Kasus: Maling

  • Kawanan Bocah Maling Bebek Babak Belur Diamuk Massa

    Kawanan Bocah Maling Bebek Babak Belur Diamuk Massa

    Liputan6.com, Jepara – Aksi massa dan main hakim sendiri masih saja terjadi di wilayah hukum Polres Jepara. Beruntung dalam kejadian kali ini, pelaku berhasil diselamatkan di tengah amukan massa.

    Peristiwa ini terjadi saat tiga bocah maling bebek di Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, ditangkap warga desa setempat. Tiga maling cilik ini digerebek warga usai diduga mencuri bebek.

    Kejadian pada Jumat (5/12/2025) sekitar pukul 13.30 WIB di lingkungan RT 5 RW 6 Desa Troso, Kecamatan Pecangaan viral di media sosial. Video penangkapan pelaku hingga dihajar massa pun menyebar.

    Dalam tayangan video yang diunggah akun facebook @Info Kejadian Sekitar Jepara Seputar Jepara itu, terlihat seorang remaja dengan rambut disemir warna kuning digelandang massa.

    Remaja yang tanpa menggunakan kaos ini yang diduga pencuri bebek, menjadi sasaran amukan massa. Tak berselang kemudian, mobil patroli Polsek Pecangaan datang ke lokasi.

    Untuk menghindari amukan massa yang makin beringas, aparat polisi menjemput pelaku dan memasukkannya ke mobil patroli. Meski telah ditangkap polisi, massa terus saja mengejar dan memukuli pelaku.

    Dengan susah payah, pelaku akhirnya berhasil diangkut dengan mobil patroli dan dibawa ke kantor polisi.

    Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Jepara AKBP Erick Budi Santoso melalui Kasat Reskrim AKP Umar Wildan Rela, membenarkan kejadian tersebut.

    Wildan mengatakan, pelaku ditangkap warga setempat saat hendak mencuri bebek milik warga. Sebelumnya, warga setempat mengaku sering kehilangan ayam dan bebek.

    Saat dilakukan pemantauan, warga melihat gerak gerik pelaku yang mencurigakan. Pelaku hendak mencuri bebek milik salah satu warga desa setempat.

    ”Warga menangkap basah pelaku membawa bebek yang rencananya akan dijual. Warga menanyai pelaku, akhirnya mengakui perbuatannya,” ujar AKP Wildan yang dikonfirmasi wartawan.

     

  • Maling 50 Gram Emas di Tangerang Ternyata Pernah Sikat Rumah Brimob dan Curi Senpi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Desember 2025

    Maling 50 Gram Emas di Tangerang Ternyata Pernah Sikat Rumah Brimob dan Curi Senpi Megapolitan 6 Desember 2025

    Maling 50 Gram Emas di Tangerang Ternyata Pernah Sikat Rumah Brimob dan Curi Senpi
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com – 
    H, pelaku pencurian rumah kosong di Jalan Kampung Poris Asalam, Cipondoh, Kota Tangerang, ternyata pernah membobol rumah seorang anggota Brimob.
    Hal itu terungkap setelah H kembali ditangkap polisi untuk keempat kalinya di bawah
    Flyover
    Cengkareng, Jakarta Barat, pada Selasa (2/12/2025).
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto mengungkapkan, H merupakan residivis spesialis pencurian rumah kosong dan tercatat sudah tiga kali masuk dan keluar penjara.
    “Pada tahun 2017, pelaku menyatroni rumah Brimob dan mencuri senjata api (senpi),” ucap Budi dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/12/2025).
    Setelahnya, pelaku kembali terlibat pada kasus pencurian serupa pada 2021 dan 2022.
    Kasus terbaru terjadi pada Jumat (16/10/2025). Saat itu, pelaku berkeliling permukiman warga di Jalan Kampung Poris Asalam, Tangerang, dengan berjalan kaki untuk mencari target.
    Ia mengamati lingkungan sekitar dan memilih rumah yang terlihat kosong guna mempermudah aksinya.
    “Dalam rekaman CCTV, pelaku terlihat keluar masuk rumah dengan memanjat pagar lalu merusak teralis jendela rumah,” tutur Budi.
    Usai memasuki rumah tersebut, sejumlah barang korban berupa emas 50 gram, uang tunai Rp 25 juta, dan satu unit ponsel raib. Total kerugian ditaksir mencapai Rp 126 juta.
    Saat ini, pelaku telah diamankan di Polda Metro Jaya dan dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara.
    Polisi juga mengamankan barang bukti berupa dua unit sepeda motor serta beberapa perhiasan emas hasil curian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Maling 50 Gram Emas di Tangerang Ditangkap Polisi di Cengkareng
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Desember 2025

    Maling 50 Gram Emas di Tangerang Ditangkap Polisi di Cengkareng Megapolitan 6 Desember 2025

    Maling 50 Gram Emas di Tangerang Ditangkap Polisi di Cengkareng
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com –
     Polisi menangkap H, residivis pencurian rumah kosong yang kembali beraksi di Jalan Kampung Poris Assalam, Cipondoh, Kota Tangerang.
    H ditangkap di bawah
    Flyover
    Cengkareng, Jakarta Barat, pada Selasa (2/12/2025).
    “Pelaku inisial H alias Nano sudah ditangkap,” ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto dalam keterangannya, Sabtu (6/12/2025).
    Penangkapan H dilakukan berdasarkan laporan insiden yang terjadi pada Jumat (16/10/2025).
    Saat itu, pelaku beraksi dengan modus berjalan kaki mengelilingi permukiman warga dan menargetkan rumah yang tak berpenghuni untuk memudahkan aksinya.
    Dalam rekaman CCTV, pelaku terlihat membobol rumah dengan memanjat pagar.
    “Pelaku terlihat keluar masuk rumah dengan memanjat pagar, lalu merusak teralis jendela rumah,” ujar Budi.
    Usai masuk ke dalam rumah, pelaku menggasak sekitar 50 gram emas, uang tunai Rp 25 juta, dan satu unit ponsel. Total kerugian korban ditaksir mencapai Rp 126 juta.
    H diketahui merupakan
    residivis
    spesialis pembobolan rumah kosong. Ia bahkan pernah membobol rumah anggota Brimob pada 2017 dan mencuri senjata api.
    “Dua kasus pencurian serupa terjadi pada tahun 2021 dan 2022,” terang Budi.
    Saat ini, pelaku telah diamankan di Polda Metro Jaya dan dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara.
    Polisi turut mengamankan barang bukti berupa dua unit sepeda motor dan sejumlah perhiasan emas hasil kejahatan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menteri Macam Apa Dia? Mundur!

    Menteri Macam Apa Dia? Mundur!

    GELORA.CO — Mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duadji mengeluarkan kritik paling keras sejauh ini yang pernah disampaikan seorang mantan petinggi kepolisian atas bencana banjir dan longsor di tiga provinsi di Sumatra, beberapa waktu lalu.

    Menurut Susno bencana ini bukan sebab alam, melainkan akibat ulah manusia yang serakah yang mengangkangi hukum dan aturan yang ada.

    Susno mengatakan penebangan hutan yang masif dan pertambangan merupakan sumber utama bencana yang mengakibatkan banjir dan longsor sehingga desa-desa hilang ditelan lumpur, dan jutaan kubik gelondongan kayu terbawa arus, menyisakan pemandangan memilukan.

    Dalam suara yang terdengar menahan emosi, dalam acara On Point di Kompas TV, Jumat (5/12/2012), Susno mengatakan hujan itu rahmat Allah. 

    “Tapi menjadi bencana karena manusia—karena hutan ditebangi oleh orang-orang serakah,” katanya.

    Susno mengaku geram dan marah saat mendengar pernyataan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni soal bencana ini saat dipanggil DPR.

    Sebab kata Susno Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, tidak mau menyebut 20 perusahaan pemilik izin yang akan dicabut dan menunggu arahan Presiden.

    “Tidak wajar seorang menteri berkata begitu. Mengapa tidak wajar? Itu tanggung jawab teknis dia. Jangan melempar tanggung jawab pada presiden,” kata Susno.

    Sebab katanya sebagai menteri, Raja Juli adalah pembantu presiden dan sudah diberi kewenangan itu.

    Susno yakin saat Raja Juli menerbitkan izin itu tidak memberi tahu Presiden atau tidak seizin Presiden.

    “Presiden banyak tugasnya. Urusan teknis kehutanan sudah diserahkan pada menteri. Dia yang tanda tangan, dia yang bertanggung jawab,” ujarnya.

    Karenanya Susno mengecam Raja Juli yang menolak permintaan DPR sebagai wakil rakyat.

    “Ini korbannya sudah ribuan loh. Wajar DPR minta data itu ke Menhut. Di jawab dong, tidak harus minta izin presiden dulu,” kata Susno.

    “Ini menteri macam apa dia? Kalau semua menteri seperti itu ya gawat kita ini. Kasihan presidennya.

    Presiden dikit-dikit presiden, jangan melempar masalah pada presiden. Dia pembantu presiden dan yang harus bertanggung jawab. Harus bertanggung jawab,” papar Susno.

    Menurutnya Raja Juli harus menjelaskan kepada publik dan DPR.

    “Kalau merasa bersalah, mundur. Anda melihat dengan sudah terjadinya bencana, mundur menjadi jawaban. Salah satu tanggung jawab sosial, mundur. Kemudian tanggung jawab hukum. Kalau memang itu ada pelanggaran hukum, ikuti sesuai norma hukum yang berlaku,” papar Susno.

    Apalagi kata Susno dalam beberapa kesempatan sudah sangat jelas Presiden Prabowo menyatakan akan memberangus maling uang negara.

    “Makanya perlu ini diselidiki, izinnya itu benar apa tidak. Memang secara formal ada izinnya, rtetapi pemberian izin ini sesuai ketentuan apa tidak gitu kan. Akan membahayakan masyarakat apa enggak. Mereka kan ahli semua di kementerian itu. Ahli teknis di bidang perkayuan,” kata Susno.

    Jika dari para stafnya menyarankan izin tidak diberikan karena berbahaya, menurut Susno, sangat mungkin keputusan pemberi izin berbeda dengan pandangan stafnya.

    “Misalnya sudah ada saran staf bahwa Pak jangan diterbitkan izin di situ. Bahaya tapi masih nekad menerbitkan itu.

    Harus bertanggung jawab,” kata Susno.

    Menurut Susno, penyidikan tidak sulit, karena ada izin, ada aturan, ada ketentuan teknis, ada pemilik kayu, dan ada pejabat yang menandatangani.

    “Maling itu tidak selalu memikul kayu. Maling bisa yang berlindung di balik izin. Ini semua bisa ditelusuri,” paparnya.

    Ia meminta Polri, Kejaksaan, KPK, dan PPATK turun bersama.

    “Jangan cuma satgas. Ini sudah ‘korban nasional’. Ribuan jiwa melayang. Jangan sampai hilang begitu saja seperti kasus-kasus yang dulu,” katanya.

    Susno menyoroti tajam para pejabat di Jakarta yang mengeluarkan izin pembalakan tanpa memahami kondisi lapangan.

    “Orang-orang yang tanda tangan izin itu duduk di ruangan AC di Jakarta. Tidak turun ke lapangan. Begitu jutaan kubik kayu hanyut, barulah terkaget-kaget,” ujarnya.

    Ia menegaskan, pemilik kayu gelondongan yang kini berserakan di sungai dan pemukiman bukanlah misteri.

    “Kayu itu tidak mungkin gaib. Ada pemiliknya, ada izinnya, ada yang menebang,” tegasnya.

    Dengan suara bergetar Susno mengaku terluka oleh pernyataan sejumlah pejabat yang menurutnya tidak berempati.

    “Ada pejabat bilang bencana ini cuma mencekam di media sosial. Ada yang bilang kayu-kayu itu bukan dari pembalakan liar tapi kayu lapuk roboh. Ke mana otaknya?”

    Di tengah warga yang kehilangan keluarga, harta, dan tanah leluhur, pernyataan itu seperti garam di luka.

    “Ribuan orang mati. Banyak masih hilang. Rakyat menjerit. Kok dijawab dengan alasan kayu lapuk? Menyakitkan sekali,” kata Susno.

     

    Susno mengingatkan bahwa warga sekitar hutan tidak pernah menikmati keuntungan eksploitasi.

    “Rakyat di sana miskin. Mereka hanya dapat debu. Dapat bahaya. Hutan itu hutan adat mereka. Harta mereka. Tapi yang menikmati adalah orang-orang serakah itu,” kata Susno.

    Ia menegaskan bahwa hutan adalah amanat konstitusi untuk kemakmuran rakyat, bukan kelompok-kelompok tertentu.

    Menurut Susno, Presiden Prabowo telah memberi sinyal keras soal pemberantasan maling negara.

    Bagi Susno, ini momen emas bagi penegak hukum.

    “Kalau Presiden sudah bilang akan memberangus maling negara, ini lampu hijau bagi aparat. Jangan takut. Tegakkan hukum.”

    Dalam nada yang penuh getir, ia menutup penjelasannya, bahwa dirinya dan banyak rakyat kini sedang menangis.

    “Kita hanya bisa bersuara. Tidak punya kekuasaan apa-apa. Tapi negara ini punya rakyat. Dan rakyat sekarang sedang menangis,” katanya

  • Kronologi Brankas Emas Milik Maradona Dirusak Maling

    Kronologi Brankas Emas Milik Maradona Dirusak Maling

    Liputan6.com, Jakarta – Brankas emas punya Thomas Maradona Arsianto, pemilik toko emas di Kabupaten Pati, Jawa Tengah dirusak maling. Kejadian itu berlangsung saa pelaku membobol toko korban yang berada di kompleks Pasar Ngablak, Kecamatan Cluwak, Rabu (3/12/2025).

    Maradona awalnya mengetahui Toko Emas Kelapa miliknya disatroni maling pada pukul 07.30 WIB.

    Saat hendak membuka pintu toko, dia melihat plafon ruko sudah jebol dan kondisi brankas penyimpanan uang dan perhiasan emas rusak. “Metode masuknya cukup rapi, namun tetap meninggalkan jejak penting yang kini kami analisis,” kata Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Pati Ipda Sismiyarto kepada wartawan, Kamis (4/12/2025).

    Korban melapor ke Polsek Cluwak. Personel Polri kemudian datang ke lokasi untuk penyelidikan.

    Menurut Sismiyarto, hasil penelusuran Inafis menunjukkan bahwa pelaku masuk melalui toko baju milik Lasono. Lokasinya berada tepat di samping toko emas.

    Selain itu, pelaku juga merusak gembok pintu toko, plafon dijebol dan pelaku masuk dengan cara memanjat rak baju. Pelaku gagal membobol brankas, tetapi membawa kabur timbangan emas serta uang koin Rp 100 ribu.

    Mski nilai relatif kecil, kejahatan pelaku tetap menjadi perhatian jajaran kepolisian karena membahayakan keamanan toko-toko di area pasar.

    “Kami pastikan penanganan kasus ini maksimal. Kolaborasi antara Pamapta, Polsek, Reskrim, dan Inafis menjadi kunci pengungkapan,” pungkasnya.

  • Dari Silangit ke Padang Pariaman: Pejalanan Prabowo Menembus Bencana di Sumatra

    Dari Silangit ke Padang Pariaman: Pejalanan Prabowo Menembus Bencana di Sumatra

    Bisnis.com, JAKARTA – Di hari pertama Desember 2025, Sumatra bukan sekadar hamparan hijau yang basah oleh hujan musiman. Mereka sedang berjuang di tengah banjir, tanah longsor, tanggul yang jebol, jembatan yang putus.

    Akses infrastruktur yang terputus membuat desa-desa terdampak jadi terisolasi, membentang dari pantai barat Sumatra Utara hingga perbukitan Aceh Tenggara dan pesisir Sumatra Barat. Di tengah lanskap yang porak-poranda itu, Presiden Prabowo Subianto memilih hadir langsung.

    Dalam sehari penuh, Prabowo berpindah dari Tapanuli Tengah (Sumut) ke Kutacane (Aceh), lalu menuntaskan kunjungan di Padang Pariaman (Sumbar). Dia menembus jalur darat yang sebagian terputus, memaksimalkan pesawat angkut dan helikopter, sekaligus menyapa warga yang kehilangan rumah, keluarga, dan rasa aman. Lawatan kilat tersebut merangkum cara pemerintah menjawab bencana yang datang hampir bersamaan di tiga provinsi.

    Di posko penanganan bencana Tapanuli Tengah, situasi serba mendesak jalur darat belum sepenuhnya terbuka dan distribusi energi menjadi prioritas kritis. Prabowo menunjukkan apresiasinya terhadap kecepatan instansi bekerja.

    Tantangan terbesar adalah BBM untuk generator dan kendaraan evakuasi, serta pemulihan listrik. Namun Prabowo menegaskan bahwa jalur bantuan sudah mulai terbuka.

    “Sekarang masalah BBM, kapal besar sudah bisa merapat di Sibolga. Kemudian Herkules terus kita kerahkan, mungkin setiap hari beberapa titik bisa didaratkan,” ujarnya kepada warga.

    Dalam penjelasan lanjutan, Presiden Ke-8 RI itu pun menegaskan bahwa distribusi logistik adalah prioritas absolut. Termasuk, terkait kemungkinan peningkatan status menjadi darurat bencana nasional, Prabowo menekankan pemerintah akan terus memonitor.

    Selanjutnya, Prabowo terbang ke Kutacane, Aceh Tenggara, wilayah yang disebutnya sebagai salah satu titik paling terdampak. Di sana dia disambut warga yang masih terpukul oleh longsor dan banjir bandang.

    Orang nomor satu di Indonesia itu pun menyampaikan pesannya yakni pemulihan dan pembangunan desa. Dia menyinggung anggaran yang sudah disiapkan pemerintah pusat untuk fasilitas desa, pembangunan sekolah, hingga memastikan program makan bergizi gratis (MBG) dan koperasi desa berjalan.

    “Alhamdulillah, kita punya anggarannya, kita lakukan penghematan banyak di pusat supaya sebanyak mungkin bantuan sebanyak mungkin kita bisa membantu kepentingan rakyat di paling bawah,” imbuhnya.

    Bertolak kembali, di Padang Pariaman, Prabowo disambut warga yang baru saja melewati banjir besar dan longsor yang merusak rumah serta jembatan. Di sinilah dia menyampaikan salah satu pernyataan paling emosional dalam lawatan tersebut bahwa pemerintah tak akan biarkan masyarakatnya menanggung beban sendirian.

    “Kami tidak akan membiarkan saudara-saudara sendiri memikul beban. Pemerintah RI adalah milik rakyat, kami kerja untuk rakyat, kamia berbakti untuk rakyat, kami akan mengelola kekayaan negara supaya bisa membantu rakyat,” tuturnya.

    Laporan di lokasi menunjukkan listrik hampir pulih, sementara air bersih dan jembatan masih dalam tahap pembenahan. Prabowo memastikan semua rumah rusak akan dibantu perbaikannya.

    “InshaAllah kita akan perbaiki semuanya, rumah-rumah yang rusak akan kita bantu.”

    Dia kembali menegaskan kedisiplinan pemerintah dalam mengelola anggaran, sekaligus memberikan pesan keras soal akuntabilitas.

    “Saya harus mengelola di pusat supaya kekayaan negara benar-benar untuk rakyat, supaya tidak ada kebocoran, tidak ada maling-maling yang mencuri uang rakyat. Kalian suka nggak kalau saya sikat maling-maling semua itu?,” tandas Prabowo.

    Alhasil, dari Tapanuli Tengah, Kutacane, hingga Padang Pariaman, narasi Prabowo dalam setiap kunjungannya memuat tiga benang merah yaitu penguatan respons cepat dari BBM, listrik, helikopter, hingga jalur udara untuk desa terisolasi.

    Lalu, pemulihan infrastruktur dasar mulai dari jembatan, sekolah, dan fasilitas desa serta pentingnya solidaritas sosial dan tata kelola negara yang bersih. Dia menutup tiap kunjungan dengan keyakinan bahwa Indonesia mampu menghadapi bencana ini bersama-sama.

    “Kita atasi ya, negara kita kuat sekarang mampu untuk mengatasi,” pungkas Prabowo.

    Lawatan pada 1 Desember 2025 itu bukan hanya inspeksi teknis, tetapi juga penguatan moral di tengah masyarakat yang sedang berduka. Dari suara warga yang menyambutnya hingga senyum para korban, perjalanan itu menggambarkan upaya kolektif untuk bangkit dari hari-hari tergelap yang semua upayakan agar bisa berlalu.

  • Duka Berlapis Korban Banjir Sumatera: Rumah Rusak, Harta Dijarah

    Duka Berlapis Korban Banjir Sumatera: Rumah Rusak, Harta Dijarah

    Liputan6.com, Jakarta Belum surut duka yang dialami, cobaan kembali datang. Simus, korban banjir di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengalami bencana bertubi-tubi. Rumahnya rusak parah diterjang banjir. Bahkan lumpur tebal merendam lantai rumah.

    Bukan itu saja, ternyata saat Simus mengungsi, rumahnya yang dalam keadaan kosong, disatroni penjarah. Akibatnya, uang tunai, laptop hingga perhiasan emas senilai total Rp 50 juta yang disimpan di dalam lemari kamar, raib dijarah pelaku.

    Siang itu, Simus nampak sibuk. Gerakannya mondar-mandir di dalam rumah. Sambil memegang alat sederhana yang terbuat dari kayu, dia membersihkan lumpur dari dalam rumah.

    Dia bercerita, rumahnya disatroni maling saat ditinggal mengungsi. Kaca mobil dipecah. Di dalam rumah, laptop hilang.

    “Rumah kosong. Semuanya ditinggal,” kata Simus. Dikutip dari SCTV, Selasa (2/12/2025).

    Pencurian diduga dilakukan pada malam hari, ketika warga korban banjir mengungsi ke tempat yang lebih aman.

    Bukan rumah Simus saja yang disatroni maling. Warga lain juga mengalami kejadian serupa. Kerugian yang diderita warga pun beragam.

    “Banyak terjadi penjarahan. Barang emas, uang. Ini saudara saya sendiri yang di depan saya ini, rumahnya ada penjarahan,” kata korban banjir, Rodi.

    Keluarga Rodi menyadarai barang berharga hilang setelah kembali pulang usai mengungsi. Lemari di dalam rumah dalam kondisi utuh, namun saat dibuka, harta berharga sudah hilang.

    “Kejadiannya di malam pertama. Di malam kedua, kita di hari kedua sudah berkumpul dengan keluarga. Jadi untuk mencari barang-barang berharga, lemari ini terbuka utuh tapi sudah dibuka,” pungkas Rodi.

  • Harap Prabowo Jadi Presiden Seumur Hidup, Bupati Aceh Tenggara Disebut Penjilat

    Harap Prabowo Jadi Presiden Seumur Hidup, Bupati Aceh Tenggara Disebut Penjilat

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial, John Sitorus menyorot tajam sikap dari Bupati Aceh Tenggara, Salim Fakhry

    Ini berkaitan dengan kehadiran langsung Presiden Prabowo Subianto di lokasi banjir.

    Yang disorot oleh John Sitorus adalah sikap dari Bupati Aceh Tenggara itu yang masih membawa sikap politik di tengah-tengah bencana alam yang terjadi.

    Lewat unggahan di akun media sosial Threads pribadinya, John Sitorus menyampaikan sorotannya itu.

    “Saya selalu dukung Aceh termasuk saat gubernur saya, Bobby Nasution mau MALING 4 pulau Aceh Tapi, mental-mental PENJIILAT begini ga boleh ditoleransi,” tulisnya dikutip Selasa (2/12/2025).

    “Hanya karena presiden hadir ke lokasi bencana. Ini namanya lo harus UTAK ATIK Konstitusi lagi, bisa-bisanya kepikiran politik saat bencana?,” ungkapnya.

    Ada harapan besar dari John Sitorus agar Salim Fakhry bisa menyadari ucapannya itu.

    “Bupati Aceh Tenggara, semoga anda menyadari ucapan dari lidah yang tak bertulang itu,” sebutnya.

    “Urusan nyawa rakyat lebih penting dari sekadar berkuasa seumur hidup,” jelasnya.

    Sebelumnya, Bupati Aceh Tenggara, Salim Fakhry, sempat menyampaikan harapannya saat menemani Presiden Prabowo Subianto meninjau pengungsian di Kutacane, Pulo Sanggar, Aceh Tenggara, Senin (1/12/2026).

    Ia kemudian mengungkap kehadiran sang Presiden membuat rakyat Aceh tidak sia-sia sudah memilih Prabowo sebagai tokohnya.

    Fakhry juga mengungkap dan berharap Presiden Prabowo bisa menjabat posisinya itu seumur hidup.

    “Intinya, kehadiran Bapak sebagai pemimpin negara mengobati hati rakyat dan masyarakat Aceh Tenggara yang dulu setia memilih Bapak Presiden pada Pemilu Presiden tahun lalu,” beber dia.

  • 5 Poin Arahan Prabowo Terkait Penanganan Banjir Sumatra

    5 Poin Arahan Prabowo Terkait Penanganan Banjir Sumatra

    Bisnis.com, JAKARTA – Lawatan Presiden Prabowo Subianto ke Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat pada Senin (1/12/2025) menegaskan arah kebijakan darurat bencana pemerintah untuk penanganan banjir dan longsor di wilayah Sumatra. 

    Menurut catatan Bisnis, terdapat lima poin utama arahan Prabowo berdasarkan rangkaian pernyataannya di tiga provinsi tersebut.

    Dari Tapanuli Tengah hingga Padang Pariaman, ada benang merah yang disampaikan Presiden Prabowo, yakni memastikan mobilitas logistik, memperkuat koordinasi lintas instansi, dan memastikan negara hadir langsung.

    Berikut 5 Poin Arahan Prabowo Terkait Penanganan Banjir Sumatra

    1. Prioritas BBM dan pemulihan listrik sebagai fondasi penanganan bencana

    Di Sumatra Utara, Prabowo berulang kali menekankan pentingnya pasokan energi terutama BBM yang menjadi syarat utama operasional alat berat, generator, hingga mobilisasi tim penyelamat.

    “Kita sekarang prioritas bagaimana bisa segera mengirim bantuan-bantuan yang diperlukan terutama BBM yang sangat penting dan listrik sebentar lagi saya kira bisa dibuka semuanya,” ucapnya dalam forum tersebut.

    Meskipun pemulihan listrik hampir 100% dilaporkan telah tercapai di Sumut saat Prabowo tiba di Padang Pariaman, tetapi Kepala negara menekankan bahwa BBM menjadi tantangan utama karena banyak jalur darat terputus. Oleh karena itu, pemerintah memaksimalkan jalur laut dan udara.

    “Kapal besar sudah bisa merapat di Sibolga dan Herkules terus kita kerahkan,” katanya.

     

    2. Pembukaan akses desa terisolasi melalui udara

    Sejumlah kabupaten di Sumut, Aceh, dan Sumbar masih belum dapat ditembus dari darat. Dalam situasi seperti itu, pemerintah memfokuskan pengiriman bantuan lewat helikopter dan pesawat.

    Di sisi lain, orang nomor satu di Indonesia itu pun mengapresiasi respons cepat lintas sektor menjadi catatan Prabowo.

    “BNPB reaksinya cukup cepat, TNI sangat cepat, Polri juga cepat,” ucapnya.

     

    3. Perbaikan jembatan dan fasilitas dasar sebagai langkah pemulihan jangka menengah

    Dari Aceh hingga Sumbar, Prabowo menyoroti kerusakan infrastruktur menjadi masalah signifikan jembatan putus, akses antar kecamatan terhenti, fasilitas desa rusak, dan sekolah terdampak. 

    Di Kuta Cane, Prabowo menegaskan komitmen untuk memperbaiki jembatan-jembatan rusak. Dia menyebut anggaran telah dialokasikan dan penghematan pusat dilakukan agar pemulihan desa bisa dipercepat.

    “Kita lakukan penghematan banyak di pusat supaya sebanyak mungkin bantuan, bisa membantu kepentingan rakyat di paling bawah,” ucapnya.

    Presiden Prabowo Subianto meninjau lokasi terdampak banjir di Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, pada Senin, 1 Desember 2025. Foto: BPMI Setpres/Cahyo 

    4. Negara hadir bersama warga 

    Di Padang Pariaman, Prabowo memberikan pernyataan paling emosional dalam rangkaian kunjungan ini. Dia menekankan solidaritas dan keberpihakan negara kepada warga terdampak.

    Prabowo juga menegaskan bantuan untuk rumah-rumah yang rusak akibat diterjang banjir bandang. 

    “InsyaAllah kita akan perbaiki semuanya, rumah-rumah yang rusak akan kita bantu,” imbuhnya.

    5. Penekanan pada tata kelola: tidak boleh ada kebocoran bantuan

    Di akhir kunjungannya, Prabowo menegaskan pesan tentang pentingnya integritas birokrasi dalam pengelolaan dana bencana maupun pembangunan wilayah terdampak.

    “Supaya tidak ada kebocoran, tidak ada maling-maling yang mencuri uang rakyat. Kalian suka nggak kalau saya sikat maling-maling semua itu?”

    Pesan ini merujuk pada keyakinan Prabowo bahwa program bantuan, koperasi desa, MBG, hingga perbaikan sekolah hanya akan efektif jika tata kelola negara berjalan bersih. 

    Sehari penuh meninjau tiga provinsi, Prabowo membawa tiga pesan besar yaitu akses logistik dan energi adalah prioritas paling mendesak. Pemulihan jembatan dan infrastruktur desa adalah agenda jangka menengah. Negara tidak boleh membiarkan warga menghadapi bencana sendirian. 

    Dengan cuaca yang dilaporkan mulai membaik, Prabowo menegaskan bahwa langkah berikutnya adalah memastikan seluruh perangkat pemerintah bekerja “kompak” dan “solidaritas semua” untuk menuntaskan fase pemulihan.

    “Kita atasi ya, negara kita kuat sekarang mampu untuk mengatasi,” tandas Prabowo.

  • Kita Takkan Biarkan Korban Banjir Sumatra Pikul Beban Sendiri

    Kita Takkan Biarkan Korban Banjir Sumatra Pikul Beban Sendiri

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menegaskan pemerintah tidak akan membiarkan masyarakat terdampak bencana banjir di Sumatra memikul beban sendiri. Dia memastikan pemerintah akan ikut membantu perbaikan jembatan putus hingga rumah warga yang rusak karena diterjang banjir besar.

    “Kita semua satu keluarga besar, kita tidak akan membiarkan saudara-saudara sendiri memikul beban,” kata Prabowo saat menemui korban banjir di posko pengungsian Padang Pariaman, Sumatra Barat, Senin (1/12/2025).

    Dalam kunjungan tersebut, Prabowo menyampaikan kabar baik bahwa cuaca telah membaik dan bantuan sudah banyak yang sampai ke wilayah terdampak. Ia juga melaporkan perkembangan pemulihan infrastruktur dasar di sejumlah daerah.

    Dia menyampaikan aliran lisrik di Sumatra Barat sudah hampir 100 persen berangsur pulih. Selain itu, ketersediaan air bersih untuk masyarakat terdampak banjir juga tengah dibenahi.

    “Air sedang dibenahi, jembatan-jembatan sedang kita bentuk semua. Insyallah kita akan perbaiki semuanya, rumah-rumah yang rusak akan kita bantu,” tutur Prabowo.

    “Alhamdulillah!” ucap warga terdampak banjir.

    Prabowo mengakui bahwa sebagian kabupaten di wilayah terdampak banjir masih sulit dijangkau lewat jalur darat. Kendati begitu, pemerintah memastikan distribusi bantuan tetap berjalan melalui udara.

    “Beberapa kabupaten belum bisa tembus dari darat, tapi sudah bisa kita datangi dari udara, dari helikopter, pesawat” ujar Prabowo.

    Prabowo lantas berpamitan kepada para korban terdampak banjir di posko pengungsian Padang Pariaman. Dia akan kembali ke Jakarta untuk mengelola kekayaan negara demi kesejahteraan masyarakat.

    “Saya pamit, mengecek tempat-tempat lain. Yang penting, saya harus mengelola di pusat supaya kekayaan negara benar-benar untuk rakyat. Supaya tidak ada kebocoran, tidak ada maling-maling yang mencuri uang rakyat,” jelas Prabowo.