Kasus: Narkoba

  • Polisi Pemalak DWP Itu Kini “Go International”…

    Polisi Pemalak DWP Itu Kini “Go International”…

    Polisi Pemalak DWP Itu Kini “Go International”…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengumumkan pihaknya telah mengamankan 18 personel terkait kasus dugaan pemerasan terhadap sejumlah penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 asal Malaysia.
    “Polri telah menindaklanjuti informasi tersebut dengan mengamankan terduga oknum yang bertugas pada saat itu. Jumlah terduga oknum personel yang diamankan sebanyak 18 personel,” ungkap Trunoyudo dalam keterangannya, Jumat (20/12/2024).
    Ke-18 anggota itu terdiri dari personel Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Kemayoran.
    Sejauh ini, Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri tengah memeriksa ke-18 anggota tersebut. Belum ada informasi lebih lanjut mengenai duduk perkara kasus.
    Hanya saja, Trunoyudo mengaku, Polri tidak akan menoleransi pelanggaran tersebut.
    “Kami memastikan tidak ada tempat bagi oknum yang mencoreng institusi. Investigasi telah kami lakukan secara profesional, transparan, dan tuntas. Kami telah melakukan pengamanan terhadap para terduga oknum yang dimaksud,” pungkas dia.
    Dugaan pemerasan itu turut disoroti Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Komisioner Kompolnas Muhammad Choirul Anam mengatakan, ada pelanggaran dalam dugaan pemerasan itu.
    “Kalau ditanya ini ada pelanggaran atau tidak, ya pastinya ada pelanggaran. Bahkan, sudah diproses oleh Propam Mabes maupun Propam Polda Metro Jaya dengan adanya 18 orang ini,” kata Anam kepada
    Kompas.com,
    Minggu (22/12/2024).
    Usai penangkapan terhadap ke-18 polisi ini, Kompolnas mengharapkan Divisi Propam Polri memberikan sanksi tegas terhadap mereka.
    “Kami juga meminta kepada Propam untuk menjelaskan duduk perkara sehingga tidak simpang simpang siur problem-problem yang ada,” ucap dia.
    Terpisah, pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto menilai, ke-18 polisi yang yang kini tengah menjalani pemeriksaan terkait dugaan pemerasan terhadap sejumlah penonton DWP harus mendapat sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) jika terbukti.
    Bukan hanya itu, mereka juga harus diseret ke ranah hukum pidana dengan persangkaan Pasal 12 huruf e Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001.
    “Sanksi etik dan disiplin berupa demosi saja tak cukup, harusnya kepolisian memberi sanksi PTDH dan memproses pidana pungli dalam Undang-undang Anti Korupsi yang diancam hukuman 9 tahun (penjara),” ucap Bambang saat dihubungi
    Kompas.com
    , Senin (23/12/2024).
    Menurut Bambang, sanksi sedang atau ringan tidak akan membuat pelaku jera dan mungkin berbuat hal serupa di kemudian hari.
    Selain itu, Bambang juga menilai, Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Donald Parlaungan Simanjuntak harus turut diperiksa terkait dugaan pemerasan terhadap sejumlah penonton
    DWP 2024
    .
    Hal ini karena ia merupakan atasan dari 18 polisi yang diduga terlibat kasus ini.
    “Apakah ada keterlibatan Dirresnarkoba atau tidak? Perlu penyelidikan lebih dalam dan transparansi,” ujar Bambang. 
    Bukan hanya Donald, Divisi Propam Polri juga diminta memeriksa masing-masing pimpinan kesatuan.
    “Baik yang ada di lapangan maupun secara struktur. Karena, itu melibatkan banyak polres. Kasat Narkoba masing-masing Polrestro, dan Dirresnarkoba Polda juga harus diperiksa,” ujar dia.
    “18 orang itu tidak bisa disebut oknum lagi, tapi kelompok. Dan lazimnya, sebuah kelompok pasti ada yang memimpin,” ujar dia.
    Kasus dugaan polisi memeras penonton DWP 2024 dinilai tidak hanya merusak citra institusi Bhayangkara, tetapi juga mencoreng nama Indonesia di kancah internasional.
    Pasalnya, DWP merupakan festival
    electronic dance music
    (EDM) terbesar di Asia Tenggara dan korban disebut kebanyakan berasal dari Malaysia.
    Menurut Bambang, citra Indonesia di sektor pariwisata, khususnya dalam bidang Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) bakal semakin terpuruk akibat ulah sejumlah anggota kepolisian itu.
    Akibatnya, negara bisa merugi karena kehilangan kepercayaan dari negara tetangga.
    “Wisata MICE termasuk event hiburan maupun olahraga Indonesia yang sudah kalah jauh dibanding negara tetangga, Singapura, Malaysia dan Thailand, akan semakin terpuruk dengan perilaku oknum polisi tersebut,” kata Bambang.
    Menurut Bambang, insiden ini merusak promosi pariwisata Indonesia yang telah menelan anggaran besar. Sementara, para pelaku hanya mengejar kepentingan individu dan kelompok.
    Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana turut angkat bicara terkait kasus ini. Dia menyesalkan dugaan pemerasan oleh polisi terhadap penonton DWP 2024.
    Kejadian ini dinilai merugikan dan mencoreng upaya pemerintah mempromosikan Indonesia sebagai destinasi wisata kelas dunia.
    “Kementerian Pariwisata meminta maaf atas ketidaknyamanan dan dampak dari peristiwa ini,” ujar Widiyanti, dikutip dari laman Kemenparekraf, Senin (23/12/2024).
    Sementara, Plt Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenpar, Vinsensius Jemadu, menegaskan komitmen Kemenpar bersama Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) untuk menghadirkan acara yang bermanfaat bagi masyarakat.
    Sepanjang 2024, Kemenpar mendukung 175
    event
    daerah (KEN dan Non-KEN), 31
    event
    internasional, dan 101
    event
    nasional untuk meningkatkan dampak ekonomi pariwisata dan manfaat langsung bagi masyarakat.
    Dukungan terhadap
    event
    nasional dan internasional tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat citra positif Indonesia di kancah dunia.
    “Kemenpar akan terus berkolaborasi dengan stakeholder untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penonton maupun wisatawan,” tambah Vinsensius.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ramalan Ekonomi Dunia di 2025: IMF Sebut PDB Global akan Tumbuh Tipis Meski Tertahan Kebijakan Trump – Halaman all

    Ramalan Ekonomi Dunia di 2025: IMF Sebut PDB Global akan Tumbuh Tipis Meski Tertahan Kebijakan Trump – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Menjelang pergantian tahun, sejumlah pakar mulai memprediksi arah perekonomian dunia di tahun 2025, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF) yang memproyeksikan perekonomian dunia tumbuh tipis.

    Dalam keterangan yang dikutip Reuters, IMF memperkirakan bahwa ekonomi global pada tahun 2025 hingga 2026 akan tumbuh tipis sebesar 3,2 persen, meski dihantui berbagai risiko dan tekanan.

    Komentar serupa juga dilontarkan oleh Bank Dunia yang memproyeksikan rata-rata ekonomi global akan mengalami pertumbuhan 2,6 persen dan meningkat tipis menjadi 2,7 persen pada 2025-2026 mendatang.

    Meski kedua Lembaga ini optimis akan ada pertumbuhan ekonomi di tahun 2025 dan 2026, namun mereka meminta pasar untuk berhati-hati akan ancaman dan ketidakpastian global yang dapat mempengaruhi stabilitas dan pertumbuhan global.

    Salah satu ketidakpastian global yang diperkirakan bakal mengancam stabilitas ekonomi global diantaranya kebijakan – kebijakan Presiden AS Donald Trump yang bersifat isolasionis.

    Misalnya, dengan mengurangi keterlibatan AS dalam berbagai forum kerja sama multilateral yang bertujuan menanggulangi permasalahan global, salah satunya isu perubahan iklim.

    Penarikan ini membuat analis berspekulasi bahwa ke depanyan AS akan menarik diri dari penanggulangan isu-isu perdagangan dunia di bawah World Trade Organization (WTO) ataupun isu-isu keuangan global di bawah International Monetary Fund (IMF) atau World Bank.

    Baru-baru ini AS juga memberlakukan kebijakan tarif impor. Adapun kenaikan tarif impor yang akan dikenakan Trump yakni  pajak 25 persen pada semua produk dari Meksiko dan Kanada serta tambahan tarif 10 persen untuk barang-barang asal China.

    Tak dijelaskan secara spesifik kapan kebijakan ini akan diberlakukan, Trump mengklaim langkah ini diperlukan untuk mengatasi aliran narkoba dan migran ke AS, namun pasar menilai kebijakan ini sebagai penghambat perkembangan ekonomi dunia lantaran memicu perang dagang dan berujung pada lonjakan inflasi.

    Selain itu kenaikan tarif pajak impor yang diberlakukan Presiden terpilih AS Donald Trump diprediksi bakal memicu PHK massal, menyebabkan 400.000 pekerjaan di AS kehilangan pekerjaan.

    Dampak ini diungkap langsung oleh Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, dalam laporan yang dikutip dari Reuters Sheinbaum menjelaskan bahwa kebijakan baru Trump bisa memberikan dampak negatif, khususnya pada sektor otomotif. 

    Dia menyebut tarif ini dapat meningkatkan harga kendaraan di AS hingga 3.000 dolar AS per unit, menghancurkan keuntungan produsen mobil seperti Ford, GM, dan Stellantis, hingga berpotensi memicu terjadinya PHK besar-besaran di AS.

    Ancaman lain bagi ekonomi global adalah nilai dollar AS yang mengalami penguatan tajam. Diketahui, sehari setelah Pemilu 5 November 2020, dollar AS mulai menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Dollar AS bahkan terus menguat, bahkan mencapai titik tertinggi baru untuk tahun ini pada 13 November.

    Sayangnya penguatan dollar AS dapat memiliki efek yang tidak stabil pada ekonomi global. Pasalnya, mata uang AS dipakai hampir 90 persen dari semua transaksi valuta asing. Komoditas penting, seperti minyak, biasanya dihargai dalam dollar AS.  

    Alhasil kenaikan dollar berpotensi membuat mata uang negara berkembang melemah,  membuat mereka lebih sulit untuk membayar utang dalam mata uang dollar, yang membebani ekonomi global yang sebelumnya telah tertekan akibat terdampak konflik panas di Timur Tengah.

     

  • Sopir Bus Jalani Pemeriksaan Tes Urine di Terminal Pamekasan

    Sopir Bus Jalani Pemeriksaan Tes Urine di Terminal Pamekasan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Personil Polres Pamekasan, melakukan tes urine dan tes kesehatan bagi para sopir bus umum di Terminal Ronggosukowati, Desa Ceguk, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Senin (23/12/2024).

    Pemeriksaan melalui tes urine dan tes kesehatan tersebut, digelar dalam rangka Operasi Lilin Semeru 2024, guna memastikan keselamatan sopir maupun penumpang menyambut perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

    “Tes urine dan kesehatan para sopir bus umum di Terminal Ronggosukowati, termasuk memastikan kondisi kendaraan layak jalan atau tidak, guna memastikan keselamatan sopir beserta penumpang di jalan raya,” kata Kapolres Pamekasan, AKBP Jazuli Dani Iriawan melalui Kasatlantas Polres Pamekasan, AKP Bagus Wijanarko.

    Dalam pemeriksaan kesehatan termasuk tes urine oleh Tim Dokter Kesehatan Polres Pamekasan, seluruh sopir yang menjalani tes urine dinyatakan negatif penyalahgunaan narkoba.

    “Alhamdulillah semua sopir yang diperiksa bebas dari narkoba, dan hal ini menjadi langkah awal dan sangat penting untuk memastikan keamanan perjalanan masyarakat,” sambung AKP Bagus Wijanarko.

    Hal senada juga disampaikan Kasi Humas Polres Pamekasan, AKP Sri Sugiarto yang menyampaikan tujuan dari Operasi Lilin Semeru sebagai upaya memastikan kelancaran dan keselamatan arus mudik bagi masyarakat, khususnya mereka yang hendak merayakan liburan Nataru (Natal dan Tahun Baru).

    “Jadi pemeriksaan kesehatan maupun tes urine bagi para sopir bus umum ini menjadi salah satu langkah dan upaya untuk meminimalisir resiko kecelakaan di jalan raya, khusunya selama masa libur natal dan tahun baru,” jelasnya.

    Termasuk juga mengantisipasi potensi kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi akibat kelalaian pengendara. “Disamping pemeriksaan kesehatan, juga dilakukan pemeriksaan kelayakan teknis kendaraan. Seperti rem, ban, lampu, dan sistem kemudi. Karena itu juga menjadi perhatian utama,” pungkasnya. [pin/kun]

  • Polisi Bakal Sekat Perbatasan Surabaya pada Malam Tahun Baru, Razia Knalpot Brong
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        23 Desember 2024

    Polisi Bakal Sekat Perbatasan Surabaya pada Malam Tahun Baru, Razia Knalpot Brong Surabaya 23 Desember 2024

    Polisi Bakal Sekat Perbatasan Surabaya pada Malam Tahun Baru, Razia Knalpot Brong
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    –Polisi akan mendirikan pos penyekatan saat malam pergantian Tahun Baru 2025 di
    Surabaya
    , Jawa Timur.
    Selain itu, petugas juga menggelar razia
    knalpot brong
    menjelang perayaan tersebut.
    Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Luthfie Sulistiawan, menyatakan sebanyak 1.200 personel akan dikerahkan ke pos pelayanan, pengamanan, dan penyekatan di berbagai titik strategis.
    “Ada 1.200 personel keseluruhan di pos terpadu, pos pelayanan, dan pos pengamanan. Penyekatan akan dilakukan,” kata Luthfie, Senin (23/12/2024).
    Pos penyekatan akan didirikan di perbatasan Surabaya dengan kota lain, seperti Bundaran Waru, Karangpilang, Kenjeran, Rungkut, dan Pondok Tjandra.
    Selain itu, penjagaan juga akan dilakukan di sepanjang Jalan Merr, Lakarsantri, Romokalisari, Benowo, Indrapura, Dupak, Demak, hingga Jalan Rajawali.
    “Kami ingin menjaga suasana Surabaya tetap nyaman dan tidak terlalu ramai saat Tahun Baru. Karena itu, kendaraan dari luar kota akan dibatasi masuk ke Surabaya,” ujar Luthfie.
    Selain penyekatan, patroli rutin sudah digelar beberapa hari terakhir untuk merazia knalpot brong dan narkoba.
    Luthfie mengungkapkan, razia ini dilakukan agar perayaan Tahun Baru berlangsung aman dan nyaman.
    “Kami ingin perayaan Tahun Baru bisa berlangsung bahagia, aman, dan tanpa gangguan seperti knalpot brong, petasan, maupun narkoba,” jelasnya.
    Sebanyak 120 knalpot brong telah disita sepanjang Desember 2024. Barang bukti tersebut akan segera dimusnahkan untuk mencegah penggunaan oleh pengendara lain.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi tegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak atasi tawuran

    Polisi tegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak atasi tawuran

    ini tidak cukup tanpa dukungan masyarakat

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisan Resor Metro Jakarta Timur menegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak, baik tokoh agama, tokoh masyarakat maupun pengurus RT/RW dalam mengatasi tawuran yang sering kali terjadi di daerah itu.

    “Polres sudah melakukan berbagai langkah, seperti patroli rutin, penempatan personel di titik rawan dan pelaksanaan deklarasi damai. Namun, ini tidak cukup tanpa dukungan masyarakat,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol. Nicolas Ary Lilipaly saat Diskusi Kebangsaan bertema “Penanganan Tawuran Warga/Pelajar di Wilayah Jakarta Timur” di Cililitan, Senin.

    Menurut dia, perlunya sinergisitas antara TNI, Pemkot Jaktim dan ormas serta masyarakat untuk bersatu padu mencegah tawuran dengan mendirikan pos pantau bersama di titik-titik rawan tawuran.

    Oleh karena itu, lanjut dia, diskusi kebangsaan ini menjadi langkah strategis dalam membangun solidaritas dan memperkuat koordinasi lintas elemen masyarakat demi terciptanya Jakarta Timur yang lebih aman dan kondusif.

    Narasumber lainnya, Psikolog Mohammad Latif menyoroti bahwa tawuran sering dipicu oleh konflik interpersonal, tekanan solidaritas, hingga pengaruh media sosial.

    “Kita harus mampu mengidentifikasi akar penyebab konflik ini dan membangun komunikasi yang efektif antara pihak-pihak yang berseteru,” ujarnya.

    “Kita ingin menciptakan masyarakat yang sadar kerukunan, sehingga tidak ada ruang untuk intoleransi, tawuran atau bahkan penyalahgunaan narkoba,” ucapnya.

    Acara ditutup dengan komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas tawuran melalui program-program kolaboratif.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Bule Rusia Diamankan karena Simpan Berbagai Jenis Narkoba di Bali, Ada Sabu dan Ganja – Halaman all

    Bule Rusia Diamankan karena Simpan Berbagai Jenis Narkoba di Bali, Ada Sabu dan Ganja – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR – Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali mencokok warga negara Rusia berinisial EK (33) karena diduga terlibat kejahatan narkotika.

    Ia diamankan di minimarket Jalan Raya Uluwatu, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali, pada Senin 16 Desember 2024 sekitar pukul 16.00 WITA. 

     “Dilakukan penangkapan terhadap seorang WNA dengan inisial EK di karena yang bersangkutan kedapatan memiliki atau menguasai 1 buah paket kiriman,” ungkap Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi Bali Kombes Pol I Made Sinar Subawa dalam rilis akhir tahun di  kantor BNNP Bali, pada Senin (23/12/2024).

    Polisi mengamankan satu  buah paket kiriman tersebut terdapat 21 buah padatan berwarna coklat mengandung narkotika jenis Hasis dengan berat total 223,15 gram netto. 

    Berdasarkan hasil introgasi terhadap EK, petugas melakukan pengembangan ke tempat tinggalnya yakni sebuah kamar yang beralamat di Jalan Raya Uluwatu.

    Pada saat petugas melakukan penggeledahan, petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa 7 buah plastik klip yang berisi narkotika jenis hasis dengan berat total 62,98 gram netto, 10 buah plastik klip berisi narkotika jenis ganja.

    Lima buah plastik klip berisi tanaman/jamur kering mengandung narkotika jenis Psilosin, 36 buah plastik klip berisi kristal bewarna putih kecoklatan mengandung narkotika jenis mefedron, 1 buah plastik klip berisi shabu, 1 buah plastik klip berisi serbuk berwarna putih mengandung narkotika jenis kokaina serta 2 buah plastik klip berisi narkotika jenis MDMA dan sejumlah barang bukti lain.

    “Tersangka EK berperan sebagai pemecah barang. Dalam melaksanakan perannya, EK kerap mendapat upah atau imbalan berupa uang cash,” paparnya. 

    Uang cash tersebut diambil oleh EK disebuah lokasi yang biasanya telah dikirimkan kepadanya melalui pesan telegram. 

    Selain upah berupa uang cash, EK kerap memperoleh upah berupa Crypto Currency (bitcoin dan USDT).

    Setelah melakukan penyitaan dan penangkapan terhadap EK, selanjutnya yang bersangkutan beserta barang bukti dibawa ke kantor BNNP Bali guna proses penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut.

    Pasal yang disangkakan terhadap EK adalah Pasal 114 ayat (2) atau Pasal 113 Ayat (2) atau Pasal 112 Ayat (2) atau Pasal 111 Ayat (1) UU. RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

    “Dengan ancaman hukuman dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 6 tahun dan paling lama 20 tahun,” pungkasnya. (*)

     

  • BNN: 363 Tersangka Kasus Narkoba 2024 Masuk DPO, 26 Orang Ditangkap

    BNN: 363 Tersangka Kasus Narkoba 2024 Masuk DPO, 26 Orang Ditangkap

    BNN: 363 Tersangka Kasus Narkoba 2024 Masuk DPO, 26 Orang Ditangkap
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Narkotika Nasional (
    BNN
    ) menetapkan 363 tersangka kasus peredaran narkotika sebagai daftar pencarian orang (DPO) sepanjang tahun 2024.
    “Jumlah tersangka yang masuk dalam DPO BNN pada tahun 2024 sebanyak 363 orang,” ujar Kepala BNN, Komjen Pol Martinus Hukom, di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Senin (23/12/2024).
    Dari jumlah tersebut, 26 orang di antaranya ditangkap petugas, sementara 337 tersangka lainnya masih dalam proses pencarian.
    “Dari daftar panjang DPO tersebut, BNN berhasil mengamankan 26 orang di antaranya, sedangkan 337 orang DPO lainnya masih dalam proses pencarian dan pengejaran,” kata Martinus.
    Martinus mengungkapkan bahwa beberapa tersangka DPO termasuk dalam jaringan narkotika internasional. BNN bekerja sama dengan instansi terkait di dalam maupun luar negeri untuk memburu dan menangkap para pelaku.
    “Pada kasus ini, BNN terus bekerja sama dengan kepolisian, badan narkotika negara sahabat, dan instansi terkait lainnya untuk membawa DPO tersebut ke negara kita guna mempertanggungjawabkan perbuatannya,” jelas Martinus.
    Sepanjang 2024, BNN mengungkap 620 kasus peredaran narkotika dan menetapkan 985 orang sebagai tersangka. Dari jumlah tersebut, 618 merupakan kasus tindak pidana narkotika dengan 974 tersangka, serta dua kasus prekursor narkotika dengan 11 tersangka.
    “BNN menyita barang bukti narkotika dalam jumlah besar, termasuk 710.980,59 gram sabu, 2.178.034,61 gram ganja, 290.737,23 butir ekstasi, serta 4.335,34 gram kokain,” terang Martinus.
    Selain itu, BNN mengidentifikasi 27 sindikat narkotika yang terdiri atas 14 jaringan internasional dan 13 jaringan nasional. Langkah ini diharapkan dapat mempersempit ruang gerak peredaran narkotika di Indonesia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mau Makan Bakso, Pria Malah Dituduh Bawa Narkoba, Rekam Sosok Pakai Jaket Ojol Berkalung Lencana

    Mau Makan Bakso, Pria Malah Dituduh Bawa Narkoba, Rekam Sosok Pakai Jaket Ojol Berkalung Lencana

    TRIBUNJATIM.COM – Nasib pria justru apes saat hendak makan bakso.

    Pria tersebut membagikan momen kepanikannya yang belum sampai ke tempat penjual bakso.

    Pasalnya di tengah jalan, dia yang mengendarai sepeda motor mengaku diikuti pengendara lain.

    Bahkan tak tanggung-tanggung, pria tersebut diikuti sebanyak empat motor.

    Usut punya usut, empat orang tersebut hendak menangkap seorang pria dengan tuduhan membawa paket narkoba.

    Peristiwa ini dikabarkan ada di Pasar Darurat Kapuk, Jakarta Barat.

    Kejadian viral tersebut dibagikan akun media sosial Instagram @jakbarviral, Jumat (20/12/2024).

    Terlihat dalam video, seorang berjaket hijau milik ojek online sedang menginterogasi perekam.

    Diduga perekam momen tersebut adalah pria yang hendak membeli bakso.

    Di sisi lain, ada seorang pria berjaket hitam dan helm putih mencoba menjelaskan.

    “Jadi gini saya jelasin, ngapain kamu videoin?” ucapnya.

    Sementara itu, seorang pria yang dikerubungi empat orang mengaku tak senang dengan perlakuan yang didapat.

    “Lu kenapa hentiin gua? Gua enggak ada ya seperti itu. Gua enggak terima ya,” jelasnya.

    “Lu siapa? Lu siapa?,” jelas si perekam.

    Nampak seorang berjaket hijau milik ojek online menginterogasi perekam, diduga perekam momen tersebut adalah pria yang hendak membeli bakso (via TribunnewsBogor.com)

    Kemudian pria berjaket hitam kembali meninterogasi terkait dugaan kepemilikan narkoba.

    “Lu mau bawa paket narkoba?” tanya pria berjaket hitam.

    Dengan tegas, si perekam momen menjelaskan jika dia hanya ingin makan bakso.

    “Gua mau makan bakso,” bebernya.

    Sementara itu, mengenai video viral yang beredar, banyak netizen yang ragu akan penangkapan yang dilakukan.

    Terlebih cara penangkapan yang dilakukan empat pria tersebut dicap kurang rapih.

    Tak hanya itu, netizen lainnya juga curiga.

    Diduga jika ID card dan lencana yang digunakan pria berjaket ojol merupakan hasil pesanan di marketplace.

    Sementara itu, media sosial juga dihebohkan dengan kantor Polsek di Sumatera Selatan hancur karena dirusak oleh warga.

    Para warga tak terima ada bandar narkoba yang ditangkap.

    Padahal polisi membantah pihaknya salah tangkap orang.

    Warga lantas mengepung kantor Polsek Pangkalan hingga aksinya viral di media sosial.

    Peristiwa ini terjadi tepatnya di Desa Pangkalan Lampam, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Kemering Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (12/12/2024) malam.

    Video aksi penyerangan tersebut dibagikan oleh akun Instagram @palembangkaget, dikutip dari Tribun Jambi.

    Tampak warga sedang berlarian, diduga mereka hendak memasuki halaman kantor polisi.

    Dari video terdengar teriakan dari puluhan massa terlihat adanya kerusakan dan pecahan kaca yang terjadi di kantor Polsek Pangkalan Lampam.

    Sementara itu, dari akun Instagram @polres_oki mengomentari postingan video penyerangan tersebut.

    Diungkapkan oleh akun tersebut jika tak ada terjadi salah tangkap pada kejadian tersebut.

    “Terkait video tersebut, kami dari polres OKI menyampaikan bahwa tidak ada salah tangkap. Yang terjadi adalah sat narkoba polres OKI telah menangkap 2 orang terduga penyalahgunaan narkoba,” tulisnya.

    Dalam penggerebekan tersebut ditemukan barang bukti, antara lain senpira beserta amunisi, bong, pirek kaca, dan sajam.

    Tangkapan layar video viral warga serang Polsek hingga hancur. (via Tribun Jambi)

    Kemudian terduga diamankan di polsek, sementara anggota Polsek lainnya untuk pengembangan ke TKP lainnya.

    Dalam pengembangan mendapatkan terduga lainnya beserta barang bukti satu paket sabu, dan langsung dibawa ke Polres untuk pemeriksaan lanjutan.

    Kemudian ada beberapa pihak yang tidak terima sehingga melakukan pengerusakan terhadap Polsek pangkalan lampam.

    Saat ini kejadian tersebut sedang ditindaklanjuti oleh Polres OKI.

    “Polres OKI sangat menyayangkan perbuatan pengerusakan tersebut dan tetap akan menegakkan hukum atas peristiwa tersebut,” tulis admin akun tersebut.

    Saat dikonfirmasi awak wartawan, Kapolres OKI, AKBP Hendrawan Susanto membenarkan adanya kejadian tersebut. 

    Dijelaskan dia, kerusuhan bermula pasca adanya penangkapan seorang bandar narkoba di Desa Sunggutan Air Besar oleh pihak Polsek Pangkalan Lampam. 

    “Kejadian ini sudah kami ketahui sejak sebelum magrib kemarin dan memang sebelumnya ada penangkapan pelaku narkoba di sana,” katanya.

    Dengan adanya kejadian tersebut, pihaknya melakukan pendalaman terkait motif dan pelaku utama dalam perusakan tersebut. 

    “Situasi di sekitar lokasi kejadian masih dipantau untuk mencegah potensi konflik lanjutan. Namun sekarang  keadaannya sudah kondusif,” ungkapnya.

    Menurutnya, kerusuhan ini menjadi perhatian serius karena mencerminkan keresahan warga yang meluap hingga menyerang institusi penegak hukum. 

    “Kami mengimbau masyarakat tetap tenang dan menyerahkan proses hukum sepenuhnya kepada pihak berwenang,” pesannya.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Polda Riau Tangkap Dua Bandar Narkoba, Sita 2,6 Kg Sabu dan Ribuan Pil Ekstasi

    Polda Riau Tangkap Dua Bandar Narkoba, Sita 2,6 Kg Sabu dan Ribuan Pil Ekstasi

    PEKANBARU – Subdit I Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Riau berhasil menangkap dua orang bandar narkoba dalam penggerebekan di dua lokasi berbeda pada Kamis pekan lalu. Dari kedua tersangka, polisi menyita total 2,6 kilogram sabu-sabu, ribuan butir pil happy five, dan ratusan butir pil ekstasi.  

    Tersangka pertama, Rudi (35), ditangkap di salah satu rumah indekos di Jalan Sutomo, Kelurahan Rintis, Kecamatan Lima Puluh, Kota Pekanbaru. Dalam penggeledahan, polisi menemukan barang bukti berupa 1.680 gram sabu-sabu, 4.500 butir pil happy five, dan 479,5 butir pil ekstasi berbagai merek.  

    Tersangka kedua, M. Arif (24), ditangkap di kamar indekosnya di Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru. Dari lokasi ini, polisi menyita 1.000 gram sabu-sabu, 1.500 butir pil happy five, serta sejumlah pil ekstasi berbagai merek.  

    Direktur Reserse Narkoba Polda Riau, Kombes Pol Manang Soebeti, menjelaskan bahwa pengungkapan kasus ini bermula dari laporan masyarakat terkait aktivitas mencurigakan di salah satu indekos di Jalan Sutomo.  

    “Setelah dilakukan penggerebekan di kamar tersangka Rudi, kami menemukan barang bukti yang disimpan di dalam laci kamar berupa 1,6 kilogram sabu-sabu, ribuan pil happy five, serta ratusan butir pil ekstasi,” ungkap Kombes Manang pada Senin 23 Desember.  

    Dari hasil interogasi terhadap Rudi, diketahui bahwa sebagian narkoba disimpan di lokasi lain, yakni di kamar kost M. Arif di Kelurahan Tangkerang Utara. Polisi kemudian memancing Arif untuk datang ke lokasi Rudi, dan langsung menangkapnya.  

    “Kami kemudian membawa keduanya ke kos M. Arif untuk melakukan penggeledahan. Di lemari kamar M. Arif, kami kembali menemukan narkoba berupa sabu-sabu, pil happy five, dan ekstasi,” tambah Kombes Manang.  

    Saat ini, kedua tersangka ditahan di Mapolda Riau. Keduanya dijerat Pasal 114 ayat (2) juncto Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ancaman hukuman bagi kedua tersangka adalah pidana mati, penjara seumur hidup, atau hukuman maksimal 20 tahun penjara.  

    Polda Riau menegaskan komitmennya untuk terus memberantas peredaran narkoba di wilayahnya guna melindungi masyarakat dari bahaya narkotika.

  • Sosok Fredy Pratama, Gembong Narkoba Asal Kalimantan, Jadi Buronan Polri sejak 2014 – Halaman all

    Sosok Fredy Pratama, Gembong Narkoba Asal Kalimantan, Jadi Buronan Polri sejak 2014 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Fredy Pratama merupakan gembong narkoba asal Indonesia yang saat ini masih berstatus buron.

    Tercatat Fredy Pratama telah menjadi buronan Polisi sejak 2014.

    Bareskrim Polri kini telah bekerja sama dengan Kepolisian Thailand untuk menangkap Fredy Pratama.

    Berikut profil Fredy Pratama.

    Kehidupan Pribadi

    Fredy Pratama lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 25 Juni 1985.

    Saat ini, ia telah berusia 39 tahun.

    Fredy Pratama diketahui memiliki nama samaran untuk mengelabuhi polisi.

    Nama samara itu seperti Miming, Fredy Miming, dan Wang Xiang Ming.

    Buronan Interpol 

    Berikut tampang gembong narkoba kelas kakap, Fredy Pratama versi Bareskrim Polri dan Interpol. (Kolase Tribunnews.com/interpol.int)

    Fredy Pratama merupakan buronan Interpol empat negara, termasuk Indonesia. 

    Adapun tiga interpol lainya adalah Royal Malaysia Police, Royal Thai Police, dan US-DEA.

    Interpol memburu Fredy sejak dikabarkan bersembunyi di The Golden Triangle atau Segitiga Emas Thailand yang merupakan zona surga bandar narkotika di Asia Tenggara.

    Fredy diduga mengontrol pasar gelap narkoba Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin sejak 2013.  

    Perintah Penangkapan

    Belum lama ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memerintahkan Kabareskrim Komjen Pol Wahyu Widada dan Kadiv Hubinter Polri, Irjen Krishna Murti, untuk segera menangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama.

    “Saya sudah perintahkan Kabareskrim Polri dan Kadiv Hubinter Polri untuk terus melakukan kegiatan, dalam hal ini baik dengan Interpol ataupun dengan kegiatan police-to-police untuk terus mengejar keberadaan Fredy Pratama,” kata Listyo, dikutip dari TribunKaltara.com, Senin (23/12/2024).

    Meski jaringan Fredy Pratama telah beberapa kali diamankan oleh kepolisian, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tetap menginstruksikan agar terus mengajar gembong narkoba yang saat ini tengah bermukim di Thailand itu.

    “Walaupun kita tahu bahwa jaringannya terus kita ungkap, namun saya juga sudah perintahkan untuk cepat atau lambat Fredy Pratama harus bisa diamankan,” ujarnya.

    (Tribunnews.com/David Adi) (TribunKaltara.com/Amiruddin)