Kasus: Narkoba

  • PDIP Sampaikan Terima Kasih ke Warga Jakarta Pramono-Rano Menang Satu Putaran

    PDIP Sampaikan Terima Kasih ke Warga Jakarta Pramono-Rano Menang Satu Putaran

    GELORA.CO – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan terima kasih kepada rakyat Jakarta yang telah memenangkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno. Ia meyakini, Pramono-Rano menang satu putaran pada Pilgub Jakarta 2024.

    “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Jakarta yang di tengah-tengah berbagai upaya untuk menciptakan Pilkada Tidak Satu Putaran. Ternyata Mas Pramono Anung dan Pak Rano Karno berkat hubungan seluruh kompeten masyarakat Jakarta yang relatif memiliki informasi politik yang begitu besar, kesadaran politik yang lebih tinggi, sehingga mampu menjaga bekerjanya nilai-nilai demokrasi, Jakarta menjadi benteng demokrasi,” kata Hasto dalam konferensi pers di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (1/12). 

    Hasto juga mengucapkan terima kasih kepada KPU Jakarta dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta yang telah menunjukkan upaya-upaya mencegah berbagai intervensi. Sebab, ada pihak yang mencoba agar Pilkada dua putaran. 

    “Karena itulah berdasarkan data-data C1 yang telah dikumpulkan, berdasarkan rekapitulasi yang telah dilakukan secara berjenjang, maka berdasarkan laporan dari Badan Saksi Pemilu Nasional, saudara Hendra, menunjukkan bahwa Jakarta dapat dimenangkan satu putaran untuk Mas Pramono Anung dan Pak Rano Karno,” tegas Hasto.

    “Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih atas keteguhan. Kami sangat terharu dan mengapresiasi ketika beberapa ormas secara spontan sukarela ikut mengawal bahkan tidur di lokasi-lokasi penghitungan suara agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” sambungnya.

    Karena itu, Hasto mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga suara rakyat. Ia memastikan, PDIP akan terus percaya kepada nilai-nilai kebaikan di dalam demokrasi.

    ‘Kami tidak menginginkan kapal Indonesia crash karena pihak-pihak yang seharusnya menegakkan hukum, memberantas korupsi, mencegah judi online, mencegah tambang-tambang ilegal, mencegah narkoba yang mematikan masa depan anak-anak muda bangsa. Itu kemudian kehilangan orientasinya karena masuk di dalam kegiatan politik praktis,” ucap Hasto.

    Menurutnya, butuh waktu lama untuk memperbaiki berbagai kerusakan ketika aspek-aspek hukum yang berkeadilan itu ditinggalkan. Karena itu, ia mengajak rakyat tidak tergiur dengan sosok pemimpin bergerak dalam Pilkada oleh bansos.

    “Maka pesan dari Ketua Umum PDIP Perjuangan Ibu Profesor Dr. Megawati Sukarnoputri, kita adalah bangsa besar, kita adalah bangsa yang berjuang. Jangan pernah takut, ketakutan adalah ilusi dan mari kita adatkan kebenaran dalam demokrasi,” pungkas Hasto.

  • Napi di Tangerang Selundupkan Sabu Gunakan Kandang Burung, Digagalkan Polisi

    Napi di Tangerang Selundupkan Sabu Gunakan Kandang Burung, Digagalkan Polisi

    Napi di Tangerang Selundupkan Sabu Gunakan Kandang Burung, Digagalkan Polisi
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com –
    Polres Metro
    Tangerang
    Kota menggagalkan upaya seorang
    narapidana
    berinisial ODP untuk menyelundupkan 130,85
    sabu
    ke dalam Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang.
    Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho menjelaskan bahwa penangkapan ODP bermula dari laporan warga yang mencurigai adanya paket yang diletakan dalam kandang burung.
    “Saat itu Satresnarkoba Polres Metro Tangerang menerima laporan tentang adanya paket mencurigakan dalam sebuah kandang burung yang dikirim seseorang tak dikenal ke Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang,” ujar Zain dalam keterangannya, Minggu (1/12/2024).
    Sabu
    tersebut rupanya akan diedarkan oleh ODP di dalam lapas.
    Pihak kepolisian lantas langsung berkoordinasi dengan pihak lapas.
    Setelah penelurusan, polisi akhirnya menangkap ODP dengan barang bukti dua bungkus plastik klip berisikan sabu.
    Selain itu, polisi juga menyita satu buah kandang burung yang merupakan alat perantara mereka untuk mereka mengedarkan sabu.
    “Akhirnya kami menahan tersangka ODP yang merupakan warga binaan di lapas tersebut untuk kemudian dilakukan pemeriksaan,” kata Zain.
    ODP mengakui ia memesan paket sabu dari seseorang bernama Coki yang saat ini masih dikejar polisi.
    “Ada satu pelaku yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Dia berperan sebagai pemesanan dan memberikannya kepada ODP dengan mengunjungi di ruang kunjungan,” kata Zain.
    Plt Kalapas Pemuda Kelas IIA Tangerang, Riski Burhannudin mengatakan bahwa penyelundupan narkoba itu terbongkar ketika para petugas sedang melaksanakan serah terima tugas jaga P2U
    Kemudian, seorang petugas yang sedang melintas menemukan kandang burung yang diletakan oleh seseorang tak dikenal di area Pos Wasrik di halaman parkir Lapas.
    Setelah diselidiki, pihaknya mengetahui bahwa kandang burung tersebut merupakan pesanan ODP.
    “Saat itu Petugas P2U yang melakukan pemeriksaan juga menemukan barang yang diduga narkotika jenis sabu pada bagian bawah kadang burung tersebut,” ucap Rizki.
    “Karena curiga, akhirnya dilaporkan pada kepada Ka.KPLP dan selanjutnya Ka.KPLP melaporkan penemuan tersebut kepada saya,” sambung dia.
    Atas tindakannya itu, ODP dijerat pasal 114 ayat 2 subsider Pasal 112 Ayat 2 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman maksimal penjara seumur hidup.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Remaja di Cilandak Habisi Nyawa Ayah dan Nenek, Mengaku Dapat Bisikan Misterius Tengah Malam

    Remaja di Cilandak Habisi Nyawa Ayah dan Nenek, Mengaku Dapat Bisikan Misterius Tengah Malam

    Jakarta: Polisi masih mendalami motif di balik aksi tragis yang dilakukan remaja berinisial MAS (14) di Cilandak, Jakarta Selatan. MAS tega membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69), serta melukai ibunya, AP (40), dalam insiden yang terjadi pada Sabtu dini hari 30 November 2024. Dalam interogasi awal, pelaku mengaku mendapatkan bisikan-bisikan yang mengganggu sebelum melakukan perbuatan keji tersebut.

    “Interogasi awalnya dia merasa tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia, meresahkan dia,” ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung kepada wartawan di lokasi kejadian, Sabtu 30 November 2024.
    Polisi Masih Dalami Motif
    Hingga kini, polisi belum dapat memastikan motif sebenarnya di balik pembunuhan tersebut. Gogo menegaskan bahwa tim penyidik masih menggali keterangan dari pelaku untuk mengungkap alasan di balik aksi tersebut.

    “Kami masih dalami, belum bisa mengambil kesimpulan soal motif. Keterangan awal ini masih sangat prematur,” ujarnya.

    Gogo juga menepis dugaan motif dendam yang sempat mencuat. “Nggak (dendam), ini masih kami telusuri lebih jauh,” tambahnya. Belakangan, hasil tes urine pelaku, dinyatakan negatif narkoba.

    Baca juga: 5 Fakta Remaja 14 Tahun di Jaksel Bunuh Ayah dan Nenek

    Kejadian Mengerikan di Tengah Malam
    Tragedi ini terjadi sekitar pukul 01.00 WIB di rumah korban. MAS menyerang ayah, nenek, dan ibunya dengan senjata tajam. Sang ibu, yang mengalami luka serius, berusaha menyelamatkan diri dengan memanjat pagar dan meminta bantuan tetangga.

    MAS akhirnya berhasil diamankan oleh petugas keamanan perumahan saat mencoba melarikan diri. Polisi menemukan pelaku dengan tangan dan pakaian berlumuran darah. Saat ini, MAS tengah diperiksa secara intensif di Mapolres Metro Jakarta Selatan.
    Ceceran Darah di Berbagai Sudut Rumah
    Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan adanya ceceran darah di berbagai area rumah, termasuk tempat tidur korban, tangga, hingga ruang tamu. Bahkan bercak darah ditemukan di luar rumah, di tembok garasi, pagar, hingga jalan depan rumah, tempat sang ibu sempat meminta pertolongan.

    “Darah ditemukan di beberapa lokasi, termasuk di depan rumah tetangga karena ibunya sempat meminta tolong,” jelas Gogo.
    Kondisi Korban
    Dua korban, yakni ayah dan nenek pelaku, meninggal di tempat, sementara sang ibu dalam kondisi kritis akibat luka tusuk. Saat ini, pihak kepolisian bekerja sama dengan saksi dan pihak terkait untuk mengungkap seluruh fakta di balik peristiwa tragis ini.

    Kejadian ini menjadi perhatian publik, mengingat usia pelaku yang masih sangat muda dan motif yang hingga kini belum terungkap. Polisi terus berupaya mencari keadilan bagi para korban dan memahami akar permasalahan yang menyebabkan tragedi ini.

    Jakarta: Polisi masih mendalami motif di balik aksi tragis yang dilakukan remaja berinisial MAS (14) di Cilandak, Jakarta Selatan. MAS tega membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69), serta melukai ibunya, AP (40), dalam insiden yang terjadi pada Sabtu dini hari 30 November 2024. Dalam interogasi awal, pelaku mengaku mendapatkan bisikan-bisikan yang mengganggu sebelum melakukan perbuatan keji tersebut.
     
    “Interogasi awalnya dia merasa tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia, meresahkan dia,” ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung kepada wartawan di lokasi kejadian, Sabtu 30 November 2024.

    Polisi Masih Dalami Motif

    Hingga kini, polisi belum dapat memastikan motif sebenarnya di balik pembunuhan tersebut. Gogo menegaskan bahwa tim penyidik masih menggali keterangan dari pelaku untuk mengungkap alasan di balik aksi tersebut.
     
    “Kami masih dalami, belum bisa mengambil kesimpulan soal motif. Keterangan awal ini masih sangat prematur,” ujarnya.
    Gogo juga menepis dugaan motif dendam yang sempat mencuat. “Nggak (dendam), ini masih kami telusuri lebih jauh,” tambahnya. Belakangan, hasil tes urine pelaku, dinyatakan negatif narkoba.
     
    Baca juga: 5 Fakta Remaja 14 Tahun di Jaksel Bunuh Ayah dan Nenek

    Kejadian Mengerikan di Tengah Malam

    Tragedi ini terjadi sekitar pukul 01.00 WIB di rumah korban. MAS menyerang ayah, nenek, dan ibunya dengan senjata tajam. Sang ibu, yang mengalami luka serius, berusaha menyelamatkan diri dengan memanjat pagar dan meminta bantuan tetangga.
     
    MAS akhirnya berhasil diamankan oleh petugas keamanan perumahan saat mencoba melarikan diri. Polisi menemukan pelaku dengan tangan dan pakaian berlumuran darah. Saat ini, MAS tengah diperiksa secara intensif di Mapolres Metro Jakarta Selatan.

    Ceceran Darah di Berbagai Sudut Rumah

    Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan adanya ceceran darah di berbagai area rumah, termasuk tempat tidur korban, tangga, hingga ruang tamu. Bahkan bercak darah ditemukan di luar rumah, di tembok garasi, pagar, hingga jalan depan rumah, tempat sang ibu sempat meminta pertolongan.
     
    “Darah ditemukan di beberapa lokasi, termasuk di depan rumah tetangga karena ibunya sempat meminta tolong,” jelas Gogo.

    Kondisi Korban

    Dua korban, yakni ayah dan nenek pelaku, meninggal di tempat, sementara sang ibu dalam kondisi kritis akibat luka tusuk. Saat ini, pihak kepolisian bekerja sama dengan saksi dan pihak terkait untuk mengungkap seluruh fakta di balik peristiwa tragis ini.
     
    Kejadian ini menjadi perhatian publik, mengingat usia pelaku yang masih sangat muda dan motif yang hingga kini belum terungkap. Polisi terus berupaya mencari keadilan bagi para korban dan memahami akar permasalahan yang menyebabkan tragedi ini.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Mengenali Gejala Awal Skizofrenia dan Kaitannya dengan Perilaku Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Jakarta

    Mengenali Gejala Awal Skizofrenia dan Kaitannya dengan Perilaku Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Jakarta

    Jakarta, Beritasatu.com – Publik dikejutkan oleh peristiwa tragis di sebuah kawasan perumahan Jakarta Selatan. Seorang remaja berusia 14 tahun berinisial MAS tega menghabisi nyawa ayah dan neneknya. Meskipun motif pasti belum terungkap, informasi dari kerabat dekat mengungkapkan bahwa remaja tersebut diduga hidup dalam tekanan berat.

    Namun, perilaku yang ditunjukkan anak tersebut menyerupai ciri-ciri skizofrenia. Apa itu skizofrenia, dan bagaimana mengenali gejalanya? Berikut ulasannya.

    Apa Itu Skizofrenia?
    Skizofrenia merupakan gangguan mental serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Penderita skizofrenia mengalami psikosis, yang membuat mereka sulit membedakan kenyataan dari delusi atau halusinasi.

    Dalam istilah awam, kondisi ini sering dikaitkan dengan istilah “gila,” meskipun stigma tersebut tidak sepenuhnya tepat.

    Gejala skizofrenia bervariasi tergantung usia penderita, dan sering kali berkembang secara bertahap.

    Tanda-Tanda Awal Skizofrenia Berdasarkan Tahap Usia

    1. Anak-anak
    Pada anak-anak, gejala sering kali terkait dengan keterlambatan perkembangan, seperti gangguan motorik, yakni terlambat berjalan hingga usia 18 bulan, kesulitan komunikasi karena tidak mampu menyusun kalimat hingga usia 36 bulan, dan gangguan sosial karena tidak menggunakan gerak tubuh atau ekspresi wajah saat berkomunikasi.

    2. Remaja
    Remaja menunjukkan perubahan perilaku yang menjadi tanda awal skizofrenia. Anak bunuh ayah dan nenek memang menunjukkan beberapa tanda skizofrenia. Namun, lebih lengkap, gejala itu, seperti kesulitan berkonsentrasi, penurunan kemampuan belajar, menarik diri dari lingkungan sosial, depresi dan kehilangan minat pada hobi, agresivitas atau niat melukai orang lain, pikiran untuk bunuh diri, perilaku aneh, termasuk mencuri untuk kesenangan pribadi.

    3. Dewasa Awal
    Gejala biasanya berkembang lebih kompleks pada masa ini, meliputi rasa cemas berlebihan, kesulitan berpikir jernih atau membuat keputusan, kehilangan energi atau merasa lemas, kurang percaya diri, dan sulit berinteraksi dengan orang lain.

    4. Lansia (usia 45 tahun ke atas)
    Pada tahap ini, gejala cenderung memburuk dan lebih sulit dikendalikan, seperti depresi berat dan isolasi sosial, tidak menjaga kebersihan diri, halusinasi intens dan ketidakmampuan membedakan kenyataan, gangguan tidur kronis, pikiran yang kacau, dan sulit dipahami.

    Pentingnya Diagnosis dan Penanganan Dini

    Jika gejala awal skizofrenia tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memburuk. Penderita mungkin menunjukkan perilaku berisiko seperti menyakiti diri sendiri, menggunakan narkoba, atau melakukan tindakan agresif.

    Hingga kini, belum ada metode pencegahan yang pasti untuk skizofrenia. Namun, deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat membantu penderita menjalani kehidupan lebih baik dan mengurangi risiko komplikasi.

    Pada kasus anak bunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, disebut ada gejala mirip skizofrenia, yakni rasa cemas dan resah yang berlebihan. 

  • Saat Remaja 14 Tahun Tega Menikam Ayah, Ibu, dan Neneknya….

    Saat Remaja 14 Tahun Tega Menikam Ayah, Ibu, dan Neneknya….

    Saat Remaja 14 Tahun Tega Menikam Ayah, Ibu, dan Neneknya….
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Warga Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, dibuat gempar dengan kasus pembunuhan terhadap APW (40 tahun) dan RM (69) pada Sabtu (30/11/2024) dini hari.
    Sebab, pelaku pembunuhan itu tidak lain adalah seorang remaja berusia 14 tahun berinisial MAS. APW dan RM adalah ayah dan nenek MAS.
    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Golesung menyebutkan, berdasarkan hasil pemeriksaan awal, MAS mengaku mendapat bisikian hingga nekat menikam ayah dan neneknya hingga tewas.
    “Ya, interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia lah, meresahkan dia seperti itu,” ujar Gogo Golesung seusai olah TKP di kediaman korban di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
    Tidak lama berselang, MAS kemudian menusuk ayah dan neneknya. Tidak hanya sekali, di tubuh APW dan RM terdapat beberapa luka tusukan oleh pisau yang digunakan oleh MAS.
    Ketika polisi datang ke tempat kejadian perkara (TKP), jasad APW dan RM terkapar di lantai dasar rumah mereka dengan bersimbah darah.
    Tidak hanya ayah dan neneknya, MAS juga menikam ibu kandungnya, AP (40) dalam kejadian mencekam itu.
    Beruntung, sang ibu berhasil selamat usai melompat dari pagar rumahnya di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
    “Ibunya keluar dari rumah, loncat pagar, manjat,” kata salah seorang pengurus RW 8 Lebak Bulus, Irwan, saat ditemui di lokasi, Sabtu.
    MAS bahkan disebut sempat mengejar ibunya yang telah berceceran darah dengan turut membawa pisau yang dia gunakan untuk menikam ayah, ibu, dan neneknya itu.
    Tak berhasil mengejar ibunya, MAS pun membuang pisau yang dia bawa di tengah jalan.
    “Anaknya ngejar, tapi mungkin karena darahnya (berceceran), dikira udah meninggal,” tambah Iwan.
    MAS lantas berusaha melarikan diri ke jalan raya di depan kompleks Perumahan Taman Bona Indah.
    Melihat MAS kabur, petugas keamanan yang sedang berjaga di perumahan tersebut segera mengejar pelaku menggunakan sepeda motor dan menangkapnya.
    “Ada anggota saya langsung mengejar pakai motor ke jalan raya sebelum sampai lampu merah ketangkapnya di situ,” ujar Kepala Sekuriti RW 06 Lebak Bulus Sulaiman, Sabtu (30/11/2024).
    Kini MAS telah ditangkap oleh pihak kepolisian Polsek Cilandak dan sang ibu mesti menjalani perawatan di RS Fatmawati akibat luka parah di bagian pipi, punggung, dan lengan yang tega diberikan oleh anak kandungnya.
    Pelaku negatif narkoba dan diperiksa kejiwaannya
    Setelah ditangkap, MAS menjalani tes urine untuk mengetahui dugaan konsumsi narkoba mengingat MAS mengaku mendapat bisikian sebelum membunuh.
    Berdasarkan hasil tes urine, MAS dinyatakan negatif narkoba.
    “(Hasil) tes urine negatif,” kata Gogo Golesung di TKP, Sabtu.
    Dalam pemeriksaan kasus ini, penyidik turut menggandeng Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Indonesia untuk mendalami kejiwaan pelaku yang masih berusia di bawah umur.
    “Ya, saat ini kami sedang menggandeng Apsifor, untuk melakukan pendalaman motif, karena bagaimanapun anak harus didampingi, diambil keterangan seperti itu,” ujar Gogo.
    Dalam interogasi sementara, MAS mengaku mendapatkan bisikan ketika sebelum membunuh ayah dan neneknya. Akan tetapi, pihak kepolisian masih berusaha mendalami pengakuan tersebut.
    Pihak kepolisian juga belum dapat memastikan apakah pembunuhan tersebut berkaitan dengan dendam MAS kepada orang tuanya.
    “Ini masih kita dalami, kita belum bisa ngambil kesimpulan kalau untuk motif,” jelas dia.
    Sementara itu, menurut kesaksian tetangga, MAS dikenal sebagai sosok yang pendiam dan sopan.
    Anak tunggal pasangan APW dan AP itu juga disebut rajin untuk beribadah ke masjid di kompleks perumahan mereka
    Karena kepribadian inilah, para tetangga sangat terkejut saat tahu MAS tega membunuh ayah dan neneknya yang telah merawatnya sejak kecil.
    “Kami syok kok kejadianya seperti itu,” ujar RS, salah satu tetangga.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5 Daftar Pembunuhan karena Bisikan Gaib, Pelaku dari Dokter hingga Polisi

    5 Daftar Pembunuhan karena Bisikan Gaib, Pelaku dari Dokter hingga Polisi

    Jakarta, Beritasatu.com – Kasus pembunuhan karena bisikan gaib kembali terjadi di Indonesia. Kali ini kasus pembunuhan karena bisikan gaib terjadi di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024), yang dilakukan anak remaja terhadap ayah dan neneknya. Kasus pembunuhan karena bisikan gaib kerap terjadi di Tanah Air. Pelakunya juga beragam dari polisi, dokter, pengusaha, hingga remaja.

    Bahkan, sebagian besar pembunuhan karena bisikan gaib ini terjadi dalam satu keluarga, seperti yang terjadi di Lebak Bulus. Remaja berusia 14 tahun itu mengaku membunuh ayah dan neneknya karena tidak bisa tidur dan kerap mendapatkan bisikan gaib.

    Sementara, pada 2017 polisi di di Kalimantan Barat, juga tercatat pernah memutilasi kedua anaknya karena mendapat bisikan gaib berupa perintah Tuhan. Masih pada 2017, dokter di Jakarta Timur juga nekat menembak sang istri hingga tewas menggunakan senjata api. Dokter itu mengaku menembak istrinya karena ada bisikan gaib.

    Berikut 5 daftar pembunuhan karena bisikan gaib di Indonesia:

    1. Dokter Tembak Istri karena Ada Bisikan Gaib
    Pada 2017, seorang dokter bernama Helmi menembak sang istri bernama Letty. Letty yang juga dokter itu harus meregang nyawa karena ditembak sang suami karena bisikan gaib.

    Helmi mengaku menembak istrinya dengan pistol karena mendapat bisikan gaib untuk menghabisi nyawa Letty.

    “Diperintah, diperintah,” ucap Helmi di Polda Metro Jaya ketika itu.

    Selain itu, Helmi mengaku ingin mengejar jiwa istrinya yang disebut pindah ke tubuh lain.

    “Semua yang mati pasti pindah ke tubuh yang lain,” ucap Helmi.

    2. Polisi Mutilasi Dua Anak karena Diperintah Tuhan
    Pada 2027, seorang polisi dengan pangkat brigadir tega membunuh kedua anaknya, yang berusia lima dan tiga tahun saat tertidur lelap. Polisi bernama Petrus Bakus itu mengaku mendapat perintah dari Tuhan untuk memutilasi kedua anaknya.

    Kapolda Kalbar Brigadir Jenderal Polisi Arief Sulistyanto mengatakan, kondisi pelaku dalam keadaan sehat ketika melakukan perbuatannya. Ia juga megnaku mendapat bisikan dan perintah dari Tuhan.

    “Dia anggap perbuatannya karena perintah Tuhan dan mendapat bisikan gaib untuk lakukan hal itu. Jadi dia sadar dan tidak menyesal. Ia juga sebut anaknya ikhlas dan tenang saat dibunuh,” ucapnya.

    3. Anak Bunuh Ibu dan Istri karena Mendapat Bisikan Halus
    Pada 2017 di Cirebon juga terjadi pembunuhan karena bisikan gaib. Pembunuhan ini dilakukan oleh seorang anak terhadap ibu dan istrinya dengan menggunakan pisau.

    Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cirebon AKP Reza Arifia mengatakan, saat ditanyai, pelaku cenderung diam dan tidak menjawab pertanyaan penyidik. Dia menduga pelaku tengah depresi berat dan mengalami gangguan psikis.

    “Katanya mendapatkan bisikan halus untuk menumpahkan darah,” ucapnya.

    4. Mantan Anak Buah Bunuh Bos karena Bisikan Gaib
    Fredi membunuh mantan bosnya Nurcholis di Tegal karena sering diganggu dan mendapat bisikan gaib. Fredi sempat buron selama dua hari. Dia ditangkap polisi saat melintas di wilayah Kecamatan Tarub, Tegal. Polisi menyebut saat itu Fredi hendak kabur ke Batang.

    Kapolres Tegal AKBP Andi M Indra Waspada Amirullah mengatakan, pelaku melakukan pembunuhan berencana karena sebelumnya sudah beberapa kali mendatangi rumah korban. Pelaku juga memesan pisau lewat penjualan online seharga Rp 285.000.

    Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengaku korban merupakan mantan bos karena pernah bekerja di tempat pemotongan ayam milik Nurcholis. Selama bekerja di sana, pelaku mengaku sering diganggu bisikan gaib.

    “Pelaku pernah jadi karyawan di pemotongan ayam milik korban. Selama kerja mengaku sering diganggu bisikan gaib sehingga dia marah dan membunuhnya,” ungkap Andi.

    5. Remaja Bunuh Ayah dan Kakek karena Bisikan Gaib
    Seorang remaja berusia 14 tahun di Jakarta membunuh ayah dan neneknya karena mendapat bisikan gaib. Remaja dengan inisial MAS ini mengaku tidak bisa tidur dan kerap mendapat bisikan gaib.

    “Ya, interogasi awalnya dia merasa tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki, sehingga meresahkan dia. Kami masih dalami, belum bisa mengambil kesimpulan,” ujar Gogo di lokasi pembunuhan di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).

    Meskipun mengaku melakukan pembunuhan karena bisikan gaib, tetapi polisi tak percaya begitu saja dan melakukan tes urine untuk mengetahui dugaan narkoba.

  • Pilu, Siswa SMK Korban Penembakan Polisi di Semarang Datang ke Mimpi Sang Ayah Setiap Hari

    Pilu, Siswa SMK Korban Penembakan Polisi di Semarang Datang ke Mimpi Sang Ayah Setiap Hari

    GELORA.CO  – Andi Prabowo ayah dari GRO, siswa SMK di Semarang yang tewas ditembak polisi ngaku kerap didatangi sang anak dalam mimpinya.

    Bukan hanya satu kali sang anak hadir di mimpinya, melainkan hampir setiap hari. 

    Diketahui sepekan sudah kasus penembakan yang menewaskan GRO berlalu  namun keluarga masih memendam kesedihan.

    Terlebih baru-baru ini, Jumat (29/11/2024) dilakukan proses ekshumasi di TPU Bangunsari, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen untuk mengungkap kematian GRO.

     

    Setiap Hari, GRO Datang ke Mimpi Sang Ayah

    Bude GRO, Diah Pitasari menceritakan ayah GRO, Andi Prabowo setiap hari didatangi sang putra dalam mimpinya.

    “Kata ayahnya itu Gamma tiap hari datang (ke mimpi), mungkin karena peluru masih di dalam tubuhnya Gamma,” ujarnya kepada TribunSolo.com, Jumat (29/11/2024).

    Ia menambahkan saat jenazah GRO berada di RS Kariadi, pihak keluarga mendengar bahwa peluru masih bersaran di dalam tubuh GRO.

    “Pas di Kariadi memang infonya peluru masih di tubuhnya Gama, ini sekalian dikeluarkan, kasihan Gamma,” ungkapnya.

    Baca juga: Kasus Polisi Tembak Siswa SMK, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar Sudah Ditandai Komisi III

    Ditemui setelah proses ekshumasi, Kabiddokkes Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Agustinus mengatakan terkait keberadaan peluru pada jenazah GRO, pihaknya meminta untuk menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan tim dokter forensik.

    “Besok, hasilnya kita serahkan ke penyidik, dan saya juga belum dapat laporan hasil dari para dokter spesialis forensik yang terlibat,” ungkapnya. 

     

    Proses Bongkar Makam Siswa SMK Korban Penembakan Berlangsung 2 Jam

    Proses ekshumasi dilakukan pada Jumat (29/11/2024) yang dimulai pada pukul 13.10 WIB.

    Kemudian, proses ekshumasi selesai dilakukan pukul 16.15 WIB, dan jenazah GRO kembali dikebumikan.

    Sebelumnya, petugas membongkar terlebih dahulu nisan yang didirikan diatas makam GRO.

    Kemudian, makam digali dan jenazah diangkat ke permukaan untuk diperiksa oleh tim dokter forensik.

    Setelah pemeriksaan selesai, jenazah GRO kembali dikebumikan.

    Kabiddokkes Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Agustinus mengatakan ada 5 dokter forensik yang ditugaskan untuk proses ekshumasi kali ini.

    “Kita ada satu dokter forensik utama, yaitu Dokter Istikomah, kemudian berkolaborasi dengan dokter forensik Undip Semarang, UNS Solo, sama Unisula,” katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (29/11/2024).

    Ekshumasi sedikit memakan waktu lebih lama, karena harus dilakukan pembongkaran nisan terlebih dahulu.

    Agustinus menyebut tidak ada kesulitan saat proses pemeriksaan jenazah, meski telah dikubur salam sepekan.

     

    Kasus Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang

    Sekadar informasi siswa SMK berinisial GRO tewas ditembak oknum polisi dari Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin (Aipda RZ) di Jalan Candi Penataran Raya, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang pada Minggu (24/11/2024).

    Saat ini Aipda RZ terjerat etik dan pidana dalam kasus penembakan yang menewaskan GRO.

    Jerat pidana terhadap Aipda RZ kini sedang diselidiki kepolisian setelah keluarga almarhum GRO melaporkan Aipda Robig atas kasus pembunuhan dan penganiayaan ke Polda Jateng, Selasa (26/11/2024).

    Aipda RZ juga telah ditahan di ruang tahanan Polda Jateng untuk dilakukan pemeriksaan.

    “Kami sudah menindaklanjuti laporan itu lalu segera dilakukan penyelidikan oleh pihak penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng,” kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto, Kamis (28/11/2024) siang.

    Aipda RZ diproses pula terkait pelanggaran kode etik kepolisian dan akan segera dilakukan sidang.

    “Ada dua yang akan dilakukan pemeriksaan Aipda R yaitu kasus kode etik kepolisian dan proses kasus hukum atau tindak pidananya,” ucap Artanto.

    Terkait sidang etik, kata Artanto, bakal dilakukan secepatnya karena kasus ini menjadi atensi berbagai pihak.

    Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jateng tengah melakukan proses pemberkasan sidang. 

    “Nanti ankum (atasan hukum) dari Polrestabes Semarang,” ujar dia.

    Sebaliknya, dalam kasus pidana status Aipda RZ masih terperiksa.

    “Iya masih berjalan tapi statusnya naik dari penyelidikan ke penyidikan,” ucapnya.

    Terpisah, Direktur Reserse Krimininal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Tengah Kombes Dwi Subagio mengungkapkan pembongkaran makam dilakukan sebagai alat bukti polisi menjerat Aipda RZ.

    “Iya kami akan ekshumasi (bongkar makam) korban (GRO) secepatnya, malam ini lagi proses,” kata Kombes Dwi di Mapolda Jateng, Kamis (28/11/2024).

    Kata Dwi, pihaknya telah memeriksa tiga saksi. 

    Kasus ini kemudian naik status dari penyelidikan ke penyidikan.

    “Belum tersangka, kan nunggu autopsi, tapi sebelum autopsi eskhumasi,” terangnya.

    Proses ekshumasi dilakukan polisi di daerah Sragen.

    Dwi menyebut, keluarga telah menyetujui proses ini

  • Terpopuler: Mensos Saifullah Yusuf Tanggapi Polemik Donasi Agus Salim hingga Warganet Tagih Rp 10 Juta untuk Kecurangan Rido

    Terpopuler: Mensos Saifullah Yusuf Tanggapi Polemik Donasi Agus Salim hingga Warganet Tagih Rp 10 Juta untuk Kecurangan Rido

    Jakarta, Beritasatu.com – Sejumlah pemberitaan menarik perhatian pembaca pada Sabtu (30/11/2024). Berita Menteri Sosial Saifullah Yusuf yang angkat bicara terkait polemik donasi Agus Salim dan Pratiwi Noviyanthi (Teh Novi) menjadi perbincangan hangat pembaca Beritasatu.com.

    Berita lainnya yang masuk kategori terpopuler, yakni warganet yang ramai-ramai menagih uang Rp 10 juta yang dijanjikan Ridwan Kamil (RK)-Suswono terkait kecurangan Pilgub Jakarta 2024, Teh Novi yang mempersilakan apabila Kementerian Sosial (Kemensos) mengambil alih dana donasi Agus Salim, Jusuf Kalla yang menanggapi barter terpidana mati Filipina Mary Jane, hingga kereta api komuter tujuan Surabaya di jalur Blitar-Malang terganggu akibat banjir.

    Berikut top 5 news atau lima berita terpopuler Beritasatu.com.

    1. Menteri Sosial Saifullah Yusuf: Uang Donasi Dipakai Bukan untuk Berobat, Donatur Bisa Tempuh ke Jalur Hukum
    Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan, agar masyarakat jangan bermain soal uang donasi yang dikirimkan oleh donatur. Saifullah Yusuf menyebut, apabila uang donasi disalahgunakan maka donatur bisa menempuh lewat jalur hukum.

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjelaskan terkait adanya uang donasi yang dikirimkan dari masyarakat yang memiliki kategori keuangan yang mampu.

    Ungkapan dari menteri sosial itu muncul setelah ramai polemik Agus Salim dengan Pratiwi Noviyanthi yang hingga kini belum menemukan titik terang.

    2. Jadi Bumerang RK-Suswono, Warganet Ramai Kirim Bukti Kecurangan Rido di Pilgub Jakarta dan Tagih Rp 10 Juta
    Ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil (RK)-Suswono (Rido), Ahmad Riza Patria, membuka sayembara berhadiah Rp 10 juta bagi masyarakat yang menemukan adanya kecurangan dalam Pilgub Jakarta 2024.

    Riza Patria meminta masyarakat mengambil foto dan video apabila menemukan adanya kecurangan, misalnya kecurangan money politic atau penyebaran sembako pada masa tenang atau menjelang pencoblosan Pilgub Jakarta 2024.

    Sayembara tersebut justru menjadi bumerang. Seusai sayembara berhadiah Rp 10 juta ini diumumkan, warganet kini beramai-ramai melaporkan kecurangan yang justru dilakukan kubu RK-Suswono dan menagih uang Rp 10 juta yang dijanjikan.

    3. Lelah Berpolemik, Teh Novi Persilakan Donasi Agus Salim Diambil Alih Kemensos
    Pengiat sosial Pratiwi Noviyanthi yang akrab disapa Teh Novi mempersilakan apabila Kementerian Sosial (Kemensos) mengambil alih dana donasi sebesar Rp 1,3 miliar yang sebelumnya diperuntukkan bagi Agus Salim, korban penyiraman air keras oleh karyawannya. Teh Novi merasa sudah lelah dengan polemik yang terus terjadi.

    “Yang pasti aku tinggal menunggu saja keputusannya seperti apa. Kalau misalnya nanti (uang donasi) mau diambil pengadilan, diambil Kemensos, atau siapa pun silakan, karena aku sudah lelah berpolemik,” ungkap Teh Novi, dikutip dari channel YouTube, Minggu (1/12/2024).

    Sebagai pemilik Yayasan Rumah Peduli Kemanusiaan, Teh Novi memastikan bahwa dana donasi untuk Agus Salim masih tersimpan utuh di rekening yayasan dan tidak pernah digunakan untuk kepentingan pribadi.

    4. Jusuf Kalla Sebut Perpindahan Terpidana Mati Narkoba Mary Jane ke Filipina Barter
    Mantan wakil Presiden Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla menegaskan, pemindahan narapidana warga negara asing ke negara asalnya merupakan hal yang lazim dalam hubungan antarnegara.

    Namun, ia mengingatkan, narapidana tersebut tetap harus menjalani hukuman sesuai dengan sistem hukum di negara asalnya.

    Pernyataan ini disampaikan Jusuf Kalla seusai menjadi pembicara dalam sebuah seminar nasional di Universitas Gadjah Mada, Sleman, Yogyakarta, pada Kamis (29/11/2024).

    5. KA Tujuan Surabaya Terhenti Berjam-jam di Stasiun Kesamben Akibat Longsor dan Banjir
    Perjalanan kereta api komuter tujuan Surabaya di jalur Blitar-Malang terganggu akibat banjir, dan memaksa kereta berhenti lama di Stasiun Kesamben, Kabupaten Blitar. Insiden ini menyebabkan para penumpang tertahan selama berjam-jam.

    “Saya mau ke Malang, tetapi dapat informasi ada banjir di jalur kereta, jadi keretanya berhenti di sini,” kata Febry Hermawan, salah satu penumpang KA Penataran saat ditemui di Stasiun Kesamben, Sabtu (30/11/2024).

    Febry menjelaskan, kereta berhenti sejak selepas waktu magrib. Hingga pukul 20.00 WIB, perjalanan belum dilanjutkan.

  • Kapolda Lampung: Pilkada 2024 Aman dan Damai, Apresiasi Untuk Paslon dan Jajaran Kepolisian

    Kapolda Lampung: Pilkada 2024 Aman dan Damai, Apresiasi Untuk Paslon dan Jajaran Kepolisian

    Liputan6.com, Jakarta Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika, memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh pasangan calon (Paslon) yang berpartisipasi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Provinsi Lampung.  

    Pada Sabtu, 30 November 2024, Kapolda mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pelaksanaan pilkada yang berjalan dengan aman, damai, dan tertib.

    “Pilkada kali ini menunjukkan kedewasaan politik dari semua pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada Paslon yang telah menjalankan kontestasi ini dengan penuh tanggung jawab,” kata Kapolda.

    Irjen Pol Helmy Santika juga memberikan penghargaan khusus kepada Paslon yang meraih kemenangan berdasarkan hasil hitung cepat (quick count). 

    Ia mengapresiasi sikap bijak yang ditunjukkan oleh para pemenang, yang memilih untuk tidak melakukan euforia berlebihan. 

    Sebaliknya, mereka justru memberikan contoh edukasi politik yang baik dengan mendatangi kontestan yang kalah, saling menghargai dan mempererat silaturahmi.

    “Ini adalah contoh politik yang sejuk dan matang. Kemenangan bukan hanya tentang hasil, tetapi bagaimana kita menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, saling menghormati, dan menjaga kerukunan,” tambah Kapolda.

    Tak hanya itu, Kapolda juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran kepolisian Lampung yang berhasil mengamankan Berbagai Tahapan Pemilukada di Lampung, hingga mampu mengungkap sejumlah kasus besar, di antaranya perjudian online dan peredaran narkoba. 

    Keberhasilan ini, kata Kapolda, merupakan langkah konkret untuk mendukung program Presiden Prabowo Subianto dalam menjaga stabilitas keamanan selama Pilkada serta upaya yang tegas untuk memberantas kejahatan dan menjaga ketertiban masyarakat.

    “Upaya pemberantasan tindak kriminal ini sesuai dengan cita-cita Presiden Prabowo Subianto, yang mengedepankan keamanan dan ketertiban di seluruh Indonesia. Kami akan terus berkomitmen untuk menjaga Lampung agar tetap aman dan kondusif,” jelas Kapolda.

    Kapolda berharap, keberhasilan dalam penyelenggaraan Pilkada 2024 dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya dalam menciptakan suasana yang kondusif dan demokratis. 

    Ia juga mengingatkan pentingnya peran seluruh elemen masyarakat dalam mendukung proses demokrasi yang sehat dan damai.

  • Hasil Tes Urine ABG Pembunuh Ayah-Nenek di Jaksel: Negatif Narkoba

    Hasil Tes Urine ABG Pembunuh Ayah-Nenek di Jaksel: Negatif Narkoba

    Jakarta

    Polres Metro Jakarta Selatan melakukan tes urine kepada remaja berinisial MAS (14) yang membunuh ayah dan neneknya di Cilandak, Jakarta Selatan. Polisi menyatakan hasil tes urine MAS negatif alkohol maupun narkoba.

    “Tes urine negatif (alkohol/narkoba),” ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung di lokasi kejadian, Sabtu (30/11/2024).

    Saat ini, MAS diamankan di Polres Metro Jakarta Selatan. Hasil interogasi awal, ia mengaku membunuh para korban karena ‘bisikan meresahkan’.

    “Ya, interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia lah, meresahkan dia, seperti itu,” ucap Gogo.

    Meski demikian, polisi masih mendalami keterangan MAS. Polisi akan melakukan pemeriksaan kejiwaan MAS untuk menggali motif sesungguhnya.

    “Ya, saat ini kami sedang menggandeng Apsifor (Asosiasi Psikolog Forensik) ya, untuk melakukan pendalaman motif ya, karena bagaimanapun anak harus didampingi ya, diambil keterangan seperti itu,” jelasnya.

    “Setelah mendengar Saksi Agus melaporkan terjadinya pembunuhan melalui HT, lalu Saksi Tomih melihat pelaku saat itu awalnya berjalan kaki dengan cepat di taman perumahan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, kepada detikcom, Sabtu (30/11/2024).

    Saksi Agus kemudian memanggil pelaku. Namun pelaku malah berlari.
    “Saksi Agus memanggil pelaku dan tiba-tiba pelaku berlari ke arah lampu merah Karang Tengah,” katanya.

    “Kemudian Saksi Tomih bersama Saksi Guntur langsung menangkap pelaku yang saat itu pada bagian tangan kanan dan tangan kirinya serta pakaian pelaku terlihat berlumur darah,” imbuhnya.

    MAS saat itu diamankan di pos sekuriti. Petugas sekuriti kemudian menghubungi Polsek Cilandak yang langsung meluncur ke lokasi dan mengamankan pelaku.

    Ayah dan Nenek Tewas, Ibu Terluka

    Ade Ary mengatakan korban ayah dan nenek tewas dalam insiden ini. Sementara itu, korban ibu mengalami luka berat akibat penusukan tersebut.

    “Korban perempuan inisial RM (69) dan laki-laki inisial APW (40) meninggal dunia, sementara korban inisial AP (40) mengalami luka,” imbuh Ade Ary.

    Ade Ary menjelaskan para korban adalah nenek, ayah, dan ibu dari pelaku berinisial MAS. Korban ibu mengalami luka berat akibat penusukan tersebut.

    “Korban ibu dibawa ke RS Fatmawati,” tuturnya.

    (azh/azh)