Pria di Sergai Sumut Curi 21 Gram Emas Tetangga demi Sabu dan Miras
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
– Seorang pria berinisial C (22) ditangkap karena mencuri 21 gram emas milik tetangganya di Desa Lubuk Rotan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
C lalu menggunakan sebagian hasil uang curiannya untuk membeli sabu.
Kasi Humas
Polres Sergai
, Iptu Zulfan Ahmadi, mengatakan peristiwa pencurian terjadi di rumah korban bernama Teti (35) sekitar pukul 11.05.
C diduga beraksi saat rumah korban dalam keadaan kosong.
Aksi pelaku terungkap saat dia hendak keluar dari pintu belakang rumah korban.
Saat itu, tetangga korban bernama Sariyem melihat C.
“Secara spontan, Sariyem berteriak menjerit sambil berteriak ‘maling’ dan sempat mengejar pelaku, tetapi pelaku berhasil melarikan diri,” ujar Zulfan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/4/2025).
Mendapat informasi rumahnya kemalingan, korban lalu mengecek lemari kamarnya.
“Setelah diperiksa, ternyata uang dan barang-barangnya telah hilang, yakni berupa 21 gram emas yang ditaksir harganya saat itu 21 juta dan uang tunai Rp 1 juta,” ujar Zulfan.
Korban kemudian membuat laporan ke polisi.
Dari serangkaian penyelidikan, polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku di sebuah kafe di Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Sergai, Jumat (18/4/2025).
Dari interogasi, C mengatakan telah menjual emas itu seharga Rp 12 juta.
“Selanjutnya, uang hasil penjualan emas tersebut digunakan untuk membeli 1 unit HP Android, membeli miras, serta
narkoba
,” ungkap Zulfan.
Ternyata dari penyelidikan, C tidak beraksi sendiri. Dia mencuri bersama temannya A dan R.
Keduanya kini masih dalam pengejaran polisi.
C kini ditahan di Mapolres Sergai untuk proses hukum lebih lanjut.
“Tersangka C alias A telah melanggar Pasal 363 KUHP Pencurian dengan pemberatan dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara,” tutur Zulfan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kasus: Maling
-
/data/photo/2024/08/28/66cf5003373f3.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pria di Sergai Sumut Curi 21 Gram Emas Tetangga demi Sabu dan Miras Medan 19 April 2025
-
/data/photo/2025/04/17/6800340719394.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Saat Maling Ketagihan Curi Besi JPO Kampung Bandan… Megapolitan 17 April 2025
Saat Maling Ketagihan Curi Besi JPO Kampung Bandan…
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di Kampung Bandan, Jakarta Utara, telah menjadi sasaran
pencurian besi
berulang kali.
Holiso (40), pemilik warung makan yang berada tepat di bawah jembatan, mengungkapkan besi di JPO itu kembali dicuri beberapa hari lalu.
“Setahu saya tiga kali besinya hilang terus, terakhir baru dua hari yang lalu,” ujarnya saat diwawancarai
Kompas.com
di lokasi, Rabu (16/4/2025).
Imbas dari pencurian pelat besi ini sangat memprihatinkan. Salah satu anak tangga pada JPO kini berlubang besar. Akibatnya, masyarakat kesulitan mengakses jembatan tersebut.
Solusi sementara
Saat ini, lubang yang diakibatkan oleh hilangnya pelat besi telah diperbaiki, tetapi dengan solusi yang sangat sementara.
Alih-alih menggunakan pelat besi, perbaikan dilakukan dengan papan yang terlihat tebal dan kokoh saat diinjak.
Papan tersebut juga dilapisi cat berwarna hijau muda. Kini warga bisa sedikit merasa lebih aman saat melintasi JPO tersebut.
“Bolong gede banget, sekarang ditutup papan. Mungkin karena terlalu sering ganti, pakai begitu (papan) sekarang,” ucap Holiso.
Selain masalah pencurian pelat besi, JPO ini juga menunjukkan tanda-tanda sudah mulai usang.
Hampir seluruh bagian jembatan berkarat. Pada area pegangan besi terlihat jelas dengan warna kuning kecokelatan.
Selain itu, pelat besi yang digunakan sebagai anak tangga sebagian besar telah memudar warnanya.
Semua anak tangga pun bergoyang saat diinjak dan cukup berisiko bagi pengguna.
Lebih lanjut, bagian atas JPO juga menunjukkan kondisi yang kurang aman. Pasalnya, lantainya terbuat dari pelat besi yang tumpang tindih, membuatnya terlihat rentan.
Resiko kecelakaan saat hujan
Di tengah kondisi yang sudah tidak ideal, JPO ini kerap memakan korban jiwa saat hujan.
Tanpa atap, air hujan dengan mudah menggenangi lantai dan tangga, menjadikannya licin dan berbahaya.
“Waktu hujan kemarin, ibu-ibu jatuh di tangga itu, pokoknya selalu deh pasti ada yang jatuh,” ungkap Holiso.
Holiso lebih memilih untuk memutar arah dan menempuh jalan yang lebih jauh daripada mengambil risiko celaka saat melintasi JPO.
Melihat kondisi JPO yang semakin memprihatinkan, warga setempat berharap agar
JPO Kampung Bandan
segera direvitalisasi.
“Bar kami lewatnya enak,” ucap Holiso.
Senada dengan Holiso, warga lain bernama Beno (39) juga meminta agar JPO Kampung Bandan segera diperbaiki.
“Harapannya bisa diperbaiki saja, biar bagus, biar enak, karena kalau hujan licin banget,” jelas Beno.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/16/67ff7cb6c77a3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pelat Besi JPO Kampung Bandan Tiga Kali Hilang, Diduga Dicuri Dini Hari Megapolitan 17 April 2025
Pelat Besi JPO Kampung Bandan Tiga Kali Hilang, Diduga Dicuri Dini Hari
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pelat besi pada Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di
Kampung Bandan
, Jakarta Utara, dilaporkan telah hilang sebanyak tiga kali.
Hal ini diungkapkan oleh Holiso, pemilik warung makan yang berlokasi di bawah JPO, saat diwawancarai
Kompas.com
di lokasi, Rabu (16/4/2025).
“Setahu saya, tiga kali besinya hilang terus, terakhir baru dua hari yang lalu,” ujar Holiso (40).
Ia menjelaskan, pelat besi terakhir kali hilang pada Senin (14/4/2025). Ia menduga bahwa pencurian tersebut dilakukan oleh maling saat dini hari.
Menurut Holiso, kondisi JPO Kampung Bandan masih aman dan tidak berlubang pada sore hingga malam hari, ketika warungnya ramai dikunjungi pembeli.
“Kalau jam-jam sore di sini warung saya masih ramai, kalau jam 2.00 – 3.00 WIB dini hari warung saya sudah sepi, mungkin mereka beraksinya sekitar jam segitu,” jelasnya.
Dampak dari hilangnya pelat besi tersebut membuat salah satu anak tangga JPO menjadi bolong dan sulit untuk dilalui.
Namun, Holiso bersyukur karena saat ini JPO tersebut sudah diperbaiki.
“Bolong gede banget, sekarang ditutup papan. Mungkin karena terlalu sering ganti, jadi pakai begitu (papan) sekarang,” ungkapnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1229287/original/085778700_1462932940-ilustrasi_pendekar_betawi.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mengenal Sedekah Rata Bumi, Salah Satu Rangkaian Tradisi dalam Proses Membangun Rumah ala Masyarakat Betawi
Liputan6.com, Yogyakarta – Setiap sudut rumah adat Betawi memiliki makna dan filosofi yang mendalam. Namun di balik itu semua, ternyata ada tradisi khusus yang dilakukan masyarakat Betawi sebelum membangun rumah adat, yakni sedekah rata bumi.
Mengutip dari Seni & Budaya Betawi, masyarakat Betawi selalu memastikan bentuk fisik sebelum membangun rumah. Hal tersebut juga dibarengi dengan penerapan nilai filosofi dan tradisi yang melekat di dalamnya.
Bagi masyarakat Betawi, membangun rumah bukan sekadar mendirikan bangunan. Lebih dari itu, mereka merasa perlu memperhatikan keterkaitannya dengan spiritual yang termanifestasi dalam kepercayaan masyarakat Betawi.
Dalam membangun rumah adat, masyarakat Betawi akan melakukan serangkaian tradisi untuk menjamin keselamatan pemilik rumah. Salah satu tradisi yang kerap dilakukan adalah menggelar selamatan sedekah rata bumi.
Tujuan tradisi ini memiliki keterkaitan yang kuat dengan keberlanjutan rumah tangga si empunya rumah. Melalui sedekah rata bumi, masyarakat berharap agar calon penghuni yang nantinya menempati rumah tersebut dapat memiliki fondasi rumah tangga yang kuat.
Biasanya, sedekah rata bumi digelar saat pengerjaan konstruksi kuda-kuda rumah sudah sempurna dikerjakan. Selain sedekah rata bumi, masyarakat Betawi juga akan menghitung hari atau bulan baik untuk membangun rumah.
Dalam Rumah Etnik Betawi (2013) tertulis, penghitungan hari atau bulan baik tersebut dilakukan oleh orang yang dianggap ahli. Tujuannya agar terhindar dari mara bahaya.
Bagi masyarakat Betawi, waktu pembangunan dapat menentukan keberlanjutan kehidupan si pemilik rumah. Jika hasil hitungan kurang baik, maka sebaiknya dihindari pada waktu yang sebelumnya telah ditentukan.
Namun, jika masih menginginkan bulan atau hari tersebut, hal ini masih bisa disiasati. Salah satu siasatnya adalah dengan membangun rumah menghadapkan arah penjuru mata angin tertentu.
Tradsi lain yang dilakukan masyarakat Betawi dalam membangun rumah adalah upacara tunggu lobang. Tradisi ini juga diikuti dengan makan bubur merah putih.
Upacara tunggu lobang bertujuan agar rumah selamat dari ancaman, salah satunya ancaman maling. Selain itu, tujuan lain adalah agar rumah dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh fenomena alam, seperti angin puyuh hingga banjir. Baru setelahnya, saat pembangunan rumah memasuki tahapan pekerjaan fondasi akan digelar sedekah rata bumi.
Berbagai rangkaian tradisi yang dilakukan masyarakat Betawi dalam membangun rumah membuktikan bahwa pembangunan rumah adat Betawi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan, tradisi, dan nilai yang telah diwariskan secara turun-temurun. Tak heran, berbagai tradisi ini masih dilestarikan di beberapa wilayah setempat.
Penulis: Resla
-

Plat Besi JPO di Jakarta Kerap Dicuri Maling, Gubernur Pramono: Nanti Dipasangi CCTV – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Plat besi lantai Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di beberapa wilayah Jakarta hilang diduga dicuri maling.
Hal ini menjadi keprihatinan Gubernur Jakarta Pramono Anung.
Pramowo mengatakan akan segera memasang kamera pengawas (CCTV) untuk mengantisipasi kembali hilangnya plat besi lantai JPO.
Seperti diketahui, viral di media sosial plat besi JPO di Jalan Daan Mogot Km 1 dekat Pom Bensin Vivo, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Plat besi pijakan kaki di JPO tersebut hilang dicuri di bagian tangga atas sebanyak 15 lembar.
Tak hanya itu, pantauan Tribun Jakarta (Tribun Network), kondisi serupa juga terjadi pada JPO di Jalan Gunung Sahari Raya, Pademangan, Jakarta Utara.
JPO ini membentang di depan pusat perbelanjaan WTC Mangga Dua.
Kerap dicuri
Pramono Anung mengakui memang kerap kali JPO di Jakarta dicuri oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
“Saya juga sudah mendapatkan laporan untuk itu. Saya sudah minta di tempat itu untuk Closed-Circuit Television (CCTV)nya diambil, karena yang seperti ini tidak boleh terjadi,” ucap Pramono saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Pramono juga menyebut bahwa jembatan simpang susun semanggi juga lampunya pernah hilang dan kasus yang sama dicuri.
“Bahkan sebenarnya saya sudah memerintahkan, dulu kan kalau teman-teman ingat ya, Semanggi kan pernah bercahaya menyala dengan baik, tiba-tiba lampunya hilang. Kasusnya juga sama. Kasusnya dicuri,” jelas dia.
Orang nomor satu di Jakarta itu juga berjanji pihaknya akan kembali memperbaiki Jembatan Semanggi agar lebih bercahaya.
“Tetapi kali ini saya sudah memerintahkan lagi untuk Mei atau Juni ini, (Jembatan) Semanggi kita buat menyala yang lebih baik, dan mudah-mudahan tidak dicuri,” ungkap dia.
Dia pun akan memasang CCTV dan meminta bawahannya untuk melakukan pengawasan di JPO.
“Maka untuk itu kami pasang CCTV di mana-mana dan kami juga akan menaruh orang untuk melakukan pengawasan terhadap hal itu,” ungkap dia.
“Ya pokoknya kami tidak ingin mengulang dengan gampang orang melakukan pencurian.
Tentunya dengan beberapa titik kami akan pasang CCTV,” jelasnya.
-
/data/photo/2025/04/14/67fcacb8d0d31.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ada 15 Pelat Besi JPO Daan Mogot yang Hilang Diduga Dicuri Megapolitan 14 April 2025
Ada 15 Pelat Besi JPO Daan Mogot yang Hilang Diduga Dicuri
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di dekat SPBU Vivo, Jalan Daan Mogot, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat bolong karena pelat besi pijakannya diduga dicuri.
Tak tanggung-tanggung, pelat besi yang hilang mencapai 15 buah. Bolongnya JPO tersebut sempat membuat warga terpeleset.
Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dekat dekat stasiun pengisian bahan bakar umum di Jalan Daan Mogot, Grogol Petamburan, Jakarta Barat bolong karena 15 pelat besi hilang sehingga membahayakan penggunanya.
“Jumat (11/4/2025), saya sempat kepeleset di situ, pas mau naik ke atas. Saya tak sadar kalau tangga udah ilang, bolong gitu, terus kaki saya masuk ke lubangnya. Untung, alhamdulillah tak luka,” kata pedagang kaki lima di bawah JPO, Nurhayati (59) di Jakarta, Senin (14/4/2025), dikutip dari
Antara.
Nurhayati mengatakan, pelat besi JPO tersebut telah hilang sebanyak tiga kali.
“Udah sering, udah tiga kali hilang. Terakhir itu pas bulan puasa kemarin,” kata dia.
Padahal, Nurhayati berjualan di bawah JPO hampir 24 jam sehari, bergantian dengan suaminya.
“Saya jualan di sini itu 24 jam, gantian sama bapak. Tapi itu (pelat JPO) sepertinya, dicuri pas jam tiga pagi pada bulan puasa. Makanya kita tak sadar gitu,” kata Nurhayati.
Nurhayati bercerita, pelat besi JPO itu pertama kali hilang beberapa tahun lalu. Saat itu, pelaku membawa kabur lembaran bagian atas.
Aksi pencurian itu sempat tepergok oleh suaminya yang sedang mendapat giliran berjualan.
“Jadi, maling itu bawa kabur pelat besinya pakai bajaj. Satu besi tak kebawa. Jadi, dia sudah copot tiga, tapi dibawa cuma dua,” kata Nurhayati.
Adapun pengamatan di lokasi pada pukul 10.00 WIB, sebanyak 15 pelat besi tangga JPO hilang. Pejalan kaki pun sangat berhati-hati ketika menuruni tangga JPO itu.
Beberapa pelat besi yang belum sempat dibawa kabur tampak tak terkait baut.
Pelat besi tangga yang hilang berada di sisi Jalan Daan Mogot menuju Grogol Petamburan yang cukup minim penerangan.
Senin sore, JPO tersebut telah diperbaiki oleh Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat.
Lubang-lubang yang sebelumnya membahayakan pejalan kaki telah ditutup, sehingga pengguna tidak lagi perlu ekstra hati-hati saat melintasi jembatan.
Pijakan besi pada anak tangga kini tampak kokoh dan stabil. Perbaikan dilakukan dengan menutup bagian-bagian yang sebelumnya berlubang serta memperkuat struktur tangga.
Namun, besi-besi yang telah keropos tidak turut diperbaiki.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Maling di Malang Gasak Rumah Kosong Ditinggal Sholat Id, Gondol Barang Rp18 Juta
Malang (beritajatim.com) – Seorang maling di Kabupaten Malang memanfaatkan momen sholat Idulfitri untuk melancarkan aksi pencurian. Saat rumah korban dalam keadaan kosong karena ditinggal salat Id, pelaku menggasak barang-barang berharga dengan total kerugian mencapai Rp18 juta.
Kasus pencurian dengan pemberatan (curat) ini terjadi di sebuah rumah di Jalan Kawi, Kecamatan Kepanjen, pada Senin (31/3/2025) sekitar pukul 07.00 WIB. Saat kejadian, penghuni rumah sedang menunaikan salat Id di Masjid Agung Baiturahman.
“Pelaku memanfaatkan momen salat Id di pagi hari saat rumah dalam keadaan kosong. Ia masuk dengan cara memanjat tembok dan mencungkil pintu belakang. Ini murni pencurian dengan pemberatan,” kata Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar, Senin (14/4/2025).
Korban mendapati rumah dalam kondisi berantakan saat pulang dari masjid. Sejumlah barang dilaporkan hilang, termasuk tiga unit ponsel (OPPO A12, Realme C21Y, Samsung Note 10), perhiasan emas, serta uang tunai Rp9 juta yang terdiri dari Rp4 juta rupiah dan 1.000 Riyal Arab Saudi (setara Rp5 juta).
“Pelaku beraksi dalam waktu singkat, memanfaatkan suasana sepi karena warga tengah menunaikan salat Id. Setelah menerima laporan, tim segera melakukan penyelidikan,” lanjut Bambang.
Hasil penyelidikan mengarah pada KR (24), warga Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Pelaku ditangkap pada Jumat malam (11/4/2025) pukul 22.50 WIB di sebuah warnet di Kecamatan Kepanjen.
Polisi mengamankan barang bukti berupa dua HP milik korban, satu tas selempang, dua cincin emas, satu gelang emas, dan uang tunai Rp697 ribu. Diketahui sebagian besar hasil curian telah dipakai pelaku untuk keperluan pribadi.
“Dari total uang tunai Rp9 juta yang dicuri, hanya tersisa Rp697 ribu. Sisanya sudah digunakan oleh tersangka,” ujar Bambang.
KR kini ditahan di Polres Malang dan dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan. Ia terancam hukuman penjara hingga tujuh tahun.
Polres Malang mengimbau masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan saat meninggalkan rumah, terlebih pada momen-momen ibadah massal seperti salat Id.
“Kami minta warga tidak lengah, pastikan rumah terkunci rapat saat ditinggal bepergian,” tutup Bambang. [yog/beq]
-

Saling Lapor: Pelaku dan Korban Penganiayaan di Sampang Ditangkap Polisi
Sampang (beritajatim.com) – Pelaku dan korban penganiyaan yang terjadi di salah satu rumah makan di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kabupaten Sampang, sama-sama diamankan polisi.
Kenapa demikian, korban yang melaporkan si pelaku tersebut diketahui merupakan maling tabung gas yang sengaja dibacok oleh pemiliknya.
Salahnya, si pelaku pembacokan tidak melapor terlebih dahulu kepada pihak kepolisian bahwa si korban tersebut awalnya maling tabung gas. Sehingga tidak bisa dibenarkan prilakunya.
“Si pelaku penganiyaan tidak melapor terlebih dahulu ke polisi langsung asal bacok, sehingga tindakannya itu dianggap keliru,” ucap Kapolres Sampang AKBP Hartono, Minggu (13/4/2025)
Untuk sementara ini si pelaku penganiyaan terjerat pasal 351 Ayat 1 KUHP dengan ancaman hukuman selama lima tahun penjara.
Sementara untuk pencuri terjerat pasal 363 Ayat 1 KUHP dengan ancaman hukuman selama tujuh tahun penjara.[sar]
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5190688/original/015447600_1744878793-Lampu_Merah_Tidak_Nyala__Ternyata_Kabelnya_Digondol_Maling_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
