Kasus: Maling

  • Land Cruiser Incaran Maling di Jepang, Kini Punya Fitur Keamanan Baru

    Land Cruiser Incaran Maling di Jepang, Kini Punya Fitur Keamanan Baru

    Jakarta

    Toyota melakukan penyegaran pada model Land Cruiser 2025. Kini SUV bongsor itu mendapat sentuhan interior anyar dan fitur keamanan yang lebih canggih.

    Selain jadi SUV yang populer di Jepang, Land Cruiser ternyata jadi incaran maling di negeri Sakura.

    Asosiasi Asuransi Umum Jepang telah mengumpulkan data tentang pencurian mobil setiap tahun sejak tahun 2000.

    Land Cruiser dan Prado menjadi model paling banyak diincar para maling kendaraan bermotor di Jepang. Model tersebut masuk dalam puncak tangga mobil paling sering dicuri.

    Land Cruiser menyumbang 14,7 dari setiap 100 kendaraan curian di tabel 2023, angkanya melonjak menjadi 27,5 pada tahun 2024. Itu berarti lebih dari satu dari setiap empat mobil yang dicuri adalah Land Cruiser.

    Nah, pabrikan tidak tinggal diam. Toyota telah memperkenalkan langkah-langkah anti-pencurian tambahan. Fitur “My Car Start Lock” dari layanan yang terhubung memungkinkan pemilik untuk mengunci mesin dari jarak jauh dari ponsel cerdas mereka, mencegah pencuri pergi.

    Fitur ini dapat dioperasikan melalui aplikasi “My TOYOTA+”. Peningkatan keamanan saat kendaraan tidak digunakan, ini menjadi yang pertama untuk kendaraan Toyota.

    Semua trim Land Cruiser sekarang sudah dilengkapi dengan sensor sidik jari untuk menghidupkan mesin. Fitur ini bekerja jika sidik jari cocok dan terdaftar pada kendaraan, mesin akan menyala; jika tidak seusai maka mesin tidak bisa hidup.

    Untuk menghidupkan mesin, pengemudi harus membawa Smart Key, menekan pedal rem, dan menyentuh sensor sidik jari di tombol start di dekat kemudi. Walhasil jika bukan orang yang terdaftar maka tidak bisa menggunakan mobil ini.

    Pada model terbaru ini juga disempurnakan sistem yang memeriksa apakah kunci pintar benar-benar dekat dengan kendaraan, alarm dengan sensor kemiringan, dan sistem immobilizer.

    Land Cruiser 300 juga mengalami peningkatan fungsi pengereman mitigasi tabrakan bagi pengendara sepeda.

    Perubahan yang paling mencolok terjadi di dalam kabin. Trim spesifikasi menengah dan tinggi sekarang menjadi standar dengan kluster instrumen digital TFT 12,3 inci baru, menawarkan grafis yang dapat dikonfigurasi.

    Sementara itu, model entry-level mendapatkan versi 7 inci. Ini dipasangkan dengan layar sentuh infotainment 8 inci sebagai standar.

    Tidak ada ubahan dalam jantung mekanis. Model-model tersebut dijual dalam dua pilihan opsi mesin bensin dan diesel. Kedua mesin tersebut disalurkan melalui 10-percepatan otomatis atau Toyota menyebutnya Direct Shift-10 AT.

    Di atas kertas mesin bensin 3.5 liter V6 twin-turbo menjanjikan output maksimum 305 kW (415 PS) dan torsi maksimal 650 Nm.

    Sedangkan opsi mesin diesel V6 twin-turbo 3,3 liter sudah mengalami perubahan di ruang bakar piston, port intake, dan injektor. Di atas kertas, mesin berbahan bakar solar itu menghasilkan tenaga maksimum 227 kW (309 PS) dan torsi maksimal 700 Nm.

    Toyota menekankan bahwa powertrain diesel sekarang sesuai dengan standar emisi terbaru Jepang.

    Harga untuk Land Cruiser 300 yang diperbarui mulai dari ¥5.252.500 (sekitar Rp 591 jutaan) untuk trim GX bensin paling murah, naik menjadi ¥8.136.800 (kira-kira Rp 916 jutaan) untuk varian GR Sport bertenaga diesel.

    *1 Yen = Rp 112,68

    (riar/din)

  • Obat-obatan di RSUD Bahteramas Sultra Dicuri Maling – Halaman all

    Obat-obatan di RSUD Bahteramas Sultra Dicuri Maling – Halaman all

    RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara melaporkan ke polisi kasus dugaan pencurian sejumlah obat-obatan.

    Tayang: Minggu, 6 April 2025 02:38 WIB |
    Diperbarui: Minggu, 6 April 2025 02:40 WIB

    freepik

    OBAT-OBATAN DICURI – RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kehilangan sejumlah obat-obatan. 

    TRIBUNNEWS.COM, KENDARI- RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kehilangan sejumlah obat-obatan.

    Informasi pencurian obat di rumah sakit tersebut diketahui terjadi pada Sabtu (5/4/2025).

    Direktur RSUD Bahteramas Provinsi Sultra dr Hasmudin saat dikonfirmasi mengungkapkan belum bisa memberikan keterangan karena dirinya tengah cuti.

    “Saat ini saya sedang cuti, belum bisa beri keterangan,” ungkapnya.

    Sementara Kepala Sub Bagian (Kasubag) Hubungan Masyarakat (Humas) RSUP Bahteramas Titi Rahmatia membenarkan telah terjadi pencurian.

    “Iya benar telah terjadi pencurian obat di RS Bahteramas dan sudah dilaporkan ke Polsek Baruga dan Polresta Kendari,” jawabnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (5/4/2025). 

    Hingga berita ini ditayangkan TribunnewsSultra.com terus mengumpulkan sejumlah informasi lain terkait pencurian sejumlah obat di RSUD Bahteramas itu. 

    Penulis: La Ode Ahlun Wahid

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • 8
                    
                        Dedi Mulyadi Bantu Lunasi Utang Keluarga Maling Ayam yang Tewas di Subang
                        Bandung

    8 Dedi Mulyadi Bantu Lunasi Utang Keluarga Maling Ayam yang Tewas di Subang Bandung

    Dedi Mulyadi Bantu Lunasi Utang Keluarga Maling Ayam yang Tewas di Subang
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat
    Dedi Mulyadi
    membantu melunasi
    utang

    keluarga Taryana
    , terduga
    maling ayam
    yang tewas dianiaya setelah tepergok mencuri di perusahaan peternakan ayam di Kabupaten Subang.
    Keluarga Taryana
    diketahui memiliki utang sebesar Rp30 juta di “bank emok” atau rentenir dan lainnya, yang dananya digunakan untuk membangun rumah.
    Utang
    tersebut terungkap usai Gubernur Jabar mengunjungi rumah almarhum Taryana di Desa Sirap, Kecamatan Tanjungsiang, Jumat (4/4/2025) kemarin.
    Tak hanya itu, Dedi juga mempertemukan keluarga korban dan keluarga para pelaku
    penganiayaan
    di kediamannya di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang.
    Dalam pertemuan itu, kedua belah keluarga sudah saling memaafkan atas kejadian penganiayaan terhadap Taryana yang berujung kematian.
    “Ibu yang harus ikhlas (keluarga Taryana),
    kan
    problemnya sudah saya ikut selesai
    kan
    . Problem utang, segala macam
    kan
    , justru ada hikmah di balik ini semua.”
    “Walaupun hikmahnya lebih kecil dibanding peristiwanya,” ujar Dedi dalam rekaman video yang diterima
    Kompas.com
    , Sabtu (5/4/2025).
    Ada pun tujuan Dedi mempertemukan dua keluarga tersebut adalah untuk membuat mereka saling memaafkan atas kejadian naas yang menimpa Taryana.
    Hal itu dilakukan agar tidak terjadi perselisihan berkelanjutan. “Ini saya sudah bertemu ya, keluarga korban penganiayaan yang mengakibatkan kematian dan keluarga yang menganiayanya yang sekarang ditahan di Polres,” kata Dedi.
    Menurut dia, kejadian yang menyebabkan Taryana tewas ini disebabkan karena emosi sesaat delapan pekerja perusahaan peternakan ayam, tanpa ada unsur kesengajaan. Mereka spontan setelah memergoki pencuri ayam.
     
    “Semua dilakukan karena emosi, karena kekhilafan, karena jumlah massa yang banyak. Pada akhirnya, satu orang meninggal karena melakukan pencurian,” kata Dedi.
    Saat ini, kasus penganiayaan yang berujung tewasnya Taryana sudah ditangani oleh Polres Subang. Delapan orang pelaku penganiaya pun sudah diproses secara hukum.
    “Tapi mudah-mudahan upaya saling memaafkan ini semakin meringankan. Apa yang dijalani, karena pengakuannya ada yang memukul satu kali, ada yang memukul pertama.”

    Ya
    nanti biarkan hukum yang membuktikan,” kata Dedi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Istri Pencuri Ayam yang Tewas Dihajar Massa Tak Tahu Motif Suaminya Mencuri: Saya Masih Pegang Uang – Halaman all

    Istri Pencuri Ayam yang Tewas Dihajar Massa Tak Tahu Motif Suaminya Mencuri: Saya Masih Pegang Uang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SUBANG –  Yeni, seorang ibu rumah tangga (IRT) asal Subang, Jawa Barat, mengaku tidak tahu alasan suaminya, Taryana mencuri.

    Walau hidup mereka pas-pasan, Yeni mengaku masih memegang uang buat lebaran. Kebutuhan dapur juga masih ada.

    Taryana, terduga pencuri ayam, tewas akibat dihajar massa di depan Kantor Desa Gandasoli Kecamatan Tanjungsiang Subang, Selasa(1/4/2025) sekitar pukul 23.30 WIB. Taryana dihajar karena mencuri ayam.

    Taryana, memiliki seorang Istri bernama Yeni dan 1 orang anak perempuan masih berstatus pelajar SD.

    Namun sebelum menikah dengan Yeni, Taryana sempat memiliki istri dan bercerai dengan mempunyai 3 anak.

    Berdasarkan pengakuan Yeni, suaminya sebelum mencuri ayam kemarin, sempat juga dulu terpergoki sedang mencuri kencur di kebun.

    “Saya sama sekali tidak tahu motif suami saya mencuri untuk apa? Dan uang yang dikasih ke saya juga saya tak pernah tahu uang dapat dari mana. Sekalipun tak punya kerjaan tetap tapi dia selalu ngasih nafkah walaupun tak seberapa,” kata Yeni saat berbincang dengan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi di kediamannya, Jumat (4/4/2025) pagi.

    Yeni juga mengaku saat lebaran, dirinya dan keluarga untuk kebutuhan dapur stok masih ada seperti beras dan juga makanan.

    “Di hari lebaran, saya masih pegang uang Rp300 ribu, beras juga masih ada dan sama sekali tak terdesak oleh kebutuhan dapur,” ucapnya.

    Yeni juga mengaku Dedi Mulyadi bahwa dirinya terlilit utang Bank Emok yang mencapai puluhan juta rupiah.

    “Saya punya utang bank emok pak Gubernur, totalnya ada 3 bank dan jumlahnya mencapai sekitar Rp30 juta,” ungkap Yeni kepada Dedi Mulyadi.

    “Tidak tahu juga alasan suami saya mencuri untuk apa, mungkin juga untuk bantu buat setor bank Emok,” ucapnya.

    Lanjut Yeni, dirinya dulu sempat jualan gorengan, modalnya dari pinjaman bank emok.

    “Tapi dagang gorengan hanya cukup untuk setor bank Emok saja, kadang itu juga masih kurang,” katanya.

    Yeni juga mengucapkan terima kasih atas empati dari pak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang sudah bersedia mengunjungi kediamannya.

    “Terima kasih atas kepedulian pak Gubernur, terima kasih atas santunan yang diberikan, semoga apa yang diberikan Pak Gubernur ini bisa bermanfaat untuk modal usaha kedepan menghidupi anak saya,” katanya.

    Yeni juga mengaku dirinya telah mengikhlaskan kematian suaminya, sebagai bagian dari takdir Allah SWT.

    “Saya ikhlas, mungkin itu jalan terbaik dari Allah untuk suami saya, sekalipun harus meninggal secara tragis dihakimi massa secara keji,” ucapnya.

    Yeni juga meminta, proses hukum tetap harus ditegakkan karena bagaimanapun perbuatan main hakim sendiri tidak dibenarkan secara hukum apalagi sampai menghilangkan nyawa orang.

    “Saya minta hukum harus ditegakkan, untuk memberikan efek jera agar kejadian tersebut tidak terulang dikemudian hari,” pungkasnya

    Sementara itu Camat Tanjungsiang, Agus Saepulah mengucapkan terima kasih atas perhatiannya kepada warganya yang baru saja tertimpa musibah.

    “Terima kasih Pak Gubernur yang sudah memberikan perhatian, kepada warga kami yang baru saja tertimpa musibah,” ucapnya.

    Pak gubernur juga selain berkunjung ke kediaman keluarga korban, juga memberikan santunan.

    “Tadi selain berkunjung, Pak Gubernur juga memberikan bantuan untuk istri korban dan juga akan melunasi utang-utangnya ke 3 Bank Emok” katanya.

    Selain itu tak hanya keluarga korban, rencananya, keluarga para pelaku main hakim sendiri yang berjumlah 8 orang juga akan diberikan santunan di kediaman pak Gubernur di Lembur Pakuan dalam beberapa hari kedepan.

    Polisi tangkap 8 pelaku

    Polres Subang telah meringkus 8 orang yang melakukan aksi main hakim sendiri terhadap pencuri ayam hingga tewas tersebut.

    “Sebanyak 8 warga yang menjadi aktor atau dalang aksi main hakim sendiri terhadap seorang pencuri ayam hingga tewas telah berhasil kami ringkus,” kata Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu, Kamis (3/4/2025).

    Delapan pelaku pengeroyokan diantaranya GM (33), YS (26), INA (21) AR (22) NBP (25) NR (24), K (27), dan TS (24). Semuanya merupakan warga setempat.

    Akibat pengeroyokan tersebut, korban mengalami sejumlah luka di tubuhnya termasuk luka tembak senapan angin hingga membuat korban tewas seketika di TKP.

    “Adapun hasil autopsi pada tubuh korban, korban mengalami luka akibat benda tumpul di kepala, memar pada kelopak mata, luka lecet pada pelipis kanan, hidung, pipi, dagu, remuk rahang bawah, pendarahan pada bagian dalam kepala, otak besar dan otak kecil, pembekuan darah selaput otak yang menyebabkan korban tewas,” tuturnya.

    Polisi masih terus melakukan penyelidikan dan pengembangan terhadap kasus aksi main hakim sendiri kepada pelaku pencuri ayam. 

    “Kedelapan tersangka saat ini mendekam di sel tahanan Mapolres Subang dan terancam, pasal 170 ayat 2 dan 3 KUHP Pidana dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara,” tegasnya.

    Selain mengamankan 8 tersangka pelaku pengeroyokan, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti.

    “Adapun barang bukti yang diamankan di TKP di antaranya 1 balok Kayu, Sebatang, Bambu, senapan angin kaliber 4,5 mm, pakaian korban” ucapnya.

    Kronologis

    Kejadia tersebut berawal saat korban terpergok mencuri ayam di kandang ayam milik sebuah perusahaan ternak pada Selasa (1/4/2025) malam sekitar pukul 23.30 WIB.

    “Korbandi pergoki sedang mencuri ayam di kandang oleh tersangka YS dan INA, kemudian oleh kedua tersangka tersebut korban dikejar dan ditangkap, dipukuli dan diteriaki maling,” ungkap Ariek Indra Sentanu .

    Setelah diteriaki maling, warga berdatangan dan langsung dan ikut memukuli pelaku pencuri ayam tersebut.

    “Korban terduga pelaku pencuri ayam tersebut dari TKP kemudian diseret sejauh 500 meter ke Kantor Desa Gandasoli dengan cara digotong tangan dan kaki diikat,” katanya.

    Setiba di Kantor Desa Gandasoli, korban ditelanjangi dan kembali dipukuli ramai-ramai oleh warga setempat.

    “Korban digebukin menggunakan bambu, balok kayu, dan menembak betis korban menggunakan senapan angin sebanyak 3 kali,” ucapnya.

    Setelah korban meninggal di depan Kantor Desa Gandasoli, korban langsung ditinggalkan begitu saja.

    “Polisi dari Satreskrim Polres Subang yang datang ke TKP menemukan korban sudah tak bernyawa dan langsung membawanya ke rumah sakit untuk diautopsi,” katanya.

    Kapolres  Subang AKBP Ariek Indra Sentanu berharap kasus main hakim sendiri ini yang terakhir di Subang.

    “Ingat ini negara hukum, siapapun yang main hakim sendiri terhadap pelaku kejahatan apalagi sampai menghilangkan nyawa korban, tentunya  akan kami tindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.

     

     

    Penulis: Ahya Nurdin

    dan

    Pencuri Ayam Dikeroyok Hingga Tewas, Polres Subang Tangkap 8 Pelaku Main Hakim Sendiri

     

  • Pilu Maling Ayam yang Tewas Diamuk Massa, Ternyata Terlilit Utang Rp 30 Juta

    Pilu Maling Ayam yang Tewas Diamuk Massa, Ternyata Terlilit Utang Rp 30 Juta

    GELORA.CO – Taryana (37) pencuri ayam yang tewas diamuk massa di depan Kantor Desa Gandasoli, Kecamatan Tanjungsiang, Subang, ternyata memiliki utang hingga Rp 30 juta.

    Istri Taryana, Yeni, mengungkapkan utang tersebut terdapat di tiga bank, yakni dua bank emok atau bank keliling dan sebuah bank swasta. Pinjaman itu diambil sejak dua tahun lalu dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ia juga menggunakannya untuk menutupi utang yang lain.

    Yeni menyampaikan hal itu saat ditemui Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pada Jumat (4/4). Dedi datang ke rumah Yeni untuk bertakziah.

    “Saya punya utang bank emok, Pak Gubernur, totalnya ada 3 bank dan jumlahnya mencapai sekitar Rp 30 juta,” ungkap Yeni.

    Ibu satu anak itu mengaku tidak tahu alasan suaminya mencuri. Ia menduga terlilit utang itulah yang menjadi alasannya.

    “Tidak tahu juga alasan suami saya mencuri untuk apa, mungkin juga untuk bantu buat setor bank Emok,” ucapnya.

    Masih Punya Pegangan Buat Hidup Sehari-hari

    Meski hidup pas-pasan, Yeni bilang, saat lebaran kemarin ia masih memiliki pegangan uang Rp 300 ribu. Kebutuhan dapur juga saat itu masih terpenuhi.

    Sehari-hari Yeni berjualan gorengan untuk menyicil utangnya meski terkadang jumlahnya masih kurang. Suaminya masih memberikan nafkah meski ia tidak tahu dari mana asal uangnya tersebut.

    Taryana kata Yani, tidak memiliki pekerjaan tetap. Terakhir suaminya itu diketahui mencuri kencur di sebuah kebun.

    “Saya sama sekali tidak tahu motif suami saya mencuri untuk apa? Dan uang yang dikasih ke saya juga saya tak pernah tahu uang dapat dari mana. Sekalipun tak punya kerjaan tetap tapi dia selalu ngasih nafkah walaupun tak seberapa,” tutur Yeni.

    Taryana tewas pada Selasa (1/4) pukul 23.30 WIB usai diamuk massa karena tertangkap mencuri ayam milik salah satu perusahaan. Ia dipukuli dengan balok kayu dan bambu, bahkan ditembak dengan senapan angin.

    Delapan orang yang menganiaya Taryana ditangkap polisi. Mereka ditetapkan sebagai tersangka.

    “Saya ikhlas, mungkin itu jalan terbaik dari Allah untuk suami saya, sekalipun harus meninggal secara tragis dihakimi massa secara keji,” ucap Yeni.

    Namun, Yeni tetap menuntut keadilan. Proses hukum harus tetap ditegakkan karena perbuatan main hakim sendiri tidak dibenarkan apalagi sampai menghilangkan nyawa orang.

    “Saya minta hukum harus ditegakkan, untuk memberikan efek jera agar kejadian tersebut tidak terulang di kemudian hari,” pungkasnya.

  • Maling Ayam Tewas Dihakimi Massa di Subang, Istri Curhat ke Dedi Mulyadi Punya Utang Rp 30 Juta – Halaman all

    Maling Ayam Tewas Dihakimi Massa di Subang, Istri Curhat ke Dedi Mulyadi Punya Utang Rp 30 Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SUBANG – Yeni, istri dari Taryana (37), pencuri ayam yang tewas dihakimi massa mengaku memiliki utang Rp 30 juta ke bank emok atau bank keliling.

    Taryana diketahui meregang nyawa setelah menjadi sasaran amuk massa di depan Kantor Desa Gandasoli Kecamatan Tanjungsiang Subang, Jawa Barat, Selasa (1/4/2025)sekitar pukul 23.30 WIB.

    Tayana diketahui dipukuli warga bahkan ditembak dengan senapan angin sebelum tewas.

    Kematian Taryana tersebut pun mengundang keprihatinan dari sejumlah pihak.

    Pasalnya, Taryana berasal dari keluarga yang hidup pas-pasan dan tak punya pekerjaan tetap.

    Taryana pun memiliki seorang Istri bernama Yeni dan 1 orang anak perempuan yang masih berstatus pelajar SD.

    Sementara dari istri sebelumnya, Taryana mempunyai 3 anak.

    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi pun mendatangi kediaman keluarga Taryana di Desa Sirap, Kecamatan Tanjungsiang.

    “Kedatangan saya kesini untuk ikut berduka cita atas apa yang dialami keluarga korban yang meninggal secara tragis diamuk massa gara-gara ketahuan mencuri ayam,” ujar Dedi Mulyadi, Jumat (4/4/2025).

    Dia juga ingin mengetahui kondisi ekonomi keluarga hingga korban Taryana nekat mencuri ayam.

    “Berdasarkan keterangan istri korban, saat kejadian kondisi keluarga masih punya uang Rp 300 ribu. Kebutuhan dapur juga seperti beras juga ada. Jadi sebenarnya tidak terdesak oleh kebutuhan dapur, suaminya berbuat atau mencuri ayam tersebut,” katanya.

    Namun, Dedi mengatakan, keluarga korban memang punya utang ke bank emok puluhan juta.

    “Keluarga korban ini memiliki utang ke bank, termasuk ke Bank BTPN Syariah. Mungkin itu alasan korban mencuri untuk membayar utang, karena korban tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan hanya serabutan,” tuturnya.

    Dedi juga mengutuk keras aksi main hakim sendiri warga terhadap pelaku kejahatan. Apalagi yang dicuri hanya ayam.

    “Semoga aksi main hakim sendiri ini kejadian yang terakhir dan tak terulang kembali di kemudian hari. Negara kita ini negara hukum, warga tak boleh main hakim sendiri terhadap pelaku kejahatan,” ucapnya.

    Dedi Mulyadi juga mengapresiasi langkah tegas Polres Subang yang sudah mengamankan delapan pelaku.

    “Hukum harus ditegakkan terhadap para pelaku main hakim sendiri agar dapat memberikan efek jera, sehingga masyarakat tak melakukan aksi serupa terhadap pelaku kejahatan,” ungkap dia.

    Dalam kunjungannya ke keluarga korban, Gubernur Jabar juga memberikan santunan untuk biaya hidup istri dan satu anak korban sebesar Rp 5 juta.

    Dedi juga menyerahkan Rp 30 juta untuk membayar utang ke bank emok.

    Tak hanya itu, Dedi juga berjanji memberikan santunan kepada keluarga pelaku main hakim sendiri yang saat ini ditahan di Polres Subang.

    “Nanti akan saya undang ke Lembur Pakuan. InsyaAllah saya akan berikan santunan atau modal untuk usaha karena suaminya harus mendekam di penjara,” ucap dia.

    Curhat Sang Istri Kepada Dedi Mulyadi

    Sementara itu, Yeni, mengaku suaminya sebelum mencuri ayam, sempat juga terpergok mencuri kencur di kebun kebun warga sebelumnya.

    “Saya sama sekali tidak tahu motif suami saya mencuri untuk apa? Dan uang yang dikasih ke saya juga saya tak pernah tahu uang dapat dari mana. Sekalipun tak punya kerjaan tetap tapi dia selalu ngasih nafkah walaupun tak seberapa,” kata Yeni saat berbincang dengan Dedi Mulyadi.

    Yeni juga mengaku saat lebaran, dirinya dan keluarga untuk kebutuhan dapur stok masih ada seperti beras dan juga makanan.

    “Di hari lebaran, saya masih pegang uang Rp 300 ribu, beras juga masih ada dan sama sekali tak terdesak oleh kebutuhan dapur,” ucapnya.

    Yeni juga mengaku kepada Dedi Mulyadi bahwa dirinya terlilit hutang Bank Emok yang mencapai puluhan juta rupiah.

    “Saya punya utang bank emok pak Gubernur, totalnya ada 3 bank dan jumlahnya mencapai sekitar Rp 30 juta,” ungkap Yeni kepada Dedi Mulyadi.

    “Tidak tahu juga alasan suami saya mencuri untuk apa, mungkin juga untuk bantu buat setor bank Emok,” ucapnya.

    Lanjut Yeni, dirinya dulu sempat jualan gorengan, modalnya dari pinjaman bank emok.

    “Tapi dagang gorengan hanya cukup untuk setor bank Emok saja, kadang itu juga masih kurang,” katanya.

    Yeni juga mengucapkan terima kasih atas empati dari pak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang sudah bersedia mengunjungi kediamannya.

    “Terima kasih atas kepedulian pak Gubernur, terima kasih atas santunan yang diberikan, semoga apa yang diberikan Pak Gubernur ini bisa bermanfaat untuk modal usaha kedepan menghidupi anak saya,” katanya.

    Yeni juga mengaku dirinya telah mengikhlaskan kematian suaminya, sebagai bagian dari takdir Allah SWT.

    “Saya ikhlas, mungkin itu jalan terbaik dari Allah untuk suami saya, sekalipun harus meninggal secara tragis dihakimi massa secara keji,” ucapnya.

    Yeni juga meminta, proses hukum tetap harus ditegakkan karena bagaimanapun perbuatan main hakim sendiri tidak dibenarkan secara hukum apalagi sampai menghilangkan nyawa orang.

    “Saya minta hukum harus ditegakkan, untuk memberikan efek jera agar kejadian tersebut tidak terulang dikemudian hari,” pungkasnya

    Sementara itu Camat Tanjungsiang, Agus Saepulah mengucapkan terima kasih atas perhatiannya kepada warganya yang baru saja tertimpa musibah.

    “Terima kasih Pak Gubernur yang sudah memberikan perhatian, kepada warga kami yang baru saja tertimpa musibah,” ucapnya.

    Pak gubernur juga selain berkunjung ke kediaman keluarga korban, juga memberikan santunan.

    “Tadi selain berkunjung, Pak Gubernur juga memberikan bantuan untuk istri korban dan juga akan melunasi utang-utangnya ke 3 Bank Emok” katanya.

    Selain itu tak hanya keluarga korban, rencananya, keluarga para pelaku main hakim sendiri yang berjumlah 8 orang juga akan diberikan santunan di kediaman pak Gubernur di Lembur Pakuan dalam beberapa hari kedepan.

    “Pak Gubernur rencananya akan mengundang saya dan keluarga pelaku main hakim sendiri ke Lembur Pakuan, rencananya akan diberikan bantuan juga untuk modal usaha karena suaminya harus mendekam di jeruji besi,” ucapnya.

    (Tribunjabar.id/ Ahya Nurdin)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Kunjungi Keluarga Pencuri Ayam yang Tewas Diamuk Massa di Subang, Ungkap Hal Ini

  • Tragis! Maling Ayam di Subang Tewas Diamuk Massa, Dipukuli Balok hingga Ditembak Senapan Angin

    Tragis! Maling Ayam di Subang Tewas Diamuk Massa, Dipukuli Balok hingga Ditembak Senapan Angin

    GELORA.CO – Nasib tragis menimpa seorang pelaku pencurian ayam di Tanjungsiang Subang, yang harus kehilangan nyawanya secara tragis.

    Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (1/4/2025) malam sekitar pukul 23.30 WIB di Desa Rancamanggung, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang.

    Korban berinisial T(37) terpergok sedang mencuri ayam di kandang ayam milik perusahaan. 

    T pun diteriaki maling dan ditangkap, lalu jadi sasaran bulan-bulanan warga hingga tewas mengenaskan.

    Pelaku pencuri ayam tersebut tewas secara tragis akibat dipukuli dengan balok kayu dan bambu, bahkan ditembak dengan senapan angin.

    Polisi bergerak cepat mendatangi TKP dan berhasil mengamankan 8 pelaku main hakim sendiri. Para pelaku pengeroyokan  langsung digiring ke Mapolres Subang.

     

    Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu, didampingi Wakapolres dan Kasat Reskrim AKP Bagus Panuntun mengungkapkan bahwa kasus tersebut berawal saat T (37) terpergok melakukan pencurian ayam di sebuah kandang ayam milik sebuah perusahaan ternak.

    “Korban dipergoki sedang mencuri ayam di kandang oleh tersangka YS dan INA, kemudian oleh kedua tersangka tersebut, korban dikejar dan ditangkap, lalu dipukuli dan diteriaki maling,” ujar Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu, dalam press release-nya, Kamis(3/2025) sore.

    Setelah diteriaki maling, warga berdatangan dan langsung dihakimi warga.

    “Korban terduga pelaku pencuri ayam tersebut dari TKP kemudian diseret sejauh 500 meter ke Kantor Desa Gandasoli dengan cara digotong tangan dan kaki diikat,” katanya.

    Setiba di kantor Desa Gandasoli, korban ditelanjangi dan kembali digebukin. Ramai-ramai.

    “Korban digebukin menggunakan bambu, balok kayu, dan menembak betis korban menggunakan senapan angin sebanyak 3 kali,” ucapnya.

    Setelah korban meninggal di TKP depan Kantor Desa Gandasoli, korban langsung ditinggalkan begitu saja.

    “Polisi dari Satreskrim Polres Subang yang datang ke TKP menemukan korban sudah tak bernyawa,” katanya.

    Polisi langsung membawa korban ke Rumah sakit untuk diautopsi guna mengungkap kasus kematian korban.

    “Adapun hasil autopsi pada tubuh korban, korban mengalami Luka akibat benda tumpul di kepala, memar pada kelopak mata, luka lecet pada pelipis kanan, hidung, pipi, dagu, remuk rahang bawah, pendarahan pada bagian dalam kepala, otak besar, dan otak kecil, pembekuan darah selaput otak yang menyebabkan korban tewas,” tuturnya.

    Polisi pun langsung melakukan serangkaian penyelidikan dalam waktu 2 jam berhasil mengamankan 8 pelaku pengeroyokan.

    “Kedelapan pelaku pengeroyokan diantaranya GM(33), YS(26), INA(21) AR(22) NBP(25) NR 24, K(27), dan TS(24), semuanya merupakan warga setempat,” tandasnya.

    Akibat perbuatannya, kedelapan tersangka saat ini mendekam disel tahanan Mapolres Subang.

    “Para tersangka terancam, pasal 170 ayat 2 dan 3 KUHP Pidana dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara,” tegasnya.

    Selain mengamankan 8 tersangka pelaku pengeroyokan, polisi juga mengamankan sejumlah  barang bukti.

    “Adapun barang bukti yang diamankan di TKP diataranya 1 balok Kayu, Sebatang, Bambu, senapan angin kaliber 4,5 Mm, pakaian korban,” ucapnya.

    Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu berharap kasus ini main hakim sendiri ini yang terakhir di Subang.

    “Ingat ini negara hukum, siapapun yang main hakim sendiri terhadap pelaku kejahatan apalagi sampai menghilangkan nyawa korban, tentunya  akan kami tindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.(*)

  • KRONOLOGI Rumah di Depok Diacak-acak Maling Saat Lansia Salat Id, Emas Senilai Rp 475 Juta Raib

    KRONOLOGI Rumah di Depok Diacak-acak Maling Saat Lansia Salat Id, Emas Senilai Rp 475 Juta Raib

    TRIBUNJAKARTA.COM – Simak kronologi kawanan maling mengacak-acak rumah pasangan lanjut usia (lansia) di Jalan Tipar Raya No 06, RT 05/RW 09 Mekarsari, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat pada Senin (31/3/2025).

    Emas seberat 250 gram pun digondol maling. Alimin Halik (74) menyampaikan emas tersebut bila diuangkan senilai Rp 475 juta.

    Ia lalu menceritakan kronologi pencurian emas itu. Saat kejadian, Alimin bersama istrinya meninggalkan rumah untuk menjalani Salat Idulfitri 1446 Hijriah sekira pukul 06.15 WIB.

    “Jadi rumah pun kosong,” kata Halik saat ditemui di kediamannya, Rabu (2/4/2025) siang.

    Halik kaget sepulang Salat Idulfitri 1446 Hijriah. Pasalnya, kondisi rumah sudah berantakan.

    Padahal, Halik telah memastikan semua pintu sudah terkunci sebelum meninggalkan rumah.

    “Diacak-acak dua kamar, yang diambil emas 250 gram,” ungkapnya.

    “Sekarang harga emas Rp 1,9 juta, kalau diuangkan sekitar 475 jutaan,” sambungnya.

    Menurut Halik, kawanan pencuri yang membobol rumahnya berjumlah empat orang menggunakan dua sepeda motor.

    Mereka masuk ke rumah Halik melalui pintu belakang dengan cara membobol kunci.

    “Pelaku empat orang dua motor, motornya Beat,” ujarnya.

    Saat ini, Halik sudah membuat laporan polisi (LP) ke Polsek Cimanggis. Ia berharap agar pihak kepolisian segera menangkap para pelaku.

    “Sudah lapor, harapannya ya polisi tangkap pelakunya, kalau emasnya kembali kan sulit,” kata Halik.

    Sementara itu, Kapolsek Cimanggis, Kompol Tatang Targana menjelaskan, korban telah membuat laporan polisi (LP).

    Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan kasus pencurian tersebut.

    “Sudah buat LP, masih dilidik,” kata Tatang dengan singkat. (TribunDepok)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Pasangan Lansia di Depok Kehilangan Emas Batangan 250 Gram, Rumah Ditinggal Saat Salat Idulfitri – Halaman all

    Pasangan Lansia di Depok Kehilangan Emas Batangan 250 Gram, Rumah Ditinggal Saat Salat Idulfitri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DEPOK- Alimin Halik (74), warga Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, pesimis emas batangan seberat 250 gram miliknya yang hilang bisa kembali.

    Emas tersebut dicuri maling dari rumahnya saat dia dan istrinya Salat Idulfitri pada Senin (31/3/2025).

    Halik sudah membuat laporan polisi (LP) ke Polsek Cimanggis. Ia berharap agar pihak kepolisian segera menangkap para pelaku.

    “Sudah lapor, harapannya ya polisi tangkap pelakunya, kalau emasnya kembali kan sulit,” kata Halik saat ditemui di kediamannya, Rabu (2/4/2025).

    Halik menjelaskan, saat kejadian, ia bersama istrinya sedang meninggalkan rumah melaksanakan Salat Id.

    Sepulangnya Salat Id, Halik terkejut kondisi rumahnya sudah dalam keadaan berantakan.

    Padahal, sebelum meninggalkan rumah, Halik memastikan semua pintu sudah terkunci.

    “Diacak-acak dua kamar, yang diambil emas 250 gram. Sekarang harga emas Rp 1,9 juta, kalau diuangkan sekitar 475 jutaan,” sambungnya.

    Menurut Halik, kawanan pencuri yang membobol rumahnya berjumlah empat orang menggunakan dua sepeda motor.

    Mereka masuk ke rumah Halik melalui pintu belakang dengan cara membobol kunci.

    “Pelaku empat orang dua motor, motornya Beat,” ujarnya.

    Sementara itu, Kapolsek Cimanggis, Kompol Tatang Targana menjelaskan, korban telah membuat laporan polisi (LP).

    Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan kasus pencurian tersebut.

    “Sudah buat LP, masih dilidik,” kata Tatang dengan singkat

    Penulis: M. Rifqi Ibnumasy

     

  • Rumah di Depok Dibobol Maling Saat Ditinggal Penghuni Salat Id, Emas Batangan Lenyap – Halaman all

    Rumah di Depok Dibobol Maling Saat Ditinggal Penghuni Salat Id, Emas Batangan Lenyap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebuah rumah di Mekarsari, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, dibobol maling saat hari H lebaran, Senin (31/3/2025).

    Kejadian itu terjadi saat penghuni rumah pergi untuk salat id pada pagi hari sekira pukul 06.WIB.

    Dalam video kamera pengawas yang beredar, komplotan maling itu berjumlah empat orang dengan menggunakan dua unit sepeda motor.

    Dua orang yang bertugas sebagai pengendara menunggu di luar gerbang, sedangkan dua lainnya menjadi eksekutor bobol rumah.

    Kapolsek Cimanggis, Kompol Tatang Targana, mengatakan jika sejatinya komplotan maling itu sempat masuk melalui pintu depan, tetapi tidak berhasil.

    “Mereka pun kemudian beralih ke pintu belakang, yang akhirnya bisa dibuka,” kata Tatang, dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Rabu (2/4/2025).

    Setelah misinya berhasil, para pencuri itu pun langsung ngacir meninggalkan lokasi.

    Dalam keterangannya, korban mengalami kerugian ratusan juta rupiah usai emas batangan sebesar 300 gram digondol komplotan maling tersebut.

    “Setelah masuk, mereka berhasil mengambil emas batangan seberat 300 gram. Setelah melakukan aksinya, para pelaku langsung melarikan diri,” kata Tatang.

    Tatang pun menegaskan jika kasus ini pun saat ini sedang ditangani oleh Polsek Cimanggis.