konsulat China yang ada di wilayah Ekuador.

    7. Ancam eksekusi orang di jalanan, polisi diculik

    Geng Los Choneros mengancam orang-orang setempat. Mereka mengaku tidak segan membunuh orang di jalanan.

    Otoritas Ekuador melaporkan sejumlah ledakan dan beberapa mobil dibakar pada Selasa (9/1) waktu setempat di sejumlah wilayah, termasuk ibu kota Quito. Sedikitnya tujuh personel kepolisian setempat dilaporkan telah diculik.

    Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan tiga polisi yang diculik sedang duduk di tanah dengan pistol diarahkan ke mereka. Salah satu polisi itu kemudian dipaksa membaca pernyataan yang ditujukan untuk Presiden Noboa.

    “Anda menyatakan perang, Anda akan mendapatkan perang,” ucap polisi yang tampak ketakutan itu saat membacakan pesan geng kriminal yang menculiknya.

    Police evacuate staff from the TC television channel station after a group of armed men broke onto their set during a live broadcast, in Guayaquil, Ecuador, Tuesday, Jan. 9, 2024. The country has seen a series of attacks after the government imposed a state of emergency in the wake of the apparent escape of a powerful gang leader from prison. (AP Photo/Cesar Munoz) Foto: AP/Cesar Munoz

    “Anda mengumumkan keadaan darurat. Kami menetapkan polisi, warga sipil dan tentara sebagai rampasan perang,” demikian pernyataan geng kriminal tersebut.

    Pernyataan itu menambahkan bahwa siapa pun yang ditemui di jalanan Ekuador setelah pukul 23.00 waktu setempat “akan dieksekusi”.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Horor Stasiun TV Diserang-Napi Sandera Sipir, Apa yang Terjadi di Ekuador?

    Horor Stasiun TV Diserang-Napi Sandera Sipir, Apa yang Terjadi di Ekuador?

    Jakarta

    Sekelompok orang bersenjata dan mengenakan balaclava menyerbu sebuah studio stasiun televisi yang sedang menayangkan siaran langsung di Ekuador dan mengancam staf yang ketakutan.

    Para karyawan dipaksa tiarap saat siaran langsung stasiun televisi publik TC di Kota Guayaquil sedang berjalan. Beberapa saat kemudian siaran tersebut dihentikan.

    Kepolisian Ekuador belakangan datang dan mengaku telah membebaskan semua staf serta menangkap 13 orang. Senjata-senjata yang disita turut diperlihatkan ke media.

    Setidaknya 10 orang tewas sejak status darurat selama 60 hari dimulai di Ekuador sejak Senin (08/01).

    Status darurat diumumkan setelah seorang ketua geng terkenal bernama Adolfo Macas Villamar alias Fito kabur dari penjara.

    Tidak jelas apakah insiden di stasiun TV di Guayaquil berkorelasi dengan kaburnya bos geng Choneros tersebut.

    Di negara tetangga, Peru, pemerintah memerintahkan pengerahan polisi ke perbatasan untuk mencegah ketidakstabilan yang terjadi di negara itu

    Ekuador adalah salah satu eksportir pisang terbesar di dunia. Negara itu juga mengekspor minyak, kopi, kakao, udang, dan produk ikan.

    Meningkatnya kekerasan di negara tersebut dikaitkan dengan pertikaian antara kartel narkoba, baik asing maupun lokal, untuk menguasai jalur penyelundupan kokain ke AS dan Eropa.

    Apa yang terjadi dalam serangan ke stasiun TV?

    Dalam serangan ke stasiun TV di di Kota Guayaquil, pada Selasa (09/01), seorang pria menodongkan senapan ke kepala salah satu kru TV.

    Seorang perempuan terdengar memohon, “Jangan tembak, tolong jangan tembak,” sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP. Pada saat bersamaan seseorang terdengar berteriak kesakitan.

    “Tolong, mereka datang untuk membunuh kami,” kata seorang karyawan stasiun televisi TC kepada kantor berita AFP melalui pesan WhatsApp.

    “Tuhan jangan biarkan ini terjadi. Para penjahat sedang mengudara.”

    Baca juga:

    Kepolisian belakangan berhasil menangkap para tersangka penyerbu dan mengunggah video para tersangka ke media sosial. Aparat mengatakan para tersangka akan “dihukum karena tindakan teroris”.

    Sejak tersiar kabar bahwa sekelompok pria bersenjata menyerbu stasiun TV di Guayaquil, penduduk Ibu Kota Quito mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa kota itu berada dalam kekacauan.

    Polisi telah memerintahkan para pegawai di kompleks gedung pemerintah di Quito dievakuasi karena masalah keamanan.

    “Terlalu banyak kegelisahan di kota ini,” kata seorang warga Quito bernama Mario Urena.

    “Di tempat kerja, orang-orang berangkat lebih awal. Semua orang pergi, Anda melihat banyak kemacetan dan alarm di mana-mana. Terjadi kekacauan.”

    Warga lain di Kota Cuenca menuturkan kepada kantor berita AFP betapa terkejutnya mereka melihat stasiun TV tersebut diserbu saat siaran langsung.

    “Di Ekuador, kami belum pernah melihat hal seperti ini, di mana sebuah saluran dibajak dan siarannya dimulai dengan penembakan, penculikan,” kata Francisco Rosas.

    “Situasi keamanan seperti apa yang kita hadapi? Jika sebuah stasiun televisi bisa diserang semacam ini, bayangkan saja restoran atau toko.”

    Kepolisian belakangan berhasil menangkap para tersangka penyerbu dan mengunggah video para tersangka ke media sosial. (Reuters)

    Pada Selasa (09/01), Presiden Noboa mengatakan bahwa “konflik bersenjata internal” kini terjadi di negaranya dan dia memobilisasi angkatan bersenjata untuk melakukan “operasi militer untuk menetralisir” apa yang disebutnya “kejahatan transnasional terorganisir, organisasi teroris dan aktor non-negara yang berperang” .

    Ucapan Presiden Noboa merupakan tanggapan terhadap gelombang kerusuhan di penjara, pelarian dari penjara, serta tindakan kekerasan lainnya yang menurut pihak berwenang dilakukan oleh geng kriminal.

    Presiden Noboa secara eksplisit menyebut geng Choneros (dinamai sesuai Kota Chone di Provinsi Manabi) serta 21 geng lainnya: Aguilas, AguilasKiller, AK-47, Caballeros Oscuros, ChoneKiller, Covicheros, Cuartel de las Feas, Cubanos, Fatales, Ganster, Kater Piler, Lagartos, Raja Latin, Lobos, Los p.27, Los Tiburones, Mafia 18, Mafia Trebol, Patrones, R7 dan Tiguerones.

    Kumpulan napi sandera sipir

    Status darurat yang diumumkan Presiden Noboa pada Senin (08/01) adalah upaya untuk memulihkan ketertiban setelah ketua geng terkenal bernama Adolfo Macas Villamar alias Fito kabur dari penjara. Saat dia kabur, terjadi kericuhan di setidaknya enam penjara.

    Sejumlah narapidana dilaporkan menyandera beberapa sipir dan mengancam akan membunuh mereka jika tentara dikerahkan untuk mengendalikan lembaga pemasyarakatan.

    Sebanyak delapan orang tewas dan tiga lainnya luka-luka dalam serangan yang terkait dengan geng kriminal di Guayaquil pada Selasa (09/01), sementara dua petugas polisi dibunuh oleh “penjahat bersenjata” di kota terdekat, Nobol, kata polisi.

    Di Kota Riobamba, hampir 40 narapidana, termasuk seorang gembong narkoba lainnya, kabur dari penjara.

    Pasukan Marinir Ekuador menyerbu penjara di Kota Guayaquil untuk memulihkan ketertiban, pada Senin (08/01). (EPA)

    Setidaknya tujuh polisi juga diculik setelah Presiden Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat.

    Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan tiga polisi yang diculik duduk di tanah dengan pistol diarahkan ke arah mereka.

    Salah satu polisi dipaksa membaca pernyataan yang ditujukan kepada Presiden Noboa, lapor kantor berita AFP.

    “Anda menyatakan perang, Anda akan mendapat perang,” kata sang polisi membacakan pernyataan tertulis.

    “Anda mengumumkan keadaan darurat. Kami menyatakan polisi, warga sipil, dan tentara sebagai rampasan perang.”

    Siapa Adolfo Macias alias Fito?

    Aparat Ekuador mengatakan Fito tidak berada di selnya pada Minggu (07/01) pagi, ketika polisi datang untuk memindahkannya ke gedung lain dalam kompleks penjara yang sama.

    Pencarian di sayap penjara keamanan maksimum tempat dia ditahan sejauh ini tidak menemukan jejak apapun.

    Juru bicara pemerintah, Roberto Izurieta, mengatakan bahwa Fito, yang memimpin geng Los Choneros, telah diberitahu bahwa dia akan dipindahkan dari penjara La Regional, tempat dia ditahan di sel luas yang dicat dengan warna-warna ceria dan dihiasi dengan mural.

    Dia diperkirakan melarikan diri hanya beberapa jam sebelum rencana pemindahannya.

    Dua sipir penjara telah ditahan karena dicurigai membantu Fito melarikan diri.

    Adolfo Macas Villamar, alias Fito, memimpin geng Los Choneros. (Reuters)

    Pria berusia 44 tahun ini memimpin Los Choneros, sebuah geng penjara yang dianggap berada di balik banyak kerusuhan mematikan dan perkelahian yang terjadi di penjara-penjara Ekuador selama beberapa tahun terakhir.

    Meskipun bos utamanya beroperasi dari balik jeruji besi, kekuasaan Los Choneros tidak terbatas pada penjara di Ekuador.

    Anggota geng juga terlibat dalam pembunuhan kontrak, pemerasan, dan perdagangan narkoba di seluruh negeri.

    Kelompok ini juga menjalin aliansi dengan kartel narkoba Sinaloa yang kuat di Meksiko, yang menyelundupkan kokain dari Kolombia melalui kota-kota pelabuhan Ekuador ke AS dan Eropa.

    Baca juga:

    Fito mengambil alih kepemimpinan geng tersebut setelah bos sebelumnya, Jorge Luis Zambrano, terbunuh pada 2020.

    Meskipun pada awalnya dia tidak terlalu menonjolkan diri, dia tampak mengejek pihak berwenang dalam “narcocorrido”, sebuah balada yang memuji tindakan kriminalnya, yang dirilis pada bulan September.

    Pelarian Fito merupakan pukulan bagi pemerintahan Presiden Noboa, yang dilantik pada bulan November setelah memenangkan pemilu yang ternoda oleh pembunuhan calon presiden dan jurnalis Fernando Villavicencio.

    Villavicencio melaporkan menerima ancaman pembunuhan dari Fito hanya beberapa hari sebelum dia ditembak mati saat meninggalkan kampanye di Quito.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Yordania Gempur Suriah, Targetkan Penyelundup Narkoba Terkait Iran

    Yordania Gempur Suriah, Targetkan Penyelundup Narkoba Terkait Iran

    Amman

    Jet-jet tempur Yordania melancarkan serangan terhadap target penyelundup narkoba terkait Iran di dalam wilayah Suriah. Sedikitnya ada empat serangan yang dilancarkan jet-jet tempur Yordania terhadap target-target di Suriah pada Selasa (9/1) waktu setempat.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (9/1/2024), rentetan serangan militer Yordania itu merupakan operasi kedua dalam sepekan terakhir, yang menargetkan lahan pertanian dan tempat persembunyian para penyelundup narkoba yang memiliki hubungan dengan Iran di wilayah-wilayah Suriah.

    Sejumlah sumber intelijen regional mengonfirmasi laporan surat kabar Suriah, Suwayda 24, soal tiga serangan menargetkan pengedar narkoba terkemuka di kota Shaab dan Arman di Provinsi Sweida, dekat perbatasan Yordania-Suriah Serangan keempat dilaporkan menghantam sebuah lahan pertanian di dekat desa Malah.

    Menurut Suwayda 24 yang mengutip sumber lokal, ada laporan yang belum dikonfirmasi mengenai tiga korban tewas, termasuk seorang pengedar narkoba terkemuka.

    Militer Yordania meningkatkan operasi melawan para penyelundup dan pengedar narkoba setelah bentrokan bulan lalu dengan puluhan oran yang dicurigai memiliki hubungan dengan milisi-milisi pro-Iran, yang membawa pasokan senjata dan peledak dalam jumlah besar melintasi perbatasan dengan Suriah.

    Yordania dan sekutu-sekutu Baratnya menyalahkan kelompok Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon dan didukung Iran, dan milisi pro-Iran lainnya yang menguasai sebagian besar wilayah Suriah bagian selatan sebagai dalang di balik meningkatnya praktik penyelundupan narkoba.

    Iran dan Hizbullah membantah tuduhan itu dan menyebutnya sebagai plot Barat terhadap Suriah, yang menyangkal keterlibatan mereka dengan milisi yang didukung Iran.

    Pada Kamis (4/1) pekan lalu, Yordania menyerang beberapa lokasi serupa di Sweida, di mana para pejabat mencurigai sebagian besar operasi penyelundupan lintas batas terjadi.

    “Yordania tampaknya menargetkan lahan pertanian yang dicurigai menjadi tempat menyimpan narkoba, sebelum narkoba itu diselundupkan melintasi perbatasan, serta rumah-rumah utama dan tempat persembunyian para pengedar narkoba,” sebut aktivis sipil dan peneliti setempat, Ryan Marouf.

    “Serangan terbaru menunjukkan peningkatan perang Yordania melawan pengedar narkoba,” imbuh Marouf yang juga editor Suwayda 24.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gembong Narkoba Kabur dari Bui, Ekuador Umumkan Keadaan Darurat!

    Gembong Narkoba Kabur dari Bui, Ekuador Umumkan Keadaan Darurat!

    Quito

    Pemerintah Ekuador mengumumkan keadaan darurat setelah seorang gembong narkoba berbahaya melarikan diri dari penjara dengan keamanan maksimum. Kaburnya sang gembong narkoba itu sempat memicu kerusuhan di beberapa penjara yang ada di negara yang marak dilanda kekerasan tersebut.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (9/1/2024), Presiden Daniel Noboa, yang menjabat sejak November tahun lalu, mengumumkan mobilisasi tentara selama 60 hari di jalanan dan penjara-penjara Ekuador terhitung sejak Senin (8/1) waktu setempat.

    Mobilitas tentara itu dilakukan saat perburuan besar-besaran sedang dilakukan terhadap gembong narkoba dan gangster bernama Jose Adolfo Macias alias Fito, yang dikenal sebagai pemimpin geng kriminal Los Choneros yang berpengaruh di Ekuador.

    Fito telah menjalani hukuman 34 tahun penjara atas tindak kejahatan terorganisir, perdagangan narkoba dan pembunuhan sejak tahun 2011. Ini merupakan kedua kalinya dia kabur dari penjara — yang terakhir terjadi tahun 2013 lalu sebelum dia ditangkap kembali usai tiga bulan buron.

    Noboa menambahkan bahwa akan ada pemberlakuan jam malam mulai pukul 23.00 waktu setempat hingga pukul 05.00 waktu setempat setiap hari selama keadaan darurat berlangsung.

    Keadaan darurat itu, sebut Noboa dalam pernyataan video via Instagram, akan memberikan “semua dukungan politik dan hukum” kepada anggota Angkatan Bersenjata Ekuador yang diperlukan untuk melaksanakan tugas mereka dalam pertempuran melawan “teroris narkotika”.

    “Kita tidak akan bernegosiasi dengan teroris atau beristirahat sampai kita memulihkan perdamaian kepada seluruh warga Ekuador,” tegas Noboa.

    Fito yang berusia 44 tahun ini diyakini telah melarikan diri beberapa jam sebelum polisi tiba di penjara tersebut untuk melakukan inspeksi. Juru bicara kepresidenan Ekuador, Roberto Izurieta, menyebut Fito tampaknya sudah mendapatkan informasi lebih dini soal inspeksi kepolisian itu.

    “Kekuatan penuh negara ini dikerahkan untuk menemukan individu yang sangat berbahaya ini,” tegas Izurieta saat berbicara kepada televisi lokal.

    Dia juga menyebut sistem penjara di Ekuador telah gagal dan mengeluhkan “level infiltrasi” yang dilakukan kelompok-kelompok kriminal.

    Kantor jaksa Ekuador, dalam pernyataan terpisah, mengumumkan pihaknya telah memulai penyelidikan atas insiden itu dan mengajukan dakwaan terhadap dua sipir penjara yang “diduga terlibat dalam kaburnya” sang gembong narkoba.

    Izurieta menyebut Fito yang belajar hukum di dalam penjara, merupakan “penjahat dengan karakteristik yang sangat berbahaya, yang aktivitasnya memiliki karakteristik terorisme”.

    “Pencarian terus berlanjut… Dia akan ditemukan, dia hari ditemukan,” tegasnya.

    Kaburnya gembong narkoba itu dari penjara sempat memicu kerusuhan di penjara-penjara yang tersebar di enam provinsi di negara tersebut. Para sipir penjara disandera di beberapa lembaga pemasyarakatan yang dilanda kerusuhan. Namun dilaporkan tidak ada korban luka dalam kerusuhan itu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Turki Tangkap 56 Tersangka Interpol yang Diburu 18 Negara

    Turki Tangkap 56 Tersangka Interpol yang Diburu 18 Negara

    Ankara

    Otoritas Turki mengumumkan penangkapan 56 tersangka prioritas tinggi yang masuk daftar pencarian Interpol. Puluhan tersangka itu tengah diburu oleh 18 negara terkait berbagai tindak kejahatan, mulai dari pengedaran narkoba dan pencucian uang hingga pembunuhan, pemalsuan dan penyerangan.

    Seperti dilansir AFP, Rabu (3/1/2024), Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Turki Ali Yerlikaya menyebut para tersangka yang ditangkap itu masuk dalam daftar “red notice” Interpol dalam sistem “diffusion message”, yang menandai tersangka yang ingin ditangkap dan diekstradisi oleh masing-masing negara.

    Para tersangka yang ditangkap oleh Turki itu tengah diburu oleh belasan negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Jerman, India, dan beberapa negara bekas Uni Soviet, serta negara-negara lainnya di kawasan Asia dan Timur Tengah.

    Kantor Yerlikaya tidak mengungkapkan nama-nama tersangka Interpol yang ditangkap oleh Turki. Hanya disebutkan bahwa para tersangka itu ditangkap dalam operasi keamanan terkoordinasi di sebanyak 11 provinsi, termasuk Istanbul.

    Kementerian Dalam Negeri Turki dan dinas intelijen MIT mengumumkan serangkaian operasi besar-besaran dalam beberapa pekan terakhir.

    Mereka mengumumkan penahanan lebih dari 200 orang yang diduga terkait dengan kelompok radikal Islamic State (ISIS) dalam dua rangkaian operasi terpisah menjelang perayaan Tahun Baru.

    Diumumkan juga penahanan 34 orang yang dituduh menjadi mata-mata Israel pada Selasa (2/1) waktu setempat.

    Saksikan juga ‘Polisi Turkiye Sulap Mobil Mewah Sitaan jadi Kendaraan Patroli’:

    Sosok Yerlikaya dipandang sebagai sekutu politik dekat dan ambisius dari Presiden Recep Tayyip Erdogan. Dia mengumumkan rentetan penangkapan besar-besaran sejak menjabat Mendagri Turki tahun lalu.

    Dia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri sebagai Wali Kota Istanbul dalam pemilu berisiko tinggi yang dijadwalkan 31 Maret mendatang, dan lebih memilih untuk mempertahankan jabatannya sebagai Mendagri.

    Partai konservatif Islam yang dipimpin Erdogan berharap memenangkan kembali kendali atas tiga kota utama di Turki, yakni Istanbul, Ankara dan Izmir, dari oposisi sekuler dalam pemilu Maret mendatang.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini